Anda di halaman 1dari 11

ARTIKEL

Tempe Bungkil Kacang Tanah Khas Malang


Malang Peanut Press Cake Tempe

Edy Tya Gullit Duta Pamungkas, Sugiyono, dan Budi Nurtama

Departemen Ilmu dan Teknologi Pangan, Fakultas Teknologi Pertanian,


Institut Pertanian Bogor, Bogor 16680
Email: sugiyono@ipb.ac.id

Diterima : 8 Juli 2017 Revisi : 20 September 2017 Disetujui : 04 Januari 2018

ABSTRAK
Di Malang, Jawa Timur, terdapat pangan khas berbasis bungkil kacang tanah yang telah
dikenal oleh masyarakat setempat sebagai “tempe kacang”. Tidak diketahui awal mula dan
sejarah produk ini dan tidak banyak referensi yang membahas dan memberikan informasi
secara mendetail. Keunikan yang dimiliki tempe bungkil kacang yaitu penggunaan ragi mirip
ragi tape dan pemeraman yang dilakukan dalam keadaan terbuka. Dalam produksi tempe
kedelai, ragi yang digunakan merupakan ragi tempe dan pemeraman dilakukan dalam
keadaan terbungkus plastik berpori atau daun pisang. Tulisan ini mengulas setiap lini proses
produksi tempe bungkil kacang tanah khas Malang serta potensinya sebagai pangan
fungsional. Beberapa potensi manfaat kesehatan yang dimiliki produk ini antara lain dapat
menurunkan trigliserida, kolesterol dan LDL, serta meningkatkan HDL dalam darah.
kata kunci: bungkil kacang tanah, tempe bungkil kacang tanah, ragi tape, produksi

ABSTRACT
In Malang, East Java, figured indigenous food based peanut press cake which been
known by local as “tempe kacang”. There isn’t many information about the origin and history
of peanut press cake tempe and also the specific detail about this product. The peanut press
cake tempe has its own uniqueness about production processes such as utilizing starter which
similar to tapay starter and was fermented with open fermentation. The regular soy tempe
production utilized tempe starter and was fermented by wrapped in perforated plastic or
banana leaves. This article reviews every step of Malang peanut press cake tempe production
along its potency as functional food. The health potency of Malang peanut press cake tempe
has been reported such as decreasing blood triglyceride, cholesterol, LDL and increasing
HDL.

keywords: peanut press cake, peanut press cake tempe, tapai starter, production

Tempe Bungkil Kacang Tanah Khas Malang


Edy Tya Gullit Duta Pamungkas, Sugiyono, dan Budi Nurtama
Dan
kedelai menggunakan laru atau usar yang
I. PENDAHULUAN
didominasi Rhizopus oligosporus (Liu dan
T empe yang terbuat dari bungkil kacang
tanah atau yang di Malang biasa disebut
Han, 2015), oncom hitam menggunakan
kapang R. oligospurus (Kuswanto, 2015), dan
“tempe kacang” merupakan salah satu Neurospora intermedia untuk oncom merah
pangan tradisional khas Malang. (Priatni, dkk., 2010). Kedua, fermentasi atau
Kenampakan tempe bungkil kacang Malang pemeramannya dilakukan terbuka, kontak
dapat dilihat pada Gambar 1. Belum ada langsung dengan udara bebas, tidak
dokumentasi sejarah mengenai sejak kapan dibungkus daun maupun plastik.
dan mengapa produk ini dikembangkan. Bagi
warga Malang, tempe ini merupakan tempe
yang digemari dan sering dikonsumsi.

Gambar 2. Bungkil Kacang Tanah


(Dokumentasi, 2017)
Keterbatasan informasi mengenai tempe
Gambar 1. Tempe Bungkil Kacang
kacang khas Malang ini merupakan
Malang (Dokumentasi,
permasalahan dalam memahami produk ini.
2016)
Penelitian tempe kacang lebih banyak
Penelitian Dewi (2012) menunjukkan mengarah pada pemanfaatan lebih lanjut dan
bahwa di Kota Malang terdapat populasi potensinya sebagai pangan fungsional. Oleh
tertentu yang sangat menggemari produk ini. karena itu, pada tulisan ini akan dijabarkan
Beberapa alasan utama warga mengonsumsi secara mendetail dari bahan baku, proses
produk ini antara lain: sudah menjadi produksi, hingga potensi yang dimiliki oleh
kebutuhan lauk pauk keluarga, rasa yang tempe bungkil kacang khas Malang.
lebih gurih dibandingkan tempe kedelai, dan
kemudahan mendapatkan produk tersebut di II. BAHAN BAKU TEMPE BUNGKIL
Malang (Fitriyah, 2016). Berdasarkan KACANG MALANG
kemudahan perolehan produk, produksi 2.1. Bungkil Kacang Tanah
tempe bungkil kacang di Malang dinilai tinggi.
Kacang tanah merupakan hasil tanaman
Proses produksi tempe bungkil kacang kacang tanah (Arachis hypogaea L) berupa
meliputi persiapan ragi yang dilarutkan dalam polong (gelondongan) dan/atau biji (ose) yang
air dan pemeraman (fermentasi) dalam telah dikupas dan dibersihkan dari kulit
keadaan terbuka. Terdapat dua keunikan polongnya (SNI, 1995). Bungkil kacang tanah
yang dimiliki produk ini, baik berdasarkan (peanut press cake)merupakan produk
bahan baku dan proses produksi, yang tidak samping ekstraksi minyak kacang tanah
ditemui pada tempe kedelai dan oncom. melalui metode pene kanan. Bungkil kacang
Pertama, starter atau ragi yang digunakan tanah telah lama digunakan sebagai pakan
yaitu mirip ragi tape, sedangkan tempe ternak karena kandungan serat dan

