Anda di halaman 1dari 46

ANALISIS PERANCANGAN SISTEM

Kelompok
Nama Anggota : Nabil Taqyudinmajid
Zidan
RiniPutriAdekayanti
Risky Darmawan
Yorinda

PRODI INFORMATIKA
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS TEKNOLOGI SUMBAWA
TAHUN AJARAN 2019/2020
Menguraikan problem statement dan kebutuhan pengembangan suatu
system informasi pada sebuah perusahaan / organisasi.
a.     Metode System Development Life Cycle (SLDC)
Metode ini adalah metode pengembangan sistem informasi yang pertama kali digunakan
makanya disebut dengan metode tradisional. Metode ini prototype Adalah tahap-tahapan
pekerjaan yang dilakukan oleh analis sistem dan programer dalam membangun sistem
informasi.
Adapun tahap-tahap tersebut yaitu:
1.   Melakukan survey dan menilai kelayakan proyek pengembangan sistem informasi.
Tahap ini akan ditentukan ruang lingkup proyek bagi semua pemakai sistem informasi dan
berbagai tingkat pertanggungjawaban, meneliti masalah dan berbagai kemungkinan adanya
kendala, menentukan sasaran proyek dan menentukan solusinya.
Hasil dari survey adalah laporan kelayakan studi berisi temuan-temuan, rekomendasi,
pertimbangan biaya dan manfaat. Temuan ini harus diketahui oleh komite pengawas
2.   Mempelajari dan menganalisis sistem informasi yang sedang berjalan       
Mempelajari sistem yang sedang berjalan, mengetahui sebab dan kendala yang dihadapi.
Hasil dari tahap ini adalah laporan yang mengungkapkan adanya berbagai permasalahan
(problem statement)
3.   Menentukan permintaan pemakai sistem informasi
Hal terpenting dari sistem informasi adalah terlebih dahulu harus mendapat persetujuan dari
para pemakai sistem (pemakai sistem dilibatkan). Hasil dari tahap ini adalah laporan
permintaan dari pemakai sistem informasi yang akan dijadikan dasar untuk pembuatan
keputusan.

4.   Memilih solusi atau pemecahan masalah yang paling baik


Dari berbagai solusi maka solusi dan pemecahan masalah terbaiklah yang akan dipilih yaitu
berdasarkan hasil analisis permintaan pemakaian.
5.   Menentukan perangkat keras dan perangkat lunak komputer
Setelah proposal pengembangan sistem informasi disetujui maka ditentukan hardware dan
software yang akan digunakan dan bagaimana cara mendapatkannya
6.   Merancang sistem informasi baru
Kegiatan perancangan sistem informasi baru umumnya meliputi: input, proses, output, bahan
yang digunakan, metode dan prosedur serta pengendalian intern
7.   Mengkomunikasikan dan mengimplementasikan sistem informasi baru
Hasil penyusunan sistem informasi adalah sebuah software komputer yang siap pakai
digunakan sesuai dengan kebutuhan users, selanjutnya analis harus memperkenalkan paket
sistem informasi tersebut untuk dioperasikan (pelatihan users dll)
8.   Memelihara dan melakukan perbaikan/peningkatan sistem informasi baru
Pemeliharaan yang dilakukan adalah dengan melakukan perbaikan-perbaikan pada kesalahan
atau kegagalan yang timbul dalam penggunaan sistem informasi.
Kelebihan dan Kekurangan

1.        Kelebihan

Ø  Mudah diaplikasikan.
Ø   Memberikan template tentang metode analisis, desain, pengkodean, pengujian, dan
pemeliharaan.

2.        Kekurangan

Ø  Jarang sekali proyek riil mengikuti aliran sekuensial yang dianjurkan model karena model ini
bisa melakukan itersi tidak langsung.
Ø  Pelanggan sulit untuk menyatakan kebutuhan secara eksplisit sehingga sulit untuk
megakomodasi ketidakpastian pada saat awal proyek.
Ø  Pelanggan harus bersikap sabar karena harus menunggu sampai akhir proyrk dilalui. Sebuah
kesalahan jika tidak diketahui dari awal akan menjadi masalah besar karena harus mengulang
dari awal.
Ø  Pengembang sering malakukan penundaan yang tidak perlu karena anggota tim proyek harus
menunggu tim lain untuk melengkapi tugas karena memiliki ketergantungan hal ini
menyebabkan penggunaan waktu tidak efesien.

b.    Model ‘Air Terjun’ (Waterfall)


o  Sering juga disebut model Sequential Linier.
o  Metode pengembangan sistem yang paling tua dan
o  paling sederhana.
o  Cocok untuk pengembangan perangkat lunak dengan
o  spesifikasi yang tidak berubah-ubah.
Ø Model ini menyediakan pendekatan alur hidup perangkat

Ø  lunak secara sequential atau terurut


dimulai dari analisa,
Ø desain, pengkodean, pengujian dan tahap pendukung

Tahap-tahap metode WATERFALL


1. Analisis Kebutuhan Perangkat Lunak
Pengumpulan kebutuhan untuk menspesifikasikan
kebutuhan perangkat lunak sehingga dapat dipahami
kebutuhan dari user.
2. Desain
Desain pembuatan program perangkat lunak termasuk
struktur data, arsitektur perangkat lunak, representasi
antar muka dan prosedur pengkodean.
3. Pembuatan Kode Program
Hasil tahap ini adalahprogram komputer sesuari
dengan desain yang telah dibuat pada tahap desain.
4. Pengujian
Pengujian fokus pada perangkat lunak dari segi logik dan fungsional serta memastikan bahwa
semua bagian sudah
diuji sehingga keluaran yang dihasilkan sesuai dengan
yang diinginkan.
5. Pendukung atau Pemeliharaan
Dikarenakan adanya perubahan ketika sudah dikirimkan ke
user. Perubahan dapat terjadi karena adanya kesalahan
yang muncul dan tidak terdeteksi saat pengujian.

