Anda di halaman 1dari 24

“ASUHAN KEPERAWATAN GERONTIK PADA NY.

A
DENGAN GANGGUAN SISTEM PENCERNAAN
(GASTRITIS)”

DI SUSUN
OLEH :
NAMA : DESAK NYOMAN PUTRIANI
NIM : 201801013

STIKES BATARA GURU SOROAKA


PRODI S1 KEPERAWATAN
TAHUN 2021/2022

1
A. KONSEP TEORI
1. Pengertian Gastritis
Gastritis adalah inflamasi dari dinding lambung terutama pada mukosa gaster
(Hadi, 1995). Gastritis adalah suatu peradangan mukosa lambung yang dapat
bersifat akut, kronik, atau lokal (Price & Wilson, 1992). Gastritis adalah
peradangan lokal atau menyebar pada mukosa lambung yang berkembang bila
mekanisme protektif mukosa dipenuhi dengan bakteri atau bahan iritan lain
(Charlene J, Reeves, 2001).
Gastritis adalah suatu istilah kedokteran untuk suatu keadaan inflamasi
jaringan mukosa (jaringan lunak) lambung. Gastritis atau yang lebih dikenal
dengan magh berasal dari bahasa Yunani yaitu ‘gastro’ yang berarti perut atau
lambung, dan itis yang berarti inflamasi atau peradangan. Gastritis bukan
merupakan penyakit tunggal, tetapi terbentuk dari beberapa kondisi yang
kesemuanya itu mengakibatkan peradangan pada lambung.

2. Etiologi Gastritis
Penyebab dari Gastritis dapat dibedakan sesuai dengan klasifikasinya sebagai
berikut :
a. Gastritis Akut
Penyebabnya adalah obat analgetik, anti inflamasi terutama aspirin (aspirin
yang dosis rendah sudah dapat menyebabkan erosi mukosa lambung). Bahan
kimia misal : lisol, alkohol, merokok, kafein lada, steroid dan digitalis.
b. Gastritis Kronik
Penyebab dan patogenesis pada umumnya belum diketahui. Gastritis ini
merupakan kejadian biasa pada orang tua, tapi di duga pada peminum alkohol,
dan merokok.

3. Patofisiologi Gastritis
Terdapat gangguan keseimbangan antara faktor agresif dan faktor defensif, antara
lain:
a. Gastritis akut
Adanya zat iritasi yang masuk ke dalam lambung akan mengiritasi mukosa
lambung. Jika mukosa lambung teriritasi ada 2 hal yang mungkin terjadi :
1) Karena terjadi iritasi mukosa lambung sebagai kompensasinya lambung
akan meningkatkan sekresi mukosa yang berupa HCO3, di lambung
HCO3 akan berikatan dengan NaCl sehingga menghasilkan HCl dan
NaCO3. Hasil dari persenyawaan tersebut akan meningkatkan asam
lambung. Jika asam lambung meningkat maka akan menimbulkan rasa
mual muntah yang berakibat pada gangguan nutrisi cairan dan elektrolit.
2) Iritasi mukosa lambung akan menyebabkan mukosa inflamasi, jika
mukus yang dihasilkan dapat melindungi mukosa lambung dari
kerusakan HCl maka akan terjadi hemostatis dan akhirnya akan terjadi
penyembuhan tetapi jika mukus gagal melindung mukosa lambung,
maka yang akan terjadi adalah erosi pada mukosa lambung. Jika erosi ini
terjadi dan sampai pada lapisan pembuluh darah maka akan terjadi
perdarahan yang akan menyebabkan nyeri dan hypovolemik.
b. Gastritis kronis
Gastritis kronik dapat diklasifikasikan sebagai Tipe A atau Tipe B. Tipe A
(sering disebut sebagai gastritis autoimun) diakibatkan dari perubahan sel
parietal, yang menimbulkan atrofi dan infiltrasi seluler. Hal ini dihubungkan

2
dengan penyakit autoimun seperti anemia permisiosa dan terjadi pada fundus
atau korpus dari lambung. Tipe B (kadang disebut dengan gastritis H. pylory
mempengaruhi antrum dan pilorus. Gastritis kronik dihubungkan dengan
bakteri H. pylory , faktor diet seperti minum panas atau pedas, penggunaan
alkohol dan obat-obatan, merokok atau refluks isi usus kedalam lambung.