Tempe Bungkil Kacang Tanah Khas Malang


Edy Tya Gullit Duta Pamungkas, Sugiyono, dan Budi Nurtama
Dan
komponen tidak tercernanya yang relatif (Ghatak dan Sen, 2013). Oligosakarida yang
tinggi. Menurut SNI (1992, 1996), bungkil terkandung di dalam bungkil kacang tanah
kacang tanah merupakan produk hasil ikutan antara lain rafinosa, stachyosa, dan melbiosa
atau ampas hasil penggilingan biji kacang (Fardiaz dan Markakis, 1981). Beberapa
tanah setelah diekstraksi minyaknya secara bungkil kacang tanah yang dijual juga masih
mekanis (expeller) atau secara kimia mengandung kulitnya. Kulit kacang tanah
(solvent). Di Indonesia sendiri dikenal 2 jenis kaya akan senyawa antioksidan alami berupa
bungkil kacang yang dijual di pasaran, yaitu komponen flavonoid (Yu, dkk., 2005) dan
bungkil kacang tanah biasa dan bungkil fenol seperti katecin dan procyanidins (Yu,
kacang tanah bahan baku pakan. Beberapa dkk., 2006). Komponen pigmen fenol
penelitian menunjukkan bahan ini layak berkontribusi terhadap warna gelap pada
dikonsumsi, contohnya dibuat menjadi bungkil kacang tanah (Tate, dkk., 1990).
cookies (Tate, dkk., 1990) atau ditepungkan Tatsuno, dkk. (2012) melaporkan bahwa
untuk menjadi bahan tambahan pembuatan proanthocyanidin oligomer dalam kacang
roti (Chavan, dkk., 1991). Kenampakan tanah berpotensi mengurangi kondisi
bungkil kacang tanah dapat dilihat pada dermatologi seperti inflamasi dan
Gambar 2. melanogenesis. Selain itu terdapat beberapa
antinutrisi yang masih terkandung dalam
Bungkil kacang tanah digolongkan dalam
kacang tanah, antara lain; protease inhibitor,
dua jenis mutu. Perbedaan spesifikasi antara
hemaglutinin, goitrogen, saponin dan asam
kedua mutu tersebut dapat dilihat pada Tabel
fitat (Natarajan, 1980).
1 (SNI, 1992). Bungkil kacang tanah
mengandung protein sebesar 27,27 persen Penyajian bungkil kacang tanah untuk
(Irviani dan Nisa, 2015). Protein dalam dipasarkan tidak terlalu diperhatikan dari segi
bungkil kacang tanah tidak berbeda dengan penampilan. Menurut SNI (1992), standar
kacang tanah pada umumnya. Terdapat tiga penyajian bungkil kacang tanah dalam bentuk
jenis protein utama dalam kacang tanah, cake, chips, dan pelet yang dibungkus
yaitu: Arachin, Conarachin I dan Conarachin dengan karung goni bersih, kering, dan kuat,
II. Ketiganya merupakan protein globular dan berat maksimum 80 kg bersih (kecuali in
memiliki kemiripan struktur dan komposisi, bulk). Pengemasan untuk bahan baku pakan
namun yang membedakan satu sama lain berbeda dengan pengemasan yang
adalah rotasi optik, kandungan sulfur, jumlah disebutkan pada SNI (1992), persyaratannya
nitrogen dan variasi asam amino (lisin) yaitu dikemas dalam wadah yang tidak
mempengaruhi isinya dan tertutup rapat (SNI,
Tabel 1. Mutu Bungkil Kacang Tanah 1996). Oleh karena bungkil kacang tanah
Persyaratan digolongkan sebagai produk hasil samping
Jenis Uji Satuan maka penampilan bukan menjadi perhatian.
Mutu 1 Mutu 2
Kadar maks. 2 maks. 8 Bungkil kacang tanah yang digunakan
minyak % oleh pengrajin tempe bungkil kacang tanah
(b/b) diperoleh melalui pemasok bungkil kacang.
Kadar air maks. 12 maks. 12 Terdapat tiga daerah penyedia bungkil
%
(b/b) kacang yang sering digunakan oleh pengrajin
Kadar abu maks. 7 maks. 7 di Malang, antara lain Batu, Pandaan dan
%
(b/b) Turen. Berdasarkan harga, bungkil kacang
Kadar serat maks. 10 maks. 10 yang paling mahal berasal dari Batu,
%
kasar (b/b) sedangkan yang termurah berasal dari Turen.
Kadar pasir maks. maks.
dan/atau % 2.5 2.5 2.2. Ragi Tempe Bungkil Kacang Khas
silica (b/b) Malang
Campuran tidak ada tidak ada
bahan lain
Sumber: SNI (1992)
Tempe Bungkil Kacang Tanah Khas Malang
Edy Tya Gullit Duta Pamungkas, Sugiyono, dan Budi Nurtama
Dan
Ragi yang digunakan dalam pembuatan Pembuatan tempe bungkil kacang
tempe bungkil kacang Malang lebih memiliki variasi tergantung bahan-bahan
menyerupai ragi tape dibandingkan laru untuk yang digunakan. Proses pembuatan tempe
ragi tempe kedelai. Pengrajin tempe bungkil bungkil kacang tanpa penambahan bahan
kacang menyebut ragi ini sebagai ragi tempe selain bungkil kacang menurut Amandasari
bukan ragi tape. Ragi yang digunakan (2009) meliputi: pengecilan ukuran bungkil
pengrajin tempe kacang di kecamatan kacang tanah, perendaman dalam campuran
Madyopuro Malang yaitu Ragi Manis Cap air bersih dan air hasil perendaman
Leo. Kenampakan ragi dapat dilihat pada sebelumnya selama 6 jam, penirisan selama
Gambar 3. 1 jam, pengukusan selama 30 menit,
pendinginan selama 1 jam, inokulasi dengan

