Anda di halaman 1dari 15

AKIBAT HUKUM PEMBUBARAN BP MIGAS

Dian Aries Mujiburohman*

Sekolah Tinggi Pertanahan Nasional, Yogyakarta


Jalan Tata Bumi No. 5, Yogyakarta, D.I. Yogyakarta 55293

Abstract
This paper discusses the Constitutional Court Decision Number 36/PUU-X/2012 concerning judicial
review of Law Number 22 Year 2001 on Oil and gas, which contains the dissolution judgment Oil and
gas Executive Agency (BP Migas). This study focuses on meaning of the State Control over oil and
Natural gas Resources which is considered to be degraded by the presence of BP Migas and the legal
consequences after the dissolution of BP Migas, the impact of the dissolution to institution of the above
mentioned, BP Migas, the contract of cooperation and the status of their employees.
Keywords: judicial review, BP Migas.

Intisari
Tulisan ini membahas tentang Putusan Mahkamah Konstitusi Nomor 36/PUU-X/2012 perihal Pengujian
Undang-Undang Nomor 22 Tahun 2001 tentang Minyak dan Gas Bumi, putusan yang berisi pembubaran
Badan Pelaksana Minyak dan Gas Bumi (BP Migas), kajian ini menitikberatkan pada makna Penguasaan
Negara atas Sumber Daya Alam Migas yang dianggap telah terdegradasi oleh keberadaan BP Migas
dan apa akibat hukum pasca pembubaran BP Migas terhadap kelembagaan, kontrak kerja sama, status
pengawas BP Migas.
Kata Kunci: judicial review, BP Migas.

Pokok Muatan
A. Pendahuluan............................................................................................................................... 462
B. Pembahasan ............................................................................................................................... 463
1. BP Migas Mendegradasi Makna Penguasaan Negara atas Sumber Daya Alam Migas .......... 463
2. Akibat Hukum Pembubaran BP Migas................................................................................ 469
C. Penutup ...................................................................................................................................... 474

*
Alamat korespondensi: esamujiburohman@yahoo.com
462 MIMBAR HUKUM Volume 25, Nomor 3, Oktober 2013, Halaman 462-475

A. Pendahuluan masih menuai kontroversi di kalangan masyara-


Undang-Undang Dasar Republik Indonesia kat karena dinilai proliberalisasi substansi dalam
1945 Pasal 33 ayat (2) dan ayat (3) menegaskan undang-undang tersebut dinilai tidak melindungi
bahwa cabang-cabang produksi yang penting bagi kepentingan nasional. Dalam UU Migas ini
negara dan yang menguasai hajat hidup orang tugas dan fungsi Pertamina digantikan ke Badan
banyak dikuasai oleh negara.1 Demikian pula Pelaksana Minyak dan Gas Bumi.
minyak dan gas bumi merupakan sumber daya UU Migas dinilai pro liberalisasi tersebut
alam strategis tak terbarukan yang dikuasai negara menyebabkan banyak yang mengajukan peng-
dan merupakan komoditas vital yang memegang ujian UU Migas terhadap UUD NRI Tahun 1945.
peranan penting dalam penyediaan bahan baku Saat ini ada tiga (3) putusan Mahkamah Konstitusi
industri, pemenuhan kebutuhan energi di dalam terkait dengan Pengujian UU Migas terhadap UUD
negeri, dan penghasil devisa negara yang penting, 1945, yaitu Putusan Nomor 36/PUU-X/2012,
maka dibentuklah Undang-Undang Nomor 22 Putusan Nomor 20/PUU-V/2007, Putusan No 002/
Tahun 2001 tentang Minyak dan Gas Bumi, PUU-1/2003, baik pengujian formil atau materiil
sebelumnya menggantikan Undang-Undang oleh Mahkamah Konstitusi. Dari tiga putusan
Nomor 44 Prp. Tahun 1960 tentang Pertambangan tersebut, menarik untuk dicermati adalah Putusan
Minyak dan Gas Bumi dan Undang-Undang Nomor 36/PUU-X/2012, yang mana setidaknya
Nomor 8 Tahun 1971 tentang Perusahaan sembilan pasal yang dibatalkan karena dinilai
Pertambangan Minyak dan Gas Bumi Negara.2 bertentangan dengan konstitusi, antara lain Pasal 1
Sebelum lahirnya Undang-Undang Nomor angka 23, Pasal 4 ayat (3), Pasal 41 ayat (2), Pasal
22 Tahun 2001 tentang Minyak dan Gas Bumi 44, Pasal 45, dan Pasal 61. Selanjutnya, yang
(selanjutnya UU Migas), Pertamina diberi hak menjadi perhatian publik adalah amar tentang
berupa kuasa pertambangan minyak dan gas bumi pembubaran Badan Pelaksana Kegiatan Usaha
di seluruh wilayah Indonesia. Dalam melaksana- Hulu Minyak dan Gas Bumi (BP Migas), yang
kan tugas tersebut, Pertamina dapat melakukan diatur di dalam UU Migas merupakan hasil tuntutan
kerja sama dengan pihak lain (kontraktor minyak). pengujian UU Migas yang diajukan oleh 30 tokoh
Kontraktor minyak menyerahkan minyak dan 12 ormas, sebagian besar adalah intelektual
mentah inkind yang dinilai dengan harga resmi muslim dan ormas Islam yang kesemuanya
Pemerintah dan harus menyisihkan sebagian hasil mempersoalkan permasalahan konstitusionalitas
produksi minyak sebagai minyak mentah prorata pasal-pasal tersebut. Hal-hal yang diajukan oleh
atas dasar cost and fee. Pertamina juga ditugaskan pemohon dalam pengujian tersebut adalah: (1)
untuk melakukan pengawasan terhadap operasi perihal kedudukan dan kewenangan BP Migas;
minyak dan gas bumi yang dilaksanakan oleh (2) kontrak kerja sama Migas; (3) frase ”yang
para kontraktor dengan sistem production diselenggarakan melalui mekanisme persaingan
sharing contract (PSC) atau kontrak bagi hasil, usaha yang wajar, sehat dan transparan”; (4)
dari pengawasan ini, Pertamina memperoleh posisi BUMN yang tidak bisa lagi di monopoli;
pendapatan dalam bentuk retensi atau bonus.3 (5) larangan penyatuan usaha hulu dan hilir; (6)
Dalam perkembangannya diterbitkan UU Migas4 pemberitahuan kontrak kerja sama ke DPR. Dari
yang sampai saat ini, Undang-Undang tersebut 6 (enam) pokok permasalahan yang diajukan oleh

1
Pasal 33 ayat (2) dan ayat (3) Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945.
2
Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1971 tentang Perusahaan Pertambangan dan Gas Bumi Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia
Tahun 1971 Nomor 76, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 2971).
3
MudrajadKuncoro, et al., 2009, Transformasi Pertamina – Dilema antara Orientasi Bisnis dan Pelayanan Publik, Galang Press,
Yogyakarta, hlm. 132.
4
Undang-Undang Nomor 22 Tahun 2001 tentang Minyak dan Gas Bumi (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2001 Nomor 136,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4152).
Mujiburohman, Akibat Hukum Pembubaran BP Migas 463

