Anda di halaman 1dari 6

ALIRAN FILSFAT PENDIDIKAN

WA ODE LILIN HERAWATI

KATA PENGANTAR
Puji syukur pada Allah SWT yang telah memberikan saya kemudahan untuk dapat
menyelesaikan tugas berjudul “ALIRAN FILSAFAT PENDIDIKAN” ini sesuai dengan
waktu yang ditentukan. Tanpa adanya berkat dan rahmat Allah SWT tidak mungkin
rasanya dapat menyelesaikan Tugas ini dengan baik dan tepat pada waktunya.
Tujuan dari penyusunan tugas esay ini adalah untuk pemenuhan tugas Mata Kuliah
filsafat yang diempu oleh Bapak … Penulis mengucapkan terima kasih atas bimbingan
dan saran beliau, penulis dapat menyelesaikan tugas ini.
Saya dengan penuh kesadaran, menyadari bahwa karya tulis ini masih sangat jauh dari
kata sempurna. Maka dari itu kritik dn saran sebagai masukan bagi kami kedepan dalam
pembuatan karya ilmiah sangatlah berarti. Akhir kata penulis mengucapkan mohon maaf
bila ada kata-kata dalam penyampaian yang kurang berkenan. Sekian dan terima kasih.
1. Aliran filsafat pendidikan barat
1. Aliran Progresivisme
Progresivisme adalah suatu gerakan dan perkumpulan yang didirikan pada tahun 1918.
Aliran ini berpendapat bahwa pengetahuan yang benar pada masa kini mungkin tidak
benar di masa mendatang. Pendidikan harus terpusat pada anak bukannyamemfokuskan
pada guru atau bidang muatan. Beberapa tokoh dalam aliran ini aalah George Axtelle,
William O. Stanley, Ernest Bayley, Lawrence B. Thomas dan Frederick C. Neff.
Progresivisme mempunyai konsep yang didasari oleh kepercayaan bahwa manusia itu
mempunyai kemampuan-kemampuan yang wajar dan dapat menghadapi serta mengatasi
masalah-masalah yang bersifat menekan atau mengancam keberlangsungan manusia itu
sendiri. Sehubungan dengan hal itu, progresivisme kurang menyetujui adanya pendidikan
yang bercorak otoriter.
2. Aliran Esensialisme
Aliran esensialisme merupakan aliran pendidikan yang didasarkan pada nilai-nilai
kebudayaan yang telah ada sejak awal peradaban umat manusia. Esensialisme muncul
pada zaman Renaisance dengan cirri-cirinya yang berbeda dengan progesivisme. Dasar
pijakan aliran ini lebih fleksibel dan terbuka untuk perubahan, toleran, dan tidak ada
keterkaitan dengan doktrin tertentu. Esensiliasme memandang bahwa pendidikan harus
berpijak pada nilai-nilai yang memiliki kejelasan dan tahan lama, yang meberikan
kestabilan dan nilai-nilai terpilih yang mempunyai tata yang jelas (Zuhairini, 1991: 21).
Idealisme, sebagai filsafat hidup, memulai tinjauannya mengenai pribadi individu dengan
menitikberatkan pada aku. Menurut idealisme, pada tarap permulaan seseorang belajar
memahami akunya sendiri, kemudian ke luar untuk memahami dunia objektif. Dari
mikrokosmos menuju ke makrokosmos. Menurut Immanuel Kant, segala pengetahuan
yang dicapai manusia melalui indera memerlukan unsure apriori, yang tidak didahului
oleh pengalaman lebih dahulu.
3. Aliran Perenialisme
Perenialisme memandang pendidikan sebagai jalan kembali atau proses mengembalikan
keadaan sekarang. Perenialisme memberikan sumbangan yang berpengaruh baik teori