Bungkil Kacang Tanah


Air hasil
perendaman
Perendaman 6 jam
sebelumnya

Penirisan 1 jam

Pengukusan 30 menit

Pendinginan 1 jam

Gambar 3. Ragi Tempe Bungkil Kacang Ragi Inokulasi


Malang

Jenis ragi yang digunakan pada tempe Penyetakan dalam wadah


bungkil kacang berbeda dengan tempe plastik mika
kedelai. Tempe kedelai menggunakan ragi
tempe yang berbentuk serbuk, sedangkan
ragi tempe bungkil kacang berbentuk Fermentasi dalam
kepingan pipih yang banyak dijumpai pada keadaan terbuka ±36 jam
ragi tape. Kandungan mikroorganisme
didalam ragi tempe jenis usar dan laru
didominasi oleh kapang R. oyzae dan R.
Tempe Kacang Khas Malang
oligosporus (Nuraida dan Krusong, 2015;
Astawan, dkk., 2017). Kandungan
mikroorganisme pada ragi tempe bungkil
kacang belum diteliti, namun beberapa ragi Gambar 4. Diagram Pembuatan Tempe
yang mirip dengan ragi ini, yaitu ragi tape. Kacang Khas Malang
Menurut Hesseltine (1991) ragi tape secara (Amandasari, 2009)
umum memiliki mucorales (Rhizopus, Mucor, ragi sebanyak 1,5 buah ragi, pencetakan
Amylomices), khamir, dan bakteri. dalam plastik mika, pendiaman pada tempat
III. PROSES PEMBUATAN TEMPE yang tidak terlalu lembab, dan fermentasi
selama 36 jam. Diagram pembuatan tempe
BUNGKIL KACANG KHAS
bungkil kacang dapat dilihat pada Gambar 4.
MALANG Proses pembuatan yang diperoleh melalui

Tempe Bungkil Kacang Tanah Khas Malang


Edy Tya Gullit Duta Pamungkas, Sugiyono, dan Budi Nurtama
Dan
bungkil kacang lebih sederhana dibandingkan
Ragi Tape Bungkil Kacang tempe kedelai. Pembuatan tempe kedelai
Kering Tanah melalui dua kali pencucian, dua kali
Air perendaman, pengupasan dan dua kali
hasil perebusan sebelum dilakukan inokulasi
Perendaman
pe- (Astawan, dkk., 2017)
Pelarutan 10 jam
ren-
dalam air 3.1. Perendaman Bungkil Kacang Tanah
dam-
Penirisan an Belum terdapat prosedur baku mengenai
1 jam sebe- perendaman bungkil kacang tanah dalam
Ragi Tape lum- produksi tempe bungkil kacang. Menurut
nya Amandasari (2009), perendaman
Cair
Pengukusan membutuhkan waktu 6 jam. Proses
2 jam perendaman yang diperoleh melalui
wawancara kepada salah satu pengrajin
tempe kacang, membutuhkan waktu selama
Pendinginan 10 jam. Perendaman bertujuan membasahi
1.5 jam (hidrasi) bungkil kacang tanah, melunakkan
bungkil kacang tanah dan memperbaiki
tekstur (Owens, dkk., 2015).
Inokulasi
Pada perendaman bungkil kacang juga
ditambahkan larutan asam yang berasal dari
perendaman produksi sebelumnya, pengrajin
Penyetakan menyebutnya sebagai cuka. Teknik ini
dalam wadah disebut dengan back-slopping. Secara alami,
plastik bakteri fermentasi muncul dalam proses ini
dan memicu pengasaman (Hachmeister dan
Fung, 1993). Yang, dkk. (2013) melaporkan
Fermentasi dalam prosedur back-slop pada produksi tempe
keadaan terbuka kedelai dinilai efektif dalam asidifikasi.
±2 hari Dilaporkan nilai pH menurun tajam dari 6,77
menuju 4,32 selama 2 hari pertama (siklus
back-slop) dan stabil pada pH 4,1. Asam
tertitrasi meningkat dari 0,03 menjadi 0,82
Tempe Kacang Khas persen asam laktat dan stabil sekitar 0,83
Malang persen asam laktat.
Gambar 5. Diagram Pembuatan Tempe 3.2. Pengukusan Bungkil Kacang
Kacang Khas Malang Hasil Tanah
Wawancara dengan Salah
Satu Pengrajin Tempe Waktu pengukusan bungkil kacang
Kacang daerah Madyopuro, bergantung pada masing-masing pengrajin.
Malang Pengukusan menurut Amandasari (2009)
berlangsung selama 30 menit, sedangkan
wawancara langsung dengan salah satu melalui wawancara dengan pengrajin,
pengrajin tempe kacang daerah Madyopuro, pengukusan membutuhkan waktu 2 jam.
Kota Malang, dapat dilihat pada Gambar 5. Di Tujuan dari pengukusan yaitu untuk
antara keduanya terdapat perbedaan membunuh kontaminasi bakteri dan kapang
mengenai waktu perendaman dan yang telah berada pada kacang, melunakkan
pengukusan, namun pada prinsipnya sama. kacang dan menginaktifkan trypsin inhibitor
Berdasarkan proses pembuatannya, tempe dan anti nutrisi lain (Owens, dkk ., 2015).

