Anda di halaman 1dari 38

RANCANGAN AKTUALISASI

NILAI NILAI DASAR PROFESI PEGAWAI NEGERI SIPIL

CALON PEGAWAI NEGERI SIPIL

Optimalisasi Pemeliharaan Kebersihan Lingkungan Bidang Kegiatan Kerja atau Bimbingan Kerja
di Lembaga Pemasyarakatan Klas l Semarang

OLEH

NAMA : RISKY HENDRAWAN

NIP : 199711272020121001

PESERTA PELATIHAN DASAR CPNS GOLONGAN II

ANGKATAN XXXV

KEMENTERIAN HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA REPUBLIK INDONESIA

BALAI PENDIDIKAN DAN PELATIHAN HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA

JAWA TENGAH

RANCANGAN AKTUALISASI NILAI NILAI DASAR PROFESI PNS

CALON PEGAWAI NEGERI SIPIL

i
LEMBAR PERSETUJUAN

RANCANGAN AKTUALISASI NILAI NILAI DASAR PROFESI PNS

CALON PEGAWAI NEGERI SIPIL

Nama : Risky Hendrawan

NIP : 199711272020121001

Telah Disetujui

Pada Hari..... Tanggal...... 2021

Mentor Coach / Pembimbing

Dr.H. Taufiq Hidayat, S.Ag.M.Si I Wayan Iwantara, S.Si.,M.Pd.

NIP.197704272009121002 NIP.

Mengetahui

Kepala Balai Pendidikan dan Pelatihan Hukum dan Hak Asasi Manusia Jawa Tengah
KEMENKUMHAM

Kaswo, S.Sos. M.A.P. Dr. H. Muchamad Toha, S.Ag., M.Si

NIP.197404261999031001 NIP. 196910282002121002

ii
LEMBAR PENGESAHAN

RANCANGAN AKTUALISASI NILAI NILAI DASAR PROFESI PNS

Nama : Risky Hendrawan

NIP : 199711272020121001

Telah diuji di depan Penguji

Pada Hari..... Tanggal...... 2021

Penguji

...........................................

NIP

Mengetahui

Kepala Balai Pendidikan dan Pelatihan Hukum dan Hak Asasi Manusia Jawa Tengah
KEMENKUMHAM

Kaswo, S.Sos. M.A.P. Dr. H. Muchamad Toha, S.Ag., M.Si

NIP.197404261999031001 NIP. 196910282002121002

iii
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT, karena atas berkat, rahmat dan nikmat- Nya sehingga penulis
dapat menyelesaikan “Rancangan Aktualisasi Nilai-nilai Dasar Profesi Pegawai Negeri Sipil Pelatihan
Dasar CPNS Golongan II Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia”.
Penulisan laporan rancangan aktualisasi tidak dapat terwujud tanpa bantuan dari berbagai
pihak. Dalam kesempatan ini, penulis ingin mengucapkan penghargaan dan terima kasih yang sebesar-
besarnya kepada:
1. Supriyanto, Bc.IP,S.Pd selaku Kepala Rumah Detensi Imigrasi Surabaya yang telah memberikan
kesempatan dan ijin untuk mengikuti Diklatsar CPNS Golongan II Kemenkumham Tahun 2021 di
Balai Diklat Hukum dan HAM Jawa Tengah;
2. I Wayan Iwantara selaku coach yang senantiasa dengan sabar, teliti dan sepenuh hati membimbing
penulis dalam menyusun rancangan aktualisasi ini.
3. Bapak Taufik Hidayat selaku mentor yang telah banyak membantu dalam memberikan saran dan
masukan mengenai perkiraan program kegiatan dalam pelaksanaan rancangan aktualisasi di Lapas
Kelas 1 Semarang
4. Bapak / Ibu Widyaiswara dan Pantia yang telah bekerja keras dalam mensukseskan penyelenggraan
diklat ini.
5. Orang tua yang senantiasa memberikan dukungan kepada penulis sehingga penulis memiliki
kekuatan dalam menyelesaikan semua kewajiban penulis pada masa diklat.
6. Rekan – rekan peserta Latsar Golongan II Angkatan XXV Kelompok 2 tahun 2021 yang selalu kompak.
Penulis menyadari bahwa Rancangan Aktualisasi ini masih jauh dari sempurna. Penulis
mengharapkan kritik dan saran yang membangun demi perbaikan rancangan ini. Semoga rancangan ini
dapat bermanfaat dan dapat penulis realisasikan seluruhnya dengan baik.

Semarang, Juni 2021


Penulis

Risky Hendrawan

iv
DAFTAR ISI

JUDUL………………………………………………………………………………………I

LEMBAR PERSETUJUAN……………………………………………………………….II

LEMBAR PENGESAHAN….…………………………………………………………….III

KATA PENGANTAR………………………………………………………………………IV

DAFTAR ISI…………………………………………………………………………………V

DAFTAR TABEL……………………………………………………………………………VII

DAFTAR GAMBAR…………………………………………………………………………VIII

BAB I PENDAHULUAN………………………………………………………………….....1

A. Latar Belakang………………………………………………………………….......…..1
B. Tujuan dan Manfaat…………………………………………………………………….2
C. Ruang Lingkup…………………………………………………………………………..3

BAB II RANCANGAN AKTUALISASI……………………………...……………………......4

A. Deskripsi Organisasi……………..………………………………………………….....4
1. Profil Organisasi…………......…………………………………………..........4
2. Visi dan Misi………………………………………………………………....…6
3. Tugas dan Fungsi……………………………………………………........…..6
4. Nilai – Nilai Organisasi…....……………………………………...................7
B. Deskripsi Isu…………………………………………………………………………….7
C. Teknik Analisis Isu………………………………………………………………………….......11
D. Argumentasi terhadap Core Issue Terpilih………………………………………....13
E. Nilai – Nilai Dasar Profesi PNS………………………………………………………16
F. Matriks Rancangan……………………………………………………………………18
G. Jadwal Kegiatan……………………………………………………………………….23
H. Kendala dan antisipasi………………………………………………………………..24
v
BAB III PENUTUP……………………………………………………………………………..25

A. Kesimpulan…………………………………………………………………………….25
B. Saran…………………………………………………………………………………...25
DAFTAR PUSTAKA…………………………………………………………………………..26

