6 - Ka Sidauruk 2016 PMMM
6 - Ka Sidauruk 2016 PMMM
KARYA AKHIR
KARYA AKHIR
Diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar
Magister Teknologi Informasi
NPM : 1306501066
ii
DEWAN PENGUJI
Ditetapkan di : Jakarta
Tanggal : 7 Januari 2016
iii
Puji dan syukur saya panjatkan kepada Tuhan Yesus Kristus atas bimbingan-Nya
selama masa pengerjaan Karya Akhir yang berjudul “Pengukuran Tingkat
Kematangan Manajamen Proyek berdasarkan Project Management Maturity
Model : Studi Kasus PT XYZ” sehingga dapat terelesaikan. Selama masa
pengerjaan Karya Akhir, banyak pihak yang telah memberikan dukungan dan
pertolongan dalam proses penulisan. Secara khusus, saya ingin berterima kasih
kepada pihak-pihak berikut berikut :
Sebagai kata penutup, saya menyadari bahwa karya akhir ini belumlah sempurna
oleh karena itu, saran dan kritik sangat diharapkan untuk penyempurnaan
penelitian ini. Sebagai penelitian ini dapat bermanfaat untuk penelitian-penelitian
di masa depan.
iv
Beserta perangkat yang ada (jika diperlukan). Dengan Hak Bebas Royalti
Noneksklusif ini Universitas Indonesia berhak menyimpan,
mengalihmedia/formatkan, mengelola dalam bentuk pangkalan data (database),
merawat, dan memublikasikan karya akhir saya tanpa meminta izin dari saya
selama tetap mencantumkan nama saya sebagai penulis/pencipta dan sebagai
pemilik Hak Cipta.
Dibuat di : Jakarta
Pada tanggal : 7 Januari 2016
Yang menyatakan
PT XYZ (XYZ) adalah suatu perusahaan yang bergerak di bidang jasa teknologi
informasi (TI), khususnya jasa transaksi pembayaran elektronis. XYZ adalah
perusahaan yang berbasis proyek dalam pemenuhan layanan dan produk kepada
pelanggan, sehingga pelaksanaan proyek menjadi hal yang krusial.Manajemen
proyek yang baik diperlukan agar layanan dan produk TI yang diberikan XYZ
kepada pelanggannya dapat optimal. Dengan menggunakan model kematangan
manajemen proyek, XYZ dapat mengetahui tingkat kematangan pelaksanaan
manajemen proyeknya dan dapat mencapai tingkat kematangan yang diinginkan
berdasarkan standar dari model tersebut.
Hasil yang diharapkan dari penelitian ini adalah tingkat kematangan manajemen
proyek XYZ berdasarkan project management maturity model (PMMM), dan
rekomendasi perbaikan.
Kata kunci : project management maturity model, manajemen proyek, model
kematangan, tingkat kematangan
vi Universitas Indonesia
x Universitas Indonesia
Tabel 2.1 Perbandingan model kematangan PMMM, OPM3 dan CMMI ................. 21
Tabel 2.2 Perbandingan penelitian terdahulu ........................................................... 23
Tabel 4.1 Proyek di XYZ ........................................................................................ 36
Tabel 4.2 Proyek di divisi Innovation ...................................................................... 36
Tabel 5.1 Daftar soal yang merepresentasikan knowledge area ............................... 39
Tabel 5.2 Demografi Responden ............................................................................. 42
Tabel 5.3 Tanggal Pembagian dan Pengumpulan Kuesioner .................................... 44
Tabel 5.4 Hasil Penilaian Kuesioner ........................................................................ 45
Tabel 5.5 Statistik hasil penilaian ............................................................................ 45
Tabel 5.6 Penilaian Kuesioner untuk tiap knowledge area ....................................... 45
Tabel 5.7 Ketersediaan Dokumentasi untuk tiap knowledge area ............................ 46
Tabel 5.8 Pelatihan khusus untuk tia[ knowledge area............................................. 47
xi Universitas Indonesia
PT XYZ (XYZ) adalah suatu perusahaan yang bergerak di bidang jasa teknologi
informasi (TI), khususnya jasa transaksi pembayaran elektronis. Layanan yang
diberikan oleh XYZ di antaranya adalah jasa transaksi antar bank, jasa
pembayaran dan pembelian melalui delivery channel, jasa remitansi, dan jasa
uang elektronis. Dalam menjalankan bisnisnya, XYZ memiliki banyak kompetitor
sehingga penting bagi XYZ untuk menghasilkan layanan dan produk yang
bersaing.
