Anda di halaman 1dari 13

BAB II

LANDASAN TEORI

A. Konsep Teori Penyakit


1. Definisi
Diare adalah keadaan ketika frekuensi buang air besar lebih dari 4 kali
pada bayi,dan lebih dari 3 kali pada anak dengan konsistensi feses encer,dapat
berwarna hijau atau dapat pula bercampur lendir dan darah / lendir saja.
(Mardalena,2017:121)
Diare di definisikan sebagai feses cair lebih dari 3 kali dalam sehari
disertai kehilangan banyak cairan dan elektrolit melalui feses(Sodikin,
2011:225).Menurut Nurarif dan Kusuma (2015) Penularan diare biasanya karena
infeksi melalui transmisi fekal oral langsung dari penderita diare atau melalui
makan atau minuman yang terkontaminasi oleh bakteri ptahogen yang berasal dari
tinja manusia atau hewan atau bahan muntahan penderita dan juga dapat melalui
udara atau melalui aktifitas seksual kontak oral-anal.
2. Klasifikasi diare di bagi menjadi 2 yaitu :
a. Diare akut
Diare akut dikarakteristikkan oleh perubahan tiba-tiba dengan frekuensi
dan kualitas defekasi berlangsung kurang dari 2 minggu
b. Diare kronik
1) Diare kronik berlangsung lebih dari 2 minggu,diare kronik uumnya di
kelompokkan dalam 6 kategori pathogenesis terjadinya :
2) Diare Osmotic,terjadi bila terdapat partikel yang tidak dapat
diabsorbsi sehingga osmolaritas lumen meningkat dan air tertarik dari
plasma ke lumen usus sehingga terjadilah diare.
3) diare sekresi,diare dengan volume feses banyak biasanya disebabkan
oleh gangguan transportasi elektrolit akibat peningkatan produksi dan
sekresi air dan elektrolit namun kemampuan absorbsi muksa usus ke
dalam lumen usus menurun.
4) diare karena gangguan motilitas

5
6

5) diare inflamatorik
6) malabsorbsi
7) infeksi kronik
3. Etiologi
Yang menyebabkaan terjadinya diare yaitu:
(1).Infeksi oleh bakteri (Salmonellaspp,Campylobacter Jejuni,Satfilococcus
Aureus,Bacillus Cereus,Clostridium Perfringens dan Enterohemorrhagic
Escherichia Coli (EHEC),virus(rota-virus,adenovirus enteris,virus
norwalk),parasit(Biradia Lambia, Cryptospridium).Bakteri penyebab diare di
Indonesia adalah Shigella,Salmonella,Campylobacter Jejuni ,Eschericia
Coli,dan Entamoeba Histolytica.Disentri berat juga umumnya di sebabkan
oleh shigella disentri,kadang-kadang dapat juga di sebabkan oleh Shigella
Flexneri,Salmonella dan Enteroinvasive E.coli (EIEC).Infeksi oleh
mikroorganisme ini dapat menyebabkan peningkatan sekresi cairan; (2).Diare
juga dapat di sebabkan oleh obat-obatan seprti Replacement Hormone
Tiroid,laksatif,antibiotik,asetaminophen,kemotrapidanantasida.(Suratun,Lusia
nah,2010:137)
4. Patofisiolgi
Proses terjadinya diare dapat disebabkan oleh berbagai faktor antara
lain infeksi bakteri,malabsorbsi,atau sebab yang lain.Faktor infeksi,proses ini
diawali dengan adanya mikroorganisme yang masuk kedalam saluran
pencernaan,kemudian berkembang biak dalam lambung dan
usus.Mikroorganisme yang masuk ke dalam lambung dan usus memproduksi
toksin,yang terikat pada mukosa usus dan menyebabkan sekresi aktif anion
klorida ke dalam lumen usus yang di ikuti air,ion karbonat,kation,natrium dan
kalium.Infeksi bakteri jenis enteroinvasif seperti: E.coli,Parathypi
B.Salmonella,shigella,toksin yang dikeluarkan oleh bakteri tersebut dapat
menyebabkan kerusakan dinding usus,berupa nekrosis dan ulserasi.Diare
bersifat sekretori eksudatif,cairan diare dapat bercampur lendir dan darah.
Faktor malabsorbsi merupakan kegagalan dalam melakukan absrbsi
terhadap makanan atau zat yang mengakibatkan tekanan osmotik menigkat
sehingga terjadi pergeseran air dan elektrolit ke rongga usus yang dapat
meningkatkan isi rongga usus sehingga terjadi diare.
7

