Anda di halaman 1dari 13

LAPORAN PRAKTIKUM ELEKTRONIKA

APLIKASI TRANSISTOR

Disusun oleh:

ABDUL AZIZ

LT-2E

3.39.19.0.01

PROGRAM STUDI TEKNIK LISTRIK


JURUSAN TEKNIK ELEKTRO
POLITEKNIK NEGERI SEMARANG
SEMARANG
2020
PERCOBAAN 08
APLIKASI TRANSISTOR

1. Tujuan Instruksional Khusus


Setelah melaksanakan percobaan mahasiswa dapat :
1. Membuat aplikasi transistor dalam rangkaian peka cahaya
2. Membuat aplikasi transistor dalam pengukuran atau pemantauan temperatur.
3. Membuat aplikasi transistor untuk rangkaian waktu tunda..

2. Dasar Pendukung

Dengan mempelajari karakteristik transistor ,maka transistor dapat dioperasikan dalam


berbagai keperluan , misalnya digunakan sebagai pengontrol atau atau dapat juga sebagai
penguat. Tentuan hal ini tidak lepas dari sistem pemberian bias pada transistor tersebut.
Dalam sistem pembiasan transistor , hal yang perlu diperhatikan adalah antara base emitor
harus mendapat bias maju sedangkan antara kolektor basis mendapat bias mundur.
Dalam percobaan ini transistor akan digunakan untuk mengendalikan lampu atau alat
yang membutuhkan arus ckup besar,sedangkan masukkanya adalah transduser yang berubah
resistansinya apabila mendapat perubahan besaran . Transduser yang digunakan adalah LDR
yaitu transduser yang akan berubah resistansinya bila cahaya yang mengenainya berubah, dan
NTC yaitu transduser yang berubah nilai resistansinya jika panas yang mengenainya berubah.
Transduser transduser ini akan berfungsi sebagai pengatur arus basis, sehingga dengan
berubahan arus basis kecil akan dapat mengakibatkan perubahan arus kolektor yang cukup
besar.
Pada saat nilai rsistansi transduser besar , maka pada basis transistor akan mendapat
tegangan yang relatif kecil, sehingga transistor dalam kondisi mati, arus kolektor yang
mengalir sangat kecil sehingga lampu/beban tidak mendapat tegangan. Pada saat rsistansi
transduser kecil, pembagi tegangan pada basis akan menghasilkan tegangan maju yang cukup
untuk menghidupkan transistor, karena arus basis yang cukup besar maka transistor ” ON ” ,
akibatnya arus kolektor mengalir dan mengakibatkan lampu beban mendapat tegangan.
Faktor – faktor yang harus diperhatikan adalah perbedaan resistansi pada transduser dan
resistor pembagi tegangan harus cukup menghasilkan arus yang mampu mendorong transistor
pada kondisi ” ON ” dan arus kolektor yang mengalir maksimum.
3. Peralatan dan Bahan
1. 1 buah catu daya DC
2. 2 buah multimeter
3. 1 buah papan percobaan
4. 1 buah Transistor BD130 dan BC 56
5. 1 buah tahanan 47Ω , 100Ω, 47kΩ , 100 KΩ
6. 2 buah kapasitor 100μF , 470 μF
7. kabel hubung

4. Diagram Rangkaian

Gambar8.1 Rangkaian Pendeteksi Cahaya

Gambar 8.2 Diagram Rangkaian Pemantau Temperatur


Gambar 8.3 Diagram Rangkaian Saklar Waktu

5. Langkah Percobaan
5.1 Rangkaian Pendeteksi Cahaya
1. Susunanlah rangkaian seperti pada gambar 8.1.
2. Atur tegangan catu daya 9 Volt.
3. Ukur Tegangan basis VBE dan tegangan kolektor VCE saat lampu mati
4. Siapkan lampu pijar , hubungkan dengan sumber tegangan sampai menyala.
5. Dekatkan lampu dengan tesebut dengan LDR , sampai lampu beban menyala.
6. Ukurlah kembali tegangan basis dan tegangan kolektor
7. Amati kerja rangkaian gb. 8.1 . setelah itu matikan sumber tegangan.