1 Universitas Indonesia
XYZ adalah perusahaan yang berbasis proyek dalam pemenuhan layanan dan
produk kepada pelanggan, sehingga pelaksanaan proyek menjadi hal yang krusial.
Manajemen proyek telah dipraktikkan di organisasi ini dan dibuktikan dengan
adanya project management officer (PMO) yang bertugas untuk mengeksekusi
dan mengontrol penyelesaian proyek.
Dalam
penyelesaian/
6% 13%
telah selesai
Terlambat
81% Terhenti
Universitas Indonesia
Kurangnya
Infrastruktur yang Kurang
memadai matangnya proses
manajemen
proyek
Banyaknya proyek
yang terlambat
dan terhenti
Tidak adanya
komitmen dari Rendahnya
pelanggan pengetahuan
terhadap
manajemen
proyek
Universitas Indonesia
Universitas Indonesia
Universitas Indonesia
Bab ini akan menjelaskan mengenai studi literatur dari penelitian ini. Topik-topik
yang akan dibahas dalam bab ini di antara lain proyek, manajemen proyek dan
model kematangan. Pada bab ini juga akan dibahas penelitian-penelitian terdahulu
dan kerangka teoritis dari penelitian ini.
Proyek adalah usaha pembuatan suatu produk atau layanan unik yang bersifat
sementara dan memiliki awal dan akhir yang jelas (Project Management Institute,
2013). Penerapan proyek sudah dilakukan di berbagai macam bidang seperti
konstruksi, pendidikan (Demir & Kocabas,2010) dan teknologi informasi.
Teknologi informasi (TI) adalah penggunaan komputer dan telekomunikasi dalam
penyimpanan, pengiriman dan manipulasi data (Daintith, 2009). Proyek TI dapat
diartikan sebagai suatu usaha sementara untuk menghasilkan produk atau layanan
dengan melakukan manipulasi data menggunakan teknologi komputer atau
telekomunikasi.
Menurut Meredith dan Mantel (2009), tiga kriteria utama yang menjadi penentu
kesuksesan proyek adalah performa atau ruang lingkup, biaya dan waktu. Sebuah
proyek dapat dikatakan sukses apabila biaya yang dikeluarkan tidak berbeda jauh
dengan anggaran awalnya, waktu yang dihabiskan sesuai dengan jadwal, dan
produk yang dihasilkan sudah memenuhi semua ruang lingkup proyek (Berssaneti
& Carvalho, 2014) . Ketiga elemen ini dikenal dengan nama iron triangle
(Atkinson, 1999). Selain ketiga elemen tersebut, hal lain yang dapat
mempengaruhi adalah dukungan manajemen senior terhadap pelaksanaan proyek
(Berssaneti & Carvalho, 2014).
6 Universitas Indonesia
Gambar 2.1 menunjukkan alur dari kelima grup proses. Berikut adalah penjelasan
dari kelima grup proses tersebut:
1. Initiating
2. Planning
Pada grup proses planning dilakukan perencanaan secara lebih detail terhadap
pelaksanaan proyek seperti estimasi biaya, waktu dan sumber daya manusia.
Pada tahap ini juga dilakukan perincian dari ruang lingkup proyek sehingga
terdapat definisi yang jelas terhadap hal-hal yang perlu dilakukan dalam
proyek, dan yang tidak. Selain hal-hal yang telah disebutkan, pada grup
proses ini dilakukan juga perencanaan terhadap:
Manajemen perubahan
Manajemen komunikasi
Manajemen kualitas
Manajemen risiko
Manajemen pengadaan perangkat
Manajemen integrasi
3. Executing
5. Closing
Universitas Indonesia
Universitas Indonesia
2.3.1 OPM3
OPM3 adalah suatu model kematangan manajemen proyek yang diperkenalkan
oleh Project Management Institute (PMI) pada tahun 2003. Model kematangan ini
dirancang untuk menjembatani strategi organisasi dengan kesuksesan proyek
(PMI, 2003). OPM3 memberikan arahan kepada organisasi berdasarkan best
practices manajemen proyek organisasi untuk melakukan perbaikan pada
pelaksanaan manajemen proyek. Dalam penerapan OPM3, terdapat tiga elemen
utama yang digunakan untuk mengukur kematangan dan melakukan perbaikan.
Ketiga elemen tersebut adalah:
1. Knowledge
Universitas Indonesia
2.3.2 CMMI
CMMI adalah model kematangan yang diperkenalkan oleh Software Engineering
Institute (SEI) pada tahun 2002. Model ini adalah hasil pengembangan dari model
Capability Maturity Model (CMM) milik SEI.
