Anda di halaman 1dari 14

LAPORAN TETAP

PRAKTIKUM BIOKIMIA

I. Nomor Percobaan : I
II. Nama Percobaan : Reaksi Uji Terhadap Asam Amino
III. Tujuan Percobaan : Untuk mengidentifikasi atau menguji gugus fungsi
yang terdapat dalam suatu asam amino melalui
reaksi dengan reagen Millon, Hopkins-Cole, dan
Ninhidrin

IV. Dasar Teori


Protein adalah makromolekul yang paling berlimpah di dalam sel hidup
dan merupakan 50% atau lebih berat kering sel. Protein ditemukan didalam semua
sel dan semua bagian sel. Protein juga amat bervariasi; ratusan jenis yang berbeda
dapat ditemukan dalam satu sel. (Lehninger
Kunci struktur ribuan protein yang berbeda-beda adalah gugus pada
molekul unit pembangun protein yang relative sederhana. Semua protein, baik
yang berasal dari bakteri yang paling tua atau yang berasal dari bentuk kehidupan
tertinggi, dibangun dari rangkaian dasar yang sama dari 20 asam amino yang
berikatan kovalen dalam urutan yang khas. Karena masing-masing asam amino
mempunyai rantai samping yang khusus, yang memberikan sifat kimia masing-
masing individu, kelompok 20 molekul unit pembangun ini dapat dianggap
sebagai abjad struktur protein. (Lehninger, 1982)
Asam amino adalah senyawa organik yang
memiliki gugus fungsional karboksil (-COOH) dan amina (biasanya -NH2).
Dalam biokimia seringkali pengertiannya dipersempit: keduanya terikat pada satu
atom karbon yang sama (disebut atom C "alfa" atau α). Gugus karboksil
memberikan sifat asam dan gugus amina memberikan sifat basa. Dalam bentuk
larutan, asam amino bersifat amfoterik: cenderung menjadi asam pada larutan
basa dan menjadi basa pada larutan asam. Perilaku ini terjadi karena asam amino
mampu menjadi zwitter-ion. Asam amino termasuk golongan senyawa yang

1
paling banyak dipelajari karena salah satu fungsinya sangat penting
dalam organisme, yaitu sebagai penyusun protein.
Struktur asam amino secara umum adalah satu atom C yang mengikat
empat gugus: gugus amina (NH2), gugus karboksil (COOH), atom hidrogen (H),
dan satu gugus sisa (R, dari residue) atau disebut juga gugus atau rantai samping
yang membedakan satu asam amino dengan asam amino lainnya.
Gambar Struktur asam α-amino, dengan gugus amina di sebelah kiri dan
gugus karboksil di sebelah kanan

Atom C pusat tersebut dinamai atom Cα ("C-alfa") sesuai dengan


penamaan senyawa bergugus karboksil, yaitu atom C yang berikatan langsung
dengan gugus karboksil. Oleh karena gugus amina juga terikat pada atom C αini,
senyawa tersebut merupakan asam α-amino.
Asam amino biasanya diklasifikasikan berdasarkan sifat kimia rantai
samping tersebut menjadi empat kelompok. Rantai samping dapat membuat asam
amino bersifat asam lemah, basa lemah, hidrofilik jika polar, dan hidrofobik jika
nonpolar.
Asam amino dalam bentuk tidak terion (kiri) dan dalam bentuk zwitter-
ion.

Karena asam amino memiliki gugus aktif amina dan karboksil sekaligus,
zat ini dapat dianggap sebagai sekaligus asam dan basa (walaupun pH alaminya
biasanya dipengaruhi oleh gugus-R yang dimiliki). Pada pH tertentu yang
disebut titik isolistrik, gugus amina pada asam amino menjadi bermuatan positif
(terprotonasi, –NH3+), sedangkan gugus karboksilnya menjadi bermuatan negatif