5.2 Rangkaian Pemantau Temperatur


1. Rakitlah rangkaian seperti pada gambar 8.2
2. Atur tegangan catu daya 9 V.
3. Atur Ukur Tegangan basis VBE dan tegangan kolektor VCE saat lampu mati
4. Siapkan solder daya rendah 20/25 W
5. Panaskan NTC sampai lampu menyala
6. Ukur kembali Tegangan basis VBE dan tegangan kolektor VCE
7. Amati kerja rangkaian gb. 8.1 . setelah itu matikan sumber tegangan
5.3. Saklar Waktu
1. Rakitlah rangkaian seperti pada gambar 8.3
2. Atur tegangan catu daya 9 V.
3. Siapkan Stopwatch untuk mengukur waktu.
4. Untuk R : 47 KΩdan C : 100μF ukurlah waktu antara saklar ditekan dengan lampu
menyala
5. Ulangi langkah 4 untuk 47KΩ dan C : 470μF , 100KΩ dan C : 100μF , 100 KΩ dan
C : 470μF
6. Catat hasil dalam tabel 8.1
7. Kembalikan potensiometer pada posisi semula.
8. Atur tegangan catu daya 9 V.
9. Ulangi langkah 4 s.d 6 catat pada tabel 7.2.2
10. setelah selesai matikan semua peralatan.

6. Lembar Kerja
1. Rangkaian Pendeteksi Cahaya

VBE dan VCE VBE dan VCE


Hambatan
No (Lampu Mati) (Lampu Nyala)
(Ω)
VBE VCE VBE VCE
1 47 0,42mV 9V 0,77V 8,45V
2 100 0,90mV 9V 0,80V 8,07V
3 47k 0,40V 9V 0,78V 8,32V
4 100k 0,65V 8,99V 0,78V 8,30V

Data Rangkaian 5.1 Lampu Mati R = 47 Ω


Data Rangkaian 5.1 Lampu Nyala R = 47 Ω

Data Rangkaian 5.1 Lampu Mati R = 100 Ω

Data Rangkaian 5.1 Lampu Nyala R = 100 Ω


Data Rangkaian 5.1 Lampu Mati R = 47k Ω

Data Rangkaian 5.1 Lampu Nyala R = 47k Ω

Data Rangkaian 5.1 Lampu Mati R = 100k Ω


Data Rangkaian 5.1 Lampu Nyala R = 100k Ω

2. Rangkaian Pemantau Temperatur

VBE dan VCE VBE dan VCE


Hambatan
No (Lampu Mati) (Lampu Nyala)
(Ω)
VBE VCE VBE VCE
1 47 0,30V 9V 5,88V 5,01V
2 100 0,28V 9V 0,78V 8,35V
3 47k 0,75V 8,63V 0,77V 8,47V
4 100k 0,75V 8,65V 0,77V 8,44V

Data Rangkaian 5.2 Lampu Mati R = 47 Ω


Data Rangkaian 5.2 Lampu Nyala R = 47 Ω

Data Rangkaian 5.2 Lampu Mati R = 100 Ω

Data Rangkaian 5.2 Lampu Nyala R = 100 Ω


Data Rangkaian 5.2 Lampu Mati R = 47k Ω

Data Rangkaian 5.2 Lampu Nyala R = 47k Ω

Data Rangkaian 5.2 Lampu Mati R = 100k Ω


Data Rangkaian 5.2 Lampu Nyala R = 100k Ω

3. Rangkaian Saklar Waktu


Tabel 8 .1
Waktu [ detik ]
Kapasitor [μF ]
R : 47KΩ R : 100KΩ
100 0,56 0,50
470
7. Pertanyaan dan Tugas
1. Terangkan cara kerja dari rangkaian percobaan alarm peka cahaya dan
percobaan pemantau temperatur ?
2. Pada percobaan saklar waktu mengapa lampu menyala secara periodik ?
3. Bagaimana hubungan antara waktu tunda dan pemasangan kombinasi RC?
4. Beri analisa hasil percobaan saudara
5. Berikan Kesimpulan

Anda mungkin juga menyukai