PENDAHULUAN
1.1 Latarbelakang
Reproduksi biologi meliputi proses melanjutkan keturunan dan
merupakan salah satu fungsi manusia yang sangat penting, karena dengan
fungsi itu manusia dapat mempertahankan diri dari kepunahan. Melalui
proses reproduksi kita dapat melihat suatu peristiwa yang sangat
mengamumkan, dimulai terjadinya pembuahan, berlanjut dengan masa
kehamilan dan akhirnya mencapai titik puncaknya berupa persalinan.
Dengan persalinan maka lahirlah satu insan baru yang akan menjadi
generasi penerus.
D. Definisi PPAM
PPAM adalah paket intervensi minimum yang diperlukan untuk
memenuhi kebutuhan dasar kesehatan reproduksi pada situasi bencana.
a. Paket : Kegiatan, koordinasi, perencanaan, supplies
b. Pelayanan : Pelayanan yang diberikan kepada penduduk
c. Awal : Untuk digunakan dalam kondisi darurat, tanpa assessment di
tempat
d. Minimum : Dasar, kespro terbatas
PPAM merupakan serangkaian kegiatan prioritas kespro yang harus
dilaksanakan segera pada tahap awal bencana untuk menyelamatkan jiwa
khususnya pada kelompok perempuan dan remaja perempuan.
F. Komponen-komponen PPAM
1. Identifikasi organisasi dan individu untuk memfasilitasi
koordinasi dan implementasi PPAM.
Focal point ditunjuk untuk mengkoordinasikan kegiatan kesehatan
reproduksi sejak awal untuk mengatasi keadaan gawat darurat. Focal point
akan bekerja dibawah koordinator umum bidang kesehatan.
Semua organisasi pemberi bantuan harus bekerja sesuai dengan
tugasnya dan siap siaga terhadap keadaan darurat. Kepekaan terhadap aspek
kesehatan reproduksi dan gender harus selalu ditekankan dalam setiap
pelatihan sumber daya manusia. Tenaga kesehatan yang berpengalaman
dalam bidang kesehatan reproduksi harus ditempatkan paling sedikit selama
6 bulan, sesuai dengan waktu yang diperkirakan untuk memantapkan
pelayanan kesehatan reproduksi komprehensif.
2. Pencegahan dan manajemen kekerasan seksual dan akibatnya.
Semua petugas yang terlibat dalam penggulangan keadaan darurat
harus sensitif akan masalah kekerasan seksual. Langkah-langkah untuk
membantu korban kekerasan seksual, termasuk perkosaan, harus telah
disusun pada fase awal keadaan darurat. Korban kekerasan seksual harus
segera dirujuk ke fasilitas kesehatan dan pihak yang berwajib harus terlibat
untuk memberikan perlindungan dan dukungan hukum.