Anda di halaman 1dari 11

Kata Pengantar

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena rahmat dan hidayah-
Nya sehingga kami bisa menyelesaikan makalah yang berjudul “ Perseroan Terbatas”.
Tidak lupa kami mengucapkan terima kasih kepada Bapak dosen yang telah
memberikan tugas ini, sehingga kami dapat menambah wawasan di dalam bidang pengantar
hukum bisnis. Kami sebagai penulis mengakui bahwa ada banyak kekurangan pada
makalah ini. Oleh karena itu, kritik dan saran dari seluruh pihak senantiasa kami harapkan demi
kesempurnaan makalah kami. Semoga makalah ini dapat membawa pemahaman dan
pengetahuan bagi kita semua.

Denpasar, 04 Maret 2021

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR…………………………………………………………………….ii

DAFTAR ISI ………………………………………………………………………………iii

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang………………………………………………………………………….1


1.2 Rumusan Masalah………………………………………………………………………1
1.3 Tujuan Penulisan………………………………………………………………………..1

BAB II PEMBAHASAN

2.1 Pengertian……………………………………………………………………………..2

2.2 Syarat-syarat pendirian PT……………………………………………………………2-3

2.3 Struktur permodalan………………………………………………………………….4

2.4 Organ – organ perseroan……………………………………………………………..4-7

2.5 Bubarnya Perseroan………………………………………………………………….7-8

BAB III PENUTUP

3.1 Kesimpulan………………………………………………………………………….9

3.2 Saran…………………………………………………………………………………9

DAFTAR PUSTAKA ………………………………………………………………….10

ii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar belakang

Perseroan terbatas merupakan badan usaha dan besarnya modal perseroan tercantum


dalam anggaran dasar. Kekayaan perusahaan terpisah dari kekayaan pribadi pemilik
perusahaan sehingga memiliki harta kekayaan sendiri. Setiap orang dapat memiliki lebih dari
satu saham yang menjadi bukti pemilikan perusahaan. Pemilik saham mempunyai tanggung
jawab yang terbatas, yaitu sebanyak saham yang dimiliki. Apabila utang perusahaan melebihi
kekayaan perusahaan, maka kelebihan utang tersebut tidak menjadi tanggung jawab para
pemegang saham. Apabila perusahaan mendapat keuntungan maka keuntungan tersebut
dibagikan sesuai dengan ketentuan yang ditetapkan. Pemilik saham akan memperoleh bagian
keuntungan yang disebut dividenyang besarnya tergantung pada besar-kecilnya keuntungan
yang diperoleh perseroan terbatas.

1.2 Rumusan masalah


 Apa saja syarat- syarat pendirian PT?
 Bagaimana struktur permodalan PT?
 Apa saja yang termasuk organ- organ perseroan?
 Kapan bubarnya perseroan?

1.3 Tujuan

 Mengetahui syarat-syarat pendirian PT


 Mengetahui struktur permodalan PT
 Mengetahui organ-organ perseroan
 Mengetahui kapan PT dibubarkan

iii
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Pengertian

Perseroan Terbatas (PT), dulu disebut juga Naamloze Vennootschhap (NV), adalah suatu


badan hukum untuk menjalankan usaha yang memiliki modal terdiri dari saham-saham, yang
pemiliknya memiliki bagian sebanyak saham yang dimilikinya. Karena modalnya terdiri dari
saham-saham yang dapat diperjualbelikan, perubahan kepemilikan perusahaan dapat dilakukan
tanpa perlu membubarkan perusahaan.

2.2 Syarat – syarat pendirian PT

PT atau Perseroan Terbatas adalah Badan Hukum yang dimiliki oleh minimal
dua orang dengan tanggung jawab yang hanya berlaku pada perusahaan tanpa
melibatkan harta pribadi dari pengurus dan pemegang saham perusahaan tersebut. Di
dalam PT, Pemilik Modal (Pemegang Saham) tidak harus memimpin perusahaan
dengan cara menunjuk orang lain di untuk menjadi Direktur atau Komisaris.
Syarat umum pendirian perseroan terbatas (PT) adalah :
 Fotokopi KTP, NPWP & KK para pemegang saham dan pengurus, minimal 2 orang
 Foto Direktur ukuran 3x4 latar belakang merah
 Copy PBB tahun terakhir sesuai domisili perusahaan
 Copy Surat Kontrak/Sewa Kantor atau bukti kepemilikan tempat usaha
 Surat Keterangan Domisili dari pengelola Gedung jika berdomisili di Gedung
Perkantoran
 Surat Keterangan RT / RW (jika dibutuhkan, untuk perusahaan yang berdomisili di
lingkungan perumahan) khusus luar jakarta
 Kantor berada di Wilayah Perkantoran/Plaza, atau Ruko, atau tidak berada di wilayah
pemukiman
 Surat Keterangan Zonasi dari Kelurahan
 Stempel Perusahaan

