KARYA AKHIR
Diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar
Magister Teknologi Informasi
AULIA FAUZIYAH
1306430750
KARYA AKHIR
Diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar
Magister Teknologi Informasi
AULIA FAUZIYAH
1306430750
NPM : 1306430750
Tanda Tangan :
ii
DEWAN PENGUJI
Ditetapkan di : Jakarta
Tanggal : Januari 2015
iii
Puji syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT, karena atas berkat dan rahmat-
Nya, penulis dapat menyelesaikan Karya Akhir ini untuk memenuhi salah satu
syarat untuk mencapai gelar Magister Teknologi Informasi pada Program Studi
Magister Teknologi Informasi, Fakultas Ilmu Komputer – Universitas Indonesia.
Banyak pihak yang membantu penulis mulai dari masa perkuliahan sampai pada
penyusunan karya akhir ini. Oleh karena itu, penulis ingin mengucapkan terima
kasih kepada:
1. Bapak Wahyu Catur Wibowo, Ph.D dan Bapak Denny, Ph.D selaku dosen
pembimbing yang telah menyediakan waktu, tenaga, dan pikiran untuk
mengarahkan dalam penyusunan Karya Akhir ini.
2. Bapak Dr. Petrus Mursanto dan Bapak Dr. Indra Budi selaku dosen penguji
yang telah memberi masukan untuk Karya Akhir ini.
3. Narasumber di Pusintek Kementerian Keuangan dan pihak-pihak terkait yang
telah membantu dalam mendapatkan data dan informasi untuk bahan
penelitian Karya Akhir ini.
4. Bapak/Ibu dosen pengajar yang telah memberikan ilmu selama penulis
menjadi mahasiswa Magister Teknologi Informasi.
5. Orang tua dan keluarga yang terus-menerus memberikan semangat untuk
menyelesaikan Karya Akhir ini.
6. Mas Wiryo, Mas Ganda, Bu Dewi, dan seluruh staf serta petugas pengamanan
di Magister Teknologi Informasi, yang telah membantu kelancaran
perkuliahan dan penyelesaian Karya Akhir ini.
7. Rekan-rekan MTI GCIO 2013SA, Mutia, Mita, Yanti, Christin, Ndaru, Ely,
Aly, Andrianto, Amir, Ahlijati, Roqi, Risna, Zainudin, dan semua yang tidak
dapat disebutkan satu persatu.
8. Rekan-rekan di Pusintek Kementerian Keuangan yang selalu menanyakan
perkembangan dan memberikan semangat penyelesaian Karya Akhir, Henny,
Setiawan, Sahat, Batara, Arien, Tri Budi, Christina Widyasari, dan semua
yang tidak dapat disebutkan satu persatu.
iv
Penulis
Dibuat di : Jakarta
Pada Tanggal : 12 Januari 2015
Yang menyatakan
Aulia Fauziyah
vi
This study was conducted to evaluate and analyze the maturity level of project
management implementation in Pusintek Ministry of Finance. Maturity model
used is Project Management Maturity Model (PMMM) which is adapted to the
Project Management Body of Knowledge (PMBOK).
The result of this study indicates that the project management maturity level in
Pusintek Ministry of Finance is level 2. It means that Pusintek already have
policies and standards in the implementation of project management. However,
based on the evaluation and documents observation conducted by this study, the
implementation of project management have not been fully based on the policies.
According to PMMM, level 2 shows the lack of consistency in the understanding
and implementation of project management.
This study also provides some recommendations that can be done by Pusintek to
achieve the maturity level 3. The recommendations are grouped into three aspects:
policy, by disseminating the policy and developing the necessary procedures;
human resource, by providing project management, project management
evaluation, and management program training, and evaluating and measuring the
performance of the project team; and technology, by more using the project
management tools and systems.
x Universitas Indonesia
xi Universitas Indonesia
Gambar 1.1 Akar penyebab permasalahan manajemen proyek pada Pusintek ....... 4
Gambar 2.1 Hubungan antara proyek, program, dan portofolio ........................... 13
Gambar 2.2 Project life cycle ................................................................................ 15
Gambar 2.3 System development life cycle ........................................................... 16
Gambar 2.4 Hubungan antara project life cycle dan system development life cycle
............................................................................................................ 17
Gambar 2.5 Alur kegiatan dari 5 process group manajemen proyek ................... 19
Gambar 2.6 Interaksi antara process group pada sebuah proyek atau fase proyek
............................................................................................................ 20
Gambar 2.7 Pemetaan process group dan knowledge area manajemen proyek ... 22
Gambar 2.8 Struktur PMMM ................................................................................ 24
Gambar 2.9 Hubungan antara knowledge, assessment, dan improvement ............ 27
Gambar 2.10 Hubungan antara 3 (tiga) model pada P3M3 .................................. 28
Gambar 2.11 Kerangka berpikir penelitian ........................................................... 35
Gambar 3.1 Tahapan penelitian ............................................................................ 37
Gambar 3.2 Pernyataan pada formulir pemeriksaan ............................................. 41
Gambar 3.3 Contoh pengisian formulir pemeriksaan ........................................... 42
Gambar 4.1 Struktur organisasi Pusintek .............................................................. 46
Gambar 5.1 Grafik tingkat kematangan masing-masing proyek .......................... 73
Gambar 5.2 Diagram tingkat kematangan manajemen proyek ............................. 74
Pada bab ini dijelaskan mengenai latar belakang, permasalahan, tujuan dan
manfaat, serta ruang lingkup dari penelitian ini.
BAB 1 PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Perkembangan implementasi teknologi informasi dan komunikasi (TIK) di
Indonesia saat ini semakin meningkat pesat. Perkembangan teknologi ini juga
menyentuh banyak aspek, diantaranya adalah kepemerintahan, baik untuk
peningkatan kinerja internal organisasi, maupun untuk peningkatan kualitas
layanan publik.
Dalam rangka mencapai salah satu sasaran strategis Pusintek, yaitu penerapan tata
kelola layanan TIK yang optimal, maka perlu dilakukan pembinaan terhadap
kepatuhan penerapan kebijakan yang berlaku. Butir ketujuh pada KMK Nomor
330/KMK.01/2011 juga menyebutkan bahwa kebijakan dan standar manajemen
1 Universitas Indonesia
1.2 Permasalahan
Pusat Sistem Informasi dan Teknologi Keuangan (Pusintek) merupakan salah satu
unit eselon II di Kementerian Keuangan yang bertugas untuk memberikan layanan
teknologi informasi dan komunikasi (TIK) kepada seluruh unit di lingkungan
Kementerian Keuangan. Pusintek memiliki visi yaitu menjadi penggerak utama
dalam penyelenggaraan TIK dalam rangka mewujudkan tercapainya pengelolaan
keuangan dan kekayaan negara yang terpercaya dan akuntabel.
Pusintek sebagai unit TIK pusat Kementerian Keuangan memiliki banyak proyek
TIK strategis untuk mendukung kegiatan layanan TIK yang diberikan kepada
seluruh unit di lingkungan Kementerian Keuangan. Pusintek memiliki unit yang
bertugas mengawasi, memantau, dan mengelola pelaksanaan proyek TIK. Unit
tersebut adalah Subbidang Manajemen Program.
Sejak tahun 2012 pelaksanaan proyek TIK di Pusintek mengacu pada KMK
Nomor 330/KMK.01/2011 tentang Kebijakan dan Standar Manajemen Proyek
TIK di lingkungan Kementerian Keuangan. Dengan adanya kebijakan tersebut,
diharapkan pelaksanaan proyek TIK di Pusintek menjadi lebih efektif, optimal,
dan akuntabel sesuai dengan tujuan dan sasaran proyek yang telah ditetapkan.