Tingkat kematangan pada model ini dibagi menjadi lima tingkat. Kelima tingkat
itu adalah initial, managed, defined, quantitatively managed dan optimizing (SEI,
2010). Berikut adalah penjelasan mengenai kelima tingkat itu:
Universitas Indonesia
1. Initial
Pada tingkat kematangan ini, proses manajemen yang dilakukan tidak teratur
dan belum mempunyai environment yang stabil (SEI, 2010).Pelaksanaan
manajemen proyek bergantung pada kemampuan individu-individu tertentu.
Salah satu karakteristik organisasi pada tingkat ini adalah ketidakmampuan
organisasi untuk mengulang kesuksesan dalam pelaksanaan manajemen
proyek.
2. Managed
Pada tingkat kematangan managed,proses-proses yang dilakukan telah terukur
dan sudah sesuai dengan kebijakan-kebijakan yang berlaku(SEI, 2010). Pada
tingkat ini manajemen proyek telah dilakukan sesuai dengan rencana yang
terdokumentasi.
3. Defined
Pada tingkat kematangan defined, proses-proses yang dilakukan sudah
terdefinisi secara baik dan tergambarkan di dalam standar, metode, perangkat
dan prosedur yang digunakan dalam pelaksanaan manajemen proyek. Pada
tingkat ini semua standar, metode, perangkat dan prosedur yang digunakan
sudah konsisten diterapkan pada semua proyek.
4. Quantitatively Managed
Pada tingkat kematangan quantitatively managed, organisasi sudah
menetapkan ukuran-ukuran kuantitatif sebagai tolak ukur kualitas suatu
proyek. Kualitas dan performa suatu proses dapat dipahami secara statistic dan
dikontrol sepanjang pelaksanaan proyek.
5. Optimizing
Pada tingkat kematangan optimizing, organisasi secara terus-menerus berusaha
melakukan perbaikan-perbaikan berdasarkan pengukuran kuantitatif yang telah
diterapkan pada tingkat quantitatively managed. Pada tingkat ini perbaikan
terhadap proses-proses yang telah ada terus dilakukan.
Hasil pengukuran kematangan akan direpresentasikan oleh suatu angka dengan
skala 1 sampai 5 yang melambangkan tingkat kematangan (SEI, 2010)..
Universitas Indonesia
Tingkat kematangan pada model ini dibagi menjadi lima tingkat yaitu common
language, common processes, singular methodology, benchmarkingdan
continuous improvement. Gambar 2.2 menunjukkan kelima proses dalam model
ini dan urutan pencapaiannya.
Universitas Indonesia
Universitas Indonesia
Universitas Indonesia
Jika skor yang didapat adalah 60 atau lebih di delapan kategori knowledge
area, itu menandakan organisasi yang menjadi obyek penilaian sudah memiliki
pengetahuan yang cukup mengenai prinsip-prinsip dasar dari manajemen
proyek.
Jika terdapat skor lebih rendah dari 60 pada salah satu knowledge area , maka
pengetahuan organisasi untuk knowledge area itu masih kurang.
Jika terdapat skor lebih rendah dari 30 pada salah satu knowledge area , maka
perlu dilakukan pelatihan yang instensif untuk meningkatkan pengetahuan
pada area itu.
Jika skor total lebih dari 600, maka organisasi tersebut sudah siap untuk
melakukan proses-proses yang ada pada tingkat 2 (common processes).
Universitas Indonesia
Jika skor total yang didapat 169 – 210, maka pengetahuan terhadap manajemen
proyek sudah sangat baik dan perbaikan proses yang terus menerus akan
terjadi.
Jika skor total yang didapat 147 – 168, maka pengetahuan terhadap manajemen
proyek sudah cukup baik dan manajemen proyek belum didukung sepenuhnya.
Untuk skor total 80 – 146, maka dukungan terhadap manajemen proyek belum
terlalu baik.
Untuk skor total di bawah 79, maka pengetahuan terhadap manajemen proyek
sangat kurang atau tidak ada.
Pada bagian ini akan dibahas penelitian-penelitian terdahulu dan kaitannya dengan
penelitian yang dilakukan. Tabel 2.1 menunjukkan perbandingan penelitian
tersebut.
Universitas Indonesia
Pada penelitian ini, Berssaneti dan Carvalho melakukan analisis terhadap relasi
kematangan manajemen proyek dan kesuksesan proyek.
