Makalah Kespro
Makalah Kespro
MATA KULIAH :
KELOMPOK 2
DOSEN PENGAMPUH :
DI SUSUN OLEH:
NUNUNG JAYANTI
D III KEBIDANAN
KELAS : 2 A REGULER
JURUSAN KEBIDANAN
2015/2016
KATA PENGANTAR
Dengan mengucapkan puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala
kebesaran dan nikmat hidayah yang telah diberikan-Nya, sehingga kami dapat menyelesaikan
makalah mata kuliah Asuhan kebidanan Kesehatan Reproduksi dan Keluarga Berencana yang
berjudul “Konsep Gender dalam Kesehatan Reproduksi dan KB” yang meliputi definisi
gender, seks dan seksualitas, faktor – faktor yang mempengaruhi gender, analisis gender,
perbedaan gender dan seks, peran gender, pengertian KB, manfaat KB dan macam – macam
Metode KB.
Penyusun juga berterima kasih kepada pihak-pihak yang telah membantu dalam
penyusunan Makalah ini, pihak-pihak tersebut adalah :
1. Dosen mata kuliah Asuhan Kebidanan Kesehatan Reproduksi dan Keluarga berencana
yaituRahayu budi Utami, S.Si.T, M.Kes dan Eka Santi, A.md.Keb, SKM, M.Si
Teman kelompok 2 yang telah bekerjasama sehingga penyusunan makalah ini dapat
terselesaikan dengan baik.
Penyusun sadar bahwa Makalah ini masih memiliki kelemahan dan kekurangan.Oleh
karena itu, Penyusun memohon maaf atas kekurangan tersebut.Penyusun juga senantiasa
membuka tangan untuk menerima kritik dan saran yang membangun agar kelak Penyusun
bisa berkarya lebih baik lagi. Harapan Penyusun, semoga karya kecil ini bisa bermanfaat bagi
kita semua. Semoga pula makalah ini dapat berfungsi sebagaimana mestinya.
Penyusun
ii
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR..................................................................................................................ii
DAFTAR ISI..............................................................................................................................iii
BAB 1 PENDAHULUAN...........................................................................................................1
A. Latar belakang...........................................................................................................................1
B. Rumusan Masalah......................................................................................................................1
C. Tujuan Umum............................................................................................................................1
D. Tujuan Khusus...........................................................................................................................1
E. Manfaat penulisan......................................................................................................................2
BAB II PEMBAHASAN..............................................................................................................3
I. Konsep gender dalam Kesehatan Reproduksi............................................................................3
A. Definisi gender, seks dan seksualitas.....................................................................................................3
B. Faktor – faktor yang mempengaruhi gender...........................................................................................3
C. Analisis gender.......................................................................................................................................4
D. Hubungan Gender dan Kesehatan Reproduksi.......................................................................................4
E. Perbedaan seks dan gender.....................................................................................................................4
F. Peran gender...........................................................................................................................................4
BAB III....................................................................................................................................31
PENUTUP...............................................................................................................................31
iii
a. Simpulan..................................................................................................................................31
b. Saran........................................................................................................................................31
DAFTAR PUSTAKA................................................................................................................32
iv
BAB 1
PENDAHULUAN
A. Latar belakang
Perbedaan wanita dan pria masih menyimpan beberapa masalah dalam
masyarakat.Perbedaan anatomi antara keduanya cukup jelas.Akan tetapi efek yang
timbul akibat perbedaan tersebut menimbulkan perdebatan, karena ternyata perbedaan
jenis kelamin secara biologis melahirkan seperangkat konsep budaya.Interpretasi
budaya terhadap perbedaan jenis kelamin inilah yang disebut gender.
Dalam program KB nasional seharusnya penggunaan kontrasepsi merupakan
tanggung jawab bersama pria dan wanita sebagai pasangan, sehingga metode
kontrasepsi yang dipilih mencerminkan kebutuhan serta keinginan suami istri.
Pasangan suami istri harus saling mendukung dalam pemilihan dan penggunaan
metode kontrasepsi karena kesehatan reproduksi, khususnya keluarga berencana
bukan hanya urusan pria atau wanita saja. Berikut akan dibahas pada pembahasan
selanjutnya.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas maka yang menjadi rumusan masalah pada makalah
ini adalah “ bagaimana konsep gender dalam kesehatan Reproduksi dan kb”. Dengan
lingkup:
1. Apakah definisi gender, seks, dan seksualitas?
2. Apa saja faktor yang mempengaruhi gender?
3. Apakah itu analisis gender?
4. Apakah perbedaan seks dan gender?
5. Apa itu peran gender?
6. Apa itu KB?
7. Apa saja manfaat KB?
8. Apa saja macam – macam metode KB?
C. Tujuan Umum
Untuk mengetahui konsep gender dan KB dalam kesehatan reproduksi.
D. Tujuan Khusus
1. Untuk mengetahui definisi gender, seks dan seksualitas.
2. Untuk mengetahui faktor – faktor yang mempengaruhi gender.
3. Untuk mengetahui analisis gender.
4. Untuk mengetahui perbedaan seks dan gender.
5. Untuk mengetahui peran gender.
6. Untuk mengetahui pengertian KB.
7. Untuk mengetahui manfaat KB.
8. Untuk mengetahui macam – macam metode KB.
1
E. Manfaat penulisan
a. Bagi penulis
Sebagai bentuk penugasan kelompok untuk latihan dan pembelajaran.
b. Bagi institusi
Sebagai referensi untuk keilmuan.
2
BAB II
PEMBAHASAN
1. Gender
Gender adalah dimensi sosiokultural dan psikologis dari pria dan wanita. Istilah
gender dibedakan dari istilah jenis kelamin (seks). Seks berhubungan dengan dimensi
biologis dari pria dan wanita.Selain itu, istilah gender merujuk karakteristik dari ciri -
ciri sosial yang diasosiasikan tidak hanya didasarkan pada perbedaan
biologis,melainkan juga pada interpretasi sosial dan kultural tentang apa artinya
menjadi laki-laki dan perempuan serta pandangan masyarakat tentang perbedaan
peran, fungsi dan tanggung jawab yang merupakan hasil konstruksi budaya dan dapat
berubah sesuai dengan perkembangan zaman.
2. Seks
Seks adalah perbedaan organ biologis antara perempuan dan laki-laki terutama pada
bagian reproduksi.