4. Manifestasi Klinis
a. Gatritis akut
1) Nyeri epigastrum
2) Nausea, muntah-muntah, anorexia
3) Cepat sembuh bila penyebab cepat dihilangkan
Gastritis yang terjadi tiba-tiba (akut) biasanya mempunyai gejala mual dan
sakit pada perut bagian atas.
b. Gastritis kronik
1) Tampak pucat, Hb tidak normal
2) Perut terasa panas
3) Anorexia, epigstrum terasa tegang
4) BAO/MAO ( Basal acid output/maximal acid output) rendah dapat
diketahui dengan biopsi ( Mansjoer Arief  M, dkk, 2001 ).
Sedangkan gastritis kronik yang berkembang secara bertahap biasanya
mempunyai gejala seperti sakit yang ringan pada perut bagian atas dan
terasa penuh atau kehilangan selera.

5. Pemeriksaan Penunjang
Bila pasien didiagnosis terkena Gastritis, biasanya dilanjutkan dengan
pemeriksaan penunjang untuk mengetahui secara jelas penyebabnya. Pemeriksaan
ini meliputi :
a. Pemeriksaan Darah
Tes ini digunakan untuk memeriksa adanya antibodi H. pylori dalam darah,
dan untuk memeriksa Anemia, yang terjadi akibat pendarahan lambung
akibat Gastritis.
b. Pemeriksaan Pernafasan
Tes ini dapat menentukan apakah pasien terinfeksi oleh bakteri H. pylori atau
tidak.
c. Pemeriksaan Feses
Tes ini memeriksa apakah terdapat H. pylori dalam feses atau tidak. Hasil
yang positif mengindikasikan terjadi infeksi. Pemeriksaan juga dilakukan
terhadap adanya darah dalam feses. Hal ini menunjukan adanya perdarahan
pada lambung.
d. Endoskopi Saluran Cerna Bagian Atas
Dengan test ini dapat terlihat adanya ketidaknormalan pada saluran cerna
bagian atas yang mungkin tidak terlihat dengan sinar-X.
e. Rontgen Saluran Cerna Bagian Atas
Test ini akan melihat adanya tanda-tanda Gastritis atau penyakit pencernaan
lainnya. Biasanya pasien akan diminta menelan cairan Barium terlebih
dahulu sebelum dilakukan Rontgen. Cairan ini akan melapisi saluran cerna
dan akan terlihat lebih jelas ketika dirontgen.

3
6. Penatalaksanaan
a. Gastritis Akut
Pemberian obat-obatan H2 blocking (Antagonis reseptor H2). Inhibitor pompa
proton, ankikolinergik dan antasid (Obat-obatan alkus lambung yang lain).
Fungsi obat tersebut untuk mengatur sekresi asam lambung.
b. Gastritis Kronik
Pemberian obat-obatan atau pengobatan empiris berupa antasid, antagonis H2
atau inhibitor pompa proton.

7. Komplikasi
a. Gastritis Akut
Terdapat perdarahan saluran cerna bagian atas (SCBA) berupa hematemesis
dan melena, dapat berakhir sebagai syok hemoragik, khusus untuk perdarahan
SCBA perlu dibedakan dengan tukan peptik. Gambaran klinis yang
diperlihatkan hampir sama, namun pada tukak peptik penyebab utamanya
adalah infeksi. Helicobakteri pulori sebesar 100% pada tukak lambung.
Diagnosis pasti dapat ditegakkan dengan endoskopi
b. Gastritis Kronik
Perdarahan saluran cerna bagian atas, ulkus, periforasi, dan anemia karena
gangguan absorbsi vitamin B12 ( Mansjoer Arief  M, dkk, 2001).