Hasil yang didapat dari penelitian ini adalah kematangan manajemen proyek
berpengaruh signifikan terhadap kesuksesan proyek dari segi biaya, waktu dan
ruang lingkup. Hasil lain yang didapat adalah dukungan manajemen senior dan
adanya manajer proyek yang fokus bedampak siginifikan terhadap kesuksesan
proyek dari segi waktu.
Universitas Indonesia
Universitas Indonesia
Hasil perbandingan ini menjadi salah satu pertimbangan pemilihan PMMM dalam
penelitian. Hasil perbandingan ini juga menunjukkan salah satu kekurangan dari
PMMM yaitu tidak adanya langkah-langkah yang perlu dilakukan untuk naik ke
tingkat kematangan berikutnya. Namun Kerzner (2001) dalam bukunya Strategic
Planning for Project Management using a Project Management Maturity Model,
telah memberikan rekomendasi kegiatan yang dapat dilakukan untuk naik ke setiap
tingkat kematangan.
Universitas Indonesia
Pada penelitian ini, Demir dan Kocabas berusaha mencari tahu keefektifan
penerapan model kematangan PMMM pada organisasi pendidikan.
1. Penelitian yang dilakukan Demir dan Kocabas bertujuan untuk mencari tahu
keefektifan penggunaan PMMM dalam organisasi pendidikan. Hal tersebut
berbeda dengan penelitian yang akan dilakukan yang bertujuan untuk mencari
tahu tingkat kematangan dari suatu organisasi.
Tabel 2.2 Perbandingan penelitian terdahulu
Universitas Indonesia
Universitas Indonesia
PMBOK
Model
Kematangan Studi Literatur
Lainnya
Tingkat
Model
Kematangan
Kematangan
Manajemen
Penelitian PMMM
Proyek saat ini
Terdahulu
Kondisi
manajemen
proyek saat ini
Model kematangan yang akan digunakan untuk penelitian kali ini adalah Project
Management Maturity Model (PMMM) milik Harold Kerzner (2001). Alasan-
alasan dipilihnya model ini di antara lain:
Universitas Indonesia
Bab ini akan menjelaskan alur dari penelitian yang akan dilakukan dan rencana
kerja penelitian.
Mulai
Perumusan Masalah
Data
Akar
rekapitulasi Perumusan Masalah
Masalah
proyek
Kerangka
Studi Literatur
Teoritis
Kuesioner Data
Pengumpulan dan
Pengumpulan Data
pengolahan data
PMMM Kuesioner
Hasil
Pengolahan Data penilaian
kuesioner
Tingkat
Analisis
Kematangan
Analisis Data
Manajemen
Proyek
kesimpulan
Rekomendasi
Penarikan
Selesai
27 Universitas Indonesia
tahap pada penelitian memiliki suatu masukan , metode proses yang dilakukan
dan keluaran. Berikut adalah penjelasan mengenai tiap tahap tersebut.
PMMM. Hasil dari analisis ini adalah tingkat kematangan manajemen proyek
XYZ.
Universitas Indonesia
Bab ini akan membahas profil organisasi yang menjadi studi kasus pada penelitian
ini. Hal-hal yang akan dibahas adalah profil organisasi, visi dan misi perusahaan,
struktur organisasi dan peran manajer proyek dalam organisasi ini.
PT. XYZ (XYZ) adalah suatu perusahaan yang bergerak di bidang pelayanan jasa
teknologi informasi (TI) khususnya sebagai penyedia layanan switching (XYZ,
2015). Dalam Peraturan Bank Indonesia nomor: 11/11/PBI/2009, Bank Indonesia
mengartikan sebuah perusahaan switching sebagai perusahaan yang
menyediakan jasa switching atau routing atas transaksi elektronik yang
menggunakan alat pembayaran kartu melalui terminal seperti automated teller
machine (ATM) atau electronic data captured (EDC) dalam rangka
memperoleh otorisasi dari penerbit kartu. Dalam layanan ini, XYZ menyediakan
sebuah sistem yang mampu menghubungkan bank atau institusi pengguna ke bank
dan institusi lain dalam melakukan transaksi elektronis seperti tarik tunai, cek
saldo, pembayaran, transfer dan lainnya.
Sebagai perusahaan yang bergerak di layanan jasa teknologi informasi (IT), XYZ
melakukan berbagai pengembangan sistem dan perangkat lunak untuk mendukung
layanan-layanan yang diberikan.
Visi XYZ adalah “menjadi penyedia layanan transaksi elektronis terdepan”. Misi
XYZ adalah “menyediakan layanan transaksi elektronis yang terpadu dan efisien”
(XYZ, 2015).
