A. LATAR BELAKANG
Hukum, HAM, dan Demokrasi Dalam islam berisi tentang penjelasan konsep-konsep
hukum islam, HAM menurut islam dan demokrasi dalam Islam meliputi prinsip
bermusyawarah dan prinsip dalam ijma’. HAM dan Demokrasi merupakan konsepsi
kemanusiaan dan relasi sosial yang dilahirkan dari sejarah peradaban manusia di seluruh
penjuru dunia. HAM dan demokrasi juga dapat dimaknai sebagai hasil perjuangan manusia
untuk mempertahankan dan mencapai harkat kemanusiaannya, sebab hingga saat ini hanya
konsepsi HAM dan demokrasilah yang terbukti paling mengakui dan menjamin harkat
kemanusiaan.Manusia diciptakan oleh Tuhan Yang Maha Esa dengan seperangkat hak yang
menjamin derajatnya sebagai manusia. Hak-hak inilah yang kemudian disebut dengan hak
asasi manusia, yaitu hak yang diperoleh sejak kelahirannya sebagai manusia yang merupakan
karunia Sang Pencipta.
Karena setiap manusia diciptakan kedudukannya sederajat dengan hak-hak yang
sama, maka prinsip persamaan dan kesederajatan merupakan hal utama dalam interaksi
sosial. Namun kenyataan menunjukan bahwa manusia selalu hidup dalam komunitas sosial
untuk dapat menjaga derajat kemanusiaan dan mencapai tujuannya. Hal ini tidak mungkin
dapat dilakukan secara individual. Akibatnya, muncul struktur sosial. Dibutuhkan kekuasaan
untuk menjalankan organisasi sosial tersebut.
B. RUMUSAN MASALAH
1. Apa pengertian Hukum dalam islam ?
2. Berapakah sumber hukum islam?
3. Apakah tujuan hukum islam?
4. Apa pengertian Hak Asazi Manusia ?
5. Apa perbedaan HAM dalam pandangan Islam dan Barat?
PEMBAHASAN
A. Pengertiam Hukum Dalam Islam
Hukum Islam adalah hukum yang ditetapkan oleh Allah melalui wahyu-Nya yang kini
terdapat dalam Al Qur’an dan dijelaskan oleh Nabi Muhammad sebagai Rasul-Nya melalui
Sunnah beliau yang kini terhimpun dengan baik dalam kitab-kitab hadits. Terdapat perbedaan
pendapat antara ulama ushul fiqh dan ulama fiqh dalam memberikan pengertian hukum syar’i
karena berbedanya sisi pandang mereka. Ulama fiqh berpendapat bahwa hukum adalah akibat
yang ditimbulkan oleh tuntutan yaitu wajib, sunnah, haram, makruh dan mubah. Sedangkan
ulama ushul fiqh mengatakan bahwa yang disebut hukum adalah dalil itu sendiri. Mereka
membagi hukum tersebut kepada dua bagian besar yaitu hukum taklifi dan hukum wadh’i.
Hukum taklifi berbentuk tuntutan dan pilihan yang disebut dengan wajib, sunnat, haram,
makruh dan mubah.
Dan hukum wadh’i terbagi kepada lima macam yaitu sabab, syarat, mani’, shah dan
bathal. Masyarakat Indonesia disamping memakai istilah hukum Islam juga menggunakan
istilah lain seperti syari’at Islam, atau fiqh Islam. Istilah-istilah tersebut mempunyai
persamaan dan perbedaan. Syari’at Islam sering dipergunakan untuk ilmu syari’at dan fiqh
Islam dipergunakan istilah hukum fiqh atau kadang-kadang hukum Islam, yang jelas antara
yang satu dengan yang lain saling terkait.[1]
KESIMPULAN
1. Hukum Islam adalah hukum yang ditetapkan oleh Allah melalui wahyu-Nya yang kini
terdapat dalam Al Qur’an dan dijelaskan oleh Nabi Muhammad sebagai Rasul-Nya melalui
Sunnah beliau yang kini terhimpun dengan baik dalam kitab-kitab hadits.