8. Pencegahan
Walaupun infeksi H. pylori tidak dapat selalu dicegah, berikut beberapa saran
untuk dapat mengurangi resiko terkena Gastritis.
a. Makan secara benar
Hindari makanan yang dapat mengiritasi terutama makanan yang pedas,
asam, gorengan, atau berlemak. Yang sama pentingnya dengan pemilihan
jenis makanan yang tepat bagi kesehatan adalah bagaimana cara
memakannya. Makanlah dengan jumlah yang cukup, pada waktunya dan
lakukan dengan santai.
b. Hindari Alkohol
Penggunaan Alkohol dapat mengiritasi dan mengikis lapaisan mucosa
lambung dan dapat mengakibatkan peradangan dan perdarahan.
c. Jangan merokok
Merokok mengganggu kerja lapisan lambung, membuat lambung lebih
rentan terhadap Gastritis dan borok. Merokok juga meningkatkan asam
lambung, sehingga menunda penyembuhan lambung dan merupakan
penyebab utama terjadinya kanker lambung.
d. Lakukan olah raga secara teratur
Aerobik dapat meningkatkan kecepatan pernafasan dan jantung, juga dapat
menstimulasi aktivitas otot usus sehingga membantu mengeluarkan limbah
makanan dari usus secara lebih cepat.
e. Kendalikan stress
Stres meningkatkan resiko serangan jantung dan stroke, menurunkan sistem
kekebalan tubuh dan dapat memicu terjadinya permasalahan kulit. Stres juga
dapat meningkatkan produksi asam lambung dan memperlambat kecepatan
pencernaan. Karena stres bagi sebagian orang tidak dapat dihindari, maka
kuncinya adalah dengan mengendalikannya secara efektif dengan cara diet

4
yang bernutrisi, istirahat yang cukup, olah raga teratur dan relaksasi yang
cukup.
f. Ganti obat penghilang nyeri
Jika memungkinkan hindari penggunaan AINS, obat-obat golongan ini akan
menyebabkan terjadinya peradangan dan akan membuat peradangan yang
sudah ada menjadi lebih parah. Ganti dengan penghilang nyeri yang
mengandung Acetaminophen.
g. Ikuti rekomendasi dokter

9. Pathway

5
FORMAT PENGKAJIAN
KEPERAWATAN GASTRITIS
Nama Mahasiswa : Desak Nyoman Putriani
Nim : 201801013
A. Pengkajian (Pengkajian tanggal 18 April 2021)

6
Pengkajian Umum :
1. Identitas
 Nama : Ny. A
 TTL : Jakarta, 17 Agustus 1943
 Jenis Kelamin : Perempuan
 Pendidikan : SR
 Agama : Islam
 Status Perkawinan : Janda
 TB / BB / IMT : 152 cm / 50 Kg / 20,08 Kg (Normal)
 Penampilan : Rapi dan bersih
 Alamat : Jl. Agung Utara 15 no 7 Sunter Agung –luwu timur
 Orang yang Dekat : Ny. E
 Hubungan : Anak kandung
 Alamat / Telepon : Jl. Agung Utara 15 no 7 Sunter Agung – luwu timur
2. Riwayat Keperawatan

a. Genogram

v
Tahun Tahun Tahun Tahun
1991 1989 1990 1987
sakit sakit sakit DM

6 DM 60
7 Gastritis,
4 9 HT
Tahun dimensia Tahun 2000 sakit
2010
sakit 45
47 Sehat ,
5 Sehat 4
perokok
0 0
Sehat HT
20 Sehat
Keterangan :
: laki-laki
: perempuan
: meninggal
: tinggal serumah
: klien

b. Riwayat kesehatan keluarga


Ny. A tinggal serumah dengan anak perempuannya Ny. E, anggota yang tinggal
serumah tidak punya riwayat penyakit menular. Ibu Ny. A memiliki riwayat
penyakit DM.

3. Riwayat Pekerjaan

7
 Pekerjaan saat ini : Pedagang
 Alamat pekerjaan : Pasar Bambu Kuning Jakarta Utara
 Jarak dari rumah : ± 1km
 Alat transportasi : Di antar menantu naik sepeda motor
 Pekerjaan sebelumnya : Pedagang
 Jarak dari rumah : ± 3 Km
 Alat transportasi : Sepeda Motor
 Sumber-sumber Pendapatan : Pendapatan berasal dari hasil berdagang
dibiayai oleh anak.

