Anda di halaman 1dari 7

Seminar Nasional dalam Rangka Dies Natalis ke-45 UNS Tahun 2021

“Membangun Sinergi antar Perguruan Tinggi dan Industri Pertanian dalam


Rangka Implementasi Merdeka Belajar Kampus Merdeka”

Persentase Tudung Akrosom Utuh Spermatozoa pada Semen Beku Sapi


Simmental dengan Penambahan Gentamisin dan Minyak Atsiri Jeruk Manis
pada Bahan Pengencer
Sukma Aditya Sitepu1 dan Julia Marisa2
1
Program Studi Peternakan, Fakultas Sains dan Teknologi, Universitas Pembangunan Panca Budi, Medan
2
Program Studi Agroteknologi, Fakultas Sains dan Teknologi, Universitas Pembangunan Panca Budi, Medan

Abstrak

Tujuan penelitian adalah mengetahui pengaruh penambahan gentamisin dan minyak atsiri
jeruk manis pada bahan pengencer tris kuning telur terhadap persentase Tudung Akrosom
Utuh spermatozoa di dalam semen beku Sapi Simmental. Metode penelitian adalah
Rancangan Acak Lengkap dengan 5 perlakuan dan 5 ulangan. Perlakuan yang diberikan
adalah penambahan minyak atsiri jeruk manis sebanyak : 0% (P0), 0,25% (P1), 0,5% (P2),
0,75% (P3) dan 1% (P4). Pada seluruh perlakuan juga ditambahkan gentamisin sebanyak 500
µg/ml. Evaluasi Tudung Akrosom Utuh dilakukan dengan membagi spermatozoa dengan
kepala akrosom yang bewarna dengan total spermatozoa yang dihitung. Penelitian
dilaksanakan pada bulan Juli 2020. Hasil penelitian menunjukkan bahwa semakin banyak
penambahan minyak atsiri jeruk manis, persentase Tudung Akrosom Utuh spermatozoa pada
semen beku Sapi Simmental akan terus meningkat. Hasil penelitian menunjukkan bahwa
persentase Tudung Akrosom Utuh spermatozoa setelah pembekuan adalah 43% (P0), 49%
(P1), 53% (P2), 56% (P3) dan 62% (P4). Hasil analisis ragam menunjukkan bahwa pengaruh
penambahan minyak atsiri jeruk manis sebagai bahan pengencer berpengaruh sangat nyata
(P<0.01) terhadap Tudung Akrosom Utuh spermatozoa. Hasil terbaik ditunjukkan pada
penambahan 1% (P4) minyak atsiri jeruk manis yaitu sebesar 73% (sebelum pembekuan) dan
62% (setelah pembekuan)

Kata kunci: Gentamisin, Minyak atsiri jeruk manis, Sapi Simmental, Semen beku, Tudung
Akrosom Utuh.

Pendahuluan

Pengadaan bibit berkualitas baik sangat menentukan produksi hasil usaha ternak sapi
(Marisa dan Sitepu, 2020). Untuk mendapatkan bibit berkualitas baik dapat dilakukan dengan
Inseminasi Buatan. Salah satu faktor keberhasilan Inseminasi Buatan adalah kualitas semen