Gangguan molitilitas usus yang mengakibtkan hiperperistaltik akan


mengakibatkan berkurangnya kesempatan usus untutk menyerap makanan
sehingga timbul diare,sebaliknya jika terjadi hipperistaltik akan
mengakibatkan bakteri tumbuh berlebihan sehingga terjadi diare.Akibat dari
diare dapat menyebabkan kehilangan air dan elektrolit(dehidrasi)yang
mengakibatkan gangguan asam basa (asidosis metabolik dan
hipokalemi),gangguan nutrisi
(intakekurang,outputberlebih).(Suratun,Lusianah,2010).
Menurut penelitian faktorlain yang dapat mempengaruhi terjadinya
diare baik secara langsung maupun tidak langsung dapat menjadi faktor
penyebab terjadinya diare,terdiri dari beberapa faktor
yaitu,agent,penjamu,lingkungan,dan perilaku manusia .Faktor penjamu yang
menyebabkan meningkatnya kerentanan terhadap diare,diantaranya tidak
memberikan ASI selama 2 tahunkurang gizi atau gizi buruk,penyakit
campak,dan imunodefisiensi.Faktor lingkungan yang paling dominan yanhg
dapat menyebabkan terjadinya diare yaitu sarana penyediaan air bersih dan
pemnbuangan tinja,kedua faktor ini akan berinteraksi dengan perilaku
manusia.Apabila faktor lingkungan tidak sehat karena tercemar kuman diare
serta beakumulasi dengan perilaku manusia yang tidak sehat pula,maka
penularan diare dengan mudah dapat terjadi.(jurnal keperawatan dan
kesehatan Medisina akper YPIB,vol 2 (3) 2016)
Konsumsi makanan jajanan dapat beresiko terhadap satus kesehatan
anak usia sekolah.Faktor penyebabnya adalah penggunaan bahan pangan
tambahan yang tidak di izinkan.Bahan pangan tersebut yang di tambahkan ke
dalam makanan untuk mempengaruhi sifat atau bentuk produk
makanan,seperti pemanis,pewarna,pengawet,dan perasa yang dapat
membahayakan kesehatan anak sekolah.Penggunaan zat-zat yang berbahaya
dapat menyebabkan terjadinya penyakit yang menyerang sistem pencernaan
seperti,diare dan keracunan makanan,sementara dalam jangka waktu yang
panjang keracunan makanan bisa menyebabkan kematian.(e-journal
keperawatan (e-kp) vol 6 (1) 2018).
8

Pathway
Infeksi Psikologis
Makanan

Berkembang di usus Ansietas


Toksik tak dapat di serap

Hipersekresi air dan


elektrolit Malabsorbsi
Hiperperistaltik
KH,Lemak,dan protein

Isi usus
Penyerapan makanan dan Peningkatan tekanan
cairan menurun osmotik

Pergeseran air dan


elektrolit ke usus

Diare
Frekuensi BAB meningkat Distensi abdomen

Hilang cairan dan Gangguan integritas Mual,muntah


elektrolit kulit perianal

Nafsu makan
Gangguan Asidosis metabolik menurun
keseimbangan
cairan dan
Sesak Ketidak seimbangan nutrisi
elektrolit
kurang dari kebutuhan

Gangguan pertukaran
Dehidrasi gas

Kekurangan volume Resiko syok


cairan (hipovolemia)
menurutNurarif & Kusuma (2015).
5. Manifestasi klinis
Mula-mula bayi dan anak menjadi cengeng,gelisah,suhu badan
mungkin meningkat,nafsu makan berkurang atau tidak ada,kemudian timbul
diare.Feses makin cair ,mungkin mengandung darah atau lendir,dan warna
feses berubah menjadi kehijau-hijauan karena bercampur empedu.Akibat
seringnya defekasi,anus dan area sekitarnya menjadi lecet karena sifat feses
9

