Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
KELOMPOK 1:
1. Anastasya Yessy
2. Tiara Rezeika
Puji syukur kepada Allah SWT yang telah memberikan kenikmatan dan kesehatan
sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah ini. Makalah ini dapat diselesaikan oleh
penulis berkat bantuan dan dukungan dari berbagai pihak, oleh karena itu penulis
mengucapkan terima kasih kepada dosen Asuhan Kependudukan dan KB serta teman teman.
Penulis menyadari walaupun sudah berusaha sekuat kemampuan yang maksimal,
makalah ini masih terdapat kekurangan dan kelemahannya baik dari segi bahasa, pengolahan
maupun penyusunan. Untuk itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang sifatnya
membangun dari semua pihak demi tercapainya suatu kesempurnaan dalam penulisan yang
akan datang. Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi pembaca.
Kelompok 8
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan
BAB II PEMBAHASAN
1. Pengertian Penduduk
2. Dinamika Penduduk
3. Faktor-Faktor Demografi Yang Mempengaruhi Pertumbuhan Penduduk
4. Transisi Penduduk
5. Masalah Kependudukan Di Indonesia
A. KESIMPULAN
B. SARAN
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
Dalam hal ini, demografi menitik beratkan perhatiannya terhadap hal utama yang dapat
diamati, yaitu :
a. Pengertian penduduk
b. Dinamika kependudukan
c. Faktor-faktor demografik yang mempengaruhi laju pertumbuhan penduduk
d. Transisi demografik
e. Masalah kependudukan di Indonesia
3. TUJUAN
Adapun tujuan dalam penulisan makalah ini adalah untuk meenuhi tugas mata kuliah
Kependudukan dan KB pada jurusan DIII kebidanan semester IV.
BAB II
PEMBAHASAN
Penduduk atau warga suatu negara atau daerah bisa didefinisikan menjadi dua, yaitu :
1) Orang yang tinggal di daerah tersebut
2) Orang yang secara hukum berhak tinggal di daerah tersebut. Dengan kata lainorang
yang mempunyai surat resmi untuk tinggal di Negara tersebut, misalnya bukti
kewarganegaraan.
Dalam sosiologi, penduduk adalah kumpulan manusia yang menempati wilayah geografi
dan ruang tertentu. Masalah-masalah kependudukan dipelajari dalam ilmu demografi.
Berbagai aspek perilaku manusia dipelajari dalam sosiologi, ekonomi dan geografi.
Demografi banyak digunakan dalam pemasaran, yang berhubungan erat dengan unit-unit
ekonomi, seperti pengecer hingga pelanggan potensial. Kependudukan atau demografi adalah
ilmu yang mempelajari dinamika kependudukan manusia. Meliputi di dalamnya ukuran,
struktur, dan distribusi penduduk, serta bagaimana jumlah penduduk setiap waktu akibat
kelahiran, kematian, migrasi serta penuaan. Analisis kependudukan dapat merujuk
masyarakat secara keseluruhan atau kelompok tertentu yang didasarkan kriteria seperti
pendidikan, kewarganegaraan, agama, atau etnisitas tertentu.
2. DINAMIKA KEPENDUDUKAN
Dinamika kependudukan adalah perubahan penduduk. Perubahan tersebut selalu
terjadi dan dalam Undang-Undang No. 10 tahun 1992 Tentang Perkembangan Kependudukan
dan Pembangunan Keluarga Sejahtera disebut sebagai perkembangan kependudukan.
Perkembangan kependudukan terjadi akibat adanya perubahan yang terjadi maupun karena
perilaku yang terkait dengan upaya memenuhi kebutuhannya. Perubahan alami tersebut
adalah karena kematian dan kelahiran. Sedangkan yang terkait dengan upaya pemenuhan
kebutuhan adalah migrasi atau perpindahan tempat tinggal.
Setiap perubahan yang diakibatkan salah satu faktor perubahan penduduk tersebut akan
berdampak pada keseluruhan, misalnya jumlah menurut umur penduduk dan jenis kelamin
penduduk. Yang diperlukan dalam pengukuran dinamika kependudukan adalah :
a. Indikator
Indikator diperlukan untuk mengetahui dan mempelajari dengan tepat berbagai keadaan atau
perubahan yang terjadi pada penduduk disuatu negara. Indikator dalam demografi terdiri dari
beberapa hal, yaitu :
Jumlah penduduk
Komposisi penduduk menurut jenis kelamin, umur, susku bangsa, pendidikan, agama,
pekerjaan dan lain-lain.