Keunggulan dan Kelemahan Metode  Waterfall

Metode pengembangan waterfall mempunyai keunggulan dalam membangun dan


mengembangkan suatu sistem, antara lain:
1.       Kualitas dari sistem yang dihasilkan akan baik. Ini dikarenakan oleh pelaksanaannya
secara bertahap. Sehingga tidak terfokus pada tahapan tertentu.
2.       Dokumen pengembangan sistem sangat terorganisir, karena setiap fase harus terselesaikan
dengan lengkap sebelum melangkah ke fase berikutnya. Jadi setiap fase atau tahapan akan
mempunyai dokumen tertentu.
Dalam proses membangun dan mengembangkan suatu sistem, metode waterfall mempunyai
beberapa kelemahan, antara lain:
1.       Diperlukan majemen yang baik, karena proses pengembangan tidak dapat dilakukan secara
berulang sebelum terjadinya suatu produk..
2.       Kesalahan kecil akan menjadi masalah besar jika tidak diketahui sejak awal
pengembangan.
3.       Pelanggan sulit menyatakan kebutuhan secara eksplisit sehingga tidak dapat
mengakomodasi ketidakpastian pada saat awal pengembangan.
  

c.    Model Prototyping
Prototyping adalah proses iterative dalam pengembangan sistem dimana requirement
diubah ke dalam sistem yang bekerja (working system) yang secara terus menerus diperbaiki
melalui kerjasama antara user dan analis. Prototype juga bisa dibangun melalui beberapa tool
pengembangan untuk menyederhanakan proses.
Tahapan-tahapan  Model Prototyping
1.       Pengumpulan Kebutuhan
Pelanggan dan pengembang bersama-sama mendefinisikan format seluruh perangkat
lunak, mengidentifikasikan semua kebutuhan, dan garis besar sistem yang akan dibuat.
2.       Membangun Prototyping
Membangun prototyping dengan membuat perancangan sementara yang berfokus pada
penyajian kepada pelanggan (misalnya dengan membuat input dan format output).
3.       Menggunakan Sistem
Evaluasi ini dilakukan oleh pelanggan apakah prototyping yang sudah dibangun sudah
sesuai dengan keinginann pelanggan.
4.       Mengkodekan Sistem
Dalam tahap ini prototyping yang sudah di sepakati diterjemahkan ke dalam bahasa
pemrograman yang sesuai.
5.       Menguji Sistem
Setelah sistem sudah menjadi suatu perangkat lunak yang siap pakai, harus dites dahulu
sebelum digunakan. Pengujian ini dilakukan dengan White Box, Black Box, Basis Path,
pengujian arsitektur dan lain-lain.
6.       Evaluasi Sistem
Pelanggan mengevaluasi apakah sistem yang sudah jadi sudah sesuai dengan yang
diharapkan.
7.       Evaluasi Protoptyping
Perangkat lunak yang telah diuji dan diterima pelanggan siap untuk digunakan.

Kelebihan dan Kekurangan
1.       Kelebihan
Ø   Prototype melibatkan user dalam analisa dan desain.
Ø   Punya kemampuan menangkap requirement secara konkret.
Ø   Digunakan untuk memperluas SDLC.
2.       Kekurangan
Ø Proses analisis dan perancangan terlalu singkat.
Ø Mengesampingkan alternatif pemecahan masalah.
Ø Bisanya kurang fleksible dalam mengahdapi perubahan.
Ø Protitype yang dihasilkan tidak selamanya mudah dirubah dan cepat selesai.

d.    Model RAD (Rapid Application Development)


RAD adalah penggabungan beberapa metode atau teknik terstruktur. RAD menggunakan
metode prototyping dan teknik terstruktur lainnya untuk menentukan kebutuhan user dan
perancangan sistem informasiselain itu RAD menekankan siklus perkembangan dalam waktu
yang singkat (60 sampai 90 hari) dengan pendekatan konstruksi berbasis komponen.

Tahapan-tahapan  Model RAD


1.       Bussiness Modelling
Fase ini untuk mencari aliran informasi  seperti: informasi mengendalikan proses bisnis,
di mana informasi digunakan,  siapa yang memprosenya, dan informasi apa yang
dimunculkan.
2.       Testing and Turnover
Karena menggunakan kembali komponen yang telah ada, maka akan mengurangi waktu
pengujian. Tetapi komponen baru harus diuji dan semua interface harus dilatih secara penuh..
3.       Aplication Generation
Selain menggunakan bahasa pemrograman generasi ketiga, RAD juga memakai
komponen program yang telah ada atau menciptakan komponen yang bisa dipakai lagi. Alat-
alat baantu bisa dipakai untuk memfasilitasi konstruksi perangkat lunak.
4.       Process Modelling
Aliran informasi pada fase data modelling ditransformasikan untuk mendapatkan aliran
informasi yang diperlukan pada implementasi fungsi bisnis. Pemrosesan diciptakan untuk
menambah, memodifikasi, menghapus, atu mendapatkan kembali objek data tertentu
5.       Data Modelling
Fase ini menjelaskan objek data yang dibutuhkan dalam proyek. Karakteristik (atribut)
masing-masing data diidentifikasikan dan hubungan antar objek didefinisikan.