makin lama menjadi asam,hal ini terjadi akibat banyaknya asam laktat yang di
hasilkan dari pemecahan laktosa yang tidak dapat diabsorbsi oleh usus.
Gejala muntah dapat terjadi sesudah atau sebelum diare.Apabila
penderita telah banyak mengalami kehilangan air dan elektrolit ,maka
terjadilah gejala dehidrasi.Berat badan turun,ubun-ubun besar cekung pada
bayi ,tonus otot dan turgor kulit berkurang ,dan selaput lendir pada mulut dan
bibir terlihat kering.Gejala klinis menyesuaikan dengan derajat atau
banyaknya kehilangan cairan.Apabila dilihat dari banyaknya cairan yang
hilang,derajat dehidrasi dapat dibagi berdasarkan kehilangan berat badan.
Berdasarkan kehilangan berat badan,dehidrasi terbagi menjadi empat
kategori yaitu,tidak ada dehidrasi (bila terjadi penurunan berat badan
2,5%),dehidrasi ringan (bila terjadi penurunan berat badan 2,5-5%),dehidrasi
sedang (bila terjadi penurunan berat badan 5-10%).(Sodikin,2011)
6. Pemeriksaan diagnostik
a. Pemeriksaan tinja
1) Makroskopis dan mikroskopis
2) Ph dan kadar gula dalam tinja
3) Biakan dan resistensi feses (colok dubur )
b. Pemeriksaan ureum dan kreatinin untuk ,kadar elektrolit
darah(natrium,kalium,kalsium,posfat),analisa gas darah dan pemeriksaan
darah lengkap perlu dilakukan pada kasus diare berat.
c. Penatalaksanaan Non Medis

1) Menurut Ariani , penatalaksaan untuk kasus diare yaitu penanganan


fokus pada penyebab, pemberian cairan dan elektrolit, seperti oralit
atau terapi parenteral, pada bayi pemberian ASI diteruskan jika
penyebab bukan dari ASI.
Penelitian di Indonesia tentang tatalaksana diare yang sudah di terapkan di 18
rumah sakit,untuk mengetahui gambaran perawatan pada anak di rumah sakit,di
dapatkan hasil bahwa kelemahan yang di dapatkan dari skor diare adalah rencana
rehidrasi yang tidak jelas,diberikannya cairan intravena pada semua kasus diare
sedangkan oralit tidak diberikan,dan masih di berikannya antibiotik dan antidiare
10

untuk diare cair(sidik et al,2013) dalam jurnal keperawatan muhamadiyah (1) 1


2016

7. Komplikasi.
Menurut Ariani , komplikasi diare meliputi dehidrasi, syok hipovolemia
(berkurangnya volume darah yang bersirkulasi dalam tubuh), feses berdarah,
demam, renjatan hipovolemik, intoleransi laktosa sekunder sebagai akibat
defisiensi enzim laktase karena kerusakan vili mukosa usus halus, hipokalemia
dan hipoglikemia, malnutrisi energi protein karena selain diare dan muntah,
penderita juga mengalami kelaparan, kejang terutama pada dehidrasi
hipertonik.
8. Penatalaksanaan
Menurut Ariani, penatalaksaan untuk kasus diare yaitu penanganan
fokus pada penyebab, pemberian cairan dan elektrolit, seperti oralit atau terapi
parenteral, pada bayi pemberian ASI diteruskan jika penyebab bukan dari
ASI.

B. Kebutuhan dasar manusia


Menurut Ambarwati (2014),sekitar tahun 1950,Abraham Maslow
seorang psikolog dari Amerika mengembangkan teori tentang kebutuhan dasar
manusia yang lebih dikenal dengan istilah Hierarki Kebutuhan Dasar Manusia
Maslow.Hierarki tersebut meliputi 5 kategori kebutuhan dasar,yaitu:
a) Kebutuhan fisiologis (Physiologic Needs)
b) Kebutuhan Keselamatan dan Rasa Aman (Safety And Security Needs)
c) Kebutuhan Rasa Cinta,Memiliki dan Dimiliki (Love and Belonging Needs).
d) Kebutuhan Harga Diri (Self-Esteem Needs)
e) Kebutuhan Aktualisasi Diri (Need For Self Actualization )
Menurut Sodikin (2011) manifestasi klinis pada kasus diare memiliki tanda
sebagai berikut :
Berat badan turun,ubun-ubun besar cekung pada bayi ,tonus otot dan turgor kulit
berkurang ,dan selaput lendir pada mulut dan bibir terlihat kering.Gejala klinis
menyesuaikan dengan derajat atau banyaknya kehilangan cairan.Apabila dilihat
11

