M
DENGAN EFUSI PLAURA DIRUANG PERAWATAN PENYAKIT
DALAM WANITA
RSUD BARI PALEMBANG
DISUSUN OLEH:
KELOMPOK 3
1. TIARA FRANCISKA (PO.71.20.1.19.089)
2. TIARA PUSPITA (PO.71.20.1.19.089)
3. VENNY ATMARA AGUSTINI (PO.71.20.1.19.091)
4. VINA ANNISA DILIANA (PO.71.20.1.19.092)
5. WINDA UMAYA (PO.71.20.1.19.093)
6. WITA VERA MIDA (PO.71.20.1.19.094)
7. YULICIANA SRI CENDANI (PO.7120.1.19.095)
8. ZAHARA ILMIA SAFITRI (PO.71.20.1.19.096)
Penyusun
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR...............................................................................i
DAFTAR ISI.............................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN
1.4 Manfaat..............................................................................................6
2.3 Etiologi...................................................................................................17
2.4 Patofisiologi...........................................................................................18
i
ii
2.6 Penatalaksanaan.....................................................................................19
2.7 Komplikasi.............................................................................................20
3.1 PENGKAJIAN................................................................................................. 30
BAB IV PEMBAHASAN................................................................................. 58
BABV PENUTUP
4.1 KESIMPILAN................................................................................................ 63
4.2 SARAN......................................................................................................... 64
DAFTAR FUSTAKA....................................................................................... 65
ii
iii
BAB I
PENDAHULUAN
iii
iv
iv
v
v
vi
vi
vii
BAB II
KONSEP DASAR
2.1 Pengertian
Efusi Pleura berasal dari dua kata, yaitu effusion yang berarti
ekstravasasi ciran kedalam jaringan atau rongga tubuh, sedangkan pleura
yang berarti membrane tipis yang terdiri dari lapisan yaitu plaura viseralis
dan pleura parietalis. Sehingga dapat disimpuan efusi pleura merupakan
ekstravasasi cairan yang terjadi diantara lapisan viseralis dan parietalis.
Efusi pleura dapat berupa cairan jernih, transudat, eksudat dan darah
( Diane, 2000)
Efusi Pleura adalah pengumpulan cairan dalam rongga pleura
yang daintara permukaan visceral dan parietal, proses penyakit primer
jarang terjadi tetapi biasanya merupakan penyakit sekunder terhadap
penyakit lain ( Suzzane, 2002)
Efusi pleura adalah pengumpulan cairan dalam runggga pleura yang
terletak diantara permukaan visceral dan parietal, proses terjadinya
penyakit primer jarang terjadi tetapi biasanya merupakan penyakir
sekunder terhadap penyakit lain. (Huda dan Kusuma (2016: 185))
Efusi pleura adalah penumpukan cairan di dalam ruang pleura, proses
penyakit primer jarang terjadi namun biasanya terjadi sekunder akibat
penyakit lain. Efusi dapat berupa cairan jernih, yang mungkin merupakan
transundat, eksudat, atau dapat berupa darah atau pus. (Wijayaningsih
(2013: 31))
Efusi pleura adalah suatu keadaan dimana terdapat penumpukan
cairan dalam pleura berupa transundat atau eksudat yang diakibatkan
terjadinya ketidakseimbangan antara produksi dan absorpsi di kapiler dan
pleura viseralis. (Muttaqin (2012: 126))
vii
viii
KlasifikasiEfusiPleura:
a) Efusi Pleura Transudat
Pada efusi jenis transudat ini keseimbangan kekuatan