Namun, hingga saat ini pelaksanaan kegiatan proyek TIK di Pusintek masih
memiliki beberapa permasalahan.
Universitas Indonesia
Sedangkan untuk proyek TIK yang dilakukan oleh pihak ketiga, keterlambatan
juga sering terjadi terutama pada penyerahan deliverable atau laporan kegiatan
sesuai yang telah disepakati. Pada tahun 2013, sebanyak 38% penyelesaian proyek
pengadaan barang modal di Pusintek terlambat. Hal ini dapat mengakibatkan
pihak ketiga mendapatkan sanksi atau pinalti.
Hasil pekerjaan proyek yang dilakukan oleh pihak ketiga juga seringkali kurang
memenuhi tujuan dan sasaran proyek. Hal ini terlihat dari hasil evaluasi yang
dilakukan oleh pengawas proyek dan pejabat pembuat komitmen. Sebanyak 25%
hasil proyek pengadaan barang modal tidak sesuai dengan ruang lingkup yang
didefinisikan. Akibatnya, hasil dari proyek-proyek TIK yang telah dilakukan itu
seringkali tidak dimanfaatkan kembali di masa yang akan datang. Hal ini
membuat pelaksanaan proyek yang dilakukan dan biaya yang dikeluarkan menjadi
sia-sia dan tidak bermanfaat.
Universitas Indonesia
Selain itu, dalam rangka mencapai salah satu sasaran strategis Pusintek, yaitu
penerapan tata kelola layanan TIK yang optimal, maka perlu dilakukan pembinaan
terhadap kepatuhan penerapan kebijakan yang berlaku. Salah satu Indikator
Kinerja Utama (IKU) Pusintek tahun 2014 yang mendukung sasaran strategis
tersebut adalah Tingkat Kepatuhan Penerapan Tata Kelola TIK. Pada IKU
tersebut, termasuk mencakup tingkat kepatuhan atau kematangan penerapan
manajemen proyek di Pusintek sesuai KMK Nomor 330/KMK.01/2011. Target
dari tingkat kepatuhan penerapan manajemen proyek di Pusintek pada tahun 2014
adalah tingkat 2.5.
Kurang memadainya
Kurangnya peran
alokasi sumber daya
PMO di Pusintek pelaksanaan dan
manusia
pengelolaan
proyek di
Belum dilakukan evaluasi
Pusintek belum
pelaksanaan manajemen efektif dan
Kurangnya pemanfaatan
proyek sesuai ketentuan optimal
yang berlaku
sistem manajemen
proyek yang telah Belum dilakukan
dimiliki pengukuran tingkat
kematangan manajemen
proyek
Teknologi Kebijakan
Penjelasan dari analisis fishbone pada Gambar 1.1 adalah sebagai berikut:
1. Faktor Organisasi
3. Faktor Kebijakan
4. Faktor Teknologi
Dari Gambar 1.1 dapat dilihat bahwa salah satu penyebab permasalahan adalah
pelaksanaan dan pengelolaan proyek di Pusintek belum dievaluasi dan dihitung
tingkat kematangannya. Oleh karena itu, dalam rangka pencapaian tujuan dan
sasaran manajemen proyek sesuai KMK Nomor 330/KMK.01/2011, Pusintek
perlu melakukan analisis tingkat kematangan pelaksanaan manajemen proyek.
Dengan mengetahui tingkat kematangan manajemen proyek, Pusintek dapat
melakukan evaluasi dan memberikan rekomendasi perbaikan terhadap
pelaksanaan manajemen proyek agar berjalan dengan baik sesuai KMK Nomor
330/KMK.01/2011.
Universitas Indonesia
Universitas Indonesia
BAB 1 PENDAHULUAN
Bab ini menjelaskan mengenai latar belakang, permasalahan, tujuan dan manfaat,
serta ruang lingkup dari penelitian ini.
Bab ini menjelaskan mengenai landasan teori yang digunakan untuk penyelesaian
masalah. Teori yang digunakan adalah konsep mengenai proyek, manajemen
proyek, dan model tingkat kematangan manajemen proyek. Selain itu bab ini juga
menjelaskan beberapa penelitian sebelumnya dan kerangka berpikir yang dapat
digunakan sebagai dasar dalam penelitian ini.
Bab ini menjelaskan mengenai struktur organisasi yang terdiri atas visi dan misi
organisasi, tugas pokok dan fungsi organisasi, serta struktur organisasi.
Bab ini merupakan inti dari penelitian ini yang menjelaskan mengenai analisis
tingkat kematangan manajemen proyek di Pusintek Kementerian Keuangan.
Bab ini berisi tentang kesimpulan dan saran dari hasil penelitian ini.
Universitas Indonesia
Bab ini menjelaskan mengenai landasan teori yang digunakan untuk penyelesaian
masalah. Teori yang digunakan adalah konsep mengenai proyek, manajemen
proyek, dan tingkat kematangan manajemen proyek.
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Proyek
Menurut Project Management Body of Knowledge (PMBoK) yang diterbitkan
oleh Project Management Institute (PMI) edisi kelima (2013), proyek adalah
usaha sementara yang dilakukan untuk membuat produk, jasa, atau hasil yang
unik. Sifat sementara dari proyek ini menunjukkan bahwa proyek memiliki awal
dan akhir. Akhir dari proyek tercapai ketika tujuan proyek telah dicapai atau
ketika proyek dihentikan karena tujuannya tidak akan atau tidak dapat dipenuhi,
atau ketika tidak ada lagi kebutuhan untuk proyek. Sebuah proyek juga dapat
dihentikan jika klien (pelanggan, sponsor, atau pihak ketiga) ingin mengakhiri
proyek. Sifat sementara dari proyek tidak berarti durasi dari proyek ini adalah
singkat. Sifat sementara juga tidak berlaku untuk produk, layanan, atau hasil yang
dibuat oleh proyek. Sebagian besar proyek dilakukan untuk menciptakan hasil
yang bersifat abadi. Misalnya, proyek untuk membangun sebuah monumen
nasional akan menciptakan hasil yang diharapkan dapat berdiri selama berabad-
abad. Proyek juga dapat memiliki dampak sosial, ekonomi, dan lingkungan yang
daur hidupnya lebih lama dari proyek itu sendiri.
Proyek juga dapat dilihat dari segi atribut kerangka waktu, tujuan, kepemilikan,
sumber daya, peran, risiko dan asumsi, ketergantungan tugas, perubahan
organisasi, dan beroperasi di lingkungan yang lebih besar dari proyek itu sendiri
(Marchewka, 2013). Penjelasan dari masing-masing atribut tersebut antara lain:
a. Kerangka waktu
Karena proyek merupakan usaha sementara, maka proyek memiliki awal dan
akhir. Sebagian besar proyek dimulai pada suatu waktu tertentu dan waktu
penyelesaian telah diestimasi. Di sisi lain, sebagian besar proyek memiliki
8 Universitas Indonesia
b. Tujuan
Proyek dilakukan untuk mencapai sebuah tujuan tertentu. Sebuah proyek TIK
dapat menghasilkan sebuah sistem, paket software, atau sebuah rekomendasi
berdasarkan pengetahuan atau best practice tertentu. Tujuan dari sebuah
proyek harus menghasilkan sesuatu yang berwujud atau suatu nilai untuk
organisasi. Tujuan tersebut yang akan mengarahkan proyek untuk
mendefinisikan pekerjaan yang dilakukan sesuai jadwal, biaya, dan
memberikan arah yang jelas untuk anggota tim proyek.
c. Kepimilikan
Sebuah proyek harus memberikan sesuatu yang bernilai bagi seseorang atau
sekelompok orang yang akan memiliki hasil atau produk dari proyek yang
diselesaikan. Sebuah proyek memungkinkan untuk dimiliki oleh banyak
stakeholder. Namun, proyek harus mengetahui secara jelas siapakah sponsor
atau pihak yang membiayai proyek. Sponsor bisa jadi seorang eksekutif,
pengguna, konsumen, atau klien yang memiliki kemampuan dan keinginan
untuk membarikan arahan, biaya, dan sumber daya lain yang dibutuhkan oleh
proyek.
d. Sumber daya
Proyek TIK membutuhkan waktu, biaya, sumber daya manusia, dan teknologi.