2. Sumber hukum islam adalah Al-Qur’an, As-Sunnah, Ijma’, Qiyas
3. Tujuan hukum islam secara umum adalah Dar-ul mafaasidiwajalbul mashaalihi (mencegah
terjadinya kerusakan dan mendatangkan kemaslahatan). Abu Ishaq As-Sathibi merumuskan
lima tujuan hukum islam.
4. Hak asasi manusia adalah hak-hak yang diberikan langsung oleh tuhan yang maha pencipta
(hak-hak yang bersifat kodrati), oleh karena itu, tidak ada kekuasaan apapun yang dapat
mencabutnya.
5. Hukum menurut Islam adalah hukum yang ditetapkan Allah melalui wahyu-Nya, dalam Al-
Quran dijelaskan nabi Muhammad saw sebagai Rasul Nya melalui sunah beliau yang kini
terhimpun dengan baik dalam Al-Qur’an dan Hadits
http://serbamakalah.blogspot.com/2013/03/hukum-ham-dan-demokrasi-dalam-islam_6683.html
Perbedaan Prinsip antara Konsep HAM dalam Pandangan Islam dan Barat
HAM menurut pemikiran barat semata-mata bersifat antroposentris, artinya segala suatu berpusat kepada
manusi. Manusia sangat dipentingkan. sebaliknya, HAM dilihat dari sudut pandang islam bersifat teosentris,
artinya segala sesuatu berpusat kepada T uhan. Dengan demikian Tuhan sangat dipentingkan. HAM dalam islam
tidak semata-mata menekankan kepada HAM saja melainkan hak-hak itu dilandasi kewajiban asasi manusia
untu mengabdi kepada Allah sebagai penciptanya.
Prinsip-prinsip HAM yang tercantum dalam al Quran antara lain:
1. Martabat manusia
Manusia mempunyai kedudukan atau martabat yan tinggi. Martabat yang tinggi yang telah dianugerahkan Allah
pada hakekatnya merupakan fitrah yg tidak dapat dipisahkan dari diri manusia.
a. Prinsip persamaan
Pada dasarnya semua manusia sama, karna semuanya adalah hamba Allah
b. Prinsip kebebasan menyatakan pendapat
Al Quran memerintahkan kepada manusia agar berani menggunakan akal pikiran terutama untuk mnyatakan
pendapat yang benar
c. Prinsip kebebsan beragama
Prinsip ini mengandung makna bahwa manusia sepenuhnya mempunyai kebebasan untuk menganut suatu
keyakinan yang disenanginya
d. Hak atas jaminan sosial
e. Hak atas harta benda
Siapapun bahkan penguasa sekali pun tidak diperbolehkan merampas hak milik orang lain kecuali untuk
kepentingan umum
Hak Azasi Manusia adalah hak yang diberikan Allah. Oleh karena itu tidak ada suatu kekuatan
atau kekuasaan apapun di dunia ini yang dapat mencabutnya. Tetapi bukan berarti manusia bebas
untuk berbuat semaunya, sebab apabila manusia bebas menggunakan haknya tanpa menghargai
hak azasi orang lainmaka ia berarti telah melanggar hak azasi orang lain.
HAM adalah hak dasar setiap manusia yang dianugerahkan Allah kepada manusia untuk
dijaga, dipelihara, dan dihormati/dihargai.
Dalam Islam HAM disebut al ahwalul khamsah (hal Yang lima) (perlkara yang lima), yaitu jiwa,
agama, harta, keluarga, dan harga diri atau krhormatan.
Menurut Barat, HAM adalah semua hak manusia yang bersifat antroposentris. Menurut Islam
HAM adalah hak manusia dari Allah yang bersifat teosentris, maksudnya segala sesuatu berasal
dari Allah.
1. Musyawarah (syura)
Kepada semua pimpinan organisasi diminta menyelesaikan sesuatu dengan musyawarah. Dengan
musyawarah tidak terjadi otoriter dan kesewenang-wenangan.
2. Ijma
Ijma’ adalah kesepakatan ulama di suatu negeri atas hukum sesuatu yang disepakati bersama.
Misal : membukukan Al Quran.
3. Ijtihad
Ijtihad adalah mengerahkan sesuatu dengan segala kesungguhan. Atau mengerahkan segala
potensi dan kemampuan semaksimal mungkin untuk menetapkan untuk menetapkan hukum
hukum Islam.