Kelebihan  dan Kekurangan


1.       Kelebihan
Ø   RAD mengikuti tahapan pengembangan sistem sepeti umumnya, tetapi mempunyai
kemampuan untuk menggunakan kembali komponen yang ada (reusable object).
Ø  Setiap fungsi dapat dimodulkan dalam waktu tertentu dan dapat dibicarakan oleh tim RAD
yang terpisah dan kemudian diintegrasikan sehingga waktunya lebih efesien.
2.       Kekurangan
Ø   Tidak cocok untuk proyek skala besar
Ø  Proyek bisa gagal karena waktu yang disepakati tidak dipenuhi.
Ø  Sistem yang tidak bisa dimodularisasi tidak cocok untuk model ini.
Ø  Resiko teknis yang tinggi juga kurang cocok untuk model ini

e.     Model Spiral
Model spiral pada awalnya diusulkan oleh Boehm, adalah model proses perangkat lunak
evolusioner yang merangkai sifat iteratif dari prototype dengan cara kontrol dan aspek
sistematis model sequensial linier. Model iteratif ditandai dengan tingkah laku yang
memungkinkan pengembang mengembangkan versi perangkat lunak yang lebih lengkap
secara bertahap.
Tahapan-tahapan  Model Spiral
1.       Komunikasi Pelanggan
Yaitu tugas-tugas untuk membangun komunikasi antara pelanggan dan kebutuhan-
kebutuhan yang diinginkan oleh pelanggan.
2.       Perencanaan
Yaitu tugas-tugas untuk mendefinisikan sumber daya, ketepatan waktu, dan proyek
informasi lain yg berhubungan.
3.       Analisis Resiko
Yaitu tugas-tugas yang dibutuhkan untuk menaksir resikomanajemen dan teknis.
4.       Perekayasaan
Yaitu tugas yang dibutuhkan untuk membangun satu atau lebih representasi dari apikasi
tersebut.
5.       Konstruksi dan Peluncuran
Yaitu tugas-tugas yang dibutuhkan untuk mengkonstruksi, menguji, memasang, dan
memberi pelayanan kepada pemakai.
6.       Evaluasi Pelanggan
Yaitu tugas-tugas untuk mendapatkan umpan balik dari pelanggan.

Kelebihan  dan Kekurangan


1.       Kelebihan
Ø  Dapat disesuaikan agar perangkat lunak bisa dipakai selama hidup perangkat lunak komputer.
Ø  Lebih cocok untuk pengembangan sistem dan perangkat lunak skala besar
Ø  Pengembang dan pemakai dapat lebih mudah memahami dan bereaksi terhadap resiko setiap
tingkat evolusi karena perangkat lunak terus bekerja selama proses
Ø  Menggunakan prototipe sebagai mekanisme pengurangan resiko dan pada setiap keadaan di
dalam evolusi produk.
Ø  Tetap mengikuti langkah-langkah dalam siklus kehidupan klasik dan memasukkannya ke
dalam kerangka kerja iteratif .
Ø  Membutuhkan pertimbangan langsung terhadp resiko teknis sehingga mengurangi resiko
sebelum menjadi permaslahan yang serius.
2.       Kekurangan
Ø  Sulit untuk menyakinkan pelanggan bahwa pendekatan evolusioner ini bisa dikontrol.
Ø  Memerlukan penaksiran resiko yang masuk akal dan akan menjadi masalah yang serius jika
resiko mayor tidak ditemukan dan diatur.
Ø  Butuh waktu lama untuk menerapkan paradigma ini menuju kepastian yang absolute

f.       Object Oriented Technology

            Object Oriented Technology merupakan cara pengembangan perangkat lunak


berdasarkan abstraksi objek-objek yang ada di dunia nyata. Dasar pembuatan adalah Objek,
yang merupakan kombinasi antara struktur data dan perilaku dalam satu entitas. Filosofi
Object Oriented sangat luar biasa sepanjang siklus pengenbangan perangkat lunak
(perencanaan, analisis, perancangan dan implementasi) sehingga dapat diterapkan pada
perancangan sistem secara umum: menyangkut perangkat lunak, perangkat keras dan system
secara keseluruhan.

Tahapan-Tahapan Object Oriented Technology


Pada Object Oriented Technology ada beberapa metode yang digunakan dlam
pengembagan sistem. Salah satu yang terkenal adalah OMT (Object Modelling
Technique)  yang diciptakan oleh Rambough. Aktivitas-aktivitas yang dilakukan dalam OMT
ini adalah:
o Model Objek
o Model Dinamis
o Model Fungsional

Dalam pengembangan sistem berbasis objek diperlukan tahapan proses analisis yang
akan dilanjutkan dengan tahapan desain/perancangan sistem.

Keunggulan dan Kelemahan Object Oriented Technology

a. Keunggulan OMT

1. Uniformity

Pengembang cukup menggunakan satu metodelogi dari tahap analisis hingga


perancangan. Dengan adanya perkembangan ke arah aplikasi GUI (graphical User
interface) , OMT memungkinkan merancangn user interface secara terintegrasi bersama
dengan perancangan perangkat lunak sekaligus dengan perancangan basis data.

2. Understandability

Kode-kode yang dihasilkan dapat diorganisasi ke dalam kelas-kels yang


berhubungan dengan masalah sesungguhnya sehingga lebih mudah dipahami.

3. Stability

Kode program yang dihasilkan relatif stabil sebab mendekati permasalahn


sesungguhnya dilapangan.

4. Reusability

             Dimungkinkan penggunaan kembali kode-kode sehingga akan mempercepat waktu


pengembangan perangkat lunak.

              b. Kelemahan OMT


Metode berorientasi objek merupakan konsep yang relatif baru sehingga belum ada
standar yang diterima semua pihak dalam menentukan tool apa yang digunakan sebagai dasar
analisi serat perancangan perangkat lunak.