E-ISSN: 2615-7721 Vol 5, No. 1 (2021) 805


P-ISSN: 2620-8512
beku. Kualitas sperma sesudah penampungan akan mengalami penurunan apabila tidak
segera digunakan. Semen segar yang tidak diencerkan akan menurunkan fertilitas
spermatozoa. Oleh karena itu untuk mempertahankan kualitas spermatozoa selama
penyimpan dapat dilakukan dengan penambahan bahan pengencer. Penambahan bahan
pengencer bertujuan untuk menyediakan sumber energi bagi sperma sehingga menjamin
kelangsungan hidup spermatozoa selama penyimpanan. Syarat penting bahan pengencer
sperma adalah memberi perlindungan terhadap cold shock yang terjadi saat pembekuan dan
sebagai penyanggah untuk menjaga kestabilan pH (Feradis, 2014). Selain itu bahan
pengencer harus mampu menyediakan makanan sebagai sumber energi, menjaga tekanan
osmotik yang sama dengan sperma dan berisi antibiotika untuk menghambat pertumbuhan
bakteri (Toelihere, 1993).
Bahan pengencer tris kuning telur telah banyak digunakan untuk berbagai macam
ternak. Tris kuning telur digunakan dalam proses preservasi dan kriopreservasi semen.
Pengencer Tris terdiri dari : tris, asam sitrat, fruktosa dan akuabidest (Rizal dan Herdis,
2008). Pada bahan pengencer semen beku juga perlu ditambahkan antibiotik untuk
menghambat atau membunuh bakteri di dalam semen beku. Antibiotik yang ditambahkan
pada bahan pengencer dapat menggunakan satu macam atau lebih antibiotik (Zaituni, 2012).
Pemberian kombinasi antibiotik pada bahan pengencer semen sudah dilakukan yaitu dengan
melakukan kombinasi dengan beberapa antibiotik lainnya seperti GTLS (Gentamisin, Tylosin
dan Linco-Spectin) Hasan et al., (2000) dan Andromed® (gentamisin sulfat, spektinomisin,
dan linkomisin) (Minitub, 2001). Kombinasi antibiotik streptomisin telah dilakukan dengan
menambah penisilin (Rizal dan Herdis, 2008).
Kepala akrosom spermatozoa dapat rusak karna terjadinya cold shock dan adanya
bakteri dalam semen beku. Untuk menghambat perkembangan bakteri pada semen beku Sapi
Simmental dapat dilakukan dengan penambahan antibiotik seperti gentamisin, namun belum
optimal sehingga perlu ditambah bahan lain yang mengandung antibakteri. Antibiotik
gentamisin aktif terhadap bakteri terutama pada bakteri gram negatif dan positif (Nattadiputra
dan Munaf, 2009). Minyak atsiri jeruk manis mengandung limonene dan linalool bersifat
toksik pada bakteri (Fisher dan Phillips, 2006). Selain itu minyak atsiri jeruk manis juga
mengandung flavonoid yang dapat berperan sebagai antioksidan (Friatna et al., 2011).
Antioksidan dapat mengurangi kerusakan akibat cold shock pada saat pembekuan (Feradis,
2009)
Penelitian penambahan minyak atsiri jeruk manis dalam pengencer tris kuning telur
dan gentamsin sangat penting untuk dilakukan, karena rendahnya kualitas semen beku Sapi
E-ISSN: 2615-7721 Vol 5, No. 1 (2021) 806
P-ISSN: 2620-8512
Simmental yang disebabkan oleh bakteri yang dapat merusak sperma dan terjadinya cold
shock pada saat pembekuan semen sehingga dapat menurunkan kualitas semen beku Sapi
Simmental yaitu Tudung Akrosom Utuh spermatozoa. Spermatozoa yang kepala akrosomnya
rusak juga tidak akan mampu membuahi sel telur karena kemampuan spermatozoa untuk
masuk ke dalam sel telur ditentukan oleh kepala akrosom spermatozoa. Semakin tinggi
presentase Tudung Akrosom Utuh spermatozoa, fertilitas pada semen beku Sapi Simmental
akan meningkat. Penambahan minyak atsiri jeruk manis dan gentamisin dapat lebih
miningkatkan persentase Tudung Akrosom Utuh spermatozoa pada semen beku Sapi
Simmental.

Metodologi

Bahan penelitian yang digunakan adalah semen segar Sapi Simmental, minyak atsiri
jeruk manis, gentamisin dan tris kuning telur sebagai bahan pengencer, asam sitrat, fruktosa,
eosin 2%, straw, N2 cair, aquabidestillata, air hangat (45-55ºC), dan tisu. Alat penelitian
yang digunakan yaitu beaker glass 400 ml, deck glass, tissue, batang pengaduk, satu set VB,
tabung reaksi, water bath, mikroskop elektrik, thermometer, pipet tetes, objek glass, cover
glass, pH meter, pembakar bunsen, denominator dan kandang penampung

Parameter penelitian yang diamati adalah persentase Tudung Akrosom Utuh pada
spermatozoa semen Sapi Simmental sebelum pembekuan dan sesudah pembekuan. Evaluasi
dilakukan terhadap keutuhan tudung akrosom spermatozoa yang ditandai oleh ujung kepala
spermatozoa yang berwarna hitam tebal, apabila semen dipaparkan di dalam larutan NaCl
fisiologik yang mengandung 1% formalin (Saacke dan White, 1972). Evaluasi dilakukan
pada minimal 200 spermatozoa diamati dengan menggunakan mikroskop cahaya pembesaran
400 kali. Persentase Tudung Akrosom Utuh (TAU) dihitung berdasarkan rumus :
TAU = sperma dengan akrosom bewarna X 100%
total sperma yang dihitung