2. Persamaan dan perbedaan demokrasi menurut Islam, Barat dan Pancasila
Persamaan
dikehendaki Islam.
(berpendapat).
Perbedaan
a. Demokrasi Barat diikat oleh kesatuan tempat, darah dan bahasa.
http://ueu5461.blog.esaunggul.ac.id/tag/ham-dan-demokrasi-dalam-islam/
HAM dan DEMOKRASI dalam ISLAM
BAB I
Pendahuluan
A. Latar Belakang
Hukum adalah komponen yang sangat erat hubungannya dengan masyarakat, dan pada dasarnya
hukum itu adalah masyarakat itu sendiri. Setiap tingkah laku masyarakat selalu di monitor oleh
hukum, baik hukum yang tertulis maupun hukum yang tidak tertulis. Negara Indonesia adalah
Negara hukum yang memiliki penduduk mayoritas beraga islam, secara sengaja maupun tidak
sengaja hal tersebut mempengaruhi terbentuknya suatu aturan hukum yang berlandaskan atas
agama Islam.
Berbagi masalah yang ada di dalam negara indonesia tidak semuanya dapat diselesaikan
berdasarkan hukum umum yang telah ada, namun tetap memerlukan hukum secara filosofis dan
sosiologis tertanam dalam hati dan kepercayaan masyarakat Indonesia.
Ada beberapa alasan yang menyebabkan di buatnya aturan Hukum Islam di Indonesia adalah :
Indonesia”, menjelaskan bahwa Pengadilan Agama sudah ada di Indonesia sejak abad ke-16. (sisi
historis).
4. Merupakan produk politik yang dibuat oleh pemerintah. Membicarakan tentang masalah Hukum
Islam di Inndonesia pada dasarnya adalah membicarakan salah satu aspek sebuah perbincangan
yang kompleks sekalipun Hukum Islam menempati posisi yang sangat penting dalam kehidupan
berbangsa dan bernegara pada masa sekarang. Selain itu, perbincangan tentang Hukum Islam di
Indonesia sebagaimana halnya juga dengan Hukum islam di berbagai kawasan dunia akan selalu
menampakkan diri sebagai Hukum yang bersifat universal dengan daya jangkau untuk semua tempat
dan segala zzaman tetapi pada lain pihak Hukum Islam juda di tuntut untuk menampakkan diri.
Perbincangan kita tentang Hukum Islam tentunya akan lebih banyak diarahkan pada asp[ek yang
kedua. Berkenaan dengan hal yang pertama Hukum Islam dengan sifat keuniversalannya sudah
cukup banyak dikaji dan dibahas orang.
“Hukum Islam Indonesia masa kini” adalah merupakan sebuah label yang diberikan pada ketentuan-
ketentuan Hukum Islam yang berlaku di Indonesia dan sekaligus menampilkan corak khas ke-
Indonesiaannya. Sistem dan budaya Indonesia akan lebih terefleksi di dalamnya sehingga Hukum
Islam dimaksud untuk beberapa bagian tertentu baik menyangkut kaidah hukumnya maupun pola
pemikiran
yang mendasarinya akan menunjukkan beberapa perbedaan dengan Hukum Islam yang berlaku
dilain tempat seperti Saudi Arabia, Mesir, Iran, Pakistan dan lain-lain sekalipun sifat dasar yang sama
karena bersumberkan pada sumber yang sama yaitu AI Quran dan Sunnah.
Berbeda dengan Demokrasi, Islam berasal dari Allah SWT, yang telah diwahyukan-Nya kepada rasul-
Nya Muhammad SAW. Dalam hal ini Allah SWT berfirman :
“Dan tiadalah yang diucapkannya itu menurut hawa nafsunya, ucapannya itu tiada lain hanya
berupa wahyu yang diwahyukan.” (QS. An-Najm : 3-4)
Islam dibangun di atas landasan Aqidah Islam, yang mewajibkan pelaksanaan perintah dan larangan
Allah –yakni hukum-hukum syara’ yang lahir dari Aqidah Islam– dalam seluruh urusan kehidupan
pribadi, masyarakat dan kenegaraan. Aqidah ini menerangkan bahwa manusia tidak berhak
membuat peraturan hidupnya sendiri. Manusia hanya berkewajiban menjalani kehidupan menurut
peraturan yang ditetapkan Allah SWT untuk manusia.
