Disusun Oleh :
Kelompok 6
A. Definisi
Keluarga merupakan bagian dari manusia yang setiap hari selalu berhubungan dengan
individu manusia. Keadaan yang harus disadari adalah setiap individu merupakan bagian
dari keluarga dan dikeluarga juga semua dapat diekspresikan. Asuhan keperawatan
keluarga yaitu suatu rangkaian kegitatan yang diberi via praktek keperawatan pada
keluarga.
Pada keluarga dewasa merupakan tahap dimana semua anak akan pergi atau keluar
meninggalkan rumah atau orang tuanya. Didalam kehidupan keluarga dewasa dimana
orang tuanya akan merasa banyak kehilangan karena perginya anak-anak dari rumah.
Pada keluarga ini juga terdapat berbagai masalah yang dialami oleh keluarga itu sendiri.
Dan perawat sangat berperan penting dalam memenuhi kebutuhan yang berkaitan dengan
kesehatan kepada keluarga.
B. Fungsi Keluarga
Menurut (Friedman, 2009), mengidentifikasi lima fungsi dasar keluarga yaitu :
1. Fungsi afektif
Berhubungan erat dengan fungsi internal keluarga yang merupakan basis
kekuatan keluarga. Berguna untuk pemenuhan kebutuhan psikososial. Keberhasilan
melaksanakan fungsi afektif tampak pada kebahagian dan kegembiraan dari seluruh
anggota keluarga. Tiap anggota keluarga saling mempertahankan iklim yang positif.
Hal tersebut dipelajari dan dikembangan melalui interaksi dan hubungan dalam
kelurga. Dengan demikian kelurga yang berhasil melaksanakan fungsi afektif, seluruh
keluarga dapat mengembangkan konsep diri yang positif. Komponen yang perlu
dipenuhi oleh keluarga dalam fungsi afektif adalah
a. Saling mengasuh, cinta kasih, kehangatan, saling menerima, saling
mendukung antar anggota keluarga. Setiap anggota yang mendapatkan kasih
sayang dan dukungan dari anggota yang lain maka kemampuan untuk
memberikan kasih sayang akan maningkat yang pada akhirnya tercipta
hubungan yang hangat dan saling mendukung. Hubungan intim didalam
keluarga merupakan modal dasar memberi hubungan dengan orang lain diliat
keluarga atau masyarakat.
b. Saling menghargai bila anggota keluarga saling menghargai dan mengakui
keberadaan dan hak setiap anggota keluarga serta selalu mempertahankan
iklim yang positif maka fungsi afektif akan tercapai.
c. Ikatan dan identifikasi, ikatan dimulai sejak pasangan sepakat memulai hidup
baru. Ikatan anggota keluarga dikembangkan melalui proses identifikasi dan
penyesuian pada berbagai aspek kehidupan anggota keluarga. Orang tua harus
mengemban proses identifikasi yang positif sehingga anak-anak dapat meniru
perilaku yang positif tersebut.
2. Fungsi sosialisasi
Individu, yang menghasilkan interaksi sosial dan belajar berperan dalam
lingkungan sosial. Sosialisasi dimulai sejak lahir, keluarga merupakan tempat
individu untuk belajar bersosialisasi. Keberhasilan perkembangan individu dan
keluarga dicapai melalui interaksi atau hubungan antar anggota keluarga yang
diwujudkan dalam sosialisasi. Anggota keluarga belajar disiplin, belajar norma-
norma, budaya dan perilaku melalui hubungan dan interaksi dengan keluaarga.
3. Fungsi reproduksi
Keluarga berfungsi untuk meneruskan keturunan dan menambah sumber daya
manusia.
4. Fungsi ekonomi
Keluarga memenuhi kebutuhan anggota keluarga yang seperti kebutuhan
makanan, tempat tinggal dan lain sebagainya
5. Fungsi perawatan keseehatan
Keluarga juga berfungsi untuk melaksanakan praktek asuhan kesehatan yaitu
mencegah terjadinya gangguan kesehatan dan merawat anggota keluarga yang
sakit. Kemampuan keluarga memberikan asuahan kesehatan mempengaruhi status
kesehatan keluarga. Kesanggupan kelurga melaksanakan pemeliharaan kesehatan
dapat dilihat dari tugas kesehatan keluarga yang dilaksanakan. Tugas kesehatan
keluarga adalah sebagai berikut :
a.Mengenal masalah.
b. Membuat keputusan tindakan yang tepat
c.Memberikan perawatan pada anggota keluarga yang sakit.
d. Mempertahankan atau menciptakan suasana rumah yang sehat.
e.Mempertahankan hubungan dengan fasilitas kesehatan masyarakat.
