Anda di halaman 1dari 16

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN TIPE STAD UNTUK

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR PKN SISWA KELAS VI


SDN 368 KAMPUNG SAWAH

Muhammad Yusri
Guru SDN 368 Kampung Sawah
Surel : mhdyusrii@gmail.com

Abstract: Application of Learning Model of STAD Type to Increase the


Learning Outcomes of PKN Students of Class VI SDN 368 Kampung Sawah.
This study was conducted in two cycles. Subjects were 39 students. The result of
this research can be concluded that; 1) Student learning outcomes in cycle I and
cycle II show individually complete as many as 20 students, and 36 students. The
completeness of class in cycle I and cycle II is 51.28% and 92.31%. With the
average score of students for formative I and formative II are 64.87 and 84.62, 2)
Student activity data according to observer observation in cycle I are: giving opinion
(44%), working on LKS (25.50%), asking fellow friend (5.50 %), asked the teacher
(14%), and irrelevant to the KBM (11%). Student activity data according to
observation in cycle II are: giving opinion (23.68%), doing LKS (51.05%), asking
fellow friends (14.21%), asking teacher (6.32%), and irrelevant to KBM (4.74% ).

Keywords: STAD Model, Learning Outcomes, Learning Activity

Abstrak :Penerapan Model Pembelajaran Tipe STAD Untuk Meningkatkan


Hasil Belajar PKN Siswa Kelas VI SDN 368 Kampung Sawah. Penelitian ini
dilakukan dalam dua siklus. Subjek penelitian berjumlah 39 siswa. Hasil penelitian
dapat disimpulkan bahwa; 1) Hasil belajar siswa pada siklus I dan siklus II
menunjukkan secara individu tuntas sebanyak 20 orang siswa, dan 36 orang siswa.
Ketuntasan kelas pada siklus I dan siklus II adalah 51.28% dan 92.31%. Dengan
nilai rata-rata siswa untuk formatif I dan formatif II adalah 64.87 dan 84.62, 2) Data
aktivitas siswa menurut pengamatan pengamat pada siklus I antara lain:
memberikan pendapat (44%), megerjakan LKS (25.50% ), bertanya sesama teman
(5.50%), bertanya kepada guru (14%), dan yang tidak relevan dengan KBM
(11%).Data aktivitas siswa menurut pengamatan pada siklus II antara lain:
memberikan pendapat (23.68%), mengerjakan LKS (51.05%), bertanya sesama
teman (14.21%), bertanya kepada guru (6.32%), dan yang tidak relevan dengan
KBM (4.74%).

Kata Kunci :Model STAD, Hasil Belajar, Aktivitas Belajar

PENDAHULUAN semangat kebangsaan dan rasa


Pendidikan nasional berdasarkan kesetiakawanan sosial. Dalam dunia
Pancasila bertujuan untuk meningkatkan pendidikan kita sering mendengar
kualitas manusia Indonesia, yaitu ungkapan yang cukup sederhana yaitu
manusia yang beriman dan bertaqwa "mendidik anak pada masa kini berarti
terhadap Tuhan Yang Maha Esa, menyiapkan orang dewasa di masa
berbudi pekerti luhur, berkepribadian, mendatang". Pendidik harus bisa
berdisiplin, bekerja keras, tangguh, menyiapkan anak didik menjadi orang
bertanggungjawab, mandiri, cerdas dan dewasa yang mandiri, mampu
terampil serta sehat jasmani dan rohani. menggunakan dan mengembangkan
Pendidikan nasional juga harus mampu sendiri kemampuan (pengetahuan dan
menumbuhkan dan memperdalam rasa keterampilan) yang telah dimilikinya,
cinta pada tanah air, mempertebal dan mempunyai sikap yang sesuai

p-ISSN: 2548 – 883X


17
e-ISSN: 2549 - 1288
Jurnal Guru Kita (JGK). Vol 1 (3) Juni 2017, hlm. 17-32

dengan norma-norma yang berlaku di melaksanakan pendekatan siswa aktif,


masyarakat. dan peranan guru sebagai dinamisator
Sejalan dengan hal tersebut di belajar siswa belum diterapkan, namun
atas, dikembangkan iklim belajar guru masih dominan menggunakan
mengajar yang dapat menumbuhkan rasa metode ceramah dan tanya jawab.
percaya diri serta sikap dan perilaku Dalam penyampaian materi pelajaran
yang inovatif dan kreatif. Dengan guru masih menggunakan buku-buku
demikian pendidikan nasional akan sumber dan buku pelengkap sebagaa
mampu mewujudkan manusia manusia sumber belajar, dan dalam penyampaian
pembangunan yang dapat membangun bahan ajar kepada siswa belum
dirinya sendiri serta bersama-sama digunakan media belajar yang lain.
bertanggung jawab atas utuhnya Negara Pembelajaran PKn tidak lagi
Kesatuan Republik Indonesia. mengutamakan pada penyerapan melalui
Pendidikan Pancasila dan pencapaian informasi, tetapi lebih
Kewarganegaraan yang sesuai dengan mengutamakan pada pengembangan
isi Kurikulum 2006 adalah pendidikan kemampuan dan pemrosesan informasi.
tentang nilai-nilai yang sasarannya Untuk itu aktifitas peserta didik perlu
bukan semata-mata pengalihan ditingkatkan melalui latihan-latihan atau
pengetahuan melainkan lebih ditekankan tugas dengan bekerja dalam kelompok
pada pembentukan sikap. Dengan kecil dan menjelaskan ide-ide kepada
demikian mata pelajaran PKn meliputi orang lain. (Hartoyo, 2000:24).
ranah kognitif, afektif dan psikomotor, Pembelajaran kooperatif lebih
yang lebih menitikberatkan pada ranah menekankan interaksi antar siswa. Dari
afektif. sini siswa akan melakukan komunikasi
Kepribadian siswa pada aktif dengan sesama temannya. Dengan
hakikatnya dipengaruhi oleh ranah komunikasi tersebut diharapkan siswa
kognitif, apektif dan psikomotor. Ketiga dapat menguasai materi pelajaran
ranah tersebut menyatu dan sulit dengan mudah karena “siswa lebih
dipisahkan satu dengan yang lainnya, mudah memahami penjelasan dari
sehingga membentuk kepribadian unik kawannya dibanding penjelasan dari
setiap manusia. Dalam menyajikan guru, karena taraf pengetahuan serta
pelajaran, guru harus berupaya pemikiran mereka lebih sejalan dan
mengembangkan ketiga ranah tersebut sepadan”. (Sulaiman dalam Wahyuni
agar berkembang sesuai dengan yang 2001: 2).
diharapkan. Dalam pelaksanaan Berdasarkan masalah di atas,
pembelajaran terdapat perbedaan salah satu upaya yang dapat dilakukan
tergantung dari ranah mana yang untuk meningkatkan prestasi belajar
mendapat penekanan, sementara dalam siswa dalam bidang studi PKn
pembelajaran PKn, hasil akhir yang diperlukan cara yang tepat untuk
menjadi tujuan adalah pengembangan memotivasi siswa dan mengembangkan
ranah apektif yang sesuai dengan nilai kreativitas serta sikap inovatif dari
dan norma yang berlaku dan pendidiknya agar siswa mau belajar dan
berkembang dalam tatanan kehidupan membuat siswa aktif dalam proses
manusia Indonesia. belajar, seperti melakukan eksperimen,
Dalam proses pembelajaran dan melakukan diskusi sehingga siswa
PKn, guru belum semuanya mudah memahami materi yang