menyebabkan pengeluaran cairan dari pembuluh darah. Mekanisme
terbentuknya transudat karena peningkatan tekanan hidrostatik(CHF),
penurunan onkotik (hipoalbumin) dan tekanan negatif intra pleura yang
meningkat (atelektasisakut)
Ciri-ciri cairan:
i) Serosa jernih
ii) Beratjenis rendah(dibawah1,012)
iii)Terdapat limfosit dan mesofel tetapi tidak ada neutrofil
iv)Protein <3 %
Penimbunan cairan transudat dalam rongga pleura dikenal dengan
hydrothorax, penyebabnya:
a. Payah jantung
b. Penyakit ginjal (SN)
c. Penyakit hati (SH)
d. Hipoalbuminemia (malnutrisi, malabsorbsi)
viii
ix
ix
x
Sumber:(Syaifudin,1997)
2. Fisiologi
x
xi
a. Definisi Pernafasan
Pernafasan (respirasi) adalah peristiwa menghirup udara dari luar yang
mengandung O2 kedalam tubuh serta menghembuskan udara yang banyak
mengadung CO2 (karbondioksida) sebagai sisa dari oksidasi keluar dari
tubuh. Penghisapan udara ini disebut inspirasi dan menghembuskan
disebut ekspirasi, jadi dalam paru-paru terjadi pertukaran zat antara O 2
ditarik masuk kedalam darah dan CO 2 akan dikeluarkan dari darah secara
osmosis seterusnya CO2 akan dikeluarkan melalui traktus respiratorius
(jalan pernafasan) dan masuk kedalam tubuh melalui kapiler-kapiler vena
pulmonalis kemudian masuk keserambi kiri jantung (atrium sinistra)
keaorta keseluruh tubuh (jaringan-jaringan dan sel-sel) disini terjadi
oksidasi (pertukaran) sebagai ampas (sisa) dari pembakaran adalah CO2
dan zat ini dikeluarkan melalui peredaran darah vena masuk ke jantung
(serambi kanan atau atrium dekstra) →ke otak kanan (ventrikel dekstra)
dan dari sini keluar melalui arteri pulmonalis kejaringan-jaringan paru
akhirnya dikeluarkan menembus lapisan epitel dan alveoli. Proses
pengeluaran sisa dari metabolisme lainnya akan dikeluarkan melalui
traktus urogenetalis dan kulit
1) Fungsi pernafasan
(1) Mengambil O2 (oksigen) yang kemudian dibawa oleh darah
keseluruh tubuh (sel-selnya) untuk mengadakan pembakaran.
(2) Mengeluarkan CO2 (karbondioksida) yang terjadi sebagai sisa dari
pembakaran, kemudian dibawa oleh darah keparu-paru untuk dibuang karena
tidak berguna lagi oleh tubuh.
(3) Menghangatkan dan melembabkan udara
xi
xii
xii
xiii
5) Pengendalian pernafasan
Mekanisme pernafasan diatur dan dikendalikan oleh dua factor
utama kimiawi dan pengendalian saraf. Adanya factor tertentu merangsang
pusat pernafasan yang terletak didalam medulla oblongata kalau
dirangsang mengeluarkan impuls yang disalurkan melalui saraf spinal.
Otot pernafasan (otot diafragma atau interkostalis) pengendalian
oleh saraf pusat otomatik dalam medulla oblongata mengeluarkan impuls
eferen keotot pernafasan melalui radik saraf servikalis diantarkan
kediafragma oleh saraf prenikus. Impuls ini menimbulkan kontraksi ritmik
pada otot diafragma dan inter costalis yang kecepatanya kira-kira15 kali
setiap menit.
Pengendalian secara kimia, pengendalian dan pengaturan secara
kimia meliputi frekuensi kecepatan dan dalamnya gerakan pernafasan,
pusat pernafasan dalam sumsum sangat peka, sehingga kadar alkali harus
tetap dipertahankan, karbondioksida adalah produksi asam dari
metabolisme dan bahan kimia yang asam merangsang pusat pernafasan
untuk mengirim keluar impuls saraf yang bekerja atas otot pernafasan.
6) Kecepatan pernafasan
Pada wanita lebih tinggi dari pada pria, pernafasan secara normal
maka ekspirasi akan menyusul inspirasi dan kemudian istirahat,pada bayi
adakalanya terbalik, inspirasi istirahat ekspirasi disebut juga pernafasan
terbalik.