Proses demografi yang mempengaruhi jumlah dan komposisi penduduk.
b. Parameter
Ukuran atau satuan yang memberikan penilaian kuantitatif. Dikenal 2 macam pengukuran,
yaitu :
Angka absolut
Angka relatif
Dinamika kependudukan menjelaskan bahwa disamping jumlah absolutnya yang tetap tinggi,
persoalan kependudukan di Indonesiameliputi persebaran serta kualitas penduduk dipandang
dari sudut sumber daya manusiasecara keseluruhan.
1. Migrasi keluar adalah keluarnya penduduk dari suatu wilayah menuju wilayah lain dan
bertujuan untuk menetap di wilayah yang di datangi
2. Migrasi masuk adalah masuknya penduduk dari wilayah lain ke suatu wilayah dengan
tujuan menetap di wilayah tujuan.
Migrasi keluar adalah orang yang melakukan migrasi ditinjau dari daerah asalnya , sedangkan
migrasi masuk adalah orang yang melakukan migrasi ditinjau dari daerah tujuannya.
Migran menurut dimensi waktu adalah orang yang berpindah ke tempat lain dengan
tujuan untuk menetap dalam waktu 6 bulan atau lebih. Terdapat beberapa kriteria migran
diantaranya:
a. Migran seumur hidup ( life time migrant )
b. Migrant risen (recent migrant )
c. Migran total (total migrant )
Transisi demografi adalah perubahan terhadap fertilitas dan mortalitas yang besar. Perubahan
atau transisi tersebut dapat digambarkan sebagai berikut :
A. Pada keadaan I
Tingkat kelahiran dan kematian tinggi antara 40 sampai 50. Keadaan masih alami
tingkat kelahiran tinggi/tidak terkendali dan tingkat ekonomi yang rendah, sehingga
kesehatan dan gizi lingkungan kurang mendukung. Akibatnya kelaparan dan kejadian
penyakit tinggi sehingga tingkat kematian pun tinggi (kondisi pra intervensi/pembangunan).
Menurut blacker (1947) ada 5 phase dalam teori transisi demografi, dimana khususnya phase
2 dan 3 adalah phase transisi.
Ada beberapa masalah dalam mengaplikasikan teori transisi demografi bagi negara-
negara berkembang. Bila di eropa, penurunan mortalitas lebih dikarenakan pembangunan
sosio ekonomi, namun penurunan mortalitas dan fertilitas di negara-negara berkembang
lebih karena pengaruh faktor-faktor lain seperti : peningkatan pemakaian kontrasepsi,
peningkatan perhatian pemerintah, modernisasi, pembangunan dll.
Kependudukan indonesia akhir-akhir ini mengalami peningkatan yang cukup drastis dan
dari tahun ke tahun tidak selalu menunjukan trend peningkatan secara global di seluruh
indonesia. Sebagai negara yang sedang berkembang Indonesia memiliki masalah-masalah
kependudukan yang cukup serius dan harus segera diatasi.
Selain manfaat yang diperoleh, ternyata negara Indonesia yang berpenduduk besar yaitu
nomor 3 di dunia menghadapi masalah yang cukup rumit yaitu:
Cara mengatasi :
PHBK adalah pandangan, sikap dan perilaku yang responsif, rasional dan
bertanggung jawab terhadap pemecahan masalah kependudukan di suatu wilayah atau negara
untuk mempercepat terwujudnya kesejahteraan hidup masyarakat yang adil, makmur, merata
dan berkualitas. Ciri-ciri PHBK adalah :
Dalam operasionalnya PHBK yang harus dilakukan oleh seluruh penduduk mencakup 10
perilaku hidup, yaitu :
Dari sisi fertilitas, semakin dewasa seorang wanita melangsungkan perkawinan maka
kesempatan untuk hamil dan melahirkan akan semakin pendek, sebaliknya semakin muda
seorang perempuan melangsungkan perkawinan maka akan semakin panjang bagi perempuan
untuk dapat hamil dan melahirkan.
Pendewasaan usia perkawinan harus terus digelorakan kepada penduduk khususnya
perempuan, karena perkawinan muda masih banyak terjadi.
Memiliki 2 anak lebih baik
Bila pasangan suami istri menilai kepemilikan anak dari sisi pembiayaan yang harus
dikeluarkan, ada kecenderungan pasangan suami istri untuk memiliki anak sedikit.
