Anda di halaman 1dari 4

Jurnal Pengabdian Kefarmasian Volume I, No.

1, Mei 2020

PENYULUHAN PENGGUNAAN OBAT TRADISIONAL KEPADA LANSIA PUSKESMAS


PALANRO KABUPATEN BARRU

Hendra Stevani1*, Mispari1, Ratnasari Dewi1,Hesty Setiawati2


1
Jurusan Farmasi, Poltekkes Kemenkes Makassar
2
Jurusan Farmasi, Universitas Pancasakti
E mail Korespondensi hendra@poltekkes-mks.ac.id

DOI: https://doi.org/10.32382/jpk.v1i1.1487

ABSTRAK
Lansia merupakan salah satu kelompok masyarakat yang rentan terhadap penyakit, dan memiliki fungsi
fisiologis yang berbeda dari manusia muda sehingga pola pengobatannya pun menjadi lebih hati-hati.
Pengabdian masyarakat ini bertujuan untuk mengidentifikasi penyakit dominan pada lansia di Puskesmas
Palanro, meningkatkan pengetahuan masyarakat lansia dalam pengolahan tanaman mulai dari pengambilan
hingga menghasilkan obat tradisional yang siap digunakan serta menyediakan Modul Pemilihan dan
penggunaan obat tradisional yang mudah digunakan oleh masyarakat. Kegiatan ini dilaksanakan di wilayah
kerja puskesmas Palanro Kabupaten Barru mulai bulan Agustus hingga Oktober 2016. Kegiatan ini
dilaksanakan bersama petugas di puskesmas (PKM) Palanro dan diikuti oleh 54 orang lansia. Inti dari
kegiatan ini adalah pemberian penyuluhan, pemberian tanaman obat dan modul pengolahan tanaman obat
untuk lansia. Hasil dari kegiatan ini menunjukan peningkatan kemampuan swamedikasi obat tradisional
pada lansia di wilayah kerja Puskesmas Palanro untuk mengobati Diabetes Melitus, Hipertensi dan asam
Urat,
Kata Kunci: Lansia, Obat Tradisional, Penyuluhan, Puskesmas Palanro.

LATAR BELAKANG prevalensi pengobatan sendiri dengan obat


Latar Belakang Menua (menjadi tua) sebanyak 40,7 - 81,8% (Ehigiator et al., 2010),
adalah suatu proses menghilangnya secara menurut hasil sensus penduduk Nasional tahun
perlahan kemampuan jaringan untuk 2009, BPS mencatat 66% orang sakit di
memperbaiki diri dan mempertahankan struktur Indonesia yang melakukan pengobatan sendiri
serta fungsi normalnya sehingga tidak dapat (BPS, 2012). Pola yang sama juga terjadi pada
bertahan terhadap jejas (termasuk infeksi) dan populasi lansia, untuk mengatasi nyeri sendi,
memperbaiki kerusakan yang terjadi (Boedi, sebanyak 71 persen lansia menggunakan obat
2006). langsung pereda nyeri yang dijual bebas
Persentase lansia di Indonesia akan (Zuljasri, 2005 cit Buton, 2012). Saat ini obat
mencapai 11,34 persen atau diterima 28,8 juta yang digunakan dalam pengobatan itu sendiri
jiwa pada tahun 2020 dan diperkirakan akan tidak hanya obat modern, tetapi juga obat herbal
mencapai 273,65 juta jiwa pada tahun 2025 atau jamu (Partha et al, 2002). Menurut Komnas
dengan angka harapan hidup diperkirakan Lansia (2010). lansia yang melakukan
mencapai 73,7 tahun (BPS, 2008). Usia harapan pengobatan sendiri sebesar 60,47 persen
hidup yang meningkat tidak selalu disertai menggunakan jenis obat modern, 27,63 persen
dengan status kesehatan yang senantiasa baik. menggunakan jenis obat campuran, dan
Berbagai masalah fisik, psikologik, dan sosial sebanyak 10,87 persen menggunakan obat
akan muncul akibat proses degeneratif yang tradisional. Salah satu daerah di Indonesia vang
timbul sesuai dengan menuanya seseorang memilki jumlah lansia yang banyak dengan
(Dewi, 2009) keaneka ragaman hayati yang melimpah adalah
Prilaku dalam mencari pengobatan Kecamatan Mallusetasi Kabupaten Barru
dipengaruhi oleh faktor dari dalam individu dan khususnya wilayah kerja Puskesmas Palanro,
faktor luar atau lingkungan (Notoatmojo, 2007). dimana di daerah ini kualitas tanah masih baik
Penelitian yang dilakukan oleh Ketis (2011), dan banyak ditumbuhi dengan tumbuhan yang
menyebutkan bahwa prilaku lansia dalam dapat dimanfaatkan sebagai obat tradisional.
mengatasi masalah kesehatan, sebagian besar Pemanfaatan obat tradisional di wilayah
memilih untuk melakukan pengobatan sendiri. kerja Puskesmas Palanro masih sangat kurang,
Pengobatan sendiri adalah pemilihan dan dikarenakan sebagian masyarakat masih lebih
penggunaan obat tanpa resep atas inisiatif sendiri memilih menggunakan obat modern untuk tujuan
untuk mengobati penyakit atau gejala yang efek yang lebih cepat, dimana penggunaan obat
dirasakan (Gutema 2011). Di negara modern masih memiliki banyak efek samping
berkembang telah mendokumentasikanbahwa yang berbahaya, serta harga yang relatif lebih