Islam menyatakan bahwa kedaulatan adalah di tangan syara’, bukan di tangan umat. Sebab, Allah
SWT sajalah yang layak bertindak sebagai Musyarri’ (pembuat hukum). Umat secara keseluruhan
tidak berhak membuat hukum, walau pun hanya satu hukum. Allah SWT berfirman :
Dalam Islam seorang muslim wajib terikat dengan hukum syara’ dalam segala perbuatannya. Tidak
bisa bebas dan seenaknya. Terikat dengan hukum syara’ bagi seorang muslim adalah wajib dan
sekaligus merupakan pertanda adanya iman padanya. Allah SWT berfirman :
“Maka demi Tuhanmu, mereka (pada hakekatnya) tidak beriman hingga mereka menjadikan kamu
(Muhammad) hakim (pemutus) terhadap perkara yang mereka perselisihkan.” (QS. An Nisaa’: 65)
B. Rumusan Masalah
berikut:
C. Tujuan
1. Makalah agama ini dibuat untuk memenuhi tugas presentasi dalam mata kuliah Agama Islam.
D. Manfaat
BAB II
Pembahasan
1. Hak Asasi Manusia (HAM)
Hak Asasi Manusia (HAM) merupakan suatu konsep etika politik modern dengan gagasan poko
penghargaan terhadap manusia dan kemanusiaan. Gagasan ini membawa kepada sebuah tuntunan
moral bagaimana seharusnya manusia memperlakukan ke sesama manusia. Tuntunan moral
tersebut sejatinya merupakan ajaran inti dari semua agama. Sebab, semua agama mengajarkan
pentingnya penghargaan dan penghormatan terhadap manusia. Tuntunan moral itu diperlukan
untuk melindungi seseorang atau suatu kelompok yang lemah (al-mustad’afin) dari tindakan dzalim
yang semena-mena yang biasanya datang dari mereka yang kuat dan berkuasa. Karena itu, esensi
dari konsep hak asasi manusia adalah penghormatan terhadap kemanusiaan seseorang tanpa kecuali
dan tanpa ada diskriminasi berdasarkan apapun dan demi alasan apapun; serta pengakuan terhadap
martabat manusia sebagai makhluk termulia di muka bumi.
Pengertian HAM
Secara Umum:
Islam diyakini pemeluknya sebagai agama yang sempurna, di dalam ajarannya sudah tercakup semua
tuntutunan ideal bagi kehidupan akhirat yang kekal dan abadi. Ajaran dasar Islam termaktub dalam
kitab suci Al-Quran dan hadits mutawatir. Teks-teks suci inilahnyang bersifat absolut, mutlak dan
tidak dapat diubah dengan alasan apapun.
Dalam beragama, manusia cenderung menjadikan agama sebagai alat untuk “memuaskan Tuhan”
daripada memanusiakan manusia.
Istilah Hak asasi Manusia (HAM) belim dikenal ketika Islam turun pada masyarakat Arab pada abad
ke-7 Masehi, namun prinsip-prinsip penghormatan dan penghargaan pada manusia dan
kemanusiaan sudah di ajarkan secara tegas. Karena itu Tuhan semata yang mutlak di sembah, dipuji
dan di agungkan serta tempat menggantungkan seluruh harapan dan kebutuhan. Di anatara
makhluk ciptaan Tuhan, manusialah makhluk paling sempurna (Qs. al-Isra’ [17]:70) dan karena itu
makhluk lain patut memberikan penghormatan kepadanya sebagi tanda pengabdian kepada Sang
Pencipta.
Yang membedakan di antara manusia hanyalah prestasi takwanya(Qs. al-Hujjurat [49]:13), dan
bicara soal takwa hanya Allah SWT yang mampu memberikan penilaian. Salah satu bentuk
penghormatan kepada manusia adalah menjaga kelangsungan hidupnya, nyawanya tidak boleh
dihilangkan (Qs. An-Naml [27]:33; al-Maidah [5]:32), juga fisik dan psikisnya tidak boleh disakiti
untuk alasan apapun (Qs. Al-Maidah [5]:45).