2
(terdeprotonasi, –COO-). Titik isolistrik ini spesifik bergantung pada jenis asam
aminonya. Dalam keadaan demikian, asam amino tersebut dikatakan
berbentuk zwitter-ion. Zwitter-ion dapat diekstrak dari larutan asam amino
sebagai struktur kristal putih yang bertitik lebur tinggi karena sifat dipolarnya.
Kebanyakan asam amino bebas berada dalam bentuk zwitter-ion pada pH netral
maupun pH fisiologis yang dekat netral.
Menurut Lehninger (1982), Asam amino dapat digolongkan berdasarkan
gugus R. Terdapat empat golongan asam amino: (1) golongan dengan gugus R
nonpolar atau hidrofobik, (2) golongan dengan gugus R polar, tetapi tidak
bermuatan, (3) golongan dengan gugus R bermuatan negatif, dan (4) golongan
dengan gugus R bermuatan positif.
1. Golongan dengan gugus R nonpolar atau hidrofobik
Gugus R dalam golongan asam amino ini merupakan hidrokarbon, dan
bersifat hidrofobik. Meliputi lima asam amino dengan gugus R alifatik
(alanin, valin, leusin, isoleusin, dan prolin), dua dengan lingkaran aromatic
(fenilalanin dan triptofan), dan satu yang mengandung sulfur (metionin).
2. Golongan dengan gugus R polar tidak bermuatan
Gugus R dari asam amino polar lebih larut di dalam air, atau lebih hidrofilik,
dibandingkan dengan asam amino nonpolar, karena golongan ini mengandung
gugus fungsionil yang membentuk ikatan hydrogen dengan air. Meliputi:
glisin, serin, treonin, sistein, tirosin, asparagin, dan glutamine.
3. Golongan dengan gugus R bermuatan negative
Mengandung gugus R dengan muatan total negative pada pH 7 adalah asam
aspartat dan asam glutamate, masing-masing mempunyai tambahan gugus
karboksil. Asam amino ini merupakan senyawa induk asparagin dan
glutamine berturut-turut.
4. Golongan dengan gugus R bermuatan positif
Asam amino yang mengandung gugus R dengan muatan total positif pada pH
7 adalah lisin, yang mengandung tambahan gugus amino (kedua) pada posisi
є di rantai alifatiknya; arginin, yang mengandung gugus guanidine bermuatan
positif; dan histidin yang mengandung gugus inidazol yang mengion sedikit.

3
Uji asam amino dapat dilakukan melalui reaksi dengan reagen Millon,
Hopkins-Cole, dan Ninhidrin.
1. Uji Millon
Pereaksi Millon adalah larutan merkuro dan merkuri nitrat dalam asam nitrat.
Apabila pereaksi ini ditambahkan ke dalam larutan protein yang mengandung
asam amino dengan rantai samping gugus fenolik, akan menghasilkan
endapan putih yang dapat berubah menjadi merah oleh pemanasan. Tetapi
khusus untuk proteosa dan pepton secara langsung akan menghasilkan larutan
berwarna merah. Endapan yang terbentuk berupa garam kompleks dari tirosin
yang ternitrasi. Jika larutan protein yang dianalisis ada dalam sussana basa,
maka terlebih dahulu harus dinetralisasi dengan asam, karena dalam basa ion
merkuri dalam pereaksi akan mengendap sebagai Hg(OH)2. Pada penetralan
ini digunakan asam selain HCl, karena ion Cl - dapat bereaksi dengan asam
nitrat menghasilkan radikal klor (Cl.). Radikal klor dapat merusak kompleks
berwarna. Pada dasarnya reaksi ini positif untuk fenol-fenol, karena
terbentuknya senyawa merkuri dengan gugus hidroksi fenil yang berwarna.
Protein yang mengandung tirosin akan memberikan hasil yang positif.
2. Uji Hopkins-Cole
Reagen Hopkins-Cole mengandung asam glioksilat (HOOC-CHO). Jika
reagen ini ditambahkan ke dalam larutan senyawa yang mengandung cincin
indol dan ditambah larutan asam sulfat pekat, maka akan terbentuk cincin
ungu pada interfase kedua cairan tersebut. Karena triptofan merupakan satu-
satunya asam amino yang mengandung cincin indol, maka uji ini dipakai
untuk identifikasi asam amino triptofan dan protein yang mengandung asam
amino triptofan. Cincin ungu yang tampak pada bidang batas antara kedua
cairan adalah hasil kondensasi ttiptofan dengan gugus aldehida dari asam
glioksilat dalam suasana asam pekat.
3. Uji Ninhidrin
Ninhidrin beraksi dengan asam amino bebas da protein menghasilkan warna
ungu. Reaksi ini termasuk yang paling umum dilakukan untuk analisis
kualitatif protein dan produk hasil hidrolisisnya. Reaksi ninhidrin dapat pula

4
dilakukan terhadap urin untuk mengetahui adanya asam amino atau untuk
mengetahui adanya pelepasan protein oleh cairan tubuh. Apabila ninhidrin
(triketohidrin) dipanaskan bersama asam amino, maka akan terbentuk
kompleks berwarna ungu. Kompleks berwarna ungu dihasilkan dari reaksi
ninhdrin dengan hasil reduksinya, yaitu hidrindantin dan amonia. Asam
amino dapat ditentukan secara kuantitatif dengan jalan mengamati intensitas
warna yang terbentuk sebanding dengan konsentrasi asam amino tersebut.
Pada reaksi ini, dilepaskan CO2 dan NH4 sehingga asam amino asam amino
dapat ditentukan secara kuantitatif dengan mengukur jumlah CO2 dan NH3
yang dilepaskan. Prolin dan hidroksi prolin menghasilkan kompleks yang
berbeda warnanya dengan asam amino lainya. Kompleks berwarna yang
terbentuk mengandung dua molekul ninhidrin yang bereaksi dengan amonia
yang dilepaskan pada oksidasi asam amino.