g.    Model Functional Decomposition


Metodologi ini menekankan pada pemecahan dari sistem ke dalam subsistem-subsistem
yang lebih kecil, sehingga akan lebih mudah untuk dipahami, dirancang dan ditetapkan.
Yang termasuk dalam kelompok metodologi ini adalah :
- HIPO (Hierarchy plus Input Process Output)
- Stepwise Refinement (SR) atau Iterative Stepwise Refinement (ISR)
- Information Hiding

h.     Data Oriented Methodologies


Metodologi ini menekankan pada karakteristik dari data yang akan diproses.
Dikelompokkan ke dalam dua kelas, yaitu :
1. Data flow oriented methodologies, sistem secara logika dapat digambarkan secara logika
dari arus data dan hubungan antar fungsinya di dalam modul-modul di sistem. Yang termasuk
dalam metodologi ini adalah :
- SADT (Structured Analysis and Design Techniques)
- Composite Design
- SSAD (Structured System Analysis and Design)
2. Data Structured oriented methodologies, Metodologi ini menekankan struktur dari input
dan output di sistem. Yang termasuk dalam metodologi ini adalah :
- JSD (Jackson’s System Development)
- W/O (Warnier/Orr)

i.        Prescriptive Methodologies
Yang termasuk dalam metodologi ini adalah :
ISDOS (Information System Design dan Optimization System), merupakan perangkat lunak
yang dikembangkan di University of Michigan. Kegunaan dari ISDOS adalah
mengotomatisasi proses pengembangan system informasi. ISDOS mempunyai dua
komponen, yaitu :
1. PSL (Program Statement Language), merupakan komponen utama dari ISDOS, yaitu suatu
bahasa untuk mencatat kebutuhan pemakai dalam bentuk machine readable form. PSL
dirancang sehingga output yang dihasilkannya dapat dianalisis oleh PSA. PSL merupakan
bahasa untuk menggambarkan sistemnya dan bukan merupakan bahasa pemrograman
prosedural.
2. PSA (Program Statement Analyzer) merupakan paket perangkat lunak yang mirip dengan
kamus data (data dictionary) dan digunakan untuk mengecek data yang dimasukkan,
disimpan, dianalisis dan yang dihasilkan sebagai output laporan.

j.         Model V
Model ini merupakan perluasan dari model waterfall. Disebut sebagai perluasan karena
tahap-tahapnya mirip dengan yang terdapat dalam model waterfall. Jika dalam model
waterfall proses dijalankan secara linear, maka dalam model V proses dilakukan bercabang.
Tahapan-Tahapan  Model V
1.       Requirement Analysis & Acceptance Testing
Tahap Requirement Analysis sama seperti yang terdapat dalam model waterfall. Keluaran
dari tahap ini adalah dokumentasi kebutuhan pengguna. Acceptance Testing merupakan tahap
yang akan mengkaji apakah dokumentasi yang dihasilkan tersebut dapat diterima oleh para
pengguna atau tidak
2.       System Design & System Testing
Dalam tahap ini analis sistem mulai merancang sistem dengan mengacu pada
dokumentasi kebutuhan pengguna yang sudah dibuat pada tahap sebelumnya. Keluaran dari
tahap ini adalah spesifikasi software yang meliputi organisasi sistem secara umum, struktur
data, dan yang lain. Selain itu tahap ini juga menghasilkan contoh tampilan window dan juga
dokumentasi teknik yang lain seperti Entity Diagram dan Data Dictionary.
3.       Architecture Design & Integration Testing
Sering juga disebut High Level Design. Dasar dari pemilihan arsitektur yang akan
digunakan berdasar kepada beberapa hal seperti: pemakaian kembali tiap modul,
ketergantungan tabel dalam basis data, hubungan antar interface, detail teknologi yang
dipakai.
4.       Module Design & Unit Testing
Sering juga disebut sebagai Low Level Design. Perancangan dipecah menjadi modul-
modul yang lebih kecil. Setiap modul tersebut diberi penjelasan yang cukup untuk
memudahkan programmer melakukan coding. Tahap ini menghasilkan spesifikasi program
seperti: fungsi dan logika tiap modul, pesan kesalahan, proses input-output untuk tiap modul,
dan lain-lain.
5.       Coding
Dalam tahap ini dilakukan pemrograman terhadap setiap modul yang sudah dibentuk.
Kelebihan  dan Kekurangan
1.       Kelebihan
Ø  V Model sangat fleksibel. V Model mendukung project tailoring dan penambahan dan
penguranganmethod dan tool secara dinamik. Akibatnya sangat mudah untuk
melakukan tailoring pada V Model agar sesuai dengan suatu proyek tertentu dan sangat
mudah untuk menambahkan method dan toolbaru atau menghilangkan method dan tool yang
dianggap sudah obsolete.
Ø  V Model dikembangkan dan di-maintain oleh publik. User dari V Model berpartisipasi
dalamchange control board yang memproses semua change request terhadap V Model.
2.       Kekurangan
Ø  V Model adalah model yang project oriented sehingga hanya bisa digunakan sekali dalam
suatu proyek.
Ø  V Model adalah model yang project oriented sehingga hanya bisa digunakan sekali dalam
suatu proyek.

Penggunaan
V Model digunakan dalam proyek teknologi informasi di negara Jerman. Hal ini berlaku
terutama untuk proyek teknologi informasi pada pada sektor pertahanan negara Jerman.
Selain itu, V Model juga digunakan oleh software developer negara Jerman untuk proyek
teknologi informasi lain.

k.        Metode End-user Development

Disini pengembangan dilakukan langsung oleh end-user. Keterlibatan langsung end-user

sangat menguntungkan, karena memahami benar bagaimana sistem bekerja. Artinya tahap

analisis sistem dapat dilakukan lebih cepat. Kelemahan adalah pada pengendalian mutu dan

kecenderungan tumbuhnya “private”sistem informasi. Integrasi dengan sistem yang lain

menjadi sulit.

Tahapan-tahapan  EUD

1.       Tahap inisasi (initiation)

Yaitu tahap dimana organisasi(perusahaan) mulai pertama kali mngenal teknologi

informasi.

2.       Tahap ketularan (contagion)

Yaitu tahap diamana organisasi (perusahaan) sudah mulai banyak yang menggunakan

teknologi informasi meskipun ini dilakukan atau tidak terlalu mempertimbangkan

untung ruginya dari penggunaan teknologi informasi ini.

3.       Tahap kendali (control)

Pada tahap ini organisasi (perusahaa) sudah mulai selektif di dalam penggunaan

teknologi informasi. Ada hal yang dijadikan pertimbangan sebelum memutuskan

penggunaan teknolgi informasi seperti pertimbangan untung rugi.

