Anda di halaman 1dari 11

7

BAB II
PEMBAHASAN

Bab ini secara berurutan akan membahas tentang Penguat Transistor


Kelas A dan B.

A. PENGUAT TRANSISTOR KELAS A


1.. Pendahuluan
Penguat kelas A adalah penguat yang menguatkan seluruh daur
masukan sehingga keluarannya merupakan salinan asli yang diperbesar
amplitudonya. Penguat kelas A ini dibuat dengan titik kerja diatur agar seluruh
fasa sinyal input diatur agar seluruh fasa output selalu mengalir dan beroperasi
pada daerah linear saja. Fungsi dari penguat kelas A ini adalah sebagai penguat
sinyal kecil.

2. Fungsi Penguat Transistor Kelas A


Penguat kelas A ini dibuat dengan titik kerja diatur agar seluruh fasa sinyal
input diatur agar seluruh fasa output selalu mengalir dan beroperasi pada daerah
linear saja. Fungsi dari penguat kelas A ini adalah sebagai penguat sinyal kecil.

3. Karakteristik Penguat Trasnsistor Kelas A


Karakteristik dari Penguat kelas A ini adalah sebagai berikut:
a. Efisiensi yang rendah (25%-50%).
b. Cocok digunakan untuk modulasi amplitude :AM, ASK, QAM.
c. Lineritas paling bagus.
d. Terjadi perbedaan fasa 180 derajat.
e. Nilai penguatannya >0,7 dengan catatan gelombang keluaran tidak boleh
cacat.
f. Ketika tidak ada sinyal masukan, maka transistor akan tetap mengkonsumsi
arus listrik.
g. Sinyal keluarannya bekerja aktif.

7
8

h. Fidelitas yang tinggi.


i. Bentuk sinyal keluarannya sama persis dengan input.
j. Transistor selalu ON sehingga sebagian besar sumber caru daya terbuang
menjadi panas.
k. Transistor penguat kelas A perlu ditambah dengan pendingin ekstra (misalnya
heatsink yang lebih besar).
l. Cocok digunakan pada penguatan berdaya kecil.

4. Rangkaian Dasar Penguat Trasnsistor Kelas A


Berikut adalah gambar penguat kelas A:

Gambar 10. Rangkaian Dasar Penguat Kelas A

Berdasarkan gambar di atas, beban RL beban hambatan kolektor dan


tegangan output puncak ke puncak Vout = VCC. Sedangkan arus puncak ke puncak
Iout = VCC / RL. Sehingga daya maksimum dari rangkaian ini adalah Pout (max) = Voeff .
Ioeff atau bisa dituliskan :
9

Asumsi untuk pembiasan pada rangkaian ini ideal yaitu V CE = 1/2 VCC dan VCE ini
sebagai level DC, dengan arus DC yang diserap pada RL adalah sebesar:

ICcave = 1/2 IC

Serta daya yang diberikan adalah sebesar :

Dari berbagai persamaan di atas didapat rumus persamaan effisiensi dari


penguat kelas A sebagai berikut :

Berikut adalah gambar yang menunjukkan ilustrasi penguatan sinyal input


serta proyeksinya menjadi sinyal output terhadap garis kurva x-y, dengan rumus
penguatan Vout = ( rc/re )Vin.

Gambar 11. Kurva Penguat Kelas A

Setelah dijelaskan berbagai hal diatas, dapat disimpulkan pula kerugian


dari penguat kelas A ini yaitu tidak semua arus yang mengalir di kolektor
menghasilkan sinyal daya AC. Karena transistor selalu aktif sehingga sebagian
10

besar dari sumber catu daya terbuang menjadi panas, maka pada penguat kelas
A ini perlu ditambah dengan pendingin ekstra seperti heatstink yang lebih besar.
Garis beban pada penguat kelas A ini ditentukan oleh resistor R c dan Re
dari rumus VCC = VCE + Ic (Rc+Re). Sedangkan untuk resistor Ra dan Rb dipasang
untuk menentukan arus biasnya.

Gambar 12. Garis Beban dan Titik Q Penguat Kelas A

Contoh dari penguat kelas A adalah rangkaian dasar penguat transistor


common emitor (CE). Tipe penguat dibuat dengan mengatur arus bias basis
yang sesuai pada titik tertentu untuk mendapatkan titik kerja pada garis beban
rangkaian tersebut. Untuk penguat tipe kelas A arus bias basis dibuat sedemikian
rupa, sehingga titik kerja transistor (Q) berada tepat ditengah kurva garis beban
VCE – IC dari rangkaian penguat tersebut. Contoh rangkaian dasar penguat
transistor tipe kelas A dapat dilihat pada gambar berikut:
11