3. Seksualitas
Seksualitas adalah totalitas pribadi, tampil ketika berdiri, tersenyum, berpakaian,
tertawa dan menangis, menunjukkan siapa diri kita.
1. Faktor fisiologis, menjadi penting karena seksual hormone dan enzim pada lelaki dan
perempuan tidak sama. Beberapa hormon dan enzim diproduksi lebih banyak oleh
lelaki, begitu juga sebaliknya. Beberapa hormon mempengaruhi penyempitan pori-
pori, sehingga perempuan mempunyai kulit yang lebih halus dari kaum pria. Di
beberapa kasus trangender, faktor faktor biologis menjadi kurang penting, karena
walaupun secara fisik seseorang berjenis kelamin lelaki, tapi reproduksi kelenjar
progresteron berlebih menempatkannya sebagai perempuan.
2. Faktor psikologis, lebih rumit lagi. Motif-motif atau naluri dasar perempuan
kebanyakan berbeda dengan naluri kaum pria. Saat melakukan hubungan seksual,
lelaki sepenuhnya bermotif biologis. Bagi perempuan, hubungan seksual didasarin
motif psikologis. Orgasmus bagi perempuan lebih berkonotasi mental ketimbang
fisik.
3
C. Analisis gender
Analisis gender adalah proses menganalisis data dan informaasi secara sistematis
tentang laki – laki dan perempuan untuk menidentifikasikan daa mengungkapkan
kedudukan, fungsi, peran dan tanggung jawab laki – laki dan perempuan, serta faktor
– faktor yang mempengaruhinya.
1) Gender berkaitan dengan sikap dan perilaku manusia. Ada perilaku dan sikap
yang berdampak negatif terhadap status kesehatan reproduksi manusia.
No SEKS GENDER
.
1. Tetap. Dapat berubah/berkembang sesuai
kemajuan IPTEK.
2. Tidak dapat bergantian antara laki – Dapat bergantian antara laki-laki
laki dan perempuan. dan perempuan.
3. Perbedaan biologis, hormonal, Perbedaan peran, fungsi, hak,sikap,
anatomi dan fisiologi merupakan perilaku dibentuk oleh masyarakat.
pemberian tuhan & diciptakan oleh
tuhan.
4. Berlaku dimana saja Tergantung budaya setempat
F. Peran gender
ada tiga jenis peran gender sebagai berikut. :
1. Peran produktif adalah peran yang dilakukan oleh seseorang, menyangkut
pekerjaan yang menghasilkan barang dan jasa, baik untuk dikonsumsi maupun
untuk diperdagangkan. Peran ini sering pula disebut dengan peran di sector
publik.
2. Peran reproduktif adalah peran yang dijalankan oleh seseorang untuk kegiatann
yang berkaitan dengan pemeliharaan sumber daya manusia dan pekerjaan urusan
rumah tangga, seperti mengasuh anak, memasak, mencuci pakaian dan alat-alat
rumah tangga, menyetrika, membersihkan rumah, dan lain-lain. Peran reproduktif
ini disebut juga peran di sektor domestik.
3. Peran sosial adalah peran yang dilaksanakan oleh seseorang untuk berpartisipasi di
4
dalam kegiatan sosial kemasyarakatan, seperti gotong-royong dalam
menyelesaikan beragam pekerjaan yang menyangkut kepentingan bersama.
II. Konsep KB
A. Pengertian KB
Keluarga berencana merupakan usaha suami istri untuk mengukur jumlah dan jarak
anak yang diinginkan. Untuk mencapai hal tersebut maka dibuatlah beberapa cara
atau alternatif untuk mencegah atau pun menunda kehamilan.Usaha yang dimaksud
termasuk kontrasepsi atau pencegahan kehamilan dan perencanaan keluarga.Prinsip
dasar metode kontrasepsi adalah mencegah sperma laki-laki mencapai dan membuahi
telur wanita (fertilisasi) atau mencegah telur yang sudah dibuahi untuk merimplantasi
(melekat) dan berkembang di dalam rahim.
B. Manfaat-manfaat KB
- Manfaat KB bagi ibu :
1. Perbaikan kesehatan
2. peningkatan kesehatan
3. waktu yang cukup untuk mengasuh anak
4. waktu yang cukup untuk istirahat
5. menikmati waktu luang
6. dapat melakukan kegiatan lain
5
2. Menurunkan angka kematian maternal serta peningkatan IPM
Kematian yang terjadi pada ibu dan anak, masih sering kita jumpai, baik pada
saat proses persalinan, pasca persalinan, maupun hari-hari pertama kehidupan
bayi. Untuk itu, perlu diadakan upaya serta berbagai macam inovasi guna
mengatasi hal tersebut.
Menurut mantan Kepala Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana
Nasional (BKKBN) Sugiri Syarief, “Program Keluarga Berencana (KB)
berperan kuat menurunkan angka kematian tersebut,” beliau juga
menambahkan bahwa KB juga dapat menjadi salah satu solusi untuk
peningkatan indeks pembangunan manusia (IPM). Dimana pada saat ini IPM
Indonesia menunjukkan penurunan ke peringkat 124 dari 187 negara.
Kasus kehamilan yang tidak diinginkan sering kali kita temukan disekitar
kita.Hal tersebut bisa disebabkan oleh kecerobohan, maupun faktor-faktor
lainnya. Hal tersebut akan berdampak baik bagi kesehatan, maupun bidang
ekonomi, seperti tindakan aborsi yang dapat membahayakan jiwa, maupun
keadaan ekonomi yang semakin sulit. Dengan mengikuti program KB,
masalah tersebut dapat diminimalisir.
6
adalah banyak anak membuat mereka kurang terurus, orang tua harus bekerja
lebih keras guna mencukupi kebutuhan keluarganya, sehingga waktu untuk
mencurahkan kasih sayang pada anak menjadi berkurang.
Hal ini seringkali menimbulkan anak-anak kurang pendidikan, anak-anak
menjadi lebih nakal, kasar, dan bahkan berani melakukan tindakan
kriminal. Lain halnya dengan keluarga yang hanya memiliki 2 anak, mereka
akan lebih santai dalam bekerja, lebih banyak waktu untuk memberikan
perhatian serta mendidik anak-anak mereka dirumah. Sehingga anak merasa
mendapatkan perhatian dan kasih sayang orang tuanya.