4. Riwayat Lingkungan Hidup


Type tempat tinggal : Rumah permanen
Jenis lantai rumah : keramik
Kondisi lantai : kering
Tangga rumah : tidak ada
Penerangan : cukup
Tempat tidur : aman
Alat dapur : aman
WC  : aman
Kebersihan lingkungan         : bersih
Jumlah keluarga serumah : 3 orang(anak, menantu, dan cucu)
Derajat privasi : terjaga
Tetangga terdekat                 : Ada
Alamat : Jl. Agung Utara 15 no 9 Sunter Agung – Jakarta Utara
5. Riwayat Rekreasi
Hobbi / Minat : menyulam
Keanggotaan Organisasi : kelompok pengajian
Liburan / Perjalanan : berkunjung ketempat anak dan saudara

6. Sistem Pendukung
Perawat / Bidan / Dokter / Fisioterapi : Perawat
Jarak Dari Rumah : ±1 Km
Rumah Sakit : Ada Jarak ±5 Km
Klinik : Ada Jarak ±4 Km
Pelayanan Kes. Dirumah : Tidak ada
Perawatan yang Dilakukan Keluarga : Periksa ke Puskesmas

7. Diskripsi Kekhususan
Kebiasaan Ritual : klien shalat 5 waktu, klien kadang menjalankan shalat tahajud
Yang Lainnya : Tidak ada

8. Status Kesehatan
a. Riwayat Penyakit Dahulu
Ny. A mengatakan pernah sakit demam berdarah dan di rawat di Puskesmas
selama 3 hari.
b. Keluhan Utama : Ny. A mengeluh sakit perut
Provokatif : Ny. A telat makan
Quality : nyeri perutnya seperti tertusuk dan melilit

8
Region : daerah abdomen
Skala : skala nyeri 3 dari 5, tingkat keparahan Ny. A sampai tidak
bisa jalan
Time : sejak tadi pagi jam 04.00 WIB
c. Riwayat Alergi :
Obat-Obatan : Tidak ada
Makanan : Tidak ada
Lingkungan : Tidak ada

Pengkajian Khusus

1. Pemeriksaan Fisik (B1 – B6)

a. Sistem Pernafasan (B1)


1) Inspeksi
Bentuk dada simetris, pasien mengeluh sesak saat kecapekan, irama
teratur, tidak ada suara nafas tambahan, tidak ada tarikan intercostal, tidak
ada jejas, respiratory rate (RR) = 24x/menit

2) Palpasi
Tidak terdapat nyeri tekan, tidak ada polip.
3) Perkusi
Suara terdengar sonor
4) Auskultasi
tidak ada suara nafas tambahan

b. Sistem Kardiovaskuler (B2)


1) Inspeksi
Tidak ada keluhan nyeri dada, konjungtiva pucat.
2) Palpasi
Irama jantung teratur HR = 110 x/mnt
3) Auskultasi
Terdengar suara jantung normal, Tekanan darah 130/90 mmHg

c. Sistem Persarafan (B3)


1) Inspeksi
Kesadaran composmetis, pupil isokor, tidak ada keluhan pusing

d. Sistem Perkemihan (B4)


1) Inspeksi
Produksi urine = 500cc/hari, warna = kuning, bau = khas, intake oral =
1500cc/hari
2) Palpasi
Tidak ada nyeri tekan, tidak teraba pembesaran kandung kemih
e. Sistem Pencernaan (B5)
1) Inspeksi
Mukosa bibir kering, tidak ada keluhan susah menelan, 3 gigi tanggal,
klien mengeluh mual dan tidak nafsu makan, ada sensasi seperti mau
muntah, mulut berasa asam
2) Auskultasi
9
Bising usus 12x/menit
3) Palpasi
Terdapat nyeri tekan di daerah ulu hati, skala nyeri 3 dari 6, dan tidak
teraba pembesaran hepar, ekspresi wajah klien meringis, dan memegang
perut
4) Perkusi
Terdengar suara tympani

f. Sistem Muskuloskeletal dan Integumen (B6)


1) Inspeksi
Kulit terlihat kering dan keriput, tidak terdapat kelainan pada bagian
ekstremitas dan tulang belakang, kulit sawo matang, kulit bersih
2) Palpasi
Turgor kulit kurang, akral hangat

g. Sistem Endokrin
Tidak terdapat pembesaran kelenjar tiroid dan kelenjar getah bening