Populasi dan sampel dalam penelitian ini adalah semen Sapi Simmental yang telah
ditambahkan bahan pengencer trish kuning telur, Gentamisin dan berbagai level minyak atsiri
jeruk manis dengan perlakuan yang diberikan adalah sebagai berikut:

P0 = Penambahan Minyak Atsiri Jeruk Manis 0%


P1 = Penambahan Minyak Atsiri 0,25% (0,25 ml/100 ml larutan pengencer)

E-ISSN: 2615-7721 Vol 5, No. 1 (2021) 807


P-ISSN: 2620-8512
P2 = Penambahan Minyak Atsiri 0,5% (0,5 ml/100 ml larutan pengencer)
P3 = Penambahan Minyak Atsiri 0,75% (0,75 ml/100 ml larutan pengencer)
P4 = Penambahan Minyak Atsiri 1% (1 ml/100 ml larutan pengencer)
Metode penelitian yang menjelaskan nilai pengamatan sesuai Rancangan Acak Lengkap
(RAL) non faktorial dengan 5 perlakuan dan 5 ulangan, yang disusun dengan model linier
sebagai berikut:

Yij = μ + τi + εij
Keterangan:
Yij = Nilai pengamatan pengaruh perlakuan penggunaan minyak atsiri jeruk
` manis ke-i ulangan ke-j
μ = Nilai rata-rata umum
τi = Pengaruh perlakuan penggunaan minyak atsiri jeruk manis ke-i
εij = Galat percobaan yang timbul pada perlakuan penggunaan minyak atsiri
jeruk manis ke-i dan ulangan ke-j
i = (1,2,3,4,5,6)
j = (1,2,3,4)
Data hasil penelitian dianalisis dengan menggunakan program SAS 9,0 dan dilanjutkan
dengan uji beda wilayah ganda menggunakan Duncan Multiple Range Test.

Hasil dan Pembahasan

Hasil penelitian semen beku Sapi Simmental sebelum pembekuan (setelah ekulibrasi
semen cair) dan sesudah pembekuan dengan menggunakan kombinasi gentamisin dan minyak
atsiri jeruk manis pada bahan pengencer tris kuning telur dengan pengamatan Tudung
Akrosom Utuh dapat dilihat pada Tabel 1.

Tabel 1. Hasil penelitian persentase Tudung Akrosom Utuh spermatozoa pada semen Sapi
Simmental sebelum dan setelah pembekuan
Pengamatan
Parameter Perlakuan Sebelum Pembekuan Setelah Pembekuan
0% 60±0.57 43±0.89
0,25% 64±1.54 49±1.53
Tudung Akrosom 0,5% 67±1.22 53±1.22
Utuh 0,75% 69±1.75 56±1.77
1% 73±1.88 62±1.81
Keterangan: Superskrip yang berbeda pada kolom menunjukkan perbedaan yang sangat nyata
(P<0.01)