Sekarang ini, banyak sekali kita jumpai anak-anak dibawah umur yang harus
ikut banting tulang untuk mencukupi kebutuhan keluarga. Mereka harus rela
meninggalkan bangku sekolah hanya untuk bekerja membantu kedua orang
tuanya yang kurang mampu.Pepatah yang mengatakan bahwa banyak anak
banyak rejeki tak selamanya benar, banyak anak justru dapat membuat anak-
anak kurang mendapatkan pendidikan yang layak.
7
b. MAL dapat dipakai sebagai alat kontrasepsi bila :
- Menyusui sebagai penuh, lebih efektif bila menyusui 8x sehari.
- Belum haid
- Umur bayi kurang lebih 6 bulan.
c. Mekanisme kerja
Menunda atau menekan terjadinya ovulasi.Pada saat menyusui, hormone yang
berperan adalah prolaktin dan oksitosin. Semakin sering menyusui, maka
kadar prolaktin meningkat dan hormone gonadotropin melepas hormone
penghambat.
d. Indikasi
- Wanita yang menyusui secara eksklusif.
- Ibu pasca melahirkan dan bayinyaa berunur kurang dari 6 bulan.
- Ibu belum mendapatkan haid setelah melahirkan.
e. Kontraindikasi
- Ibu sudah mendapatkan haid setelah bersalin
- Tidak menyusui secara eksklusif
- Bayinya sudah berunur lebih dari 6 bulan
- Bekerja dan berpisah dari bayinya lebih lama dari 6 jam
f. Keuntungan
- Efektifitas tinggi
- Segera efektif
- Tidak menganggu senggama
- Tidak ada efek samping
- Tidak perlu pengawasan medic
- Mendapatkan kekebalan pasif
- Sumber asuhan gizi yang terbaik dan sempurna untuk tumbuh kembang
bayi yang optimal
8
- Terhindar dari keterpaparan terhadap kontaminasi dari air susu lain atau
alat minum yang dipakai.
- Mengurangi pendarahan pasca persalinan
- Mengurangi risiko anemia, meningkatkan hubungan psikologik ibu dan
bayi
2) Metode kalender
a. Pengertian
Menghitung masa subu dengan siklus haid dan melakukan pantang berkala atau
lebih dikenal dengan sistem kalender merupakan salah satu cara atau metode
kontrasepsi alami dan sederhana yang dapat dikerjakan sendiri oleh pasangan
suami istri dengan cara tidak melakukan senggama pada masa subur
b. Mekanisme kerja
Metode kalender menggunakan pinsip pantan berkala yaitu tidak melakukan
hubungan seksual pada masa subur istri. Menggunakan 3 patokaan yaitu ovulasi
terjadi 14 hari sebelum haid yang akan datang, sperma dapat dapat hidup dan
membuahi selamaa 48 jam setelah ejakulasi dan ovum hidup 24 jam setelah
ovulasi. Jadi apabila konsepsi ingin dicegah, koitus harus hindari sekuran-
kurangnya selama 3 hari yaitu 48 jam sebelum ovulasi dan 24 jam sesudah
ovulasi.
9
- Dapat dingunakan oleh setiap wanita
- Tidak membutuhkan alat/pemeriksaan khusus
- Tidak menggangu saat hubung seksul
- Menghindari risiko kesehatan yang berkaitan dengan kontrasepsi
- Tidak memerlukaan biaya
- Tidak memerlukan tempat pelayanan
e. Keterbatasan
- Memerlukan kerjasama yang baik antara suami istri
- Harus ada motivasi dan disiplin pasangan dalam menjalankannya
- Pasutri tidak melakukn hubungan seksual setiap saat
- Pasutri haarus tau masa subur dab masa tidak subur
- Harus mengamati siklus menetruasi minimal 6 kali
- Mentruasi yang tidak subur menjadi terhambat
- Lebih efektif bila dikombinasikan dengan metode kontrasepsi
b. Efektifitas
Cukup baik dengan angka kegagalan 0,3 - 6,6 kehamilan per 100 wanita
pertahun.
c. Keuntungan
- Meningkatan pengetahuan dan kesadaran pasangan terhadap masa subur
- Membantu wanita yang mengalami siklus tidak teratur
- Membantu menunjukan perubahan tubuh lain selain lendir servik
- Berada dalam kendali wanita
10
- Dapat mencegah atau meningkatkan kehamilan.
d. Kerugian
- Membutuhkan motivasi.
- Perlu diajarkan oleh spesialis KB.
- Suhu tubuh dipengaruhi oleh beberapa faktor (sakit, kurang tidur, stress,
alkohol, imunisasi, alkohol, iklim).
- Bila suhu tidak diukur pada waktu yang sama menyebabkan ketidak akuratan
suhu tubuh basal.
- Tidak mendeteksi permulaan masa subur sehingga sulit mencapai kehamilan.
- Butuh masa panjang karena hanya mendeteksi masa pasca ovulasi sehingga
abstinum sudah harus di lakukan pra-ovulasi.
11
Untuk menguji lendir, masukkan jari anda ke dalam vagina kemudian perlahan-
lahan tarik kembali keluar. Apabila lendirnya jernih, lembab dan kental, dalam
dekat anda mungkin akan mengalami ovulasi. Maka tidak dianjurkan melakukan
hubungan seksual dalam 24 – 72 jam berikutnya.
b. Keuntungan
- Dalam kendali wanita.
- Memberikan kesempatan pada pasangan menyentuh tubuhnya.
- Meningkatkan kesadaran terhadap perubahan tubuhnya.
- Memperkirakan lendir yang subur sehingga kemungkinan kehamilan.
- Dapat digunakan untuk mencegah kehamilan.
c. Kerugian
- Membutuhkan komitmen.
- Perlu diajari oleh spesialis KB.
- Dapat membutuhkan 2 – 3 kali siklus untuk mempelajari metode.
- Infeksi vagina dapat menyulitkan identifikasi lendir yang subur.
- Beberapa obat yang digunakan mengobati flu dan sebagainya dapat
menghambati produksi lendir servik.
- Melibatkan sentuhan pada tubuh yang tidak disukai beberapa wanita.