2. Pengkajian Status Fungsional

a. Index Katz : Skor A


Ny. A memiliki kemandirian dalam hal makan, minum, berpindah, ke kamar
kecil, berpakaian, dan mandi.
b. Index Barthel (ADL)

Dengan Skor Yg
No Kriteria Mandiri Ket
Bantuan Didapat
1 Makan Frekuensi
: 2x/hari
Jumlah : 1
5 10 10 piring
Jenis :
nasi, lauk,
sayur
2 Minum Frekuensi
:5–6
gelas
5 10 10 Jumlah :
500 cc
Jenis : air
putih, teh
3 Berpindah dari kursi roda ke
5-10 15 15
tempat tidur, atau sebaliknya
4 Personal toilet (cuci muka, 0 5 5 Frekuensi

10
menyisir rambut, gosok gigi) : 2x/hr
5 Keluar masuk toilet (mencuci
pakaian, menyeka tubuh, 5 10 10
menyiram)
6 Mandi Frekuensi
5 15 15 : 2x/hr

7 Jalan di permukaan datar 0 5 5


8 Naik turun tangga 5 10 5
9 Mengenakan pakaian
5 10 10

10 Kontrol bowel (BAB) Frekuensi


: 1x/hari
5 10 10
Konsisten
si : padat
11 Kontrol Bladder (BAK) Frekuensi
: 5x/hari
5 10 10
Warna :
kuning

12 Olah raga/latihan Jenis :


jalan kecil
5 10 10 Frekuensi
: 1x/hari

13 Rekreasi/pemanfaatan waktu Jenis :


luang nonton TV
5 10 10
Frekuensi
: 1x/hari
Jumlah : 125

Penilaian
Nilai 130 : Mandiri
Nilai 60 – 125 : Ketergantungan Sebagian
Nilai 60 : Ketergantungan Total
Kesimpulan: Ny. A memiliki Tingkat ketergantungan sebagian dengan skor 125

11
3. Perubahan Kognitif
a. Konsep diri : Klien merasa kehidupannya cukup terpenuhi
b. Emosi : Stabil
c. Adaptasi : Baik
d. Dimensia : Tidak
e. Tingkat Keasadaran : Composmentis
f. Afasia : Tidak
g. Orientasi : Normal
h. Bicara : Normal
i. Bahasa : Bahasa Indonesia
j. Kemampuan Membaca : Bisa
k. Kemampuan Interaksi : Sesuai
l. Penyalahgunaan zat : tidak

4. Pengkajian Status Kognitif


a. Tingkat kerusakan intelektual
Dengan menggunakan SPMSQ (short portable mental status quesioner)
Ajukan beberapa pertanyaan pada daftar dibawah ini.
Benar Salah Nomor Pertanyaan Jawaban
1 0 1 Tanggal berapa hari ini? 20 September 2018
1 0 2 Hari apa sekarang? Kamis
1 0 3 Apa nama tempat ini? Rumah
1 0 4 Dimana alamat anda? Jl. Agung Utara 15 no 7
Sunter Agung – Jakarta
Utara
1 0 5 Berapa umur anda? 69 tahun
1 0 6 Kapan anda lahir? 17 Agustus 1943
1 0 7 Siapa presiden Indonesia? Jokowi
0 1 8 Siapa presiden Indonesia Suharto
sebelumnya?
1 0 9 Siapa nama ibu anda? Ibu K
0 1 10 Kurangi 3 dari 20 dan tetap 17, 13, 9, dst
pengurangan 3 dari setiap
angka baru, secara menurun
8 2 JUMLAH
Intreprestasi :
Salah 0 – 3 : fungsi intelektual utuh
Salah 4 – 5 : fungsi intelektual kerusakan ringan
Salah 6 – 8 : fungsi intelektual kerusakan sedang
Salah 9 – 10 : fungsi intelektual kerusakan berat
Berdasarkan hasil pengkajian didapatkan salah = 2, fungsi intelektual Ny. A utuh
b. Identifikasi Fungsi Mental Dan Aspek Kognitif

