Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
A
DENGAN GANGGUAN SISTEM PENCERNAAN
(GASTRITIS)”
DI SUSUN
OLEH :
NAMA : DESAK NYOMAN PUTRIANI
NIM : 201801013
1
A. KONSEP TEORI
1. Pengertian Gastritis
Gastritis adalah inflamasi dari dinding lambung terutama pada mukosa gaster
(Hadi, 1995). Gastritis adalah suatu peradangan mukosa lambung yang dapat
bersifat akut, kronik, atau lokal (Price & Wilson, 1992). Gastritis adalah
peradangan lokal atau menyebar pada mukosa lambung yang berkembang bila
mekanisme protektif mukosa dipenuhi dengan bakteri atau bahan iritan lain
(Charlene J, Reeves, 2001).
Gastritis adalah suatu istilah kedokteran untuk suatu keadaan inflamasi
jaringan mukosa (jaringan lunak) lambung. Gastritis atau yang lebih dikenal
dengan magh berasal dari bahasa Yunani yaitu ‘gastro’ yang berarti perut atau
lambung, dan itis yang berarti inflamasi atau peradangan. Gastritis bukan
merupakan penyakit tunggal, tetapi terbentuk dari beberapa kondisi yang
kesemuanya itu mengakibatkan peradangan pada lambung.
2. Etiologi Gastritis
Penyebab dari Gastritis dapat dibedakan sesuai dengan klasifikasinya sebagai
berikut :
a. Gastritis Akut
Penyebabnya adalah obat analgetik, anti inflamasi terutama aspirin (aspirin
yang dosis rendah sudah dapat menyebabkan erosi mukosa lambung). Bahan
kimia misal : lisol, alkohol, merokok, kafein lada, steroid dan digitalis.
b. Gastritis Kronik
Penyebab dan patogenesis pada umumnya belum diketahui. Gastritis ini
merupakan kejadian biasa pada orang tua, tapi di duga pada peminum alkohol,
dan merokok.
3. Patofisiologi Gastritis
Terdapat gangguan keseimbangan antara faktor agresif dan faktor defensif, antara
lain:
a. Gastritis akut
Adanya zat iritasi yang masuk ke dalam lambung akan mengiritasi mukosa
lambung. Jika mukosa lambung teriritasi ada 2 hal yang mungkin terjadi :
1) Karena terjadi iritasi mukosa lambung sebagai kompensasinya lambung
akan meningkatkan sekresi mukosa yang berupa HCO3, di lambung
HCO3 akan berikatan dengan NaCl sehingga menghasilkan HCl dan
NaCO3. Hasil dari persenyawaan tersebut akan meningkatkan asam
lambung. Jika asam lambung meningkat maka akan menimbulkan rasa
mual muntah yang berakibat pada gangguan nutrisi cairan dan elektrolit.
2) Iritasi mukosa lambung akan menyebabkan mukosa inflamasi, jika
mukus yang dihasilkan dapat melindungi mukosa lambung dari
kerusakan HCl maka akan terjadi hemostatis dan akhirnya akan terjadi
penyembuhan tetapi jika mukus gagal melindung mukosa lambung,
maka yang akan terjadi adalah erosi pada mukosa lambung. Jika erosi ini
terjadi dan sampai pada lapisan pembuluh darah maka akan terjadi
perdarahan yang akan menyebabkan nyeri dan hypovolemik.
b. Gastritis kronis
Gastritis kronik dapat diklasifikasikan sebagai Tipe A atau Tipe B. Tipe A
(sering disebut sebagai gastritis autoimun) diakibatkan dari perubahan sel
parietal, yang menimbulkan atrofi dan infiltrasi seluler. Hal ini dihubungkan
2
dengan penyakit autoimun seperti anemia permisiosa dan terjadi pada fundus
atau korpus dari lambung. Tipe B (kadang disebut dengan gastritis H. pylory
mempengaruhi antrum dan pilorus. Gastritis kronik dihubungkan dengan
bakteri H. pylory , faktor diet seperti minum panas atau pedas, penggunaan
alkohol dan obat-obatan, merokok atau refluks isi usus kedalam lambung.