- Membutuhkan pantang.
d. Teknik pengukuran
- Suhu diukur dengan khusus yang mengukur antara 36,2°C
12
- Di catat dalam grafik khusus
- Pengukuran dilakukan setelah bangun tidur pagi hari sebelum aktifitas apapun.
- Emosi harus dalam keadaan stabil.
- Pengukuran oral 3 menit, rectal 1 menit.
- Pengukuran suhu dilaksanakan minimal 6 bulan berturut-turut.
e. Jenis lendir
Lendir type E (Estrogenik)
Diproduksi oleh pada fase akhir praovulasi dan fase ovulasi.Sifat banyak, tipis,
viskositas rendah, bila dikeringkan terjadi bentuk seperti daun
pakis.Spermatozoa dapat menembus lendir ini.
Lendir type G(gestagenik)
Diproduksi dalam faseawal pra ovulasi dan setelah ovulasi.Sifat kental,
viskositas tinggi, keruh.
Dibuat karena peninggian kadar progesterone, spermatozoa tidak dapat
menembus lendir darah.
g. Penyulit-penyulit
Keadaan fisiologis : sekret vagina karena rangsangn seksual.
5) Metode barier
13
a. Diagfragma
1. Pengertian
Alat kontrasepsi dari lateks berbetuk kubah dimasukan ke dalam vagina
sebelum melakukan hubungan seksual dan berfungsi untuk menutupi servik.
2. Jenis
Flat spring (lember logam gepeng)
Coil spring (kawat lengkung)
Arching spring (pegas logam kombinasi)
3. Manfaat kontrasepsi
a. Segera efektif
b. Tidak mempengaruhi pemberian ASI
c. Tidak ada risiko berkaitan dengan metode
d. Tidak ada efek samping sistemik
5. Keterbatasan
- Pemeriksaan pelvik oleh tenaga menis terlatih
- Berkitan dengan infeksi saluran kemih
- Harus tetap berada ditempatnya selama 6 jm setelh hubungan seksual
- Harus tersediah sebelum melakukan hubungan seksual
- Suplai ulang harus dilakukan
6. Mekanisme kerja
Menahan sperma agar tidak mendapatkan akses mencapai saluran alat
reproduksi bagian atas (uterus dan tuba falopi) dan sebagi alat spermatisida.
7. Indikasi
Baik untuk wanita yang sedang menyusui, wanita yang jarang melakukan
senggama sehingga tidak memerlukaan perlindungan yang terus menerus,
tidak menyukai metode kontrasepsi hormonal.
14
8. Kontraindikasi
- Kelainan natomis dari vagina, servik dan uterus (prolapsus uteri,
retrofleksi uterus yang berlebihan, septum vagina)
- Alergi terhadap lateks
- Nyeri pelvis
- Posi partum 6-12 minggu
- Ketidakmampuan calon akseptor/pasangannya untuk mempelajari dan
melaksanakan teehnik insersu yang benar.
- Riwayat sndrom syok toksik
- Infeksi traktus
9. Efek samping
Efek samping yang serius umumnya tidak ada, bilamana diafragma dipakai
sebagaimana mestinya, tetapi kadang-kadang terjadi :
- Reaksi alergi
- Iritasi vagina
- Infeksi saluran uretra
6) Spermisida
15
a. Pengertian
Spermisida adalah bahan kimia (non oksinol-9) digunakan untuk menon
aktifkaan atu membunuh sperma. Dikemas dalam bentuk:
- aerosol (busa)
- tablet vagina
- krim.
b. Mekanisme Kerja
Menyebabkan sel membrane sperma terpecah, menghambat pergerakan
sperma dan menurunkan kemampuan pembuahan sel telur.
c. Indikasi
1. Tambahan pada kondom diafragma.
2. Tambahan pada kontrasepsi hormonal pada saat awal dari siklus pertama /
bila lupa minum 2 tablet.
3. Fertilitas rendah / tersangka infertile yang telah bersedia menggunakan
metode barier.
4. Senggama jarang.
d. Kontraindikasi
1. Fertilitas tinggi.
2. Dispareunia.
3. Vaginismus.
4. Penghentian seksual foreplay akan mengganggu senggama.
e. Efek samping
1. Iritasi vagina.
2. Iritasi penis dan tidak nyaman.
3. Gangguan rasa panas di vagina.
4. Kegagalan tablet tidak larut.
16
2. Tunggulah waktu yang telah ditentukan sebelum di mulai bersenggama,
agar spermisisnya tersebar baik di dalam vagina bagian atas dan sekitar
serviks.
3. Gunakan spermisida tambahan setiap kali mengulang senggama pada saat
yang sama.
4. Jangan melakukan pembilasan vagina. Minimal 6-8 jam setelah senggama.
7) Kondom
a. Pengertian
Kondom adalah selubung atau sarung karet yang dapat terbuat dari berbagai
bahan diantaranya lateks (karet), plastik (vinil), atau bahan alami (hewani)
yang dipasang pada penis saat hubungan seksual.
b. Mekanisme Kerja
- Menghalangi terjadinya pertemuan sperma dan sel telur dengan cara
mengemas sperma di ujung karet yang dipasang penis.
- Mencegah penularaan mikroorganisme (IMS dan HIV/AIDS) dari satu
pasangan ke pasangan yang lain.
c. Indikasi
- Pria : penyakit genetalia, sensitivitas penis terhadap secret
vagina, ejakulasi dini.
- Wanita : vaginitis, kontraindikasi terhadap kontrasepsi oral dan
IUD. Untuk membuktikan bahwa tidak ada semen yang dilepaskan di
dalam vagina, metode temporer.
- Pasangan pria dan wanita : pengendalian dari pihak pria lebih diutamakan,
senggama yang jarang, penyakit kelamin, herpes genetalia/kondiloma
akuminata, uretritis, sistitis/disuria, metode sementara sebelum
menggunakan kontrasepsi oral atau IUD.
d. Kontraindikasi
Absolut pria dengan ereksi yang tidak baik, riwayat syok septic, tidak
bertanggung jawab, alergi terhadap karet pada partner seksual, interupsi sexual
foreplay menghalangi minat seksual.
e. Efek samping
17
- Kondom rusak atau diperkirakan bocor.
- Kondom bocor atau dicurigai ada curahan di vagina saat berhubungan.
- Adanya reaksi alergi.
- Mengurangi kenikmatan seksual.