LAMPIRAN……………………………………………………………………………………..27

vi
DAFTAR TABEL

Tabel Analisis Isu menggunakan metode tapisan AKPL

Tabel Analisis Isu menggunakan metode tapisan USG

Tabel Kriteria Penetapan Nilai Analisis USG

Tabel Matrik Kegiatan Rancangan Aktualisasi

Tabel Jadwal Kegiatan Aktualisasi

vii
DAFTAR GAMBAR

Gambar Kantor Lapas Kelas 1 Semarang

Gambar Analisis Lingkungan bimker

Gambar Bimbingan Petugas Pemasyarakatan

viii
BAB I
PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Lembaga Pemasyarakatan (Lapas) adalah tempat untuk melakukan pembinaan terhadap
narapidana dan anak didik pemasyarakatan di lndonesia. Sebelum dikenal istilah lapas di lndonesia,
tempat tersebut disebut dengan istilah penjara. Lembaga Pemasyarakatan merupakan Unit
Pelaksana Teknis di bawah Direktorat Jenderal Pemasyarakatan Kementerian Hukum dan Hak Asasi
Manusia (dahulu Departemen Kehakiman). Penghuni Lembaga Pemasyarakatan bisa narapidana
(napi) atau Warga Binaan Pemasyarakatan (WBP) bisa juga yang statusnya masih tahanan,
maksudnya orang tersebut masih berada dalam proses Pradilan dan belum ditentukan bersalah atau
tidak oleh hakim. Pegawai negeri sipil yang menangani pembinaan narapidana dan tahanan di
lembaga pemasyarakatan disebut Petugas Pemasyatakatan, atau dahulu lebih dikenal dengan istilah
sipir penjara.
Beberapa LAPAS yang seharusnya menjadi tempat membina narapidana digunakan untuk menahan
tersangka atau terdakwa. Perubahan fungsi ini didasarkan pada Surat Keputusan Menteri Kehakiman
No. M.04.UM.o1.06 Tahun 1983 tentang Penetapan Lembaga Pemasyarakatan Tertentu sebagai
Rumah Tahanan Negara. Sebagai ASN berdasarkan pasal 10 UU NO. 5 tahun 2014 tentang ASN,
pegawai ASN memiliki 3 fungsi yaitu antara lain:
1. Pelaksana kebijakan publik
2. Pelayanan publik
3. Perekat dan pemersatu

ASN harus menanamkan nilai kejujuran dalam dirinya sendiri agar nilai-nilai integritas dapat
diamalkan dalam tugas dan kewajiban sebagai ASN. Dalam menjalankan fungsi sebagai seorang
ASN khususnya di Lapas tidak terlepas dari kegiatan keamanan dan dan ketertiban di dalam lapas.
Pada saat pelaksanaan aktualisasi ini penulis bertugas sebagai staf kegiatan kerja di lingkungan
lapas klas 1 Semarang yang mempunyai tugas untuk menjaga kemananan, ketertiban, mengelola
hasil produksi dan juga menjaga lingkungan kebersihan khususnya di bidang kegiatan kerja Lapas 1
Semarang. Pada saat ini penulis ditempatkan pada UPT Lembaga Pemasyarakatan (LAPAS) Klas l
Semarang . Selama bekerja, ternyata banyak menemukan masalah yang ada di Lapas Klas l
Semarang. Salah satunya yaitu masih kurangnya pemeliharaan kebersihan WBP terkhusus
lingkungan giatja , dimana masih banyak sampah yang berserakan, kamar mandi penghuni yang
belum rapi dan bersih yang disebabkan kurangnya pengawasan dan belum adanya iadwal petugas
1
pelaksanaan kebersihan lingkungan bimker sehingga menyebabkan pelaksanaan kebersihan tidak
terlaksana dengan baik. Dalam pelaksanaan aklualisasi ini penulis hanya bertanggung jawab dan
terfokus pada lingkungan kegiatan kerja/bimker saja.

Berdasarkan permasalahan di atas, maka penulis memilih gagasan pemecahan masalah, yaitu:"
Optimalisasi Pemeliharaan Kebersihan Lingkungan Bidang Kegiatan Kerja atau Bimbingan Kerja di
Lembaga Pemasyarakatan Klas l Semarang ". Kegiatan aktualisasi ini merujuk pada peraturan
Keputusan Kepala Kepala Lembaga Administrasi Negara Nomor 93/K.1/PDP.07/2021 Tentang Pedoman
Penyelenggaraan Pelatihan Dasar Calon Pegawai Negeri Sipil, disebutkan bahwa penyelenggaraan
Pelatihan Dasar Calon Pegawai Negeri Sipil diselenggarakan dengan cara:

1. Pelatihan Klasikal;

2. Blended Learning; atau

3. Distance Learning dalam Keadaan Darurat atau Keadaan Tertentu. Yang dimaksud dengan dengan
Keadaan Darurat atau Keadaan Tertentu adalah: Terjadi Pandemi atau wabah penyakit secara meluas;
Bencana Alam; Penanganan atau pemuliha keamanan lingkungan tempat penyelenggaraan pelatihan;
dan/atau Keadaan darurat atau keadaan lainnya yang ditetapkan oleh Pemerintah.

B. Tujuan dan Manfaat

a. Tujuan penulisan aktualisasi ini adalah untuk memberikan peningkatan pelayanan yang tertib, aman,
nyaman dan profesional terkait pelaksanaan kegiatan yang telah direncanakan sesuai dengan nilai-nilai
dasar profesi ASN ANEKA (Akuntabilitas, Nasionalisme, Etika Publik, Komitmen Mutu, dan Anti Korupsi)
serta Peran dan Kedudukan ASN dalam NKRI yaitu Manajemen ASN, dan Pelayanan Publik. Selain itu,
pelaksanaan ini bertujuan untuk meningkatkan kebersihan di blok tersebut dan mengajarkan warga
binaan untuk menerapkan Pola Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) sehingga bias meminimalisir tingkat sakit
warga binaan.

b. Manfaat

1. Diri Sendiri

2
Menambah pengalaman dan pengetahuan peoulis dalam proses aktualisasi sehingga dapat mudah
dalam menyesuaikan diri dengan keadaan sebenarnya di saluan kerja. Meniadi ASN yang terampil serta
mempunyai sikap berintegritas, profesional dan disiplin dalam menjalankan tugas.