E-ISSN: 2615-7721 Vol 5, No. 1 (2021) 808


P-ISSN: 2620-8512
Hasil penelitian uji Tudung Akrosom Utuh spermatozoa Sapi Simmental sesudah
pembekuan semen menunjukkan bahwa nilai presentase terendah adalah tanpa perlakuan (P0)
yaitu 43% sedangkan yang tertinggi adalah dengan penambahan 1% minyak atsiri jeruk
manis (P4) yaitu 62%. Dari data yang diperoleh dapat dilihat bahwa penambahan minyak
atsiri jeruk manis meningkatkan nilai presentase Tudung Akrosom Utuh spermatozoa Sapi
Simmental sebelum pembekuan semen. Semakin tinggi level pemberian minyak atsiri jeruk
manis akan semakin meningkatkan nilai presentase Tudung Akrosom Utuh spermatozoa.
Hasil analisis ragam menunjukkan bahwa pengaruh penambahan kombinasi
gentamisin dengan minyak atsiri kulit jeruk manis sebagai bahan pengencer berpengaruh
sangat nyata (P<0.01) terhadap Tudung Akrosom Utuh spermatozoa baik sebelum maupun
sesudah pembekuan. Hasil uji lanjut BNT menunjukkan bahwa Tudung Akrosom Utuh
tertinggi terdapat pada perlakuan P4 yaitu 62% sesudah pembekuan semen.
Hasil penelitian menunjukkan persentase Tudung Akrosom Utuh yang tertinggi pada
perlakuan P4 sebelum pembekuan yaitu 73% dan 62% setelah pembekuan. Berdasarkan hasil
penelitian, diketahui bahwa peningkatan konsentrasi minyak atsiri dalam bahan pengencer
akan menyebabkan rataan persentase tudung akrosom utuh sperma Sapi Simmental semakin
rendah. Tudung Akrosom Utuh berperan dalam proses fertilisasi (pembuahan) untuk
keberhasilan Inseminasi Buatan (Sitepu dan Marisa, 2019).
Hasil penelitian menunjukkan bahwa peningkatan konsentrasi minyak atsiri dalam
bahan pengencer akan menyebabkan rataan persentase tudung akrosom utuh sperma Sapi
Simmental semakin rendah. Tudung akrosom utuh berperan dalam proses fertilisasi
(pembuahan) untuk keberhasilan Inseminasi Buatan (Tambing et al., 2000). Perubahan yang
terjadi pada akrosom lebih sering berhubungan dengan fertilitas dibandingkan motilitas
sperma (Ardhani et al., 2020).
Rendahnya persentase tudung akrosom utuh berkaitan dengan rendahnya persentase
motilitas, viabilitas dan membran plasma utuh (Sitepu et al., 2018). Persentase tersebut
semakin rendah pada saat proses pembekuan karena terjadinya cold shock. Menurut Rodiah
et al (2015) secara fisiologis terdapat hubungan antara motilitas dan keutuhan membran
plasma serta daya hidup spermatozoa. Kerusakan membran plasma akan menyebabkan
hilangnya enzim-enzim yang diperlukan (Anwar et al., 2015). Apabila fertilitas tinggi dan
program inseminasi buatan sukses dengan menghasilkan bibit berkualitas baik dan banyak,
maka keuntungan usaha ternak sapi akan meningkat (Marisa dan Sitepu, 2018).
Peningkatan nilai persetase Tudung Akrosom Utuh akibat penambahan minyak atsiri
jeruk manis pada penelitian ini disebabkan oleh beberapa faktor. Menurut Fisher dan Phillips
E-ISSN: 2615-7721 Vol 5, No. 1 (2021) 809
P-ISSN: 2620-8512
(2006) Minyak atsiri jeruk manis mengandung limonene dan linalool yang cukup tinggi dan
dapat berperan sebagai antibakteri, sehingga dapat mencegah bakteri untuk merusak kepala
akrosom spermatozoa. Selain itu minyak atsiri jeruk manis juga mengandung flavonoid yang
dapat berperan sebagai antioksidan (Mutiara, 2018). Antioksidan dapat mencegah kerusakan
kepala akrosom spermatozoa yang disebabkan oleh cold shock pada saat proses pembekuan
(Feradis, 2009).

Kesimpulan dan Saran

Hasil penelitian dengan nilai persentase Tudung Akrosom Utuh spermatozoa terbaik
pada semen beku Sapi Simmental dengan penambahan gentamisin dan minyak atsiri jeruk
manis di dalam bahan pengencer tris kuning telur adalah pada level 1%.