Sumber daya memberikan arti penting untuk pencapaian tujuan proyek dan
juga berlaku sebagai aturan. Maksudnya adalah jumlah sumber daya
menentukan apa yang akan dilakukan oleh proyek. Ruang lingkup, jadwal
pelaksanaan atau schedule, dan biaya adalah tiga hal yang memiliki
ketergantungan satu sama lain dalam mencapai sebuah tujuan proyek. Apabila
ruang lingkup bertambah, maka schedule dan biaya juga harus ditambah.
Namun apabila schedule dan sumber daya manusia tidak dapat ditambah,
maka biaya atau ruang lingkup yang harus dikurangi. Ketiganya seringkali
disebut sebagai triple constraint.
Universitas Indonesia
e. Peran
Semua proyek pasti memiliki risiko dan beberapa proyek mungkin memiliki
risiko yang tinggi dibandingkan proyek lainnya. Risiko, baik internal maupun
eksternal, dapat mempengaruhi pelaksanaan proyek. Asumsi merupakan salah
satu bentuk risiko yang digunakan dalam proyek untuk menentukan prediksi
dan peramalan atau forecast.
g. Ketergantungan tugas
Dalam sebuah proyek, terdapat beberapa tugas atau pekerjaan yang saling
memiliki ketergantungan. Proyek juga seringkali dikarakteristikan sebagai
progressive elaboration, dimana sebagian besar tugas dalam proyek dilakukan
secara bertahap dan bertingkat.
h. Perubahan organisasi
Organisasi memilih sebuah proyek untuk sejumlah alas an dan proyek yang
dipilih dapat memberi dampak untuk organisasi. Penting bagi seorang manajer
dan anggota tim proyek untuk memahami kebiasaan, lingkungan, dan kondisi
politik dari suatu organisasi.
Sebuah proyek juga dapat dianggap sebagai rangkaian kegiatan dan tugas-tugas
yang (Kerzner, 2006):
a. memiliki tujuan tertentu untuk diselesaikan dalam spesifikasi tertentu;
b. telah didefinisikan waktu dimulai dan diakhiri;
c. memiliki batas pendanaan (jika ada);
Universitas Indonesia
Dari beberapa definisi proyek tersebut, dapat disimpulkan bahwa proyek adalah
sebuah usaha yang dilakukan untuk tujuan tertentu, diselesaikan dalam jangka
waktu tertentu, dan menghasilkan barang atau jasa yang unik.
Setiap proyek menciptakan produk, layanan, maupun hasil yang unik. Hasil dari
proyek dapat berwujud ataupun tidak berwujud. Meskipun terdapat elemen yang
sama dan berulang terjadi pada beberapa kegiatan proyek, hal ini tidak mengubah
dasar dan karakteristik unik dari pekerjaan proyek. Misalnya, gedung perkantoran
dapat dibangun dengan bahan yang sama dan oleh tim yang sama. Namun, setiap
proyek pembangunan tetap bersifat unik karena lokasi yang berbeda, desain yang
berbeda, keadaan dan situasi yang berbeda, pemangku kepentingan yang berbeda,
dan lain sebagainya (Project Management Institute, 2013).
Universitas Indonesia
sifat unik dari proyek, mungkin ada ketidakpastian atau perbedaan dalam produk,
jasa, atau hasil yang diciptakan oleh proyek. Kegiatan proyek dapat merupakan
hal baru untuk anggota tim proyek, yang mungkin memerlukan perencanaan yang
lebih khusus daripada pekerjaan rutin lainnya. Selain itu, proyek-proyek dilakukan
pada seluruh tingkat organisasi. Sebuah proyek dapat melibatkan satu atau
beberapa individu dan satu atau beberapa unit organisasi dari beberapa organisasi
(Project Management Institute, 2013).
Universitas Indonesia
Universitas Indonesia
Merupakan langkah awal dari sebuah proyek. Tujuan proyek harus fokus pada
memberikan nilai kepada organisasi. Tujuan yang didefinisikan dengan baik
akan membuat tim proyek memiliki fokus yang jelas dalam menjalankan
proyek.
2. Plan Project
Universitas Indonesia
4. Close Project
5. Evaluate Project
Evaluasi terhadap proyek perlu dilakukan karena tujuan atau nilai dari sebuah
proyek TI seringkali baru dapat diukur pada beberapa waktu setelah
implementasi proyek. Seorang manajer proyek juga perlu melakukan evaluasi
atas kinerja anggota tim. Selain itu, organisasi juga perlu melakukan evaluasi
apakah proyek yang dilakukan dikelola dengan baik dan memenuhi standar
atau kebijakan yang berlaku.
Fase analisis mencoba untuk menyelidiki masalah atau peluang lebih dalam.
Secara umum, analis sistem akan bertemu dengan berbagai stakeholder untuk
mempelajari lebih lanjut tentang masalah atau peluang. Upaya ini dilakukan untuk
mengidentifikasi dan mendokumentasikan masalah atau hambatan terkait dengan
sistem saat ini.
Selama fase desain, tim proyek menggunakan requirement dan model yang
diharapkan sebagai masukan dalam merancang arsitektur dan mendukung sistem
informasi baru. Arsitektur mencakup merancang jaringan, konfigurasi perangkat
keras, basis data, tampilan antarmuka, dan program aplikasi.
Meskipun fase pemeliharaan dan dukungan bukan fase utama dalam proyek, fase
ini masih menjadi hal yang penting. Setelah sistem telah diterapkan, sistem berada
pada area produksi. Perubahan sistem dalam hal pemeliharaan dan penambahan
perangkat atau fitur, permintaan akan sering terjadi untuk memperbaiki kesalahan
Universitas Indonesia
yang ditemukan dalam sistem, untuk menambahkan fitur yang sebelumnya tidak
termasuk dalam desain, atau untuk menyesuaikan diri dengan lingkungan bisnis
yang berubah. Dukungan berupa call center atau help desk juga diperlukan untuk
membantu pengguna dalam memenuhi kebutuhan.
SDLC merupakan bagian dari PLC. PLC fokus pada fase, proses, tools,
knowledge, dan kemampuan untuk mengelola proyek, sedangkan SDLC fokus
pada membuat dan mengimplementasikan produk atau hasil dari sebuah proyek
(Marchewka, 2013). Gambar 2.4 menunjukkan ilustrasi dari hubungan antara PLC
dan SDLC.