p-ISSN: 2548 – 883X


18
e-ISSN: 2549 - 1288
Muhammad Yusri, Penerapan Model Pembelajaran …

diajarkan. Adapun model pembelajaran (KBM) di dalam kelas, seperti


yang diusulkan peneliti adalah model siswa ribut, siswa mengantuk dan
pembelajaranKooperatif Tipe STAD. lain sebagainya.
Berdasarkan penelitian 5. Guru tidak menggunakan media
Henniwati (2012:35) menunjukkan dalam mengajar sehingga siswa
bahwa pembelajaran kooperatif tipe sulit memahami materi yang
STAD dengan pemberian kuis dapat diajarkan.
meningkatkan ketuntasan pembelajaran Pembatasan masalah dalam
siswa, terbukti dari hasil tes siswa penelitian ini yakni sebagai berikut :
ketuntasan pembelajaran naik sebesar 1. Subjek penelitian adalah siswa
44%. Pada Siklus I rata-rata nilai tes 67 kelas VISDN 368 Kampung Sawah
dengan ketuntasan pembelajaran sebesar Semester ganjil Tahun
50% dan pada Siklus II rata-rata nilai tes Pembelajaran 2015/2016.
78 dengan ketuntasan pembelajaran naik 2. Pembelajaran dilaksanakan dengan
menjadi 94%, sehingga berhasil menggunakan model pembelajaran
memberikan ketuntasan hasil belajar kooperatif tipe STAD (Student
secara klasikal. Team Achievement Division).
Berdasarkan penelitian 3. Materi pokok yang diajarkan adalah
Henniwati dan juga latar belakang di “Sistem Pemerintahan Republik
atas, maka peneliti tertarik untuk Indonesia”.
melakukan penelitian tindakan kelas Bertitik tolak dari latar belakang
dengan menerapkan model di atas, maka penulis merumuskan
pembelajaran kooperatif tipe STAD permasalahannya sebagai berikut:
selama KBM untuk melihat dampaknya 1. Apakah terjadi Peningkatan hasil
pada hasil belajar siswa yang bermuara belajar PKn dengan diterapkannya
pada Peningkatan prestasi belajar siswa. metode pembelajaran kooperatif
Oleh karena itu peneliti melakukan tipe STAD(Student Team
penelitian berjudul: “Penerapan Model Achievement Division) pada siswa
Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD kelas VI tahun pelajaran
(Student Team Achievement Division) 2015/2016?
Guna Meningkatkan Hasil Belajar PKn 2. Apakah aktivitas belajar PKn siswa
Siswa Kelas VI SDN 368 Kampung meningkat dengan penerapan model
Sawah”. pembelajaran kooperatif tipe
Berdasarkan latar belakang STAD(Student Team Achievement
masalah yang telah diuraikan, maka Division) pada siswa kelas VI
dapat diidentifikasi masalah yang tahun pelajaran 2015/2016?
relevan dengan penelitian ini, yakni : Sesuai dengan permasalahan di
1. Metode pembelajaran kurang atas, penelitian ini bertujuan untuk:
bervariasi. 1. Mengetahui apakah terjadi
2. Rendahnya prestasi belajar PKn Peningkatanhasil belajar PKn
siswa. dengan diterapkannya metode
3. Rendahnya aktivitas belajar. pembelajaran kooperatif tipe STAD
4. Sering terjadi kegiatan yang tidak (Team Achievement Division)pada
sesuai dengan kegiatan belajar siswa kelas VI tahun pelajaran
mengajar 2015/2016.

p-ISSN: 2548 – 883X


19
e-ISSN: 2549 - 1288
Jurnal Guru Kita (JGK). Vol 1 (3) Juni 2017, hlm. 17-32

2. Mengetahui apakah aktivitas belajar Nopember 2015 Tahun Pelajaran


PKn siswa meningkat dengan 2015/2016.
penerapan model pembelajaran Dengan mempertimbangkan
kooperatif tipe STADTeam peneliti sebagai guru pada kelas VI,
Achievement Division)pada siswa maka subjek yang digunakan dalam
kelas VI tahun pelajaran penelitian ini adalah seluruh siswa
2015/2016. kelasVITahun Pelajaran 2015/2016,
Pemecahan masalah dalam dengan jumlah siswa sebanyak 39 orang.
penelitian ini yaitu dengan menerapkan Penelitian Tindakan Kelas
model pembelajarankooperatif tipe (PTK) ini dilakukan dalam 2 siklus,
STADTeam Achievement Division) sesuai dengan waktu yang telah
selama KBM. Dengan menerapkan direncanakan, yakni 4 jam pelajaran
model pembelajaran ini diharapkan untuk pokok bahasan sebagai berikut :
terjadipeningkatanprestasi belajar siswa 1. Materi pembelajaran siklus 1
dalam kelas. :Proses Pemilu dan Pilkada serta
Adapun maksud penulis lembaga-lembaga negara sesuai
mengadakan penelitian ini diharapkan UUD 1945 hasil amandemen.
dapat berguna sebagai: 2. Materi Pembelajaran siklus 2 :
1. Proses belajar mengajar PKn SDN tugas dan fungsi pemerintahan
368 Kampung Sawahtidak lagi pusat dan daerah
monoton. Pada tiap putaran terdiri
2. Sumbangan pemikiran bagi guru atas 4 tahap, yaitu :
PKn dalam mengajar dan 1. Rancangan
meningkatkan prestasi belajar PKn 2. Kegiatan dan pengamatan
siswa. 3. Refleksi
3. Menambah pengetahuan dan 4. Revisi
wawasan penulis tentang peranan Prosedur penelitian tindakan
guru PKn dalam meningkatkan kelas ditempuh dalam 2 (dua) siklus
pemahaman siswa belajar PKn. kegiatan. Tahapan-tahapan tersebut
4. Menjadikan bahan ajar PKn SDN adalah sebagai berikut:
368 Kampung Sawahlebih menarik, Kegiatan pada Siklus I meliputi:
sehingga proses pembelajaran PKn 1) Perencanaan Tindakan
di SDN 368 Kampung Sawahsesuai Pada tahap ini peneliti berdiskusi
dengan tujuan dan prestasi belajar secara kolaboratif dengan guru mata
siswa semakin meningkat. pelajaran sejenis, guru kelas VI, dan
5. Keaktifan siswa dalam pembimbing dengan kegiatan
mengerjakan tugas mandiri maupun perencanaan meliputi:
kelompok meningkat. a. Penyusunan rencana pelaksanaan
pembelajaran dan lembar kegiatan
METODE siswa yang telah dibuat oleh guru
Penelitian ini dilakukan di tentang sub materi “Proses Pemilu
Kampung Sawah, Kecamatan Natal, Presiden dan Wakil Presiden dan
Kabuapaten Mandailing Natalyakni di Pemilihan Kepala Daerah” untuk
SDN 368 Kampung Sawahdan KBM 1 dengan sub materi
pelaksanaannya pada bulan “Lembaga-lembaga negara sesuai
September2015 sampai dengan hasil UUD 1945 hasil