2. Bagi warga Binaan Pemasyarakatan (WBP)

Dengan adanya kegiatan keberihan ini dapat menciptakan Iingkungan yang bersih bagi WBP dan
menciptakan kenyamanan bagi penghuni. Menjadi pedoman bagi WBP untuk menerapkan Pola Hidup
Bersih dan Sehat.

3. Bagi Lembaga Pemasyarakatan

Bagi Stakeholder agar dapat memahami pentingnya penerapan nilai-nilai ASN dan aktualisasinya untuk
menunjang pelaksanaan tugas dan fungsinya sebagai ASN dalam meningkatkan kualitias manajemen
dan pelayanan pada Lembaga Pemasyarakatan Klas l Semarang. Menciptakan lingkungan kerja yang
harmonis bagi seluruh elemen yang ada di Lembaga Pemasyarakatan Klas 1 Semarang.

C. Dasar dan Ruang Lingkup Kegiatan


Sesuai dengan SK Sekretaris jenderal kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia, penulis ditugaskan
di Lembaga Pemasyarakatan Kelas 1 Semarang. Kegiatan aktualisasi ini ditetapkan dari 3 sumber yaitu
SKP, perintah atasan dan inovasi atas persetujuan atasan dalam melaksanakan tugas di bidang staf
kegiatan kerja yang mampu menerapkan nilai-nilai dasar ANEKA (Akuntabilitas, Nasionalisme, Etika
Publik, Komitmen Mutu dan AntiKorupsi) serta nilai pelayanan publik, manajemen ASN, dan whole of
goverment dalam melaksanakan tugas pokok dan fungsi sehari-hari

3
BAB II
RANCANGAN AKTUALISASI

A. Profil Organisasi Lapas Kelas 1 Semarang

1. Profil Organisasi Lapas Kelas 1 Semarang

Lembaga Pemasyarakatan Kelas I Semarang merupakan Salah satu Unit Pelaksana Teknis
Pemasyarakatan di Wilayah Provinsi Jawa Tengah, yang berfungsi sebagai Lemba
Pemasyarakatan. Menempati areal seluas 34.000 m2 ( terdiri dari 8.436 m2 untuk bangunan,
dan sisanya untuk sarana lingkungan ) Lembaga Pemasyarakatan Kelas I Semarang terletak di

4
Jl. Raya Semarang-Boja KM.4, Wates, Kec. Ngaliyan, Kota Semarang, Jawa Tengah 50188
dengan nomor telepon (024) 7628283

 Stuktur Organisasi

Kalapas

SUPRIYANTO, Bc.IP,S.Pd

Kasubag umum Kasubbag Kepegawaian

Sapto weni
Galih

Kabid Kamtibmas

Irfan

Kasie Registrasi
Kasie bimker Aditya Putra
Ahmad S

Kasie sarana kerja


Kasie Keamanan Muhtadi,
Taufik Hidayat
S.H

Kasie bimkemas

Andi

Lembaga Pemasyarakatan Kelas I Semarang merupakan Salah satu Unit Pelaksana Teknis
Pemasyarakatan di Wilayah Provinsi Jawa Tengah, yang berfungsi sebagai Lembaga
Pemasyarakatan. Menempati areal seluas 34.000 m2 ( terdiri dari 8.436 m2 untuk
bangunan, dan sisanya untuk sarana lingkungan ) Lembaga Pemasyarakatan Kelas I
5
Semarang terletak di Jl. Raya Semarang-Boja KM.4, Wates, Kec. Ngaliyan, Kota
Semarang, Jawa Tengah 50188 dengan nomor telepon (024) 7628283

2. Visi dan misi

organisasi VISI

"Masyarakat Memperoleh Kepastian Hukum"

MISI

1. Mewujudkan peraturan perundang-undangan yang berkualitas;


2. Mewujudkan pelayanan hukum yang berkualitas;
3. Mewujudkan penegakan hukum yang berkualitas;
4. Mewujudkan penghormatan, pemenuhan, dan perlindungan Hak Asasi Manusia;
5. Mewujudkan layanan manajemen administrasi Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia; dan
6. Mewujudkan aparatur Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia yang profesional dan
berintegritas.

TATA NILAI

Kementerian Hukum dan HAM menjunjung tinggi tata nilai kami "P-A-S-T-I"

1. Profesional : Aparatur Kementerian Hukum dan HAM adalah aparat yang bekerja keras
untuk mencapai tujuan organisasi melalui penguasaan bidang tugasnya,
menjunjung tinggi etika dan integirtas profesi;
2. Akuntabel : Setiap kegiatan dalam rangka penyelenggaraan pemerintah dapat
dipertanggungjawabkan kepada masyarakat sesuai dengan ketentuan atau
peraturan yang berlaku;
3. Sinergi : Komitmen untuk membangun dan memastikan hubungan kerjasama yang
produktif serta kemitraan yang harmonis dengan para pemangku

6
kepentingan untuk menemukan dan melaksanakan solusi terbaik,
bermanfaat, dan berkualitas;
4. Transparan : Kementerian Hukum dan HAM menjamin akses atau kebebasan bagi setiap
orang untuk memperoleh informasi tentang penyelenggaraan pemerintahan,
yakni informasi tentang kebijakan, proses pembuatan dan pelaksanaannya,
serta hasil-hasil yang dicapai;
5. Inovatif : Kementerian Hukum dan HAM mendukung kreatifitas dan mengembangkan
inisiatif untuk selalu melakukan pembaharuan dalam penyelenggaraan tugas
dan fungsinya.
MOTTO

Lembaga Pemasyarakatan Kelas I Semarang memiliki Motto "B E R T E M A N". (Bersih, Tertib,
Aman, Nyaman)

B. Deskripsi Isu

5 isu yang terdapat di lingkungan Giatja (Giat Kerja) Lapas klas 1 Semarang
 Kurangnya kebersihan wbp di lingkungan bimker
 Kurangnya displin wbp untuk datang tepat waktu di lingkungan giatja
 Kurangnya petugas bimker dalam pengawasan di bidang kegiatan kerja
 Kurangnya kreativitas dalam pembuatan suatu produk
 Kurangnya pemasaran dalam penjualan barang di lapas