12
Dengan Menggunakan MMSE (Mini Mental Status Exam)
No Aspek Nilai Nilai Kriteria
Kognitif Maksimal Klien
1 Orientasi 5 5 Menyebutkan dengan benar
Tahun : 2018
Musim : Panas
Tanggal : 20 September 2018
Hari : Kamis
Bulan : September
2 Orientasi 5 5 Dimana sekarang kita berada ? Rumah
Negara : Indonesia
Propinsi : DKI Jakarta
Kabupaten / kota : Jakarta
3 Registrasi 3 3 Sebutkan 3 nama obyek (misal : kursi,
meja, kertas), kemudian ditanyakan
kepada klien, menjawab:
 Kursi
 Meja
 Kertas
4 Perhatian 5 3 Meminta klien berhitung mulai dari 100
dan kemudian kurangi 7 sampai 5 tingkat.
kalkulasi Jawaban :
93
86
76
71
64
5 Menginga 3 2 Minta klien untuk mengulangi ketiga
t obyek pada poin ke – 2 (tiap poin nilai 1)
Jawaban : meja, kursi, pen
6 Bahasa 9 9 Menanyakan pada klien tentang benda
(sambil menunjukkan benda tersebut)
1. Minta klien untuk mengulangi kata
berikut :
”tidak ada, dan, jika atau tetapi”
Klien menjawab :
”tidak ada, dan, jika atau tetapi”

2. Minta klien untuk mengikuti perintah


berikut yang terdiri 3 langkah.
 Ambil kertas ditangan anda, lipat
dua dan taruh dilantai.
 Perintahkan pada klien untuk hal
berikut (bila aktifitas sesuai
perintah nilai 1 poin) ”tutup mata
anda”

13
 Perintahkan kepada klien untuk
menulis kalimat dan menyalin
gambar.

Total nilai 30 27 Intrepetasi : Tidak ada gangguan kognitif


Intrepetasi hasil :
24.30: tidak ada gangguan kognitif
18.23: gangguan kognitif sedang
1.17: gangguan kognitif berat

5. Pengkajian Sosial

No. Uraian Ya Kadang- Tidak Fungsi Skor


kadang
1 Saya puas bahwa saya bisa √
kembali kepada keluarga Adaptation
(teman-teman) saya untuk 2
membantu pada waktu
sesuatu menyusahkan saya.
2 Saya puas dengan cara √
keluarga (teman-
teman)saya membicarakan
Partnership 1
sesuatu dengan saya dan
mengungkap masalah
dengan saya
3 Saya puas dengan cara √
keluarga (teman-teman)
saya menerima dan Growth 2
mendukung keinginan saya
untuk melakukan aktivitas
4 Saya puas dengan cara √
keluarga (teman-teman)
saya mengekspresikan afek
Affection 2
dan berespon terhadap
emosi-emosi saya seperti
marah, sedih/ mencintai
5 Saya puas dengan cara √
teman- teman saya dan
Resolve 1
menyediakan waktu
bersama-sama
6 Penilaian; Total 8
Pertanyaan-pertanyaan
yang di jawab;
Selalu: skore 2
Kadang-kadang : skore 1
Hampir tidak pernah : skore

