Anda di halaman 1dari 24

ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA USIA DEWASA

Disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah keperawatan keluarga

Disusun Oleh :

Kelompok 6

1. Ananda Meliana Dewi (1803012)


2. Arisa Vira Oktafiani (1803016)
3. Dewi Melawati (1803026)
4. Siti Umayah (1803095)
5. Tasya Andreliyani (1803098)
6. Yuliana Saputri (1803110)

PROGAM STUDI S-1 KEPERAWATAN KELAS B SEMESTER VI


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN KARYA HUSADA
SEMARANG
2021
BAB I
TINJAUAN PUSTAKA

A. Definisi
Keluarga merupakan bagian dari manusia yang setiap hari selalu berhubungan dengan
individu manusia. Keadaan yang harus disadari adalah setiap individu merupakan bagian
dari keluarga dan dikeluarga juga semua dapat diekspresikan. Asuhan keperawatan
keluarga yaitu suatu rangkaian kegitatan yang diberi via praktek keperawatan pada
keluarga.
Pada keluarga dewasa merupakan tahap dimana semua anak akan pergi atau keluar
meninggalkan rumah atau orang tuanya. Didalam kehidupan keluarga dewasa dimana
orang tuanya akan merasa banyak kehilangan karena perginya anak-anak dari rumah.
Pada keluarga ini juga terdapat berbagai masalah yang dialami oleh keluarga itu sendiri.
Dan perawat sangat berperan penting dalam memenuhi kebutuhan yang berkaitan dengan
kesehatan kepada keluarga.
B. Fungsi Keluarga
Menurut (Friedman, 2009), mengidentifikasi lima fungsi dasar keluarga yaitu :
1. Fungsi afektif
Berhubungan erat dengan fungsi internal keluarga yang merupakan basis
kekuatan keluarga. Berguna untuk pemenuhan kebutuhan psikososial. Keberhasilan
melaksanakan fungsi afektif tampak pada kebahagian dan kegembiraan dari seluruh
anggota keluarga. Tiap anggota keluarga saling mempertahankan iklim yang positif.
Hal tersebut dipelajari dan dikembangan melalui interaksi dan hubungan dalam
kelurga. Dengan demikian kelurga yang berhasil melaksanakan fungsi afektif, seluruh
keluarga dapat mengembangkan konsep diri yang positif. Komponen yang  perlu
dipenuhi oleh keluarga dalam fungsi afektif adalah
 