1. Kurangnya kebersihan wbp (warga binaan pemasyarakatan) di lingkungan bimker


Deskripsi isuIndikasi dari kurangnya kebersihan wbp di lingkungan bimker meliputi : masih terdapat saluran air
atau gorong-gorong yang kotor, kamar mandi dan wc yang masih kotor, sebagian wbp membuang sampah
sembarangan, dan juga tidak merapikan tempat kerja lagi setetlah selesei pekerjaannya. Kurangnya kebersihan
seperti masih terdapat saluran limbah yang kotor, kamar mandi yang kurang bersih, masih terdapat kotoran bekas
cat dan juga permasalahan lainnya. Lingkungan yang bersih akan membawa kenyamanan dalam bekerja dan
berinovasi, dan pastinya nyaman untuk ditinggali. Memberikan rasa nyaman kepada warga binaan selama
menjalani masa pidana adalah salah satu strategi untuk mengurangi keinginan dari warga binaan untuk melakukan
hal yang berakibat terjadinya gangguan keamanan. Salah satunya adalah memelihara kebersihan lingkungan di

8
dalam lapas. Lingkungan yang bersih dan asri akan memberikan dampak yang sangat positif bagi warga binaan
pemasyarakatan

 Kondisi kebersihan

9
1. Kurangnya displin wbp untuk datang tepat waktu di lingkungan giatja

Pelaksanaan kegiatan pekerja di bimker lapas klas 1 Semarang ini dimulai pukul 08.00. petugas
di bimker sebelum melaksanakan kegiatan kerja terlebih dahulu mempersiapkan apel pagi
sebagai tanda dimulainya kegiatan kerja di lapas klas 1 Semarang. Namun, masih terdapat wbp
yang telat pelaksanaan apel yang dimulai pukul 08.00 tersebut. Wbp masih banyak yang
terlambat dalam pelaksanaan apel sehingga menyulitkan petugas untuk memeriksa dan
menghitung jumlah kerja yang ada di lingkungan giatja. Beberapa dari mereka tidak tahu jika jam
apel harus di mulai pukul 08.00 alhasil petugas harus memberi sikap disiplin kepada wbp agar
tepat waktu melaksanakan Dari 50 orang wbp ternyatab hampr 50 prsen terlambat ....salah satu
indikasi ........

2. Kurangnya petugas bimker dalam pengawasan di bidang kegiatan kerja

Hal ini bisa terindikasi dari jumlah petugas yang ada bila dibnadingkan dengan wbp yang di
awasi. Hal ini terlihat dari tidak sebanding dengan jumlah wbp dan petugas. Petugas dari staf
bimker memang mengalami kekurangan. Pegawai yang ada sekitar 2 pegawai yang mengawasi
bidang ini terdiri dari 3 kasie dan satu kabid. Untuk itu, penambahan pegawai harus dilakukan
terkait banyak juga wbp yang tidak seimbang dngan jumlah pegawai. wasrik dan juga ada
pengawasan dari dalam juga. Intinya beban kerja beribmngnya petugas lbh smngt dgn demikian
beban kerja jd efektiv

 Dokumentasi bimibingan kepada wbp

10
3. Kurangnya kreativitas wbp dalam pembuatan suatu produk

Kreativitas dalam pembuatan produk di lingkungan bimker ini ragamnya belum banyak. Pelatihan
ataupun kerja sama dengan umkm belum maksimal dikarenakan pandemi yang sedang
mewabah. Pelatihan diperlukan agar pekerja di bimker memiliki skill yang meningkat ataupun
kreativitasnya bertambah sehingga dapat berguna untuk lapas maupun berguna suatu saat jika
sudah habis masa tahanan wbp.

4. Kurangnya pemasaran dalam penjualan barang di lapas

Dar bbrp karya Barang wbp mengalamiIndikasi kurang pemasaran kurang lncrnya proses dan
keluarnya yang diperjualbelikan ke lapas. Masih banyak belum laku padhal sudah berlngsung
jualan bbrp bulan. Salah satu penyebab blm d imksimlkan. Seharusnya barang wbp perlu
digalakn agar semngt mmbuat karya Permasalahan yang dialami warga binaan pemasyarakatan
Lapas Klas 1 Semarang ialah pemasaran hasil produk karya warga binaan. Sejauh ini Lapas
Klas 1 Semarang hanya bekerjasama dengan beberapa pihak namun tidak secara langsung
pada masyarakat. Berdasarkan prioritas permasalahan yang dimiliki oleh warga binaan
pemasyarakatan. Untuk itu solusi untuk meningkatkan perluasan pemasaran bisa dilakukan
sebagai berikut:
1) Website pemasaran produk dan
2) Sosialisasi dan pelatihan penggunaan website. Harapannya produk hasil karya warga binaan
pemasyarakatan Lapas Klas 1 Kota Semarang dapat dikenal dan diperjual-belikan kepada masyarakat
luas. Pembuatan website olshop sebagai sarana untuk peningkatan penjualan produk yang dibuat
oleh warga binaan pemasyarakatan Lapas Kelas 1 Semarang dikatakan sukses dan diterima baik.
Harapannya dengan adanya pengembangan olshop hasil karya warga binaan pemasyarakatan dapat
menjangkau pasar yang lebih luas dan memberikan wawasan bagi warga binaan pemasyarakatan
sebagai skill yang dapat dikembangkan setelah keluar dari Lapas. Dalam isu ini dapat menerapakan
managemenen ASN dimana kita sebagai petugas harus dapat mengelola hasil dari mereka untuk dijual
ke pihak luar dan bermanfaat untuk mereka. Dalam Wog kami sebagai petugas bekerjasama
dengan pihak ketiga, pengunjung di lapas, maupun dengan pegawai lapas kelas 1 Semarang
sendiri dimana mencanangkan one product dimana satu petugas membeli hasil produksi warga
binaan.