Pengertian HAM
Dalam Islam:
• Hak asasi dalam Islam berbeda dengan hak asasi menurut pengertian yang umum dikenal. Sebab
seluruh hak merupakan kewajiban bagi negara maupun individu yang tidak boleh diabaikan.
Rasulullah saw pernah bersabda:"Sesungguhnya darahmu, hartamu dan kehormatanmu haram atas
kamu."(HR. Bukhari dan Muslim). Maka negara bukan saja menahan diri dari menyentuh hak-hak
asasi ini, melainkan mempunyai kewajiban memberikan dan menjamin hak-hak ini.
• Oleh karena itu, hak asasi manusia dalam islam tidak semata-mata menekankan pada hak asasi
manusia saja, tetapi hak-hak itu dilandasi kewajiban asasi manusia untuk mengabdi kepada Allah
sebagai penciptanya.
2. Demokrasi
Secara etimologi Demokrasi berarti “Pemerintahan oleh Rakyat”. Inilah yang menyebabkan
demokrasi dengan istilah-istilah pemerintahan lainnya di mana tidak mem[unyai hak paten dari
rakyat. Amerika mendefinisikan demokrasi sesuai dengan apa yang di ucapkan oleh presiden ke-16
mereka, Abraham Lincoln (1809-1865): “Pemerintah dari rakyat, oleh rakyat, dan untuk rakyat”.
Dengan kata lain di dalam demokrasi terdapat partisipasi rakyat luas (public) dalam mengambil
keputusan yang berdampak kepada kehidupan bermasyarakat.
Secara literatur, demokrasi berarti kekuasaan dari rakyat, berasal dari bahasa Yunani demos (rakyat)
dan kratos (kekuasaan).
Secara historis, istilah Demokrasi telah dikenal sejak abad ke-5 SM, yang pada awalnya sebagai
respons terhadap pengalaman buruk monarki dan kediktatoran di Negara-negara kota Yunani kuno.
Konsep demokrasi tidak sepenuhnya bertentangan dan tidak sepenuhnya sejalan dengan Islam
4. Suara mayoritas tidaklah bersifat mutlak meskipun tetap menjadi pertimbangan utama dalam
musyawarah.
5. Musyawarah atau voting hanya berlaku pada persoalan ijtihadi; bukan pada persoalan yang
sudah ditetapkan secara jelas oleh Alquran dan Sunah.
6. Produk hukum dan kebijakan yang diambil tidak boleh keluar dari nilai-nilai agama.
Contoh Kasus
• Majelis hakim Pengadilan Negeri Purwokerto, Jawa Tengah, menjatuhkan vonis satu bulan 15
hari kepada seorang, Aminah, 55, yang didakwa mencuri tiga buah kakao.
"Menjatuhkan pidana kepada terdakwa selama satu bulan 15 hari dengan ketentuan tidak usah
terdakwa jalani kecuali jika terdakwa dijatuhi pidana lain selama tiga bulan masa percobaan," kata
Hakim Pengadilan Negeri Purwokerto Muslich Bambang Lukmanto saat membacakan vonis di
pengadilan setempat, Kamis (19/11).
Demokrasi dalam Islam berbeda dengan Demokrasi barat dalam beberapa hal penting, di antaranya :
• Islam mengakui bahwa kedaulatan hanya di tangan Allah dan para wali-Nya yang terpilih, yaitu
sebagai khalifah. Seorang khalifah memerintah suatu negara atas nama Allah. Dia bukanlah
pemimpin yang berdiri sendiri dan bebas berkehendak sesuai kehendak hatinya. Al-Quran
menyatakan bahwa segala sesuatu yang ada di langit dan di bumi adalah
BAB III
Penutup
1. Kesimpulan
• Demokrasi adalah bentuk atau mekanisme pemerintahan negara yang menjunjung tinggi
kedaulatan rakyat.
• Demokrasi menurut Islam dapat diartikan seperti musyawarah, mendengarkan pendapat orang
banyak untuk mencapai keputusan dengan mengedepankan nilai – nilai keagamaan.
• HAM adalah hak yang telah dimiliki seseorang sejak ia ada di dalam kandungan.