Gambar 13. Rangkaian Penguat Kelas A

Resistor R1 dan R2 pada rangkaian diatas berfungsi untuk menentukan


arus bias basis. Garis beban rangkaian dasar penguat tipe kelas A diatas
ditentukan oleh konfigurasi resistor Rc dan Re yang dirumuskan sebagai berikut:

Bila Ic = Ie, maka rumus diatas dapat di sederhanakan seperti berikut:

Untuk menentukan arus basis sebaiknya melihat dahulu datasheet


transistor yang digunakan kemudian menentukan nilai resistor Ra dan Rb untuk
menentukan besarnya arus basis (Ib) yang memotong titik Q.
Besar penguatan sinyal AC dapat dihitung dengan teori analisa rangkaian
sinyal AC. Analisa rangkaian AC adalah dengan menghubung singkat setiap
komponen kapasitor C dan secara imajiner menyambungkan VCC ke ground.
Resistor Ra dan Rc dihubungkan ke ground dan semua kapasitor dihubung
singkat. Dengan cara ini rangkaian gambar analisa AC dapat dirangkai menjadi
seperti gambar berikut.

Gambar 14. Rangkaian Setara AC Penguat Transistor Kelas A

Dengan adanya kapasitor Ce nilai Re pada analisa sinyal AC menjadi


tidak berarti. Untuk lebih lanjut dapat mencari literatur yang membahas
penguatan transistor untuk mengetahui bagaimana perhitungan nilai penguatan
transistor secara detail. Penguatan didefenisikan dengan :
12

dimana rc adalah resistansi Rc paralel dengan beban RL (pada penguat akhir,


RL adalah speaker yang biasanya bernilai 4-16 Ohm) dan re` adalah resistansi
penguatan transitor. Nilai re` dapat dihitung dari rumus:

dimana data nilai hfe dan hie dapat diketahui di datasheet transistor. Gambar
berikut menunjukkan ilustrasi penguatan sinyal input serta proyeksinya menjadi
sinyal output terhadap garis kurva x-y rumus penguatan:

Ciri khas dari penguat kelas A adalah, seluruh sinyal output bekerja pada
daerah aktif. Penguat tipe class A disebut sebagai penguat yang memiliki tingkat
fidelitas yang tinggi (hifi). Selama sinyal masih bekerja di daerah aktif, bentuk
sinyal keluarannya akan sama persis dengan sinyal input. Namun penguat kelas
A ini memiliki efisiensi yang rendah kira-kira hanya 25% – 50%. Kondisi ini
karena titik Q yang ada pada titik A, sehingga dalam kondisi tidak ada sinyal
input (atau ketika sinyal input = 0 Vac) transistor tetap bekerja pada daerah aktif
dengan arus bias konstan. Transistor selalu aktif (ON) sehingga sebagian besar
dari sumber catu daya terbuang menjadi panas.

5. Rangkaian Praktis Penguat Trasnsistor Kelas A


Penguat kelas A adalah penguat dengan titik kerja yang berada ditengah
garis beban transistor, berarti berada ditengah-tengah ini adalah tegangan kerja
transistor (VB) adalah 1/2 dari tergangan VCE. Rangkaian dasar penguat
transistor kelas A dapat dilihat pada gambar berikut:

Gambar 15. Rangkaian Penguat Transistor Kelas A


13

ICsat = VCC/RC+RE
IB = VB/RB
VCE cutoff = VCC
VB = VCC.R2/R1+R2
RB = R1.R2/R1+R2
Misalkan:
VCC = 15V, R1 = 33k, R2 = 33k, RC = 1k, dan RE = 100.
maka:
ICsat = 15V/1k+100=0.013A = 13mA
VB = 15V.33k / 33k+33k = 7.5V
RB = R1.R2 / R1+R2 = 33k.33k / 33k+33k = 16500 ohm = 16k5
IB = VB / RB = 7.5V / 16500 = 0.00045A=0.45mA

Grafik titik kerja penguat transistor kelas A :

Gambar 14. Titik Kerja Penguat Transistor Kelas A

B. PENGUAT TRANSISTOR KELAS B


1.. Pendahuluan
Amplifier kelas B adalah penguat yang bekerja dengan titik operasinya
terletak pada ujung kurva karakteristik (titik cut off), sehingga daya operasi
tenang (quescent power)-nya sangat kecil. Apabila sinyal input merupakan
gelombang sinus, maka penguatan yang terjadi hanya berlangsung selama
setengah siklus.
Pada penguat kelas B titik kerjanya berhimpit dengan VCE. Penguat
kelas B dapat dirangkai dengan sepasang transistor NPN dan PNP yang
komplemen.
14

2. Fungsi Penguat Trasnsistor Kelas B


Penguat kelas B cocok dipakai pada penguat akhir sinyal audio karena
bekerja pada level tegangan yang relatif tinggi (diatas 1 Volt). Dalam aplikasinya,
penguat kelas B menggunakan sistem konfigusi push-pull yang dibangun oleh
dua transistor. Penguat Kelas B tunggal jarang dipergunakan dalam praktik,
meskipun dapat dimanfaatkan sebagai penguat daya frekuensi radio (RF) yang
tidak terlalu memperhatikan cacat yang timbul..