4.       Tahap matang (mature)


Pada tahap ini organisasi (perusahaan) menggunakan teknologi informasi tidak hanya

mempertimbangakan keuntungan (benfit) yang akan didapatkan serta berapa biaya

(cost) yang harus dikeluarkan tetapi lebih dari itu bagaimana teknologi informasi

yang digunakan dapat dijadikan sebagai alat keunggulan di dalam bersaing

Kelebihan  dan Kekurangan

1.       Kelebihan

Ø  Dapat menghindari permasalahan kemacetan di departemen sistem informasi.

Ø  Kebutuhan pemakai sistem dapat lebih terpenuhi karena dapat dikembangkan sendiri

oleh pemakai.

Ø  Menambah atau meningkatkan partisifasi aktif pemakai dalam proses pengembangan

sistemnya sehingga akan ada kepuasan sendiri dari pemakai sistem.

Ø  Dapat menambah kualitas pemahaman pemakai terhadap aplikasi yang dikembangkan

serta teknollogi yang digunakan dalam sistem.

2.       Kekurangan

Ø  Karena pemakai sistem harus mengembangkan aplikasinya sendiri, maka dalam hal ini

pemakai sekaligus pengembang sistem dituntut untuk memiliki pemahaman mengenai

teknologi informasi (computer literacy) serta pemahaman tentang pengembangan sistem

infomasi.

Ø  End user computing memiliki resiko dapat menggangu bahkan merusak sistem

informasi di luar yang dikembangkan oleh pemakai sistem.

Ø  End user computing pasti akan berhadapan dengan maslah kemampuan teknis

pemakai sekaligus pengembang sistem.

l.        Soft System Methodology

Soft systems methodology (SSM) merupakan sebuah pendekatan untuk memecahkan situasi

masalah kompleks yang tidak terstruktur berdasarkan analisis holistic dan berpikir system.

SSM juga merupakan sebuah metodologi partisipatori yang dapat membantu para

stakeholders yang berbeda untuk mengerti perspektif masing-masing stakeholders. Fokus


SSM adalah untuk menciptakan system aktivitas dan hubungan manusia dalam sebuah

organisasi atau grup dalam rangka mencapai tujuan bersama.

Berpikir system merupakan suatu bidang transdisiplin yang muncul sebagai respon terhadap

keterbatasan dari pendekatan teknikal dalam proses reduksi untuk memecahkan masalah.

SSM dibangun selama tahun 1980an oleh organisasi/lembaga yang menyadari bahwa

pendekatan mekanikal secara top down dalam mengorganisasi manajemen tidak bekerja

secara cepat untuk mengubah lingkungan sekitarnya. SSM digunakan untuk memfasilitasi

proses perubahan di banyak sektor swasta dan organisasi publik.

Dasar SSM berangkat dari pemikiran bahwa jika partisipasi seseorang dalam suatu proses

menemukan situasi masalah serta cara untuk memperbaikinya, maka orang tersebut akan

lebih suka untuk mengerti perbaikan yang diharapkan, merasa memiliki permasalahan

tersebut, dan berkomitman untuk merubahnya

SSM adalah sebuah metodologi yang cocok untuk membantu suatu organisasi dalam

menjelaskan tujuan mereka dan kemudian merancang sistem aktivitas manusia untuk

mencapai tujuan tersebut.

SSM didiskripsikan sebagai tujuh tahap proses analisis yang menggunakan konsep human


activity dalam memahami situasi di sekitarnya untuk menentukan aksi yang perlu diambil
dalam rangka mengembangkan situasi yang ada. Ketujuh tahap SSM tersebut adalah :
• Identifikasi situasi masalah yang tidak terstruktur.
• Situasi masalah digambarkan lebih terstruktur.
• Membuat definisi awal dari sistem yang bersangkutan.
• Membuat dan menguji model secara konseptual.
• Membandingkan model konseptual dengan kenyataan.
• Mengidentifikasikan perubahan kemungkinan dan keinginan elemen sistem.
• Memperbaiki situasi atau memecahkan masalah.
Menggunakan use case diagram dan use case scenario untuk menganalisis
kebutuhan Bisnis dan system informasi pada study kasus yang dipilih.

PERANCANGAN SISTEM INFORMASI


DENGAN METODE USE CASE DRIVEN OBJECT MODELLING (STUDI KASUS:
VERIFIKASI DATA PADA PENERIMAAN SISWA BARU)

LATAR BELAKANG

Penerimaan Peserta Didik Baru (PPDB), atau sering disebut juga Penerimaan Siswa
Baru atau PSB merupakan pelayanan bagi lulusan SD/MI, SMP/MTs dan sederajat untuk
memasuki satuan pendidikan SMP, SMA, dan SMK secara tertib, terarah, dan berkualitas. Dinas
Pendidikan merupakan badan yang bertanggung jawab dalam pelaksanaan PSB. Segala hal yang
berkaitan dengan PSB seperti petunjuk pelaksanaan, peraturan, dan lain-lain dikeluarkan oleh
Dinas.

Untuk menggambarkan proses bisnis pada Penerimaan Siswa Baru ini digunakan
pemodelan UML dengan metode Use Case Driven Object. Pada makalah ini, dipilih use case
Verfikasi Data Siswa (actor: Petugas Dinas) yang akan dijelaskan proses design dengan
menggunakan UML berdasarkan metode “Use Case Driven Object”.