Tempe Bungkil Kacang Tanah Khas Malang


Edy Tya Gullit Duta Pamungkas, Sugiyono, dan Budi Nurtama
Dan
3.3. Inokulasi Bungkil Kacang Tanah 50–70 persen secara umum dibutuhkan untuk
pertumbuhan sebagian besar kapang.
Penggunaan ragi untuk inokulasi bungkil
kacang bergantung pada keinginan pengrajin 3.4. Fermentasi (Pemeraman)
mengenai kecepatan terbentuknya produk
Fermentasi tempe bungkil kacang
tempe kacang siap konsumsi. Menurut
dilakukan dalam keadaan terbuka tanpa
pengrajin, kondisi normal digunakan 30
pembungkus. Bungkil kacang tanah yang
keping ragi untuk 20 kg bungkil kacang (4,03
telah diinokulasi diletakan dalam nampan
g ragi per kg bungkil kacang tanah, berat rata-
plastik kemudian didiamkan selama dua hari
rata per keping ragi 2,69 g). Penggunaan ragi
(48 jam). Fermentasi atau pemeraman
ini lebih banyak jika dibandingkan inokulasi
bungkil kacang dalam keadaan terbuka
tempe kedelai yang menggunakan 1–2 g
diduga memiliki tujuan memastikan
inokulum bubuk per kg kedelai (Owens, dkk.,
tumbuhnya kapang dibandingkan khamir.
2015; Astawan, dkk., 2017). Menurut Murata
Ragi tape memiliki konsentrasi khamir yang
(1965) jumlah starter yang terlalu banyak atau
tinggi, untuk memastikan tumbuhnya kapang,
terlalu sedikit dapat meningkatkan waktu
kondisi pemeraman dilakukan dalam keadaan
fermentasi secara signifikan. Shurtleff dan
aerobik. Kondisi aerobik akan menahan
Aoyagi (1986) menambahkan, jika jumlah
pertumbuhan khamir. Proses fermentasi
inokulum yang digunakan lebih banyak maka
tempe bungkil kacang dapat dilihat pada
waktu fermentasi akan semakin kritis,
Gambar 6.
sedangkan apabila jumlah yang lebih sedikit
digunakan maka potensi pertumbuhan bakteri Pendiaman bungkil tempe kacang yang
kontaminan akan semakin besar. terinokulasi memiliki tujuan khusus. Tekanan
mekanis mempengaruhi pertumbuhan
Inokulasi pada pembuatan tempe kacang
kapang. Beberapa jenis kapang diketahui
khas Malang memiliki metode khusus, yaitu
mengalami kerusakan ketika dikenai proses
dilakukan pelarutan ragi ke dalam air sebelum
agitasi (Nout dan Kiers, 2005).
dicampurkan pada bungkil kacang tanah
kukus yang didinginkan. Berbeda dengan
inokulasi tempe kedelai yang dilakukan
dengan cara penaburan ke permukaan
kacang kedelai kemudian diaduk merata
(Astawan, dkk., 2017). Menurut pengrajin
tempe kacang, pencampuran bungkil kacang
tanah dengan ragi dilakukan hingga bungkil
kacang basah secara menyeluruh. Praktik ini
bertujuan agar ragi dapat tercampur secara
merata pada substrat. Pelarutan ragi dalam
air juga dapat meningkatkan pertumbuhan
mikroorganisme dengan meningkatkan aw
substrat. Menurut Molin dkk. (1992) semakin
tinggi aw maka laju pertumbuhan hifa akan
meningkat, R. oligosporus memiliki aw
optimum 0,995, sedangkan aw 0,998 Gambar 6. Fermentasi Tempe Kacang
mengalami penurunan pertumbuhan. (Dokumentasi 2015)
Dilaporkan juga bahwa peningkatkan aw akan Selama pemeraman, bungkil kacang
membuat distribusi pertumbuhan hifa menjadi tanah melepaskan panas. Menurut Nout dan
merata secara radial (homogen). Menurut Kiers (2005), akivitas metabolis kapang
Nigam dan Singh (2004), seperti pada proses melepaskan panas. Dikarenakan batasan
fermentasi media padat lainnya, kandungan transfer panas dan massa dalam padatan,
air pada substrat padat sangat krusial temperatur akan meningkat hingga 40–50°C.
terhadap produk akhir. Kandungan air antara