dari banyaknya cairan yang hilang,derajat dehidrasi dapat dibagi berdasarkan


kehilangan berat badan,anorexia, lemah, pucat, perubahan tanda vital, menurun
atau tidak ada pengeluaran urin. Jika berdasarkan hierarki kebutuhan dasar
manusia Maslow yang terganggu adalah kebutuhan fisiologis yaitu kebutuhan
cairan dan elektrolit, kebutuhan nutrisi.
Kebutuhan fisologis memiliki prioritas tertinggi dalam hierarki Maslow.
Umumnya, jika beberapa kebutuhan belum terpenuhi seseorang akan memenuhi
kebutuhan fisiologinya yang merupakan hal mutlak dipenuhi manusia untuk
beratahan hidup. Pada pasien dengan diare kebutuhan dasar yang terganggu yang
pertama yaitu kebutuhan cairan dan elektrolit, pasien dengan diare membutuhkan
cairan dalam jumlah proporsi yang tepat di berbagai jaringan tubuh. Kebutuhan
cairan sangat diperlukan tubuh dalam mengangkut zat makanan kedalam sel,sisa
metabolisme sebagai pelarut elektrolit dan non elektrolit, memelihara suhu tubuh
dan,mempermudah eliminasi dan membantu pencernaan.
Kedua yaitu kebutuhan nutrisi adalah proses pengambilan zat-zat
makanan penting. Jumlah dari seluruh interaksi antara organisme pada makanan
yang dikonsusimnya, apa yang manusia makan dan bagaimana tubuh
menggunakannya, kebutuhan nutrisi pada anak diare penting untuk membantu
proses perbaikan pencernaan yang terganggu dan berfungsi untuk membentuk dan
memelihara jaringan tubuh, mengatur proses-proses dalam tubuh, sebagai sumber
tenaga, serta untuk melindungi tubuh dari serangan penyakit. (Hidayat, Aziz dan
Uliyah, 2012 ).

C. Proses Keperawatan
1. Pengkajian keperawatan
Pengkajian yang perlu diperhatikan pada diare menurut Suriadi dan
Yuliani (2010) meliputi: kaji riwayat diare(lamanya diare, frekuensi diare,
faktor penyebab diare), kaji status hidrasi (ubun-ubun, turgor kulit, mata
membran, dan mukosa mulut), kaji tinja (jumlah, bau, konsistensi, dan waktu
buang air besar), kaji intake dan output (pemasukan dan pengeluaran), lakukan
pengkajian fisik rutin (pemeriksaan tanda-tanda vital, pemeriksaan bising
12

usus, timbang berat badan), kaji tingkat aktivitas anak, kaji dan catat adanya
tanda-tanda yang berkaitan (kram, mual, muntah, gangguan integritas
kulit),pemeriksaaan diagnostik (pemeriksaan tinja, ph, leukosit, glukosa, dan
adanya darah), riwayat alergi pada obat obatan atau makanan, creatinin, dan
glukosa, dan kultur tinja.
2. Diagnosa Keperawatan
Diagnosa keperawatan yang lazimmuncul menurut Nurarif dan Kusuma
(2015):
a. Gangguan pertukan gas b.d perubahan membran alveolar-kapiler
b. Diare berhubungan dengan proses infeksi
c. Kekurangan volume cairan berhubungan dengan kehilangan cairan aktif
d. Kerusakan integritas kulit berhubungan dengan ekskresi/BAB sering
e. Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari berhubungan dengan penurunan
intake makanan
f. Resiko ketidakseimbangan cairan dan elektrolit b.d kehilangan cairan dan
elektrolit
g. Ansietas b.d perubahan status kesehatan.
13
13