USE CASE DRIVEN OBJECT

Pada Gambar 1 terlihat langkah-langkah proses pemodelan UML dengan menggunakan


metode Use Case Driven Object (Iconix process).
Gambar 1. Bagan Proses Pemodelan ICONIX [2]

Iconix membagi proses menjadi 2 aliran kerja yaitu Static dan Dynamic yang saling
berhubungan terus-menerus dan beriterasi. Bagian yang static berhubungan dengan struktur
sedangkan dynamic berhubungan dengan behaviour. Langkah-langkah yang dilakukan adalah
sebagai berikut [2] :

 Requirement
o Functional Requirement. Mendefinisikan hal-hal yang dilakukan oleh
sistem. Kebutuhan ini dapat didefinisikan oleh konsumen/klien bersama
dengan analis.

o Domain modeling. Pemodelan awal untuk membangun istilah yang


dipakai dalam proyek. Tujuannya adalah membuat semua orang
mempunyai pandangan yang sama tentang permalahan dengan istilah yang
sama. Domain model juga menunjukkan ruang lingkup dan sebagai dasar
pembuatan use case.

o Behavioral requirement. Mendefinisikan bagaimana sistem akan


berinteraksi. Yang dilakukan adalah desain GUI Storyboard dan
identifikasi use case yang muncul (use case modeling - bagaimana user
berinteraksi dengan sistem dan bagaimana sistem merespon).

o Milestone 1: Requirement Review. Proses kontrol terhadap kesesuaian use


case dengan kebutuhan klien.
 Analisis / Preliminary Design (dilakukan pada tiap use case)
o Robustness analysis. Robustness diagram digunakan sebagai jembatan
yang menghubungkan antara proses analisa dan desain. Pada robustness
diagram, dituliskan juga use case deskripsinya dan digambarkan.
o Update domain model. Saat membuat use case dan robustness diagram,
jika ada obyek baru yang muncul , dapat dituliskan pada domain model.
o Memberi nama semua fungsi-fungsi logic (controller pada domain model)
o Menuliskan ulang draft awal use case
 Milestone 2: Preliminary Design Review
 Detailed Design
o Sequence Diagram. Sequence diagram akan menggambarkan bagaimana
use case bekerja secara detail dan kronologis. Fungsi utama sequence
diagram adalah mengalokasikan behavior dari use case.

o Update domain model. Saat menggambarkan sequence diagram, update


domain model dapat dilakukan dengan menambahkan operation (method,
function, message) pada domain object. Pada tahap ini, domain object
menjadi domain class atau entity dan domain model menjadi static model
atau class diagram.
o Bersihkan static model.
 Milestone 3: Critical design Review
 Implementation (tidak dibahas)
o Coding dan testing.
o Integration and scenario testing
o Code review and model update

DESAIN DENGAN USE CASE DRIVEN OBJECT

REQUIREMENT

Pada tahap ini, dilakukan proses penggalian data untuk memberikan gambaran tentang
proses bisnis yang terjadi. Pada proses bisnis verifikasi data siswa, diketahui bahwa aktor yang
terlibat pada proses bisnis ini adalah petugas Diknas (Dinas Pendidikan Nasional). Petugas
diknas akan melihat apakah data yang diberikan oleh calon siswa sudah benar dan sesuai
dengan peraturan Penerimaan Siswa Baru.

Domain model akan menjelaskan gambaran besar dari sistem yang akan dibuat. Pada domain
model akan muncul obyek – obyek dan bagaimana mereka berelasi satu dengan yang lain
dengan hubungan aggregation dan generalization (has-a and is-a relationship). Dari bisnis
proses yang telah dijabarkan di atas, dapat digambarkan domain model-nya. Notasi yang
dipakai pada domain model:

 Notasi segitiga menunjukkan generalization.


 Notasi diamond menunjukkan aggregation. Contoh : Verifikasi rekomendasi
mempunyai (has a) data siswa tidak lolos verifikasi dan data siswa lolos verifikasi.

class Domain Model

pendaftaran

rekomendasi sma

pendaftaran

pendaftaran

rekomendasi smk

rekomedasi smp

akun pengguna data siswa calon

pendaftaran

rekomendasi

rekomendasi

bukti pendaftaran

rekomendasi

rekomendasi

pengguna
v erifikasi

rekomendasi

data siswa lolos bukti penerimaan

seleksi rekomendasi

data siswa tidak data siswa lolos

lolos v erifikasi v erifikasi

petugas dinas

Gambar 2. Domain Model

Untuk Graphic Storyboard pada proses bisnis verifikasi adalah termasuk Back End karena
merupakan proses bisnis yang langsung berinteraksi dengan petugas Dinas Pendidikan.
Sedangkan use case dan aktor yang terlibat dapat dilihat pada Gambar 3.
Gambar 3. Use Case Packages
Use case packages dengan aktor Petugas Dinas adalah use case verifikasi siswa yang terdiri dari
verifikasi data siswa, tolak rekomendasi siswa, lihat status data siswa, lihat data yang tidak
diproses, dan melihat data siswa hasil seleksi yang dilakukan oleh petugas dinas, dapat dilihat
pada Gambar 4.

uc v erifikasi sisw a

v erifikasi data sisw a tolak rekomendasi

«extend» sisw a

lihat status data

sisw a

petugas dinas

lihat data yang tidak

diproses

melihat data sisw a

hasil seleksi

Gambar 4. Use Case Verifikasi Data Siswa


Preliminary dan Detailed Design : Robustness dan Sequence Diagram

Pada tahap ini, akan dilakukan use case dekripsi baik untuk basic course maupun
alternate course (jika ada), dilanjutkan dengan pembuatan robustness diagram dan sequence
diagramnya. Dari robustness dan sequence diagram jika ada bagian yang ditandai dengan warna
merah merupakan implementasi dari alternate course yang sudah dirancang.