Tempe Bungkil Kacang Tanah Khas Malang


Edy Tya Gullit Duta Pamungkas, Sugiyono, dan Budi Nurtama
Dan
Temperatur tersebut terlalu tinggi untuk seutuhnya seperti pada tempe kedelai. Salah
pertumbuhan kapang. Oleh karena itu dalam satu ciri khas tempe bungkil kacang ini pada
fermentasi media padat (Solid State teksturnya yang tidak sekompak tempe
Fermentation / SSF) dibutuhkan aerasi yang kedelai. Tempe bungkil kacang ketika panen
baik. Menurut Gervasi dan Molin (2006), memiliki sifat kompak namun partikelnya
dalam praktiknya, hanya udara yang mudah runtuh/bercerai, terutama ketika
digunakan untuk mengendalikan temperatur pemotongan.
SSF. Kapasitas panas udara pada saturasi
Kenampakan tempe bungkil kacang yang
udara maksimal lebih rendah daripada
tidak tertutup hifa diduga akibat jenis ragi
kapasitas panas air pada SmFs (Submerged
yang digunakan. Ragi yang digunakan mirip
Fermentation). Dikarenakan hal inilah, SSF
ragi tape. Ragi tape secara umum memiliki
membutuhkan udara dalam jumlah besar
mucorales (Rhizopus, Mucor, Amylomices),
melebihi kebutuhan respirasi
khamir, dan bakteri (Hesseltine, 1991).
mikroorganisme.
Menurut Feng, dkk. (2007), keberadaan
Terdapat beberapa faktor selama khamir dalam jumlah besar dapat
pemeraman yang mempengaruhi kualitas menghambat pertumbuhan kapang tempe.
fisikokimia tempe secara umum. Menurut
Penjualan tempe bungkil masih terbatas
Mukhoyaroh (2015), suhu inkubasi dan lama
di pasar-pasar tradisional sekitar Malang.
pemeraman mempengaruhi kandungan
Tempe ini diangkut ke pasar beserta wadah
protein tempe. Dalam penelitiannya, dua
pemeramannya, kemudian dijual dalam
suhu pemeraman yang digunakan yaitu 10°C
bentuk potongan balok. Salah satu
dan 30°C dan diperam selama 18 dan 36 jam.
kekurangan tempe ini yaitu cepat busuk
Secara umum kandungan protein untuk suhu
(Aryani, dkk., 2016), sehingga tidak dapat
pemeraman 30°C dan lama pemeraman
dijual untuk hari berikutnya setelah
selama 36 jam lebih tinggi. Menurut Retiaty,
pemanenan. Penjualan hari selanjutnya
dkk. (2012) dimensi ketebalan dan kerapatan
merupakan batch baru.
substrat dapat menghambat pertumbuhan
miselium kapang sehingga menghambat IV. KANDUNGAN GIZI DAN MANFAAT
proses fermentasi. Ketebalan substrat TEMPE BUNGKIL KACANG TANAH
berhubungan dengan ketersediaan oksigen KHAS MALANG
yang mampu menembus partikel substrat.
Menurut Muniswaran, dkk. (2002), mendekati Kandungan gizi pada tempe bungkil
titik lokasi terdalam suatu substrat maka kacang ini masih belum diketahui
kosentrasi oksigen mendekati nol. dikarenakan penelitian spesifik tempe ini
Mahanama, dkk. (2011) melaporkan bahwa masih belum pernah dilakukan. Beberapa
penambahan ketebalan substrat menurunkan produk yang mirip dengan tempe bungkil
produksi menaquinon oleh mikroorganisme tanah dilaporkan memiliki kualitas protein
pada fermentasi nattoo. yang lebih baik daripada produk non
fermentasinya (Bhavanishankar, dkk., 1987)
3.5. Pemanenan Tempe Bungkil yang terindikasi memiliki kelarutan yang lebih
Kacang baik (Yu, dkk., 2007). Kelarutan yang lebih
Pemanenan tempe bungkil kacang baik akan mempercepat penyerapan protein
umumnya dilakukan pada jam ke-48 setelah oleh tubuh.
inokulasi (dengan takaran ragi normal). Belum banyak manfaat tempe kacang
Penampakan tempe bungkil kacang siap yang terdokumentasi sebagai akibat
konsumsi seperti tampak pada Gambar 1. minimnya penelitian mengenai tempe bungkil
Tekstur kenampakan permukaan tempe kacang khas Malang. Beberapa penelitian
kasar, namun kekerasannya lunak. Warna mengenai manfaat tempe kacang yang telah
tempe abu-abu cerah dan warna coklat kulit dilakukan berhubungan dengan pengaruhnya
kacang tanah. Hifa kapang tidak menutupi terhadap kadar lemak dalam darah. Cahyono