3. Rencana Keperawatan
Tabel 2.2
Rencana Keperawatan Gangguan Kebutuhan Cairan
NO DIAGNOSA KEPERAWATAN NOC NIC
1 2 3 4
1 Diare berhubungan dengan proses Kontinen usus (500) Manajemen diare (460)
infeksi a. Mengenali keinginan untuk a. Tentukan riwayat diare
defekasi b. Ajari pasien cara penggunaan obat antidiare secaratepat
Batasan karakteristik: b. Mempertahankan pola pengeluaran c. Berikan makanan dalam porsi kecil dan lebih sering serta
a. Ada dorongan untuk defekasi feses yang bisa diprediksi tingkatkan porsi secara bertahap
b. Bising usus hiperaktif c. Mempertahankan kontrol d. Anjurkan pasien untuk mencoba menghindari makanan
c. Defekasi feses cair >3 dalam 24 pengeluaran feses yang mengandung laktosa
jam d. Mengeluaran feses paling tidak 3 e. Identifikasi faktor yang bisa menyebabkan diare (misalnya,
d. Kram kali perhari medikasi, bakteri, dan pemberian makanan lewat selang)
e. Nyeri abomen e. Merespon keinginan untuk BAB f. Monitor tanda dan gejala diare
secara tepat waktu g. Amati turgor kulit secara berkala
f. Minum cairan secara adekuat h. Monitor kulit perineum terhadap adanya iritasi dan ulserasi
g. Mengkonsumsi serat dengan i. Ukur diare/output pencernaan
jumlah adekuat j. Timbang pasien secara berkala
h. Menggambarkan hubungan asupan k. Beritahu dokter jika terjadi peningkatan frekuensi atau suara
makanan dengan konsistensi feses perut
i. Mementau jumlah dan konsistensi l. Konsultasikan dengan dokter jika tanda dan gejala diare
feses menetap
j. Eliminasi secara mandiri m. Intruksikan untuk menghindari laksatif

Manajemen pengobatan (2380)


a. Tentukan obat apa yang diperlukan, dan kelola menurut resep
Eliminasi usus (501) dan/protocol
a. Pola eliminasi b. Ajarkan pasien dan/atau anggota keluarga mengenai metode
14

b. Kontrol gerakan usus pemberian obat yang sesuai


c. Warna feses c. Identifikasi jenis dan jumlah obat bebas yang digunakan
d. Feses lembut dan berbentuk d. Berikan informasi penggunan obat bebas dan bagaimana
e. Kemudahan BAB obat-obat itu juga mempengaruhi konsidi klien saat ini
f. Pengeluaran feses tanpa bantuan
g. Suara bising usus
h. Darah dalam feses
i. Konstipasi
j. Diare
k. Nyeri pada saat BAB
2 Kekurangan volume cairan Keseimbangan cairan (601) Manajemen cairan (4120)
berhubungan dengan kehilangan a. Tekanan darah normal a. Timbang berat badan setiap hari dan monitor status pasien
cairan aktif b. Denyut nadi normal b. Jaga intake/asupan yang akurat dan catat output
c. Keseimbangan intake dan output c. Monitor status hidrasi (misalnya, membrane mukosa
Batasan karakteristik : dalam 24 jam lembab,denyut nadi adekuat)
a. Penurunan tekanan darah d. Berat badan stabil d. Monitor tanda – tanda vital pasien
b. Penurunan tekanan nadi e. Turgor kulit stabil e. Berikan terapi iv yang di tentukan
c. Penurunan turgor kulit f. Kelembaban membrane mukosa f. Monitor status gizi
d. Kulit kering g. Perubahan status metal g. Berikan cairan, dengan tepat
e. Membrane mukosa kering h. Tidak ada penurunan tekanan h. Dukung pasien dan keluarga untuk membantu dalam
f. Haus darah pemberian makan dengan baik
g. Kelemahan i. Tidak ada penurunan tekanan nadi
h. Peningkatan suhu tubuh j. Tidak ada penurunan turgor kulit Manajemen diare (4180)
k. Membran mukosa kering a. Tentukan riwayat diare
l. Kulit kering b. Ajari pasien cara pengguanaan obat anti diare secara tepat
m. Haus c. Berikan makanan dalam porsi kecil dan lebih sering
n. Kelemahan d. serta tingkatan porsi secara bertahap
o. Peningkatan suhu tubuh e. Amati turgor kulit secara berkala
Hidrasi (602) f. Timbang pasien secara berkala
a. Turgor kulit g. Monitor tanda dan gejala diare
b. Membrane mukosa lembab h. Kolaborasi dalam pemberian obat diare(misalnya zynk dan
15

c. Intake cairan oralit)


d. Output cairan
e. Haus
f. Warna kulit keruh
g. Bola mata cekung dan lunak
h. Penurunan tekanan darah
i. Nadi cepat dan lemah
j. Kehilangan berat badan
k. Diare
l. Peningkatan suhu tubuh