Use Case Lihat Status Data Siswa (aktor: Petugas Dinas)

Use Case Narasi


Basic Course:

Petugas Dinas memilih menu Data Siswa, kemudian sistem akan menampilkan halaman Lihat
Data Siswa. Halaman ini untuk melihat status siswa yang sudah terverifikasi, ditolak, maupun
belum diverifikasi.
Robustness Diagram

analysis lihat status data siswa

halaman data siswa mencari status verifikasi

data siswa
data siswa
petugas dinas

menampilkan data

verifikasi siswa

Gambar 5. Robustness Diagram – Lihat Status Data Siswa

Sequence Diagram

sd Interaction

petugas dinas

halaman data data sisw a

sisw a

ondatastatusverifikasi()

getstatusverifikasi()

display()

Gambar 6. Sequence Diagram - Lihat Status Data Siswa


Use Case Verifikasi Data Siswa (aktor: Petugas Dinas)

Use Case Narasi


Basic Course:

Petugas Dinas memasukkan Kode Rekomendasi dan menekan tombol Cek pada Halaman
Verifikasi Data. Sistem akan mencocokkan kode Rekomendasi tersebut dengan master data
siswa. Sistem akan mengambil data siswa tersebut dan menampilkan pada halaman Verifikasi
Data Siswa. Petugas Dinas mencocokan data tersebut dengan dokumen ijazah yang diserahkan
oleh siswa pada dinas pendidikan. Jika data tersebut sesuai maka user menekan tombol
Verifikasi. Sistem akan mengubah status data siswa tersebut dengan status= Verifikasi Alternate
Course:

Jika petugas dinas memasukkan Kode Rekomendasi yang tidak ditemukan pada database maka
akan tampil pesan error "Kode Rekomendasi tidak ditemukan". Dan tampilan kembali ke
Halaman Verifikasi Data Siswa
Robustness Diagram

analysis v erifikasi data siswa

Ambil Data Siswa

Display "Kode

[Ya]
Rekomendasi tidak

ditemukan" [Tidak]

Kode Rekomendasi
Siswa

[Klik Cek] ada?

Enter Kode

Rekomendasi [Ya]

[Kllik Verifikasi]

Halaman Verifikasi
Ubah status=Verifikasi
petugas dinas

Data Siswa

Gambar 7. Robustness Diagram - Verifikasi Data Siswa


Sequence Diagram

sd Interaction

petugas dinas

Halaman Siswa

Verifikasi Data

Siswa

Klik Cek()

IsKodeRekomendasiAvailable()

GetData()

Display DataNotFound()

Klik Verifikasi()

Update

Status(Verifikasi)

Success()

Gambar 8. Sequence Diagram - Verifikasi Data Siswa


Use Case Tolak Rekomendasi Siswa (aktor: Petugas Dinas)

Use Case Narasi


Basic Course:

Petugas dinas menekan tombol Tolak pada halaman Verifikasi Data Siswa, jika ditemukan data
yang dimasukkan oleh calon siswa tidak sama dengan dokumen ijazah. Sistem akan merespon
dengan menampilkan halaman Tolak Rekomendasi Siswa yang menyesuaikan dengan jenjang
pendidikan terakhir calon siswa sesuai dengan yang tersimpan di data siswa. Selanjutnya di
halaman Tolak Rekomendasi Siswa, petugas dinas memasukkan Alasan Menolak dan kemudian
menekan tombol Simpan. Sistem akan menampilkan kotak dialog 'Apakah data ini sudah
benar?', selanjutnya petugas dinas menekan tombol OK. Dan data tersebut akan disimpan dalam
data siswa, lalu sistem akan kembali ke use case Verifikasi Data Siswa. Alternate Course:

1. Jika petugas dinas tidak memasukkan Alasan Menolak, maka sistem akan menampilkan
pesan peringatan.
2. Jika petugas dinas menekan tombol batal, maka akan kembali ke halaman Verifikasi Data
Siswa.
3. Jika pada kotak dialog petugas dinas menekan tombol klik NO akan kembali ke halaman
Tolak Rekomendasi Siswa.
Robustness Diagram

analysis tolak rekomendasi sisw a

cari data siswa tidak

halaman Verifikasi

diproses berdasarkan

Data Siswa

jenjang pendidikan

cek alasan data siswa

klik Tolak

alasan tidak diisi

display batal

memasukkan alasan menolak dan klik simpan

halaman Tolak display alasan menolak

alasan diisi
petugas dinas Rekomendasi Siswa tidak dimasukkan

klik ok

update data calon

verifikasi kotak dialog

siswa

Verifikasi Data Sisw a display data siswa

Gambar 9. Robustness Diagram - Tolak Rekomendasi Siswa


Sequence Diagram

sd sequence tolak rekomendasi siswa

Basic Course:

petugas dinas

disimpan dalam data siswa,

Petugas dinas menekan

lalu sistem akan kembali ke

tombol Tolak pada halaman

use case Verifikasi Data

Verifikasi Data Siswa, jika

Siswa.

ditemukan data yang

Alternate Course:
dimasukkan oleh calon siswa

1. Jika petugas dinas tidak memasukkan Alasan Menolak, maka sistem akan menampilkan pesan peringatan.
tidak sama dengan dokumen

2. Jika petugas dinas menekan tombol batal, maka akan kembali ke halaman Verifikasi Data Siswa.

ijazah. Sistem akan 3. Jika pada kotak dialog petugas dinas menekan tombol klik NO akan kembali ke halaman Tolak Rekomendasi Siswa.

merespon dengan

menampilkan halaman

Tolak Rekomendasi Siswa

yang menyesuaikan dengan

jenjang pendidikan terakhir

calon siswa sesuai dengan

yang tersimpan di data

siswa. Selanjutnya di

halaman Tolak

Rekomendasi Siswa,

petugas dinas memasukkan

Alasan Menolak dan

kemudian menekan tombol

Simpan. Sistem akan

menampilkan kotak dialog

'Apakah data ini sudah

benar?', selanjutnya petugas

dinas menekan tombol OK.