p-ISSN: 2548 – 883X


20
e-ISSN: 2549 - 1288
Muhammad Yusri, Penerapan Model Pembelajaran …

amandemen” untuk KBM 2. memperbaiki proses. Peneliti


Selanjutnya diubah atau ditambah berdiskusi secara kolaboratif dengan
sesuai dengan model guru mata pelajaran sejenis, guru
pembelajaran kooperatif tipe kelas VI dengan kegiatan
STAD. perencanaan meliputi:
b. Penyusunan instrumen penelitian a) Penyusunan rencana
berupa lembar observasi aktivitas pelaksanaan pembelajaran dan
siswa dengan menerapkan model lembar kegiatan siswa yang
pembelajaran kooperatif tipe telah dibuat oleh guru tentang
STAD dan tes pemahaman siswa sub materi “MPR, DPR dan
tentang hasil belajar siswa. DPD” untuk KBM 3 dengan sub
2) Pelaksanaan Tindakan dan materi “Presiden, BPK dan
Observasi (Action and Observation) kekuasaan kehakiman” untuk
Melaksanakan tindakan KBM 4.
pembelajaran ke-1 dan ke-2 sesuai b) Penyusunan instrumen
dengan RPP oleh peneliti sebagai penelitian berupa lembar
guru PKn di kelas VI Selama proses observasi aktivitas siswa dengan
pembelajaran dilakukan observasi menerapkan model
oleh observer (guru sejawat) untuk pembelajaran kooperatif tipe
mengamati aktivitas siswa dan STAD dan tes pemahaman siswa
pengelolaan pembelajaran oleh guru. tentang Kebudayaan Daerah.
Diakhir Siklus I dilakukan pula tes 2) Pelaksanaan Tindakan dan
hasil belajar siswa untuk Observasi (Action and Observation)
mengetahui pemahaman siswa Melaksanakan tindakan
tentang Berbagai konsitusi yang pembelajaran ke-3 dan ke-4 sesuai
pernah berlaku di Indonesia sebagai dengan RPP model pembelajaran
formatif I. kooperatif tipe STADdengan topik
3) Refleksi (Reflective) “Sistem Pemerintahan Republik
Kegiatan refleksi dilakukan oleh Indonesia” oleh peneliti sebagai
peneliti dengan kolaborator guru PKn di Kelas VI. Selama
berdasarkan hasil observasi dan proses pembelajaran dilakukan
evaluasi hasil pembelajaran PKn di observasi oleh observer (guru
SDN 368 Kampung Sawah dengan sejawat) untuk mengamati aktivitas
model pembelajaran kooperatif tipe siswa dan pengelolaan pembelajaran
STAD. Dari hasil refleksi kemudian oleh guru. Diakhir Siklus II
peneliti berkolaborasi dengan guru dilakukan pula tes hasil belajar
mata pelajaran sejenis, guru kelas VI untuk mengahui pemahaman siswa
untuk memperbaiki dan menguatkan tentang Kebudayaan Daerah sebagai
rencana tindakan siklus II. Formatif II.
Kegiatan pada siklus II meliputi: 3) Refleksi (Reflective)
1) Perencanaan Tindakan Setelah kegiatan pembelajaran
Berdasarkan hasil refleksi terhadap Siklus II dilaksanakan, dilanjutkan
proses pembelajaran pada siklus I dengan kegiatan refleksi oleh
maka pada siklus II disusun skenario peneliti berkolaborasi guru mata
model pembelajaran kooperatif tipe pelajaran sejenis. Berdasarkan hasil
STADdengan revisi tindakan untuk observasi aktivitas siswa dalam