30 Universitas Indonesia
Struktur organisasi dari PT. XYZ dapat dilihat pada gambar 4.1
President Director
Information
Commercial Banking Commercial Payment Electronic Channel Technology Operation and Finance and Human Capital & General Services
InnovationDivision Card Issuing Division Product Services
Division Division Division Development Services Division Accounting Division Compliance Division Division
Division
Integrated Payment Banking II Corporate Payment II System Solution Operation Value Added Services Accounting & Tax Compliance and Risk Facility Management
Solution Department Department Department Department Department Department Department Management Department
Department
Berikut adalah penjelasan secara umum mengenai tugas dan fungsi setiap divisi
dan departemen setingkat divisi di XYZ:
Innovation Division
ITO adalah divisi yang bertugas untuk mengelola kegiatan operasional sistem
produksi XYZ. Tugas utama dari divisi ini adalah melakukan pengawasan dan
kontrol sistem produksi, implementasi produk, manajemen kualitas produk dan
melakukan penanganan gangguan. Divisi ini membawahi tiga departemen yaitu
Operation Department dan Customer Engineering Department, dan NSICC
Implementation Team.
PSE adalah divisi yang bertugas mengelola dana operasional terkait layanan
dan pelayanan purna jual. Divisi ini membawahi tiga departemen yaitu
Switching Services Operation, Value Added Services Department dan
Customer Services Department.
HCC adalah divisi yang bertugas untuk mengelola sumber daya manusia dan
keuangan XYZ. Divisi ini membawahi tiga departemen yaitu Human Capital
Universitas Indonesia
Departemen ini bertugas untuk memantau dan melakukan audit terhadap semua
proses bisnis yang ada di XYZ.
Manajer Proyek (PM) adalah suatu posisi di XYZ yang ditempatkan di divisi
Innovation, Commercial Banking dan Commercial Payment. Setiap PM melapor
ke seorang koordinator yang bertindak sebagai Project Management Officer
(PMO). PMO dibawahi oleh steering committee yang terdiri dari board of
directors dan vice president dari setiap divisi. Tugas PM di XYZ adalah
melakukan reporting, memberi dukungan pre-sales, serah terima produk,
pengelolaan SPP, dan implementasi produk (XYZ, 2015). Berikut adalah
deskripsi tugas yang perlu dilakukan PM di XYZ:
Reporting
Universitas Indonesia
Pengelolaan SPP/SOP
Saat ini terdapat sebanyak 97 proyek yang sedang di berjalan di XYZ. Tabel 4.1
menunjukkan jumlah proyek untuk setiap divisi yang sedang ditangani.
Universitas Indonesia
Universitas Indonesia
Universitas Indonesia
Bab ini akan membahas analisis dari tingkat kematangan manajemen proyek di
XYZ dengan menggunakan kerangka kerja Project Management Maturity Model
(PMMM). Hal lain yang akan dibahas dalam bab ini adalah implikasi penelitian
terhadap teori dan organisasi.
Pada bagian ini dibahas metode penyebaran kuesioner dan analisis dari data yang
didapat dari pengisian kuesioner oleh responden.
39 Universitas Indonesia
Untuk setiap jawaban yang benar, nilai 10 ditambahkan pada skor (Kerzner,
2001). Nilai maksimal dari pengisian kuesioner ini adalah 800, dimana 800 adalah
hasil perkalian antara jumlah soal (80) dikalikan dengan 10 . Nilai minimal yang
mungkin didapat adalah 0. Metode penilaian yang sama juga digunakan untuk
menilai tingkat kematangan masing-masing knowledge area. Nilai maksimal
untuk satu knowledge area adalah 100, dimana 100 adalah hasil perkalian antara
jumlah soal (10) untuk satu knowledge area dikalikan dengan 10. Hasil penilaian
dari semua kuesioner kemudian akan dijumlahkan untuk selanjutnya dirata-
ratakan. Rata-rata ini yang akan menjadi nilai akhir dari pengukuran tingkat
kematangan common language (Tingkat 1).
Keempat responden memiliki rata-rata usia 28,75 tahun, dimana usia maksimal
adalah 31 tahun dan usia termuda adalah 27 tahun. Perbandingan umur dari
keempat responden dapat dilihat pada Gambar 5.1.
Universitas Indonesia
Rata-rata dari pengalaman yang dimiliki oleh PM yang di survei adalah 11,75
bulan, dimana PM paling berpengalaman memiliki pengalaman selama 2 tahun,
dan PM dengan pengalaman paling sedikit memiliki 5 bulan pengalaman. Gambar
5.2 menunjukkan grafik perbandingan pengalaman kerja dari keempat PM.