23
Jurnal Pengabdian Kefarmasian Volume I, No.1, Mei 2020

mahal, Disamping itu kurangnya sarana apotek untuk pengobatan penyakit yang terkait
dan atau toko obat menyebabkan banyaknya dengan lansia.
masyarakat yang membeli obat modern secara 3. Tahapan Akhir
tidak tepat sehingga menambah permasalahan Tahapan akhir kegiatan lansia akan diberikan
dibidang kesehatan. Salah satu alternatif dalam kesempatan bertanya terkait dengan materi
mengatasi hal tersebut adalah pengobatan yang disampaikan maupun hal-hal lain yang
tradisional. Penggunaan obat tradisional terkait dengan penggunaan obat tradisional.
bukannya tanpa celah, obat tradisional yang tidak Sebelum kegiatan ditutup, dilakukan kembali
tepat bukan hanya menyebabkan obat tidak post test untuk mengukur keberhasilan dari
menimbulkan efek, namun juga dapat kegiatan
menyebabkan interaksi berbahaya dengan obat
yang dikonsumsi oleh lansia. Karena kondisi Pengukuran Keberhasilan Kegiatan
patologi pada golongan usia lanjut, cenderung Pengukuran keberhasilan kegiatan
membuat lansia mengkonsumsi lebih banyak dilakukan dengan menganalisis hasil pre-post
obat dibandingkan dengan pasien yang lebih test dimana kegiatan berhasil jika hasil post test
muda sehingga memiliki risiko lebih besar untuk meningkat secara signifikan. Hal-hal yang diukur
mengalami efek samping dan interaksi obat yang dalam kuisioner adalah macam-macam obat
merugikan, oleh karena itu kegiatan ini bertujuan yang dapat digunakan untuk hipertensi, cara
untuk memberikan bimbingan dalam pemilihan, cara panen, cara pengolahan dan
penggunaan obat tradisional pada masyarakat penyimpanan dari obat tradisional.
Lansia di Puskesmas Palanro Kabupaten Barru
METODE PELAKSANAAN HASIL DAN PEMBAHASAN
Sasaran, tempat dan waktu Kegiatan Lansia merupakan salah satu kelompok
Sasaran dari kegiatan ini adalah masyarakat yang rentan terhadap penyakit, dan
masyarakat Lansia di Puskesmas Palanro memilki fungsi fisiologi yang berbeda dari
Kabupaten Barru, dimana kegiatan dilaksanakan manusia muda umumnya sehingga pola
pada tanggal 2 s/d 3 Oktober 2016 berpusat di pengobatannya pun perlu perhatian yang lebih.
Puskesmas Palanro, Kab. Barru Pengabdian masyarakat ini bertujuan untuk
meningkatkan pengetahuan masyarakat lansia
Metode PKM yang digunakan (Huruf Times dalam penggunaan tanaman obat mulai dari
New Roman 10 point, Bold, spasi 1) peilihan tanaman obat hingga menghasilkan obat
Metode Kegiatan Pengabdian Masyarakat yang tradisional yang siap digunakan serta
digunakan merupakan kombinasi dari menyediakan Modul Pemilihan dan penggunaan
penyuluhan dan demonstrasi cara pengolahan obat tradisional yang mudah digunakan oleh
obat tradisional yang baik masyarakat.
Tahapan Kegiatan Masyarakat Palanro mewakili
Tahapan Kegiatan ini dibagi menjadi 3 masyarakat pedesaan yang banyak menggunakan
tahapan yaitu : obat tradisional untuk mengatasi masalah
1. Tahapan Persiapan kesehatan dirinya sendiri, disamping karena
Tahapan Persiapan dilakukan selama kurang tanaman ini banyak tumbuh disekitarnya juga
lebih 1 (satu) bulan, dimulai dengan karena kepercayaan mereka terhadap obat
pengamatan langsung terkait karakteristik tradisonal yang lebih tinggi, namun hal ini tidak
dari masyarakat lansia, pengurusan perizinan didukung oleh pengetahuan yang baik tentang
dan komunikasi dengan tenaga kesehatan cara pemilihan dan pengolahan obat tradisional
terkait di Puskesmas Palanro sehingga yang benar, ini ditunjukan oleh hasil uji pre test
memudahkan dalam pelaksanaan kegiatan yang masih tergolong rendah (skor 32,2)
2. Tahapan Pelaksanaan sehingga dibutuhkan usaha yang maksimal untuk
Pelaksanaan kegiatan dimulai dengan dapat memberikan pengertian cara penggunaan
memberikan kuisioner kepada Lansia, obat tradisonal yang benar
kuisioner ini dapat diisi langsung oleh lansia Kegiatan ini diikuti oleh 54 orang lansia
atau dibantu dengan Kader yang ada di yang semuanya memilki riwayat penyakit
Puskesmas Palanro. Setelah kegiatan pra test diabetes melitus, Hipertensi dan asam urat.
dilanjutkan dengan penyuluhan tentang cara Sehingga fokus pengabdian kami tentang obat
pemilihan, cara panen, cara pengolahan dan tredisonal mencakup 3 penyakit tersebut. Untuk
penyimpanan dari obat tradisional, disamping dapat memperkaya kegiatan tersebut, maka kami
itu juga diberikan informasi tentang beberapa berkerja sama dengan pihak puskesmas Palanro
obat tradisional yang banyak digunakan dengan melibatkan dokter, perawat, analis
kesehatan dan tentu saja farmasis, yang bertujuan