3 Defisit nutrisi kurang dari kebutuhan Status nutrisi (1004) Manajemen gangguan makan (1030)
tubuh berhubungan dengan a. Asupan gizi a. Kolaborasi dengan tim kesehatan lainnya untuk
penurunan intake makanan b. Asupan makanan mengembangkan rencana perawatan
c. Asupan cairan b. Tentukan pencapain berat badan harian sesuai dengan
Batasan karakteristik d. Energi keinginan
a. Kram abdomen e. Rasio berat badan/tinggi badan c. Dorong kien untuk mendiskusikan makanan yang di sukai
b. Nyeri abdomen menghindari f. Hidrasi bersama ahli gizi
makan g. Nafsu makan d. Monitor asupan kalori makanan harian
c. Diare h. Menyenangi makanan e. Batasi aktifitas fisik sesuai kebutuhan untuk meningkatkan
d. Kurang makan i. Hasrat/keinginan untuk makan berat badan
e. Penurunan berat badan dengan j. Intake makanan f. Monitor berat badan klien secara
asupan makan adekuat k. Intake cairan
f. Membnran mukosa pucat Manajemen nutrisi (1100)
Status nutrisi : Asupan Nutrisi (1009) a. Tentukan status gizi pasien dan kemampuan pasien untuk
a. Asupan kalori memenuhi kebutuhan gizi
b. Asupan protein b. Identifikasi adanya alergi atau intoleransi makanan yang di
16

c. Asupan lemak miliki pasien


d. Asupan karbohidrat c. Tentukan jumlah kalori dan jenis nutrisi yang di butuhkan
e. Asupan serat untuk memenuhi persyaratan gizi
f. Asupan vitamin d. Ciptakan lingkungan yang optimal pada saat mengkonsumsi
g. Asupan mineral makanan
h. Asupan zat besi e. Lakukan atau bantu pasien terkait dengan perawatan mulut
i. Asupan kalsium sebelum makan
j. Asupan natrium f. Anjurkan pasien untuk duduk pada posisi tegak di kursijika
memungkinkan
g. Pastikan makanan yang di sajikan deng cara yang menarik dan
pada suhu yang paling cocok
h. Anjurkan keluarga membawa makanan yang disukai pasien
i. Tawarkan makanan ringan yang padat gizi
j. Pastikan diet mencakup makanan yang tinggi serat untuk
mencegah konstipasi.
4 Kerusakan integritas kulit Integritas jaringan : kulit dan Pengecekan kulit (3590)
berhubungan dengan kelembapan membrane mukosa (1101) a. Periksa kulit terkait dengan adanya
a. Suhu kulit kemerahan,kehangatan,edema
Batasan karakteristik b. Sensasi b. Amati warna, kehangatan,bengkak,tekstur,edema pada
a. Kerusakan lapisan kulit c. Elastisitas ekstremitas
b. Ganguan permukaan kulit d. Hidrasi keringat c. Monitor kulit adanya ruam dan lecet
c. Invasi struktur tubuh e. Tekstur d. Monitor kulit adanya kekeringan yang berlebihan dan
f. Intgritas kulit kelembaban
g. Lesi pada kulit Perawatan luka (3660)
h. Jaringan parut a. Monitor karakteristik luka, warna, ukuran
i. Pengelupasan kulit b. Berikan perawatan ulkus pada kulit yang diperlukan
j. Wajah pucat c. Oleskan salep yang sesuai dengan kulit/lesi
d. Monitor luka/lesi
e. Catat dan bandingkan perubahan luka
f. Dokumentasikan lokasi luka, ukuran

Anda mungkin juga menyukai