Anda di halaman 1dari 10

ANALISIS DAN EVALUASI SISA MATERIAL KONSTRUKSI

MENGGUNAKAN METODE PARETO DAN FISHBONE DIAGRAM


(STUDI KASUS PADA PROYEK PEMBANGUNAN GEDUNG
PASCASARJANA UNIVERSITAS ISLAM MALANG)

NASKAH PUBLIKASI
TEKNIK SIPIL

Diajukan untuk memenuhi persyaratan


memperoleh gelar Sarjana Teknik

NOVINDA ANNISA AULIA


NIM. 125060100111006

UNIVERSITAS BRAWIJAYA
FAKULTAS TEKNIK
MALANG
2016
ANALISIS DAN EVALUASI SISA MATERIAL KONSTRUKSI
MENGGUNAKAN METODE PARETO DAN FISHBONE DIAGRAM
(STUDI KASUS PADA PROYEK PEMBANGUNAN GEDUNG
PASCASARJANA UNIVERSITAS ISLAM MALANG)

Novinda Annisa Aulia, Harimurti, Kartika Puspa Negara

Jurusan Sipil Fakultas Teknik Universitas Brawijaya


Jl. MT. Haryono No. 167, Malang, 65145, Indonesia- Telp. : (0341) 567710, 587711
E-mail: novindaaulia@yahoo.com

ABSTRAK

Sisa material konstruksi merupakan bagian material yang tidak menjadi komponen
dari bangunan karena tidak terpakai dalam pelaksanaan konstruksi. Penelitian ini dilakukan
dengan tujuan untuk mengetahui jenis-jenis material yang memiliki volume dan biaya sisa
material yang besar/ dominan, serta faktor-faktor yang menjadi penyebab timbulnya sisa
material pada proyek. Sampel penelitian adalah consumable material pada Proyek
Pembangunan Gedung Pascasarjana Universitas Islam Malang. Metode yang digunakan
dalam menganalisis dan menentukan jenis material yang memiliki biaya sisa material yang
besar/ dominan adalah Metode Pareto. Sedangkan metode yang digunakan untuk
mengidentifikasi dan mengevaluasi faktor-faktor penyebab timbulnya sisa material adalah
Metode Fishbone Diagram. Dari hasil analisis menggunakan Metode Pareto, jenis-jenis
material yang dominan menimbulkan sisa pada proyek konstruksi yakni tiang pancang,
tulangan D22, dan tulangan D16. Dengan total biaya sisa dari ketiga jenis material tersebut
sebesar Rp 108.303.861,00. Berdasarkan analisis menggunakan Fishbone Diagram, faktor-
faktor penyebab terjadinya sisa material pada tiang pancang yakni karena kondisi tiang
pancang yang diterima kurang baik, hal ini bisa terjadi karena proses loading unloading
kurang hati-hati. Selain itu, tidak semua bagian tiang pancang masuk ke dalam tanah
karena kondisi pada tiap titik pancang berbeda-beda. Untuk besi tulangan, sisa material
yang timbul merupakan hasil sisa dari proses pemotongan.
Kata kunci : sisa material konstruksi, pareto, fishbone diagram.

ABSTRACT
Waste construction materials are part of material that doesn’t become a component of
the building because of unused construction. This study was conducted to determine the
types of materials that have the large/ dominant volume and cost of waste material, also
the factors which causing waste material on the construction project. Samples are
consumable materials on a project of Postgraduate Building, Islamic University of
Malang. The method used in analyzing and determining the type of materials that have
dominant cost of waste is Pareto Method. While the method used to identify and evaluate
the factors causing waste material is Fishbone Diagram. From the analysis using Pareto
Method, the types of materials which dominantly causing waste are pile, steel
reinforcement D22 and D16. With the total cost of the remainder of that three types of
material in the amount of Rp 108.303.861,00. Based on using Fishbone Diagram analysis,
the factors that cause the occurrence of residual material on the pile is due to the poor
condition of the received pile. It can happen because of the less cautious of loading

1
unloading process. Moreover, not all parts of the pile get into the ground, because of
varies ground conditions at each point of pile. For reinforcement, the cause of waste
material that exist in the construction project is generally from the remainder of the cutting
process.
Keywords: waste construction materials, pareto, fishbone diagram.

