Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
Oleh:
1.2 Tujuan
Praktikum analisa kadar air bertujuan untuk mengetahui dan memahami cara analisis kadar
air menggunakan metode perebusan.
BAB 2
LANDASAN TEORI
Air berwujud cair pada suhu 0-100oC dengan tekanan 1 atm. Perubahan suhu pada air
menyebabkan air mengalamu perubahan fisik. Apabila air dipanaskan, jumlah rata-rata air
dalam satu kelompok molekul air menurun dan ikatan hidrogen putus kemudian terbentuk
lagi secara cepat. Bila suhu pemanasan air makin tinggi maka molekul air akan bergerak
dengan sangat cepat dan pada saat tekanan uap air melebihi tekanan atmosfer, beberapa
molekul dapat terlepas dari permukaan dan membentuk gas. Perubahan fisik air dari cair
menjadi gas inilah yang dijadikan prinsip pengeluaran air dari suatu bahan pangan terutama
dalam penentuan kadar air pangan dengan metode pengeringan. (Andarwulan,2011)
Menurut Sudarmadji,2010, air dalam suatu bahan makanan terdapat dalam berbagai
bentuk, yaitu:
1. Air bebas, terdapat dalam ruang-ruang antar sel dan inter-granular dan pori-pori yang
terdapat dalam bahan.
2. Air yang terikat secara lemah karena terserap (teradsorpsi) pada permukaan kolloid
makromolekular seperti protein, pektin pati, selulosa. Selain itu air juga terdispersi
diantara kolloid tersebut dan merupakan pelarut zat-zat yang ada didalam sel. Air yang
ada dalam bentuk ini masih tetap mempunyai sifat air bebas dan dapat dikristalkan pada
pembekuan.
3. Air yang dalam keadaan terikat kuat, yaitu membentuk hidrat. Ikatanya bersifat ionik
sehingga relatif sukar dihilangkan atau diuapkan.
Kadar air merupakan banyaknya air yang terkandung dalam bahan yang dinyatakan
dalam persen. Kadar air juga merupakan satu karakteristik yang sangat penting pada bahan
pangan, karena air dapat mempengaruhi penampakan, tekstur, dan citarasa pada bahan
pangan. Kadar air dalam bahan pangan ikut menentukan kesegaran dan daya awet bahan
pangan tersebut (Sandjaja 2009).
BAB 3
METODE PRAKTIKUM
Wortel dipotong dan dihilangkan bagian yang tidak dapat dimakan. Lalu ukur
wortel sebanyak 10 gram.
Kemudian siapkan air biasa sebanyak 600 mL. Kemudian didihkan dengan api
kecil selama 30 menit
Keterangan :
M1 : Massa sampel setelah dilakukan percobaan pertama
Perhitungan :
Wortel
Sampel sesudah direbus ( akhir) – Sampel sebelum direbus (awal) X 100% =
Berat sampel sebelum direbus (awal)
9 – 10 X 100% = -0,1
9
4.2 Pembahasan
Analisis kadar air dengan metode perebusan perlakuan berbeda-beda untuk berbagai
jenis sampel. Pada praktikum kali ini sampel adalah jenis sayur. Sampel dibersihkan terlebih
dahulu agar tidak menimbulkan komposisi yang berlebihan. Setelah sampel dibersihkan,
sampel dimasukkan ke wadah yang telah diketahui beratnya. Wadah yang digunakan adalah
panci. Panci digunakan karena beratnya yang relatif konstan setelah pemanasan K-ulang dan
harganya yang murah.
Wortel dipotong dan dihilangkan bagian yang tidak dapat dimakan. Sebanyak 10 g
wortel tersebut dicuci dan ditiriskan. Sayuran kemudian direbus dalam panci yang berisi air
mendidih sebanyak 600 ml. Selama proses perebusan, sesekali dilakukan pengadukan agar
sayuran masak secara merata. Perebusan berlangsung selama 30 menit. Wortel selanjutnya
diangkat, ditiriskan beberapa saat lalu dianalisis. Dalam praktikum ini total memerlukan
waktu 1 jam perebusan, dengan rincian 10 menit mendidihkan air, 30 menit perebusan
sampel dan 20 menit untuk mendinginkan sampel di suhu ruang.
Hasil analisis menunjukan kadar air wortel berkurang 0,1 gram setelah terjadi
perebusan selama 30 menit. Sehingga berat wortep setelah perebusan menjadi 9 gram.
BAB 5
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Kadar air merupakan karakteristik yang sangat penting pada bahan pangan karena erat
hubungannya dengan penampakan, tekstur, dan cita rasa pada bahan pangan.
Kandungan air dalam bahan pangan dapat mempengaruhi kesegaran dan daya awet
bahan pangan
Semakin tinggi kadar air, maka bakteri, kapang dan khamir semakin mudah untuk
tumbuh dan berkembang biak
Kadar air dalam bahan pangan dapat diketahui dengan menggunakan 2 metode, yaitu
metode langsung dan metode tidak langsung
Prinsip dari metode gravimetri (oven) yaitu menguapkan air yang ada dalam bahan
dengan jalan pemanasan dalam oven 100 – 1500C. Kemudian menimbang bahan
sampai berat konstan berarti semua air sudah diuapkan
Analisa kadar air pada setiap bahan pangan yang digunakan umumnya memiliki hasil
yang sesuai dengan literatur.
Nilai RSD yang tertinggi yaitu pada sampel tomat dan kacang tanah kadar air basis
kering. Dalam suatu analisa dimana nilai RSD tinggi, maka tingkat ketelitian
anlisanya rendah.
Semakin kecil nilai RSD (<5), semakin tinggi tingkat ketelitian dalam menganalisis.
Semakin kecil nilai SD (<1), semakin tinggi tingkat ketepatan dalam menganalisis.
5.2 Saran
Sebaiknya untuk kedepannya praktikan dapat lebih teliti dan hati-hati dalam
melakukan praktikum, baik dalam penimbangan sebelum perlakuan maupun
penimbangan setelah perlakuan agar hasil yang diperoleh bisa lebih valid.
DAFTAR PUSTAKA
Panci
Penimbangan panci
Penimbangan Sampel
Pengukuran air
Pengukuran wadah+air
sebanyak 600 ml
Perebusan sampel