p-ISSN: 2548 – 883X


21
e-ISSN: 2549 - 1288
Jurnal Guru Kita (JGK). Vol 1 (3) Juni 2017, hlm. 17-32

pembelajaran dan ketuntasan hasil Metode Analisis Data Pada


belajar siswa ditelaah. penelitian ini digunakan metode
Instrumen penelitian disusun deskriptif dengan membandingkan hasil
melalui diskusi kolaborasi antara belajar siswa sebelum tindakan dengan
peneliti dengan guru sejawat, guru kelas hasil belajar siswa setelah tindakan.
VI. Perangkat siklus I disusun dalam Langkah-langkah pengolahan
perencanaan siklus I. Sementara dalam data sebagai berikut:
siklus II perangkat disusun dalam 1. Merekapitulasi nilai pretes sebelum
perencanaan siklus II, ini dimaksudkan tindakan dan nilai tes akhir siklus I
agar teridentifikasi kelemahan dan siklus II
pembelajaran dan tersusun rencana yang 2. Menghitung nilai rerata atau
direvisi terlebih dahulu. Instrumen yang persentase hasil belajar siswa
digunakan dalam penelitian ini terdiri sebelum dilakukan tindakan dengan
dari: hasil belajar setelah dilakukan
1. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran tindakan pada Siklus I dan Siklus II
(RPP) untuk mengetahui adanya
Yaitu merupakan perangkat peningkatan hasil belajar.
pembelajaran yang digunakan sebagai 3. Penilaian
pedoman guru dalam mengajar dan a. Data nilai hasil belajar (kognitif)
disusun untuk tiap siklus. Masing- diperoleh dengan menggunakan
masing RPP berisi kompetensi dasar, rumus:
indikator pencapaian hasil belajar, Jumlah jawaban benar
tujuan pembelajaran khusus, dan Nilai Siswa   100
Jumlah seluruh soal
kegiatan belajar mengajar.
2. Lembar Observasi Kegiatan Belajar
b. Nilai rata-rata siswa dicari dengan
Mengajar
rumus sebagai berikut:
Istrumen ini terdiri dari lembar
observasi aktivitas siswa dalam
pembelajaran. Lembar observasi
X
X
aktivitas siswa, untuk melihat aktivitas N
belajar siswa selama proses Keterangan :
pembelajaran PKn dengan model
X = Nilai rata-rata
pembelajaran kooperatif tipe STAD tiap
Σ = Jumlah nilai X
siklus.
N = Jumlah peserta tes
3. Tes formatif
Tes digunakan untuk
c. Untuk penilaian aktivitas
mengetahui hasil belajar siswa sebelum
digunakan rumus sebagai
dan sesudah pembelajaran dengan model
berikut:
kooperatif tipe STAD. Tes disusun
dalam bentuk pilihan ganda yang
% 𝑃𝑟𝑜𝑝𝑜𝑟𝑠𝑖 𝐴𝑘𝑡𝑖𝑣𝑖𝑡𝑎𝑠
mengacu pada Kurikulum Tingkat 𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑠𝑘𝑜𝑟 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑑𝑖𝑝𝑒𝑟𝑜𝑙𝑒ℎ
Satuan Pendidikan (KTSP) untuk kelas = 𝑥 100%
Muhammad Yusri, P
𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑠𝑘𝑜𝑟 𝑖𝑑𝑒𝑎𝑙
VI bidang studi PKn. Tes yang
(Majid, 2009:268)
digunakan sebanyak 20 item dengan 4
d. Ketentuan persentase ketuntasan
option.
belajar kelas

p-ISSN: 2548 – 883X


22
e-ISSN: 2549 - 1288
Ketuntasan belajar kelas 
S b
100%
uji awal untuk menjajaki kemampuan
awal siswa pada materi Sistem
K
Pemerintahan Republik Indonesia. Hasil
ΣSb = Jumlah siswa yang pretes menunjukkan nilai dengan rata-
mendapat nilai ≥ KKM rata 33.08 dengan nilai terendah 20
ΣK = Jumlah siswa dalam sampel diperoleh 6 orang siswa dan tertinggi 60
diperoleh 1 orang siswa. Dengan
Sebagai tolak ukur keberhasilan
penelitian tindakan kelas ini dapat ketuntasan minimal (KKM) sebesar 65
dilihat dari: hasil tes, jika hasil belajar maka ketuntasan klasikal hanya sebesar
siswa mencapai KKM secara individual 0%.
Dari data tersebut dapat
dan 85% secara klasikal.
Penelitian menggunakan disimpulkan bahwa siswa memang
indikator ketercapaian yakni KKM PKn belum dapat mempelajari sendiri konsep
materi tersebut karena memang masih
untuk kelas VI sebesar 65 untuk
individu siswa. Artinya siswa dikatakan dalam tingkat dasar sementara materi uji
tuntas belajar jika nilainya dalam memang belum diajarkan pada siswa.
formatif mencapai KKM ini. Sedangkan Siklus I dilaksanakan dalam dua
kelas dikatakan tuntas atau penelitian kali pertemuan. Dua kali pertemuan
untuk pembelajaran, siswa diberi
berhasil jika paling tidak 85% dari
jumlah siswa dalam kelas subjek Lembar Kerja Siswa (LKS) selanjutnya
memperoleh nilai mencapai KKM. dikerjakan siswa secara bersama dalam
satu kelompok, tiap anggota memiliki
masing-masing soal. Pada akhir siklus
PEMBAHASAN
Data penelitian yang diperoleh siswa mengerjakan soal tes formatif I.
Tahap Perencanaan.Siklus
berupa data observasi berupa
pengamatan pengelolaan model pertama diawali dengan perencanaan
meliputi analisis permasalahan,
pembelajaran Kooperatif tipe STAD dan
rumusan pemecahan, pembuatan
pengamatan aktivitas siswa pada saat
pembelajaran berlangsung, dan data tes Rencana Pelaksanaan Pembelajaran
hasil belajar siswa pada setiap siklus. (RPP 1 dan 2), pembuatan LKS 1 dan
Kegiatan penelitian dilakukan di 2, pembuatan lembar observasi,
pembuatan instrumen tes formatif I.
kelas VISDN 368 Kampung Sawah di
Kampung Sawah, Kecamatan Natal, Pelaksanaan
Kabuapaten Mandailing Natal. Sebelum Pembelajaran.Pembelajaran siklus I
melaksanakan pengumpulan data, dilaksanakan dalam dua kali pertemuan
peneliti melakukan pertemuan diskusi (KBM). KBM pertama dilaksanakan
bersama guru kelas VI. Diperoleh dalam 2 x 35 menit sementara KBM
rumusan dalam diskusi tersebut adalah kedua terpotong dengan kegiatan
penelitian tindakan dilakukan dengan formatif I selama 10 menit. Tiap KBM
menerapkan model pembelajaran dilaksanakan sesuai RPP dengan
kooperatif tipe STAD. menerapkan model pembelajaran
Sebelum menerapkan model kooperatif tipe STAD. Siswa dibagi
pembelajaran kooperatif tipe STAD, dalam 4 (empat) kelompok yang
peneliti melakukan pretes kepada siswa. disusun secara heterogen oleh guru.
Dalam pelaksanaan pembelajaran
Sebelum dilaksanakan siklus I dilakukan
dilakukan pemungutan data observasi