Gambar 2.4 Hubungan antara project life cycle dan system development life cycle
(Sumber: Marchewka, 2013)
a. Initiating
Process group ini terdiri dari proses-proses yang dilakukan untuk menentukan
sebuah proyek baru atau fase baru pada sebuah proyek yang sudah ada dengan
Universitas Indonesia
mendapatkan otorisasi untuk memulai proyek atau fase. Pada proses inisiasi
ini, ruang lingkup awal dan sumber daya keuangan didefinisikan. Para
stakeholder baik dari internal maupun eksternal yang akan berinteraksi,
terlibat, dan mempengaruhi hasil keseluruhan proyek diidentifikasi. Jika belum
ditetapkan, manajer proyek akan dipilih. Informasi-informasi tersebut
dituangkan dalam Project Charter dan Stakeholder Register. Saat Project
Charter telah disetujui, maka proyek ini menjadi resmi dilakukan.
b. Planning
Process group ini terdiri dari proses-proses yang dilakukan untuk menetapkan
seluruh ruang lingkup, mendefinisikan dan menyempurnakan tujuan, serta
mengembangkan tindakan-tindakan yang diperlukan untuk mencapai tujuan
tersebut. Proses perencanaan ini mengembangkan Project Management Plan
dan dokumen proyek lainnya yang akan digunakan untuk melaksanakan proyek
tersebut. Perubahan signifikan yang terjadi sepanjang siklus hidup proyek
dapat memicu kebutuhan untuk meninjau kembali satu atau lebih dari proses
perencanaan dan atau beberapa proses inisiasi. Manfaat utama dari proses ini
adalah untuk menggambarkan strategi yang selaras dengan tindakan yang
dilakukan untuk keberhasilan menyelesaikan proyek atau fase. Proses ini
menunjukkan bagaimana sebuah tindakan akan dilakukan dan mengaturnya
agar mencapai tujuan yang diinginkan.
c. Executing
Universitas Indonesia
Process Group ini terdiri dari proses-proses yang diperlukan untuk melacak,
me-review, dan mengatur progres dan kinerja proyek; mengidentifikasi
knowledge area dimana perubahan terhadap perencanaan diperlukan; serta
melakukan tindakan terhadap perubahan yang terjadi. Manfaat utama dari
proses ini adalah kinerja proyek diukur dan dianalisis secara berkala atau pada
kondisi pengecualian untuk mengidentifikasi apabila diperlukan perubahan
pada Project Management Plan.
e. Closing
Alur kegiatan dari lima process group manajemen proyek tersebut diilustrasikan
seperti pada Gambar 2.5.
Pelaksanaan dari process group tersebut bisa terjadi pada waktu yang bersamaan
di sebuah proyek atau fase proyek (Project Management Institute, 2013). Pada
umumnya, keluaran dari sebuah proses akan menjadi masukan untuk proses
Universitas Indonesia
lainnya. Interaksi antara process group pada sebuah proyek atau fase proyek dapat
dilihat pada Gambar 2.6.
Gambar 2.6 Interaksi antara process group pada sebuah proyek atau fase proyek
(Sumber: Project Management Institute, 2013)
mendefinisikan dan mengontrol apa yang ada dan yang tidak ada dalam
proyek.
3. Project Time Management meliputi proses-proses yang dibutuhkan untuk
mengelola waktu penyelesaian proyek.
4. Project Cost Management meliputi proses-proses yang melibatkan
perencanaan, estimasi, penentuan anggaran, keuangan, serta pengelolaan dan
pengawasan biaya sehingga proyek dapat diselesaikan sesuai anggaran yang
telah disetujui.
5. Project Quality Management meliputi proses dan aktivitas untuk memastikan
kebutuhan proyek termasuk kebutuhan terkait hasil proyek terpenuhi.
6. Project Human Resource Management meliputi proses yang mengatur,
mengelola, dan memimpin tim proyek. Tim proyek merupakan orang-orang
yang mempunyai tugas dan tanggung jawab untuk menyelesaikan proyek.
7. Project Communications Management meliputi proses-proses yang
dibutuhkan untuk memastikan perencanaan, pengumpulan, penyusunan,
penyebaran, penyimpanan, penelusuran, pengelolaan, pengawasan, dan
disposisi informasi proyek dilakukan dengan baik.
8. Project Risk Management meliputi proses untuk menyusun perencanaan
manajemen risiko, analisis identifikasi, perencanaan respon, dan pengawasan
risiko dalam suatu proyek. Tujuan dari manajemen risiko proyek adalah untuk
meningkatkan kemungkinan dan dampak positif serta mengurangi
kemungkinan dan dampak yang negatif pada suatu proyek.
9. Project Procurement Management meliputi proses yang dibutuhkan untuk
menyediakan barang, layanan, atau hasil yang dibutuhkan selain dari tim
proyek.
10. Project Stakeholder Management meliputi proses-proses yang dibutuhkan
untuk mengidentifikasi seseorang, sekelompok, atau organisasi yang memiliki
kepentingan terhadap proyek, untuk menganalisis harapan stakeholder dan
dampaknya terhadap proyek, serta untuk mengembangkan strategi
manajemen untuk menjalin hubungan yang baik dengan stakeholder dalam
pengambilan keputusan proyek.
Universitas Indonesia
Gambar 2.7 Pemetaan process group dan knowledge area manajemen proyek
(Sumber: Project Management Institute, 2013)
Universitas Indonesia
2.3.1 PMMM
PMMM (Project Management Maturity Model) merupakan standar yang
dikembangkan oleh PM Solutions dan digunakan untuk mengukur tingkat
kematangan manajemen proyek pada sebuah organisasi. Setelah tingkat
kematangan dan area perbaikan diidentifikasi, PMMM menyediakan sebuah
roadmap dan langkah-langkah yang dibutuhkan untuk melakukan rencana
perbaikan dan peningkatan tingkat kematangan (Crawford, 2002). Gambar 2.8
menujukkan struktur PMMM. Model ini merefleksikan 47 proses manajemen
proyek sesuai PMBoK (Project Management Institute, 2013).
Meskipun terdapat proses manajemen proyek, tidak ada standar dan prosedur
untuk menjalankan proses manajemen proyek. Pelaksanaan proyek juga tidak
mengacu pada standar yang spesifik dan dokumentasi bersifat ad hoc.
Manajemen memahami definisi proyek dan menyadari kebutuhan untuk
manajemen proyek.
Universitas Indonesia
sistematis. Terdapat metrik dasar untuk memantau biaya proyek, jadwal, dan
kinerja teknis, meskipun data dikumpulkan secara manual.
Universitas Indonesia
Universitas Indonesia
2.3.2 OPM3
OPM3 (Organizational Project Management Maturity Model) adalah sebuah
standar yang dikembangkan oleh Project Management Institute (PMI). Tujuan
dari standar ini adalah untuk menyediakan sebuah solusi untuk sebuah organisasi
untuk memahami manajemen proyek organisasi dan untuk mengukur tingkat
kematangan berdasarkan best practice manajemen proyek. OPM3 juga membantu
organisasi untuk meningkatkan tingkat kematangan manajemen proyek organisasi
dan memberikan rencana perbaikan. OPM3 mengukur tingkat kematangan
manajemen proyek hingga manajemen program dan portofolio (Project
Management Institute, 2003).
Terdapat tiga elemen dasar dalam menerapkan OPM3 pada suatu organisasi
(Project Management Institute, 2003), yaitu:
1. Knowledge
2. Assesment
3. Improvement
Bagi sebagian besar pengguna, daftar kapabilitas dari organisasi yang belum
dikembangkan dengan baik akan menjadi bagian dari hasil assessment. OPM3
menyediakan panduan untuk mengurutkan berdasarkan tingkat kepentingan
dan kebutuhan organisasi. Rencana implementasi perbaikan yang dilakukan
oleh organisasi mencakup pengembangan organisasi, manajemen perubahan,
restukturisasi, dan lain sebagainya.