4. Manifestasi Klinis
a. Gatritis akut
1) Nyeri epigastrum
2) Nausea, muntah-muntah, anorexia
3) Cepat sembuh bila penyebab cepat dihilangkan
Gastritis yang terjadi tiba-tiba (akut) biasanya mempunyai gejala mual dan
sakit pada perut bagian atas.
b. Gastritis kronik
1) Tampak pucat, Hb tidak normal
2) Perut terasa panas
3) Anorexia, epigstrum terasa tegang
4) BAO/MAO ( Basal acid output/maximal acid output) rendah dapat
diketahui dengan biopsi ( Mansjoer Arief M, dkk, 2001 ).
Sedangkan gastritis kronik yang berkembang secara bertahap biasanya
mempunyai gejala seperti sakit yang ringan pada perut bagian atas dan
terasa penuh atau kehilangan selera.
5. Pemeriksaan Penunjang
Bila pasien didiagnosis terkena Gastritis, biasanya dilanjutkan dengan
pemeriksaan penunjang untuk mengetahui secara jelas penyebabnya. Pemeriksaan
ini meliputi :
a. Pemeriksaan Darah
Tes ini digunakan untuk memeriksa adanya antibodi H. pylori dalam darah,
dan untuk memeriksa Anemia, yang terjadi akibat pendarahan lambung
akibat Gastritis.
b. Pemeriksaan Pernafasan
Tes ini dapat menentukan apakah pasien terinfeksi oleh bakteri H. pylori atau
tidak.
c. Pemeriksaan Feses
Tes ini memeriksa apakah terdapat H. pylori dalam feses atau tidak. Hasil
yang positif mengindikasikan terjadi infeksi. Pemeriksaan juga dilakukan
terhadap adanya darah dalam feses. Hal ini menunjukan adanya perdarahan
pada lambung.
d. Endoskopi Saluran Cerna Bagian Atas
Dengan test ini dapat terlihat adanya ketidaknormalan pada saluran cerna
bagian atas yang mungkin tidak terlihat dengan sinar-X.
e. Rontgen Saluran Cerna Bagian Atas
Test ini akan melihat adanya tanda-tanda Gastritis atau penyakit pencernaan
lainnya. Biasanya pasien akan diminta menelan cairan Barium terlebih
dahulu sebelum dilakukan Rontgen. Cairan ini akan melapisi saluran cerna
dan akan terlihat lebih jelas ketika dirontgen.
3
6. Penatalaksanaan
a. Gastritis Akut
Pemberian obat-obatan H2 blocking (Antagonis reseptor H2). Inhibitor pompa
proton, ankikolinergik dan antasid (Obat-obatan alkus lambung yang lain).
Fungsi obat tersebut untuk mengatur sekresi asam lambung.
b. Gastritis Kronik
Pemberian obat-obatan atau pengobatan empiris berupa antasid, antagonis H2
atau inhibitor pompa proton.
7. Komplikasi
a. Gastritis Akut
Terdapat perdarahan saluran cerna bagian atas (SCBA) berupa hematemesis
dan melena, dapat berakhir sebagai syok hemoragik, khusus untuk perdarahan
SCBA perlu dibedakan dengan tukan peptik. Gambaran klinis yang
diperlihatkan hampir sama, namun pada tukak peptik penyebab utamanya
adalah infeksi. Helicobakteri pulori sebesar 100% pada tukak lambung.
Diagnosis pasti dapat ditegakkan dengan endoskopi
b. Gastritis Kronik
Perdarahan saluran cerna bagian atas, ulkus, periforasi, dan anemia karena
gangguan absorbsi vitamin B12 ( Mansjoer Arief M, dkk, 2001).