p-ISSN: 2548 – 883X


23
e-ISSN: 2549 - 1288
Jurnal Guru Kita (JGK). Vol 1 (3) Juni 2017, hlm. 17-32

aktivitas belajar dan dokumentasi hasil Formatif I ini dapat disajikan


penelitian. kembali dalam grafik histogram.
Seperti dapat dilihat dalam
Skenario Pembelajaran di atas Peneliti Grafik Formatif I
yang memulai kegiatan pembelajaran. 15
Peneliti membuka pelajaran dengan
10
mengucapkan salam. Selanjutnya
menjelaskan tujuan pembelajaran dan 5
menjelaskan materi. Peneliti melakukan 0
tanya jawab dengan siswa. Setelah itu 40 50 60 70 80 90
guru menyuruh siswa membentuk Frekuensi 6 7 6 6 10 4
kelompok dan mendiskusikan LKS yang
diberikan peneliti. Setelah siswa selesai
Gambar Grafik Data Hasil Formatif I
berdiskusi, peneliti menyuruh siswa
mempersentasikan hasil diskusinya. 2) Data Observasi Aktivitas Siswa
Pada pembelajaran ini, siswa sudah Penilaian aktivitas diperoleh
terlihat aktif tapi beberapa siswa vakum dari lembar observasi aktivitas
memberikan pertanyaan dan dilakukan pada saat siswa bekerja
memberikan tanggapannya. dalam kelompok diskusi. Pengamatan
a. Tahap Observasi dilakukan oleh dua pengamat selama 20
1) Data Hasil Belajar Siswa menit kerja kelompok dalam setiap
Nilai hasil formatif dalam siklus kegiatan belajar mengajar (KBM).
I disajikan dalam Tabel.
Tabel Deskripsi Hasil Formatif I Tabel Skor Aktivitas Belajar Siswa
Nilai Frekuensi Ketuntasan Rata- Siklus I
rata Persen-
No Aktivitas Jumlah Skor
40 6 - tase
50 7 - 1 Memberikan 88 22 44.00 %
Pendapat
60 6 -
2 Mengerjakan 51 12.75 25.50 %
70 6 15.38% 64.87 LKS
80 10 25.64% 3 Bertanya 11 2.75 5.50 %
pada teman
90 4 10.26%
4 Bertanya 28 7 14.00%
Jumlah 39 51.28% pada guru
Hasil analisis pada Tabel Yang tidak 22 5.5 11.00%
5
relevan Muhammad Yusri,
tersebut, nilai terendah Formatif I adalah
Jumlah 200 50 100%
40 dan tertinggi adalah 90 dengan 19
orang mendapat nilai dibawah
Dari data pada tabel di atas
ketuntasan atau ketuntasan klasikal persentasi untuk aktivitas memberikan
adalah sebesar 51.28%. Nilai ini berada pendapat sebesar 44.00%, aktivitas
di bawah kriteria ketuntasan minimal berdiskusi dan mengerjakan LKS
(KKM) keberhasilan sehingga dapat sebesar 25.50%, aktivitas bertanya pada
dikatakan KBM Siklus I kurang berhasil teman sebesar 5.50%, aktivitas bertanya
menurut ketuntasan belajar dalam kelas. pada guru sebesar 14.00% dan yang
Nilai rata-rata kelas adalah 64.87. Data tidak relevan dengan KBM sebesar
11.00%. Data aktivitas belajar siswa

p-ISSN: 2548 – 883X


24
e-ISSN: 2549 - 1288
dapat disajikan dalam bentuk grafik pada ketuntasan klasikal disebabkan
pada gambar di bawah ini. oleh :
1. Sifat kooperatif siswa belum tinggi,
Grafik Aktivitas sehingga kerja sama siswa dalam
60,00% pengerjaan LKS kurang.
40,00%
siklus I 2. Sebagian siswa masih belum
20,00% terbiasa dengan alur pembelajaran
0,00% atau masih binggung diperlihatkan
dengan besarnya aktivitas
memberikan pendapat yang baru
dilakukan disekolah (44.00%) yang
seharusnya sudah dilakukan
Siklus 1 44,0025,505,50%14,0011,00 dirumah.
3. Sebagian siswa belum memiliki
rasa tanggung jawab terhadap
Gambar Grafik aktivitas belajar siswa
tugasnya dalam kelompok
siklus I
diperlihatkan dengan aktivitas kerja
yang hanya mencapai 25.50%.
Keterangan: 1. Memberikan pendapat
4. Siswa masih belum terlalu fokus
2. Mengerjakan
terhadap pembelajaran dan tugas
3. Bertanya pada teman
yang diberi guru sehingga muncul
4. Bertanya pada guru
kegiatan yang tidak relevan dengan
5. Yang tidak relevan
KBM sebesar 11.00%.
b. Tahap Refleksi I
c. Tindakan Perbaikan ( Revisi)
Data hasil belajar siswa merujuk
Setelah melakukan refleksi
pada Tabel 4.1 menunjukkan nilai
maka peneliti melakukan diskusi
terendah sebesar 40 untuk 6 siswa,
dengan teman sejawat, dan guru kelas
tertinggi 90 untuk 4 siswa. Dengan
VI. Hal ini dilakukan untuk
KKM sebesar 65 untuk PKn maka siswa
menemukan tindakan perbaikan yang
dikatakan tuntas sebanyak 20 dari 39
akan peneliti lakukan untuk
siswa atau ketuntasan klasikal sebesar
pelaksanaan siklus II. Adapun tindakan
51.28% sehingga belum mencapai
perbaikan yang akan peneliti lakukan
kriteria yang diharapkan sebesar 85%.
yakni:
Merujuk pada Tabel aktivitas
1. Guru perlu lebih terampil dalam
memberikan pendapat dominan
memotivasi siswa dan lebih jelas
denganpersentase 44.00%, namun
dalam menyampaikan tujuan
aktivitas mengerjakan LKS masih cukup
pembelajaran. Dimana siswa diajak
besar 25.50%, disusul bertanya kepada
untuk terlibat langsung dalam
guru 14.00%, aktivitas tidak relevan
setiap kegiatan yang akan
sebesar 11.00%, kemudian bertanya
dilakukan.
pada teman 5.50%.
2. Guru memperhatikan siswa yang
Sementara Merujuk pada
tidak terlibat aktif dalam diskusi,
aktivitas dan dokumentasi penelitian,
siswa yang main- main lebih diberi
belum tercapainya hasil belajar siswa
perhatian.