C. Dimensi Struktur Keluarga
Menurut (Friedman, 2009), struktur keluarga terdiri atas:
1. Pola dan proses komunikasi
Pola interaksi keluarga yang berfungsi :
a. Bersifat terbuka dan jujur
b. Selalu menyelesaikan konflik keluarga
c. Berfikir positif
Karakteristik komunikasi keluarga yang berfungsi:
a. Karakteristik pengirim:
1) Yakin dalam mengemukakan pendapat.
2) Apa yang disampaikan jelas dan berkualitas.
3) Selalu minta maaf dan menerima umpan balik.
b. Karakteristik penerima :
1) Siap mendengarkan
2) Memberikan umpan balik
3) Melakukan validasi
2. Struktur peran
Peran adalah serangkaian prilaku yang diharapkan sesuai dengan posisi sosial
yang diberikan. Yang dimaksud dengan posisi atau status individu dalam masyarakat
misalnya sebagai suami atau istri atau anak.
3. Struktur kekuatan
Kekuatan merupakan kemampuan dalam (potensial atau aktual) dari individu
untuk mengendalikan atau mempengaruhi untuk merubah prilaku seseorang kearah
positif.
4. Nilai-nilai dalam keluarga
Nilai merupakan suatu sistem, sikap dan kepercayaan yang secara sadar atau
tidak, memepersatukan anggota keluarga dalam satu budaya. Nilai keluarga juga
merupakan suatu pedoman prilaku dan pedoman bagi perkembangan norma dan
peraturan. Norma adalah pola perilaku yang baik, menurut masyrakat bardasarkan
sistem nilai dalam keluarga. Budaya adalah kumpulan dari pola perilaku yang dapat
dipelajari, dibagi dan ditularkan dengan tujuan untuk menyelesaikan masalah.
D. Peran Perawat keluarga
Perawatan kesehatan keluarga adalah pelayanan kesehatan yang ditujukan
pada keluarga sebagai unti pelayanan untuk mewujudkan keluarga sehat. Fungsi
perawat membantu keluarga untuk menyelesaikan masalah kesehatan dengan cara
meningkatkan kesanggupan keluarga melakukan fungsi dan tugas perawatan
kesehatan keluarga (Suprajitno, 2004). Peran perawat dalam melakukan perawatan
kesehatan keluarga adalah sebagai berikut (Suprajitno, 2004) :
1. Pendidik
Perawat perlu melakukan pendidikan kesehatan kepada keluarga agar : a.
a. Keluarga dapat melakukan program asuhan kesehatan secara mandiri.
b. Bertanggung jawab terhadap masalah kesehatan keluarga
2. Koordinator
Koordinasi diperlukan pada perawatan agar pelayanan komperhensif dapat
dicapai. Koordianasi juga diperlukan untuk mengatur program kegiatan atau
terapi dari berbagai disiplin ilmu agar tidak terjadi tumpang tindih dan
pengulangan.
3. Pelaksana
Perawat dapat memberikan perawatan langsung kepada klien dan keluarga
dengan menggunakan metode keperawatan.
4. Pengawas kesehatan
Sebagai pengawas kesehatan harus melaksanakan hime visit yang teratur untuk
mengidentifikasi dan melakukan pengkajian tentang kesehatan keluarga
5. Konsultan
Perawat sebagai narasumber bagi keluarga dalam mengatasi masalah
kesehatan. Agar keluarga mau meminta nasehat kepada perawat, hubungan
perawat dan klien harus terbina dengan baik, kemampuan perawat dalam
menyampaikan informasi yang disampaikan secara terbuka dapat dipercaya.
E. Karakteristik Keluarga Dewasa
Menurut Hurlock (1991: 247-252), ciri-ciri umum perkembangan fase usia dewasa
awal sebagai berikut:
1. Masa pengaturan, usia dewasa awal merupakan saat ketika seseorang mulai
menerima tanggungjawab sebagai orang dewasa.