Syarat pendirian PT secara formal berdasarkan UU No. 40/2007 adalah sebagai berikut:

 Pendiri (Direktur dan Komisaris) minimal terdiri dari 2 orang atau lebih
 Nama Perusahaan

iv
 Susunan pemegang saham (pendiri wajib mengambil bagian dalam saham)
 Akta pendirian harus disahkan oleh Kementerian Hukum dan HAM
 Menetapkan nilai Modal dasar dan modal disetor (nilai modal setor minimal 25% dari
modal dasar)
 Klasifikasi perusahaan :
PT KECIL

Modal Setor lebih dari

Rp 50.000.000,-
PT MENENGAH

Modal Setor lebih dari

Rp 500.000.000,-
PT BESAR

Modal Setor lebih dari

Rp 10.000.000.000,-
 Pengurus terdiri dari Minimal 1 orang Direktur dan 1 orang Komisaris
 Pemegang saham harus WNI atau Badan Hukum yang didirikan menurut hukum
Indonesia
 Akta Notaris yang berbahasa Indonesia

2.3 Struktur Permodalan


Di dalam UU PT dapat dijumpai penyebutan istilah Modal Dasar, Modal
Ditempatkan dan Modal Disetor.
macam-macam struktur modal PT ini kalau dalam perspektif hukum menurut UU
PT, yaitu:
1. Modal Dasar,
2. Modal Ditempatkan, dan
3. Modal Disetor

1. Modal Dasar

v
Modal Dasar adalah 100% (semua) dari jumlah nilai nominal saham PT yang
dapat (mungkin) diterbitkan oleh PT yang bersangkutan sebagai modal dari PT
tersebut.
2. Modal Ditempatkan
Modal Ditempatkan adalah bagian dari Modal Dasar yang telah ditempatkan/
dikeluarkan dan diambil/disanggupi oleh pemegang saham untuk dibayar atau
disetorkan penyetoran sahamnya oleh pemegang saham kepada PT.
3. Modal Disetor
Modal Disetor adalah Modal Ditempatkan yang sudah dibayarkan (disetorkan)
penyetoran sahamnya oleh pemegang saham kepada (ke dalam kas) PT.

2.4 Organ – Organ Perseroan


Organ Perseroan Terbatas, menurut Undang-undang Perseroan Terbatas, terdiri dari
Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS), Direksi dan Dewan Komisaris – UU No. 40 Tahun
2007 tentang Perseroan Terbatas. Ketiga organ tersebut melakukan metabolisme tubuh di dalam
badan hukum PT, menjalankan roda kegiatan PT ke arah visi-misinya. Kegiatan organ-organ itu
meliputi fungsi pembuatan kebijakan, pelaksanaan, dan pengawasan.
 

 Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS)


RUPS adalah organ Perseroan Terbatas yang memiliki kewenangan ekslusif yang
diberikan kepada Direksi dan Dewan Komisaris. Kewenangan RUPS, bentuk dan
luasannya, ditentukan dalam Undang-Undang Perseroan Terbatas dan Anggaran Dasar.
Dalam bentuk kongkret-nya RUPS merupakan sebuah forum, dimana para pemegang
saham memiliki kewenangan utama untuk memperoleh keterangan-keterangan mengenai
Perseroan, baik dari Direksi maupun Dewan Komisaris. Keterangan-keterangan tersebut
merupakan landasan bagi RUPS untuk mengambil kebijakan dalam menyusun langkah
strategis Perseroan, pijak-pijakan umum dalam mengambil keputusan sebagai sebuah
badan hukum.
 
Jenis RUPS dapat terdiri dari RUPS Tahunan dan RUPS Lainnya. RUPS Tahunan
wajib diselenggarakan Direksi minimal 6 bulan setelah tahun buku Perseroan berakhir.
Dalam RUPS Tahunan, Direksi mengajukan semua dokumen dari laporan tahunan
Perseroan. RUPS Lainnya dapat diadakan setiap waktu berdasarkan kebutuhan untuk
kepentingan Perseroan.
  