Tempe Bungkil Kacang Tanah Khas Malang


Edy Tya Gullit Duta Pamungkas, Sugiyono, dan Budi Nurtama
Dan
(2013) melaporkan pemberian ransum bubuk DAFTAR PUSTAKA
tempe kacang pada tikus percobaan dapat
menurunkan trigliserida darah dari 86,8 Amandasari A. 2009. Pemanfaatan Lesitin pada
Cookies (Kajian Proporsi Tepung Beras Merah,
mg/dL menjadi 55,4 mg/dL. Dianawati (2013) Tepung Tempe Kacang Tanah, dan
melaporkan bahwa pemberian bubuk tempe Konsentrasi Lesitin). [Tesis]. Universitas
kacang dapat menurunkan kadar kolesterol Brawijaya Malang.
total pada tikus putih (Rattus novergicus strain
Wistar) dari 59,80 mg/dL menjadi 58,64 Aryani, Vadiya, Sari Z. 2016. Pembuatan Kerupuk
mg/dL. Tempe Bungkil Kacang Tanah (Kajian Lama
Pemeraman dan Penambahan Tepung Tempe
Tempe kacang juga berpengaruh Bungkil) Terhadap Perubahan Sifat Fisikokimia
terhadap kadar LDL dan HDL dalam darah. dan Organoleptik [Tesis]. Universitas Brawijaya
Susanti (2013) melaporkan bahwa pemberian Malang.
bubuk tempe kacang tanah dapat
menurunkan LDL dari 6,2 mg/dL menjadi 5,9 Astawan, M., Wresdiyati T., Maknun L. 2017.
mg/dL pada tikus. Pradhana (2013) Tempe: Sumber Zat Gizi dan Komponen
Bioaktif untuk Kesehatan. Bogor (ID). IPB
melaporkan pemberian bubuk tempe kacang
Press
tanah dapat meningkatkan HDL darah dari
42,44 mg/dL menjadi 47,1–58,04 mg/dL pada Bhavanishankar, T.N., Rajashekaran T., Murthy
tikus. V.S. 1987. Tempeh-like Product by Groundnut
Fermentation. Food Microbiology. Vol 4:121–
Pengaruh konsumsi tempe kacang 125.
terhadap sel dan jaringan tubuh telah diteliti.
Wungkas (2013) yang melaporkan bahwa Cahyono, E.A. 2013. Pengaruh Pemberian Bubuk
pemberian bubuk tempe kacang tanah dapat Tempe Kacang Tanah Terhadap Kadar
menurunkan jumlah sel hepar yang Trigliserida pada Tikus Putih (Rattus
mengalami perlemakan pada tikus putih strain novergicus strain Wistar) yang diberi Diet
Wistar dari 85,11±21,327 sel menjadi Aterogenik [Tesis]. Universitas Brawijaya
34,33±10,630 sel. Sidiq (2014) melaporkan Malang.
bahwa pemberian bubuk tempe kacang tanah Chavan, J.K., Shinde V.S., Kadam S.S. 1991.
dapat menurunkan jumlah sel busa (foam cell) Utilization of Expeller Pressed Partially
pada dinding aorta abdominal tikus dari Defatted Peanut Cake Meal in the Preparation
17,00±1,58 sel menjadi10,8±1,30-13,2±1,09 of Bakery Products. Plant Food for Human
sel. Nutrition. Vol 41:253–259.
V. KESIMPULAN Dewi, I.P. 2012. Analisis Faktor-Faktor yang
Mempengaruhi Keputusan Pembelian
Tempe bungkil kacang Malang
Konsumen Tempe Kacang untuk
merupakan produk pangan tradisional khas Meningkatkan Pendapatan Produsen Tempe
Malang yang berbahan dasar bungkil kacang Kacang (Studi Kasus di Pasar Merjosari Kota
tanah. Proses produksi meliputi perendaman Malang) [Tesis]. Universitas Brawijaya Malang.
dengan air perendaman batch sebelumnya,
pengukusan, inokulasi dengan ragi tempe Dianawati, R. 2013. Pengaruh Pemberian Bubuk
bungkil kacang, dan pemeraman terbuka Tempe Kacang Terhadap Kadar Kolesterol
pada wadah nampan plastik. Beberapa Total pada Tikus Putih (Rattus novergicus
manfaat tempe kacang tanah antara lain, Strain Wistar) yang Diberi Diet Aterogenik
[Tesis]. Universitas Brawijaya Malang.
menurunkan kadar trigliserida dan kolesterol
total darah, mencegah peningkatan LDL, Fardiaz, D., Markakis P. 1981. Oligosaccharides
meningkatkan HDL, dan menurunkan jumlah and Protein Efficiency Ratio of Oncom
sel hepar dan foam cell. (Fermented Peanut Press Cake). Journal of
Food Science. Vol 46:1970–1971.