pemohon hanya kedudukan dan kewenangan BP Gas Bumi. Regulasi ketiga yang diterbitkan
Migas yang beralasan menurut hukum, selebihnya pemerintah adalah Surat Keputusan Menteri
tidak beralasan menurut hukum. ESDM No. 3136 K/73/MEM/2012. Pada tahun
Dalam pengujian UU Migas terhadap UUD 2013 pemerintah menerbitkan Perpres No 9 Tahun
1945 dalam Putusan Nomor 36/PUU-X/2012, 2013 tentang Penyelenggaraan Pengelolaan
pemohon mengajukan alasan-alasan sebagai Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi
berikut:5 serta Peraturan Menteri Energi dan Sumber Daya
1. Menyatakan Pasal 1 angka 19, Pasal Mineral No. 9 Tahun 2013 tentang Organisasi dan
3 huruf b, Pasal 6 Undang-Undang
Tata Kerja Satuan Khusus Pelaksana Kegiatan
Nomor 22 Tahun 2001 tentang Minyak
dan Gas Bumi bertentangan dengan Hulu Minyak dan Gas Bumi. Dengan berpijak
Undang-Undang Dasar Negara Republik pada putusan MK Nomor 36/PUU-X/2012 terkait
Indonesia Tahun 1945 dan tidak mem- dengan pembubaran BP Migas, perlu penyelidikan
punyai kekuatan hukum mengikat; tentang apa konsepsi hak menguasai negara dalam
2. Menyatakan Pasal 1 angka 23, Pasal 4 ayat
UU Migas terhadap Pasal 33 UUD NRI Tahun
(3), Pasal 9, Pasal 10, Pasal 13, dan Pasal
44 Undang-Undang Nomor 22 Tahun 1945 serta apa akibat hukum terhadap Pembubar-
2001 tentang Minyak dan Gas Bumi an BP Migas.
bertentangan dengan Undang-Undang
Dasar Negara Republik Indonesia Tahun
B. Pembahasan
1945 dan tidak mempunyai kekuatan
hukum mengikat; 1. BP Migas Mendegradasi Makna Penguasa-
3. Menyatakan Pasal 11 ayat (2) Undang- an Negara atas Sumber Daya Alam Migas
Undang Nomor 22 Tahun 2001 tentang Dasar hukum pengaturan hubungan negara
Minyak dan Gas Bumi bertentangan dengan rakyat dalam penguasaan sumber daya
dengan Undang-Undang Dasar Negara
alam terdapat pada Pasal 33 UUD 1945 yang
Republik Indonesia Tahun 1945 tidak
mempunyai kekuatan hukum mengikat. memuat ketentuan Hak Menguasai Negara, Pasal
4. Atau menjatuhkan putusan alternatif, 33 UUD 1945 yang memuat hak menguasai
yaitu menyatakan Undang-Undang negara selalu menjadi batu uji dalam pengujian
Nomor 22 Tahun 2001 tentang Minyak Undang-Undang terkait sumber daya alam,
dan Gas Bumi bertentangan dengan
kemudian dalam perkembangannya penafsiran
Undang-Undang Dasar Negara Republik
Indonesia Tahun 1945 oleh karenanya hak menguasai negara mengalami perkembangan.
tidak mempunyai kekuatan hukum Baik ditafsirkan oleh para pakar hukum maupun
mengikat secara keseluruhan. dalam putusan mahkamah konstitusi. UUPA
Setelah BP Migas dibubarkan langkah menjabarkan konsep hak menguasai negara
pertama yang ditempuh Pemerintah adalah melalui ketentuan Pasal 2 ayat (2). Ketentuan
menerbitkan Perpres No. 95 Tahun 2012 tentang ini menegaskan bahwa hak menguasai negara
Pengalihan Pelaksanaan Tugas dan Fungsi adalah kewenangan publik untuk mengatur dan
Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi. menyelenggarakan peruntukan, penggunaan,
Pada hari yang sama dengan terbitnya Perpres persediaan, dan pemeliharaan bumi, air, dan ruang
a quo, Menteri ESDM mengeluarkan Surat angkasa; menentukan dan mengatur hubungan-
Keputusan No. 3135K/08/MEM/2012 tentang hubungan hukum antara orang-orang dengan
Pengalihan Tugas, Fungsi dan Organisasi dalam bumi, air, dan ruang angkasa; menentukan dan
Pelaksanaan Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan mengatur hubungan-hubungan hukum antara

5
Putusan Mahkamah Konstitusi Nomor 36/PUU-X/2012 perihal Pengujian Undang-Undang Nomor 22 Tahun 2001 tentang Minyak dan
Gas Bumi terhadap Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945, 13 November 2012.
464 MIMBAR HUKUM Volume 25, Nomor 3, Oktober 2013, Halaman 462-475

orang-orang dan perbuatan-perbuatan hukum apalagi terkait mengeluarkan berbagai izin


mengenai bumi, air, dan ruang angkasa.6 Hak penguasaan dan pemanfaatan sumber daya alam,
menguasai negara sebagai fungsi kontrol bagi hak menguasai negara juga melahirkan undang-
negara untuk mengatur sumber daya alam untuk undang sektoral.
sebesar-besar kemakmuran rakyat. Penafsiran hak menguasai negara terha-
Tujuan kewenangan publik negara dijelaskan dap Pasal 33 UUD NRI Tahun 1945 juga
dalam ketentuan Pasal 2 ayat (3) UUPA yang dielaborasi dalam beberapa putusan mahkamah
berbunyi “Wewenang yang bersumber pada hak Konstitusi, mahkamah konstitusi menjabarkan
menguasai negara tersebut pada ayat (2) pasal konsepsi hak menguasai negara dalam pengujian
ini digunakan untuk mencapai sebesar-besar Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2002 tentang
kemakmuran rakyat, dalam arti kebahagiaan, Ketenagalistrikan, Pengujian Undang-Undang
kesejahteraan dan kemerdekaan dalam masya- Nomor 7 Tahun 2004 tentang Sumber Daya Air
rakat dan dalam negara hukum Indonesia yang dan pengujian Undang-Undang Nomor 22 Tahun
merdeka berdaulat, adil dan makmur.” Beranjak 2001 tentang Minyak dan Gas Bumi, menafsirkan
dari penafsiran hak menguasai negara yang “hak menguasai negara” bukan dalam arti negara
terkandung dalam Pasal 2 UUPA, perkataan memiliki, tetapi dalam pengertian rakyat secara
“dikuasai” bukanlah berarti “memiliki”, hak kolektif itu dikonstruksikan oleh UUD NRI
menguasai negara dalam prakteknya banyak Tahun 1945 memberikan mandat kepada negara
didelegasikan kepada pemerintah daerah atau untuk mengadakan kebijakan (beleid) dan
lembaga bentukan pemerintah. Hal ini kemudian tindakan pengurusan (bestuursdaad), pengaturan
menjadi polemik atas hak menguasai negara, terlalu (re-gelendaad), pengelolaan (beheersdaad), dan
mudahnya hak menguasai negara didelegasikan pengawasan (toezichthoudensdaad) untuk tujuan
dianggap mendegradasi kekuasaan pemerintah, sebesar-besarnya kemakmuran rakyat.

Tabel 1. Konsepsi Hak Menguasai Negara dalam Putusan Mahkamah Konstitusi


No. Fungsi Penjelasan
1. Pengaturan Fungsi pengaturan oleh negara dilakukan melalui kewenangan
(regelendaad) legislasi oleh DPR bersama Pemerintah, dan regulasi oleh
Pemerintah.
2. Pengelolaan Fungsi pengelolaan dilakukan melalui mekanisme pemilikan
(beheersdaad) saham (share-holding) dan/atau melalui keterlibatan langsung
dalam manajemen BUMN atau BHMN sebagai instrumen
kelembagaan, yang melaluinya Negara, cq. Pemerintah, men-
dayagunakan penguasaannya atas sumber-sumber kekayaan itu
untuk digunakan bagi sebesar-besarnya kemakmuran rakyat.
3. Kebijakan (beleid) Fungsi pengurusan oleh negara dilakukan oleh Pemerintah dengan
dan Pengurusan kewenangannya untuk mengeluarkan dan mencabut fasilitas
(bestuursdaad) perijinan (vergunning), lisensi (licentie), dan konsesi (consessie).
4. Pengawasan Fungsi pengawasan oleh negara dilakukan oleh Negara, cq.
(toezichthoudensdaad) Pemerintah, dalam rangka mengawasi dan mengendalikan agar
pelaksanaan penguasaan oleh negara atas sumber-sumber ke-
kayaan dimaksud benar-benar dilakukan untuk sebesar-besarnya
kemakmuran seluruh rakyat.