2. Usia reproduktif, usia dewasa awal merupakan masa yang paling produktif
untuk memiliki keturunan, dengan memiliki anak, mereka akan memiliki
peran baru sebagai orang tua.
3. Masa bermasalah, pada usia dewasa awal akan muncul masalah-masalah baru
yang berbeda dengan masalah sebelumnya, diantaranya masalah pernikahan.
4. Masa ketegangan emosional, usia dewasa awal merupakan masa yang
memiliki peluang terjadinya ketegangan emosional, karena pada masa itu
seseorang berada pada wilayah baru dengan harapan-harapan baru, dan
kondisi lingkungan serta permasalahan baru.
5. Masa keterasingan sosial, ketika pendidikan berakhir seseorang akan
memasuki dunia kerja dan kehidupan keluarga. Seiring dengan itu, hubungan
dengan kelompok teman sebaya semakin renggang.
6. Masa komitmen, pada usia dewasa awal seseorang akan menentukan pola
hidup baru, dengan memikul tanggungjawab baru dan memuat komitmen-
komitmen baru dalam kehidupan.
7. Masa ketergantungan, meskipun telah mencapai status dewasa dan
kemandirian, ternyata masih banyak orang dewasa awal yang tergantung pada
pihak lain.
8. Masa perubahan nilai, jika orang dewasa awal ingin diterima oleh anggota
kelompok orang dewasa.
9. Masa penyesuaian diri dengan cara hidup baru.
10. Masa kreatif, masa dewasa awal merupakan puncak kreativitas.
F. Tugas Perkembangan
umum diakui bahwa suatu perkembangan tidak berhenti pada waktu orang
mencapai kedewasaan fisik pada masa remaja atau kedewasaan sosial pada masa
dewasa awal. Selama manusia berkembang maka akan terjadi perubahan-perubahan
yakni perkembangan-perkembagan yang dialami oleh individu tersebut.
Perubahan tersebut terjadi pada fungsi biologis dan motoris, pengamatan dan
berpikir, motif-motif dan kehidupan afeksi, hubungan sosial serta integrasi
masyarakat. Perubahan fisik yang menyebabkan seseorang bekurang harapan
hidupnyadisebut proses menjadi tua. Proses ini merupakan sebagian dari pada
keseluruhan proses menjadi tua.
Proses ini banyak dipengaruhi oleh faktor-faktor kehidupan bersama dan
faktor pribadi orang itu sendiri, yaitu regulasi diri sendiri. Perkembangan dalam arti
tumbuh, bertambah besar, mengalami diferensiasi, yaitu sebagai proses perubahan
yang dinamis pada masa dewasa berjalan bersama keadaan menjadi tua. Dalam hal ini
ada tiga macam perubahan, yaitu dalam tubuh orang yang menjadi tua, dalam
kedudukan sosial, dan dalam pengalaman batinnya.
Berbagai perubahan ini terjadi selama hidup seseorang meskipun tidak harus
terkait pada usia tertentu secara eksak. Tempo dan bentuk akhir proses penuaan
berbeda-beda pada orang yang satu dengan orang yang lain. Seperti halnya sulit untuk
menentukan kapan dimulainya fase dewasa, begitu pula dirasa sulit untuk
menunjukkan kapan dimulainya proses menjadi tua. Hal itu sebetulnya tidak terlalu
penting bila pendapat mengenai orang lanjut usia tidak diwarnai oelh gambaran citra
yang negatif seperti yang ada pada masyarakat pada umumnya. (F.J. Monks. 2006.
323-324)
Berikut tugas perkembangan pada keluarga dewasa :
1. Mencari dan menemukan calon pasangan hidup
Setelah melewati masa remaja, golongan dewasa muda semakin memiliki
kematangan fisiologis (seksual) sehingga mereka siap melakukan tugas
reproduksi, yaitu mampu melakukakn hubungan seksual denga lawan
jenisnya, asalkan memnuhi persyaratan yang sah (perkawinan yang resmi).
Untuk sementara waktu, dorongan biolohid tersebut mungkin akan ditahan
terlebih dahulu.