V. Alat dan Bahan


Alat: Bahan:
1. pipet tetes 1. Reagen Millon
2. gelas ukur 2. Reagen Hopkins-Cole
3. beker gelas 3. Reagen Ninhidrin 0,1%
4. bunsen 4. H2SO4 pekat
5. tabung reaksi 5. Larutan Alanin
6. rak tabung reaksi 6. Larutan Valin
7. penjepit tabung 7. Larutan Glisin
8. Larutan Albumin
9. Larutan Triptofan
10. Larutan Tirosin
11. Larutan Asam glutamat
12. Larutan Glutamin
13. Larutan Arginin
14. Larutan Prolin

5
VI. Prosedur
1. Uji Millon
Tambahkan 5 tetes reagen Millon ke dalam 3 ml larutan protein, panaskan
campuran baik-baik. Jika reagen yang digunakan terlalu banyak, maka warna
akan hilang pada pemanasan
2. Uji Hopkins-Cole
Ke dalam 2 ml larutan protein, tambahkan 2 ml reagen Hopkins-Cole.
Tambahkan sedikit demi sedikit kira-kira sebanyak 5 ml H 2SO4 pekat melalui
sisi tabung. Amati warna yang terbentuk pada pertemuan kedua cairan. Jika
perlu putar perlahan-lahan tabung tersebut sampai terbentuk cincin berwarna.
3. Uji Ninhidrin
Tambahkan 0,5 ml larutan Ninhidrin 0,1% ke dalam 3 ml larutan protein.
Panaskan hingga mendidih.

VII. Hasil Pengamatan

No Uji Perlakuan Hasil Pengamatan


1 Uji Reagen Millon + larutan berwarna bening larutan tetap
Millon Alanin bening
Reagen Millon + Valin larutan berwarna bening larutan tetap
bening
Reagen Millon + larutan berwarna bening larutan tetap
Glisin bening
Reagen Millon + larutan berwarna bening terdapat
Albumin endapan merah bata
Reagen Millon + larutan berwarna coklat keruh
triptofan terdapat endapan coklat
Reagen Millon + larutan berwarna bening terdapat
Tirosin endapan merah bata
Reagen Millon + larutan berwarna bening larutan
Asam Glutamat tetap bening
Reagen Millon + larutan berwarna bening larutan
Glutamin tetap bening
Reagen Millon + larutan berwarna bening larutan tetap

6
Arginin bening
Reagen Millon + larutan berwarna bening larutan
Prolin tetap bening
2 Uji Reagen Hopkins-Cole larutan berwarna bening + H2SO4 pekat
Hopkins + Alanin → larutan berwarna bening kecoklatan
Reagen Hopkins-Cole larutan berwarna bening + H2SO4 pekat
- Cole
+ Valin → larutan berwarna bening kecoklatan
Reagen Hopkins-Cole larutan berwarna bening + H2SO4 pekat
+ Glisin → larutan berwarna bening kecoklatan
Reagen Hopkins-Cole larutan berwarna bening + H2SO4 pekat
+ Albumin → terbentuk cincin ungu pada pertemuan
kedua cairan
Reagen Hopkins-Cole larutan berwarna bening + H2SO4 pekat
+ Triptofan → terbentuk cincin ungu pada pertemuan
kedua cairan
Reagen Hopkins-Cole larutan berwarna bening + H2SO4 pekat
+ Tirosin → larutan berwarna bening kecoklatan
Reagen Hopkins-Cole larutan berwarna bening + H2SO4 pekat
+ Asam Glutamat → larutan berwarna bening kecoklatan
Reagen Hopkins-Cole larutan berwarna bening + H2SO4 pekat
+ Glutamin → larutan berwarna bening kecoklatan
Reagen Hopkins-Cole larutan berwarna bening + H2SO4 pekat
+ Arginin → larutan berwarna bening kecoklatan
Reagen Hopkins-Cole larutan berwarna bening + H2SO4 pekat
+ Prolin → larutan berwarna bening kecoklatan
3 Uji Reagen Ninhidrin + larutan berwarna bening larutan
Ninhidri Alanin berwarna ungu
Reagen Ninhidrin + larutan berwarna bening larutan
n
Valin berwarna ungu
Reagen Ninhidrin + larutan berwarna bening larutan
Glisin berwarna ungu
Reagen Ninhidrin + larutan berwarna bening larutan
Albumin berwarna ungu
Reagen Ninhidrin + larutan berwarna bening larutan
Triptofan berwarna ungu
Reagen Ninhidrin + larutan berwarna bening larutan