6
Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1960 tentang Peraturan Dasar Pokok-Pokok Agraria (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1960
Nomor 104, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 2043).
Mujiburohman, Akibat Hukum Pembubaran BP Migas 465

Dalam Putusan Mahkamah Konstitusi Nomor pengelolaan, danpengawasan untuk tujuan se-
002/PUU-1/2003, berkenaan dengan pengertian besar-besarnya kemakmuran rakyat terpenuhi
“dikuasai oleh negara” Mahkamah Konstitusi dan sepanjang negara tidak atau belum mampu
berpendapat:7 melaksanakannya. Dalam kerangka pengertian
Penguasaan oleh negara dalam Pasal 33 UUD yang demikian, cabang-cabang produksi yang
1945 memiliki pengertian yang lebih tinggi
penting bagi negara dan yang menguasai hajat
atau lebih luas daripada pemilikan dalam
konsepsi hukum perdata. Konsepsi penguasa- hidup orang banyak dikuasai oleh negara, ter-
an oleh negara merupakan konsepsi hukum gantung pada dinamika perkembangan kondisi
publik yang berkaitan dengan prinsip ke- kekayaan masing-masing cabang produksi.
daulatan rakyat yang dianut dalam UUD 1945, Yang harus dikuasai oleh negara adalah jika: (1)
baik di bidang politik (demokrasi politik)
cabang-cabang produksi itu penting bagi negara
maupun ekonomi (demokrasi ekonomi). Dalam
paham kedaulatan rakyat itu, rakyatlah yang dan menguasai hajat hidup orang banyak; atau
diakui sebagai sumber, pemilik, dan sekal- (2) penting bagi negara tetapi tidak menguasai
igus pemegang kekuasaan tertinggi dalam hajat hidup orang banyak; atau (3) tidak penting
kehidupan bernegara, sesuai dengan doktrin bagi negara tetapi menguasai hajat hidup orang
“dari rakyat, oleh rakyat, dan untuk rakyat”.
Dalam pengertian kekuasaan tertinggi tersebut banyak. Ketiganya harus dikuasai oleh negara dan
tercakup pula pengertian pemilikan publik oleh digunakan untuk sebesar kemakmuran rakyat.9
rakyat secara kolektif. Menurut Jimly Asshiddiqie cabang produksi
Menurut keterangan yang di sampaikan yang penting dan menguasai hajat hidup orang
kementerian BUMN pengertian “penguasaan oleh banyak, artinya ada ketentuan mengenai objek
negara” terhadap sumber daya alam dan cabang- sumber-sumber kemakmuran dan kesejahteraan
cabang produksi yang penting dan menguasai sosial: (1) sumber-sumber kekayaan yang penting
hajat hidup orang banyak mengandung pengertian: bagi negara dan menguasai orang banyak harus
(1) pemilikan, (2) pengaturan, pembinaan, dan dikuasai oleh pemerintah; (2) sumber-sumber yang
pengawasan, dan (3) penyelenggaraan kegiatan penting bagi negara, tetapi tidak menguasai hidup
usaha dilakukan di bidang energi (energi migas orang banyak dapat dikuasai oleh pemerintah; (3)
dan energi listrik) oleh Pemerintah. Filosofi sumber-sumber kekayaan yang tidak penting bagi
“penguasaan oleh negara” adalah terciptanya negara, tetapi menguasai hajat hidup orang banyak
ketahanan nasional (national security) di bidang tidak perlu dikuasai oleh negara; (4) sumber-
energi di Negara Kesatuan Republik Indonesia sumber kekayaan yang tidak penting bagi negara
dengan sasaran utama penyediaan dan pendis- dan tidak menguasai hajat hidup orang banyak
tribusian energi ke seluruh wilayahnya.8 tidak boleh dikuasai oleh pemerintah.10
Dengan demikian, makna hak menguasai Kapan suatu cabang produksi itu dinilai
negara terhadap cabang-cabang produksi yang penting dan tidak penting bagi negara dan/atau
penting dan menguasai hajat hidup orang banyak menguasai hajat hidup orang banyak, pemerintah
harus dikuasai negara, tetapi memungkinkan bersama lembaga perwakilan rakyat untuk menilai
seseorang atau swasta berperan dengan tidak apa dan cabang produksi yang pada suatu waktu
mengurangi peran negara untuk mengadakan penting bagi negara dan menguasai hajat hidup
kebijakan dan tindakan pengurusan, pengaturan, orang banyak. Beberapa alternatif penilaian

7
Putusan Mahkamah Konstitusi Nomor 002/PUU-1/2003 perihal Pengujian Undang-Undang Nomor 22 Tahun 2001 tentang Minyak dan
Gas Bumi terhadap Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945, 21 Desember 2004.
8
Ibid.
9
Ibid.
10
Jimly Asshiddiqie, 1994, gagasan Kedaulatan Rakyat dalam Konstitusi dan Pelaksanaanya di Indonesia, Ichtiar Baru Van Hoeve, Jakarta,
hlm. 96.
466 MIMBAR HUKUM Volume 25, Nomor 3, Oktober 2013, Halaman 462-475

terhadap kapan cabang produksi dinilai penting dan kerjasama dengan luar negeri harus terlebih
dan harus dikuasai negara, yakni: Pertama, jika dahulu mendapat persetujuan Dewan Perwakilan
Pemerintah dan DPR menilai cabang produksi Rakyat. Dalam UU Migas, pengertian “dikuasai
tidak lagi penting bagi negara dan/atau menguasai oleh negara” terdapat dalam pasal-pasal berikut
hajat hidup orang banyak, maka dapat saja ini:
cabang-cabang produksi minyak dan gas bumi itu 1. Migas sebagai SDA strategis merupakan
kekayaan nasional dan dikuasai oleh
diserahkan pengaturan, pengurusan, pengelolaan,
negara (Pasal 4 ayat 1 UU Migas);
dan pengawasannya kepada pasar/swasta; Kedua, 2. Penguasaan oleh negara dimaksud
jika cabang-cabang produksi dianggap penting diselenggarakan oleh pemerintah sebagai
dan menguasai orang banyak oleh Pemerintah pemegang Kuasa Pertambangan (Pasal 4
dan DPR, maka negara tetap diharuskan ayat 2 UU Migas);
3. Sebagai pemegang Kuasa Pertambangan,
menguasai cabang produksi yang bersangkutan
pemerintah membentuk Badan Pelak-
dengan cara mengatur, mengurus, mengelola, sana (Pasal 4 ayat 3 UU Migas) untuk
dan mengawasinya agar sungguh-sungguh diper- melakukan pengendalian dan peng-
gunakan untuk sebesar-besarnya kemakmuran awasan kegiatan usaha hulu di bidang
rakyat. migas (Pasal 1 angka 23 jo. Pasal 44
ayat 2 UU Migas) dan Badan Pengatur
Pengertian “dikuasai oleh negara” dalam Pasal untuk melakukan pengaturan dan peng-
33 ayat (2) dan (3) UUD NRI Tahun 1945, tidak awasan terhadap penyediaan dan pen-
berarti bahwa negara melakukan penguasaan atas distribusian BBM dan gas bumi dan
semua kegiatan hidup ekonomi yang menguasai pengangkutan gas bumi melalui pipa
di bidang hilir (Pasal 1 angka 24 jo. Pasal
hajat hidup orang banyak, negara bukan menjadi
8 ayat 4, Pasal 46, dan Pasal 47 UU
“pengusaha” sebab dalam demokrasi ekonomi Migas).
justru kita menghindarkan diri dari unsur monopoli 4. Kepemilikan SDA tetap di tangan
negara maupun etatisme (ekonomi serba negara).11 pemerintah sampai pada titik penyerahan
Penguasaan dalam arti kepemilikan privat itu (Pasal 6 ayat 2).
juga harus dipahami bersifat relatif, dalam arti Dengan demikian cabang produksi yang
tidak mutlak harus 100%, asalkan penguasaan penting bagi negara dan menguasai hajat hidup
oleh Negara atas pengelolaan sumber-sumber orang banyak harus dikuasai oleh negara da-
kekayaan dimaksud tetap terpelihara sebagaimana lam artian diatur dan diselenggarakan oleh pi-
mestinya. Untuk merealisir hal-hal tersebut perlu hak-pihak yang diberi wewenang oleh negara
secepatnya ditetapkan suatu undang-undang dan bertindak untuk dan atas nama negara ber-
yang menetapkan sektor-sektor produksi yang dasarkan peraturan perundangan yang berlaku.
diusahakan oleh Perusahaan Negara, dengan Dalam tatanan peraturan dan perundangan
pedoman pembiayaan;12 (a) perusahaan Negara yang berlaku di Indonesia pihak-pihak yang
dibiayai oleh Pemerintah; (b) apabila Pemerintah dapat bertindak untuk dan atas nama negara
tidak mempunyai cukup dana untuk membiayai, adalah instansi-instansi pemerintahan dalam
maka dapat diadakan pinjaman-pinjaman dalam hal kegiatan yang berhubungan dengan peme-
dan luar negeri yang tidak mengikat; (c) apabila rintahan dan politik. Dalam kegiatan usaha hanya
dengan 1 dan 2 belum mencukupi, maka bisa BUMN yang diberi wewenang berdasarkan
diselenggarakan bersama-sama dengan modal peraturan dan/atau undang-undang tertentu dapat
asing, atas dasar production sharing. Pinjaman melakukan kegiatan usaha untuk dan atas nama