PENDAHULUAN TINJAUAN PUSTAKA


Pada setiap pekerjaan konstruksi Material yang digunakan dalam
bangunan, tidak akan terlepas dari salah konstruksi dapat diklasifikasikan dalam
satu komponen utamanya yakni material. dua bagian besar (Gavilan dan Bernold,
Material merupakan bahan yang 1994), yaitu:
digunakan sebagai penyusun struktur 1. Consumable material, merupakan
bangunan. Ketersediaan material sebagai material yang pada akhirnya akan
komponen penting pada suatu proyek menjadi bagian dari struktur fisik
konstruksi memiliki keterkaitan dengan bangunan, misalnya semen, pasir, kerikil,
anggaran biaya proyek. Sehingga secara batu bata, besi tulangan, baja, dan lain-
tidak langsung memegang peranan lain.
penting dalam menunjang keberhasilan 2. Non Consumable material,
proyek. Namun pada setiap pelaksanaan merupakan material penunjang dalam
proyek konstruksi bangunan, kemunculan proses konstruksi, dan bukan merupakan
sisa material tidak akan bisa dihindari. bagian fisik bangunan, biasanya material
Sisa material konstruksi biasa ini bisa dipakai ulang dan pada akhir
disebut juga dengan waste material. proyek akan menjadi sisa material juga,
Menurut (Asiyanto, 2010) Waste adalah misalnya: perancah, bekisting, dan
kelebihan kuantitas material yang dinding penahan sementara.
digunakan/didatangkan, tetapi tidak Sisa material konstruksi (waste)
menambah nilai suatu pekerjaan. merupakan material yang terbuang sia-sia
Sisa material dapat memberikan dan tidak dapat dipakai kembali karena
dampak negatif bagi proyek, terutama berbagai faktor penyebab, seperti
pada sektor biaya. Sebagian besar dari kerusakan, kesalahan pemotongan,
biaya proyek dianggarkan untuk material, kesalahan pemasangan, dan sebagainya.
sehingga apabila terdapat sisa material Sumber dan penyebab terjadinya sisa
pada pelaksanaan suatu proyek, maka material konstruksi (waste) berdasarkan
akan menimbulkan kerugian. Untuk kategori yang telah dibuat oleh Gavilan
menghindari atau mengurangi kerugian dan Bernold tahun 1994 adalah seperti
tersebut, diperlukan studi analisis tehadap pada Tabel 1 berikut ini.
sisa material konstruksi. Tabel 1 Sumber dan penyebab waste
Metode Pareto dengan prinsipnya
yakni Pareto’s Law 20-80 dapat
digunakan untuk menganalisis dan
menentukan jenis-jenis material yang
dominan menimbulkan waste. Sedangkan
Fishbone Diagram dapat digunakan
sebagai metode untuk mengidentifikasi
faktor-faktor penyebab waste karena
dapat menjabarkan penyebab suatu
permasalahan secara lebih rinci.