Universitas Indonesia
Universitas Indonesia
Nilai maksimal yang bisa didapat dari pengisian kuesioner ini adalah 800. Skor
minimal yang dibutuhkan untuk lanjut ke penilaian tingkat kematangan 2 adalah
600 (Kerzner, 2001). Skor yang didapat oleh keempat PM memiliki rata-rata
422,5. PM1 mendapatkan skor 400, PM2 mendapatkan skor 360, PM3
mendapatkan skor 410, PM4 mendapatkan skor 520. Hasil tertinggi yang didapat
di antara keempat adalah 520, dan hasil terkecil adalah 360. Tabel 5.5
menunjukkan mean, median, nilai maksimal dan nilai minimal dari hasil penilaian
ini.
Mean 422,5
Median 400,5
Nilai Maksimal 520
Nilai Minimal 360
Hasil ini masih berada di bawah kriteria tingkat kematangan 2. Hasil penilaian
untuk tiap knowledge area dapat dilihat pada tabel 5.6
Universitas Indonesia
Kotak hijau menunjukkan knowledge area yang sudah memenuhi kriteria, dan
kotak merah menunjukkan knowledge area yang belum memenuhi kriteria.
Terdapat dua knowledge area yang telah memenuhi kriteria minimum untuk naik
tingkat selanjutnya yaitu manajemen ruang lingkup dan manajemen kualitas. Hasil
ini memperlihatkan bahwa XYZ sudah mempunyai pengetahuan yang memadai di
dalam beberapa knowledge area tertentu. Sebaliknya terdapat 6 knowledge area
yang masih berada di bawah kriteria tingkat 2. Keenam knowledge area ini adalah
manajemen biaya, manajemen risiko, manajemen sumber daya manusia,
manajemen pengadaan barang, manajemen komunikasi dan manajemen waktu.
Berdasarkan studi dokumen dan observasi penulis, terdapat beberapa
kemungkinan faktor yang mempengaruhi lulus dan tidaknya XYZ dalam beberapa
knowledge area ini, yaitu dokumentasi terhadap masing-masing knowledge area
dan adanya pelatihan khusus untuk masing-masing knowledge area. Tabel 5.7
menunjukkan ketersediaan dokumentasi untuk tiap knowledge area di XYZ dalam
pelaksanaan manajemen proyeknya.
Universitas Indonesia
Pada tabel 5.7 dapat dilihat bahwa hanya terdapat 4 knowledge area yang
memiliki dokumentasi khusus yaitu manajemen ruang lingkup, manajemen waktu,
manajemen SDM dan manajemen kualitas. Di antara keempat knowledge area
yang sudah terdokumentasi, dua diantaranya sudah lulus kriteria untuk naik ke
tingkat kematangan dua yaitu manajemen ruang lingkup dan manajemen kualitas.
Untuk knowledge area lainnya yang sudah memiliki dokumentasi seperti
manajemen sumber daya manusia sudah memiliki skor yang hampir mencapai
kriteria kelulusan yaitu 57.5 atau selisih 2.5 poin dari target. Hal ini menunjukkan
XYZ sudah memiliki tingkat pengetahuan yang nyaris memenuhi kriteria
kelulusan. Sedangkan untuk manajemen waktu dan empat knowledge area lain
yang belum terdokumentasi (manajemen biaya, manajemen pengadaan barang,
manajemen risiko dan manajemen komunikasi), skor yang didapatkan belum
memenuhi kriteria kelulusan. Tabel 5.8 menunjukkan ada atau tidak adanya
pelatihan khusus yang diberikan untuk tiap knowledge area di XYZ. Ketersediaan
dokumentasi ini pun juga dikonfirmasi oleh FGD yang dilakukan dengan empat
orang PM XYZ. Dalam FGD ini terungkap bahwa masih banyak knowledge area
yang belum memiliki dokumentasi yang standar, dan dari dokumentasi yang
sudah ada pun, masih ada dokumentasi yang belum terlalu detail (manajemen
sumber daya manusia) .
Universitas Indonesia
Dapat dilihat pada Tabel 5.7 bahwa belum ada pelatihan khusus untuk knowledge
area tertentu kepada manajer-manajer proyek di XYZ. Pelatihan yang diberikan
saat ini masih mencakup manajemen proyek secara umum. Ketiadaan pelatihan
khusus untuk knowledge area tertentu ini memungkinkan terjadinya kesenjangan
pengetahuan yang dibutuhkan untuk naik tingkat kematangan 2. Dikarenakan
tidak dipenuhinya kriteria untuk naik ke tingkat kematangan 2 (common
processes), pengukuran tingkat kematangan 2 tidak dilakukan.