11
2. Teknik Analisis Isu

 Analisis AKPK (Aktual, Kekhalayakan, Problematika, Kelayakan)


Dari isu yang telah dipilih selanjutnya akan dianalisa menggunakan metode analisa
AKPK (Aktual, Kekhalayakan, Problematika, Kelayakan). AKPK , yaitu :
1. Aktual artinya isu tersebut benar-benar terjadi dan sedang
hangat dibicarakan dalam masyarakat.
2. Kekhalayakan artinya Isu tersebut menyangkut hajat hidup orang banyak.

3. Problematik artinya Isu tersebut memiliki dimensi masalah yang


kompleks, sehingga perlu dicarikan segera solusinya secara
komperehensif.

4. Kelayakan artinya Isu tersebut masuk akal, realistis, relevan, dan


dapat dimunculkan inisiatif pemecahan masalahnya

12
No Isu Nilai Total Peringkat

A K P K

1. Kurangnya kebersihan wbp di 5 5 5 5 20 I


lingkungan bimker

2. Kurangnya displin wbp untuk datang tepat 5 5 5 4 19 II


waktu di lingkungan giatja

3. Kurangnya petugas bimker dalam 4 4 4 1 13 V


pengawasan di bidang kegiatan kerja

4. Kurangnya kreativitas dalam pembuatan 5 4 4 3 16 IV


suatu produk

5. .Kurangnya pemasaran dalam 5 5 5 2 17 III


penjualan barang di lapas

*skala =1-5

Dari analisis isu dengan alat analisis AKPK diatas, maka diambil tiga
nilai tertinggi yaitu :
1. Kurangnya kebersihan wbp di lingkungan bimker
2. Kurangnya displin wbp untuk datang tepat waktu di lingkungan giatja

3. Kurangnya pemasaran dalam penjualan barang di lapas

II. Analisis USG ( Urgency, Seriousness, Growth )

Ketiga kriteria isu yang mendapatkan ranking tiga besar dalam analisis AKPK

13
tersebut, kemudian dilakukan analisis lanjutan yaitu analisis kualitas isu
dengan alat analisis USG ( Urgency, Seriousness, Growth ). USG yaitu :

1. Urgency artinya seberapa mendesak isu itu harus dibahas, dianalisis dan
ditindaklanjuti
2. Seriousness artinya seberapa serius isu itu harus dibahas dikaitkan
dengan akibat yang ditimbulkan
3. Growth artinya seberapa besar kemungkinan memburuknya isu tersebut
jika tidak ditangani sebagaimana mestinya.

No Isu Nilai Total Peringkat


U S G
1. Kurangnya displin wbp untuk datang tepat 5 4 5 14 2
waktu di lingkungan giatja
2. Kurangnya kebersihan wbp di lingkungan 5 5 5 15 1
bimker

3. Kurangnya pemasaran dalam penjualan 4 3 3 10 3


barang di lapas

 Argumentasi tehadap core isu


kebersihan lingkungan menjadi perhatian untuk petugas terutama saya sendiri yang
bertugas mengawasi lingkungan tersebut. Kurangnya kebersihan seperti masih
terdapat saluran limbah yang kotor, kamar mandi yang kurang bersih, masih
terdapat kotoran bekas cat dan juga permasalahan lainnya. Kebersihan lingkungan
menjadi prioritas utama yang dilakukan oleh petugas bimker . Lingkungan yang
bersih akan membawa kenyamanan dalam bekerja dan berinovasi, dan pastinya
nyaman untuk ditinggali. Memberikan rasa nyaman kepada warga binaan selama
menjalani masa pidana adalah salah satu strategi untuk mengurangi keinginan dari
warga binaan untuk melakukan hal yang berakibat terjadinya gangguan
keamanan.Hal ini juga untuk menyiasati kekurangan tenaga pengamanan yang
tersedia. Petugas berusaha untuk memberikan rasa nyaman kepada warga binaan
selama mereka menjalani pidana, tentunya sesuai dengan aturan yang berlaku.

14
Salah satunya adalah memelihara kebersihan lingkungan di dalam lapas.
Lingkungan yang bersih dan asri akan memberikan dampak yang sangat positif bagi
warga binaan pemasyarakatan yang sedang menjalani masa pidana. Hal ini bisa
dijadikan sebagai hiburan dan tempat rekreasi bagi warga binaan yang sedang
menjalani pidana.

B. Solusi :

1. Membuat atau memberikan alat kebersihan di lingkungan bimker

2. Memberikan pengarahan kepada setiap wbp jaga untuk menjaga kebersihan


disetiap sudut daerah bimker
3. Pembuatan absen melalui fingerprint yang otomatis untuk digunakan wbp yang akan
hadir agar dapat tepat waktu

15
Pengaruh Kurang koordinasi
Sistem
Surroundings Kebiasaan dengan atasan
Kurangnya
wbp yang pemahaman WBP
terkait kondisi
mengabaikan terhadap SOP
lingkungan Lingkungan bimker
kebersihan kebersihan tidak bersih

Skill Kurang tegasnya


petugas kebijakan
III. ANALISIS MENGGUNAKAN FISHBONE
terkait kebersihan
lingkungan
(Profesionalisme)
PENYEBAB Suppliers AKIBAT
   

Kurangnya kesadaran wbp menjaga kebersihan lingkungan bimker optimalisasi kebersihan lingk bimker melalui
petugas di lapas klas 1 semarang.

16
D. Penerapan Nilai-Nilai Dasar PNS (ANEKA)

1. AKUNTABILITAS

Akuntabilitas sering disamakan dengan responsibilitas atau tianggung jawab. Namun pada dasamya,
kedua konsep itu memiliki makna yang berbeda. Responsibilitas adalah kewajiban untuk bertanggung
jawab. Akuntabilitas adalah suatu ker\rajiban pertanggung jawaban yang harus dicapai sedangkan
akuntabilitas adalah ke$,ajiban pertanggung jawaban yang harus dicapai. Akuntabilitas merujuk pada
kewajiban setiap individu, kelompok atau institusi untuk memenuhi tanggung jawab yang menjadi
amanahnya. Akuntabilitas publik memiliki tiga tungsi utama , yaitu untuk menyediakan kontrol demokratis
( peran demokratis ); untuk mencegah korupsi dan penyalahgunaan kekuasaan (peran konstitusional );
dan untuk meningkatkan efisiensi dan efektivitas ( peran belajar ). Akuntabilitas publik terdiri dari dua
macam, yaitu : akuntabilitas vertikal ( pertanggung jawaban kepada otoritas yang lebih tinggi ) dan
akuntabilitas horisontal (pertanggungjawaban pada masyarakat luas). Untuk memenuhi teMujudnya
organisasi sektor publik yang akuntabel, maka mekanisme akuntabilitas harus mengandung dimensi
akuntabilitas keiuiuran dan hukum, akuntabilitas ploses, akuntabilitas program, dan akuntabilitas
kebijakan. Akuntabilitas tidak akan teMujud apabila tidak ada alat akuntabilitas berupa : Perencanaan
Strategis, Kontrak Kinerja, dan Laporan Kinerja. Dalam menciptakan lingkungan kerja yang akuntabel,
ada beberapa indikator dari nilai-nilai dasar akuntabilitas yang harus diperhatikan, yaitu :

 Kepemimpinan

 Transparansi

 lntegritas

 Tanggung Jawab kewajiban.