2. Membina kehidupan rumah tangga
Sikap yang mandiri merupakan langkah positif bagi mereka karena sekaligus
dijadikan sebagai persiapan untuk memaasuki kehidupan rumah tangga yang
baru. Namun, lebih dari itu, mereka juga harus dapat membentuk, membina,
danmengembangkan kehidupan rumah tangga dengan sebaik-baiknya agar
dapat mencapai kebahagiaan hidup.
3. Meniti karir dalam rangkan memantapkan kehidupan ekonomi rumah tangga
Usai menyelesaikan pendidikan formal setingkat SMU, akademi atau
universitas, umumnya dewasa muda memasuki dunia kerja, guna menerapkan
ilmu dan keahliannya, mereka berupaya menekuni karier sesuai dengan minat
dan bakat yang dimiliki, sertamemberi jaminan masa depan keuangan yang
baik.
4. Menjadi warga negara yang bertanggung jawab Warga negara yang baik adalah
dambaan bagi setiap orang yang ingin hidup tenang, damai, dan bahagia
ditengah-tengah masyarakat. Syarat-syarat untuk menjadi warga negara yang
baik harus dipenuhi oleh seseorang, sesuai dengan norma sosial budaya yang
berlaku di masyarakat
G. Proses Asuhan Keperawatan Keluarga
Asuhan keperawatan Keluarga adalah keperawatan kesehatan yang ditunjukkan atau
dipasarkan pada keluarga sebagai unit atau satukesatuan yang dirawat, dengan sehat sebagai tujuannya
yang dilakukanoleh perawat profesional dengan proses keperawatan yang berpedomanpada
standartpraktek keperawatan dengan berlandaskan etik atau etikakeperawatan dalam lingkup dan
wewenang serta tanggung jawab keperawatan (Setiadi,2010).
1. Pengkajian
Proses pengkajian keluarga ditandai dengan pengumpulan informasi yang terus
menerus dan keputusan profesional yang mengandung artiterhadap informasi yang
dikumpulkan. Dengan kata lain datadikumpulkan secara sistematik menggunakan
alat pengkajiankeluarga, kemudian diklasifikasikan dan dianalisis untuk
menginterprestasikan artinya (Doengoes,2010) . Menurut Setiadi (2010) , pengkajian
keperawatan keluarga meliputi :
a. Pengkajian Keluarga meliputi :
Pengkajian data umum :
1. Nama KK
2. Umur
3. Alamat
4. Pekerjaan KK
5. Pendidikan KK
6. Komposisi keluarga
7. Genogram
8. Tipe keluarga
9. Suku bangsa
10. Agama
11. Status sosial ekonomi keluarga
12. Aktivitas rekreasi keluarga
2. Diagnosa Keperawatan
Diagnosa keperawatan adalah penilaian klinis tentang respon manusia terhadap
gangguan kesehatan atau proses kehidupan ataukerentanan respon dari seorang individu,
keluarga, kelompok, atau komunitas (Herdman,2015).Menurut Sudiharto (2012),ada tiga
komponen penting dalam suatudiagnosis keperawatan yaitu :
a. Problem
Dapat didefinisikan sebagai respons manusia terhadap masalah-
masalah kesehatan yang aktual atau potensial sesuai dengan data-data yang
didapat dari pengkajian yang dilakukan.
b. Etiologi
Dapat didefinisikan sebagai petunjuk pengalaman-
pengalamanindividu yang telah lalu, pengaruh genetika, faktor-
faktorlingkungan yang ada saat ini, atau perubahan-perubahanpatofisiologis.
c. Sign and sympton
Menggambarkan sesuatu yang dikatakan oleh sesuatu
yangdikatakan oleh klien dan sesuatu yang diobservasi oleh perawatyang
mengidentifikasikasikan adanya masalah tertentu.
d. Diagnosa keperawatan keluarga yang bisa diambil berdasarkan masalah
menurut Herdman (2015),yaitu:
1. Gangguan proses keluarga berhubungan dengan
pergeseranpada status kesehatan anggota keluarga.
2. Ketidakefektifan manajemen kesehatan keluarga berhubungan
dengan konflik pengambilan keputusan.
3. Defisiensi pengetahuan berhubungan dengan kurang sumber
pengetahuan.