Universitas Indonesia
2.3.3 P3M3
P3M3 (Portfolio, Programme, and Project Management Maturity Model)
merupakan sebuah standar yang dikembangkan oleh Office Government
Commerce (OGC). P3M3 terdiri dari tiga model individu (Sowden, 2013), yaitu:
1. Portfolio Management Maturity Model (PfM3)
2. Programme Management Maturity Model (PgM3)
3. Project Management Maturity Model (PjM3)
Gambar 2.10 menunjukkan hubungan antara tiga model pada P3M3. Walaupun
berhubungan, tidak ada saling ketergantungan antara ketiga model tersebut.
Sehingga, assessment dapat dilakukan pada bagian tertentu saja.
Universitas Indonesia
P3M3 fokus pada tujuh perspektif proses yang dapat diterapkan pada ketiga model
dan dapat diukur pada semua tingkat kematangan. Proses-proses tersebut antara
lain:
1. Management Control
2. Benefits Management
3. Financial Management
4. Stakeholder Engagement
5. Risk Management
6. Organizational Governance
7. Resource Management
Universitas Indonesia
Dari Tabel 2.1 dapat dilihat bahwa CMM dan CMMMI mengukur kematangan
proses. CMM dan CMMI fokus pada key processes pada pembangunan software,
pembangunan system dan produk terinterintegrasi, dan lain sebagainya.
Sedangkan PMMM yang dikembangkan oleh PM Solutions dan P2MM yang
dikembangkan oleh Office Government Commerce (OGC) mengukur kematangan
proyek dan fokus pada manajemen proyek, knowledge area, dan daur hidup
proyek. Kemudian OPM3 yang dikembangkan oleh PMI dan P3M3 yang
dikembangkan oleh OGC mengukur kematangan manajemen proyek organisasi
dan fokus pada manajemen proyek, program, dan portofolio.
Universitas Indonesia
Oleh karena itu, sesuai perbandingan modul tingkat kematangan yang telah
ditunjukkan oleh Tabel 2.1, maka penelitian ini akan menggunakan metode atau
model PMMM untuk mengukur tingkat kematangan manajemen proyek di
Pusintek. Adapun alasannya adalah PMMM fokus pada manajemen proyek dan
proses-proses yang terdapat pada knowledge area dan memiliki korelasi dengan
KMK Nomor 330/KMK.01/2011 yang telah menjadi acuan dalam pelaksanaan
manajemen proyek di Pusintek.
Universitas Indonesia
Universitas Indonesia
Metode atau model yang digunakan adalah Project Management Maturity Model
(PMMM). Hasil dari penelitian ini adalah rata-rata tingkat kematangan
manajemen proyek pada organisasi-organisasi di Kroasia adalah 1.75 dari 5.
Selain itu, hasil dari penelitian ini juga menunjukkan bahwa terdapat perbedaan
tingkat kematangan pada masing-masing industri, ukuran organisasi, serta pasar
dimana organisasi tersebut berada. Perbedaan tersebut menandakan bahwa
terdapat hubungan antara kinerja organisasi dengan tingkat kematangan
manajemen proyek. Penelitian ini juga menunjukkan bahwa terdapat korelasi yang
tinggi antara kematangan proses dan kematangan lingkungan manajemen proyek,
serta kematangan dapat dianggap sama dari kedua perspektif.
Universitas Indonesia
Supic. Metode yang digunakan juga sama yaitu PMMM. Perbandingan penelitian-
penelitian sebelumnya lebih lanjut dijelaskan pada Tabel 2.2.
Universitas Indonesia
Universitas Indonesia
Universitas Indonesia
Marchewka, 2013; Kerzner, 2006; dst) dan penelitian yang relevan (Pennypacker,
et al., 2006; Guangshe, et al., 2008; Supic, 2005) yang relevan.
Universitas Indonesia
37 Universitas Indonesia
1. Identifikasi Masalah
2. Tinjauan Pustaka
Universitas Indonesia
penelitian ini menjadi dasar dalam menggali tinjauan pustaka yang dibutuhkan
dalam penelitian ini. Tahapan tinjauan pustaka ini menghasilkan berbagai
macam teori dan penelitian sebelumnya yang relevan terkait manajemen
proyek. Selain itu, pada tahapan ini juga menghasilkan kerangka berpikir yang
menjadi dasar dalam penyusunan metodologi atau tahapan-tahapan
penyelesaian penelitian ini.
3. Identifikasi Metodologi
Dari teori dan penelitian sebelumnya yang relevan, serta kerangka berpikir
yang telah ditentukan sebelumnya, kemudian perlu dilakukan identifikasi
metodologi yang meliputi tahapan-tahapan dalam melaksanakan penelitian ini.
Tahapan penelitian perlu didefinisikan karena merupakan agenda dari
penelitian ini. Metode yang dilakukan dalam tahapan ini adalah studi literatur.
6. Pengumpulan Data
Universitas Indonesia
1. Data Primer
Data primer merupakan data yang didapatkan oleh penulis secara langsung
terkait penelitian yang dilakukan. Data primer didapatkan melalui wawancara,
observasi dokumen, dan lain sebagainya. Data inilah yang menjadi sumber
data utama dalam melakukan penelitian ini.
2. Data Sekunder
Data sekunder merupakan data yang didapatkan oleh penulis dari hasil studi
literatur seperti dari buku, jurnal, dokumen organisasi, dan lain sebagainya.
Data ini merupakan data pendukung dari data primer penelitian ini.
1. Wawancara
2. Observasi
Universitas Indonesia
Untuk mencapai tingkat kematangan tertentu, organisasi atau sebuah tim proyek
harus memenuhi seluruh kriteria pada tingkat kematangan tersebut. Apabila
organisasi atau tim proyek tidak memenuhi sebuah kriteria tertentu, maka tingkat
kematangan untuk sebuah proses manajemen proyek adalah pada saat kriteria
tersebut tidak terpenuhi. Contoh pengisian formulir pemeriksaan dapat dilihat
pada Gambar 3.3. Pengisian formulir pemeriksaan juga disertai dengan proses
wawancara dan observasi dokumen sesuai persyaratan yang ditentukan.
Lanjut ke
nomor 2
Universitas Indonesia
Dari hasil analisis tersebut, maka penulis dapat menyusun beberapa rekomendasi
yang dapat dilakukan oleh Pusintek. Rekomendasi diharapkan dapat membantu
mencapai tingkat kematangan manajemen proyek sesuai yang diharapkan oleh
Pusintek Kementerian Keuangan.
Universitas Indonesia
Bab ini menjelaskan mengenai profil organisasi yang terdiri atas tugas dan fungsi,
visi dan misi organisasi, serta struktur organisasi. Selain itu, bab ini juga
menjelaskan mengenai tugas dari Project Management Office yang berperan
sebagai koordinator manajemen proyek di Pusintek Kementerian Keuangan.
BAB 4 PROFIL ORGANISASI
4.1 Profil
Pusat Sistem Informasi dan Teknologi Keuangan (Pusintek) dibentuk berdasarkan
Keputusan Menteri Keuangan (KMK) Nomor 302/KMK.01/2004. KMK ini
merupakan tindak lanjut dari Keputusan Presiden Nomor (Keppres) 35 Tahun
2004 tentang Kedudukan, Tugas, Fungsi, Kewenangan, Susunan Organisasi, dan
Tata Kerja Kementerian Keuangan serta Keppres Nomor 36 Tahun 2004 tentang
Unit Organisasi dan Tugas Eselon I Kementerian Keuangan.