11
Suharsono Sagir, 1980, Masalah-Masalah Ekonomi Indonesia, Alumni, Bandung, hlm. 196.
12
Putusan Nomor 002/PUU-I/2003 perihal Pengujian Undang-Undang Nomor 22 Tahun 2001 tentang Minyak dan Gas Bumi terhadap
Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945, 21 Desember 2004.
Mujiburohman, Akibat Hukum Pembubaran BP Migas 467

negara. Badan usaha yang bukan milik negara bumi.15 kegiatan usaha hulu yang mencakup
tidak dapat melakukan tindakan untuk dan atas eksplorasi dan eksploitasi, dilaksanakan oleh
nama negara.13 Badan Usaha atau Bentuk Usaha Tetap berdasarkan
Mahkamah Konstitusi berpendapat, bentuk Kontrak Kerja Sama dengan Badan Pelaksana.16
penguasaan tingkat pertama dan utama yang harus Sedangkan tugas dan fungsi BP Migas yang
dilakukan negara adalah Pemerintah melakukan bertugas mewakili negara dinyatakan di dalam
pengelolaan secara langsung atas sumber daya Pasal 44 UU Migas:
alam Migas. BP Migas yang hanya melakukan (1) Pengawasan terhadap pelaksanaan
Kontrak Kerja Sama Kegiatan Usaha
fungsi pengendalian dan pengawasan, dan tidak
Hulu sebagaimana dimaksud dalam
melakukan pengelolaan langsung. Menurut Pasal 5 angka 1 dilaksanakan oleh Badan
Mahkamah, model hubungan BP Migas sebagai Pelaksana sebagaimana dimaksud dalam
representasi negara dengan Badan Usaha atau Pasal 4 ayat (3);
Bentuk Usaha Tetap dalam pengelolaan Migas (2) Fungsi Badan Pelaksana sebagaimana
dimaksud dalam ayat (1) melakukan
mendegradasi makna penguasaan negara atas
pengawasan terhadap Kegiatan Usaha
sumber daya alam Migas. Keberadaan BP Migas Hulu agar pengambilan sumber daya
inkonstitusional yang menghendaki penguasaan alam Minyak dan Gas Bumi milik
negara yang membawa manfaat sebesar-besar bagi negara dapat memberikan manfaat dan
rakyat.14 Bahkan BP Migas telah menyebabkan penerimaan yang maksimal bagi negara
untuk sebesar-besar kemakmuran rakyat;
terjadinya inefisiensi sehingga Migas sebagai (3) Tugas Badan Pelaksana sebagaimana
bagian dari sumber daya alam yang seharusnya dimaksud dalam ayat (1) adalah:
dipergunakan untuk sebesar-besar kemakmuran a. Memberikan pertimbangan kepada
rakyat ternyata tak bisa dinikmati oleh rakyat. Menteri atas kebijaksanaannya dalam
hal penyiapan dan penawaran Wilayah
Kemudian yang menjadi pertanyaan, apakah
Kerja serta Kontrak Kerja Sama;
dengan pembubaran BP Migas dan mengalih- b. Melaksanakan penandatanganan
kannya kepada Kementerian ada jaminan bahwa Kontrak Kerja Sama;
inefisiensi takkan terjadi lagi? Dalam realitasnya c. Mengkaji dan menyampaikan rencana
Pemerintah tidak memanfaatkan momentum pasca pengembangan lapangan yang per-
tama kali akan diproduksikan dalam
pembubaran BP Migas oleh Mahkamah Konstitusi,
suatu Wilayah Kerja kepada Menteri
namun justru membentuk pengganti BP Migas untuk mendapatkan persetujuan;
dengan SKK Migas yang secara substansi tidak d. Memberikan persetujuan rencana
ada bedanya, pengalihan ke SKK Migas masih pengembangan lapangan selain se-
membuka kemungkinan terjadi inefisiensi serta bagaimana dimaksud dalam huruf c;
e. Memberikan persetujuan rencana
pengelolaan Migas berpotensi terdegradasinya
kerja dan anggaran;
makna penguasaan negara atas SDA Migas. f. Melaksanakan monitoring dan me-
BP Migas adalah badan hukum milik negara laporkan kepada Menteri mengenai
yang secara khusus berdasarkan undang-undang pelaksanaan Kontrak Kerja Sama;
g. Menunjuk penjual Minyak Bumi dan/
dibentuk oleh Pemerintah selaku pemegang Kuasa
atau Gas Bumi bagian negara yang
Pertambangan untuk melakukan pengendalian dapat memberikan keuntungan se-
kegiatan usaha hulu di bidang minyak dan gas besar-besarnya bagi negara.
13
Ibid.
14
Putusan Mahkamah Konstitusi Nomor 36/PUU-X/2012 perihal Pengujian Undang-Undang Nomor 22 Tahun 2001 tentang Minyak dan
Gas Bumi terhadap Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945, 13 November 2012.
15
Pasal 1 angka 23 dan Pasal 4 ayat (3) Undang-Undang Nomor 22 tahun 2001 tentang Minyak dan Gas Bumi (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2001 Nomor 136, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4152).
16
Pasal 11 ayat (1) Undang-Undang Nomor 22 Tahun 2001 tentang Minyak dan Gas Bumi (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun
2001 Nomor 136, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4152).
468 MIMBAR HUKUM Volume 25, Nomor 3, Oktober 2013, Halaman 462-475