p-ISSN: 2548 – 883X


25
e-ISSN: 2549 - 1288
Jurnal Guru Kita (JGK). Vol 1 (3) Juni 2017, hlm. 17-32

3. Guru perlu mendistribusikan waktu 2. Guru memperhatikan siswa yang


secara baik dengan menambahkan tidak terlibat aktif dalam diskusi,
informasi-informasi yang dirasa siswa yang main- main lebih diberi
perlu dan memberi catatan perhatian.
4. Untuk menyiasati masalah 3. Guru perlu mendistribusikan waktu
kesulitan siswa menarik secara baik dengan menambahkan
kesimpulan, guru akan memberikan informasi-informasi yang dirasa
pertanyaan pancingan kepada siswa perlu dan memberi catatan
dengan menunjuk beberapa siswa 4. Untuk menyiasati masalah kesulitan
untuk menjawab. Keseluruhan dari siswa menarik kesimpulan, guru akan
pernyataan siswa tersebut kemudian memberikan pertanyaan pancingan
disaring dan diberi penjelasan oleh kepada siswa dengan menunjuk
guru jika masih ada yang belum beberapa siswa untuk menjawab.
paham. Selanjutnya akan ditarik Keseluruhan dari pernyataan siswa
kesimpulan bersama sehingga siswa tersebut kemudian disaring dan diberi
bisa lebih mengertiapa yang telah penjelasan oleh guru jika masih ada
mereka kerjakan dalam kelompok yang belum paham. Selanjutnya akan
masing-masing. ditarik kesimpulan bersama sehingga
5. Melakukan patokan pada format siswa bisa lebih mengertiapa yang
analisis yang mengarahkan pada telah mereka kerjakan dalam
kesimpulan sehingga siswa dapat kelompok masing-masing.
melakukan pengambilan 5. Melakukan patokan pada format
kesimpulan secara runtun dan analisis yang mengarahkan pada
sistematis kesimpulan sehingga siswa dapat
Siklus II dilaksanakan dalam melakukan pengambilan kesimpulan
dua kali pertemuan. Dalam dua kali secara runtun dan sistematis
pertemuan untuk pembelajaran, siswa Kegiatan diawali dengan
diberikan Lembar Kerja Siswa (LKS). perencanaan meliputi menyiapkan
Pada akhir siklus siswa mengerjakan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran
soal tes. Tindakan yang dilaksanakan (RPP 3 dan 4), LKS 3 dan 4, lembar
pada Siklus II adalah sebagai berikut: observasi aktivitas, dan soal tes formatif
a. Tahap Perencanaan II. Seperangkat instrumen-instrumen
Siklus kedua ini semua kegiatan tersebut disusun dalam diskusi peneliti
tetap sama seperti pada siklus I, hanya bersama pendamping penelitian beserta
saja materi yang disampaikan berbeda guru sejawat sebelum pelaksanaan
dan dilakukan perbaikan kelemahan pembelajaran berlangsung.
kelemahan pada siklus I. Perbaikan yang
akan dilakukan pada siklus II adalah b. Tahap Pelaksanaan Pembelajaran
sebagai berikut: Pembelajaran siklus II
1. Guru perlu lebih terampil dalam dilaksanakan sama dengan siklus I
memotivasi siswa dan lebih jelas dengan mempertimbangkan tindakan
dalam menyampaikan tujuan perbaikan yang direncanakan dalam dua
pembelajaran. Dimana siswa diajak kali pertemuan (KBM). KBM ketiga
untuk terlibat langsung dalam setiap dilaksanakan dalam 2 x 35 menit
kegiatan yang akan dilakukan. sementara KBM keempat terpotong
dengan kegiatan formatif II selama 10

p-ISSN: 2548 – 883X


26
e-ISSN: 2549 - 1288
Muhammad Yusri, Penerapan Model Pembelajaran …

menit. Tiap KBM dilaksanakan sesuai Data hasil formatif II dapat


RPP dengan menerapkan model disajikan dalam histogram,
pembelajaran kooperatif tipeSTAD. histogramnya dapat dilihat pada
Dalam pelaksanaan pembelajaran Gambar.
dilakukan pemungutan data observasi
aktivitas belajar dan dokumentasi 15 Grafik Formatif II
penelitian. Selesai pembelajaran
dilakukan tes hasil belajar. 10
Seperti dapat dilihat dalam 5
rekaman pembelajaran di atas peneliti 0
telah melaksanakan KBM sesuai dengan
60 70
langkah-langkah model pembelajaran 80 90 100
kooperatif tipe STAD. Guru juga
melakukan tanya jawab dengan siswa 60 70 80 90 100
tentang materi yang telah dipelajari.
Frekuensi 3 8 9 6 13
Salah satu kelompok di suruh
mempresentasikan hasil diskusinya ke
depan. Guru telah melibatkan siswa Gambar Grafik Hasil Formatif II
dalam kegiatan pembelajaran. Pada saat
2) Data Hasil Observasi
siswa presentasi, siswa sudah mulai aktif
Data hasil observasi siklus II
bertanya dan memberi tanggapannya
ditunjukkan dalam Tabel 4.4. merujuk
kepada kelompok yang melakukan
pada tabel tersebut, terjadi perubahan
persentasi.
aktivitas belajar siswa dibandingkan
c. Tahap Observasi
siklus I karena perubahan yang terjadi
1) Data Hasil Tes
cukup signifikan. Kegiatan mengerjakan
Data hasil belajar siswa siklus II
LKS masih mendominasi dengan
merujuk pada Tabel 4.3 menunjukkan
persentase 51.05%, disusul kegiatan
nilai terendah sebesar 60 untuk 3 siswa,
memberikan pendapat 23.68%,
tertinggi 100 untuk 13 siswa. Dengan
kemudian bertanya pada teman 14.21%,
KKM sebesar 65 untuk PKn maka siswa
dan bertanya pada guru 6.32%. Kegiatan
dikatakan tuntas sebanyak 36 dari 39
tidak relevan masih muncul dengan
siswa atau ketuntasan klasikal sebesar
persentase 4.74%.
92,31%%. Data hasil belajar siklus II
disajikan dalam Tabel.
Tabel Skor Aktivitas Belajar Siswa
Siklus II
Tabel Deskripsi Hasil Formatif II
No Aktivitas Jumlah Skor Proporsi
Nilai Frekuensi Ketuntasan Rata- Memberikan 11.25
1 45 23.68%
rata pendapat
60 3 - Mengerjakan 97 24.25 51.05%
2
70 8 20.51% LKS
Bertanya pada 27 6.75 14.21%
80 9 23.08% 3
84,62 teman
90 6 15.38% Bertanya pada 3
4 12 6.32%
100 13 33.33% guru
Yang tidak 9 2.25 4.74%
Jumlah 39 92.31% 5
relevan
JUMLAH 190 47.5 100%

p-ISSN: 2548 – 883X


27
e-ISSN: 2549 - 1288
Jurnal Guru Kita (JGK). Vol 1 (3) Juni 2017, hlm. 17-32

Siklus 1 Siklus 2
Data pada Tabel dapat disajikan
dalam bentuk diagram batang atau 51,05%
histogram sesuai Gambar. 44,00%