Sumber : Gavilan dan Bernold, 1994


2
Volume sisa material adalah penyebab dari permasalahannnya.
kuantitas material yang telah menjadi sisa Langkah-langkah yang dilakukan dalam
atau tidak digunakan dalam pelaksanaan penyusunan Fishbone Diagram, yaitu :
konstruksi bangunan. Menurut (Kusuma, 1. Membuat kerangka FishboneDiagram.
2010) Besarnya volume sisa material 2. Menentukan masalah yang akan
didapatkan dari volume pembelian diidentifikasi.
material dikurangi volume kebutuhan/ 3. Menentukan kelompok penyebab
terpasang berdasarkan as built drawing, masalah.
kemudian dikurangi stok material di 4. Menemukan penyebab pada masing-
lapangan (jika ada). masing kategori/ kelompok penyebab
Biaya sisa material konstruksi dengan teknik diskusi (brainstorming).
merupakan sejumlah biaya proyek yang 5. Setelah masalah dan penyebab-
timbul akibat pengeluaran untuk penyebabnya diketahui, Fishbone
pembelian material namun material Diagram dapat digambarkan.
tersebut tidak digunakan dalam
konstruksi bangunan karena berbagai METODOLOGI PENELITIAN
penyebab. Biaya ini dapat diketahui dari Metode yang digunakan untuk
perhitungan volume sisa material pengumpulan data adalah pengamatan,
dikalikan harga satuan material penyebaran kuisioner, dan wawancara.
berdasarkan data proyek. Analisis data menggunakan analisis
Metode Pareto merupakan suatu kuantitatif untuk mengetahui jenis dan
metode yang dapat digunakan untuk volume sisa material konstruksi dengan
menemukan suatu masalah utama akibat Metode Pareto untuk memperoleh sisa
timbulnya permasalahan berdasarkan material dominan. Selanjutnya sisa
berbagai gejala. Metode ini memiliki material konstruksi dievaluasi dan
prinsip yang dikenal sebagai Pareto’s diidentifikasi secara deskriptif mengenai
Law 20-80. Pareto’s Law dapat diartikan faktor penyebabnya.
banyak kejadian atau akibat sebesar 80% Subyek penelitian ini adalah
dari total efeknya hanya disebabkan 20% menganalisa sisa material konstruksi
dari sebabnya. Diagram Pareto dengan Metode Pareto dan Fishbone
merupakan suatu gambar yang Diagram. Sedangkan obyek penelitian
mengurutkan klasifikasi data dari kiri ke adalah Proyek Pembangunan Gedung
kanan menurut urutan ranking tertinggi Pascasarjana Univeritas Islam Malang.
hingga terendah. Urutan rangking Data-data yang dibutuhkan dalam
tertinggi menunjukkan suatu penelitian ini terdiri dari dari data primer
permasalahan yang paling penting/ harus dan sekunder. Data primer diperoleh
segera diselesaikan, sedangkan rangking secara langsung dari obyek penelitian
terendah menunjukkan permasalahan yang berupa kuisioner dan wawancara
yang tidak harus segera diselesaikan. atau penjelasan dari pihak kontraktor
Faktor penyebab timbulnya suatu mengenai jenis material yang berpotensi
permasalahan dapat diidentifikasi menjadi waste material dan faktor-faktor
menggunakan Metode Fishbone penyebab timbulnya waste material pada
Diagram. Metode ini penjabaran dan proyek konstruksi.
hasil identifikasinya berbentuk Kuisioner terdiri dari kuisioner
menyerupai kerangka tulang ikan yakni pendahuluan dan kuisioner tahap lanjut
meliputi bagian kepala, sirip, dan duri. yang disebarkan kepada lima orang dari
Bagian kepala digunakan untuk tim kontraktor di lapangan. Kemudian
meletakkan permasalahan yang akan dilanjutkan dengan brainstorming dan
diidentifikasi, sedangkan bagian sirip dan wawancara kepada dua orang pelaksana
duri digunakan untuk meletakkan di lapangan untuk mengevaluasi hasil
kuisioner yang telah didapat dan untuk
3
memperoleh hasil akhir yang valid. Data HASIL DAN PEMBAHASAN
sekunder diperoleh secara tidak langsung,
didapatkan dari data-data Proyek Penentuan Jenis- Jenis Material yang
Pembangunan Gedung Pascasarjana Berpotensi Menjadi Waste
Univeritas Islam Malang. Penentuan jenis-jenis material ini
Data sekunder yang dipakai dalam dilakukan melalui kuisioner. Kuisioner
penelitian ini antara lain as built drawing yang dilakukan merupakan kuisioner
untuk menghitung volume material pendahuluan, yang mana berisi pilihan-
terpasang, laporan harian/mingguan untuk pilihan atas beberapa jenis material yang
menghitung volume pembelian material, pada akhirnya akan menjadi komponen
dan data harga material untuk mengetahui fisik bangunan pada proyek (consumable
harga dan jenis-jenis material yang material). Jenis-jenis material ini
digunakan pada proyek. diketahui dari data harga material proyek
Diagram alir penelitian dapat dilihat UNISMA.
Kuisioner pendahuluan dilakukan
pada Gambar 1.
hanya untuk mengetahui pendapat dari
tiap responden, yang mana seluruh hasil
pilihan responden akan dilakukan analisis
lebih lanjut. Semua material terpilih dari
hasil kuisioner ini dilakukan perhitungan
besarnya volume kebutuhan material/
terpasangnya.
Perhitungan Volume Material
Terpasang
Volume material terpasang
merupakan volume material yang
digunakan atau telah menjadi komponen
penyusun dari suatu elemen bangunan.
Analisis perhitungan volume material
terpasang dilakukan berdasarkan as built
drawing.
Perhitungan Volume Pembelian
Material
Volume pembelian material
merupakan volume material siap pakai,
yakni yang didatangkan ke lokasi proyek.
Volume ini dihitung berdasarkan laporan
mingguan proyek. Pada laporan
mingguan dapat diketahui jenis material
apa saja yang masuk atau dibeli selama
pelaksanaan proyek konstruksi beserta
kuantitasnya.
Perhitungan Volume dan Biaya Sisa
Material
Volume sisa material diperoleh dari
hasil perhitungan volume material siap
pakai dikurangi volume material
terpasang. Tidak dikurangi stok karena
Gambar 1 Diagram alir penelitian
tidak dijumpai adanya stok material pada
4
proyek. Untuk perhitungan biaya sisa Tabel 4 Perhitungan untuk Metode Pareto
material diperoleh dari volume sisa
material dikali harga satuan pembelian
material.
Perhitungan volume sisa material
dapat dilihat pada Tabel 2 dan
perhitungan biayanya dapat dilihat pada
Tabel 3.
Tabel 2 Perhitungan volume sisa material

