Anda di halaman 1dari 6

LITERATURE REVIEW: CARING PERAWAT DALAM

MELAKSANAKAN ASUHAN KEPERAWATAN PADA


PASIEN YANG DIRAWAT DI RUANG RAWAT INAP

PROPOSAL PENELITIAN

Diajukan Dalam Seminar Usulan Penelitian Yang Akan Digunakan Dalam Penyusunan
Skripsi Pada Program Studi S1 Keperawatan Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan
Karsa Husada Garut

RIZAL FAUZI
KHG.C 19108

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN KARSA HUSADA GARUT


PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN
2021

1
2

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Tuntutan masyarakat pada pelayanan kesehatan yang memadai semakin

meningkat dan turut memberikan perubahan di era globalisasi dan memacu rumah

sakit untuk memberikan pelayanan terbaiknya agar tidak dimarginalkan oleh

masyarakat (Nasir dan Muhith, 2011). Salah satu pelayanan kesehatan yang ada di

rumah sakit yaitu pelayanan keperawatan yang harus diberikan oleh tenaga

perawat secara profesional dan bermutu. Mutu pelayanan keperawatan sangat

mempengaruhi kualitas pelayanan kesehatan, bahkan menjadi salah satu faktor

penentu citra institusi pelayanan kesehatan (rumah sakit) di mata masyarakat.

Pelayanan keperawatan yang berkualitas dapat diwujudkan melalui

pemberian asuhan keperawatan yang didasari perilaku caring perawat. Perilaku

caring yang ditampilkan perawat dapat mempengaruhi kepuasan pasien, dimana

kepuasan pasien merupakan salah satu indikator klinik mutu pelayanan

keperawatan (Depkes, 2008).

Menurut Watson, dalam Kusmiran (2015) mengungkapkan bahwa caring

adalah suatu proses yang membutuhkan kesadaran diri, pengetahuan dan

keterampilan khusus serta mempertimbangkan waktu untuk berinteraksi dalam

hubungan intrapersonal. Caring bertujuan memperbaiki dan meningkatkan

kondisi manusia yang menekankan pada aktivitas yang sehat dan mudah

dilakukan pada individu atau kelompok. Caring sangat penting bagi


3

perkembangan, pertumbuhan dan ketahanan hidup manusia (Kozier, B. et al,

2010).

Perilaku caring meliputi kenyamanan, kasih sayang, kepedulian, perilaku

koping, empati, memudahkan, memfasilitasi, minat, keterlibatan, tindakan

konsultasi kesehatan, tindakan instruksi kesehatan, tindakan pemeliharaan

kesehatan, perilaku menolong, cinta, asuhan, kehadiran, perilaku protektif,

berbagi perilaku stimulasi, penurunan stress, bantuan, dukungan, surveilans,

kelembutan, sentuhan, dan kepercayaan (Kozier, B. et al, 2010). Perilaku caring

perawat menjadi salah satu faktor yang mempengaruhi dalam pemberian layanan

keperawatan yang bermutu.

Jean Watson (1985 dalam Kozier, B. et al, 2010) menjelaskan bahwa

praktik caring sebagai pusat keperawatan yang merupakan dasar dalam sebuah

kesatuan nilai-nilai kemanusiaan universal (kebaikan, kepedulian, dan cinta

terhadap diri sendiri dan orang lain). Caring digambarkan sebagai moral ideal

keperawatan; hal tersebut meliputi keinginan untuk merawat, kesungguhan untuk

merawat, dan tindakan merawat (caring). Tindakan caring meliputi komunikasi,

tanggapan yang positif, dukungan atau intervensi fisik oleh perawat (Kozier, B. et

al, 2010).

Watson mengungkapkan bahwa ada sepuluh carative factor sebagai

dimensi caring yang dapat menceminkan perilaku caring dari seorang perawat.

Watson mengungkapkan istilah carative factor, bukan curative karena untuk

membedakan praktik keperawatan dengan kedokteran. Curative bertujuan untuk


4

menyembuhkan penyakit, sedangkan carative menjelaskan dimensi caring

(Muchlisin dan Burhannudin, dalam Aini, Nur 2018).