RUPS harus diselenggarakan sesuai dengan kepentingan perusahaan dan dengan memperhatikan
anggaran dasar dan peraturan perundang-undangan, serta dengan persiapan yang memadai,
sehingga dapat mengambil keputusan yang sah. Untuk itu:
 

vi
 Pemegang saham diberikan kesempatan untuk mengajukan usul mata acara RUPS
sesuai dengan peraturan perundang-undangan
 Panggilan RUPS harus mencakup informasi mengenai mata acara, tanggal, waktu
dan tempat RUPS
 Bahan mengenai setiap mata acara yang tercantum dalam panggilan RUPS harus
tersedia di kantor perusahaan sejak tanggal panggilan RUPS, sehingga
memungkinkan pemegang saham berpartisipasi aktif dalam RUPS dan
memberikan suara secara bertanggung jawab. Jika bahan tersebut belum tersedia
saat dilakukan panggilan untuk RUPS, maka bahan itu harus

 
 Direksi
Tugas dan tanggung jawab Direksi adalah menjalankan pengurusan Perseroan.
Meski pengurusan itu dijalankan Direksi sesuai dengan kebijakannya sendiri, namun
harus tetap dalam batas-batas yang ditentukan Undang-Undang dan Anggaran Dasarnya.
Dalam menjalankan pengurusan Perseroan, Direksi dapat memberikan kuasa tertulis
kepada karyawan Perseroan, atau kepada orang lain, untuk melakukan perbuatan hukum
tertentu atas nama Perseroan.
Sebagai pengurus Perseroan, Direksi dapat mewakili Perseroan baik di dalam
maupun di luar pengadilan. Kewenangan itu dimiliki Direksi secara tak terbatas dan tak
bersyarat, selama tidak bertentangan dengan Undang-undang dan Anggaran Dasarnya
serta keputusan RUPS. Jika anggota direksi terdiri lebih dari satu orang, yang berwenang
mewakili Perseroan adalah setiap anggota Direksi, kecuali Anggaran Dasar menentukan
bahwa hanya Direktur Utama yang berwenang.
 
Agar pelaksanaan tugas Direksi dapat berjalan secara efektif, perlu dipenuhi prinsip-prinsip
berikut:
 
1. Komposisi Direksi harus sedemikian rupa sehingga memungkinkan pengambilan
keputusan secara efektif, tepat dan cepat, serta dapat bertindak independen.
2. Direksi harus profesional yaitu berintegritas dan memiliki pengalaman serta kecakapan
yang diperlukan untuk menjalankan tugasnya.
3. Direksi bertanggung jawab terhadap pengelolaan perusahaan agar dapat menghasilkan
keuntungan (profitability) dan memastikan kesinambungan usaha perusahaan.
4. Direksi mempertanggungjawabkan kepengurusannya dalam RUPS sesuai dengan
peraturan perundang-undangan yang berlaku.
 

 Dewan Komisaris
Tugas Dewan Komisaris adalah melakukan pengawasan dan memberikan nasihat
kepada Direksi. Tugas pengawasan dan pemberian nasihat itu dilaksanakan oleh Dewan
Komisaris berdasarkan Anggaran Dasar Perseroan. Pengawasan oleh Dewan Komisaris
meliputi pengawasan atas kebijakan Direksi dalam melakukan pengurusan Perseroan,
serta jalannya pengurusan tersebut secara umum, baik mengenai Perseroan maupun usaha

vii
Perseroan. Pengawasan dan nasihat yang dilakukan Dewan Komisaris harus bertujuan
untuk kepentingan Perseroan dan sesuai dengan maksud dan tujuan Perseroan.
 
Agar pelaksanaan tugas Dewan Komisaris dapat berjalan secara efektif, perlu dipenuhi prinsip-
prinsip berikut:
 
1. Komposisi Dewan Komisaris harus memungkinkan pengambilan keputusan secara
efektif, tepat dan cepat, serta dapat bertindak independen.
2. Anggota Dewan Komisaris harus profesional, yaitu berintegritas dan memiliki
kemampuan sehingga dapat menjalankan fungsinya dengan baik termasuk memastikan
bahwa Direksi telah memperhatikan kepentingan semua pemangku kepentingan.
3. Fungsi pengawasan dan pemberian nasihat Dewan Komisaris mencakup Tindakan
pencegahan, perbaikan, sampai kepada pemberhentian sementara.
 
Masing-masing organ punya kewenangan dan tanggung jawab. Sehingga, untuk melindungi
kepentingan PT, masing-masing organ bahkan bisa mengajukan gugatan apabila ada tindakan
organ lain yang merugikan perusahaan. Di sinilah yang dimaksud kemandirian perseroan
terbatas. PT merupakan badan hukum yang dapat bertindak sesuai dengan maksud pendiriannya.
Di sisi lain, jika ada organ PT yang merugikan PT tersebut, maka PT tersebut dapat mengajukan
tuntutan terhadap pemegang saham, direksi atau komisaris perusahaan yang menimbulkan
kerugian akibat perbuatannya.