140.00 100.00

120.00
80.00

100.00

Tabel 3 Perhitungan biaya sisa material 60.00


80.00

Biaya Sisa
60.00 Material (Juta)
40.00

Percent
40.00
Cumulative (%)
20.00
20.00

Tabel 4 Perhitungan untuk Metode Pareto - 0.00

Gambar 2 Diagram Pareto

Pada Gambar 2, axis sebelah kanan


menunjukkan percent cumulative, axis
Analisis Sisa Material yang Dominan sebelah kiri menunjukkan biaya sisa
Untuk menganalisis sisa material material, dan axis sebelah bawah
yang dominan pada proyek ini, digunakan menunjukkan jenis-jenis material yang
Metode Pareto. Cara dari metode ini menimbulkan waste. Dari gambar di atas
yakni hasil perhitungan biaya sisa dapat dilihat, yakni bila pada grafik
material yang telah didapat dari ditarik garis lurus yakni pada axis 80%
perhitungan sebelumnya diurutkan dari hingga memotong garis kurva, kemudian
nilai/ biaya waste terbesar hingga yang titik perpotongan tersebut ditarik ke
terkecil. Perhitungan dengan Metode bawah, yakni menuju axis jenis material,
Pareto dapat dilihat pada Tabel 4 dan akan dapat diketahui bahwa material yang
Gambar 2. dominan/ masuk dalam konsep Pareto’s

5
Law 20-80 yakni yang nilainya masuk atas beberapa peristiwa yang memiliki
dalam kumulatif 80% antara lain tiang kemungkinan menjadi faktor penyebab
pancang, tulangan D22, dan tulangan terjadinya waste material di lapangan.
D16. Sehingga didapatkan biaya sisa pada Pilihan-pilihan atas peristiwa yang
ketiga jenis material yang dominan menjadi penyebab timbulnya waste
tersebut sebesar Rp 108.303.861,00. material didapatkan dari jurnal yang
sebelumnya telah meneliti tentang sumber
Analisis Faktor-Faktor Penyebab Sisa penyebab terjadinya sisa material pada
Material proyek konstruksi. Hasil dari semua
Faktor-faktor penyebab sisa material faktor penyebab waste yang terpilih pada
(waste material) diketahui dari hasil kuisioner tahap lanjut digabungkan, yang
kuisioner dan wawancara yang dilakukan kemudian diseleksi dan dievaluasi
pada tim pelaksana di proyek, yang mana melalui teknik brainstorming.
merupakan pihak yang mengerti dan Brainstorming adalah teknik diskusi
mengetahui secara langsung pelaksanaan atau sumbang/ tukar pikiran. Teknik ini
konstruksi terkait waste material di dilakukan dengan dua orang dari tim
lapangan. Kuisioner dilakukan dua tahap, pelaksana. Pada proses ini juga akan
yakni pendahuluan dan lanjutan. diketahui penyebab waste material yang
Kuisioner pendahuluan merupakan lebih detail dari peristiwa yang menjadi
kuisioner yang disebarkan pada saat awal penyebab sisa material, sehingga dapat
penelitian, yakni sama seperti kuisioner diketahui secara lebih dalam penyebab
yang dilakukan sebelum perhitungan sisa materialnya. Hasil dari brainstorming
kuantitas terpasang. Hasil dari kuisioner adalah jawaban akhir dari faktor
ini adalah jenis-jenis material yang penyebab permasalahan, yang kemudian
berpotensi menjadi atau menimbulkan digambarkan/ dijabarkan di dalam
sisa material di lapangan. Fishbone Diagram. Hasil analisis dari
Kuisioner tahap lanjut merupakan Fishbone Diagram dapat dilihat pada
kuisioner lanjutan dari kuisioner Gambar 3 dan Gambar 4.
pendahuluan, yakni berisi pilihan-pilihan