3. Karakteristik Penguat Trasnsistor Kelas B


Karakteristik dari Penguat kelas B ini adalah sebagai berikut:
a. Efisiensi lebih tinggi  (50 - 70)%.
b. Ada pemotongan sinyal maka penguat B dibuat B dibuat "push pull"
c. Phush pull/transistor bekerja bergantian antara Q1 (NPN) dan Q2 (PNP).
d. Panas yang dihasilkan tidak terlalu besar.
e. Adanya cacat silang (cros over).
f. Tegangan power supply +, - dan ground.
g. Titik kerja penguat kelas B berada dititik cut-off transistor.
h. Batasan tegangan 0,6V. - See more at:

4. Rangkaian Dasar Penguat Trasnsistor Kelas B


Berikut adalah gambar penguat kelas B:

Gambar 17. Rangkaian Dasar Penguat Transistor Kelas B

Pada amplifier kelas B, transistor bekerja hanya dalam daerah aktif


selama setengah periode. Selama setengah periode lainnya transistor tersebut
tersumbat (cut off). Titik kerja amplifier kelas B (Q) terletak di cut off pada garis
15

beban ac. Keuntungan dari amplifier kelas B adalah lebih kecilnya kehilangan
daya transistor, daya beban dan efisiensi penguatan yang lebih besar.
Efisensi daya amplifier kelas B tergolong tinggi karena mendekati 80%,
sehingga daya yang hilang menjadi panas relatif kecil. Aplikasi amplifier kelas B
secara langsung jarang dijumpai, hanya sebatas pada rangkaian penguat sinyal
yang tidak mempermasalahkan distorsi sinyal seperti pada penguat sinyal beep
komputer atau penguat sinyal untuk buzzer.

Bentuk gelombang output amplifier kelas B dapat dilihat pada gambar


berikut:

Gambar 18. Bentuk Gelombang Output Penguat Transistor Kelas B

Daya output penguatan sinyal (Po) dari amplifier kelas B dapat


diekspresikan dalam persamaan matematik sebagai berikut:

Sedangkan daya DC (Pdc) amplifier kelas B dapat dirumuskan sebagai


berikut :

Dimana Iom adalah arus maksimal dan Vo adalah tegangan output dan VDD
adalah tegangan titik kerja transistor. Untuk keperluan penguat sinyal audio
16

amplifier kelas B dapat digunakan dengan membuat konfigurasi rangkaian


amplifier kelas B secara push-pull. Rangkaian amplifier kelas B push-pull ini juag
merupakan rangkaian dasar power amplifier OT, OCL, OTL maupun BTL.
Power amplifeir kelas B push-pull dibuat menggunakan sumber tegangan
simetris karena penguatan sinyal input dibagi 2 bagian, penguat sinyal puncak
posistif dan penguat sinyal puncak negatif. Proses pemecahan sinyal tersebut
dilakukan oleh D1 dan D2. Untuk power amplifier kelas B push-pull selalu
dikonfigurasikan secara common-emitor yang bertujuan untuk menghindari
terjadinya distorsi sinyal.

Konfigurasi rangkaian dasar power amplifier kelas B secara push-pull dapat


dilihat pada gambar berikut.

Gambar 19. Rangkaian Penguat Transistor Kelas B Push-Pull

4. Rangkaian Praktis Penguat Trasnsistor Kelas B


Penguat kelas B mempunyai efisiensi yang tinggi karena baru bekerja jika
ada sinyal input. Namun karena ada batasan tegangan 0.6 Volt maka penguat
kelas B tidak bekerja jika level sinyal input dibawah 0.6Volt. Hal ini menyebabkan
distorsi (cacat sinyal) yang disebut distorsi cross over, yaitu cacat pada
persimpangan sinyal sinus bagian atas dan bagian bawah.
Penguat kelas B cocok dipakai pada penguat akhir sinyal audio karena
bekerja pada level tegangan yang relatif tinggi (diatas 1 Volt). Dalam aplikasinya,
17

penguat kelas B menggunakan sistem konfigusi push-pull yang dibangun oleh


dua transistor.

Gambar 20. Rangkaian Praktis Penguat Transistor Kelas B

Misalkan:
VCC = 15V, RB = 15k, β = 10,
maka:
IB = VCC/RB = 15V/15k = 1mA
β = IC / IB
IC = β . IB
IC = 10 . 1mA = 10mA
VCE cutoff = Vout = 1/2 VCC = ½ . 15V= 7.5V

Grafik titik kerja penguat transistor kelas B:

Gambar 21. Titik Kerja Penguat Transistor Kelas B

Anda mungkin juga menyukai