Menurut Watson dalam Nasir dan Muhith (2011) menjelaskan terdapat 10

dimensi caring sebagai berikut; 1).Membentuk sistem nilai yang bersifat

humanistik-altruistik, 2).Menanamkan kepercayaan, harapan dan menghargai

sesama, 3).Menumbuhkan kepekaan terhadap diri sendiri dan orang lain,

4).Mengembangkan hubungan saling percaya yang sifatnya membantu dalam

melakukan perawatan, 5).Meningkatkan dan menerima ungkapan perasaan yang

positif maupun negatif, 6).Menggunakan metode ilmiah, yaitu penggunaan

problem solving dalam pengambilan keputusan 7).Meningkatkan belajar-mengajar

interpersonal, 8).Menyediakan lingkungan yang aman dan melindungi meliputi

kebutuhan fisik, sosiokultural, dan spiritual yang suportif, protektif, dan korektif,

9).Membantu dalam pemenuhan kebutuhan manusia, 10).Memungkinkan

timbulnya kekuatan eksistensial-fenomenal.

Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan oleh Nurbiyati tentang

perilaku caring perawat dalam pelayanan keperawatan tahun 2013 pada 312

pasien yang dirawat di rumah sakit Jawa mengungkapkan bahwa perawat

memberi perhatian lebih pada pasien dimana perawat selalu aktif bertanya,

berbicara lembut, memberi dukungan, responsif, terampil, menghargai, dan

menjelaskan tindakan pada pasien. Selain itu, menurut hasil penelitian yang

dilakukan oleh Anisah, Junaiti, dan Dewi tentang dimensi kecerdasan emosional

dalam memahami dan mendukung orang lain terhadap perilaku caring perawat

menurut persepsi klien tahun 2010 pada 92 orang pasien di ruang rawat inap
5

Rumah Sakit Bondowoso mengungkapkan bahwa perilaku caring perawat yang

dipersepsikan oleh pasien masih kurang, hal ini dikarenakan kurangnya

komunikasi terapeutik antara perawat dengan pasien, perawat juga dinilai kurang

empati kepada pasien, terlihat pada saat pasien tidak membutuhkan bantuan

perawat dan pada saat perawat tidak melakukan tindakan, perawat tidak ada

diruangan bersama klien, tidak duduk disamping klien, perawat jarang

memperkenalkan diri, dan perawat dinilai kurang membantu pasien dalam

mencari solusi untuk mengatasi kecemasan ketika menghadapi kondisi yang tidak

sesuai dengan harapan pasien. Hal lain yang menyebabkan hal tersebut adalah

pelayanan yang diberikan perawat dalam memenuhi aktivitas sehari-hari pasien

(Activity Daily Living) dimana perawat hanya memberi penjelasan tentang

aktifitas yang harus dilakukan oleh pasien tanpa ada upaya melakukan atau

membantu pasien, aktivitas pasien dibantu dan dilakukan sepenuhnya oleh

keluarga. Selain itu, perawat juga kurang memberikan dukungan / memberikan

motivasi kepada pasien dalam proses penyembuhan penyakitnya, kurang

memberikan penjelasan terhadap keluhan dan kondisi kesehatan pasien, perawat

hanya berfokus dalam memberikan program pengobata setiap hari nya.

Berdasarkan uraian diatas, peneliti merasa tertarik untuk melakukan

tela’ah literatur tentang caring perawat dalam melaksanakan asuhan keperawatan

pada pasien yang dirawat di ruang rawat inap.


6

.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan kajian literatur diatas, maka rumusan masalahnya adalah

Bagaimanakah caring perawat dalam melaksanakan asuhan keperawatan pada

pasien yang dirawat di ruang rawat inap?

1.3 Tujuan Penelitian

Untuk menjelaskan caring perawat dalam melaksanakan asuhan

keperawatan pada pasien yang dirawat di ruang rawat inap.

1.4 Manfaat Penelitian

1.4.1 Manfaat Teoritis

Penelitian ini diharapkan dapat menambah ilmu pengetahuan dan

wawasan tentang pentingnya perilaku caring dalam konsep atau teori yang

menyokong pada perkembangan ilmu pengetahuan keperawatan khususnya

yang terkait dengan sikap perawat dalam memberikan asuhan keperawatan

pada pasien.

1.4.2 Manfaat Praktis

Penelitian ini diharapkan dapat memberi masukan bagi perawat ruangan

dalam pelayanan keperawatan yang optimal (aman, berkualitas, memuaskan)

yang salah satu nya dengan penerapan perilaku caring pada saat memberikan

asuhan keperawatan kepada pasien

Anda mungkin juga menyukai