2.5 Bubarnya Perseroan


Menurut Pasal 142 ayat (1) Undang-Undang Nomor 40 Tahun 2007 tentang
Perseroan Terbatas (“UUPT”), berakhirnya perseroan karena:
1. berdasarkan keputusan Rapat Umum Pemegang Saham (“RUPS”);
2. karena jangka waktu berdirinya yang ditetapkan dalam anggaran dasar telah berakhir;
3. berdasarkan penetapan pengadilan;
4. dengan dicabutnya kepailitan berdasarkan putusan pengadilan niaga yang telah
mempunyai kekuatan hukum tetap, harta pailit perseroan tidak cukup untuk membayar biaya
kepailitan;
5. karena harta pailit perseroan yang telah dinyatakan pailit berada dalam keadaan
insolvensi sebagaimana diatur dalam Undang-Undang tentang Kepailitan dan Penundaan
Kewajiban Pembayaran Utang; atau
6. karena dicabutnya izin usaha perseroan sehingga mewajibkan Perseroan melakukan
likuidasi sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
Pembubaran perseroan berdasarkan keputusan RUPS diajukan oleh Direksi, Dewan
Komisaris atau 1 (satu) pemegang saham atau lebih yang mewakili paling sedikit 1/10
(satu persepuluh) bagian dari jumlah seluruh saham dengan hak suara. Keputusan RUPS
tentang pembubaran perseroan adalah sah apabila diambil berdasarkan musyawarah
untuk mufakat dan/atau paling sedikit dihadiri oleh ¾ (tiga perempat) bagian dari jumlah
seluruh saham dengan hak suara hadir atau diwakili dalam RUPS dan disetujui paling
sedikit ¾ (tiga perempat) bagian dari jumlah suara yang dikeluarkan.
Dalam hal pembubaran perseroan terjadi berdasarkan keputusan RUPS, jangka waktu
berdirinya yang ditetapkan dalam anggaran dasar telah berakhir atau dengan dicabutnya

viii
kepailitan berdasarkan keputusan pengadilan niaga dan RUPS tidak menunjuk likuidator,
maka Direksi bertindak selaku likuidator. Pembubaran perseroan wajib diikuti dengan
likuidasi yang dilakukan oleh likuidator atau kurator; dan perseroan tersebut tidak dapat
melakukan perbuatan hukum, kecuali dalam hal membereskan semua urusan perseroan
yang berkaitan dengan.likuidasi. Dan jika ternyata anggota Direksi, Dewan Komisaris
dan Perseroan melanggar hal tersebut, maka dapat dikenakan tanggung jawab hukum
secara tanggung renteng.
Pembubaran perseroan yang terjadi karena pencabutan kepailitan, maka pengadilan niaga dapat
sekaligus memutuskan memberhentikan kurator sesuai dengan ketentuan dalam Undang-Undang
tentang Kepailitan dan Penundaan Kewajiban Pembayaran Utang.
Pengadilan Negeri dapat membubarkan perseroan dengan alasan:
1. permohonan kejaksaan berdasarkan alasan perseroan melanggar kepentingan umum atau
Perseroan melakukan perbuatan yang melanggar peraturan perundang-undangan;
2. permohonan pihak yang berkepentingan berdasarkan alasan adanya cacat hukum dalam
akta pendirian;
3. permohonan pemegang saham, Direksi atau Dewan Komisaris berdasarkan alasan
perseroan tidak mungkin untuk dilanjutkan.
Likuidator mempunyai kewajiban untuk memberitahukan kepada semua kreditor mengenai
pembubaran perseroan dengan cara mengumumkan pembubaran perseroan dalam Surat Kabar
dan Berita Negara Republik Indonesia dalam jangka waktu paling lambat 30 (tiga puluh) hari
terhitung sejak tanggal pembubaran perseroan. Pemberitahuan kepada kreditor tersebut memuat:
1. mengenai pembubaran perseroan dan dasar hukumnya;
2. nama dan alamat likuidator;
3. tata cara pengajuan tagihan; dan
4. jangka waktu pengajuan tagihan.

BAB III

ix
PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Perseroan Terbatas (PT), dulu disebut juga Naamloze


Vennootschhap (NV) adalah suatu badan hukum untuk menjalankan usaha yang
memiliki modal terdiri dari saham-saham, yang pemiliknya memiliki bagian
sebanyak saham yang dimilikinya. Karena modalnya terdiri dari saham-saham
yang dapat diperjualbelikan, perubahan kepemilikan perusahaan dapat dilakukan
tanpa perlu membubarkan perusahaan.
Untuk mendirikan PT, harus dengan menggunakan akta resmi (akta yang
dibuat oleh notaris) yang di dalamnya dicantumkan nama lain dari
perseroan terbatas, modal, bidang usaha, alamat perusahaan, dan lain-lain.