 Keadilan

 Kepercayaan akuntabilitas

 Keseimbangan

 Kejelasan

 Konsistensi

2. NASIONALISME
Nasionalisme sangat penting dimiliki oleh setiap pegawai ASN. Bahkan tijak hanya sekedar wawasan
saja tetapi kemampuan mengaktualisasikan nasionalisme dalam menjalankan fungsi dan tugasnya
merupakan hal yang lebih penting. Diharapkan dengan nasionalisme yang kuat, maka setiap pegawai
ASN memiliki orientasi berpikir mementingkan kepentingan publik, bangsa, dan negara. Nilai-nilai yang
berorientasi pada kepentingan publik meniadi nilai dasar yang harus dimiliki oleh setiap pegawai ASN.
17
Pegawai ASN dapat mempelajari bagaimana aktualisasi sila demi sila dalam Pancasila agar memiliki
karakter yang kuat dengan nasionalisme dan wawasan kebangsaannya.
3. ETIKA PUBLIK
Etika dapat dipahami sebagai sistem penilaian perilaku serta keyakinan untuk menentukan perbuatan
yang pantas guna menjamin adanya perlindungan hak-hak individu, mencakup cara-cara pengambilan
keputusan untuk membantu membedakan hal-hal yang baik dan buruk serta mengarahkan apa yang
seharusnya dilakukan sesuai nila-nilai yang dianut. Konsep etika sering disamakan dengan moral.
Padahal ada perbedaan antara keduanya. Etika lebih dipahami sebagai refleksi yang baik atau benar.
Sedangkan moral mengacu pada kewajiban unluk melakukan yang baik atau apa yang seharusnya
dilakukan. Etika juga dipandang sebagai karakter atau etos individu/kelompok berdasarkan nalai-nalai
dan norma-norma luhur. Kode etik adalah aturan-aturan yang mengalur tingkah laku dalam suatu
kelompok khusus, sudut pandangnya hanya ditujukan pada hal-hal prinsip dalam bentuk ketentuan
tertulis. Kode etik profesi dimaksudkan untuk mengatur tingkah laku / etika suatu kelompok khusus dalam
masyarakat melalui kelentuan-ketentuan tertulis yang diharapkan dapat dipegang tsguh oleh sekelompok
profesional lertentu. perangkat sistem karir.
4. KOMITMEN MUTU
Komitmen mutu adalah janji pada diti kita sendiri atau pada orang lain yang tercermin dalam tindakan kita
untuk menjaga mutu kineria pegawai. Bidang apapun yang menjadi tanggung jawab pegawai negeri sipil
semua mesti dilaksanakan secara optimal agar dapat memberi kepuasan kepada stakeholder. Komitmen
mutu merupakan tindakan untuk menghargai efektivitas, erisiensi, inovasi dan kinerja yang berorientasi
mutu dalam p€nyelenggaraan pemerintahan dan pelayanan publik.
5. ANTI KORUPSI
Kata korupsi berasal dari bahasa latin yallu Conuptio yang artinya kerusakan, kebobrokan dan
kebusukan. Korupsi sering dikatakan sebagai kejahatan luar biasa, karena dampaknya yang luar biasa,
menyebabkan kerusakan baik dalam ruang lingkup pribadi, keluarga, masyarakal dan kehklupan yang
lebih luas. Kerusakan tidak hanya teradi dalam kurun waklu yang pendek, namun dapat berdampak
secara jangka panjang. Ada 9 (sembilan) indikator dari nilai-nilai dasar anti korupsi yang harus
diperhatikan, yaitu :
a. Jujur
b. Peduli
c. Mandiri
d. Disiplin
e. Tanggung Jawab
f. Kerja Keras keringat.
g. Sederhana
h. Berani

18
F. Matrik Rancangan

NO KEGIATA N TAHAPAN OUTPU T KETERKAITAN KONTRIBUSI PENGUAT AN


KEGIATAN SUBSTANSI VISI/MISI NILAI
ORGANISASI
1 2 3 4 5 6 7
1. Sosialisasi a. Bertemu dengan Mendapat Diperlukan Membuat Mendukung
kepala seksie jawaban peran lingkungan budaya
rencana kerja tentang mengeai pemimpin/atasa bimker menjadi protocol
usulan kebersihan kendala n dalam bersih aman dan kesehatan
lingkungan dalam pemeliharaan nyaman ditinjau dari
pembuatan lingkungan Kerjasama
akuntabilitas)
laporan (pelayanan karena dalam
kegiatan publik) Kegiatan ini
b. Nasionalisme:
membutuhka
Mengemukakan n kerjasama
permasalahan yang antara
dihadapi jika tidak ada Nasionalisme:
petugas
mengajak
solusi dalam dengan WBP
semua WBP
kebersihan untuk taat pada
c. Etika publik : protocol
bersikap sopan dan kesehetan di
santun kepada atasan tengah
d. komitmen mutu: pandemi
berdiskusi inovasi (whole of
kebijakan pada atasan goverment)
e. anti korupsi :
membuat laporan
keuangan dengan teliti
dan jujur atas perintah
atasan