14
0
Intrepretasi Hasil :
Nilai ≤ 3 : disfungsi keluarga sangat tinggi
Nilai 4 – 6 : disfungsi keluarga sedang
Nilai 7 – 10 : tidak ada disfungsi keluarga
Kesimpulan : total nilai 8, Ny. A tidak mengalami disfungsi keluarga
6. Pengkajian Keseimbangan
a. Perubahan posisi atau gerakan keseimbangan
 Bangun dari kursi* (Normal)
Tidak bangun dari duduk dengan satu kali gerakan, tetapi mendorong
tubuhnya ke atas dengan tangan atau bergerak ke bagian depan kursi terlebih
dahulu, tidak stabil pada saat berdiri pertama kali.
 Duduk ke kursi* (Normal)
Menjatuhkan diri ke kursi, tidak duduk di tengah kursi
Keterangan (*): kursi yang keras dan tanpa lengan
 Menahan dorongan pada sternum (Normal)
Pemeriksa mendorong sternum perlahan-lahan sebanyak 3 kali, klien mampu
menahan dorongan
 Mata tertutup (Normal)
 Perputaran leher (Normal)
 Gerakan menggapai sesuatu (Normal)
 Membungkuk (Normal)
b. Komponen gaya berjalan atau gerakan
 Minta klien untuk berjalan pada tempat yang ditentukan  ragu-ragu,
tersandung, memegang obyek untuk dukungan. (Normal)
 Ketinggian langkah kaki (mengangkat kaki pada saat melangkah)
 Kaki tidak naik dari lantai secara konsisten (menggeser atau menyeret kaki),
mengangkat kaki terlalu tinggi (> 2 inchi). (Normal)
 Kontunuitas langkah kaki (lebih baik diobservasi dari samping pasien)
(Normal)
 Setelah langkah-langkah awal, tidak konsisten memulai mengangkat satu kaki
sementara kaki yang lain menyentuh lantai.
 Panjangnya langkah yang tidak sama (sisi yang patologis biasanya memiliki
langkah yang lebih panjang : misalnya dapat terdapat pada pinggul, lutut,
pergelangan kaki atau otot sekitarnya)
 Penyimpangan jalur pada saat berjalan (lebih baik diobservasi dari belakang
klien) (Normal)
 Berbalik (Normal)
Intrepretasi Hasil :
0 – 5 : risiko jatuh rendah
6 – 10 : risiko jatuh sedang
11 – 15: risiko jatuh tinggi
Kesimpulan : Ny. A memiliki risiko jatuh rendah, dengan total nilai 2

B. Diagnosa Keperawatan

Analisa Data

15
Data Problem Etiologi
DS : Nyeri kronik Inflamasi mukosa

Klien mengeluh sakit perut lambung

DO :

 Keluhan utama:

- P : Ny. A telat makan

- Q : nyeri perutnya

seperti tertusuk dan

melilit

- R : daerah abdomen

- S : skala nyeri 3 dari 5,

tingkat keparahan Ny. A

sampai tidak bisa jalan

- T : sejak tadi pagi jam

04.00 WIB

 Klien tampak

merintih kesakitan

 Klien memegang

perut

 Ekspresi wajah klien

meringis

DS : Nausea / mual intake yang tidak

 Klien mengeluh tidak adekuat

nafsu makan

16
 Mual

 Sensasi seperti mau

muntah

 Mulut asam

DO :

 Mukosa bibir kering

 Turgor kulit jelek

 Frekwensi makan 2x/hari

DS : Gangguan berjalan kelemahan fisik

 Klien mengeluh akibat

sakitnya klien tidak

dapat berjalan

 Klien menyatakan butuh

bantuan jika naik turun

tangga

DO :

 Index Barthel : tingkat

ketergantungan Ny. A

sebagian

 Klien tampak lemah

Daftar Diagnosa Keperawatan Gerontik dengan Gangguan Sistem Pencernaan :


1) Nyeri kronis pada Ny. A berhubungan dengan Inflamasi mukosa lambung, yang
ditandai dengan Klien mengeluh sakit perut, skala nyeri 3 dari 5
2) Nausea / mual berhubungan dengan intake yang tidak adekuat

17
3) Gangguan berjalan dengan kelemahan fisik, yang ditandai dengan tingkat
ketergantungan Ny. A sebagian

18
PERENCANAAN ASUHAN KEPERAWATAN INDIVIDU TERINTEGRASI KLIEN GASTRITIS

DATA Diagnosa keperawatan NOC NIC


KODE DIAGNOSIS KODE HASIL KODE INTERVENSI
DS : 00133 Nyeri Kronik 2102 Tingkat nyeri 1400 Manajemen nyeri
1605 Kontrol nyeri 6000 Imajinasi terpimpin
Klien mengeluh sakit perut 1211 Tingkat kecemasan 5920 Hipnosis
1212 Tingkat stress 6040 Terapi relaksasi
DO : 1843 Pengetahuan : manajemen nyeri 5820 Mengurangi kecemasan
2010 status kenyamanan fisik 6480 Manajemen lingkungan : kenyamanan
 Keluhan utama: 2109 tingkat ketidaknyamanan 0470 Mengurangi kembung
1805 pengetahuan : perilaku sehat 5602 Pendidikan kesehatan : proses penyakit
- P : Ny. A telat makan 1803 pengetahuan : proses penyakit
1601 perilau kepatuhan
- Q : nyeri perutnya