7
Tirosin berwarna ungu
Reagen Ninhidrin + larutan berwarna bening larutan
Asam Glutamat berwarna ungu
Reagen Ninhidrin + larutan berwarna bening larutan
Glutamin berwarna ungu
Reagen Ninhidrin + larutan berwarna bening larutan
Arginin berwarna ungu
Reagen Ninhidrin + larutan berwarna bening larutan
Prolin berwarna kuning

VIII. Persamaan Reaksi


Uji MILLON

HO
O

OH NO 2
+
H N
+
H + Hg

tyrosin mercuri
O
OH
Hg HO
+
H
N
H
H

berwarna merah bata

Uji Hopkins-Cole

8
O

OH
+ COO-
I
NH2
NH COO-

tryptofan

OH

NH2
CH3

cicin ungu

Uji Ninhidrin

IX. Pembahasan

9
Pada reaksi uji asam amino ini dilakukan tiga buah pengujian, yaitu uji
Millon, uji Hopkins-Cole, dan uji Ninhidrin. Uji-uji ini dilakukan untuk
mengidentifikasi asam amino yang reaktif terhadap reagen-reagen tersebut. dalam
pengujian ini digunakan berbagai larutan asam amino dan protein albumin.
Uji yang pertama yaitu uji Millon. Pereaksi Millon adalah larutan merkuro
dan merkuri nitrat dalam asam nitrat. Apabila pereaksi ini ditambahkan ke dalam
larutan protein yang mengandung asam amino dengan rantai samping gugus
fenolik atau hidroksifenil, maka akan menghasilkan endapan merah bata oleh
pemanasan. Dari hasil percobaan, didapatkan bahwa tirosin dan albumin
memberikan uji positif terhadap reagen Millon. Hal ini dikarenakan tirosin
memiliki gugus hidroksifenil pada strukturnya. Sedangkan pada protein albumin,
didapatkan uji positif karena di dalam protein albumin terkandung beberapa asam
amino, diantaranya tirosin, sehingga albumin juga mengandung gugus
hidroksifenil pada strukturnya. Endapan yang terbentuk berupa garam kompleks
dari tirosin yang ternitrasi. Pada dasarnya reaksi ini positif untuk fenol-fenol,
karena terbentuknya senyawa merkuri dengan gugus hidroksi fenil yang berwarna.
Prinsip dari uji millon adalah pembentukan garam merkuri dari tirosin yang
ternitrasi. Uji ini spesifik untuk protein yang mengandung asam amino yang
memiliki gugus hidroksifenil. Reaksi ini didasari bahwa bila suatu protein
ditambahkan garam merkuri, maka akan terjadi koagulasi. Protein dapat
terkoagulasi karena protein mengalami destruksi bentuk tiga dimensi dari rantai
polipeptida yang ikatannya akan pecah tanpa mengakibatkan pemecahan ikatan
kovalen dari ikatan peptidanya. Tetapi pada larutan triptofan, larutan yang
dihasilkan berwarna coklat keruh dengan endapan coklat, hal ini dikarenakan
triptofan mengandung gugus indol.
Uji yang kedua adalah uji Hopkins-Cole. Reagen Hopkins-Cole
mengandung asam glioksilat (HOOC-CHO). Jika reagen ini ditambahkan ke
dalam larutan senyawa yang mengandung cincin indol dan ditambah larutan asam
sulfat pekat, maka akan terbentuk cincin ungu pada interfase kedua cairan
tersebut. Dari hasil pengamatan yang didapat, reaksi positif terjadi pada triptofan
dan albumin. Cincin ungu yang tampak pada bidang batas antara kedua cairan