25,50%
23,68% 24,00%
100,00%
14,21%
Grafik Aktivitas 5,50%
14,00% 11,00%
6,32%

50,00%
siklus II

Keterangan: 1. Memberikan pendapat


0,00%
2. Mengerjakan
Siklus 1 23,6 51,0 14,2 6,32 4,74 3. Bertanya pada teman
4. Bertanya pada guru
Gambar Grafik Aktivitas Belajar Siswa
5. Yang tidak relevan
Siklus II
Keterangan: 1. Memberikan Pendapat
Gambar Grafik aktivitas siswa Siklus I
2. Mengerjakan
dan Siklus II
3. Bertanya pada teman
4. Bertanya pada guru
Merujuk pada Gambar
5. Yang tidak relevan
peningkatan hasil belajar siswa dari
3) Tahap Refleksi II formatif I dan II menunukkan rata-rata
Sampai akhir siklus II telah dari 64,87 menjadi 84,62. Dengan nilai
terlihat perubahan aktivitas siswa yang terendah formatif I 40 yang naik pada
lebih baik dibandingkan siklus I. formatif II menjadi 60. Nilai tertinggi
Aktivitas memberikan pendapat pada formatif I dan formatif II adalah 90
mengalami penurunan dari 44.00% dan 100. Dengan ketuntasan klasikal
menjadi 23.68%. Aktivitas mengerjakan pada siklus I sebesar 51.28% dan pada
LKS naik dari 25.50% menjadi 51.05%. siklus II sebesar 92.31%, selain terjadi
Sementara aktivitas bertanya pada teman peningkatan pada siklus II menunjukkan
mengalami peningkatan dari 5.50% kualitas tuntas secara klasikal karena
menjadi 14.21%. Bertanya pada guru mencapai 85% atau dengan kata lain
mengalami penurunan dari 14.00% pembelajaran pada kedua siklus berhasil
menjadi 6.32%. Dan aktivitas tidak meningkatkan kualitas hail belajar dan
relevan menyusut dari 11.00% menjadi siklus II mampu atau berhasil mencapai
4.74%. Perubahan aktivitas siklus I dan kualitas yang diharapkan.Grafik
II disajikan dalam gambar. perubahan hasil belajar siswa dari siklus
I samapi siklus II ditunjukkan pada
Gambar

p-ISSN: 2548 – 883X


28
e-ISSN: 2549 - 1288
Muhammad Yusri, Penerapan Model Pembelajaran …

belajar siswa pada saat bekerja dalam


Ujiawal Siklus 1 siklus 2
kelompok yang dilakukan oleh 2 orang
pengamat. Dari setiap siklusnya
100 diperoleh data aktivitas sebagai berikut :
90 92,31 (1) Aktivitas memberikan pendapat
84,62
menyusut dari 44% menjadi
64,87
23.68%. Hal ini cukup baik
60 60 menurut peneliti. Penyusutan
51,28
aktivitas memberikan pendapat
40 mengindikasikan bahwa aktivitas
33,08
individual siswa menurun,dan
20
siswa mulai aktif selama diskusi.
(2) Aktivitas mengerjakan LKS
0
mengalami peningkatan yang
Nilai Tertinggi
Nilai terendah
Rata-rataKetuntasan
nilai tes klasikal (%) signifikan dari 25.50% menjadi
51.05%. Hal ini mengindikasikan
Gambar Grafik Perubahan Hasil Belajar siswa lebih aktif dari sebelumnya.
Siswa Tiap Siklus (3) Aktivitas bertanya pada teman
mengalami peningkatan dari 5.50%
Data aktivitas belajar siswa data menjadi 14.21%. Hal ini
lain yang diperoleh yakni data hasil mengindikasikan siswa sudah lebih
belajar siswa. Berdasarkan data kooperatif.
persiklus, terjadi peningkatan hasil (4) Aktivitas bertanya pada guru
belajar siswa. Pada siklus I diperoleh mengalami penyusutan dari 14%
rata-rata nilai siswa 64.87. Rata-rata menjadi 6.32%. Hal ini
nilai siswa ini masih belum di atas mengindikasikan siswa sudah lebih
KKM mata pelajaran PKn yang mandiri dalam berpikir.
ditentukan yakni 65. Walaupun (5) Aktivitas yang tidak relevan dengan
demikian 20 orang mendapat nilai di KBM juga mengalami penyusutan
atas 65 sehingga kentutasan klasikal dari 11% menjadi 4.74% yang
mencapai 51.28%. Karena ketuntasan mengindikasikan siswa sudah lebih
klasikal yang diharapkan masih di tertib dan lebih terampil dalam
bawah 85%, maka dapat dikatakan berdiskusi.
siklus I masih gagal. Sedangkan pada Terjadinya kegagalan pada
siklus II, diperoleh rata-rata nilai siswa siklus I disebabkan oleh beberapa hal.
84,62 Rata-rata nilai siswa ini sudah Berdasarkan refleksi yang peneliti
melewati KKM mata pelajaran PKn lakukan adapun hal yang mempengaruhi
yang ditentukan. 36 orang mendapat kegagalan siklus I antara lain:
nilai di atas 65 sehingga ketuntasan 1. Sifat kooperatif siswa belum tinggi,
klasikal mencapai 92.31% dan karena sehingga kerja sama siswa dalam
sudah mencapai ketuntasan klasikal pengerjaan LKS kurang.
yang diharapkan yaitu diatas 85% maka 2. Sebagian siswa masih belum
dapat dikatakan siklus II berhasil. terbiasa dengan alur pembelajaran
Penelitian dilakukan dengan dua atau masih binggung diperlihatkan
siklus. Setiap siklus terdiri dari 2 KBM. dengan besarnya aktivitas
Setiap KBM peneliti meneliti aktivitas memberikan pendapat yang baru