Kecepatan setiap menit
Bayi baru lahir : 30– 40 x/menit
12 bulan : 30 x/menit
2 - 5 tahun : 24 x/ menit
Orang dewasa :10–20x/menit
xiii
xiv
2.3 Etiologi
Etiologi (Davey,2002) dari efusi pleura ini adalah
1. Efusi pleura transudat
a. Gagal jantung
b. Sindroma nifrotik
c. Hipoalbuminemia
d. Sirosis hepatis
2. Efusi pleura eksudat
a. Pneumonia bakterialis
b. Karsinoma
c. Infark paru
d. Pleuritis
Etiologi secara umum (Mansjoer, 2001)
a) Neoplasma seperti bronkogenik dan metastatik
b) Kardiovaskuler seperti CHF, embolus pulmonas, dan perikarditis
c) Penyakit pada abdomen seperti pankreatitis, asites, abses, sindrom
ameigs
d) Infeksi yang disebabkan oleh bakteri, virus, jamur, mikrobakterial
dan parasit
e) Trauma
xiv
xv
2.4 Patofisiologi
Dalam keadaan normal hanya terdapa 10-20 ml cairan di dalam
rongga pleura. Jumlah cairan di dalam rongga pleura tetap, karena adanya
tekanan hidrostatis pleura parietalis sebesar 9 cm H2O. Akumulasi cairan
pleura dapat terjadi apabila tekanan osmotic kolod menurun misalnya pada
penderita hipoalbuminemia dan bertambahnya permeabilitas kapiler akibat
ada proses peradangan atau neoplasma, bertambahnya tekanan hidrostatis
akibat kegagalan jantung dan tekanan negative intra pleura apabila terjadi
atelektatis paru (Alsagaf H, Mukti, 1998)
xv
xvi
5. Keletihan
6. Batuk
2.6 Penatalaksanaan
Penatalaksanaan pada efusi pleura ini adalah (Mansjoer,2001)
1. Thorak osentasis
Draina secairan jika efusi pleura menimbulkan gejala subjektif seperti nyeri,
dispnea dan lain-lain. Cairan efusi sebanyak 1 – 1,5 liter perlu
dikeluarkan segera untuk mencegah meningkatnya edema paru. Jika
jumlah cairan efusi lebih banyak maka pengeluaran cairan berikutnya
baru dapat dilakukan1 jam kemudian.
2. Pemberian anti biotic jika ada infeksi.
3. Pleurodesis
Pada efusi karena keganasan dan efusi rekuren lain, diberikan obat
(tetrasiklin, kalk dan bieomisin) melalui selangin terkostalis untuk
melekatkan kedua lapisan pleura dan mencegah cairan terakumulasi
kembali.
4. Tirah baring
Tirah baring ini bertujuan untuk menurunkan kebutuhan oksigen karena
peningkatan aktivitas akan meningkatkan kebutuhan oksigen sehingga
dyspnea akan semakin meningkat pula.
5. Biopsipleura, untuk mengetahui adanya keganasan.
2.7 Komplikasi
1. Infeksi
2. Fibrosis paru (Mansjoer,2001)
xvi
xvii
xvii
xviii
4) Pemeriksaan fisik
a) Keadaan umum : Pasien tampak sesak nafas
b) Tingkat kesadaran : Compos mentis
c) TTV
a) RR : Takhipneu
b) N : Takhikardia
c) S : Jika ada infeksi bisa hipertermia
d) TD : Bisa hipotensia
d) Kepala : Mesochepal
e) Mata : Conjungtiva anemis
f) Hidung :Sesak nafas, cuping hidung
g) Dada :Gerakan pernafasan berkurang
h) Pulmo (paru-paru)
Inspeks :Terlihat ekspansi dada simetris, tampak
sesak nafas tampak penggunaan otot
bantu nafas
Palpasi : Vokal Fremitus menurun
Perkusi : Pekak (skonidulnes), redup
Auskultas :Bunyi nafas menghilang atau tidak
terdengar diatas bagian yang terkena
5) Pemeriksaan penunjang
a. Pemeriksaan torak sinar
Terlihat :- Sudut kosto frenik tumpul
- Obstruksi diafragma sebagian
“putih” komplet (opaqul densitas)
pada area yang sakit.
b. Torasentesis
Mengambil cairan efusi dan untuk melihat jenis cairannya serta adakah
bakteri dalam cairan
c. Biopsi pleura
Jika penyebab efusi adalah Ca untuk menunjukkan adanya
xviii
xix
keganasan
d. GDA
Variabel tergantung dari derajat fungsi paru yang dipengaruhi gangguan
mekanik pernafasan dan kemampuan mengkompensasi PaCO 2
kadang-kadang meningkat PaO2 mungkin normal atau menurun,
saturasi O2 biasanya menurun.