Tempe Bungkil Kacang Tanah Khas Malang


Edy Tya Gullit Duta Pamungkas, Sugiyono, dan Budi Nurtama
Dan
Feng, X.M., Passoth V., Eklund-Johnson C., Computer Science 2011. Vol II. October 19–21,
Alminger M.L, Schnurer J. 2007. Rhizopus 2011, San Fransisco (US).
Oligosporus and Yeast Co-cultivation During
Barley Tempeh Fermentation – Nutritional Molin, P., Gervais P., Lemiere J.P., Davet T. 1992.
Impact and Real-time PCR Quantification of Direction of Hyphal Growth: a Releveant
Fungal Growth Dynamics. Food Microbiology, Parameter in the Development of Filamentous
Vol 24:393 –402. Fungi. Research in Microbiology. Vol 143: 777–
784.
Fitriyah. 2016. Analisis Perilaku Konsumen dan
Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Keputusan Mukhoyaroh, H. 2015. Pengaruh Jenis Kedelai,
Pembelian Tempe Kacang di Kabupaten Waktu dan Suhu Pemeraman Terhadap
Malang [Tesis]. Universitas Jember. Kandungan Protein Tempe Kedelai. Florea. Vol
2: 47–51.
Gervasi, P., Molin P. 2003. The role of water in
solid-state fermentation. Biochem Eng. J. 13(2- Muniswaran, P.K.A., Moorthy S.S., Charyulu
3):85-101.doi:10.1016/S1369-703X(02)00122- N,C,L,N. 2002. Transport Phenomena in Solid
5 State Fermentation: Oxygen Transport in Static
Tray Fermentors. Biotechnology and
Ghatak, S.K., Sen K. 2013. Peanut Proteins: Bioprocess Engineering. Vol 7. : 362–366.
Applications, Ailments and Possible
Remediation. Journal of Industrial and Murata, K. 1965. Nutritional Value of Tempeh.
Engineering Chemistry. Vol 19:369–374. Annual Report of Research. Conducted Under
Grants Authorized by PL-480 Grant No. FG-ja-
Hachmeister, K.A., Fung D.Y.C. 1993. Tempeh: a 110; All-NH-1.
Mold-Modified Indigenous Fermented Food
Made from Soybeans and/or Cereal Grains. Natarajan, K.R. 1980. Peanut Protein Ingredients:
Crit. Rev. Microbiol. 19(3):137–188. Preparation, Properties and Food Uses.
Advandces in Food Research. Vol 26.
Hesseltine, C.W. 1991. Zygomycetes in Food
Fermentations. Mycologist. Vol 5:162–169. Nigam, P., Singh D. 2004. Solid-State
Fermentation: An Overview. In Handbook of
Irviani, L.I., Nisa F.C. 2015. Pengaruh Fungal Biotechnology. Aorar DK, Bridge PD,
Penambahan Pectin dan Tepung Bungkil Bhatnagar D sebagai Editor. New York (US).
Kacang Tanah terhadap Kualitas Fisik, Kimia Marcell Dekker.
dan Organoleptik Mie Kering Tersubstitusi
mocaf. Jurnal Pangan dan Agroindustri. Vol 3 : Nout, M.J.R, Kiers J.L. 2005. Tempe
215-225. Fermentation, Innovation and Functionality:
Update Into Third Millennium. Journal of
Kuswanto, K.R. 2015. Indonesian Oncom Applied Microbiology. Vol 98:789 –805.
(Fermented Food Processing By-Products). In
Indigenous Fermented Foods of Southeast Nuraida, L., Krusong W. 2015. Starter Cultures. In
Asia. Owen J.D as editor. Boca Raton (US): Indigenous Fermented Foods of Southeast
CRC Asia. Owen J.D as editor. Boca Raton (US):
CRC
Liu S., Han Y. 2015. Microbial Diversity in
Fermented Food with Emphasis on Bacterial Owens, J.D., Astuti M., Kuswanto K.R. 2015.
Fermentation and Health Benefits dalam Food Tempe and Related Product in Indigenous
Biology Series: Microorganism and Fermented Food of Southeast Asia. Owens
Fermentation of Traditional Foods. Ray RC and J.D. as editor. Boca Raton (US): CRC
Montet sebagai Editor. Boca Raton (US). CRC
Pradhana, A.B. 2013. Pengaruh Pemberian
Mahanama, R., Berenjian A., Talbot A., Biffin R., Bubuk Tempe Kacang Tanah Terhadap
Regtop H., Deghani F., Kavanagh J. 2011. Kolesterol HDL pada Tikus Putih (Rattus
Effects of Inoculation Loading and Substrate novergicus Strain Wistar) yang Diberi Diet
Bed Thickness on the Production of Aterogenik [Tesis]. Universitas Brawijaya
Menaquinone 7 via Solid State Fermentation. Malang.
Proceedings of the World on Engineering and

