PENDAHULUAN
1.2 Tujuan
1.3.1. Tujuan Umum
Mahasiswa/i keperawatan diharapkan mampu memahami konsep dasar
penyakit dan konsep asuhan keperawatan pada pasien dengan ablasio retina.
1.3.2. Tujuan khusus
Mahasiswa/ i keperawatan diharapkan mampu :
a. Menjelaskan konsep dasar penyakit ablasio retina yang meliputi :
1. Pengertian penyakit ablasio retina.
2. Penyebab penyakit ablasio retina.
3. Tanda dan gejala penyakit ablasio retina
4. Patofisiologi penyakit ablasio retina
5. Pemeriksaan diagnostik penyakit ablasio retian
6. Penatalaksanaan medis penyakit ablasio retina
b. Mampu membuat asuhan keperawatan pada klien dengan ablasio retina,
yang meliputi :
1. Pengkajian keperawatan
2. Analisa data dan penentuan diagnosis keperawatan
3. Intervensi keperawatan ( NOC dan NIC )
4. Implementasi keperawatan
5. Evaluasi tindakan keperawatan.
6. Serta dokumentasi asuhan keperawatan.
1.3 Manfaat
1.3.1. Bagi Penulis
Manfaat penulisan malakalah ini, selain untuk memenuhi kewajiban
pelaksanaan tugas kelompok ( SGD ) tentang Keperawatan Sistem Persepsi
Sensori, makalah ini juga dapat bermanfaat sebagai sumber bacaan yang
memberikan informasi tentang asuhan keperawatan pada pasien dengan
ablasio retina, dengan harapan dapat membantu dalam mengaplikasikannya
pada tatanan pelayanan keperawatan yang nyata.
1.3.2. Bagi Institusi Pendidikan
Makalah ini dapat dijadikan salah satu sumber bacaan atau referensi bagi
teman – teman mahasiswa/i keperawatan di fakultas keperawatan UA dalam
mempelajari dan memahami tentang asuhan keperawatan pada pasien
dengan ablasio retina.
BAB II
TINJAUAN TEORITIS
2.1.8 Pencegahan
Ablasio retina tidak bisa dicegah secara langsung. Berusaha yang dilakukan untuk
menurunkan ablasio retina harus berfokus pada setiap penyebab, ablasio
regmatogenosa terjadi karena mekanisme trauma yang dapat terjadi pada aktivitas
yang beresiko seperti objek olah raga yang berkecepatan tinggi misalnya
(permainan tennis,dan lain-lain) atau pekerjaan dengan pekerjaan dengan
menggunakan peralatan berkecepatan tinggi. Perawatan awal dari retina hole dapat
berpotensi mencegah ablasio retina. sedangkan pada ablasio traksi seperti
proliperatif retinopati dapat dicegah dengan mengontrol secara teratur kadar gula
darah. Selain itu pasien yang berisiko disarankan untuk memeriksakan mata di ahli
mata untuk mendeteksi dan mencegah terjadinya ablasi (Black, 1993).
WOC :
Makula terlepas
Floater
Penurunan visus
dan lapang pandang
Krisis Situasi.
3. Intervensi Keperawatan
1. Gangguan persepsi sensorik penglihatan berhubungan dengan
gangguan penerimaan sensori dari organ penerima, ditandai dengan:
- Menurunnya ketajaman penglihatan
- Floater
- Penurunan lapang pandang penglihatan
NOC :
Pasien mendiskusikan tentang kehilangan penglihatan terhadap gaya hidup
Pasien mengungkapkan perasaan aman, nyaman dan terlindungi
Pasien mempertahankan orientasi terhadap orang, tempat dan waktu.
Pasien mendapatkan kembali fungsi penglihatannya.
Pasien mengompensasi kehilangan dengan peralatan yang adaptif
Pasien merencanakan menggunakan sumber- sumber yang tepat
NIC :
1. Berikan kesempatan kepada pasien untuk mengungkapkan perasaan tentang
kehilangan penglihatan seperti dampaknya terhadap gaya hidup.
R / Dengan memberikan kesempatan kepada pasien untuk mengatakan
ketakutannya , pasien dapat melakukan koping terhadap kehilangan
penglihatan.
2. Sediakan lingkungan yang aman dengan menyingkirkan furniture yang
berlebihan diruangan pasien. Orientasikan pasien pada ruangan dan libatkan
keluarga.