Dan data tersebut akan


halaman halaman Tolak

onoktolak()
Verifikasi Data Rekomendasi

Siswa Siswa

updatedatasiswa()

ontolak()
masuk ke use case

displayver()

Verifikasi Data Siswa

onnotolak()

display()
onsimpan()

onbatal()

display()

Gambar 10. Sequence Diagram – Tolak Rekomendasi Siswa


Use Case Lihat Data yang Tidak diproses (aktor: Petugas Dinas)
Use Case Narasi
Basic Course:

Petugas dinas memilih menu Data Tidak Diproses, sistem akan menampilkan halaman Lihat
Data Yang Tidak Diproses, secara default akan menampilkan jenjang pendidikan SMP. Jika
ingin memilih jenjang pendidikan SMA atau SMK, petugas dinas dapat menekan tombol SMA
atau SMK, kemudian sistem akan mengambil data siswa yang ditolak berdasarkan jenjang yang
dipilih.

Robustness Diagram

analysis lihat data yang tidak diproses

pilih jenjang pendidikan, default

menampilkan jenjang pendidikan SMP

cari data siswa tidak

halaman data tidak diproses berdasarkan data siswa

diproses jenjang pendidikan

petugas dinas

display

Gambar 11. Robustness Diagram – Lihat Data yang Tidak diproses


Sequence Diagram

sd Interaction

petugas dinas

halaman data data sisw a

tidak diproses

onkliksmp()

getdatasmptidaklolos()

displaysmp()

onkliksma()

getdatasmatidaklolos()

displaysma()

onkliksmk()

getdatasmktidaklolos()

displaysmk()

Gambar 12. Sequence Diagram – Lihat Data yang Tidak Diproses


Use Case Melihat Data Siswa Hasil Seleksi (aktor: Petugas Dinas)

Use Case Narasi


Basic Course:

Petugas dinas memilih menu Halaman Data Seleksi. Sistem akan mengambil data seleksi siswa
pada database data siswa dan menampilkan pada halaman Data Seleksi

Robustness Diagram

analysis melihat data siswa hasil seleksi

cari data siswa

petugas dinas halaman Data Seleksi berdasarkan hasil data siswa

seleksi rekomendasi

menampilkan data

siswa hasil seleksi

Gambar 13. Robustness Diagram – Melihat Data Siswa Hasil Seleksi


Sequence Diagram

sd Interaction

petugas dinas

halaman Data data siswa

Seleksi

onseleksi()

getseleksiswa()

display

Gambar 14. Sequence Diagram – Melihat Data Siswa Hasil Seleksi


KESIMPULAN

Terjadi berbagai perubahan objek pada saat pembuatan robustness sehingga


diharuskan melakukan update domain model dimana domain model yang
terupdate ini mewakili use case yang ada.

Pengembangan aplikasi dengan menggunakan metode Use Case Driven


Object cocok untuk pembangunan aplikasi yg memiliki waktu pengembangan
yang singkat namun tetap dapat memenuhi kebutuhan sistem.
Menggunakan Activity diagram dan sequence diagram untuk
menganalisis dan merancang kebutuhan bisnis dan system
informasi pada study kasus yang dipilih.

1.

Pemilik

Kasir Bagian Gudang

Gambar 3.1 Struktur Organisasi M.M


STORE

2.

Prototype

Mengidentifikasikan

kebutuhan pemakai
Mengembangkan

Versi Produksi

Membuat

Prototype

Menguji Prototype

Memperbaiki
gan mulai membuat
Prototype

1, Pengembangan dan pemakai bertemu

2. Pemakai menjelaskan kebutuhan sistem

4. Pemakai menguji Prototype dan memberikan


kritikan atau saran

3. P
e
n
g
e 5. Pengembangan melakukan
m
b
a modifikasi sesuai dengan masukan
n

pemakai (user)

6. Pengembangan perampungan sistem dengan


masukan terakhir dari pemakai

Gambar 3.2. Mekanisme pengembangan sistem dengan


prototype (Sumber : Abdul Kadir, 2003 : 417)
3.

Gambar 3.3 Use Case Diagram


4.

Gambar 3.4 Activity Diagram Penjualan

5.

Gambar 3.5 Activity Diagram Pengadaan barang


6.

Gambar 4.1 Use case Diagram

7.

Gambar 4.2 Activity Diagram penjualan


8.

Gambar 4.3 Activity Diagram Pengadaan barang


9.

Gambar 4.4 Activity Diagram Credit Nota

10.

Gambar 4.6 Sequence diagram penjualan


11.

Gambar 4.7 Sequence diagram pembelian

12.

Gambar 4.8 Sequence diagram credit nota


13.

Gambar 4.11 Class Diagram

14.

Gambar 4.14 Deployment Diagram


15.

Menu Utama

user Owner Kasir Bg.Gudang

Pembelian Barang
Mengelola Supplier Penjualan
User Login

Credit Nota Pencatatan

Pembelian Barang

Mengelola Barang

Laporan Penjualan Laporan Penjualan Laporan

Pembelian

Laporan

Pembelian

Gambar 4.15 Struktur Menu


16.

Gambar 4.22 Rancangan Form Penjualan


17.

Gambar 4.123 Rangcangan Form pembelian

18.

Gambar 4.24 Rancangan Form Credit Nota


19.

Gambar 4.31 Perancangan Arsitektur Jaringan


20. Tabel 4.12 Tabel Rencana Pengujian
Kelas Uji Butir Uji Jenis Pengujian

Login Pengecekan Username Black box

Pengecekan Password

Input Data Penginputan Data Barang Black box

Penginputan Data Supplier Black Box

Penginput Data Penjualan

Penginputan Data Pembelian Black Box

Pengimputan Credit Nota Black Box

Black Box

Pencarian Data Lihat Data Penjualan Black Box

Lihat Data Barang Black Box

Lihat Data Pembelian Black box

Lihat Data Supplier Black box

Proses Transaksi Penjualan Black Box


Transaksi Pembelian Barang Black Box

Credit Nota Black Box

Output Laporan Penjualan Black box

Laporan Pembelian Black box

Nota Penjualan Black box

Nota Pembelian Black box

Anda mungkin juga menyukai