Daftar Pustaka

Anwar, P., Ondho, Y. S., & Samsudewa, D. (2015). Kualitas Membran Plasma Utuh Dan
Tudung Akrosom Utuh Spermatozoa Sapi Bali Dipreservasi Suhu 5 0c Dalam
Pengencer Ekstrak Air Tebu Dengan Penambahan Kuning Telur. AGROMEDIA:
Berkala Ilmiah Ilmu-ilmu Pertanian, 33(1).
Ardhani, F., Mufidah, H., Samsuriati, R., & Putra, H. P. (2020). Efek Lama Penyimpanan
Semen Beku Sapi Bali pada Pos Inseminasi Buatan terhadap Membran Plasma, Tudung
Akrosom Utuh, dan DNA Spermatozoa. Jurnal Ilmu Peternakan Terapan, 3(2), 58-66.
Feradis, F. (2009). Peranan Antioksidan Dalam Pembekuan Semen. Jurnal Peternakan, 6(2).
Feradis. (2014). Bioteknologi Reproduksi pada Ternak. Alfabeta, Bandung.
Fisher, K., & C. A. Phillips. (2006). The Effect of Lemon, Orange and Bergamot Essential
Oils and Their Components on The Survival of Campylobacter Jejuni, Escherichia Coli
O157, Listeria Monocytogenes, Bacillus Cereus and Staphylococcus Aureus in Vitro
And Food Systems. J Appl Microbiol., 101(6), 1232-40.
Friatna, E. R., Rizqi, A., & Hidayah, T. (2011). Uji Aktivitas Antioksidan Pada Kulit Jeruk
Manis (Citrus Sinensis) Sebagai Alternatif Bahan Pembuatan Masker Wajah. Pelita-
Jurnal Penelitian Mahasiswa UNY, (2).
Hasan, S., S. M. H. Andrabi., R. Munir., M. Jehangir., P. Shafique., M. Anzar., & N. Ahmad.
(2000). Effect of New Antibiotic Combination on Post-Thaw Semen Quality of Buffalo
and Sahiwal Bulls. 33rd Annual Meet. Soc. Study Reprod., 62, 157.
Marisa, J., & Sitepu, S. A. (2018). Increased Revenues in Beef Cattle Business in Hamlet I
Kelambir V Village in Hamparan Perak Sub-District Deli Serdang Regency. Journal of
Saintech Transfer, 1(1), 54-57.

E-ISSN: 2615-7721 Vol 5, No. 1 (2021) 810


P-ISSN: 2620-8512
Marisa, J., & Sitepu, S. A. (2020). Relationship analysis between production factors with
business production of beef cattle livestock in Binjai Barat District, Indonesia. Asian
Journal of Advanced Research and Reports, 1-7.
Minitub. (2001). Certificate Andromed. Minitub Abfullund Labortechnik GmbH and Co KG.
Germany.
Mutiara, A. U. (2018). Formulasi dan uji aktivitas antioksidan sediaan krim minyak atsiri
kulit jeruk manis (citrus aurantium dulcis) dengan asam stearat sebagai
emulgator. [Bachelor's thesis] Fakultas Ilmu Kesehatan UIN Syarif Hidayatullah),
Jakarta.
Nattadiputra, S & S. Munaf. (2009). Aminoglikosida dan Beberapa Antibiotika Khusus,
Kumpulan Kuliah Farmakologi, 631, Jakarta, EGC.
Rizal, M., & Herdis. (2008). Inseminasi Buatan Pada Domba. Jakarta. Rineka Cipta, Jakarta.
Rodiah, E. Y., Dradjat, A. S., & Arman, C. (2015). Efektifitas Kinerja Pentoksifilin Terhadap
Kualitas dan Integritas Membran Plasma Utuh pada Sperma Sapi Bali Hasil Pemisahan
dengan Menggunakan Albumin (The Effectivity of Pentoxyfilon the Quality and
Plasma Membrane Integrity of Bali Bull Spermatozoa Separated Using
Albumin). Jurnal Ilmu dan Teknologi Peternakan Indonesia Volume, 1(1), 70-76.
Saacke, R. G., & J. M. White. (1972). Semen Quality Tests and Their Relationship to
Fertility. Prooceeding 4th Tech Conf on AI and Reprod NAAB, 22-27.
Sitepu, S. A., Zaituni, U., Jaswandi & Hendri. (2018). Improved quality of frozen boer goat
semen with the addition of sweet orange essential oil on tris yolk and gentamicin
extender. In IOP Conference Series: Earth and Environmental Science 122(1),
012125.
Sitepu, S. A., & Marisa, J. (2019). Percentage value of membrane integrity and acrosome
integrity spermatozoa in simmental liquid semen with addition penicillin and sweet
orange essential oil. In IOP Conference Series: Earth and Environmental Science, 327,
(1), 012027.
Tambing, S. N., Toelihere, M. R., Yusuf, T. L., & Sutama, I. (2000). Pengaruh gliserol dalam
pengencer tris terhadap kualitas semen beku kambing Peranakan Etawah. Jurnal ilmu
ternak dan veteriner, 5(2), 1-8.
Toelihere, M. R. (1993). Inseminasi Buatan Pada Ternak. Angkasa, Bandung.
Zaituni, U. (2012). Teknologi Inseminasi Buatan dan Transfer Embrio Pada Sapi. Sukabina
Press. Padang.

E-ISSN: 2615-7721 Vol 5, No. 1 (2021) 811


P-ISSN: 2620-8512

Anda mungkin juga menyukai