Gambar 3 Fishbone Diagram

6
Gambar 4 Fishbone Diagram Lanjutan

Pada Gambar 3 dan Gambar 4, Waste material pasir dapat terjadi


dapat diketahui faktor penyebab akibat penanganan dan transportasi
terjadinya waste material pada tiang material yang kurang baik. Hal ini dapat
pancang adalah karena kondisi tiang terjadi karena keteledoran pekerja pada
pancang yang diterima kurang baik. Hal saat bongkar muat pasir. Keteledoran ini
ini dapat disebabkan karena kualitas dapat disebabkan karena kontrol dan
beton tiang pancang yang rendah dan pengawasan yang kurang dari pihak
proses loading unloading yang kurang supplier maupun kontraktor, serta kondisi
hati-hati. Kualitas beton tiang pancang pekerja dan cuaca yang kurang baik.
yang rendah disebabkan karena beton Waste pasir juga dapat terjadi karena
belum mencapai usia yang seharusnya, penyimpanan material yang kurang baik,
namun dapat digunakan karena sudah sehingga bisa saja material pasir terkikis
memenuhi syarat keamanan yang oleh air maupun angin yang
diketahui melalui proses pengujian. Hal menyebabkan kuantitas atau volumenya
sedemikian rupa ini bisa terjadi karena berkurang. Hal ini terjadi karena
schedule yang ketat. Waste tiang pancang keterbatasan lahan pada lokasi proyek
juga bisa berasal dari sisa hasil konstruksi.
implementasinya, yakni tidak seluruh Penyebab terjadinya waste material
bagian tiang pancang masuk ke dalam batu kali adalah karena sisa hasil
tanah. Hal ini dikarenakan kondisi tanah pembelahan batu yang tidak bisa
pada tiap titik pancang berbeda-beda. digunakan lagi. Penyebabnya yaitu hasil
Waste material beton ready mix pembelahan batu tidak sempurna karena
terjadi karena adanya sebagian kecil kondisi batu terlalu rapuh atau mudah
beton ready mix yang tertinggal di dalam pecah. Selain itu juga terjadi karena
concrete pump. Peristiwa ini terjadi kelebihan kuantitas beli. Kelebihan
karena viskositas atau kekentalan beton pembelian ini dapat terjadi karena
yang tinggi. Kekentalan beton yang tinggi ketidaktepatan estimasi kebutuhan
dapat membuat beton tidak keluar dengan material. Ketidaktepatan estimasi dapat
lancar dan tersisa di dalam concrete terjadi akibat kurangnya pengetahuan
pump. akan spesifikasi material yang akan dibeli