4. Disfungsi seksual berhubungan dengan gangguan fungsi
tubuh.
5. Ansietas berhubungan dengan stresor.
5. Intervensi Keperawatan
Intervensi keperawatan merupakan serangkaian tindakan untuk mencapai setiap
tujuan khusus. Intervensi keperawatan meliputi : perumusan tujuan,tindakan dan
penilaian rangkaian asuhan keperawatan (Sudiharto,2012).
6. Implementasi Keperawatan
Implementasi atau tindakan adalah pengelolaan dan perwujudan danrencana
keperawatan yang telah disusun pada tahap perencanaan.Pada tahap ini, perawat
sebaiknya tidak bekerja sendiri, tetapi perlumelibatkan secara integrasi semua profesi
kesehatan yang menjaditim perawatan kesehatan dirumah (Setiadi,2010).
7. Evaluasi Keperawatan
Tahap terakhir dari proses keperawatan adalah evaluasi. Tahappenilaian atau
evaluasi adalah perbandingan yang sistematis dan terencana tentang kesehatan
keluarga dengan tujuan yang telah ditetapkan, dilakukan dengan cara
bersinambungan dengan melibatkan klien dengan tenaga kesehatan lainnya. Tujuan
evaluasiadalah untuk melihat kemampuan keluarga dalam mencapai
tujuan(Setiadi,2010).
Asuhan Keperawatan Keluarga
A. Pengkajian Keperawatan Keluarga
I. Data Umum
1. Nama keluarga (Kepala Keluarga) : Tn. F
2. Usia : 48
3. Pendidikan : SMA
4. Pekerjaan : Buruh
5. Alamat dan telepon : Ds. Sambiroto Kec. Tembalang Kab.
Semarang
6. Komposisi keluarga
Genogram
X
vX
X : meninggal
: perempuan
: laki-laki
: tinggal serumah
: Klien
7. Tipe keluarga
Keluarga Tn. F termasuk tipe keluarga inti (nuclear family) karena di dalam satu
rumah terdapat ayah, ibu dan anak.
8. Berasal dari Suku
Keluarga ini adalah keluarga dengan latar belakang budaya Jawa, baik Tn.F
maupun Ny.S.
9. Agama yang dianut
Keluarga Tn. F beragama Islam semua, Tn. F dan Ny. S dalam melakukan ibadah
sering, tapi anaknya dalam melakukan ibadah jarang ataupun terkadang-kadang,
kalaupun melakukan ibadah, itupun secara sendiri-sendiri.
10. Status Sosial ekonomi keluarga
Tn.F merupakan pencari nafkah di keluarga, ia bekerja sebagai buruh. Status
ekonomi tergolong kurang mampu, menurut Ny.S penghasilan Tn.F 900.000/ bln
sedangkan Ny. S berpenghasilan 875.000/bln mereka selalu mensyukuri walau
terkadang kurang untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari dan biaya anak sekolah,
bahkan memiliki kelebihan. Keluarga Tn.F mengaku tidak memiliki tabungan.
Anak pertama Ny. S sudah ikut suaminya, Anak kedua Nn. A sebagai pelajar.
Sementara anak ketiga An. R masih berumur 8 tahun, jika ditinggal kerja Tn. F
dan Ny. S, An. R di jaga kakaknya Nn. A.
11. Aktivitas rekreasi keluarga
Keluarga ketika liburan biasanya mengisi kegiatan dengan menonton tv dan
berlibur ke pantai dekat rumah. Aktivitas rekreasi diluar rumah jarang dilakukan.
II. Riwayat dan tahap perkembangan keluarga
12. Tahap perkembangan keluarga saat ini
Pada saat ini keluarga Tn. F sedang berada pada tahap perkembangan keluarga
yaitu pada tahap keluarga dengan anak dewasa (pelepasan).
Tugas perkembangan pada keluarga Tn. F yang dapat terpenuhi tugasnya adalah:
a. Memperluas keluarga inti menjadi keluarga besar
b. Mempertahankan keintiman pasangan
c. Membantu anak untuk mandiri di masyarakat
d. Menata kembali peran dan kegiatan rumah tangga.