Beberapa hal dapat dilakukan oleh XYZ untuk meningkatkan tingkat kematangan
manajemen proyeknya saat ini. Berikut adalah beberapa hal yang dapat dilakukan
untuk naik ke tingkat kematangan 2 (common processes):
Universitas Indonesia
Universitas Indonesia
Universitas Indonesia
Bab ini akan membahas kesimpulan yang didapat dari penelitian yang dilakukan.
Bab ini juga akan memberikan saran untuk penelitian-penelitian berikutnya yang
akan dilakukan.
6.1 Kesimpulan
6.2 Saran
50 Universitas Indonesia
Universitas Indonesia
Meredith, J., & Mantel, S.J. (2009). Project Management: A Managerial Approach
(7thed.). United States of America: John Wiley & Sons.
Demir, C., & Kocabas, I. (2010). Project Management Maturity Model (PMMM)
in educational organizations. Procedia Social and Behavioral Sciences,
(9), 1641-1645.
Atkinson, R. (1999). Project management: Cost, time and quality, two best guesses
and a phenomenon, its time to accept other success criteria. International
Journal of Project Management, (17), 337-342.
52 Universitas Indonesia
Man, Tjie Jau. (2007). A Framework for the Comparison of Maturity Models for
Project-Based Management. Zevenaar: University of Utrecht.
Universitas Indonesia
Soal AL DA IR FA
1 B A B A
2 E E D A
3 B B E B
4 E D E
5 D B D D
6 A E A A
7 B B B B
8 D D D
9 E E A A
10 C E E E
11 D B D A
12 B B A A
13 C B C C
14 A A B A
15 E C C C
16 C C C C
17 C C C C
18 B B D A
19 D A A A
20 A B E C
21 C C C C
22 E E E C
23 B D B B
24 E C E C
25 B A E C
26 C A E C
27 B B B B
28 A B A B
29 B B B A
30 B B B B
31 C C B C
32 A A E C
33 D B C B
34 A C E A
35 A D E C
36 A A C B
37 E B A D
Universitas Indonesia
Universitas Indonesia
Universitas Indonesia
Universitas Indonesia
Daftar terwawancara
Keterangan:
YM – Yumi Mulyani
DA – Dino Ayudya
FA - Fauzan Achmad
YM: Jadi permasalahan itu di status report kita dibagi jadi dua, secara garis
besar itu permasalahan internal dan permasalahan eksternal, isu-isu
internal dan eksternal itu dikelompokkan lagi. Itu biasanya terkendala di
sebagaian besar untuk proyek sertifikasi NSICCS di masalah eksternal,
karena di eksternal itu belum siap secara sistem tapi pengen memburu
karena terkejar target, terkait ke permasalahan internal juga ada karena
keterbatasan resource, sedangkan queu dari proyek itu banyak tidak sesuai
dengan resource nya, jadi terkendala di internal itu dalam scope resource.
Yang paling banyak itu resources.
Universitas Indonesia
TGS: Tadi disebutkan bahwa dari pihak eksternal, banyak yang belum siap
mengimplementasi proyek yang sudah direncanakan, itu maksudnya
seperti apa?
FA: Iya jadi disamping kendala-kendala eksternal dan internal itu, belum ada
kesiapan di sistem mereka bias juga diakibatkan oleh dari sisi customer
juga belum mengerti bagaimana cara mengimplementasikan proyek untuk
dikembangkan, itu juga menjadi kendala dari sisi kami harus melakukan
sosialisasi lagi dari penjelasan-penjelasan ruang lingkup di berikan oleh
Bank Indonesia.
TGS: Selain keterbatasan resource, apa lagi yang menjadi kendala yang dihadapi
dalam manajemen proyek di XYZ?
DA: Kalau terkait proyek pengembangan produk atau layanan internal XYZ ,
kebanyakan karena terkait scope dari proyek itu yang belum clear atau
jelas sehingga ketika masuk berjalannya proyek ada beberapa hal yang
ditanyakan balik oleh tim developer terkait detail seperti apa yang akan
dikembangkan, itu terkadang saat berjalannya proyek, ada hal-hal yang
belum terpikirkan sehingga menyebabkan scope yang awalnya sudah
ditentukan menjadi lebih luas dari yang sudah ditetapkan sehingga jadwal
implementasi akan semakin mundur.