8. Pencegahan
Walaupun infeksi H. pylori tidak dapat selalu dicegah, berikut beberapa saran
untuk dapat mengurangi resiko terkena Gastritis.
a. Makan secara benar
Hindari makanan yang dapat mengiritasi terutama makanan yang pedas,
asam, gorengan, atau berlemak. Yang sama pentingnya dengan pemilihan
jenis makanan yang tepat bagi kesehatan adalah bagaimana cara
memakannya. Makanlah dengan jumlah yang cukup, pada waktunya dan
lakukan dengan santai.
b. Hindari Alkohol
Penggunaan Alkohol dapat mengiritasi dan mengikis lapaisan mucosa
lambung dan dapat mengakibatkan peradangan dan perdarahan.
c. Jangan merokok
Merokok mengganggu kerja lapisan lambung, membuat lambung lebih
rentan terhadap Gastritis dan borok. Merokok juga meningkatkan asam
lambung, sehingga menunda penyembuhan lambung dan merupakan
penyebab utama terjadinya kanker lambung.
d. Lakukan olah raga secara teratur
Aerobik dapat meningkatkan kecepatan pernafasan dan jantung, juga dapat
menstimulasi aktivitas otot usus sehingga membantu mengeluarkan limbah
makanan dari usus secara lebih cepat.
e. Kendalikan stress
Stres meningkatkan resiko serangan jantung dan stroke, menurunkan sistem
kekebalan tubuh dan dapat memicu terjadinya permasalahan kulit. Stres juga
dapat meningkatkan produksi asam lambung dan memperlambat kecepatan
pencernaan. Karena stres bagi sebagian orang tidak dapat dihindari, maka
kuncinya adalah dengan mengendalikannya secara efektif dengan cara diet
4
yang bernutrisi, istirahat yang cukup, olah raga teratur dan relaksasi yang
cukup.
f. Ganti obat penghilang nyeri
Jika memungkinkan hindari penggunaan AINS, obat-obat golongan ini akan
menyebabkan terjadinya peradangan dan akan membuat peradangan yang
sudah ada menjadi lebih parah. Ganti dengan penghilang nyeri yang
mengandung Acetaminophen.
g. Ikuti rekomendasi dokter
9. Pathway
5
FORMAT PENGKAJIAN
KEPERAWATAN GASTRITIS
Nama Mahasiswa : Desak Nyoman Putriani
Nim : 201801013
A. Pengkajian (Pengkajian tanggal 18 April 2021)
6
Pengkajian Umum :
1. Identitas
Nama : Ny. A
TTL : Jakarta, 17 Agustus 1943
Jenis Kelamin : Perempuan
Pendidikan : SR
Agama : Islam
Status Perkawinan : Janda
TB / BB / IMT : 152 cm / 50 Kg / 20,08 Kg (Normal)
Penampilan : Rapi dan bersih
Alamat : Jl. Agung Utara 15 no 7 Sunter Agung –luwu timur
Orang yang Dekat : Ny. E
Hubungan : Anak kandung
Alamat / Telepon : Jl. Agung Utara 15 no 7 Sunter Agung – luwu timur
2. Riwayat Keperawatan
a. Genogram
v
Tahun Tahun Tahun Tahun
1991 1989 1990 1987
sakit sakit sakit DM
6 DM 60
7 Gastritis,
4 9 HT
Tahun dimensia Tahun 2000 sakit
2010
sakit 45
47 Sehat ,
5 Sehat 4
perokok
0 0
Sehat HT
20 Sehat
Keterangan :
: laki-laki
: perempuan
: meninggal
: tinggal serumah
: klien
3. Riwayat Pekerjaan
7
Pekerjaan saat ini : Pedagang
Alamat pekerjaan : Pasar Bambu Kuning Jakarta Utara
Jarak dari rumah : ± 1km
Alat transportasi : Di antar menantu naik sepeda motor
Pekerjaan sebelumnya : Pedagang
Jarak dari rumah : ± 3 Km
Alat transportasi : Sepeda Motor
Sumber-sumber Pendapatan : Pendapatan berasal dari hasil berdagang
dibiayai oleh anak.
