LANDASAN TEORI
5
6
5) diare inflamatorik
6) malabsorbsi
7) infeksi kronik
3. Etiologi
Yang menyebabkaan terjadinya diare yaitu:
(1).Infeksi oleh bakteri (Salmonellaspp,Campylobacter Jejuni,Satfilococcus
Aureus,Bacillus Cereus,Clostridium Perfringens dan Enterohemorrhagic
Escherichia Coli (EHEC),virus(rota-virus,adenovirus enteris,virus
norwalk),parasit(Biradia Lambia, Cryptospridium).Bakteri penyebab diare di
Indonesia adalah Shigella,Salmonella,Campylobacter Jejuni ,Eschericia
Coli,dan Entamoeba Histolytica.Disentri berat juga umumnya di sebabkan
oleh shigella disentri,kadang-kadang dapat juga di sebabkan oleh Shigella
Flexneri,Salmonella dan Enteroinvasive E.coli (EIEC).Infeksi oleh
mikroorganisme ini dapat menyebabkan peningkatan sekresi cairan; (2).Diare
juga dapat di sebabkan oleh obat-obatan seprti Replacement Hormone
Tiroid,laksatif,antibiotik,asetaminophen,kemotrapidanantasida.(Suratun,Lusia
nah,2010:137)
4. Patofisiolgi
Proses terjadinya diare dapat disebabkan oleh berbagai faktor antara
lain infeksi bakteri,malabsorbsi,atau sebab yang lain.Faktor infeksi,proses ini
diawali dengan adanya mikroorganisme yang masuk kedalam saluran
pencernaan,kemudian berkembang biak dalam lambung dan
usus.Mikroorganisme yang masuk ke dalam lambung dan usus memproduksi
toksin,yang terikat pada mukosa usus dan menyebabkan sekresi aktif anion
klorida ke dalam lumen usus yang di ikuti air,ion karbonat,kation,natrium dan
kalium.Infeksi bakteri jenis enteroinvasif seperti: E.coli,Parathypi
B.Salmonella,shigella,toksin yang dikeluarkan oleh bakteri tersebut dapat
menyebabkan kerusakan dinding usus,berupa nekrosis dan ulserasi.Diare
bersifat sekretori eksudatif,cairan diare dapat bercampur lendir dan darah.
Faktor malabsorbsi merupakan kegagalan dalam melakukan absrbsi
terhadap makanan atau zat yang mengakibatkan tekanan osmotik menigkat
sehingga terjadi pergeseran air dan elektrolit ke rongga usus yang dapat
meningkatkan isi rongga usus sehingga terjadi diare.
7
Pathway
Infeksi Psikologis
Makanan
Isi usus
Penyerapan makanan dan Peningkatan tekanan
cairan menurun osmotik
Diare
Frekuensi BAB meningkat Distensi abdomen
Nafsu makan
Gangguan Asidosis metabolik menurun
keseimbangan
cairan dan
Sesak Ketidak seimbangan nutrisi
elektrolit
kurang dari kebutuhan
Gangguan pertukaran
Dehidrasi gas
makin lama menjadi asam,hal ini terjadi akibat banyaknya asam laktat yang di
hasilkan dari pemecahan laktosa yang tidak dapat diabsorbsi oleh usus.
Gejala muntah dapat terjadi sesudah atau sebelum diare.Apabila
penderita telah banyak mengalami kehilangan air dan elektrolit ,maka
terjadilah gejala dehidrasi.Berat badan turun,ubun-ubun besar cekung pada
bayi ,tonus otot dan turgor kulit berkurang ,dan selaput lendir pada mulut dan
bibir terlihat kering.Gejala klinis menyesuaikan dengan derajat atau
banyaknya kehilangan cairan.Apabila dilihat dari banyaknya cairan yang
hilang,derajat dehidrasi dapat dibagi berdasarkan kehilangan berat badan.
Berdasarkan kehilangan berat badan,dehidrasi terbagi menjadi empat
kategori yaitu,tidak ada dehidrasi (bila terjadi penurunan berat badan
2,5%),dehidrasi ringan (bila terjadi penurunan berat badan 2,5-5%),dehidrasi
sedang (bila terjadi penurunan berat badan 5-10%).(Sodikin,2011)
6. Pemeriksaan diagnostik
a. Pemeriksaan tinja
1) Makroskopis dan mikroskopis
2) Ph dan kadar gula dalam tinja
3) Biakan dan resistensi feses (colok dubur )
b. Pemeriksaan ureum dan kreatinin untuk ,kadar elektrolit
darah(natrium,kalium,kalsium,posfat),analisa gas darah dan pemeriksaan
darah lengkap perlu dilakukan pada kasus diare berat.
c. Penatalaksanaan Non Medis
7. Komplikasi.
Menurut Ariani , komplikasi diare meliputi dehidrasi, syok hipovolemia
(berkurangnya volume darah yang bersirkulasi dalam tubuh), feses berdarah,
demam, renjatan hipovolemik, intoleransi laktosa sekunder sebagai akibat
defisiensi enzim laktase karena kerusakan vili mukosa usus halus, hipokalemia
dan hipoglikemia, malnutrisi energi protein karena selain diare dan muntah,
penderita juga mengalami kelaparan, kejang terutama pada dehidrasi
hipertonik.