seperti tertusuk dan

melilit

- R : daerah abdomen

- S : skala nyeri 3 dari 5,

tingkat keparahan Ny. A

sampai tidak bisa jalan

- T : sejak tadi pagi jam

19
04.00 WIB

 Klien tampak merintih

kesakitan

 Klien memegang perut

 Ekspresi wajah klien

meringis

DS : 00134 Nausea / mual 0601 Keseimbangan cairan 4103 Monitor cairan


1014 Nafsu makan 4120 Manajemen cairan
 Klien mengeluh tidak 1009 Status nutrisi : intake nutrisi 1160 Monitor nutrisi
1622 Perilaku kepatuhan : anjuran diet 1020 Pengaturan diet
nafsu makan 1618 Mengontrol muai/muntah 2380 Manajemen pengobatan
2107 Tingkat keparahan mual muntah 1570 Manajemen mual
 Mual 6040 Terapi relaksasi
5900 Distraksi
 Sensasi seperti mau 1320 Akupresor

muntah

 Mulut asam

DO :

 Mukosa bibir kering

20
 Turgor kulit jelek

 Frekwensi makan 2x/hari

DS : 00088 Gangguan 0200 Ambulasi 0200 Promosi latihan


berjalan 1633 Partisipasi latihan 0221 Terapi latihan ; ambuasi
 Klien mengeluh akibat 1803 Pengetahuan : proses penyakit 0222 Terapi latihan : keseimbangan
1827 Pengetahuan : mekanik tubuh 5510 Pendidikan kesehatan
sakitnya klien tidak 1855 Pengetahuan : gaya hidup sehat 5602 Pengajaran : proses penyakit
1811 Pengetahuan : aktifitas yang 5606 Pengajaran : individu
dapat berjalan dianjurkan 7910 konsultasi

 Klien menyatakan butuh

bantuan jika naik turun

tangga

DO :

 Index Barthel : tingkat

ketergantungan Ny. A

sebagian

 Klien tampak lemah

21
IMPLEMENTASI

No. Hari/tanggal Tindakan Paraf


1. Jumat, 21 1) Mengkaji skala nyeri dan lokasi nyeri
Ny. A
September 2018 R/ skala nyeri klien 3 dari 5 lokasinya di
ulu hati
2) Mengobservasi TTV
T :130/90 mmHg N : 110x/menit
S :37C RR : 24x/menit
3) Memberikan lingkungan yang tenang
dan nyaman
R/ klien merasa nyaman saat diberikan
posisi nyaman
4) Ajarkan teknik relaksasi dan distraksi
R/ klien mampu mempraktikan teknik
relaksasi
5) Lakukan kolaborasi dalam pemberian
obat sesuai dengan indikasi untuk
mengurangi nyeri
R/ klien meminum obat analgesik

EVALUASI

22
N HARI/TANGGAL EVALUASI

O
1 Sabtu, 22 September 2018 S : Klien sudah tidak mengeluh sakit perut

O:

 Skala nyeri 0

 Klien sudah nampak rileks

 Klien sudah tidak mengeluh nyeri perut

A : tujuan teratasi

P : intervensi dihentikan

23
DAFTAR PUSTAKA

Constantinides P. 1994. In General Pathobiology, Appleton & Lange. Depkes RI.


2003
Darmojo Boedi. Martono Hadi. Geriatri. Balai Penerbit FKUI. Jakarta. 1999. 242
Hardywinoto & Setiabudhi, T. Panduan Gerontologi Tinjauan Dari Berbagai Aspek.
Jakarta : PT. Gramedia Pustaka Utama. 1999
Johnson, M., et all. 2000. Nursing Outcomes Classification (NOC) Second Edition.
New Jersey: Upper Saddle River
Maryam RS, Ekasari,MF,dkk .2008. Mengenal Usia Lanjut Dan Perawatannya.
Jakarta:Salemba Medika
Mc Closkey, C.J., et all. 1996. Nursing Interventions Classification (NIC) Second
Edition. New Jersey: Upper Saddle River

24

Anda mungkin juga menyukai