18
Bifaasik: pil yang tersedia dalam kemasan 21 tablet mengandung hormon
aktif estrogen/progestin dengan 2 dosis yang berbeda, dengan 7 tablet tanpa
hormon aktif
Trifasik: pil yang tersedia dalam 21 tablet yang mengandung hormon aktif
estrogen/progestin dengan 3 dosis yang berbeda dengan 7 tablet tanpa
hormon aktif
Cara kerja:
Menekan ovulasi
Mencegah implantasiLendir servik mengental sehingga sehingga sulit di lalui
sperma.Pergerakan tuba terganggu sehingga transportasi telur dengan
sendirinya akan terganggu pula
Keuntungan
a. Tidak mengganggu hub sex
b. Dapat di gunakan jangka panjang
c. Mudah di hentikan setiap saat
d. Kesuburan segera kembali setelah penggunaan pil di hentikan
e. Dapat di gunakan sebagai kontrasepsi darurat
Kerugian/keterbatasan
a. Membosankan karena harus menggunakannya setiap hari
b. Tidak boleh di berikan pada perempuan yang menyusui
c. Harus mengingat untuk minum pil
d. Tidak mencegah IMS/HIV, HBV
19
f. Setelah melahirkan 6 bulan yang tidak memberikan asi eksklusif sedangkan
semua cara kontrasepsi yang di anjurkan tidak cocok bagi ibu tersebut,
dibolehkan karena tidak memberikan ASI esklusif maka tidak menjadi masalah
dalam penggunaan Pil kombinasi (kadar progestin lebih tinggi)
g. Pasca keguguran, anemia karena haid berlebihan, karena pil bisa untuk alat
kontrasepsi pasca keguguran karena dapat menyeimbangkan kadar hormon dalam
tuduh, pil kombinasi juga dapat menyeimbangkan hormon yang dapat
memperbaiki kelaianan menstruasi hypermenhorea (haid
berlebihan) (http//www.klinik.com)
h. Nyeri haid hebat, salah satu penyebab nyeri haid adalah keseimbangan
hormon dengan pil kombinasi bisa membantu menyeimbangkan hormon
i. Siklus haid tidak teratur, siklus haid yang tidak teratur salah satu disebabkan
karena ketidak seimbangan hormon, pil kombinasi dapat menyeimbangkan
hormon sehingga siklus menstruasi menjadi teratur
j. Riwayat KET, karena penggunaan progesteron dapat meningkatkan resiko
kehamilan ektopik maka disarankan untuk menggunakan pil kombinasi
k. Kelainan payudara jinak, berdasarkan penelitian yang telah dilakukan
penggunaan pil kombinasi pada wanita yang menderita kelainan payudara bersifat
menetap dan tidak menyebar dari pada bukan pengguna pil
Kontraindikasi:
a. Hamil atau di curigai hamil, seorang wanita yang merasa dirinya hamil jangan
mengkonsumsi pil KB karena mungkin akan membuat cacat bayi yang
dikandung.
b. Menyusui eksklusif karena penggunaan pil dapat mengurangi kualitas dan
kwantitas ASI
c. Perdarahan pervaginam yang belum di ketahui penyebabnya karena pada
perdarahan pervaginam yang belum diketahui penyebabnya, mungkin saja
perdarahan itu dapat disebabkan karena adanya penyakit yang akan bertambah
parah jika mengkonsumsi Pil (Ca Serviks dll)
d. Penyakit Hepatitis karena estrogen dalam pil KB dapat menyebabkan
perubahan metabolisme ,dalam hati, jadi pada wanita yang menderita penyakit
hati sebaiknya tidak menggunakan pil KB kombinasi
e. Perokok dengan usia > 35 tahun karena wanita yang memiliki usia >35 tahun
dan perokok serta pengguna pil kombinasi dapat memiliki kesempatan untuk
terkena stroke.
f. Riwayat penyakit jantung, stroke, TD > 180/110 mmHg karena wanita yang
menggunakan pil KB resiko lebih tinggi terkena serangan jantung jika
mempunyai salah satu faktor resiko diantaranya riwayat penyakit jantung, stroke
dll dan unsur progesteron dalam pil KB dapat meningkatkan tekanan darah dan
disarankan untuk menggunakan pil KB dengan progesteron dosis rendah.
g. Kanker payudara atau di curigai kanker payudara karena estrogen
menyebabkan perkembangan jaringan stroma payudara
h. Penyakit epilepsi karena penggunaan pil kombinasi dapat mengganggu
penggunaan obat epilepsi karena pada penderita epilepsi disarankan untuk
20
menggunakan kadar estrogen yang lebih tinggi karena tidak mengganggu kerja
obat epilepsi
i. Tidak dapat menggunakan pil secara teratur setiap hari, jika tidak dapat
menggunakan pil secara teratur keefektifitasannya juga akan berkurang.
b. Pil progestin / minipil adalah pil yang hanya mengandung progesteron saja
dimana jenis minipil yaitu:
Cara kerja :
Pil progestin
1. Menekan sekresi gonodotropin dan sintesis steroid seks di ovarium
2. Endometrium mengalami transformasi lebih awal sehingga implantasi lebih
sulit
3. Mengentalkan lendir servik
4. Mengubah mortilitas tuba sehingga transformasi sperma terganggu
21
Keuntungan
a. Tidak menggangu hub sex
b. Tidak mempengaruhi ASI
c. Kesuburan cepat kembali
d. Nyaman/ mudah di gunakan
e. Sedikit efek samping
f. Dapat di hentikan setiap saat
g. Tidak mengandung estrogen
Kerugian/keterbatasan
a. Harus di gunakan setiap hari pada waktu yang sama
b. Bila lupa 1 pil saja kegagalan menjadi lebih besar
c. Efektifitasnya menjadi rendah bila di gumakan bersamaan dengan obat e
pilepsi/tuberkolusis
d. Tidak melindungi dari HIV/IMS
Kontraindikasi
a. Hamil atau di duga hamil seorang wanita yang merasa dirinya hamil jangan
mengkonsumsi pil KB karena mungkin akan membuat cacat bayi yang
dikandung.