19
NO
KEGIATA TAHAPAN OUTPU T KETERKAITAN KONTRIBUSI PENGUATA N
N KEGIATAN SUBSTANSI VISI/MISI NILAI
ORGANISA SI

1 2 3 4 5 6 7

Penyediaa a.Akuntabilitas : Format informasi yang Menunjang visi dari Mendukung


2. n fasilitas informasi yang penyuluhan ditinjau adalah lapas kelas 1 budaya sehat
kebersihan ditinjau adalah teknis informasi yang Semarang agar pada point
( sapu, a informasi yang kebersihan akurat menjadikan lapas tangguh yang
pel, tong akurat lingkungan (pelayanan yang sehat dan memiliki
sampah,) b.Nasionalisme : publik) bersih bagi wbp semangat
menerapkan maupun pegawai dan dapat
protokol kesehatan membuat langkah memberikan
sesuai anjuran inovasi dari format motivasi
pemerintah data sebelumnya pantang
menjadi format menyerah
c.etika publik:
yang lebih dalam
mengajarkan
sederhana dan mewujudkan
kepada wbp anjuran
mudah dimengerti hidup bersih
prokes
(management
d.Komitmen mutu :
ASN)
membuat langkah
inovasi dari format
data sebelumnya
menjadi format yang
lebih sederhana dan
mudah dimengerti
e. Meninjau
informasi yang
diperlukan untuk
penyuluhan
kebersihan
lingkungan dengan
anggaran
(antikorupsi)

20
TAHAPAN PENJADWALAN
KEGIATAN KETERKAITAN KONTRIBUSI
NO KEGIATAN OUTPUT
SUBSTANSI KEGIATAN
MATA PENCAPAIAN
PELATIHAN VISI/MISI
ORGANISASI

1 2 3 4 5 6 7

Pembagian a. akuntabilitas : Rancangan Disusun dilakukan Menunjang Mendukung budaya


3. piket melaksanakan kegiatan dengan efisien visi Kegiatan sadar lingkungan
kebersihan kegiatan dengan kebersihan yaitu dengan Kerja Lapas kebersihan dan
lingkungan penuh rasa lingkungan metode mind Kelas 1 menjunjung tinggi
kpd wbp tanggung jawab mapping agar Semrang nilai integritas
b. nasionalisme : mudah dalam menjadi
membimbing wbp pembuatannya lembaga
untuk selalu (management yang handal
menjaga kesehatan ASN) dan
dipercaya
c. etika publik :
Memberikan dalam
berdsikusi dengan
dan mewujudkan
bahasa yang baik
menykuhkan penduduk
kepada atasan
kepada wbp tumbuh
d. Menyusun budaya hidup seimbang
rencana kegiatan sehat dan keluarga
dan membuat ( pelayanan berkualitas
inovasi tentang publik)
kebersihan
lingkungan yang
tepat dan efisien
(komitmen mutu)
e. anti korupsi :
datang tepat
waktu dan tidak
melebihi waktu
yang ditentukan

21
KEGIATAN TAHAPAN OUTP UT KETERKAITAN KONTRIBUSI PENGUAT AN
NO KEGIATAN SUBSTANSI VISI/MISI NILAI
ORGANISASI

1 2 3 4 5 6 7

4. Pengawasan a, Akuntabilitas: Panduan Mengedarkan Menunjang visi Mendukung


petugas Mengedarkan teknis panduan teknis dan misi dari budaya hidyup
kepada wbp data pemasang kepada wbp dengan Lapas Kelas 1 bersih dan
unyuk /informasi yang an banner petugas mengenai Semarang sehat di tengah
melakukan akurat dengan kebersihan pandemi
kegiatan slogan lingkungan
b. Nasionalisme :
kebersihan ajakan (management ASN)
menumbuhkan sikap
lingkungan untuk selalu siap mengenai
dalam menjalankan kebersihan Berkoordinasi
tugas dengan pihak
keamanan lapas
c. etika publik : agar tercipta kondisi
membimbing wbp yang aman dan
untuk bersikap sopan kondusif (pelayanan
terhadap petugas publik)
maupun sesama
d. komitmen mutu :
menjaga untuk selalu WOG: dalam
menerapkan kebijakn pembuatan banner
hidup sehat ini ASN ikut
mengkotribusikan
e. anti korupsi : mewujudkan visi
bertanggung jawab Lapas menjadi
ketika terjadi sesuatu lembaga yang
hal yang tidak handal dan
diinginkan dipercaya dalam
mewujudkan
lingkungan yang
bersih dan nyaman
serta sehat

22
KEGIATAN TAHAPAN OUTP UT KETERKAITA KONTRIBUSI PENGUAT AN
NO KEGIATAN N VISI/MISI NILAI
SUBSTANSI ORGANISASI

1 2 3 4 5 6 7

5. Evaluasi Tahapan Kegiatan : Panduan Pembuatan SK Menunjang Mendukung


kebersihan a.Menyusun Tim teknis SK pembagian visi dan misi budaya hidup
lingkungan Pemeriksa kebersihan pembagian tugas dari kegiatan bersih dan
bimker lingkungan tugas kebersihan kerja Lapas sehat untuk
(akutabilitas) kepada wbp lingkungan Kelas 1 kebaikan bagi
untuk (management Semarang wbp maupun
b. nasionalisme : kebersihan ASN) kepada
membentuk sikap lingkungan petugas
disiplin kepada para dan sendiri
wbp Membimbing
penyuluhan
wbp untuk selalu
ketertiban
c.etika public: menjaga
lingkungan
menanamkan budaya ketertiban
sehat kepada wbp lingkungan
(pelayanan
d.Menetapkan SK publik)
Tim Pemeriksa
kebersihan lingkungan
kepada wbp
( komitmen mutu)

e.anti korupsi :
Penyampaian SK dan
penjelasan
tugas Tim dengan tidak
memberikan tugas
yang merata kepada
wbp

23
G. Jadwal Rencana Aktualisasi

No
Minggu Pelaksanaan (2021)
Kegiat
an Juni Juli Agustus

1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4

Bertemu dengan kasie rencana kerja


1. tentang usulan pemeliharaan kebersihan
lingkungan
2. Mengemukakan permasalahan yang dihadapi