maupun praktik bagi kebudayaan dan pendidikan zaman sekarang (Muhammad Noor
Syam, 1986: 154). Dari pendapat ini diketahui bahwa perenialisme merupakan hasil
pemikiran yang memberikan kemungkinan bagi sseorang untuk bersikap tegas dan lurus.
Karena itulah, perenialisme berpendapat bahwa mencari dan menemukan arah arsah
tujuan yang jelas merupakan tugas yang utama dari filsafat, khususnya filsafat
pendidikan.Menurut perenialisme, ilmu pengetahuan merupakan filsafat yang tertinggi,
karena dengan ilmu pengetahuanlah seseorang dapat berpikir secara induktif. Jadi,
dengan berpikir maka kebenaran itu akan dapat dihasilkan. Penguasaan pengetahuan
mengenai prinsip-prinsip pertama adalah modal bagi seseorang untuk mengembangkan
pikiran dan kecerdasan. Dengan pengetahuan, bahan penerangan yang cukup, orang akan
mampu mengenal dan memahami factor-faktor dan problema yang perlu diselesaikan dan
berusaha mengadakan penyelesaian masalahnya.
4. Aliran Rekonstruksionisme
Kata Rekonstruksionisme bersal dari bahasa Inggris reconstruct, yang berarti menyusun
kembali. Dalam konteks filsafat pendidikan, rekonstruksionisme merupakan suatu aliran
yang berusaha merombak tata susunan hidup kebudayaan yang bercorak modern. Aliran
rekonstruksionisme pada prinsipnya sepaham dengan aliran perenialisme, yaitu berawal
dari krisis kebudayaan modern. Menurut Muhammad Noor Syam (1985: 340), kedua
aliran tersebut memandang bahwa keadaan sekarang merupakan zaman yang
mempumyai kebudayaan yang terganggu oleh kehancuran, kebingungan, dan
kesimpangsiuran.Aliran rekonstruksionisme berkeyakinan bahwa tugas penyelamatan
dunia merupakan tugas semua umat manusia. Karenanya, pembinaan kembali daya
intelektual dan spiritual yang sehat melalui pendidikan yang tepat akan membina kembali
manusia dengan nilai dan norma yang benar pula demi generasi yang akan datang,
sehingga terbentuk dunia baru dalam pengawasan umat manusia. Aliran filsafat
pendidikan agama atau wilayah lain di dunia
1. Aliran Konservatif (al-Muhafidz)
Tokoh-tokoh aliran ini adalah al-Ghazali, Nasiruddin al-Thusi, Ibnu Jama’ah,
Sahnun, Ibnu Hajar al-Haitami, dan al-Qabisi. Aliran al-Muhafidz cenderung bersikap
murni keagamaan. Aliran ini memaknai ilmu dengan pengertian sempit. Menurut al-
Thusi, ilmu yang utama hanyalah ilmu-ilmu yang dibutuhkan saat sekarang, yang jelas
akan membawa manfaat di akhirat kelak. (Samsul Nizar, 2002: 90)
Al-Ghazali mengklasifikasikan ilmu menjadi:
a. Berdasarkan pembidangannya, ilmu dibagi menjadi dua bidang:
1) Ilmu syar’iyyah, yaitu semua ilmu yang berasal dari para Nabi, terdiri atas: 1)
Ilmu ushul (ilmu pokok), 2) Ilmu furu’ (cabang), 3) Ilmu pengantar (mukaddimah),
dan 4) Ilmu pelengkap (mutammimah).
2) Ilmu ghoiru syar’iyyah, yaitu semua ilmu yang berasal dari ijtihad ulama’ atau
intelektual muslim, terdiri atas: 1) Ilmu terpuji, 2) Ilmu yang diperbolehkan (tak
merugikan), 3) Ilmu yang tercela (merugikan). (Samsul Nizar, 2002: 92).
b. Berdasarkan status hukum mempelajarinya, dapat digolongkan menjadi:
1) Ilmu yang fardlu ‘ain, dan 2) Ilmu yang fardlu kifayah.