Melalui pola reproduksi sehat dapat diketahui bahwa umur yang paling aman untuk
melahirkan adalah pada saat perempuan berusia 20-30 tahun dengan jarak melahirkan yang
paling bagus adalah 5 tahun. Dengan pola tersebut maka pasangan suami istri akan
mempunyai anak sesuai dengan program yang dilaksanakan pemerintah mempunyai 2 anak
lebih baik.
Salah satu fungsi keluarga yang harus dilaksanakan oleh setiap keluarga adalah fungsi
ekonomi. Dalam hal ini kepada para istri dapat diberi peluang untuk melakukan usaha
ekonomi produktif dalam rangka meningkatkan ekonomi keluarga. Untuk kepentingan ini
sejak dekade tahun 1980-an BKKBN telah mengembangkan program Usaha Peningkatan
Pendapatan Keluarga Sejahtera (UPPKS), di mana kepada keluarga-keluarga diberikan
peluang untuk dapat melakukan usaha dengan pemberian bantuan modal dan bimbingan
usaha bekerjasama dengan sektor-sektor terkait.
Salah satu permasalahan kualitas penduduk Indonesia saat ini adalah masih tinggi
angka kematian ibu karena hamil dan melahirkan, yaitu masih berkisar 228/100.000 kelahiran
hidup. Salah satu upaya untuk menekan angka kematian ibu adalah melalui persalinan yang
ditolong oleh tenaga kesehatan. Berdasarkan hasil Survey Demografi dan Kesehatan
Indonesia (SDKI) tahun 2007 angka persalinan yang ditolong oleh tenaga non kesehatan,
seperti dukun bayi masih cukup tinggi, yaitu sekitar 24 %. Untuk Sumatera Selatan
persalinan yang ditolong oleh tenaga non kesehatan (dukun) lebih tinggi dari angka nasional,
yaitu sekitar 28,6 %. Dalam upaya mencapai derajat kesehatan ibu perlu terus disosialisasikan
tentang pentingnya persalinan ditolong oleh tenaga kesehatan.
Perlu kerjasama yang dikembangkan oleh petugas terkait dengan tertib adminstrasi,
masyarakat perlu difasilitasi dalam membiasakan diri melaporkan kejadian vital, seperti
untuk pembuatan akta kelahiran. Bidan atau siapapun yang menolong persalinan harus
berupaya memberi bantuan masyarakat untuk mendapatkan akte kelahiran anaknya. Begitu
tenaga kesehatan menolong persalinan mungkin bisa langsung membantu masyarakat untuk
melaporkan persalinannya melalui surat keterangan lahir kepada petugas kelurahan untuk
selanjutnya diproses di Kecamatan dan Kantor Catatan Sipil.
Dalam upaya menciptakan keluarga yang bahagia dan sejahtera perlu diciptakan
hubungan yang serasi dan selaras antar anggota keluarga. Orang tua diharapkan dapat
menciptakan kelyarga ramah anak, antara lain melalui pemberian penghargaan kepada anak
(misalnya mengucapkan terima kasih apabila ditolong anak), peduli terhadap kebutuhan anak.
Disamping menciptakan keluarga ramah anak, setiap keluarga juga harus menciptakan
keluarga ramah lingkungan. Keluarga harus menciptakan hubungan yang serasi, selaras dan
seimbang dengan lingkungan sekitarnya. Hal ini patut disadari karena manusia sebagai
makhluk sosial tidak dapat hidup sendiri dan selalu membutuhkan orang lain.
Pola kehidupan modern saat ini telah berdampak pada karakter anak bangsa. Pengaruh
negatif globalisasi menimbulkan masyarakat Indonesia kini mulai banyak yang bersifat
individualistis, budaya bangsa Indonesia yang terkenal dengan keramahtamahan dan sifat
gotong royong kini mulai bergeser menjadi pola hidup yang keras. Banyak permasalahan
yang bisa diselesaikan secara kekeluargaan berakhir dengan tindakan kekerasan dan anarkis,
seperti penganiayaan bahkan tidak sedikit yang berakhir dengan pembunuhan. Kondisi
tersebut diperparah dengan buruknya tingkat perekonomian masyarakat dan semakin sulitnya
hidup serta kerasnya tingkat pesaingan. Nilai-nilai agama banyak yang dilanggar. Sebagian
masyarakat banyak yang sudah tidak malu lagi tatkala berbuat kesalahan.