3.2 Saran

Semoga dengan adanya makalah ini dapat membantu pemakalah dan teman-
teman dalam memahami konsep Perseoran Terbatas dan pengaplikasiannya. Kami
berharap kritik dan saran yang membangun dari pembaca.

DAFTAR PUSTAKA

x
https://www.anggitarisyam.com/2013/11/makalah-perseroan-terbatas.html#:~:text=Latar
%20Belakang,yang%20menjadi%20bukti%20pemilikan%20perusahaan

https://izin.co.id/artikel/syarat-pendirian-pt.php

https://bizlaw.co.id/organ-organ-perseroan-terbatas

https://www.hukumperseroanterbatas.com/pembubaran-perseroan/pembubaran-perseroan-
terbatas/

xi

Anda mungkin juga menyukai

  • Soal 1
    Soal 1
    Dokumen3 halaman
    Soal 1
    meli ardani
    Belum ada peringkat
  • SVFGWVFHV
    SVFGWVFHV
    Dokumen3 halaman
    SVFGWVFHV
    meli ardani
    Belum ada peringkat
  • Z
    Z
    Dokumen2 halaman
    Z
    meli ardani
    Belum ada peringkat
  • SVFGWVFHV
    SVFGWVFHV
    Dokumen3 halaman
    SVFGWVFHV
    meli ardani
    Belum ada peringkat
  • SVFGWVFHV
    SVFGWVFHV
    Dokumen3 halaman
    SVFGWVFHV
    meli ardani
    Belum ada peringkat
  • 4
    4
    Dokumen2 halaman
    4
    meli ardani
    Belum ada peringkat
  • SVFGWVFHV
    SVFGWVFHV
    Dokumen3 halaman
    SVFGWVFHV
    meli ardani
    Belum ada peringkat
  • A
    A
    Dokumen11 halaman
    A
    meli ardani
    Belum ada peringkat
  • 4
    4
    Dokumen2 halaman
    4
    meli ardani
    Belum ada peringkat
  • Z
    Z
    Dokumen2 halaman
    Z
    meli ardani
    Belum ada peringkat
  • A
    A
    Dokumen11 halaman
    A
    meli ardani
    Belum ada peringkat
  • A
    A
    Dokumen11 halaman
    A
    meli ardani
    Belum ada peringkat
  • Z
    Z
    Dokumen2 halaman
    Z
    meli ardani
    Belum ada peringkat
  • Soal 1
    Soal 1
    Dokumen3 halaman
    Soal 1
    meli ardani
    Belum ada peringkat
  • Soal 1
    Soal 1
    Dokumen3 halaman
    Soal 1
    meli ardani
    Belum ada peringkat
  • 4
    4
    Dokumen2 halaman
    4
    meli ardani
    Belum ada peringkat
  • Soal 1
    Soal 1
    Dokumen3 halaman
    Soal 1
    meli ardani
    Belum ada peringkat
  • Soal 1
    Soal 1
    Dokumen3 halaman
    Soal 1
    meli ardani
    Belum ada peringkat
  • SVFGWVFHV
    SVFGWVFHV
    Dokumen3 halaman
    SVFGWVFHV
    meli ardani
    Belum ada peringkat
  • 4
    4
    Dokumen2 halaman
    4
    meli ardani
    Belum ada peringkat
  • Z
    Z
    Dokumen2 halaman
    Z
    meli ardani
    Belum ada peringkat
  • 4
    4
    Dokumen2 halaman
    4
    meli ardani
    Belum ada peringkat
  • A
    A
    Dokumen11 halaman
    A
    meli ardani
    Belum ada peringkat
  • Z
    Z
    Dokumen2 halaman
    Z
    meli ardani
    Belum ada peringkat
  • Z
    Z
    Dokumen2 halaman
    Z
    meli ardani
    Belum ada peringkat
  • A
    A
    Dokumen11 halaman
    A
    meli ardani
    Belum ada peringkat
  • Soal 1
    Soal 1
    Dokumen3 halaman
    Soal 1
    meli ardani
    Belum ada peringkat
  • SVFGWVFHV
    SVFGWVFHV
    Dokumen3 halaman
    SVFGWVFHV
    meli ardani
    Belum ada peringkat
  • 4
    4
    Dokumen2 halaman
    4
    meli ardani
    Belum ada peringkat