• HAM dalam Islam didefinisikan sebagai hak yang dimiliki oleh individu dan kewajiban bagi
negara dan individu tersebut untuk menjaganya.
• Hukum menurut Islam dapat diartikan sebagai hukum yang terdapat dalam sumber-sumber
seperti Al-Quran dan Al-Hadist.
2. Saran
• Diharapkan setelah membaca makalah ini dapat membedakan antara demokrasidi Indonesia
dan Demokrasi islam dan dapat melihat sisi baik dan buruknya.
• Diharapkan setelah membaca makalah ini dapat memahami pentingnya HAM dalam kehidupan
kita dan kewajiban kita untuk menjaganya.
• Diharapkan setelah membaca makalah ini dapat membedakan antara hukum islam dan hukum
yang berlaku di Indonesia dan dapat melihat perbedaannya.
http://tugas2yesi.blogspot.com/2012/06/ham-dan-demokrasi-dalam-islam.html
HAK ASASI MANUSIA & DEMOKRASI DALAM ISLAM
1. Tujuan
2. Mengetahui dan mampu menjelaskan perbedaan prinsip antara konsep HAM dalam
pandangan Islam dan Barat.
4. Menjelaskan perbedaan prinsip konsep demokrasi menurut pandangan Islam dan Barat.
II. Definisi
1. Hak asasi manusia adalah seperangkat hak yang melekat pada hakikat keberadaan manusia
sebagai makhluk Tuhan Yang Maha Esa dan merupakan anugrah-Nya yang wajib dihormati
dan dijunjung tinggi dan dilindungi oleh negara, hukum pemerintahan dan setiap orang demi
kehormatan serta perlindungan harkat dan martabat manusia.
2. Demokrasi adalah konsep kehidupan negara atau pemerintahan dari rakyat, oleh rakyat dan
untuk rakyat.
III. Pembahasan
Menurut Jan Materson, hak asasi manusia ialah hak-hak yang melekat pada manusia, yang tanpa
dengannya manusia mustahil dapat hidup sebagai manusia. Menurut Baharudin Lopa, kalimat
“mustahil dapat hidup sebagai manusia” hendaklah diartikan” mustahil dapat dapat hidup sebagai
manusia yang bertanggung jawab”. Alasan penambahan istilah bertanggung jawab ialah di samping
manusia memiliki hak, manusia juga bertanggung jawab apa yang dilakukannya.
Dilihat dari sejarahnya, umumnya para pakar di Eropa berpendapat bahwa lahirnya Magna
Charta pada tahun 1215 di Inggris. Magna Charta antara lain mencanangkan bahwa raja yang
tadinya memiliki kekuasaan absolut, menjadi dibatasi kekuasaannya dan mulai dapat diminta
pertanggungjawabannya di muka hukum. Dari sinilah lahir doktrin raja tidak kebal hukum dan mulai
bertanggung jawab kepada hukum. Sejak saat itu mulai dipraktekkan ketentuan bahwa jika raja yang
melanggar hukum harus diadili dan dipertanggungjawabkan ke parlemen, karena ini menyebabkan
lahirnya monakri konstitusional yang berintikan kekuasaan raja hanya sebagai simbol belaka.
Lahirnya Magna Charta diikuti lahirnya Bill of Right di Inggris pada tahun 1689. Pada saat itu mulai
ada adagium yang berintikan yang berintikan manusia sama di muka hukum. Perkembangan HAM
selanjutnya ditandai munculnya The American Declaration of Indepedence yang lahir dari
paham Rousseau dan Montesquieu. Selanjutnya pada tahun 1789 lahir pula The French Declaration,
di mana hak-hak lebih dirinci yang kemudian melahirkan The Rule of Law.
Dalam The French Declaration antara lain disebutkan bahwa tidak boleh ada penangkapan dan
penahanan yang semena-mena, termasuk penangkapan tanpa alasan yang sah dan penahanan tanpa
surat perintah , yang dikeluarkan oleh pejabat yang sah. Di samping itu ada pula
penyataan presumption of innocence, artinya orang-orang yang ditangkap, kemudian dituduh dan
ditahan, berhak dinyatakan tidak bersalah, sampai ada keputusan pengadilan yang berkuatan hukum
tetap yang menyatakan ia bersalah. Semua yang yang ada dalam berbagai instrumen HAM tersenut
melahirkan rumusan HAM yang bersifat universal, yang dikenal dengan istilah Declaration of Human
Right yang disahkan oleh PBB pada tahun 1948.