b. Perdarahan pervaginam yang belum jelas penyebabnya karena pada
perdarahan pervaginam yang belum diketahui penyebabnya, mungkin saja
perdarahan itu dapat disebabkan karena adanya penyakit yang akan bertambah
parah jika mengkonsumsi Pil (Ca Serviks dll)
c. Kanker payudara atau riwayat kanker payudara karena penggunaan Pil
KB menyebabkan perkembangan jaringan stroma payudara
d. Sering lupa menggunakan pil, karena jika tidak dapat menggunakan pil secara
teratur keefektifitasannya juga akan berkurang.
e. Miom uterus. Progestin memicu pertumbuhan miom uterus
22
f. Riwayat stroke. Progestin menyebabkan spasme/penyempitan pembuluh darah
2. Suntik
Suntik di bagi menjadi 2 (Syaifudin, 2006):
a. Suntikan kombinasi yaitu: 25 mg Depomedroksiprogesterom Asetat dan 5 mg
estradiol sipionat yang di berikan injeksi IM, 1 bulan sekali(cyclofem), dan 50
mg Noretindron dan 5 mg estradiol valerat yang di beriukan IM 1 bulan sekali.
Cara kerja :
1. Menekan ovulasi
2. Membuat lendir servik menjadi kental sehingga penetrasi sperma terganggu
3. Perubahan pada endometrium (atrofi) sehingga implantasi terganggu
4. Menghambat transportasi gamet oleh tuba
Kerugian
a. Terjadi perubahan pola haid, seperti tidak teratur, perdarahan bercak/spotting
atau perdarahan sampai 10 hari
b. Mual, sakit kepala, nyeri payudara ringan, dan keluhan seperti ini akan hilang
setelah suntikan ke 2 atau ke 3
c. Ketergantungan klien terhadap pelayanan kesehatan. Klien harus kembali
setiap 1 bulan sekali untuk mendapatkan suntikan
d. Penambahan BB
23
Indikasi:
a. Usia reproduksi karena kontrasepsi kombinasi tidak direkomendasikan bagi
wanita yang berumur > 35 tahun karena dapat meningkatkan resiko bagi
kesehatan wanita tersebut dan mempengaruhi metabolisme tubuh
b. Telah memiliki anak ataupun belum memiliki anak , yang belum memiliki
anak yang sudah maupun yang belum memiliki anak dapat
menggunakan mini suntik, karena pengunaan KB suntik cepat
mengembalikan kesuburan.
c. Ingin mendapat kontrasepsi dengan efektifitas tinggi, efektivitas suntik
kombinasi tinggi
d. Menyusui asi pasca persalinan > 6 bulan, Selama 6 bulan menyusui esklusif
dan tidak boleh menggunakan kontrasepsi kombinasi, ketika tidak memberi
asi eksklusif maka diperbolehkan menggunakan asi eksklusif
(http//www.klinik.com)
Kontra Indikasi:
a. Hamil atau di duga hamil, seorang wanita yang merasa dirinya hamil jangan
mengkonsumsi Suntik kombinasi karena mungkin akan membuat cacat bayi
yang dikandung.
b. Menyusui di bawah 6 minggu pasca persalinan karena penggunaanSuntikan
kombinasi dapat mengurangi kualitas dan kwantitas ASI
c. Perdarahan pervaginam yang belum jelas penyebabnya karena pada
perdarahan pervaginam yang belum diketahui penyebabnya, mungkin saja
perdarahan itu dapat disebabkan karena adanya penyakit yang akan bertambah
parah jika mengkonsumsi kontrasepsi kombinasi (Ca Serviks dll)
d. Penyakit hepatitis karena estrogen dalam pil KB dapat menyebabkan
perubahan metabolisme ,dalam hati, jadi pada wanita yang menderita penyakit
hati sebaiknya menggunakan kombinasi
e. Usia > 35 tahun yang merokok karena wanita yang memiliki usia >35 tahun
dan perokok serta pengguna suntik kombinasi dapat memiliki kesempatan
untuk terkena stroke.
f. Tekanan darah tinggi > 180/110 mmHg, suntikan kombinasi dapat
meningkatkan tekanan darah tinggi
g. Keganasan payudara karena estrogen menyebabkan perkembangan jaringan
stroma payudara
24
Penanganan: bila hamil, rujuk. Bila tidak hamil cari penyebab perdarahan
jelaskan bahwa perdarahan yang terjadi merupakan hal yang biasa. Bila
perdarahan berlanjut dan mengkhawatirkan klien, metode kontrasepsi lain
perlu di cari
Cara kerja:
1. Mencegah ovulasi
2. Mengentalkan lendir servik
3. Menghambat transportasi gamet oleh tuba
Keuntungan:
a. Tidak berpengaruh terhadap hubungan sex
b. Tidak mengandung estrogen sehingga tidak berdampak serius terhadap
penyakit jantung dan gangguan pembekuan darah
c. Tidak mempengaruhi asi
d. Efeksamping sedikit
e. Membantu mencegah kanker endometrium dan KET
f. Mencegah penyebab penyakit radang panggul
Kerugian:
a. Sering ditemukan gangguan haid(Siklus haid yang memendek atau
memanjang, Perdarahan yang banyak atau sedikit, Perdarahan tidak teratur
atau perdarahan bercak, Amenorhea)
b. Klien sangat bergantung pada tempat sarana pelayanan kesehatan
c. Tidak dapat dihentikan sewaktu-waktu sebelum suntikan berikut
d. Permasalahan berat badan merupakan efek samping tersering
e. Tidak menjamin perlindungan terhadap penularan infeksi menular
seksualterlambatnya kembalinya kesuburan setelah pemakaian dihentikan
Indikasi
a. Usia reproduksi karena suntikan progestin tidak direkomendasikan bagi wanita
yang berumur > 35 tahun karena dapat meningkatkan resiko bagi kesehatan
wanita tersebut
b. Telah memiliki anak, ataupun yang belum memiliki anak yang sudah maupun
yang belum memiliki anak dapat menggunakan suntikan progestin, karena
pengunaan suntikan progestin cepat mengembalikan kesuburan seteleh
pemakaian dihentikan
c. Menginginkan suatu metode kontrasepsi yang sangat efektif selama periode
menyusui karena suntikan progestin efektiftas cukup tinggi dan progestin tidak
mengganggu kwantitas maupun kwalitas ASI
25
Kontraindikasi
a. Hamil atau di duga hamil seorang wanita yang merasa dirinya hamil jangan
mengkonsumsi suntik progestin karena mungkin akan membuat cacat bayi
yang dikandung.