Pendidikan merupakan pondasi bagi seseorang untuk dapat membedakan mana yang
baik dan mana yang tidak baik. Malalui pendidikan yang diberikan oleh kepala keluarga
kepada anggota keluarganya diharapkan SDM Indonesia dapat terus ditingkatkan sehingga
dapat bersaing baik secara regional maupun internasional. Saat ini keprihatinan melanda
bangsa Indonesia. Penilaian IPM yang dikeluarkan oleh UNDP telah menempatkan SDM
Indonesia berada pada urutan ke 124 dari 187 negara.
Untuk dapat memberikan pendidikan yang layak kepada anggota keluarganya, setiap
keluarga harus mempunyai kemampuan ekonomi yang mumpuni. Perencanaan jumlah anak
yang dimiliki akan sangat membantu keluarga dalam meningkatkan taraf ekonomi
masyarakat.
Akhirnya kita berharap 10 butir PHBK ini dapat dilakukan seluruh penduduk dengan
segenap kesadaran. Butir-butir PHBK semoga bukan hanya slogan saja tetapi dapat menjadi
Life Style atau gaya hidup keluarga di Indonesia, sehingga bangsa Indonesia dapat menjadi
bangsa yang kuat, mandiri dan maju sejajar dengan bangsa-bangsa lain.
Penyebab :
Salah satu penyebab Permasalahan Kependudukan Akibat Kurangnya Kepedulian
Terhadap Program KB
Kurangnya pergerakan pemerintah pada program KB menyebabkan permasalahan penduduk
yang kompleks dan kualitas penduduk Indonesia tetap rendah.
Selama ini, masalah kependudukan boleh dikatakan masih kurang mendapat perhatian
dari masyarakat maupun tokoh-tokoh masyarakat. Memang pada saat ini sebagian besar
orang pada umumnya sudah tidak berkeberatan lagi dengan program untuk mengontrol
kelahiran, tetapi masih kurang sekali kesadaran untuk melaksanakannya dan dianggap
sebagai hal yang tidak penting. Sebenarnya masalah kependudukan ini adalah masalah yang
penting karena sebenarnya berkaitan erat dengan masalah ekonomi, hukum dan norma
agama.
Jadi, memang tidak bisa diabaikan begitu saja. Masalah ini sudah bisa diatasi dengan
baik apabila sejak dulu sudah ada pergerakan yang sungguh-sungguh dari pihak pemerintah
maupun tokoh-tokoh masyarakat untuk mengatasi masalah ini. Dahulu masih banyak orang
yang menentang program KB dan kalaupun sudah ada yang menyetujuinya, umumnya
mereka masih tidak mau melaksanakannya. Pada zaman Orde Lama, dari pihak pemerintah
pun tidak ada kesadaran akan masalah ini padahal pada saat itu jumlah penduduk Indonesia
masih berkisar 100 juta jiwa dan seandainya pada saat itu sudah ada upaya yang sungguh-
sungguh tentunya tidak perlu penduduk Indonesia meledak seperti sekarang ini.
Tingkat kematian menurun dengan cukup drastis sedangkan tingkat kelahiran tetap
bertambah, maka ruang kehidupan bumi kita semakin sempit dan semakin sulit memenuhi
kebutuhan pangan karena tingkat pertumbuhan penduduk dunia yang sekitar 1,2 persen per
tahun. Jumlah lahan ini pun semakin hari semakin berkurang karena semakin meningkatnya
kebutuhan akan perumahan.
Pada saat ini tidak perlu sampai ada pertempuran antar negara untuk memperebutkan sumber
makanan seperti yang terjadi pada suku-suku primitif, tetapi persaingan antar individu untuk
memperebutkan sumber makanan yaitu pekerjaan.
Apabila tidak mendapatkan pekerjaan mereka akan menjadi pengangguran, sulit untuk
mendapatkan makanan dan tempat tinggal, dan kemiskinan terjadi dimana-mana. Mereka
yang tidak mendapatkan tempat yang layak terpaksa mencari tempat yang kurang layak, yang
tidak mendapatkan yang kurang layak terpaksa mencari yang tidak layak. Dan dari hari ke
hari semakin besar jumlahnya. Ini tentu pada akhirnya menimbulkan berbagai macam
masalah sosial yang susah untuk diatasi.
BAB III
PENUTUP
KESIMPULAN
1. Biran Afandi, Kontrasepsi, Keluarga Berencana, Ilmu Kebidanan, Jakarta, Yayasan Bina
Pustaka, Sarwono Prawiroharjo, 1991
2. BKKBN, Gerakan keluarga Berencana Nasional, Jakarta, 1998
3. BKKBN, Kependudukan KB dan KIA, Bandung Balai Litbang, 1999