EFUSI PLEURA
Akumulasi sputum
Pola nafas tidak efektif
Serosa jernih
Batuk
Reaksi
paru
Adany
xix
xx
a
tumor
paru
terhadap iritan
Kelemahan / kelelahan Gg. Rasa nyaman nyeri
Mual
Sputum m
muda
Muntah
Intoleransi aktivitas
Tidak nafsu makan
Anoreksia
xx
xxi
xxi
xxii
Tidak takipneu
Intervensi:
a. Observasi pernafasan
Rasional :Peningkatan pernafasan mengarah pada peningkatan
kebutuhan oksigen
b. Posisikan kepala pasien lebih tinggi
Rasional :Membantu pengembangan ekspansi paru
c. Anjurkan pasien untuk tidal (banyak aktivitas)
Rasional :Peningkatan aktivitas akan meningkat kebutuhan O2
d. Kolaborasi pemeriksaan GDA
Rasional :Untuk mengetahui seberapa berat gangguan
dalam pertukaran gas
3. Nyeri berhubungan dengan penekanan pada rongga pleura oleh
penimbunan cairan yang berlebih
Tujuan: Setelah dilakukan tindakan keperawatan nyeri berkurang atau hilang
KH :Ekspresi wajah rileks, keluhan nyeri berkurang atau hilang,
TTVnormal
Intervensi:
a. Kaji perkembangan nyeri
Rasional: Untuk mengetahui terjadinya komplikasi
b. Ajarkan pasien teknik relaksasi nafas
dalam Rasional : Untuk meringankan
nyeri
c. Beri posisi yang nyaman
Rasional :Untuk memberikan rasa nyaman
d. Ciptakan lingkungan yang tenang
Rasional: Untuk meringankan
nyeri
e. Kolaborasi pemberian analgesik
Rasional: Untuk meringankan nyeri
4. Intoleransi aktivitas berhubungan dengan penurunan perfusi O2
xxii
xxiii
kejaringan.
Tujuan: Pasien toleran terhadap aktivitas
KH : Pasien tidak tampak kelelahan, mampu beraktivitas, tidak ada
dyspnea saat aktivitas
Intervensi:
a. Observasi pernafasan pasien
Rasional : Peningkatan pernafasan mengarah pada peningkatan
kebutuhan oksigen
b. Posisikan pasien pada semi fowler
Rasiona :Meningkatkan pengembangan paru
c. Anjurkan pasien untuk banyak tirah
baring Rasional: Untuk mengurangi
sesak nafas
d. Kolaborasi pemberian oksigen nasal
atau masker
Rasional: Memenuhi kebutuhan oksigen paru dan jaringan
5. Resiko nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan
anoreksia, mual muntah, intake tidak adekuat
Tujuan: Kebutuhan nutrisi terpenuhi.
KH :Nafsu makan meningkat, porsihabis, BB tidak turun drastis
Intervensi:
a. Observasi nafsu makan pasien
Rasional :Porsi makan yang tidak habis menunjukkan nafsu makan belum
baik
b. Beri makan pasien sedikit tapi sering
Rasional: Meningkatkan masukan secara perlahan
c. Beritahu pasien pentingnya nutrisi
Rasional: Pasien dapat memahami dan mau meningkatkan masukan
nutrisi
d. Lakukan oral hygiene setiap hari.
Rasional: Bau mulut yang kurang sedap dapat mengurangi nafsu
xxiii
xxiv
makan.
e. Sajikan makanan semenarik mungkin.
Rasional : Penyajian makanan yang menarik dapat meningkatkan
nafsu makan.
f. Kolaborasi dengan tim gizi dalam pemberian diet TKTP.
Rasional: Diet TKTP sangat baik untuk kebutuhan metabolism
dan pembentukan antibody karena diet TKTP menyediakan kalori
dan semua asam amino esensial.
xxiv
xxv
xxv
xxvi
BAB III
ASUHAN KEPERAWATAN
xxvi
xxvii
xxvii
xxviii
Keterangan :
= Laki-laki
= Perempuan
= Laki-laki yang meninggal
= Perempuan yang meninggal
= Pasien
= Tinggal satu rumah
(4)Data psikologis
e) Status emosi
pasien tampak tenang
f) Konsep diri
1) Gambaran diri
pasien mengatakan bahwa semua anggota tubuhnya
merupakan ciptaan Tuhan YME dan klien mensyukuri apa
adanya. walaupun dalam keadaan seperti sekarang ini pasien
merasa cukup senang walaupun terdapat luka bekas operasi
ditubuhnya asal pasien sembuh
2) Identitas diri
pasien adalah seorang ibu rumah tangga dengan satu orang
suami dan 3 orang anak
xxviii
xxix
3) Harga diri
pasien merasa suami, anak dan keluarganya menghargai klien
dan tetap memberi perhatian dan dukungan moral saat klien
berada di Rumah Sakit.