Universitas Indonesia
Universitas Indonesia
Beberapa uraian tugas dan kegiatan Subbidang Manajemen Program yang terkait
manajemen proyek, antara lain:
Universitas Indonesia
Universitas Indonesia
49 Universitas Indonesia
Tabel 5.1 menunjukkan formulir pemeriksaan yang terdiri dari kriteria yang harus
dipenuhi beserta tingkatan kematangan dari masing-masing kriteria.
Universitas Indonesia
PMBoK memiliki dua edisi terakhir yaitu edisi keempat (2008) dan edisi kelima
(2013). Tabel 5.2 menunjukkan perbedaan antara PMBoK edisi keempat dan
kelima. Terdapat tujuh proses manajemen proyek yang ditambahkan pada
PMBoK edisi kelima serta dua proses manajemen proyek yang dihapus pada
PMBoK edisi keempat. PMBoK edisi kelima mulai diterapkan secara resmi sejak
bulan Juli 2013. Pada umumnya, penambahan proses manajemen proyek pada
PMBoK edisi kelima merupakan bagian dari proses manajemen proyek pada
PMBoK edisi keempat yang telah ada. Beberapa penambahan dilakukan dengan
memisahkan proses manajemen proyek yang sudah ada menjadi proses
manajemen proyek baru.
Proyek yang diteliti dan diukur tingkat kematangan pada penelitian ini merupakan
proyek-proyek TIK strategis Pusintek pada tahun 2013. Dan hingga saat ini
Pusintek juga masih menerapkan proses manajemen proyek dan mengacu pada
Universitas Indonesia
PMBoK edisi keempat (2008). Oleh karena itu, formulir pemeriksaan divalidasi
berdasarkan PMBoK edisi keempat.
Dari hasil validasi, ditemukan 12 (dua belas) proses manajemen proyek pada
PMMM yang kurang sesuai dengan PMBoK sehingga perlu disesuaikan.
Penyesuaian dilakukan berdasarkan kriteria yang telah didefinisikan oleh
Crawford (2002) pada masing-masing Tingkat Kematangan. Selain itu, proses
penyesuaian juga dilakukan dengan melihat proses-proses manajemen proyek
yang serupa sebagai masukan dalam mendefinisikan kriteria untuk proses
manajemen proyek pada PMBoK yang berbeda dengan PMMM. Proses ini
menghasilkan formulir pemeriksaan yang telah divalidasi.
Universitas Indonesia
Tabel 5.4 menunjukkan bahwa sebagian besar kriteria dari target organisasi
memenuhi kriteria PMMM tingkat 2. Namun karena ada satu kriteria yang
memenuhi kriteria PMMM tingkat 3, maka dapat disimpulkan bahwa harapan
tingkat kematangan penelitian ini adalah tingkat 3.
Universitas Indonesia
Selain itu, penelitian ini juga melakukan analisis terhadap permasalahan yang
telah dijelaskan pada Bab 1. Akar penyebab dari permasalahan yang dihadapi oleh
Pusintek dibagi menjadi empat faktor, yaitu faktor organisasi, kebijakan, sumber
daya manusia, dan teknologi. Untuk mengatasi permasalahan beserta akar
penyebabnya (Gambar 1.1), maka diharapkan kematangan manajemen proyek
yang seharusnya dimiliki oleh Pusintek Kementerian Keuangan adalah tingkat 3.
Berdasarkan penjelasan pada Bab 2, tingkat 3 menunjukkan bahwa proses
manajemen proyek mengacu pada standar organisasi, stakeholder terlibat secara
aktif dan tidak terpisahkan dari tim proyek, manajemen secara rutin terlibat dalam
pengambilan keputusan penting dan isu-isu utama proyek, serta setiap proyek
dievaluasi dan dikelola secara periodik.
Universitas Indonesia
Pengumpulan data dilakukan terhadap empat proyek TIK strategis yang dilakukan
oleh Pusintek pada tahun 2012-2013. Proyek-proyek tersebut selanjutnya disebut
proyek a, b, c, dan d. Proyek TIK strategis yang dimaksud adalah proyek TIK
yang mendukung sasaran strategis Pusintek tahun 2013 secara langsung. Sasaran
strategis yang dimaksud yaitu Penerapan Tata Kelola TIK yang Efektif dan
Perwujudan TIK yang Terintegrasi dan Andal.
Universitas Indonesia
Universitas Indonesia
Pada proses direct and manage project execution, Pusintek mengeluarkan Surat
Tugas untuk pejabat dan pegawai yang ditunjuk untuk melaksanakan proyek atau
melaksanakan pendampingan proyek yang dilakukan oleh pihak ketiga. Pejabat
dan pegawai yang ditugaskan juga diberi pelatihan sesuai penempatan dan tugas
proyek yang harus dilakukan. Selama proyek berlangsung, masing-masing proyek
diharapkan selalu memantau risiko yang mungkin terjadi dan melakukan mitigasi
risiko untuk meminimalkan dampak yang akan terjadi. Namun pada empat proyek
yang dievaluasi dalam penelitian ini, tiga diantaranya tidak melakukan
dokumentasi mitigasi risiko yang telah atau belum dilakukan. Hal ini
mengakibatkan, risiko tidak dapat dikelola dan dipantau dengan baik. Sedangkan
satu proyek lainnya mendokumentasikan permasalahan, isu, atau risiko yang
dihadapi pada setiap progress report yang disusun secara rutin. Pada progress
report, proyek ini juga mendokumentasikan setiap perubahan yang disetujui,
khususnya terkait jadwal kegiatan proyek.
Universitas Indonesia
Pada proses penutupan proyek, review kegiatan dan deliverable proyek hanya
dilakukan dengan membandingkan isi pada kontrak. Sedangkan review yang
dilakukan dengan membandingkan hasil pekerjaan dan PMP tidak dilakukan.
Setelah review dilakukan maka selanjutnya terdapat proses serah terima hasil
pekerjaan dari pelaksana proyek kepada pemilik proyek dan stakeholder terkait.
Universitas Indonesia
dapat dijadikan acuan dalam pelaksanaan proyek. Kebutuhan bisnis yang tertuang
dalam KAK tersebut juga harus dapat menjadi dasar dalam penyusunan aktivitas,
perencanaan biaya, jadwal kegiatan, dan kualitas. Pada umumnya, seluruh proyek
yang dilakukan di Pusintek menyusun dan memiliki KAK sebagai pedoman dalam
pelaksanaan proyek.
Proyek juga dihimbau untuk membuat Work Breakdown Structure (WBS) agar
dapat menentukan aktivitas dan deliverable yang harus diselesaikan pada setiap
aktivitas. WBS juga dapat digunakan sebagai dasar dalam menyusun jadwal
kegiatan proyek. Seluruh proyek yang dievaluasi pada penelitian ini telah
menyusun WBS dan menjadikannya dasar dalam penyusunan schedule. WBS
yang disusun meliputi daftar kegiatan atau aktivitas yang dilakukan oleh tim
Universitas Indonesia
proyek dan stakeholder lain yang terlibat proyek. Pada umumnya, proyek telah
mendefinisikan aktivitas dan menyusun WBS dengan baik.
Pada proses verifikasi ruang lingkup, sebagian besar proyek yang dievaluasi
melakukannya namun tidak mendokumentasikan secara formal. Hanya satu
proyek yang mendokumentasikan verifikasi ruang lingkup pada setiap progress
report yang dilakukan secara rutin. Sedangkan tiga proyek lainnya tidak
mendokumentasikan verifikasi ruang lingkup yang dilakukan secara periodik.