24
Jurnal Pengabdian Kefarmasian Volume I, No.1, Mei 2020

agar semua tenaga kesehatan lebih dapat Puskesmas Palanro dalam mendukung
menerima penggunaan obat tradisional di penggunaan obat tradisional
lingkungan pengobatan modern seperti yang
dicanangkan oleh Kementerian Kesehatan RI, SARAN
selain itu, dengan melibatkan semua tenaga 1. Sebaiknya jangkaun kegiatan di perluas
kesehatan dalam kegiatan ini maka akan menjadi bukan hanya bagi lansia, namun juga
kolaborasi yang baik dalam mendukung bagi masyarakat dewasa lainnya agar
perawatan yang tepat bagi pasien. dapat menggunakan obat tradisional
Pengabdian masyarakat dilakukan dengan baik dan benar
dengan memberikan ceramah tentang cara 2. Perlunya pembimbingan bagi tenaga
menggunakan obat tradisional yang baik, dimulai kesehatan agar dapat terus menerima
dengan cara pemilihan yang tepat, cara panen dan mencari informasi terbaru terkait
hingga mengolahnya menjadi obat tradisional obat tradisional
dan meminumnya dengan tepat. Selain itu kami
memberikan info tentang keamanan penggunaan DAFTAR PUSTAKA
obat tradisional saat ini masyarakat memilki pola
pikir yang kurang tepat dimana menganggap
semua obat tradisional itu aman dan tidak Afa Kchaati Palu, dkk.2008. The Effects of
memilki efek samping. Morinda citrifolia L Nonion High Blood
hasil kegiatan pengabdian masyarakat Pressure: A Mechanistic Investigation
selama beberapa hari menunjukan adanya and Case Study.American Chemical
peningkatan yang signifikan dari pengetahuan Society. Vol. 993, 446-453.
masyarakat, yang ditandai dengan hasil kuisionar Alipor, B and Rad, A, H. 2012.A Review On The
yang lebih baik (rata-rata 76,5) sehingga dapat Therapiutical Effects Of Tea. Asian
ditarik kesimpulan sebagai pengabdian Jurnal of Nutrition. Vol 4. No 1, 1-15.
masyarakat ini berhasil meningkatkan Anitha Roy, Geetha RV,and Lakshmi T. 2011.
pengetahuan masyaratkat, namun dengan terus Averrhoa bilimbi Linn Nature's Drug
berkembanganya perubahan pola hidup, semakin Store a Pharmacological. International
beragamnya jenis penyakit, dan semakin banyak Journal of Drug Development and
bukti ilmiah yang terbaru maka dibutuhkan Reseach Volume 3. Issue 3, 101-106.
konsistensi dan keberlanjutan kegiatan tersebut Azizah, LM. 2011. Keperawatan Lanjut Usia.
demi mendukung pengobatan tradisional untuk Yogyakarta. Graha Ilmu.
lansia yang berlandaskan bukti ilmiah. Badan Pusat Statistik. 2008. Statistik Indonesia
2007. Jakarta: BPS
KESIMPULAN Corwin, Elizabeth J. 2009. Buku Saku
Dari hasil kegiatan maka dapat disimpulkan Patofisiologi. Jakarta:EGC
1. Terdapat 3 penyakit utama pada lansia Darmojo Boedi, M, H.2006. Geriatri.Jakarta:
di wilayah kerja Puskesmas Palanro Balai Penerbit FKUI.
yaitu Diabetes Melitus, Hipertensi dan Darmojo, R.B., 2004. Pola Penyakit dan
asam Urat Keluhan pada Golonagan Penyukit pada
2. Terjadi peningkatan pengetahuan Usia Lanjut agar Tetap Sehat dan
Lansia di wilayah kerja Puskesmas Berkualitas. FK Undip Semarang, 2, 8-
Palanro dalam pemilihan, cara panen, 10
cara pengolahan sampai dengan Nugroho, 2008. Keperawatan Gerontik, Edisi 2.
penggunaan obat tradisional. Jakarta: Buku Kedokteran EGC
3. Terjadi kolaborasi yang baik antar
tenaga kesehatan di di wilayah kerja

25
Jurnal Pengabdian Kefarmasian Volume I, No.1, Mei 2020

Lampiran

Gambar 1 : Penerimaan Oleh Kepala Puskesmas Palanro Kab.Barru

Gambar 2 : Tim Pengabdian Kepada Masyarakat

26

Anda mungkin juga menyukai