4) Peran diri
pasien mengatakan dengan pasien berada di Rumah Sakit
perannya sebagai ibu rumah tangga yang merawat anak-
anaknya digantikan oleh suami pasien
5) Ideal diri
pasien mengatakan ingin cepat sembuh dari penyakitnya dan
tidak kambuh lagi sehingga pasien dapat kembali kerumah dan
mengurus suami dan anak-anaknya.
xxix
xxx
xxx
xxxi
dan perawat
xxxi
xxxii
b) Auskultasi
Ada suara peristaltik usus. Perkusi Terdengar suara tympani.
c) Palpasi
nyeri tekan, tidak teraba massa.
xxxii
xxxiii
xxxiii
xxxiv
b) Nervous II (optikus)
pasien dapat membaca dengan jelas dalam jarak 30 cm, lapang
pandang dapat melahat gerakan dari arah lateral ke medial pada
sudut 60º
c) Nervous III, IV, VI (okulomotorik, trochealis, abdusen)
xxxiv
xxxv
xxxv
xxxvi
xxxvi
xxxvii
xxxvii
xxxviii
- S : 36,6 C
- N : 110x/menit
- Terpasang oksigen 2 liter
2 DS : Intoleransi aktivitas Kelemahan
- Pasien mengatakan saat
beraktivitas mudah sesak.
DO :
- Pasien tampak lemah.
- Pasien saat beraktivitas
dibantu oleh keluarga.
3 DS : Nyeri akut Agen pencedera
- Pasien mengatakan nyeri fisiologis
didaerah pinggang.
- Nyeri seperti di tusuk-
tusuk.
DO :
P: nyeri pinggang saat
beraktifitas berat
Q: nyeri seperti tertusuk-
tusuk.
R: Di pinggang
S: Skala Nyeri 4
T: waktu 4 jam
xxxviii
xxxix
3.1.9 PERENCANAAN
Perencanaan
Diagnosa
No Tujuan & Intervensi Rasional
Keperawatan
Kriteria Hasil
xxxix
xl
xl
xli
produksi sputum
6. Berikan 6. Memberikan
oksigen jika tambahan
perlu. oksigen dan
mengurangi
perburukan
Edukasi : keadaan
7. Anjurkan 7. -Mencukupi
asupan cairan jumlah
2000 ml/hari kebutuhan cairan
jika tidak ada klien untuk
kontra indikasi. mencegah
dehidrasi
xli
xlii
Edukasi :
13. jelaskan 13.Mengetahui
tujuan dan hasil keadaan pasien
pemantauan Untuk
menegakkan
diagnosa dan
mengetahui
perburukan dan
perkembangan
kondisi pasien
xlii
xliii
xliii
xliv
3.1.10 IMPLEMENTASI
no TGL/ EVALUASI
DIAGNOSA IMPLEMENTASI
JAM
1 Pola nafas 1. Melakukan Berdasarkan data yang
tidak efektif monitoring pola diperoleh dari
berhubungan nafas, yaitu : pembimbing 3
dengan mengukur S:
hambatan frekuensi, - Pasien mengatakan
upaya nafas kedalaman dan badan terasa lebih
usaha nafas pasien segar dan sesak
2. Melakukan berkurang
pemeriksaan fisik O:
terhadap pasien - Keadaan umum
melalui inspeksi, cukup
palpasi, perkusi - Kesadaran
xliv
xlv
2 Intoleransi Mengkaji S:
aktivitas kemampuan klien - Klien mengatakan
berhubungan dalam beraktivitas belum bisa
dengan Hasil : Aktivitas beraktivitas
kelemahan klien dibantu oleh - Klien mengatakan
perawat dan masih lemas
keluarga O : Klien masih
2. Mengkaji respon nampak lemah
pasien terhadap A : Masalah belum
aktivitas teratasi
Hasil : P : Intervensi
Klien mengatakan dilanjutkan
mudah lelah
apabila melakukan
xlv
xlvi
aktivitas
3. Mengajarkan
tehnik
penghematan
energi
Hasil : Klien
memahami bahwa
untuk menghemat
energi maka
aktivitas klien
dibantu oleh
keluarga dan
perawat
4. Memberikan
dorongan kepada
klien untuk
melakukan
aktivitas secara
bertahap
Hasil : Klien masih
belum mampu
melakukan
aktivitas secara
mandiri
xlvi
xlvii
xlvii
xlviii
xlviii
xlix
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil
No Karakteristik Pasien Ny M
1 Umur 56 Tahun
2 Jenis Kelamin Perempuan
3 Agama Islam
4 Pendidikan SD
5 Pekerjaan Ibu Rumah Tangga
6 Alamat Jl. Abikusno CS, Rt.4 Rw.1
7 Suku Indonesia
8 No Medrek 60.52.17
9 Diagnose Medik Efusi Pleura
xlix
l
l
li
li
lii
lii
liii
liii
liv
1.1 Kesimpulan
Setelah penulis melakukan asuhan keperawatan pada klien Ny. M dengan Efusi
pleura di Ruang Penyakit dalam kelas III dengan pendekatan proses keperawatan,
maka penulis dapat menarik beberapa kesimpulan.