Menurut Pemohon yang menyatakan bahwa posisi yang setara antara kontraktor
lahirnya Badan Pelaksana Migas (BP Migas) dengan negara, dengan demikian di-
adalah atas perintah Pasal 1 angka 23, Pasal 4 ayat harapkan dapat menghindarkan negara
dari permasalahan keperdataan yang
(3) dan Pasal 44 UU Migas menjadikan seolah- timbul dari adanya sengketa terhadap
olah BP Migas sama dengan negara, konsep kuasa kontrak kerja sama tersebut. Di samping
pertambangan menjadi kabur (obscuur) karena itu, pengalihan tugas dari Pertamina
mereduksi makna negara dalam frasa “dikuasai ke BP Migas bertujuan agar Pertamina
dapat lebih fokus menjalankan bisnisnya
negara” yang terkandung dalam Pasal 33 ayat (2)
sebagai BUMN.
dan ayat (3) UUD NRI Tahun 1945.17 Terhadap e. Bahwa apabila pengendalian kegiatan
tanggapan para Pemohon tersebut, Pemerintah usaha hulu minyak dan gas bumi tetap
memberikan penjelasan sebagai berikut:18 berada di tangan Pertamina, maka justru
a. Bahwa BP Migas sebagai pelaksana dan sangat dikhawatirkan amanat Pasal 33
pengendali kegiatan usaha hulu minyak ayat (2) dan ayat (3) UUD NRI Tahun
dan gas bumi memiliki hak manajemen 1945 tidak dapat tercapai, mengingat
dalam kontrak kerja sama untuk dapat keberadaan Pertamina sebagai badan
melaksanakan tugas yang diamanatkan usaha yang memiliki tujuan untuk men-
berdasarkan kontrak kerja sama, se- cari keuntungan dalam melaksanakan
dangkan Pemerintah adalah pemegang kegiatan usahanya, sehingga dibentuklah
Kuasa Pertambangan (mining right) yang BP Migas yang berfungsi sebagai badan
akan menetapkan syarat dan ketentuan yang bersifat netral yang merupakan
(terms and conditions) dan kebijakan- perwakilan Pemerintah dalam menan-
kebijakan lain di bidang minyak dan gas datangani kontrak kerja sama kegiatan
bumi, seperti kebijakan pemanfaatan usaha hulu minyak dan gas bumi, dan
minyak dan gas bumi yang diproduksi badan ini tidaklah bertujuan untuk
dari kegiatan usaha hulu tersebut. mencari keuntungan melainkan ikut
b. Pihak yang ditunjuk sebagai pelaksana mengelola penggunaan minyak dan gas
dan pengendali hulu minyak dan gas bumi bagi kepentingan dan kemakmuran
bumi tidak berbentuk BUMN, dengan rakyat.
tujuan agar BUMN dapat lebih fokus Berdasarkan tugas dan fungsi BP Migas
melaksanakan kegiatan usaha minyak dan memiliki posisi strategis bertindak atas nama
gas bumi, dan melakukan pengelolaan
BUMN secara lebih efisien. Pemerintah melakukan fungsi penguasaan negara
c. Bahwa pembentukan BP Migas tidak atas Migas khususnya kegiatan hulu berupa
dimaksudkan untuk mengalihkan kuasa eksplorasi dan eksploitasi, Pasal 9 UU Migas
pertambangan, melainkan untuk melak- menyatakan bahwa “Pihak yang secara langsung
sanakan tugas yang diberikan oleh
dapat mengelola sumber daya alam Migas hanya
Pemerintah sebagai pemegang kuasa
pertambangan dalam pengendalian ke- Badan Usaha (yaitu Badan Usaha Milik Negara
giatan usaha hulu minyak dan gas bumi (BUMN), Badan Usaha Milik Daerah (BUMD),
melalui kontrak kerja sama. Koperasi serta badan usaha swasta) dan Bentuk
d. Pembentukan BP Migas sebagai pengen- Usaha Tetap”. Negara dalam hal ini Pemerintah
dali kegiatan usaha hulu minyak dan
tidak dapat melakukan pengelolaan secara
gas bumi juga sebenarnya bertujuan
agar negara sebagai pemegang kuasa langsung atas sumber daya alam Migas pada
pertambangan tidak langsung berkontrak kegiatan hulu. Menurut Mahkamah Konstitusi
dengan Badan Usaha (BU)/Bentuk konstruksi hubungan antara negara dan sumber
Usaha Tetap (BUT), sehingga tidak ada daya alam Migas menurut UU Migas terdapat

17
Putusan Nomor 36/PUU-X/2012 perihal Pengujian Undang-Undang Nomor 22 Tahun 2001 tentang Minyak dan Gas Bumi terhadap
Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945, 13 November 2012.
18
Ibid.
Mujiburohman, Akibat Hukum Pembubaran BP Migas 469

dua aspek penting yang harus diperhatikan, juga belum cukup mempertimbangkan kerugian
yakni: Pertama, penguasaan negara atas Migas konstitusional apa sebenarnya yang dialami para
diselenggarakan oleh Pemerintah melalui BP Pemohon, oleh karenanya permohonan para
Migas. Kedua, bentuk penguasaan negara Pemohon tidak terbukti secara hukum dan oleh
terhadap Migas oleh BP Migas hanya sebatas karenanya harus ditolak.
tindakan pengendalian dan pengawasan. 2. Akibat Hukum Pembubaran BP Migas
Menurut Mahkamah model hubungan antara Ingat dengan program talk show empat
BP Migas sebagai representasi negara dengan mata yang dibawakan oleh Tukul Arwana di
Badan Usaha atau Bentuk Usaha Tetap dalam Trans7, yang kemudian pada tahun 2008 empat
pengelolaan Migas mendegradasi makna mata dilarang tampil oleh Komisi Penyiaran
penguasaan negara atas sumber daya alam Indonesia (KPI) yang dianggap tidak layak tayang
Migas yang bertentangan dengan amanat Pasal karena tidak sesuai dengan norma dan tradisi
33 UUD NRI Tahun 1945. Pengelolaan Migas ke-Indonesia-an. Namun, justru pihak Trans7
mendegradasi makna penguasaan negara atas mengakali vonis tersebut dengan mengubah
sumber daya alam Migas karena tiga hal, nama program tersebut menjadi Bukan Empat
yaitu: Pertama, Pemerintah tidak dapat secara Mata dan tetap menayangkannya. Hal ini serupa
langsung melakukan pengelolaan atau menunjuk dengan yang terjadi dengan BP Migas yang
secara langsung badan usaha milik negara untuk dibubarkan oleh Mahkamah Konstitusi, hanya
mengelola seluruh wilayah kerja Migas dalam sekedar mengganti nama (baju) BP Migas dengan
kegiatan usaha hulu. Kedua, setelah BP Migas SKK Migas, dengan tidak merubah subtansinya.
menandatangani KKS, maka seketika itu pula Tidak ada perbedaan yang berarti antara BP Migas
negara terikat pada seluruh isi KKS, yang berarti, dengan SKK Migas.
negara kehilangan kebebasannya untuk melaku- Secara kelembagaan BP Migas dibentuk
kan regulasi atau kebijakan yang bertentangan berdasarkan Undang-Undang, karena pem-
dengan isi KKS. Ketiga, tidak maksimalnya bentukannya melalui Undang-Undang, maka
keuntungan negara untuk sebesar besar kemak- pembubarannya pun harus dengan mekanisme
muran rakyat, karena adanya potensi penguasaan Undang-Undang yaitu dengan mengubah atau
Migas keuntungan besar oleh bentuk hukum mencabut undang-undangnya. Pengangkatan dan
tetap atau badan hukum swasta yang dilakukan pemberhentian Kepala Badan Pelaksana adalah
berdasarkan prinsip persaingan usaha yang sehat, dengan Keputusan Presiden sebagai pejabat
wajar dan transparan. administrasi negara tertinggi. Pengangkatan
Pendapat berbeda (dissenting opinion) ter- anggotanya ditetapkan dengan Peraturan Menteri.
hadap putusan Mahkamah ini, hakim konstitusi Dasar dari pembentukan lembaga ini adalah
Harjono berpendapat: Pertama, pembentukan bersumber dari kebutuhan terhadap tugas-tugas
BP Migas tidak bertentangan dengan struktur pemerintahan di bidang-bidang tertentu yang
UUD. BP Migas mempunyai kadar sebagai bersifat spesifik. Putusan Mahkamah Konstitusi
entitas negara yang cukup kuat karena dibentuk Nomor 36/PUU-X/2012 menyatakan bahwa
berdasarkan Undang-Undang, lebih-lebih lagi frasa-frasa terkait dengan Badan Pelaksana yang
penunjukan Kepala BP Migas melibatkan dua tercantum dalam UU Migas inkonstitusional,
lembaga negara yang dipilih secara langsung termasuk Pasal 44 UU Migas yang mengatur tugas
oleh rakyat, yaitu Presiden dan DPR. Kedua, dan fungsi BP Migas dicabut serta bertentangan
para Pemohon tidak dapat membuktikan secara dengan UUD 1945 dan tidak mempunyai
eksplisit kerugian konstitusionalnya namun kekuatan hukum yang mengikat. Tapi di sisi lain
hanya merupakan konstatasi, dan Mahkamah dalam amar putusannya menyatakan, “Fungsi dan
470 MIMBAR HUKUM Volume 25, Nomor 3, Oktober 2013, Halaman 462-475

tugas BP Migas dilaksanakan oleh Pemerintah, Berdasarkan Pasal 44 UU Migas, setelah