13. Tahap perkembangan keluarga yang belum terpenuhi.
Menata kembali peran dan kegiatan rumah tanggaAnak kedua Tn. F yaitu Nn. A
adalah lulusan SMA dan tidak melanjutkan kuliah dan belum mendapat pekerjaan.
Setiap hari hanya menjaga adek nya An. R dirumah sampai kedua orang tuanya
pulang dari kerja.
14. Riwayat Keluarga Inti
Tn. F mengatakan kurang lebih sudah satu tahun mengalami batuk-batuk, Tn. F
mengatakan pernah di rawat di RSUD kota Semarang selama 3 minggu dan di
diagnosa TB paru, sebelumnya Tn. F memeriksakan penyakitnya ke Puskesmas
dan juga BP4, diberi pengobatan selama 6 bulan tapi tanpa hasil. Setelah 6 bulan
Tn. F memutuskan untuk tidak berobat lagi karena merasa pengobatanya sia-sia.
Sampai sekarang Tn. F masih sering batuk-batuk, cepat lelah saat bekerja, sering
sesak nafas saat kelelahan.
15. Riwayat keluarga Sebelumnya
Tn. F mengatakan ayahnya mempunyai penyakit serupa batuk-batuk dan jantung,
tetapi tidak pernah diobati. Sekarang ayah Tn. F sudah meninggal dunia. Dari
anggota keluarga lain tidak ada yang mengalami penyakit seperti TB, DM,
Hipertensi dll.
III. Lingkungan
16. Karakteristik rumah
Keluarga mengatakan rumah yang didiami saat ini adalah rumah milik pribadi,
luas tanah (9 mtr x 12 mtr), jenis bangunan permanen, atap bangunan
menggunakan kenteng, lantai dari plester masih sedikit tanah dibagian
belakang rumah (dapur), terdiri dari tiga kamar tidur, ruang televise berada
dikamar 1, dapur, dan kamar mandi, dan di belakang rumah terdapat gudang.
Kondisi di dalam rumah cukup rapi, tidak banyak
baju yang “tercenterel” dan sinar matahari bisa masuk meski sedikit,
sehingga kondisi di dalam rumah agak gelap. Sumber air berasal dari sumur pam,
sampah dibuang di kali sebelah rumah.
Denah Rumah:
Dapur Gudang
WC
Kamar 2 Kamar 3
Teras Rumah U
A. ANALISA DATA
B. PERENCANAAN
1. Skoring
Diagnosa Perilaku Kesehatan cenderung berisiko berhubungan dengan Kurang
terpaparnya informasi
Kriteria Skor Bobo Nilai Pembenaran
t
Sifat Masalah: - Klian mengatakan
2 2
- Tidak/kurang sehat (3) 2 1 ×1= batuk-batuk selama
3 3
- Ancaman Kesehatan (2) satu tahun
- Krisis/keadaan sejahtera - Klien mengatakan
(1) pernah menjalankan
pengobatan selama 6
bulan
- Klien mengatakan ia
tidak mengonsumsi
obat secara teratur
- Klien mengatakan
memutuskan
penggunaan obat
karena merasa sia-
sia
- Klien mengatakan
ayahnya memiliki
riwayat jantung dan
batuk-batuk
Kemungkinan diubah: - Kemungkinan
- Mudah (2) 1 2 1 2 masalalah dapat
×2=
2 2
- Sebagian (1) diubah Sebagian
- Tidak dapat (0) karena
membutuhkan
keyakinan untuk
dapat menjaga pola
hidup sehat
Kemungkinan dicegah: -
- Tinggi (3) 2 1 2 2
×1=
3 3
- Cukup (2)
- Rendah (1)
Menonjolnya masalah:
- Membutuhkan perhatian 2 1 2 2
×1=
2 2
segera (2)
- Tidak membutuhkan
perhatian segera (1)
- Tidak dirasakan sebagai
masalah atau kondisi
yang membutuhkan
perubahan (0)
Total 1
2
3
Pelibatan Keluarga
Observasi:
- Identifikasi kesiapan
kluarga untuk terlibat
dalam perawatan
Terapeutik:
- Motivasi keluarga
mengembangkan aspek
positif rencana
keperawatan
Eedukasi:
- Anjurkan keluarga
bersikap asertif dalam
perawatan
- Anjurkan keluarga
terlibat dalam
perawatan