Al-Ghazali menegaskan bahwa ilmu-ilmu keagamaan hanya dapat diperoleh dengan


kesempurnaan rasio dan kejernihan akal budi. Karena, hanya dengan rasiolah manusia mampu
menerima amanat dari Allah dan mendekatkan diri kepada-Nya. Pemikiran al-Ghazali ini sejalan
dengan aliran Mu’tazilah yang berpendapat bahwa rasio mampu menetapkan baik buruknya
sesuatu.

Pola umum pemikiran al-Ghazali dalam pendidikannya antara lain:

a. Kegiatan menuntut ilmu tiada lain berorientasi pada pencapaian ridha Allah.
b. Teori ilmu ilhami sebagai landasan teori pendidikannya, dan diperkuat dengan
sepuluh kode etik peserta didik.

c. Tujuan agamawi merupakan tujuan puncak kegiatan menuntut ilmu.

d. Pembatasan term al-‘ilm hanya pada ilmu tentang Allah. (Baharuddin dan Wahyuni,
2010: 39).

1. Aliran filsafat pendidikan Indonesia


1. Aliran Filsafat Idealisme
Merupakan suatu aliran tertua dan dituguhi oleh plato. Sejarah ini berawal dari
pemikiran plato mengenai suatu kebenaran yang bersifat empiris yang dilihat dan
dirasakan dalam esensi dan juga menekankan moral dan mrnjadi sumber utama.
Idealis ialah doktrin yang mengajarkan bahwa hakikat dunia fisik hanya dapat
dipahami dalam ketergantungan terhadap jiwa roh.
2. Aliran Filsafat Perenialisme
Ialah segala sesuatu yang ada pada sejarah, filsafat ini muncul pada abad pertengahan
pada zaman keemasan agama katolik dan kristen, perenialisme berasal dari kata
perenial (abadi/kekal). Aliran ini sangat berpegang erat terhadap norma-norma,
namun aliran ini dianggap ingin kembali terhadap nilai masa lalu/ lampau, dengan
maksud ingin mengembalikan keyakinan akan nilai asusi manusia pada masa silam
dan juga untuk menghadapi masalah pada masa sekarang sampai kapanpun dan
dimanapun dalam sepanjang sejarah.
3. Aliran Dilsafat Esensialisme
Aliran ini juga didasari oleh pemikiran plato, aliran ini muncul pada zaman
renaisance, menampakkan perpaduan ide filsafat yang objektif dan realisme objektif.
disisi lainnya aliran ini juga ingin kembali terhadap kebudayaan lama, karena
kebudayaan lama telah melakukan kebaikan untuk manusia. Aliran esensial ini
bertitik tolak dari kebenaran yang telah terbuktiberabad-abad lamanya, sedang
kebenaran yang lain merupakan kebenaran yang secara kebetulan saja. Esensialisme
yang berkebang pada zaman renaisance mempunyai tujuan yang berbeda dengan
progressivisme menganggap pedidikan yang penuh fleksibelitas, serba terbukti untuk
perubahan dan juga tidak ada kaitannya dengan doktrin, sedangkan aliran
esensialisme memandang bahwa pendidikan yang bertumpu pada dasar pandangan
fleksibelitas dalam segala bentuk dan menjadi sumber pandangan yang berubah-ubah.
4. Aliran filsafat Progresivisme
Adalah suatu aliran yang menginginkan kemajuan-kemajuan secara cepat, tokoh
aliran filsafat ini ialah John. Dewey, bahwasannya kehidupan manusia berkembang
terus menerus dalam suatu arah positif. sesuatu hal yang dianggap benar sekarang
belum tentu benar pada masa yang akan datang oleh sebab itu, para peserta didik
bukan dipersiapkan untuk menghadapi kehidupan masa kini, melainkan mereka
harus diaiapkan untuk menghadapi kehidupan dimasa akan datang.
5. Aliran Filsafat Progmaltisme
Merupakan segala sesuatu hal yang membuktikan dirinya sebagai sebagai sesuatu hal
yang benar dengan melihat hasik yang bermanfaat secara Praktis, salah satu dasar
dalam aliran ini ialah logika pengamatan, dimana apa yang ditampilkan manusia
dalam dunia nyata merupakan fakta individual, konkret dan juga terpisah antara satu
dengan yang lainnya.

*Tokoh-tokoh Pelopor Pendidikan

1. Plato : salah satu tokoh yang membuka sekolah kusus dalam bidang filsafat.

2. Aristoteles : pengetahuan yang merupakan kemampuan manusia dalam menganalisis


dan strategi sebagai hasil dari Berfikir.

3. Ibnu Kholdun : pengetahuan yang merupakan kemampuan manusia dalam


menganalisis dan strategi.
KESIMPULAN
Perkembangan pendidikan dipengaruhi oleh beberapa aliran antara lain: Perenialisme,
Esensialisme, Progresivisme dan Rekonstruktivisme adalah aliran-aliran yangmana
mempunyai kerkaitan, yaitu saling membutuhkan antara satu dengan yang lainnya. Maka
progresivisme bukan merupakan bangunan filsafat atau aliran filsafat yang berdiri
sendiri, melainkan merupakan suatu gerakan dan perkumpulan yang didirikan pada tahun
1918, aliran ini berpendapat bahwa pengetahuan yang benar pada masa kini mungkin
tidak benar di masa mendatang. Sedangkan aliran rekonstruksionisme berkeyakinan
bahwa tugas penyelamatan dunia merupakan tugas semua umat manusia.
Kaum perenialis berpandangan bahwa dalam dunia yang tidak menentu dan penuh
kekacauan serta membahayakan tidak ada satu pun yang lebih bermanfaat daripada
kepastian tujuan pendidikan, serta kestabilan dalam perilaku pendidik. Sedangkan
essensialisme mempunyai tinjauan mengenai pendidikan yang berbeda yaitu endidikan
haruslah bersendikan pada nilai-nilai yang dapat mendatangkan stabilitas.

DAFTAR PUSTAKA

http://www.warokakmaly.my.id/2011/12/aliran-aliran-filsafat-pendidikan-barat.htm

http://download.garuda.ristekdikti.go.id/article.php?
article=509761&val=10420&title=ALIRAN-ALIRAN%20FILSAFAT
%20PENDIDIKAN%20DAN%20IMPLEMENTASINYA%20DALAM
%20PENGEMBANGAN%20KURIKULUM%20PENDIDIKAN%20ISLAM

https://journal.iainkudus.ac.id/index.php/jurnalPenelitian/article/view/6993

shttps://www.kompasiana.com/ermitafaradisa9404/5e7a99d0d541df0d82494d12/5-
aliran-filsafat-pendidikan-beserta-tokoh-pelopor-filsafat-pendidikan?page=allabagai hasil
dari berfikir

http://download.garuda.ristekdikti.go.id/article.php?
article=509761&val=10420&title=ALIRAN-ALIRAN%20FILSAFAT
%20PENDIDIKAN%20DAN%20IMPLEMENTASINYA%20DALAM
%20PENGEMBANGAN%20KURIKULUM%20PENDIDIKAN%20ISLAM

Anda mungkin juga menyukai