cq. Kementerian terkait, sampai diundangkannya diputus bertentangan dengan UUD 1945 dan tidak
Undang-Undang yang baru yang mengatur hal mempunyai hukum yang mengikat walaupun
tersebut.” Hal ini berarti amar putusan Mahkamah dalam putusan Mahkamah Konstitusi kewenang-
Konstitusi terkesan bersifat ambigu atau tidak an BP Migas diserahkan Kementerian terkait,
konsisten bahkan ragu-ragu. Misalnya dalam harus dipahami bahwa penggantinya tidak boleh
pertimbangannya yang menyatakan, “Jikalau sama tugas dan fungsinya dengan BP Migas,
diasumsikan kewenangan BP Migas dikembali- karena secara kelembagaan “Badan Pelaksana
kan ke unit pemerintahan atau Kementerian Migas” beserta tugas dan fungsinya harus dihapus
yang terkait tetapi juga masih potensial terjadi dalam sistem ketatanegaraan Indonesia, tidak
inefisiensi”. Ini berarti walaupun diserahkan ke boleh menggunakan nama, lambang atau logo,
Kementerian terkait masih berpotensi inefisiensi, email, website dan hal-hal yang berkaitan dengan
semestinya dinyatakan secara tegas kewenangan BP Migas, sampai dengan diundangkannya
BP Migas diserahkan langsung ke BUMN yang Undang-Undang yang baru, peraturan tersebut
sudah ada atau BUMN bentukan baru khusus bukan Peraturan Presiden ataupun Keputusan
menangani pengelolaan Migas. Menteri.
BP Migas bukan badan usaha namun hanya Secara kelembagaan BP Migas, tidak lagi
berbentuk BHMN, sehingga tidak mempunyai organ khusus pemerintah berbentuk Badan Hukum
aset, kedudukannya tidak dapat melibatkan secara Milik Negara, keberadaan BP Migas pasca putusan
langsung dalam kegiatan eksplorasi dan produksi Mahkamah Konstitusi berakibat hukum pada:
migas. BP Migas tak punya sumur, kilang, tanker, 1. BP Migas tidak lagi melakukan pengen-
truk pengangkut, dan SPBU, serta tidak bisa dalian dan pengawasan kegiatan usaha
menjual minyak bagian negara sehingga tak bisa hulu di bidang minyak dan gas bumi;
2. Pemerintah sebagai pemegang Kuasa
menjamin keamanan pasokan BBM/BBG dalam Pertambangan membentuk badan peng-
negeri. Berbeda dengan Pertamina (BUMN) yang ganti BP Migas, tugas, fungsinya dan
mempunyai aset dan bisa secara langsung struktur/posisi kelembagaan tidak boleh
melakukan eksplorasi dan eksploitasi kegiatan sama dengan BP Migas;
3. BP Migas tidak lagi memberikan per-
hulu migas. Antara Badan Hukum Milik Negara
timbangan kepada Menteri, melaksana-
(BHMN) dengan Badan Usaha Milik Negara kan penandatanganan kontrak kerja sama,
(BUMN) terdapat perbedaan yang signifikan mengkaji dan menyampaikan rencana
ditinjau dari tujuan dan sifat usaha atau ke- pengembangan lapangan yang pertama
giatannya. Tujuan BUMN adalah mencari laba kali akan diproduksikan dalam suatu
wilayah kerja, memberikan persetujuan
dan bersifat komersial, sedangkan tujuan BHMN
rencana pengembangan lapangan, mem-
adalah idiil dan bersifat nirlaba. Persamaan antara berikan persetujuan rencana kerja dan
BUMN dan BHMN adalah terletak pada modal anggaran, melaksanakan monitoring dan
badan hukum tersebut yang merupakan kekayaan melaporkan kepada Menteri mengenai
negara yang dipisahkan. Selanjutnya, dari sudut pelaksanaan kontrak kerja sama,
menunjuk penjual minyak bumi dan/atau
doktrin kedua badan hukum tersebut telah me- gas bumi;
menuhi persyaratan materiil seperti kekayaannya 4. BP Migas tidak lagi badan hukum milik
yang terpisah dari kekayaan anggota organ badan negara;
hukum, tujuan tertentu, mempunyai kepentingan 5. Tidak lagi mendapatkan anggaran biaya
operasional.
tertentu, maupun organisasi yang teratur.19

19
Arifin P. Soeria Atmadja, 2010, Keuangan Publik dalam Perspektif Hukum, Cetakan II, Raja Grafindo Persada, Jakarta, hlm. 129.
Mujiburohman, Akibat Hukum Pembubaran BP Migas 471

Pengaturan tentang posisi BP Migas dalam menerbitkan Perpres No. 95 Tahun 2012 untuk
struktur ketatanegaraan Indonesia, semestinya menghindari kecemasan investor dan dunia usaha.
menjadi perhatian, bahkan pemohon dan Mah- Pada hari yang sama dengan terbitnya Perpres 95,
kamah Konstitusi tidak mempersalahkan letak Menteri ESDM mengeluarkan Surat Keputusan
posisi BP Migas dalam struktur ketatanegaraan No. 3135K/08/MEM/2012 tentang Pengalihan
Indonesia. Tugas, Fungsi dan Organisasi dalam Pelaksanaan
Dengan tegas amar Mahkamah Konstitusi Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi.21
menyatakan, seluruh frasa yang berkaitan dengan Ada 6 (enam) poin yang diatur dalam SK 3135
Badan Pelaksana di batang tubuh dan dalam ini. Diantara Mengalihkan pelaksanaan tugas,
Penjelasan UU Migas tidak mempunyai kekuatan fungsi dan organisasi dari BP Migas kepada
hukum mengikat. Dengan putusan demikian, tak Satuan Kerja Sementara Pelaksana (SKSP)
ada lagi landasan berpijak bagi BP Migas. Untuk Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi.
menindaklanjuti pasca pembubaran BP Migas, SKSP ini bersifat sementara, hanya mengisi
pemerintah mengeluarkan Perpres No. 95 Tahun kekosongan hukum pasca di bubarkan BP Migas,
2012 tentang Pengalihan Pelaksanaan Tugas dan tetapi tidak di jelaskan sampaikan kapan SKSP
Fungsi Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas berlaku. Berdasarkan Kepmen Nomor 3135
Bumi,20 termasuk Perpres tercepat dikeluarkan, badan pengganti BP Migas adalah Satuan Kerja
hanya dengan hitungan jam Presiden meneken Sementara Pelaksana (SKSP) Kegiatan Usaha
Perpres tersebut. Dalam Perpres a quo ini tidak Hulu Minyak dan Gas Bumi. Tugas, fungsi, dan
menyebutkan nama pengganti BP Migas Perpres organisasi SKSP, sesuai Kepmen Nomor 3135,
ini terdapat 4 (empat) pasal dan hanya penegasan sama dengan atau peralihan dari tugas, fungsi,
saja yang subtansinya sudah dijelaskan dalam dan organisasi BP Migas. Lebih ditegaskan lagi
amar putusan Mahkamah Konstitusi. Ada 3 (tiga) dalam poin ketiga Kepmen ini bahwa kegiatan
poin penting dalam Perpres Nomor 95 Tahun operasional BP Migas diterapkan pada SKSP.
2012 yaitu: Pertama, pengalihan tugas dan fungsi Kegiatan operasional itu meliputi personalia,
kegiatan hulu minyak dan gas bumi ke menteri pendanaan, dan aset. SKSP berada di bawah dan
ESDM; Kedua, kontrak kerja sama yang telah bertanggung jawab kepada Menteri ESDM. Ini
ditandatangani BP Migas tetap berlaku sampai berarti pengelolaan KKS dikembalikan kepada
masa berlakunya berakhir; dan Ketiga, proses pemerintah.
pengelolaan kegiatan hulu minyak dan gas bumi Tentang status karyawan eks BP Migas juga
dilanjutkan oleh Menteri ESDM. dijelaskan dalam Kepmen Nomor 3135 K/08/
Kekhawatiran tentang nasib kontrak sebenar- MEM/2012 menyatakan; ”Seluruh personalia
nya sudah diantisipasi Mahkamah Konstitusi, Badan Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak
dalam pertimbanganya menyatakan, “Dengan dan Gas Bumi dialihkan kepada Satuan Kerja
demikian segala KKS yang telah ditandatangani Sementara Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu
antara BP Migas dan Badan Usaha atau Bentuk Minyak dan Gas Bumi”. Begitu juga dengan
Usaha Tetap, harus tetap berlaku sampai masa kegiatan operasional termasuk personalia,
berlakunya berakhir atau pada masa yang lain pendanaan, dan aset, penerapan sebutan jabatan-
sesuai dengan kesepakatan”. Kepastian kontrak jabatan. Satuan Kerja Sementara Pelaksana
juga menjadi perhatian pemerintah dengan Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi

20
Peraturan Presiden Nomor 95 Tahun 2012 tentang Pengalihan Pelaksanaan Tugas dan Fungsi Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2012 Nomor 226).
21
Keputusan Menteri Energi dan Energi dan Sumber Daya Mineral Nomor 3135K/08/MEM/2012 tentang Pengalihan Tugas, Fungsi dan
Organisasi dalam Pelaksanaan Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi.
472 MIMBAR HUKUM Volume 25, Nomor 3, Oktober 2013, Halaman 462-475

berada di bawah dan bertanggung jawab kepada pelaksanaan kegiatan operasional SKK Migas
Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral. dalam penyelenggaraan pengelolaan kegiatan
Kepmen ini memberi kepastian tentang nasib usaha hulu minyak dan gas bumi; Ketiga,
karyawan, namun SK ini tak menjelaskan sampai memberikan pendapat, saran, dan tanggapan atas
kapan SKSP mempertahankan dan menggunakan laporan berkala mengenai kinerja SKK Migas;
jasa karyawan kontrak. Sesuai dengan sifatnya, Keempat, memberikan pertimbangan terhadap
pengalihan personalia, pendanaan, dan aset adalah usulan pengangkatan dan pemberhentian Kepala
sementara, hingga ada regulasi pengganti Undang- SKK Migas; dan Kelima, memberikan perse-
Undang Nomor 22 Tahun 2001. Sedangkan dalam tujuan dalam pengangkatan dan pemberhentian
Kepmen Nomor 3136 K/73/MEM/2012 ada lima pimpinan SKK Migas selain Kepala SKK Migas.
poin yang diatur dalam SK 3136. Poin pertama Sebagai pelaksanaan Peraturan Presiden
adalah pengalihan para wakil kepala dan deputi Nomor 9 Tahun 2013, terbit Peraturan Menteri
BP Migas ke SKSP dengan jabatan yang sama. Energi dan Sumber Daya Mineral Nomor 9 Tahun
Pejabat dan pekerja lain juga dialihkan dengan 2013 tentang Organisasi dan Tata Kerja Satuan
status yang sama. Bahkan gaji, tunjangan jabatan, Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu
dan fasilitas lain yang selama ini diterima di BP Minyak dan Gas Bumi,23 Kepmen ini mengatur
Migas tak dikurangi, ‘sesuai dengan ketentuan tentang pembinaan, mengoordinasikan, dan
yang berlaku sebelum pengalihan’. Namun, surat mengawasi penyelenggaraan pengelolaan kegiatan
keputusan tersebut tidak menjelaskan sama sekali usaha hulu minyak dan gas bumi serta melakukan
posisi Kepala BP Migas. SKSP langsung dipimpin penataan mengenai tugas, susunan organisasi,
Menteri ESDM. kepegawaian, dan tata kerja SKK Migas.
Kemudian pada tahun 2013 pemerintah Regulasi yang di terbitkan pemerintah
menerbitkan kembali Peraturan Presiden Nomor pasca pembubaran BP Migas terkesan tanpa
9 Tahun 2013 tentang penyelenggaraan dan orientasi, terkesan bingung mau dibawa ke mana
pengelolaan kegiatan hulu minyak dan gas pengelolaan Minyak dan gas bumi ini, terlihat
bumi,22 Perpres tersebut menjelaskan lebih rinci pada regulasi yang diterbitkan ada 2 (dua) Perpres
tentang penyelenggaraan kegiatan hulu migas, dan 3 (tiga) Kepmen, status badan pengganti BP
isi Perpres ini pada pokoknya menjelaskan nama Migas masih bersifat sementara, mulanya badan
pengganti BP Migas yaitu Satuan Kerja Khusus pengganti BP Migas adalah bernama SKSP Migas
(SKK) Migas, dan lahirnya komisi pengawas (Kepmen No 3135/2012) kemudian diganti lagi
untuk pengendalian, pengawasan, dan evaluasi dengan SKK Migas (Perpres Nomor 9 Tahun
terhadap pengelolaan kegiatan usaha hulu minyak 2013), badan pengganti ini juga masih bersifat
dan gas bumi oleh SKK Migas, berdasarkan Pasal sementara sampai dengan diterbitkan undang-
4 Perpres No. 9 Tahun 2013 Komisi Pengawas undang baru di bidang minyak dan gas bumi.
mempunyai tugas: Pertama, memberikan per- Kenapa bentuk produk hukum yang
setujuan terhadap usulan kebijakan strategis diterbitkan pemerintah adalah Perpres bukan
dan rencana kerja SKK Migas dalam rangka Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-Undang
penyelenggaraan pengelolaan kegiatan usaha (Perpu) dan atau merevisi UU Migas. Selain
hulu minyak dan gas bumi; Kedua, melakukan payung hukumnya lebih kuat, pemerintah juga
pengendalian, pengawasan, dan evaluasi terhadap bisa mengatur materi yang lebih luas, karena

22
Peraturan Presiden Nomor 9 Tahun 2013 tentang Penyelenggaraan dan Pengelolaan Kegiatan Hulu Minyak dan Gas Bumi (Lembaran
Negara Republik Indonesia Tahun 2013 Nomor 24).
23
Peraturan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral Nomor 9 Tahun 2013 tentang Organisasi dan Tata Kerja Satuan Kerja Khusus
Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2013 Nomor 194).
Mujiburohman, Akibat Hukum Pembubaran BP Migas 473

berdasarkan UUD NRI Tahun 1945, Presiden Berdasarkan regulasi yang dikeluarkan
dalam keadaan kegentingan yang memaksa, pemerintah yang terkait dengan nasib Kontrak
berhak menetapkan Perpu, pemerintah mungkin Kerja Sama (KKS) dan Status pegawai dari
beranggapan proses pembuatan Perpu akan BP Migas pasca pembubaran BP Migas oleh
memakan waktu lama, Perpu harus mendapat Mahkamah Konstitusi beralih ke SKK Migas.
persetujuan DPR dan memungkinkan untuk Terlihat bahwa dari regulasi yang telah diterbit-
ditolak atau tidak mendapat persetujuan DPR, hal kan tidak ada perbedaan antara BP Migas dengan
ini tentunya akan menimbulkan ketidakpastian SKK Migas, nama lembaga berbeda, tetapi tugas,
serta ketidakpercayaan pelaku usaha Migas dalam fungsi, organisasi, pendanaan, aset, dan personalia
berusaha di Indonesia. Tentunya bukan menjadi masih sama. Ini artinya pemerintah belum
alasan pemerintah untuk segera merevisi UU bersungguh-sungguh memperbaiki tata kelola
Migas demi terciptanya kestabilan dan kepastian minyak dan gas bumi. Bisa dilihat dalam tabel di
hukum untuk berinvestasi. bawah ini.