2. Perbedaan Prinsip antara Konsep HAM dalam pandangan Islam dan Barat
Ada perbedaan prinsip antara hak-hak asasi manusia dilihat dari sudut pandang barat dan Islam. Hak
asasi manusia menurut pemikiran barat semata-mata bersifat antroposentris, artinya segalanya
berpusat pada manusia. Dengan demikian manusia sangat dipentingkan.. Sebaliknya hak-hak asasi
manusia ditinjau dari sudut pandang Islam bersifat geosentris, artinya segala sesuatu berpusat pada
Tuhan. Dengan demikian Tuhan sangat dipentingkan.
Pemikiran barat menempatkan manusia pada posisi bahwa manusialah yang menjadi tolak ukur
segala sesuatu, sedangkan manusia adalah ciptaan Allah yang mengabdi kepada-Nya. Di sinilah letak
perbedaan yang fundamental antara hak-hak asasi manusia menurut ajaran Islam dan menurut
ajaran Barat. Makna geosentris bagi orang Islam adalah manusia pertama-tama harus meyakini
ajaran pokok Islam yang dirumuskan dalam dua kalimat syahadat yakni pengakuan tiada Tuhan
selain Allah dan Muhammad adalah utusan-Nya. Barulah setelah itu manusia melakukan perbuatan-
perbuatan yang baik, menurut isi keyakinan itu.
Dari uraian di atas, sepintas nampak bahwa seakan-akan dalam Islam manusia tidak mempunyai hak-
hak asasi. Dalam konsep Islam seorang hanya mempunyai kewajiban-kewajiban atau tugas Allah,
karena itu ia harus mematuhi hukum-Nya. Namun secara paradoks, di dalam tugas-tugas inilah
terletak hak dan kemerdekaannya.
1. Martabat manusia
2. Prinsip persamaan
Kata “demokrasi” yang berasal dari bahasa latin demos dan cratein atau cratos, kemudian diserap ke
dalam bahasa Inggris democracy kini sudah menjadi kosa kata umum yang digunakan bahasa sehari-
hari. Pengertian demokrasi merujuk kepada konsep kehidupan negara di mana warga negaranya
berpartisipasi dalam pemerintahan melalui wakil-wakilnya yang dipilih. Bahkan pengertian
demokrasi sering disebutkan sebagai suatu pemerintahan dari rakyat, oleh rakyat, dan untuk rakyat,
maka demokrasi adalah merupakan kedaulatan rakyat.
Di samping musyawarah ada hal yang lain dalam demokrasi, yakni konsensus atau ijma. Sementara
ini ijma telah lama diterima sebagai konsep pengesahan resmi dalam hukum Islam. Konsep
konsensus memberikan dasar bagi penerimaan sistem yang mengakui suara mayoritas. Beberapa
cendekiawan kontemporer menyatakan bahwa dalam sejarah Islam, karena tidak ada rumusan yang
pasti mengenai struktur negara dalam al-Quran legitimasi negara bergantung pada sejauh mana
organisasi dan kekuasaan negara mencerminkan kehendak umat
Hukum, hak asasi manusia, dan demokrasi merupakan tiga konsep yang tidak dapat dipisahkan. Hal
ini disebabkan karena salah satu syarat utama terwujudnya demokrasi adlah penegakan dan
penegakan HAM. Demokrasi akan rapuh apabila HAM setiap warga masyarakat tidak terpenuhi.
Sedangkan pemenuhan dan perlindungan HAM akan terwujud apabila HAM ditegakan.
Dalam ajaran Islam, hukum, HAM dan demokrasi jelas disebutkan dalam al-Quran dan as-Sunnah.
Dengan demikian manusia sebagai khalifah Allah di bumi akan dapatr menjalankan tugasnya dengan
baik dan benar, apabila ia selalu berpegang teguh pada aturan-aturan yang ada dalam al-Quran dan
as-Sunnah tersebut.
http://tugaskuliahseptian.blogspot.com/2010/06/hak-asasi-manusia-demokrasi-dalam-islam.html