Universitas Indonesia
Pada setiap aktivitas, perlu ditentukan sumber daya manusia sebagai pelaksana
atau penanggung jawab dari suatu aktivitas. Dari seluruh proyek yang dievaluasi
dalam penelitian ini tidak mencantumkan penanggung jawab maupun pelaksana
dalam aktivitas tersebut. Hal ini dapat mengakibatkan tidak tersedianya sumber
daya saat aktivitas berlangsung dikarenakan tidak ada sumber daya yang
ditugaskan secara formal. Penentuan penanggung jawab dari suatu aktivitas biasa
dilakukan saat mendekati pelaksanaan aktivitas tersebut. Hal ini dapat dilihat
bahwa perencanaan sumber daya manusia masih kurang dilakukan dengan baik.
Proyek juga perlu mengidentifikasi durasi atau lamanya suatu aktivitas akan
dijalankan. Pada seluruh proyek yang dievaluasi pada penelitian ini telah
melakukan estimasi durasi dari masing-masing aktivitas. Namun pada umumnya
proses perhitungan estimasi dilakukan tanpa menggunakan tools tertentu. Estimasi
Universitas Indonesia
hanya dilakukan melalui perkiraan, tidak berdasarkan durasi aktivitas dari proyek
serupa yang pernah dijalankan.
Universitas Indonesia
Proses perencanaan estimasi biaya yang dibutuhkan oleh suatu proyek dilakukan
dan didokumentasikan melalui Rencana Anggaran Biaya (RAB). Pada seluruh
proyek yang dievaluasi pada penelitian ini, proses estimasi biaya dilakukan
berdasarkan aktivitas dan kebutuhan sumber daya. Proses estimasi biaya juga
dilakukan dengan memperhatikan Standar Biaya Umum (SBU) dan terintegrasi
dengan Subbagian Keuangan sebagai bendahara organisasi.
Universitas Indonesia
Pada proses perencanaan kualitas, seluruh proyek yang dievaluasi pada penelitian
ini telah mencantumkan kualitas yang diharapkan untuk dicapai pada dokumen
Project Charter atau PMP. Perencanaan kualitas yang dimaksud dapat meliputi
penentuan standar mutu proyek serta kriteria serah terima hasil pekerjaan proyek.
Kemudian untuk proses quality assurance, seluruh proyek yang dievaluasi pada
penelitian ini melakukan kegiatan penjaminan kualitas melalui progress meeting
yang dilakukan secara rutin. Hal ini dilakukan dengan tujuan agar dapat
memastikan seluruh proses atau kegiatan proyek selama periode tertentu
dilaksanakan secara tepat. Namun, evaluasi pelaksanaan proses manajemen
proyek belum pernah dilakukan. Hasil dari evaluasi dapat digunakan untuk proses
improvement untuk pelaksanaan proyek selanjutnya.
Sedangkan untuk proses quality control, seluruh proyek yang dievaluasi pada
penelitian ini melakukan kegiatan pengawasan kualitas hasil pekerjaan proyek
melalui pengecekanpada setiap deliverable yang dihasilkan. Ketidaksesuaian hasil
dengan perencanaan kualitas di-review dan dievaluasi untuk dilakukan perbaikan.
Universitas Indonesia
Dalam proses membangun anggota tim proyek, kinerja dan prestasi dari anggota
tim tidak diapresiasi berdasarkan proyek-proyek yang telah dilakukan, namun
berdasarkan pekerjaan yang rutin dilakukan oleh pegawai. Hal ini dapat
mengakibatkan tidak adanya dorongan bagi pegawai untuk melaksanakan
kegiatan proyek secara optimal.
Sedangkan dalam proses mengelola anggota tim proyek, evaluasi dilakukan saat
progress meeting yang dilakukan secara rutin. Hal ini dapat dilakukan melalui
pemantauan kinerja maupun hasil pekerjaan yang dilakukan oleh masing-masing
anggota tim pada suatu periode tertentu. Namun hasil evaluasi anggota tim proyek
tidak terdokumentasi secara formal. Hal ini dapat mengakibatkan tidak
diketahuinya prestasi dan track record dari kinerja seorang anggota tim.
Universitas Indonesia
Pada beberapa proyek yang dievaluasi pada penelitian ini telah melakukan proses
perencanaan komunikasi dengan baik dan mendokumentasikannya pada Project
Charter atau PMP. Namun beberapa proyek lainnya belum melakukan hal
tersebut.
Proses penyebaran informasi juga dilakukan dengan baik melalui rapat atau
pertemuan rutin, pengiriman dokumen melalui email dan hardcopy, dan lain
Universitas Indonesia
Pelaporan status hasil pekerjaan atau progress report dilakukan secara rutin untuk
memberikan gambaran kepada stakeholder terkait hal-hal yang sudah maupun
yang akan dilakukan oleh proyek. Beberapa proyek yang dievaluasi pada
penelitian ini telah menyusun progress report dengan baik dan lengkap sesuai
PMBoK, misalnya mencantumkan grafik, chart, histogram, atau lainnya agar lebih
menggambarkan status atau progres yang telah dicapai.
Universitas Indonesia
Proses perencanaan risiko pada umumnya telah dilakukan dengan baik oleh
seluruh proyek yang dievaluasi pada penelitian ini. Hal ini dapat terlihat dari
identifikasi risiko beserta mitigasinya pada dokumen Project Charter maupun
PMP. Proses manajemen risiko masing-masing proyek masih dilakukan secara
individu atau terpisah, belum terintegrasi dengan proses manajemen risiko di
Pusintek. Sehingga proses identifikasi risiko dilakukan oleh masing-masing
proyek tanpa memperhatikan risiko yang pernah terjadi sebelumnya.
Universitas Indonesia
Proses perencanaan pengadaan secara umum telah dilakukan dengan baik oleh
seluruh proyek yang dievaluasi pada penelitian ini. Hal ini dapat terlihat dari
penyusunan Kerangka Acuan Kerja (KAK) dan Rencana Anggaran Biaya (RAB).
Dalam pengambilan keputusan pelaksanaan pengadaan (make or buy) dilakukan
analisis dan didokumentasikan pada dokumen kajian teknis.
Proses pelaksanaan pengadaan dilakukan secara terpusat melalui unit kerja Pusat
Layanan Pengadaan Secara Elektronik (PLPSE). Proses pengadaan dilakukan
sesuai dengan Peraturan Presiden Nomor 70 Tahun 2012.
Kontrak dengan pihak ketiga dikelola dan dimonitor secara formal dan
terdokumentasi. Terdapat beberapa pejabat dan pegawai di lingkungan Pusintek
yang ditugaskan untuk menjadi pengawas pekerjaan proyek yang dilakukan oleh
pihak ketiga. Pihak ketiga memberikan laporan kinerja secara berkala kepada
pengawas pekerjaan. Kemudian, pengawas pekerjaan memeriksa dan melaporkan
hasil kinerja pihak ketiga kepada Pejabat Pembuat Komitmen (PPK).
Universitas Indonesia
Universitas Indonesia
Dari Tabel 5.14 dapat dilihat bahwa tingkat kematangan manajemen proyek pada
Pusintek Kementerian Keuangan setelah dilakukan pembulatan ke bawah adalah
tingkat 2. Hal ini menunjukkan bahwa Pusintek telah memiliki kebijakan dan
standar dalam pelaksanaan manajemen proyek, yaitu KMK Nomor
330/KMK.01/2011 tentang Kebijakan dan Standar Manajemen Proyek TIK di
Lingkungan Kementerian Keuangan dan Keputusan Sekretaris Jenderal Nomor
57/SJ/2013 tentang Standar Dokumen Luaran Pengelolaan Proyek TIK di
Universitas Indonesia
Dari Tabel 5.15 dapat dilihat bahwa proyek b memiliki tingkat kematangan paling
tinggi dibandingkan dengan proyek lainnya. Perbedaan kemampuan anggota tim
dalam mengelola proyek menjadi salah satu faktor pencapaian tingkat
kematangan. Proyek b juga satu-satunya proyek diantara proyek-proyek yang
dievaluasi pada penelitian ini yang memenuhi target tingkat kematangan
manajemen proyek pusintek, yaitu tingkat 3. Gambar 5.1 menunjukkan grafik
perbedaan tingkat kematangan masing-masing proyek.