Tabel 2. Proses Perkembangan Badan Pengganti BP Migas


Berdasarkan Regulasi yang Dikeluarkan Pemerintah

No. BP Migas SKSP Migas SKK Migas


UU Nomor 22 Tahun 2001 Perpres Nomor 95 Perpres Nomor 9 Tahun 2013
Tahun 2012
1. Kepala Badan Pelaksana di- Satuan Kerja Sementara Kepala SKK Migas diangkat
angkat dan diberhentikan Pelaksana (SKSP) Ke- dan diberhentikan oleh Presiden
oleh Presiden setelah ber- giatan Usaha Hulu atas usul Menteri, setelah men-
konsultasi dengan DPR dan Migas berada di bawah dapatkan pertimbangan dari
dalam pelaksanaan tugasnya dan bertanggung jawab Komisi Pengawas. Kepala SKK
bertanggungjawab kepada kepada Menteri ESDM. bertanggungjawab langsung
Presiden. kepada Presiden.
2. Badan Pelaksana terdiri atas Struktur organisasinya Struktur Organisasi SKK Migas
unsur pimpinan, tenaga ahli, SKSP sama dengan eks sebagaimana terdiri dari: Kepala,
tenaga teknis, dan tenaga BP Migas. Wakil Kepala, Sekretaris, Peng-
administratif. awas Internal, dan Deputi, paling
banyak 5 (lima) orang.
3. BP Migas melakukan peng- Tugas, fungsi dan orga- Tugas SKK Migas melaksanakan
awasan terhadap Kegiatan nisasi SKSP sama pengelolaan kegiatan usaha
Usaha Hulu agar pengambil- dengan eks BP Migas, hulu Migas berdasarkan KKS
an sumber daya alam Minyak tugas dan fungsi hanya agar pengambilan SDA Migas
dan Gas Bumi milik negara peralihan saja. milik negara dapat memberikan
dapat memberikan manfaat manfaat dan penerimaan yang
dan penerimaan yang mak- maksimal bagi negara untuk
simal bagi negara untuk sebesar-besar kemakmuran
sebesar-besar kemakmuran rakyat. Fungsi SKK Migas sama
rakyat. Tugas BP Migas dengan eks BP Migas (Lihat
(Lihat Pasal 44 UU Migas) Pasal 3 Permen No. 09 Tahun
sama dengan SKK Migas. 2012).
Merevisi UU Migas harus segera dan mutlak serta posisi dalam struktur kekuasaan negara,
harus dilakukan, di dalam merevisi UU Migas peran BUMN/Perusahaan Nasional, partisipasi
harus di jelaskan secara tegas status badan Pemerintah Daerah dalam pengelolaan Migas,
hukum dalam mengelola minyak dan gas bumi mengurus sumber daya alam minyak dan gas bumi
474 MIMBAR HUKUM Volume 25, Nomor 3, Oktober 2013, Halaman 462-475

merupakan bentuk konkrit pemerintah menunaikan BP Migas menandatangani KKS, maka seketika
kewajiban konstitusional dalam menyejahterakan itu pula negara terikat pada seluruh isi KKS,
rakyat dengan tidak mereduksi makna “dikuasai yang berarti, negara kehilangan kebebasannya
negara” yang terkandung dalam Pasal 33 ayat (2) untuk melakukan regulasi atau kebijakan yang
dan ayat (3) UUD NRI Tahun 1945. bertentangan dengan isi KKS; Ketiga, tidak
maksimalnya keuntungan negara untuk sebesar
C. Penutup besar kemakmuran rakyat.
BP Migas memiliki posisi strategis bertindak Pembubaran BP Migas oleh Mahkamah
atas nama Pemerintah melakukan fungsi Konstitusi berakibat pada kelembagaan, Kontrak
penguasaan negara atas Migas khususnya kegiatan Kerja Sama dan status karyawan. Secara
hulu berupa ekplorasi dan eksploitasi, bentuk kelembagaan BP Migas harus dihapus dalam
penguasaan negara terhadap Migas oleh BP struktur kekuasaan negara termasuk tugas dan
Migas hanya sebatas tindakan pengendalian dan fungsinya, tidak boleh menggunakan nama,
pengawasan. Model hubungan antara BP Migas lambang atau logo, email, website dan hal-
sebagai representasi negara dengan Badan Usaha hal yang berkaitan dengan BP Migas, badan
atau Bentuk Usaha Tetap dalam pengelolaan penggantinya BP Migas tugas dan fungsinya
Migas mendegradasi makna penguasaan negara tidak boleh sama dengan BP Migas, tetapi dalam
atas sumber daya alam Migas yang bertentangan prakteknya pemerintah membentuk SKK Migas
dengan amanat Pasal 33 UUD NRI Tahun hanya sekedar mengganti “baju” saja, tidak ada
1945. Pengelolaan Migas mendegradasi makna perubahan subtansinya. Terlihat bahwa dari
penguasaan negara atas sumber daya alam Migas regulasi yang telah diterbitkan tidak ada perbedaan
karena tiga hal, yaitu: Pertama, Pemerintah tidak antara BP Migas dengan SKK Migas, nama
dapat secara langsung melakukan pengelolaan lembaga berbeda, tetapi tugas, fungsi, organisasi,
atau menunjuk secara langsung badan usaha milik pendanaan, aset, dan personalia masih sama. Ini
negara untuk mengelola seluruh wilayah kerja artinya pemerintah belum bersungguh-sungguh
Migas dalam kegiatan usaha hulu; Kedua, setelah memperbaiki tata kelola minyak dan gas bumi.

DAFTAR PUSTAKA
A. Buku B. Peraturan Perundang-undangan
Asshiddiqie, Jimly, 1994, gagasan Kedaulatan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indo-
Rakyat dalam Konstitusi dan Pelaksanaan- nesia Tahun 1945.
nya di Indonesia, Ichtiar Baru Van Hoeve, Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1971 tentang
Jakarta. Perusahaan Pertambangan dan Gas Bumi
Atmadja, Arifin P. Soeria, 2010, Keuangan Publik Negara (Lembaran Negara Republik Indo-
dalam Perspektif Hukum, Cetakan II, Raja nesia Tahun 1971 Nomor 76, Tambahan Lem-
Grafindo Persada, Jakarta. baran Negara Republik Indonesia Nomor
Kuncoro, Mudrajad, et al., 2009, Transformasi 2971).
Pertamina – Dilema antara Orientasi Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1960 tentang
Bisnis dan Pelayanan Publik, Galang Press, Peraturan Dasar Pokok-Pokok Agraria
Yogyakarta. (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun
Sagir, Suharsono, 1980, Masalah-Masalah Eko- 1960 Nomor 104, Tambahan Lembaran
nomi Indonesia, Alumni, Bandung. Negara Republik Indonesia Nomor 2043).
Mujiburohman, Akibat Hukum Pembubaran BP Migas 475

Undang-Undang Nomor 22 Tahun 2001 tentang Republik Indonesia Tahun 2013 Nomor 194).
Minyak dan Gas Bumi (Lembaran Negara Keputusan Menteri Energi dan Energi dan Sumber
Republik Indonesia Tahun 2001 Nomor Daya Mineral Nomor 3135K/08/MEM/2012
136, Tambahan Lembaran Negara Republik tentang Pengalihan Tugas, Fungsi dan
Indonesia Nomor 4152). Organisasi dalam Pelaksanaan Kegiatan
Peraturan Presiden Nomor 95 Tahun 2012 tentang Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi.
Pengalihan Pelaksanaan Tugas dan Fungsi
Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi C. Putusan Pengadilan
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun Putusan Mahkamah Konstitusi Nomor 002/PUU-
2012 Nomor 226). 1/2003 perihal Pengujian Undang-Undang
Peraturan Presiden Nomor 9 Tahun 2013 tentang Nomor 22 Tahun 2001 tentang Minyak dan
Penyelenggaraan dan Pengelolaan Kegiatan Gas Bumi terhadap Undang-Undang Dasar
Hulu Minyak dan Gas Bumi (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1945, 21
Negara Republik Indonesia Tahun 2013 Desember 2004.
Nomor 24). Putusan Mahkamah Konstitusi Nomor 36/
Peraturan Menteri Energi dan Sumber Daya PUU-X/2012 perihal Pengujian Undang-
Mineral Nomor 9 Tahun 2013 tentang Undang Nomor 22 Tahun 2001 tentang
Organisasi dan Tata Kerja Satuan Kerja Minyak dan Gas Bumi terhadap Undang-
Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Undang Dasar Negara Republik Indonesia
Minyak dan Gas Bumi (Lembaran Negara Tahun 1945, 13 November 2012.

Anda mungkin juga menyukai