Menanyakan kepada kepala seksie dan kabid apa


3.
yang menjadi
kendala dalam pembuatan laporan kegiatan
Kegiatan 2

1. Meninjau informasi yang diperlukan untuk


pembuatan rancangan kegiatan kebersihan bagi
wbp
Merancang kegiatan dan membuat fasilitas apa saja
2.
yang perlu di optimalkan untuk kesehatan
3. Membuat atau mengkoordinasikan kepada atasan
terhadap usulan yang akan di realisasikan

Kegiatan 3
1. Menyusun bahan-bahan penunjang kebersihan lingkungan

2. Menyerahkan usulan kepada atasan inovasi yang harus


dilakukan agar progam berjalan dengan baik

Kegiatan 4
1. Melakukan penyuluhan kepada wbp serta membina wbp
di lingkungan kegiatan kerja/bimker untuk menerapkan
kebijakan kebersihan lingkungan

24
H. Kendala dan Antisipasi
NO Kendala Antisipasi
1 Pada saat pelaporan kegiatan Sebelumnya meminla
kepada atasan atau persetujuan dengan atasan
pelaksanaan konsultasi untuk diperbolehkan
secara langsung terkadang berkonsultasi atau
menemui kendala dengan melakukan pelaporan melalui
tidak danya atasan ditempat WA apabila atasan sedang
yang menyebabkan tidak ada ditempat.
mundurnya jadwal
yang seharusnya sudah
tersusun sesuai rencana.

2 Adanya WBP yang tidak Meminla bantuan kepada


ikut dalam piket petugas yang beiaga hari
kebersihan itu untuk mengawasi
kegiatan Pike

3 Dikarenakan waktu yang Membuat .iadwal kegiatan


singkat untuk serta
melaksanakan habituasi, mengupayakan untuk
terkadang tu.iuan menyelesaikan kegiatan
rancangan melampaui sesuai
waklu yang ditentukan. tahapan dan waktu
kegiatan

25
BAB III

PENUTUP

Pentingnya Rancangan Aktualisasi dibuat karena menjadi pedoman dan panduan untuk
menyelesaikan isu melalui gagasan pemecahan isu yang tertuang dalam kegiatan yang dirancang.
Dengan adanya pembuatan Rancangan Aktualisasi, diharapkan pelaksanaan kegiatan aktualisasi
dapat menghasilkan output yang sesuai dengan perencanaan. Selain itu, dengan membuat
Rancangan Aktualisasi, penulis juga dapat lebih memahami nilai-nilai dasar PNS (Akuntabilitas,
Nasionalisme, Etika Publik, Komitmen Mutu, Anti Korupsi) yang dapat diimplementasikan dalam
berbagai kegiatan selama melaksanakan aktualisasi maupun dalam pelaksanaan tugas dan
fungsinya. Penulis juga lebih paham mengenai sikap dan perilaku yang dapat memberikan
kontribusi terhadap visi dan misi organisasi serta menguatan nilai organisasi.

Laporan akhir aktualisasi ini membentuk pegawai ASN yang profesional, berkarakter nilai-nilai
dasar ASN, dan juga dalam meningkatkan pelayanan publik, sehingga mampu melaksanakan
fungsinya secara profesional sebagai pelaksana kebijakan, pelayanan publik, sebagai perekat dan
pemersatu bangsa serta dapat mengimplementasikan nilai-nilai whole of government dan
manajemen ASN.

Capaian dari rancangan aktualisasi habituasi telah dituangkan dalam laporan ahir aktualisasi
diklatsar CPNS diantaranya:

1. Mampu membentuk dan mengamalkan nilai-nilai ANEKA dalam pelaksana tugas


2. Mampu menjawab dan mengatasi isu yang berkaitan dengan kebersihan lingkungan di
lingkungan kegiatan kerja Lapas Klas 1 Semarang

B. Saran

Diharapkan dalam pelaksanaan aktualisasi yang telah dilaksanakan di tempat kerja dapat
konsisten selalu dikerjakan, da nilai-nilai ANEKA tetap diterapkan dalam pelaksanaan tugas sehari-
hari.

26
DAFTAR PUSTAKA

Fatimah, Elly dan Irawati, Erna. 2017. Modul Pelatihan Dasar Calon PNS : Manajemen
Aparatur Sipil Negara. Lembaga Administrasi Negara. Jakarta.
Kumorotomo, W., dkk. 2015. Modul Pelatihan Dasar Calon PNS : Etika Publik. Lembaga
Administrasi Negara. Jakarta.
Kusumasari, Bevaola., dkk. 2015. Modul Pelatihan Dasar Calon PNS : Akuntabilitas. Lembaga
Administrasi Negara. Jakarta.
Peraturan Lembaga Administrasi Negara Republik Indonesia Nomor 24 Tahun 2017 tentang
Penyelenggaraan Pelatihan Dasar Calon Pegawai Negeri Sipil Golongan II.
Peraturan Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia No 29 Tahun 2015 tentang Organisasi dan Tata
Kerja Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia
Purwanto, E.A., dkk. 2017. Modul Pelatihan Dasar Calon PNS : Pelayanan Publik. Lembaga
Administrasi Negara. Jakarta.
Suwarno, Yogi dan Sejati, T.A. 2017. Modul Pelatihan Dasar Calon PNS : Whole of Government.
Lembaga Administrasi Negara. Jakarta.
Tim Penyusun Modul KPK. 2015. Modul Pelatihan Dasar Calon PNS : Anti Korupsi. Lembaga
Administrasi Negara. Jakarta.
Tim Penyusun Modul. 2014. Modul Pelatihan Dasar Calon PNS : Nasionalisme. Lembaga
Administrasi Negara. Jakarta.
Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 5 Tahun 2014 tentang Aparatur Sipil Negara.
Utomo, T.W.W., Basseng dan Purwana, B.H. 2017. Modul Pelatihan Dasar Calon PNS : Habituasi.
Lembaga Administrasi Negara. Jakarta.
Yunarsih, T dan Taufiq, Muhammad. 2015. Modul Pelatihan Dasar Calon PNS : Komitmen Mutu.
Lembaga Administrasi Negara. Jakarta.
Undang-Undang nomor 9 tahun 1992 tentang keimigrasian
Peraturan Pemerintah nomor 30 tahun 1994 tentang Tata Cara Pelaksanaan Pencegahan dan
Penangkalan.

27
28
Lampiran
Terlampir

29
30
4.

31

Anda mungkin juga menyukai