R / Dengan mengorientasikan pasien dengan melibatkan keluarga pada
keadaan sekitar dapat mengurangi resiko terjadinya cidera
3. Lakukan modifikasi lingkungan untuk memaksimalkan penglihatan yang
dimiliki pasien
R / memodifikasi lingkungan dapat membantu pasien memenuhi kebutuhan
perawatan diri dan mengurangi resiko cidera.
4. Berikan orientasi realitas bila pasien mengalami kebingungan atau disorientasi
R / agar interaksi pasien dan staf menjadi lebih efisien.
5. Berikan penkes kepada pasien tentang metode alternative untuk melakukan
koping terhadap kehilangan penglihatan, peralatan perawatan adaptif.
R / pasien yang memiliki pengetahuan dapat melakukan koping terhadap
kehilangan penglihatan secara lebih baik.
6. Rujuk pasien ke sumber komunitas yang sesuai
R / untuk membantu pasien dan anggota keluarga beradaptasi terhadap
kehilangan penglihatan.
2. Ansietas berhubungan dengan krisis situasi.
NOC :
Pasien tampak rileks dan melaporkan ansietas berkurang sampai tingkat yang
dapat diatasi
NIC :
1. Kaji tingkat ansietas derajat pengalaman dan pengetahuan konsidi saat ini
R/factor ini mempengaruhi persepsi pasien tehadap ancaman diri.
2. Berikan informasi yang akurat dan jujur. Diskusikan kemungkinan bahwa
pengawasan dan pengobatan dapat mencegah kehilangan penglihatan
tambahan
R/menurunkan ansietas sehubungan dengan ketidaktahuan atau harapan yang
akan dating.
3. Dorong pasienuntuk mengakui masalah dan mengekspresikan perasaan
R/memberikan kesempatan untuk pasien menerima situasi nyata.
4. Identifikasi sumber atau orang yang menolong
R/memberikan keyakinan bahwa pasien tidak sendiri dalam mengatasi masalah
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Ablatio Retina adalah pemisahan retina neurosensorik dari lapisan epitel
berpigmen akibat beretraksinya humor vitreus yang sebagian besar kasus terjadi
karena robekan / lubang pada retina. Robekan pada retina dapat terjadi karena proses
degenerasi baik berupa penipisan retina atau penyusutan Corpus Vitreous.
Gejala dini ablatio retina : photopsia (kilatan cahaya) floater gangguan
lapang pandang visus menurun bila mengenai makula visus sangat menurun
diperlukan tindakan pembedahan. Tanda dan gejala lain yaitu floaters dan
fotopobia gangguan lapangan pandang melihat seperti tirai. Visus menurun tanpa
disertai rasa nyeri. Pada pemeriksaan fundus okuli : tampak retina yang terlepas
berwarna pucat dengan pembuluh darah retina yang berkelok – kelok disertai / tanpa
robekan retina. Pada ablasio retina inflamasi intraokuler/tumor menyebabkan
terjadinya peningkatan cairan eksudatif/serosa, sedangkan pada kasus perubahan
degenerative dalam viterus dapat menyebabkan konsentrasi asam Hidlorunat
berkurang sehingga viterus menjadi makin cair dan viterus pun kolaps dan bengkak
ke depan.
Perawat perlu memberikan asuhan keperawatan yang professional kepada
pasien ablasio retina melalui pendekatan proses keperawatan yang terdiri dari
pengkajian keperawatan, menentukan diagnose keperawatan, merencanakan
tindakan keperawatan, mengimplementasikan tindakan keperawatan dan melakukan
evaluasi agar semua kebutuhan dasar klien dapat terpenuhi.
3.2 Saran
Melihat betapa pentingnya pengetahuan seorang mahasiswa perawat dalam
melakukan asuhan keperawatan maka dengan adanya makalah ini bisa menjadi
bahan referensi mahasiswa dalam melakukan asuhan keperawatan yang
komprehensif kepada klien dengan Ablasio Retina.
DAFTAR PUSTAKA
Donna,I & Hausman,K (1995). Medical Surgical Nursing 2nd edition . . Philadelphia :
W.B Saunders Company
Ilyas, Sidarta ( 2005 ). Kedaruratan Dalam Ilmu Penyakit Mata. Jakarta : Balai Penerbit
FKUI
Smeltzer,S & Bare (2001 p.2011). Keperawatan Medikal-Bedah edisi 8. Jakarta : EGC
http://med.unhas.ac.id/jurnal/2011