Tempe Bungkil Kacang Tanah Khas Malang


Edy Tya Gullit Duta Pamungkas, Sugiyono, dan Budi Nurtama
Dan
Priatni, S., Singgih M., Kardono L.B.S., Gusdinar Aterogenik [Tesis]. Universitas Brawijaya
T. 2010. Molecular Identification of Neurospora Malang.
sp N-1 Isolated from Indonesian Red
Fermented Cake. Journal of Pure and Applied Yang, Y., Wolkers-Rooijackers, Nout M.J.R, Han
Microbiology. Vol 4:.527–531. B. 2013. Microbial Diversity and Dynamics of
Microbial Communities During Back-slop
Retiaty, F., Kurniawati N., Komari. 2012. Soaking of Soybeans as Determined by PCR-
Pengaruh Ketebalan Substrat pada Fermentasi DGGE and Molecular Cloning. World Journal of
Tempe Terhadap Kadar Vitamin B1. Penelitian Microbiology and Biotechnoloy. Vol 29. :1969–
Gizi dan Makanan. Vol 35:182–188. 1974.

Shurtleff, W., Aoyagi A. 1986. Tempeh Yu, J., Ahmedna M., Goktepe I. 2005. Effects of
Production: A Craft and Technical Manual. Processing Methods and Extraction Solvents
Soyfood Center. on Concentration and Antioxidant Activity of
Peanut Skin Phenolics. Food Chemistry. Vol
Sidiq, D.D.N. 2014. Pengaruh Pemberian Bubuk 90:199–206.
Tempe Kacang Tanah terhadap Jumlah Sel
Busa (Foam Cell) pada Dinding Aorta Yu, J., Ahmedna M., Goktepe I. 2007. Peanut
Abdominal Tikus Putih (Rattus novergicus Protein Concentrate: Production and
strain Wistar) yang Diberi Diet Aterogenik Functional Properties as Affected by
[Tesis]. Universitas Brawijaya Malang. Processing. Food Chemistry. Vol 103:121–129.

SNI. 1992. Bungkil Kacang Tanah. SNI 01-3169- Yu, J., Ahmedna M., Goktepe I., Dai J. 2006.
1992. Badan Standarisasi Nasional Peanut Skin Procyanidins: Composition and
Antioxidant Activities as Affected by
SNI. 1995. Kacang Tanah. SNI 01-3921-1995. Processing. Journal of Food Composition and
Badan Standarisasi Nasional Analysis. Vol 19:364–371.

SNI. 1996. Bungkil Kacang Tanah – Bahan Baku


Pakan. SNI 01-4228-1996. Badan Standarisasi BIODATA PENULIS :
Nasional.
Edy Tya Gullit Duta Pamungkas dilahirkan di
Susanti, W. 2013. Pengaruh Pemberian Bubuk
Malang, Jawa Timur, tanggal 7 Juli 1988.
Tempe Kacang Tanah terhadap Kadar Low
Density Lipoprotein (LDL) Kolesterol pada Menyelesaikan pendidikan S1 di Universitas
Tikus putih (Rattus novergicus Strain Wistar) Brawijaya tahun 2013 dan saat ini sedang
yang Diberi Diet Aterogenik [Tesis]. Universitas menempuh pendidikan S2 di Institut Pertanian
Brawijaya Malang. Bogor.

Tate, P.V., Chavan J.K., Patil P.B., Kadam S.S. Sugiyono dilahirkan di Sidoarjo, Jawa Timur,
1990. Processing of Commercial Peanut Cake tanggal 29 Juli 1965. Menyelesaikan pendidikan
into Food-grade Meal and its Utilization in
S1 di Institut Pertanian Bogor tahun 1989,
Preparation of Cookies. Plant Foods for Human
Nutrition. Vol 40:115–121. pendidikan S2 di University of New South Wales
Sidney tahun 1996, serta S3 di University of
Tatsuno, T., Jinno M., Arima Y., Kawabata T., New South Wales Sidney tahun 2000.
Hasegawa T., Yahagi N., Takano F., Ohta T.
2012. Anti-inflamatory and Anti-melanogenic Budi Nurtama dilahirkan di Yogyakarta, tanggal
Proanthocyanidin Oligomers from Peanut Skin. 15 April 1959. Menyelesaikan pendidikan S1 di
Biological Pharmaceutical Bulletin. Vol 35 : Institut Pertanian Bogor tahun 1982, pendidikan
909–916. S2 di University of Guelph tahun 1991, serta S3
Wungkas, J.R. 2013. Pengaruh Pemberian Bubuk di National Pingtung University of Science and
Tempe Kacang Tanah terhadap Jumlah Sel Technology tahun 2010.
Hepar yang Mengalami Perlemakan pada
Tikus Putih (Strain Wistar) yang Diberi Diet

Tempe Bungkil Kacang Tanah Khas Malang


Edy Tya Gullit Duta Pamungkas, Sugiyono, dan Budi Nurtama
Dan
Tempe Bungkil Kacang Tanah Khas Malang
Edy Tya Gullit Duta Pamungkas, Sugiyono, dan Budi Nurtama
Dan

Anda mungkin juga menyukai