1) Tahap pengkajian
Dari hasil pengkajian didapatkan bahwa penyebab Efusi pleura pada klien
Ny. M adalah karena penyakit Jantung. Pada riwayat kesehatan lalu klien
pernah mengalami penyakit jantung. Pada pemeriksaan fisik didapatkan
keadaan klien lemah, suhu tubuh panas dan sesak nafas.
2) Diagnosa keperawatan
Masalah keperawatan yang terjadi pada klien Ny. M berdasarkan hasil
pengkajian yaitu gangguan oksigenasi: ventilasi, gangguan rasa nyaman :
nyeri, gangguan mobilisasi fisik, gangguan keseimbangan suhu tubuh, resiko
terjadinya infeksi
3) Perencanaan keperawatan
Pada tahap perencanaan penulis membagi menjadi 3 kategori yaitu
mengobservasi keadaan umum, tindakan keperawatan, pendidikan kesehatan
atau anjuran dan tindakan kolaborasi.perencanaan yang paling utama pada
Ny. M adalah memenuhi oksigenasi yang dilaksanakan sesuai dengan tujuan,
waktu dan criteria yang ingin dicapai.
4) Implementasi keperawatan
Penulis melaksanakan tindakan keperawatan sesuai dengan intervensi yang
telah ditetapkan, sebagian intervensi tersebut dapat dilaksanakan berkat
dukungan dari klien, keluarga dan perawat ruangan yang bertugas menangani
kasus tersebut.
liv
lv
5) Evaluasi keperawatan
Setelah penulis melaksanakan asuhan keperawatan selama 1 hari masalah
yang dirumuskan sebagian masih belum teratasi.
1.2 Saran
1. Bagi Institusi Pendidikan
Institusi Poltekkes Kemenkes Palembang jurusan D III Keperawatan
dapat memberikan wawasan dan bahan bacaan untuk mahasiswa D III
Keperawatan.
2. Bagi Rumah Sakit
Diharapkan rumah sakit dapat meningkatkan dan mempertahankan
kualitas pemberian asuhan keperawatan yang berfokus kepada pasien.
3. Bagi Pasien Dan Keluarga
Dapat saling bekerjasama di dalam tgindakan asuhan keperawatan
guna untuk mengobtimalkan proses keperawatanb dan diharapkan pasien
mampu nmenerapakan implementasi yang telah dianjurtkan secara mandiri
dan bisa dibantu oleh keluarga.
lv
lvi
DAFTAR FUSTAKA
Abu, Efeni. 2008. Gambaran Penderita Efusi Pleura di Bangsal Paru RS Dr. M.
Djamil Periode 2005-2007.
Alsagaff, Hood dan Mukty A. 2008. Dasar-dasar ilmu penyakit paru. Surabaya:
Airlangga University Press. pp: 143-154
Antunes G, Neville E, Duffy J, and Ali N. 2003. BTS Guidelines for the
management of malignant pleural effusion. Thorax. 58 (Suppl II): ii29-ii38
Begg CB, Cramer LD, and Hoskin. 2003. An Referal Pattern for Patient with
Breast Cancer. National English Journal Medical. 349: 2117-2127
Simanjuntak, ES. 2014. Efusi pleura kanan yang disebabkan oleh carsinoma
mammae dextra metastase ke paru. Medula. Vol. 2
Sudoyo, Aru W. 2006. Kelainan Paru. Dalam: Halim Hadi. Dasar-dasar ilmu
penyakit dalam. Vol. 2. Jakarta: Balai Penerbit FKUI
lvi