6. Sistem Pendukung
Perawat / Bidan / Dokter / Fisioterapi : Perawat
Jarak Dari Rumah : ±1 Km
Rumah Sakit : Ada Jarak ±5 Km
Klinik : Ada Jarak ±4 Km
Pelayanan Kes. Dirumah : Tidak ada
Perawatan yang Dilakukan Keluarga : Periksa ke Puskesmas
7. Diskripsi Kekhususan
Kebiasaan Ritual : klien shalat 5 waktu, klien kadang menjalankan shalat tahajud
Yang Lainnya : Tidak ada
8. Status Kesehatan
a. Riwayat Penyakit Dahulu
Ny. A mengatakan pernah sakit demam berdarah dan di rawat di Puskesmas
selama 3 hari.
b. Keluhan Utama : Ny. A mengeluh sakit perut
Provokatif : Ny. A telat makan
Quality : nyeri perutnya seperti tertusuk dan melilit
8
Region : daerah abdomen
Skala : skala nyeri 3 dari 5, tingkat keparahan Ny. A sampai tidak
bisa jalan
Time : sejak tadi pagi jam 04.00 WIB
c. Riwayat Alergi :
Obat-Obatan : Tidak ada
Makanan : Tidak ada
Lingkungan : Tidak ada
Pengkajian Khusus
2) Palpasi
Tidak terdapat nyeri tekan, tidak ada polip.
3) Perkusi
Suara terdengar sonor
4) Auskultasi
tidak ada suara nafas tambahan
g. Sistem Endokrin
Tidak terdapat pembesaran kelenjar tiroid dan kelenjar getah bening
Dengan Skor Yg
No Kriteria Mandiri Ket
Bantuan Didapat
1 Makan Frekuensi
: 2x/hari
Jumlah : 1
5 10 10 piring
Jenis :
nasi, lauk,
sayur
2 Minum Frekuensi
:5–6
gelas
5 10 10 Jumlah :
500 cc
Jenis : air
putih, teh
3 Berpindah dari kursi roda ke
5-10 15 15
tempat tidur, atau sebaliknya
4 Personal toilet (cuci muka, 0 5 5 Frekuensi
10
menyisir rambut, gosok gigi) : 2x/hr
5 Keluar masuk toilet (mencuci
pakaian, menyeka tubuh, 5 10 10
menyiram)
6 Mandi Frekuensi
5 15 15 : 2x/hr
Penilaian
Nilai 130 : Mandiri
Nilai 60 – 125 : Ketergantungan Sebagian
Nilai 60 : Ketergantungan Total
Kesimpulan: Ny. A memiliki Tingkat ketergantungan sebagian dengan skor 125
11
3. Perubahan Kognitif
a. Konsep diri : Klien merasa kehidupannya cukup terpenuhi
b. Emosi : Stabil
c. Adaptasi : Baik
d. Dimensia : Tidak
e. Tingkat Keasadaran : Composmentis
f. Afasia : Tidak
g. Orientasi : Normal
h. Bicara : Normal
i. Bahasa : Bahasa Indonesia
j. Kemampuan Membaca : Bisa
k. Kemampuan Interaksi : Sesuai
l. Penyalahgunaan zat : tidak
12
Dengan Menggunakan MMSE (Mini Mental Status Exam)
No Aspek Nilai Nilai Kriteria
Kognitif Maksimal Klien
1 Orientasi 5 5 Menyebutkan dengan benar
Tahun : 2018
Musim : Panas
Tanggal : 20 September 2018
Hari : Kamis
Bulan : September
2 Orientasi 5 5 Dimana sekarang kita berada ? Rumah
Negara : Indonesia
Propinsi : DKI Jakarta
Kabupaten / kota : Jakarta
3 Registrasi 3 3 Sebutkan 3 nama obyek (misal : kursi,
meja, kertas), kemudian ditanyakan
kepada klien, menjawab:
Kursi
Meja
Kertas
4 Perhatian 5 3 Meminta klien berhitung mulai dari 100
dan kemudian kurangi 7 sampai 5 tingkat.
kalkulasi Jawaban :
93
86
76
71
64
5 Menginga 3 2 Minta klien untuk mengulangi ketiga
t obyek pada poin ke – 2 (tiap poin nilai 1)
Jawaban : meja, kursi, pen
6 Bahasa 9 9 Menanyakan pada klien tentang benda
(sambil menunjukkan benda tersebut)
1. Minta klien untuk mengulangi kata
berikut :
”tidak ada, dan, jika atau tetapi”
Klien menjawab :
”tidak ada, dan, jika atau tetapi”
13
Perintahkan kepada klien untuk
menulis kalimat dan menyalin
gambar.