b. Perdarahan pervaginam yang belum jelas penyebabnya karena pada
perdarahan pervaginam yang belum diketahui penyebabnya, mungkin saja
perdarahan itu dapat disebabkan karena adanya penyakit yang akan bertambah
parah jika menggunakan suntikan progestin (Ca Serviks dll)
c. Kanker payudara atau riwayat kanker payudara karena penggunaan suntikan
progesterone menyebabkan perkembangan jaringan stroma payudara
d. Tidak dapat menerima gangguan haid terutama amenorea, suntikan progestin
menyebabkan amenorea atau tidak dating haid
1. Amenorea
Penanganan:
a. Bila tidak hamil pengobatan apapun tidak perlu. Jelaskan bahwa darah haid
tidak terkumpul dalam rahim. Nasehati untuk kambali ke klinik
b. Bila telah terjadi kehamilan, rujuk klien. Hentikan penyuntikan. Jelaskan
bahwa hormon progestin tidak akan menimbulkan kelainan pada janin
c. Bila terjadi KET rujuk segera
d. Jangan berikan terapi hormonal untuk menimbulkan perdarahan karena tidak
akan berhasil. Tunggu 3-6 bulan kemudian, bila tidak terjadi perdarahan juga,
rujuk ke klinik
2. Perdarahan, spotting
Penanganan:
Informasikan bahwa perdarahan ringan sering di jumpai, tetapi hal ini bukanlah
masalah serius, dan biasanya tidak memerlukan pengobatan. Bila klien tidak
dapat menerima perdarahan tersebut dan ingin melanjutkan suntikan maka dapat
di sarankan 2 pilihan pengobatan : siklus pil kontrasepsi kombinasi (30-35g
etinilestradiol), ibuprofen (800 mg, 3x/hari untuk 5 hari), pil kontrasepsi
kombinasi dapatterjadi perdarahan dan bila terjadi perdarahan banyak selama
pemberian suntikan di tangani dengan pemberian 2 tablet pil kontrasepsi
kombinasi/hari selama 3-7 hari di lanjutkan dengan 1 siklus pil kontrasepsi
hormonal, atau di beri 50g etinilestradiolatau 1,25 mg estrogen equinkonjugasi
untuk 14-21 hari
3. Meningkatnya/menurunya BB
Penanganan: Informasikan bahwa kenaikan/penurunan BB sebanyak 1-2 kg
dapat saaja terjadi. Perhatikan diet klien bila perubahan berat badan terlalu
mencolok. Bila BB berlebihan hentikan suntikan dan anjurkan metode
kontrasepsi lain.
3. Implant
yaitu alat kontrasepsi yang berupa kapsul tipis yang fleksibel yang dibuat
semacam karet lunak yang berisi hormon yang sintetik ( jenis progesteron), yang
dipasang dibawah kulit wanita pada lengan atas, melalui operasi kecil.
26
Menurut (Setyaningrum, 2009) jenis-jenis implan ada 3 macam:
a. Norplant adalah implan yang terdiri dari 6 batang silastik dengan panjang 3,4
cm, dengan diameter 2,4 mm, diisi dengan 36 mg levonogestrol, dengan lama
kerjanya 5 tahun.
b. Implanon adalah implant yang terdiri dari 1 batang putih lentur, panjang 40
mm, dan diameter 2 mm, diisi dengan 68 mg 3-keto-desogestrel, lama
kerjanya 3 tahun.
c. Jadena dan Indoplan adalah implan yang terdiri dari 2 batang, diisi dengan 75
mg levonogestrel dengan lama kerjanya 3 tahun
Cara kerja :
1. Mengentalkan lendir serviks
2. Menganggu proses pembentukan endometrium sehingga sulit terjadi
implantasi
3. Mengurangi transportasi sperma
4. Menekan ovulasi
Keuntungan:
1. Sangat efektif ( kegagalan 0,2-1 kehamilan per 100 perempuan)
2. Perlindungan jangka panjang (sampai 5 tahun)
3. Pengembalian kesuburan yang cepat setelah pencabutan
4. Tidak memerlukan pemeriksaan dalam
5. Tidak mengganggu kegiatan senggama
6. Tidak menganggu ASI
7. Dapat dicabut setiap saat sesuai dengan kebutuhan
Kerugian
1. Dapat menyebabkan perubahan pola haid berupa prdarahan bercak ( Spotting)
2. Hippermenhorea atau meningkatnya jumlah darah haid, ammenhorea
3. Tidak memberikan efek protektif terhadap IMS termasuk AIDS, Klien tidak
dapat menghentikan sendiri pemakaian kontrasepsi ini dan harus pergi ke
klimik atau tenaga medis
27
e. Menyusui dan membutuhkan kontrasepsi, impaln tidak mengganggu kualitas
dan kwantitas ASI
f. Tidak menginginkan anak lagi tapi menolak sterilisasi, merupakan metode
jangka panjang yang memnyerupai sterilisasi
Kontraindikasi :
a. Hamil atau di duga hamil seorang wanita yang merasa dirinya hamil jangan
mengkonsumsi implant karena mungkin akan membuat cacat bayi yang
dikandung.
b. Perdarahan pervaginam yang belum jelas penyebabnya karena pada
perdarahan pervaginam yang belum diketahui penyebabnya, mungkin saja
perdarahan itu dapat disebabkan karena adanya penyakit yang akan bertambah
parah jika menggunakan implan(Ca Serviks dll)
c. Kanker payudara atau riwayat kanker payudara karenapenggunaan
implan menyebabkan perkembangan jaringan stroma payudara
d. Tidak dapat menerima gangguan haid terutama amenorea, suntikan implan
menyebabkan amenorea atau tidak dating haid
a. Progestasert-T = Alza T
1. Panjang 36mm, lebar 32mm, dengan 2 lembar benang ekor warna hitam
2. Mengandung 38 mg progesteron dan barium sulfat, melepaskan 65mcg
progesteron per hari
3. Tabung insersinya berbentuk lengkung
4. Daya kerja :18 bulan
5. Tehnik insersi: plunging?(modified withdrawal)
b.LNG-20
1. Mengandung 46-60mg Levonorgestrel, dengan pelepasan 20mcg per hari
2. Sedang diteliti di Finlandia
3. Angka kegagalan /kehamilan sangat rendah (0,5 per 100wanita per tahun)
Cara kerja :
