Sejak awal terbentuknya negara Indonesia, para pendiri bangsa ini sungguh sadar bahwa
kekuasaan negara yang dijalankan di Indonesia ini harus memiliki batasan-batasannya yang
jelas dan ditentukan secara konstitusional. Hal ini penting untuk mencegah terjadinya praktik
penyalahgunaan kekuasaan (abuse of power) atau penyelenggaraan kekuasaan yang tak
terbatas, yang bisa menjurus ke arah praksis absolutism yang dehuman. Batasan-batasan itu
lazimnya disebut tata aturan hukum. Tata aturan hukum itu merupakan landasan yang
mengatur hubungan antara negara dengan rakyat di dalam konteks bernegara.
Pertanyaan Bahan Diskusi : (Berikan pendapat dan penjelasan Anda minimal 100 kata dan
menyertakan referensi)
Jelaskan dan berilah salah contoh yang menunjukkan bahwa Indonesia adalah negara hukum!
Nama: Afif Widia Atmaja
NIM : 2401983975
Istilah negara hukum mulai berkembang pada sekitar abad ke 19. Menurut Plato, negara
hukum adalah negara yang memiliki cita-cita untuk mengejar kebenaran, kesusilaan, keindahan
dan keadilan. Sedangkan menurut Aristoteles, negara hukum ialah negara yang berdiri atas
hukum yang menjamin keadilan bagi seluruh warga negaranya.
Indonesia adalah negara hukum yang berdasarkan pada Pancasila dan UUD 1945. Hal ini
bertujuan untuk mewujudkan tata kehidupan sebuah negara yang aman, tentram, sejahtera, dan
tertib. Di mana kedudukan hukum setiap warga negara dijamin, sehingga bisa tercapainya
keserasian, keseimbangan dan keselarasan antara kepentingan perorangan maupun kepentingan
kelompok.
Perubahan Ketiga Undang-Undang Dasar (UUD) 1945 telah menambah norma tentang
Negara Hukum pada Pasal 1 ayat (3) Perubahan Ketiga UUD 1945 yang berbunyi: “Negara
Indonesia adalah negara hukum”. Ketentuan tersebut merupakan bentuk penormaan yang
berasal dari muatan dalam Penjelasan UUD 1945 yang menyebutkan “Negara Indonesia
berdasar atas Hukum (Rechtsstaat) tidak berdasar atas kekuasaan belaka (Machtsstaat)”.
Dengan pemuatan dalam norma UUD 1945, maka konsep Negara Hukum dalam
Penjelasan UUD 1945 memiliki kekuatan hukum yang mengikat sebagai norma tertinggi dalam
tata hukum nasional negara Indonesia. Secara terminologis, istilah “negara hukum” pada
ketentuan Pasal 1 ayat (3) Perubahan Ketiga UUD 1945 tidak merujuk secara khusus pada salah
satu konsep utama dalam tradisi hukum Barat, baik Rechtsstaat maupun Rule of Law. Artinya,
istilah “negara hukum” dalam UUD 1945 merupakan konsep yang relatif ‘netral’ yang
membuka ruang tafsir bagi pemahaman baru sesuai dengan paradigma dan realitas negara
Republik Indonesia.
Indonesia adalah negara hukum yang dapat dibuktikan dengan ciri-ciri sebagai berikut:
1. Adanya Sistem Ketatanegaraan yang Sistematis
Ciri-ciri negara hukum yang pertama adalah negara tersebut memiliki susunan sistem
ketatanegaraan atau kelembagaan yang mengatur urusan kenegaraan secara sistematis. Di
setiap lembaga yang ada memiliki fungsi dan tugasnya masing-masing dalam menjalankan
pemerintahan negara tersebut agar sesuai dengan aturan yang telah ditetapkan.
Indonesia adalah negara hukum karena memiliki ciri-ciri ini. Di Indonesia dapat dilihat
bahwa Indonesia memiliki kelembagaan seperti Dewan Perwakilan Rakyat (DPR), Majelis
Permusyawaratan Rakyat (MPR), Komisi Yudisial (KY), Makhkamah Agung (MA), Komisi
Yudisial (KY) dan lembaga di daerah lainnya.
2. Supremasi Hukum
Supremasi hukum adalah negara tersebut menggunakan hukum sebagai patokan atau aturan
dalam segala bidang. Ciri-ciri negara hukum satu ini merupakan upaya untuk menempatkan
hukum dalam tempat tertinggi sebagai alat perlindungan rakyatnya. Tanpa adanya intervensi
dan penyalahgunaan hukum termasuk para petinggi negara.
Ciri-ciri negara hukum yang paling utama adalah adanya pengakuan dan perlindungan
terhadap hak asasi manusia bagi seluruh rakyatnya. Hak asasi manusia adalah hak yang
paling mendasar dan fundamental. Bagi para pelanggar HAM bisa dijatuhi hukum secara
tegas.
Sistem peradilan ini meliputi para hakim dan jaksa serta para anggota administrasi
pengadilan yang telah ditentukan berdasarkan hukum yang berlaku. Tak hanya peradilan
pusat, sistem peradilan yang bebas dan tidak memihak juga berlaku di peradilan-peradilan
daerah. Peradilan harus berjalan sesuai dengan hukum dan menerapkan hukum yang sama
sehingga tidak adanya berat sebelah antara rakyat dan para petinggi negara.
5. Adanya Pembagian Kekuasaan yang Jelas
Jika muncul permasalahan atau konflik, maka lembaga yang berwenang mampu menerapkan
hukum yang tepat sesuai yang berlaku. Seperti yang disampaikan tokoh terkenal, John
Locke, bahwa kekuasaan dibedakan menjadi tiga yaitu legislatif, eksekutif dan yudikatif.
Peradilan pidana adalah peradilan yang mengurusi tentang pelanggaran hukum yang
menyangkut banyak orang, sedangkan perdata yang mengurusi pelanggaran hukum yang
hanya melibatkan perseorangan saja. Adanya hukum pidana dan hukum perdata inilah yang
merupakan ciri-ciri negara hukum dan negara dapat disebut sebagai negara hukum.
Legalitas dalam hukum adalah asas yang fundamental untuk mempertahankan kepastian
hukum. Asas legalitas ini ditetapkan dan kemudian digunakan untuk melindungi semua
kepentingan individu. Legalitas ini pula yang memberikan batasan wewenang para pejabat
negara untuk mempertanggungjawabkan jika mereka melanggar hukum yang berlaku.
Hampir semua negara di dunia adalah negara hukum, namun menganut konstitusi yang
berbeda-beda sesuai dengan jenis negara hukum yang diberlakukan.
Sumber:
Azhari, Aidul Fitriciada. 2012. Negara Hukum Indonesia: Dekolonisasi dan Rekonstruksi
Tradisi. Jurnal Hukum IUS QUIA IUSTUM VOL. 19(4): 489 – 505.
https://doi.org/10.20885/iustum.vol19.iss4.art1 [diakses pada 24 Juni 2021]
Abdi, Husnul. 2020. Indonesia adalah Negara Hukum, Kenali Ciri-Cirinya.
https://hot.liputan6.com/read/4413821/indonesia-adalah-negara-hukum-kenali-ciri-
cirinya [diakses pada 24 Juni 2021]