DA: Belum ada, kalau terkait manajemen risiko belum ada yang standar di
masing-masing PM.
TGS: Untuk berikutnya manajemen sumber daya manusia, apakah sudah ada
dokumentasinya?
DA : tapi tidak detail terkait PIC jumlah, dan PIC person terkaitnya, hanya
terkait departemen terkait dan posisinya dan fungsi yang dibutuhkan dari
proyek itu.
YM: Sudah ada, sudah sejak lama kita menggunakan project scope document
dan susunan itu sudah standar.
DA: Manajemen waktu biasanya kita berupa penjadwalan di timeline dan itu
terkait tahapan-tahapan proyek itu sendiri.
FA: Untuk manajamen biaya masih belum dilakukan oleh PM-PM kita.
Universitas Indonesia
FA: Untuk procurement masih belum dilakukan oleh pihak kami karena sudah
divisi tersendiri untuk melakukan procurement.
DA: Ada, jadi kita di-training secara global PMBOK itu seperti apa.
TGS: Untuk tiap knowledge area secara khusus apakah sudah ada pelatihan yang
dilakukan untuk manajemen proyek?
DA: Secara khusus untuk tiap knowledge area itu belum ada, kita hanya
general saja.
TGS: Untuk berikutnya untuk sertifikasi, apakah sudah ada usaha dari XYZ
memberikan sertifikasi kepada manajer-manajer proyeknya?
DA: Kalau sertifikasi dari XYZ belum, tapi kalau mengarah ke sana mungkin
sudah ada karena saat ini XYZ sudah mendatangkan konsultan untuk men-
training PMBOK itu sendiri sih.
Universitas Indonesia
Universitas Indonesia
DA: Pada dasarnya secara garis besar, kita paham dengan apa yang ada di
pertanyaan-pertanyaan kuesioner karena kita juga saat ini dalam prosesuntuk
pembelajaran sesuai dengan aturan di PMBOK.
DA: Ya emang bahasa menjadi salah satu kendala dimana kita biasanya di PM
biasanya melakukan komunikasi dengan bahasa Indonesia, kemudian kita
juga kurang berpengalaman sehingga terkadang dalam konteks bahasa kurang
sesuai.
TGS: Apakah bapak sudah pernah mengerjakan soal-soal seperti ini sebelumnya?
DA: Ya kita sudah mengerjakan soal-soal seperti itu sebelumnya, karena yang
seperti kita bilang tadi bahawa kita sedang pematangan untuk mendapatkan
sertifikasi PMI.
TGS: Apakah bapak familiar dengan istilah-istilah yang digunakan dalam kuesioner
ini?
DA: Secara garis besar, kita paham Cuma memang ada beberapa bagian yang
belum paham sedetailnya terkait dengan istilash-istilah yang ada di kuesioner
tersebut.
Universitas Indonesia
AL: Bahasa itu merupakan salah satu faktor, faktor yang menjadi kendala juga,
karena kita lebih banyak menggunakan bahasa Indonesia, terdapat beberapa
kata dan pertanyaan yang bagi saya pribadi membuat bingung apa yang
dimaksud dengan pertanyaan itu. Ada beberapa kata yang tidak familiar.
Bahasa menjadi salah satu kendala untuk menjawab pertanyaan atau mengerti
maksud dari soal itu.
TGS: Apakah bapak sudah pernah mengerjakan soal-soal seperti ini sebelumnya?
AL: Kita sudah sering melakukan soal-soal seperti itu, bagi saya pribadi sudah
sering mencoba untuk melatih itu karena saya sedang mencoba untuk ujian
sertifikasi PMBOK
TGS: Apakah bapak familiar dengan istilah-istilah yang digunakan dalam kuesioner
ini?
AL: Istilah-istilah tersebut si familiar, tetapi ada beberapa kata-kata yang bukan
terdapat dalam istilah manajemen proyek saya tahu artinya. Tapi untuk istilah
manajemen proyek itu, sebagian besar saya paham.
Universitas Indonesia
FA: Tidak, saya menerima kuesioner berikut langsung dari saudara teofilus
gabe sidauruk berupa hard copy
FA: Sebagian memahami, sebagian lagi saya baru mengetahui dari pertanyaan-
pertanyaan pada kuisioner tersebut
Universitas Indonesia
Dokumen Pendukung
Universitas Indonesia
Universitas Indonesia
Universitas Indonesia
Universitas Indonesia
Universitas Indonesia
Universitas Indonesia
Universitas Indonesia
Universitas Indonesia
Universitas Indonesia