28
a. Mencegah terjadinya pembuahan dengan cara mengeblok bersatunya ovum
dan telur
b. Mengurangi jumlah sperma yang mencapai tuba
c. Menginaktifkan sperma
Keuntungan
1. Protektif dengan perlindungan jangka panjang (1 tahun)
2. Tidak mengganggu hubungan suami istri
3. Tidak berpengaruh terhadap ASI
4. Kesuburan segera kembali setelah AKDR di angkat
Kerugian/keterbatasan
1. Di perlukan PD sebelum pemasangan AKDR
2. Di perlukan tenaga terlatih untuk pemasangan dan pencabutan AKDR
3. Penggunaan jangka panjang dapat terjadi amenorea
4. Mahal
5. Progestin dapat memicu pertumbuhan miom uterus.
Kontraindikasi :
a. Hamil atau di duga hamil seorang wanita yang merasa dirinya hamil jangan
menggunakan IUD karena mungkin akan membuat cacat bayi yang dikandung.
b. Perdarahan pervaginam yang belum jelas penyebabnya karena pada perdarahan
pervaginam yang belum diketahui penyebabnya, mungkin saja perdarahan itu
dapat disebabkan karena adanya penyakit yang akan bertambah parah jika
menggunakan IUD (Ca Serviks dll)
29
c. Kanker payudara atau riwayat kanker payudara karenapenggunaan
IUD menyebabkan perkembangan jaringan stroma payudara
d. Tidak dapat menerima gangguan haid terutama amenorea, suntikan progestin
menyebabkan amenorea atau tidak dating haid
e. Menderita vaginitis, salvingitis, endometritis, dengan memakai KB IUD dapat
memperparah keadaan
a. Amenorea
Penanganan: pastikan pasien tersebut hamil atau tidak,. Bila klien tidak
hamik AKDR tidak perlu di cabut, cukup konseling saja. Jika tetap saja
klien menganggap amenorea yang terjadi sebagai masalah, maka di rujuk.
Jika terjadi kehamilan 13 mggdan benang AKDR terlihat, cabut
AKDRanjurkan klien kembali jika terjadi perdarahan, cram, cairan berbau
atau demam. Jangan cabut AKDR jika benang tidak kelihatan dan
kehamilan > 13 mgg. Jika klien hamil dan ingin meneruskan kehamilannya
tanpa mencabut AKDRnya jelaskan kepadanya tentang meningkatnya
resiko keguguran, kehamilan preterm, infeksi, dan kehamilan harus di awasi
ketat
b. Kram
Penanganan: pikirkan kemungkinan terjadiinfeksi dan berikan pengobatab
yang sesuai. Jika kram tidak parah dan tidak di temukan penyebabnya
cukup di berikan analgetik saja. Jika penyebabnya tidak di temukan dan
menderita kram berat cabut AKDR kemudian ganti AKDR baru atau cari
metode yang lain
c. Perdarahan yang tidak teratur dan banyak
Penanganan:
sering di temukan pada 3-6 bulan pertama. Apabila klien menderita infeksi
panggul/ KET rujuk bila perlu. Bilatidak di temukan kelainan patologik dan
perdarahan masih terjadi dapat d beri obat: 3x800mg untuk 1 mgg, atau pil
kombinasi 1 siklus saja. Bila perdarahan banyak beri 2 pil kombinasi untuk 3-7
hari, atau boleh juga di beri 1,25mg estrogen equin konyugasi selama 14-21
hari, bila perdarahan terus berlanjut sampai klien anemia, cabut AKDR bantu
klien utk memilih metode lain.
a. Benang hilang
Penanganan : periksa apakah klien hami. Bila klien tidak hamil dan AKDR
masih di tempat, tidak ada tindakan yang perlu di lakukan, bila tidak yakin
AKDR masih di dalam klien itdak hamil, maka klien di rujuk untuk di
lakukan px rontagen/USG. Bila tidak di temukan pasang kembali AKDR
sewaktu datang haid. Jika di temukan kehamilan dan benag AKDR tidak
kelihatan lihat penanganan amenorea
b. Cairan vagina/ dugaan radang panggul
Penanganan : bila penyebab kuman gonokokus atau klamidia, cabut AKDR
dan berikan penanganana yang sesuai. Penykit radang ini cukup di obati dan
AKDR tidak perlu di cabut. Apabila klien dengan penyakit radang panggul
dan tidak ingin memakai AKDR lagi beri antibiotika selama 2 hari kemudian
AKDR di cabut dan bantu klien utk memilih metode kontrasepsi lain.
30
BAB III
PENUTUP
a. Simpulan
Perbedaan wanita dan pria masih menyimpan beberapa masalah dalam
masyarakat.Perbedaan anatomi antara keduanya cukup jelas.Akan tetapi efek yang
timbul akibat perbedaan tersebut menimbulkan perdebatan, karena ternyata perbedaan
jenis kelamin secara biologis melahirkan seperangkat konsep budaya.Interpretasi
budaya terhadap perbedaan jenis kelamin inilah yang disebut gender.Dalam program
KB nasional seharusnya penggunaan kontrasepsi merupakan tanggung jawab bersama
pria dan wanita sebagai pasangan, sehingga metode kontrasepsi yang dipilih
mencerminkan kebutuhan serta keinginan suami istri. Pasangan suami istri harus
saling mendukung dalam pemilihan dan penggunaan metode kontrasepsi karena
kesehatan reproduksi, khususnya keluarga berencana bukan hanya urusan pria atau
wanita saja.
b. Saran
Semoga dengan adanya makalah ini kita sebagai mahasiswi kebidanan mampu
mempratekkan ilmu yang kita peroleh berdasarkan materi dalam makalah ini yakni
Konsep gender dan keluarga berencana dalam kesehatan reproduksi.Dalam
penyusunan makalah ini, mungkin masih banyak terdapat kesalahan. Untuk itu,
diperlukan kritik dan saran dari para pembaca yang bersifat konstruktif.
31
DAFTAR PUSTAKA
Ulfah, Maria. 2013.Buku Ajar Kesehatan Reproduksi dan Keluarga Berencana untuk
Mahasiswa Bidan. Jakarta : TIM
32