8. Penatalaksanaan
Menurut Ariani, penatalaksaan untuk kasus diare yaitu penanganan
fokus pada penyebab, pemberian cairan dan elektrolit, seperti oralit atau terapi
parenteral, pada bayi pemberian ASI diteruskan jika penyebab bukan dari
ASI.
C. Proses Keperawatan
1. Pengkajian keperawatan
Pengkajian yang perlu diperhatikan pada diare menurut Suriadi dan
Yuliani (2010) meliputi: kaji riwayat diare(lamanya diare, frekuensi diare,
faktor penyebab diare), kaji status hidrasi (ubun-ubun, turgor kulit, mata
membran, dan mukosa mulut), kaji tinja (jumlah, bau, konsistensi, dan waktu
buang air besar), kaji intake dan output (pemasukan dan pengeluaran), lakukan
pengkajian fisik rutin (pemeriksaan tanda-tanda vital, pemeriksaan bising
12
usus, timbang berat badan), kaji tingkat aktivitas anak, kaji dan catat adanya
tanda-tanda yang berkaitan (kram, mual, muntah, gangguan integritas
kulit),pemeriksaaan diagnostik (pemeriksaan tinja, ph, leukosit, glukosa, dan
adanya darah), riwayat alergi pada obat obatan atau makanan, creatinin, dan
glukosa, dan kultur tinja.
2. Diagnosa Keperawatan
Diagnosa keperawatan yang lazimmuncul menurut Nurarif dan Kusuma
(2015):
a. Gangguan pertukan gas b.d perubahan membran alveolar-kapiler
b. Diare berhubungan dengan proses infeksi
c. Kekurangan volume cairan berhubungan dengan kehilangan cairan aktif
d. Kerusakan integritas kulit berhubungan dengan ekskresi/BAB sering
e. Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari berhubungan dengan penurunan
intake makanan
f. Resiko ketidakseimbangan cairan dan elektrolit b.d kehilangan cairan dan
elektrolit
g. Ansietas b.d perubahan status kesehatan.
13
13
3. Rencana Keperawatan
Tabel 2.2
Rencana Keperawatan Gangguan Kebutuhan Cairan
NO DIAGNOSA KEPERAWATAN NOC NIC
1 2 3 4
1 Diare berhubungan dengan proses Kontinen usus (500) Manajemen diare (460)
infeksi a. Mengenali keinginan untuk a. Tentukan riwayat diare
defekasi b. Ajari pasien cara penggunaan obat antidiare secaratepat
Batasan karakteristik: b. Mempertahankan pola pengeluaran c. Berikan makanan dalam porsi kecil dan lebih sering serta
a. Ada dorongan untuk defekasi feses yang bisa diprediksi tingkatkan porsi secara bertahap
b. Bising usus hiperaktif c. Mempertahankan kontrol d. Anjurkan pasien untuk mencoba menghindari makanan
c. Defekasi feses cair >3 dalam 24 pengeluaran feses yang mengandung laktosa
jam d. Mengeluaran feses paling tidak 3 e. Identifikasi faktor yang bisa menyebabkan diare (misalnya,
d. Kram kali perhari medikasi, bakteri, dan pemberian makanan lewat selang)
e. Nyeri abomen e. Merespon keinginan untuk BAB f. Monitor tanda dan gejala diare
secara tepat waktu g. Amati turgor kulit secara berkala
f. Minum cairan secara adekuat h. Monitor kulit perineum terhadap adanya iritasi dan ulserasi
g. Mengkonsumsi serat dengan i. Ukur diare/output pencernaan
jumlah adekuat j. Timbang pasien secara berkala
h. Menggambarkan hubungan asupan k. Beritahu dokter jika terjadi peningkatan frekuensi atau suara
makanan dengan konsistensi feses perut
i. Mementau jumlah dan konsistensi l. Konsultasikan dengan dokter jika tanda dan gejala diare
feses menetap
j. Eliminasi secara mandiri m. Intruksikan untuk menghindari laksatif
3 Defisit nutrisi kurang dari kebutuhan Status nutrisi (1004) Manajemen gangguan makan (1030)
tubuh berhubungan dengan a. Asupan gizi a. Kolaborasi dengan tim kesehatan lainnya untuk
penurunan intake makanan b. Asupan makanan mengembangkan rencana perawatan
c. Asupan cairan b. Tentukan pencapain berat badan harian sesuai dengan
Batasan karakteristik d. Energi keinginan
a. Kram abdomen e. Rasio berat badan/tinggi badan c. Dorong kien untuk mendiskusikan makanan yang di sukai
b. Nyeri abdomen menghindari f. Hidrasi bersama ahli gizi
makan g. Nafsu makan d. Monitor asupan kalori makanan harian
c. Diare h. Menyenangi makanan e. Batasi aktifitas fisik sesuai kebutuhan untuk meningkatkan
d. Kurang makan i. Hasrat/keinginan untuk makan berat badan
e. Penurunan berat badan dengan j. Intake makanan f. Monitor berat badan klien secara
asupan makan adekuat k. Intake cairan
f. Membnran mukosa pucat Manajemen nutrisi (1100)
Status nutrisi : Asupan Nutrisi (1009) a. Tentukan status gizi pasien dan kemampuan pasien untuk
a. Asupan kalori memenuhi kebutuhan gizi
b. Asupan protein b. Identifikasi adanya alergi atau intoleransi makanan yang di
16