10
adalah hasil kondensasi triptofan dengan gugus aldehida dari asam glioksilat
dalam suasana asam pekat. Untuk protein albumin, didapatkan uji positif karena
pada albumin terkandung beberapa asam amino, diantaranya triptofan. Sehingga
dapat disimpulkan bahwa uji Hopkins-Cole ini spesifik untuk asam amino
triptofan, yang mana triptofan mengandung gugus indol, dan semua protein yang
mengandung triptofan.
Uji yang terakhir adalah uji Ninhidrin. Protein dan asam amino yang
mengandung α amino bebas dan sedikitnya satu gugus karboksil akan
menghasilkan reaksi spesifik dengan reagen Ninhidrin. Apabila ninhidrin
(triketohidrin) dipanaskan bersama asam amino, maka akan terbentuk kompleks
berwarna ungu. Kompleks berwarna ungu dihasilkan dari reaksi ninhdrin dengan
hasil reduksinya, yaitu hidrindantin dan ammonia. Dari hasil percobaan yang
didapat, protein albumin dan semua asam amino yang digunakan kecuali prolin
menghasilkan reaksi spesifik terhadap reagen Ninhidrin. Asam-asam amino
tersebut antara lain alanin, valin, glisin, triptofan, tirosin, asam glutamat,
glutamin, dan arginin. Asam-asam amino tersebut mengandung satu gugus
karboksil dan α amino bebas bebas pada strukturnya. Untuk protein albumin,
dihasilkan uji positif karena albumin mengandung asam-asam amino yang
memiliki gugus karboksil dan α amino bebas. Sedangkan pada prolin, didapatkan
uji negatif atau tidak spesifik karena prolin tidak memilik α amino bebas pada
strukturnya.

X. Kesimpulan
1. Protein dan asam amino akan menunjukkan uji positif pada Uji Millon
bila mengandung gugus hidroksifenil.
2. Pada uji Millon, uji asam amino pada suatu sampel bertanda positif
ditunjukkan dengan terbentuknya endapan merah bata setelah
campuran dipanaskan.
3. Uji Hopkins-Cole ini spesifik untuk asam amino triptofan, yang mana
triptofan mengandung gugus indol, dan semua protein yang
mengandung triptofan.

11
4. Uji Hopkins-Cole menunjukkan terbentuknya cincin ungu pada
interfase kedua cairan karena tryptofan berkondensasi dengan aldehid
dalam suasana asam yang mengandung asam glioksilat.
5. Protein dan asam amino yang mengandung α amino bebas dan
sedikitnya satu gugus karboksil akan menghasilkan reaksi spesifik
dengan reagen Ninhidrin
6. Asam amino dan protein menghasilkan uji positif terhadap reagen
Ninhidrin ditunjukkan dengan terbentuknya kompleks berwarna ungu
pada campuran.

XI. Daftar Pustaka


Anonim. 2009. Struktur Asam Amino dan Zwitter Ion, (Online) ,
(http://kimiadahsyat.blogspot.com/2009/07/struktur-asam-amino-dan-
zwitter-ion.html, diakses tanggal 1 Maret 2012).

Lehninger, 1982. Dasar-dasar Biokimia. Jakarta : Erlangga


Unja. 2011. Protein, (Online), (http://kimia-
master.blogspot.com/2011/11/protein.html, diakses tanggal 23 Februari
2012).

XII. Gambar Alat

12
XIII. Jawaban Pertanyaan
 Uji Millon

13
1. Apa yang terjadi jika garam merkuri ditambahkan ke dalam
protein?
Bila suatu protein ditambahkan garam merkuri, maka akan terjadi
koagulasi.
2. Mengapa larutan albumin terkoagulasi?
Protein dapat terkoagulasi karena protein mengalami destruksi
bentuk tiga dimensi dari rantai polipeptida yang ikatannya akan
pecah tanpa mengakibatkan pemecahan ikatan kovalen dari ikatan
peptidanya.
3. Larutan protein mana yang memberikan uji negatif? Mengapa?
Larutan yang memberikan uji negatif antara lain larutan alanin,
valin, glisin, triptofan, asam glutamat, glutamin, arginin, dan
prolin, karena pada asam-asam amino ini tidak terdapat gugus
hidroksifenil, sehingga larutan yang dihasilkan tetap bening
(larutan berendapan coklat pada triptofan karena adanya gugus
indol) tanpa adanya endapan merah bata.
 Uji Hopkins-Cole
Protein apakah yang tidak memberikan uji positif?
Larutan yang memberikan uji negatif pada uji Hopkins-Cole
antara lain larutan alanin, valin, glisin, tirosin, asam glutamat,
glutamin, arginin, dan prolin, karena asam-asam amino ini tidak
mengandung gugus indol, sehingga tidak terbentuk cincin ungu
pada campurannya.
 Uji Ninhidrin
1. Warna apa yang terbentuk?
Warna yang terbentuk pada uji positif adalah warna ungu.
2. Gugus apa yang memberikan uji positif?
Gugus yang memberikan uji positif adalah α amino bebas.

14

Anda mungkin juga menyukai