5. Pengkajian Sosial
14
0
Intrepretasi Hasil :
Nilai ≤ 3 : disfungsi keluarga sangat tinggi
Nilai 4 – 6 : disfungsi keluarga sedang
Nilai 7 – 10 : tidak ada disfungsi keluarga
Kesimpulan : total nilai 8, Ny. A tidak mengalami disfungsi keluarga
6. Pengkajian Keseimbangan
a. Perubahan posisi atau gerakan keseimbangan
Bangun dari kursi* (Normal)
Tidak bangun dari duduk dengan satu kali gerakan, tetapi mendorong
tubuhnya ke atas dengan tangan atau bergerak ke bagian depan kursi terlebih
dahulu, tidak stabil pada saat berdiri pertama kali.
Duduk ke kursi* (Normal)
Menjatuhkan diri ke kursi, tidak duduk di tengah kursi
Keterangan (*): kursi yang keras dan tanpa lengan
Menahan dorongan pada sternum (Normal)
Pemeriksa mendorong sternum perlahan-lahan sebanyak 3 kali, klien mampu
menahan dorongan
Mata tertutup (Normal)
Perputaran leher (Normal)
Gerakan menggapai sesuatu (Normal)
Membungkuk (Normal)
b. Komponen gaya berjalan atau gerakan
Minta klien untuk berjalan pada tempat yang ditentukan ragu-ragu,
tersandung, memegang obyek untuk dukungan. (Normal)
Ketinggian langkah kaki (mengangkat kaki pada saat melangkah)
Kaki tidak naik dari lantai secara konsisten (menggeser atau menyeret kaki),
mengangkat kaki terlalu tinggi (> 2 inchi). (Normal)
Kontunuitas langkah kaki (lebih baik diobservasi dari samping pasien)
(Normal)
Setelah langkah-langkah awal, tidak konsisten memulai mengangkat satu kaki
sementara kaki yang lain menyentuh lantai.
Panjangnya langkah yang tidak sama (sisi yang patologis biasanya memiliki
langkah yang lebih panjang : misalnya dapat terdapat pada pinggul, lutut,
pergelangan kaki atau otot sekitarnya)
Penyimpangan jalur pada saat berjalan (lebih baik diobservasi dari belakang
klien) (Normal)
Berbalik (Normal)
Intrepretasi Hasil :
0 – 5 : risiko jatuh rendah
6 – 10 : risiko jatuh sedang
11 – 15: risiko jatuh tinggi
Kesimpulan : Ny. A memiliki risiko jatuh rendah, dengan total nilai 2
B. Diagnosa Keperawatan
Analisa Data
15
Data Problem Etiologi
DS : Nyeri kronik Inflamasi mukosa
DO :
Keluhan utama:
- Q : nyeri perutnya
melilit
- R : daerah abdomen
04.00 WIB
Klien tampak
merintih kesakitan
Klien memegang
perut
meringis
nafsu makan
16
Mual
muntah
Mulut asam
DO :
dapat berjalan
tangga
DO :
ketergantungan Ny. A
sebagian
17
3) Gangguan berjalan dengan kelemahan fisik, yang ditandai dengan tingkat
ketergantungan Ny. A sebagian
18
PERENCANAAN ASUHAN KEPERAWATAN INDIVIDU TERINTEGRASI KLIEN GASTRITIS
melilit
- R : daerah abdomen
19
04.00 WIB
kesakitan
meringis
muntah
Mulut asam
DO :
20
Turgor kulit jelek
tangga
DO :
ketergantungan Ny. A
sebagian
21
IMPLEMENTASI
EVALUASI
22
N HARI/TANGGAL EVALUASI
O
1 Sabtu, 22 September 2018 S : Klien sudah tidak mengeluh sakit perut
O:
Skala nyeri 0
A : tujuan teratasi
P : intervensi dihentikan
23
DAFTAR PUSTAKA
24