7
dan juga tenaga kerja yang kurang SARAN
berpengalaman. Untuk mengurangi terjadinya sisa
Waste material pada keramik terjadi material pada saat pelaksanaan
akibat adanya keramik yang rusak/ pecah. konstruksi, sebaiknya hal-hal yang dapat
Hal ini terjadi karena keramik yang menyebabkan terjadinya sisa material
diterima di lapangan dikemas di dalam hendaknya dihindari. Diperlukan juga
dus, sehingga kondisi keramik peningkatan terhadap koordinasi dan
sebelumnya tidak dapat diketahui. pengawasan dalam pengelolahan,
Rusaknya keramik dapat terjadi pada saat pembelian, dan penyimpanan material.
transportasi material, yakni bisa karena Selain itu sebaiknya tenaga yang
goncangan yang membuat keramik dipekerjakan sudah memiliki pengalaman
berbenturan satu sama lain bila tidak dan terampil dalam melakukan pekerjaan.
dikirim dengan penataan yang benar dan Bagi mahasiswa yang menggunakan
aman. penelitian ini sebagai referensi untuk
Penyebab waste galvalum, gypsum penelitian lebih lanjut, perlu diperhatikan
board, alumunium, genteng, bata ringan, mengenai pembelian dan ukuran material
dan baja tulangan, dapat terjadi karena yang diteliti. Hendaknya dilakukan
sisa hasil pemotongan yang tidak dapat survey secara tepat dan pengukuran
digunakan kembali. Hal ini bisa karena langsung pada obyek penelitian (material)
ukuran sisa yang tidak dapat dipakai lagi di lapangan.
karena terlalu pendek, hasil potongan
yang tidak baik karena pekerja kurang
DAFTAR PUSTAKA
terampil/ kurang berpengalaman, dan juga
hasil dari kesalahan pemotongan karena Asiyanto. 2010. Manajemen Produksi
kesalahan informasi maupun keteledoran Untuk Jasa Konstruksi. Jakarta: PT.
pekerja. Kesalahan informasi dan Pradnya Paramita.
keteledoran ini dapat terjadi karena Dahlgaard, J.J., Kristensen,K &
koordinasi dan kontrol yang kurang baik. Kanji,G.K. 2007. Fundamentals of
Total Quality Management. London:
KESIMPULAN Taylor and Francis.
Jenis-jenis material yang dominan Formoso, C.T., et al. 2002. Material
menimbulkan sisa pada proyek konstruksi Waste in Building Industry: Main
berdasarkan analisis Metode Pareto antara Causes and Prevention. Journal of
lain tiang pancang, tulangan D22, dan Construction Engineering and
tulangan D16. Dengan total biaya sisa Management. pp 316–325.
dari ketiga jenis material tersebut sebesar Gavilan, R. M., & L.E Bernold. 1994.
Rp 108.303.861,00. Berdasarkan analisis Source Evaluation of Solid Waste in
menggunakan Fishbone Diagram, faktor- Building Construction. Journal of
faktor penyebab terjadinya sisa material Construction Engineering and
pada tiang pancang yakni karena kondisi Management. pp 536 – 552.
tiang pancang yang diterima kurang baik, Intan, S. R.S Alifen, L. Arijanto. 2005.
hal ini bisa karena proses loading Analisa dan Evaluasi Sisa Material
unloading kurang hati-hati. Selain itu, Konstruksi : Sumber penyebab,
tidak semua bagian tiang pancang masuk Kuantitas, dan Biaya. Jurnal
ke dalam tanah karena kondisi pada tiap Dimensi Teknik Sipil Vol 7 no 1 hal
titik pancang berbeda-beda. Untuk besi 36–45.
tulangan, sisa material yang timbul Kusuma, V.A. 2010. Evaluasi Sisa
merupakan hasil sisa dari proses Material pada Proyek Gedung
pemotongan tulangan. Pendidikan dan Laboratorium 8

8
Lantai Fakultas Kedokteran UNS
Tahap 1. Skripsi. Tidak
dipublikasikan. Surakarta: Univeritas
Sebelas Maret.
Nurlina, S. 2008. Struktur Beton. Malang:
Bargie Media.
Rahmawati, F. D.W Hayati. 2013.
Analisa Sisa Material Konstruksi dan
Penanganannya pada Proyek Gedung
Pendidikan Profesi Guru Universitas
Negeri Surabaya (177K). Jurnal
Konferensi Nasional Teknik Sipil 7 K
181-187.
Sagel, R., Kole, P & Kusuma,G. 1993.
Pedoman Pekerjaan Beton
Berdasarkan SK SNI T-15-1991-03.
Jakarta: Erlangga.
SNI03-2847-2002. 2002. Tata Cara
Perhitungan Struktur Beton Untuk
Bangunan Gedung. Bandung:
Departemen Pekerjaan Umum.
SNI07-2052-2002. 2002. Baja Tulang
Beton.. Bandung: Departemen
Pekerjaan Umum.
Suseno, H. 2010. Bahan Bangunan Untuk
Teknik Sipil. Malang: Bargie Media.

Anda mungkin juga menyukai