p-ISSN: 2548 – 883X


29
e-ISSN: 2549 - 1288
Jurnal Guru Kita (JGK). Vol 1 (3) Juni 2017, hlm. 17-32

dilakukan disekolah (44%) yang kesimpulan bersama sehingga siswa


seharusnya sudah dilakukan bisa lebih mengertiapa yang telah
dirumah. mereka kerjakan dalam kelompok
3. Sebagian siswa belum memiliki masing-masing.
rasa tanggung jawab terhadap 5. Melakukan patokan pada format
tugasnya dalam kelompok analisis yang mengarahkan pada
diperlihatkan dengan aktivitas kerja kesimpulan sehingga siswa dapat
yang hanya mencapai 25.50%. melakukan pengambilan
4. Siswa masih belum terlalu fokus kesimpulan secara runtun dan
terhadap pembelajaran dan tugas sistematis
yang diberi guru sehingga muncul Setelah menerapkan tindakan
kegiatan yang tidak relevan dengan perbaikan maka siklus II berhasil
KBM sebesar 11 %. meningkatkan aktivitas maupun hasil
Karena kegagalan siklus I, maka belajar siswa. Dengan demikian prestasi
sebelum merencanakan tindakan pada belajar siswa juga mengalami
siklus II, peneliti melakukan diskusi peningkatan sesuai dengan harapan
dengan tutor, teman sejawat, dan guru peneliti.
kelas VI untuk menentukan tindakan
perbaikan yang harus peneliti lakukan di KESIMPULAN
siklus II. Adapun tindakan perbaikan Kegiatan belajar mengajar pada
yang diperoleh dari hasil diskusi yakni: siklus I dan II maka diperoleh data-data
1. Guru perlu lebih terampil dalam hasil belajar siswa dan aktivitas belajar
memotivasi siswa dan lebih jelas siswa. Data tersebut antara lain: formatif
dalam menyampaikan tujuan I, formatif II, aktivitas belajar siswa
pembelajaran. Dimana siswa diajak yang kemudian dianalisis sehingga dapat
untuk terlibat langsung dalam disimpulkan antara lain:
setiap kegiatan yang akan 1. Hasil belajar siswa dengan
dilakukan. menerapkan modelmembelajaran
2. Guru memperhatiakan siswa yang kooperatif tipe STAD pada siklus I
tidak terlibat aktif dalam diskusi, dan siklus II menunjukkan secara
siswa yang main- main lebih diberi individu tuntas sebanyak 20 orang
perhatian. siswa, dan 36 orang siswa.
3. Guru perlu mendistribusikan waktu Ketuntasan kelas pada siklus I dan
secara baik dengan menambahkan siklus II adalah 51.28% dan
informasi-informasi yang dirasa 92.31%. Dengan nilai rata-rata
perlu dan memberi catatan siswa untuk formatif I dan formatif
4. Untuk menyiasati masalah II adalah 64.87 dan 84,62.
kesulitan siswa menarik 2. Data aktivitas siswa menurut
kesimpulan, guru akan memberikan pengamatan pengamat pada siklus I
pertanyaan pancingan kepada siswa antara lain: memberikan pendapat
dengan menunjuk beberapa siswa (44%), mengerjakan LKS (25.50%
untuk menjawab. Keseluruhan dari ), bertanya sesama teman (5.50%),
pernyataan siswa tersebut kemudian bertanya kepada guru (14%), dan
disaring dan diberi penjelasan oleh yang tidak relevan dengan KBM
guru jika masih ada yang belum (11%).Data aktivitas siswa menurut
paham. Selanjutnya akan ditarik pengamatan pada siklus II antara

p-ISSN: 2548 – 883X


30
e-ISSN: 2549 - 1288
Muhammad Yusri, Penerapan Model Pembelajaran …

lain: memberikan pendapat 4. Bagi guru yang ingin meneliti lebih


(23.68%), mengerjakan LKS lanjut dengan model pembelajaran
(51.05%), bertanya sesama teman yang sama diharapkan mampu
(14.21%), bertanya kepada guru memberikan penilaian bagi siswa
(6.32%), dan yang tidak relevan baik penilain kelompok maupun
dengan KBM (4.74%). penilaian individu.
Tahappenelitian tindakan kelas 5. Kepada peneliti selanjutnya yang
dilakukan dikelas VI SDN 368 ingin meneliti permasalahan yang
Kampung Sawah,. Data-data telah sama disarankan untuk
tersusun pada siklus I, dan siklus II memperhatikan kemampuan awal
maka di analisis dan juga hasil rekaman siswa dan mempersiapkan
peneliti selama KBM maka perlu saran permasalahan yang menggugah rasa
agar pengguna atau yang memanfaatkan ingin tahu siswa sehingga siswa
modelpembelajaran kooperatif tipe termotivasi untuk menemukan
STAD selama kegiatan belajardi sekolah jawaban dari permasalahan
benar-benar bermanfaat sesuai dengan tersebut.
tujuan penelitian.
1. Pada kegiatan belajar mengajar DAFTAR RUJUKAN
perlu menjelaskan tujuan Abdul Majid. 2009. Perencanaan
pembelajaran serta aplikasinya Pembelajaran. Bandung:
pada kehidupan masyarakat sesuai Rosdakarya
dengan konsep materi pembelajaran
agar siswa lebih mudah untuk Hartoyo.2000. Hakikat Pembelajaran
mengerti materi ajar. PKn. Jakarta: PT.Pustaka
2. Untuk melaksanakan pembelajaran
kooperatiftipe STAD memerlukan Henniwati, Dra.2012.Penerapan Model
persiapan yang cukup matang, Pembelajaran Kooperatif Tipe
sehingga guru harus mampu STAD Melalui Kuis Untuk
menentukan atau memilih topik Meningkatkan Hasil Belajar
yang benar-benar bisa diterapkan Matematika Siswa SMK Negeri 1
dengan pembelajaran kooperatif Kabanjahe T.P.
tipe STAD dalam proses belajar 2011/2012.Kabanjahe
mengajar sehingga diperoleh hasil
yang optimal Hutagalung,L. 2004. Model-model
3. Bagi guru yang ingin meneliti lebih Pembelajaran Inovatif
lanjut dengan model pembelajaran Berorientasi Konstruktivisme.
yang sama diharapkan dapat Yogyakarta: Pustaka Belajar
mengkondisikan waktu yang
disediakan terkhusus pada tahap Ibrahim. (1988). Inovasi Pendidikan.
diskusi kelompok. Pembagian Jakarta : Depdikbud.
kelompok harus heterogen dan para
anggota kelompok perlu diberi Lie, Anita. (2008). Cooperative
kesempatan untuk saling mengenal Learning. Jakarta : PT Gramedia
satu sama lain dalam kegiatan tatap Widiasarana.
muka dan interaksi pribadi.

p-ISSN: 2548 – 883X


31
e-ISSN: 2549 - 1288
Jurnal Guru Kita (JGK). Vol 1 (3) Juni 2017, hlm. 17-32

Robbins, Stephen P. 1994. Teori


Organisasi : Struktur, Desain,
dan Aplikasi, Edisi Ketiga, Alih
Bahasa Jusuf Udaya, Arcan,
Jakarta

Sagala. (2003). Konsep dan Makna


Pembelajaran. Bandung: Alfabeta

Sardiman.(2008). Interaksi, dan


Motivasi Belajar Mengajar.
Jakarta: Raja Grafindo Persada.

Slavin, Robert E. 2005. Cooperative


Learning (cara efektif dan
menyenangkan pacu prestasi
seluruh peserta didik). Bandung:
Nusa Media

Tim Pelatihan Proyek PGSM. 1999.


Penelitian Tindakan Kelas.
Departemen Pendidikan dan
Kebudayaan.

p-ISSN: 2548 – 883X


32
e-ISSN: 2549 - 1288

Anda mungkin juga menyukai