Universitas Indonesia
Selain dilihat pada masing-masing proyek, tingkat kematangan juga dapat dilihat
pada masing-masing knowledge area. Tingkat kematangan pada masing-masing
knowledge area dapat dilihat pada Tabel 5.16.
Universitas Indonesia
Dari Tabel 5.16 dapat dilihat bahwa enam knowledge area masih memiliki nilai
tingkat kematangan di bawah yang diharapkan oleh organisasi. Hanya tiga
knowledge area yaitu Project Cost Management, Project Communications
Management, dan Project Procurement Management yang telah memenuhi
tingkat kematangan yang diharapkan oleh organisasi. Tingkat kematangan
manajemen proyek pada masing-masing knowledge area juga dapat dilihat pada
Gambar 5.2.
Universitas Indonesia
Universitas Indonesia
Tabel 5.17 Hal-hal yang perlu dilakukan untuk mencapai tingkat 3 (sambungan)
Universitas Indonesia
Dari beberapa hal yang perlu dilakukan oleh organisasi dan masing-masing
proyek untuk meningkatkan pelaksanaan manajemen proyek, selanjutnya
diidentifikasi kendala atau hambatan yang menyebabkan hal-hal tersebut saat ini
belum dilakukan. Dari kendala atau hambatan tersebut dapat diidentifikasi
penyebabnya dan solusi yang tepat untuk menghadapi kendala tersebut (Tabel
5.18).
Universitas Indonesia
Universitas Indonesia
5.7 Rekomendasi
Dari beberapa kendala yang dihadapi saat ini dan solusi dari masing-masing
kendala yang telah disebutkan pada Subbab 5.5, maka selanjutnya penulis
merangkum beberapa rekomendasi yang dapat dilakukan oleh Pusintek.
Rekomendasi dikelompokkan menjadi beberapa aspek, yaitu kebijakan, sumber
daya manusia, dan teknologi. Rekomendasi diharapkan dapat membantu
Universitas Indonesia
1. Kebijakan
Kebijakan dan standar tersebut penting untuk diketahui para pejabat dan
pegawai di lingkungan karena merupakan pedoman yang dimiliki
organisasi dalam melaksanakan manajemen proyek. Seluruh proyek
diharapkan dapat mengacu pada kebijakan dan standar tersebut. Seluruh
dokumen luaran yang dihasilkan oleh proyek juga diharapkan dapat
mengacu pada Keputusan Sekretaris Jenderal Nomor 57/SJ/2013.
Himbauan untuk menerapkan kebijakan dan standar tersebut dapat
disebutkan secara formal pada dokumen kontrak atau Surat Tugas bagi
pegawai yang ditugaskan untuk melaksanakan proyek atau melaksanakan
pendampingan proyek.
Universitas Indonesia
Universitas Indonesia
3. Teknologi
a. Lebih memanfaatkan tools atau sistem yang dimiliki oleh organisasi dalam
pengelolaan manajemen proyek.
Universitas Indonesia
Bab ini menjelaskan mengenai kesimpulan dan saran dari penelitian analisis
tingkat kematangan manajemen proyek di Pusintek Kementerian Keuangan.
BAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN
6.1 Kesimpulan
Dari penelitian analisis tingkat kematangan manajemen proyek di Pusintek
Kementerian Keuangan didapatkan kesimpulan bahwa tingkat kematangan
manajemen proyek di Pusintek Kementerian Keuangan adalah tingkat 2. Hal ini
menunjukkan bahwa Pusintek telah memiliki kebijakan dan standar dalam
pelaksanaan manajemen proyek, yaitu KMK Nomor 330/KMK.01/2011 tentang
Kebijakan dan Standar Manajemen Proyek TIK di Lingkungan Kementerian
Keuangan dan Keputusan Sekretaris Jenderal Nomor 57/SJ/2013 tentang Standar
Dokumen Luaran Pengelolaan Proyek TIK di Lingkungan Kementerian
Keuangan. Namun berdasarkan pemeriksaan dan observasi dokumen yang
dilakukan penelitian ini, pelaksanaan manajemen proyek belum sepenuhnya
mengacu pada kebijakan tersebut. Menurut Project Management Maturity Model
(PMMM), tingkat 2 menunjukkan belum adanya konsistensi dalam pemahaman
dan pelaksanaan manajemen proyek.
84 Universitas Indonesia
6.2 Saran
Selain kesimpulan, penelitian ini juga memberikan saran bagi organisasi maupun
penelitian selanjutnya. Penelitian ini mengevaluasi tingkat kematangan
manajemen proyek pada empat proyek yang dilakukan oleh Pusintek. Proses
evaluasi dan pengukuran tingkat kematangan diharapkan dapat dilakukan kepada
setiap proyek yang dilakukan oleh Pusintek. Dengan demikian, dapat diketahui
kemampuan pelaksanaan manajemen proyek yang dilakukan oleh setiap proyek di
Pusintek.
Selain itu, penelitian ini hanya mengevaluasi dan mengukur tingkat kematangan
masing-masing manajemen proyek, bukan manajemen program yang dapat
melihat keterkaitan dan ketergantungan antar proyek yang dapat mendukung
tujuan strategis organisasi. Untuk dapat melihat keselarasan antar proyek, perlu
dilakukan penelitian lebih lanjut yang dapat mengevaluasi pelaksanaan
manajemen program di Pusintek Kementerian Keuangan.
Universitas Indonesia
86 Universitas Indonesia
87 Universitas Indonesia
Piotun : Kebijakan tersebut sudah disosialisasikan pada tahun 2013 dan 2014.
Universitas Indonesia
Hasil wawancara dengan pelaksana atau auditor internal pada Subbidang Bina
Kepatuhan dan Manajemen Risiko
Nama : Azizah Nuur Utami
Tanggal/Jam : 2 September 2014
Universitas Indonesia
Universitas Indonesia
Universitas Indonesia
Universitas Indonesia
Universitas Indonesia
Universitas Indonesia
Universitas Indonesia
Universitas Indonesia
Universitas Indonesia
Universitas Indonesia
Universitas Indonesia
Universitas Indonesia
Universitas Indonesia
Universitas Indonesia
Universitas Indonesia
Universitas Indonesia
Universitas Indonesia
Universitas Indonesia
Universitas Indonesia
Universitas Indonesia
Universitas Indonesia
Universitas Indonesia
Universitas Indonesia
Universitas Indonesia
Universitas Indonesia
Universitas Indonesia
Universitas Indonesia
Universitas Indonesia
Universitas Indonesia
Universitas Indonesia
Universitas Indonesia
Universitas Indonesia
Universitas Indonesia
Universitas Indonesia
Universitas Indonesia
Universitas Indonesia
Universitas Indonesia
Universitas Indonesia
Universitas Indonesia
Universitas Indonesia
Universitas Indonesia
Universitas Indonesia
Universitas Indonesia
Universitas Indonesia
Universitas Indonesia
Universitas Indonesia
Universitas Indonesia
Universitas Indonesia
Universitas Indonesia