a. Saling mengasuh, cinta kasih, kehangatan, saling menerima, saling
mendukung antar anggota keluarga. Setiap anggota yang mendapatkan kasih
sayang dan dukungan dari anggota yang lain maka kemampuan untuk
memberikan kasih sayang akan maningkat yang pada akhirnya tercipta
hubungan yang hangat dan saling mendukung. Hubungan intim didalam
keluarga merupakan modal dasar memberi hubungan dengan orang lain diliat
keluarga atau masyarakat.
b. Saling menghargai bila anggota keluarga saling menghargai dan mengakui
keberadaan dan hak setiap anggota keluarga serta selalu mempertahankan
iklim yang positif maka fungsi afektif akan tercapai.
c. Ikatan dan identifikasi, ikatan dimulai sejak pasangan sepakat memulai hidup
baru. Ikatan anggota keluarga dikembangkan melalui proses identifikasi dan
penyesuian pada berbagai aspek kehidupan anggota keluarga. Orang tua harus
mengemban proses identifikasi yang positif sehingga anak-anak dapat meniru
perilaku yang positif tersebut.
2. Fungsi sosialisasi
Individu, yang menghasilkan interaksi sosial dan belajar berperan dalam
lingkungan sosial. Sosialisasi dimulai sejak lahir, keluarga merupakan tempat
individu untuk  belajar bersosialisasi. Keberhasilan perkembangan individu dan
keluarga dicapai melalui interaksi atau hubungan antar anggota keluarga yang
diwujudkan dalam sosialisasi. Anggota keluarga belajar disiplin, belajar norma-
norma, budaya dan  perilaku melalui hubungan dan interaksi dengan keluaarga.
3. Fungsi reproduksi
Keluarga berfungsi untuk meneruskan keturunan dan menambah sumber daya
manusia.
4. Fungsi ekonomi
Keluarga memenuhi kebutuhan anggota keluarga yang seperti kebutuhan
makanan, tempat tinggal dan lain sebagainya
5. Fungsi perawatan keseehatan
Keluarga juga berfungsi untuk melaksanakan praktek asuhan kesehatan yaitu
mencegah terjadinya gangguan kesehatan dan merawat anggota keluarga yang
sakit. Kemampuan keluarga memberikan asuahan kesehatan mempengaruhi status
kesehatan keluarga. Kesanggupan kelurga melaksanakan pemeliharaan kesehatan
dapat dilihat dari tugas kesehatan keluarga yang dilaksanakan. Tugas kesehatan
keluarga adalah sebagai berikut :
a.Mengenal masalah.  
b. Membuat keputusan tindakan yang tepat
c.Memberikan perawatan pada anggota keluarga yang sakit.
d. Mempertahankan atau menciptakan suasana rumah yang sehat.
e.Mempertahankan hubungan dengan fasilitas kesehatan masyarakat.
C. Dimensi Struktur Keluarga
Menurut (Friedman, 2009), struktur keluarga terdiri atas:
1. Pola dan proses komunikasi
Pola interaksi keluarga yang berfungsi :
a. Bersifat terbuka dan jujur
b. Selalu menyelesaikan konflik keluarga
c. Berfikir positif
Karakteristik komunikasi keluarga yang berfungsi:
a. Karakteristik pengirim:
1) Yakin dalam mengemukakan pendapat.
2) Apa yang disampaikan jelas dan berkualitas.
3) Selalu minta maaf dan menerima umpan balik.
b. Karakteristik penerima :
1) Siap mendengarkan
2) Memberikan umpan balik
3) Melakukan validasi
2. Struktur peran
Peran adalah serangkaian prilaku yang diharapkan sesuai dengan posisi sosial
yang diberikan. Yang dimaksud dengan posisi atau status individu dalam masyarakat
misalnya sebagai suami atau istri atau anak.
3. Struktur kekuatan
Kekuatan merupakan kemampuan dalam (potensial atau aktual) dari individu
untuk mengendalikan atau mempengaruhi untuk merubah prilaku seseorang kearah
positif.
4. Nilai-nilai dalam keluarga
Nilai merupakan suatu sistem, sikap dan kepercayaan yang secara sadar atau
tidak, memepersatukan anggota keluarga dalam satu budaya. Nilai keluarga juga
merupakan suatu pedoman prilaku dan pedoman bagi perkembangan norma dan
peraturan. Norma adalah pola perilaku yang baik, menurut masyrakat bardasarkan
sistem nilai dalam keluarga. Budaya adalah kumpulan dari pola perilaku yang dapat
dipelajari, dibagi dan ditularkan dengan tujuan untuk menyelesaikan masalah.
D. Peran Perawat keluarga
Perawatan kesehatan keluarga adalah pelayanan kesehatan yang ditujukan
pada keluarga sebagai unti pelayanan untuk mewujudkan keluarga sehat. Fungsi
perawat membantu keluarga untuk menyelesaikan masalah kesehatan dengan cara
meningkatkan kesanggupan keluarga melakukan fungsi dan tugas perawatan
kesehatan keluarga (Suprajitno, 2004). Peran perawat dalam melakukan perawatan
kesehatan keluarga adalah sebagai berikut (Suprajitno, 2004) :
1. Pendidik
Perawat perlu melakukan pendidikan kesehatan kepada keluarga agar : a.
 
a. Keluarga dapat melakukan program asuhan kesehatan secara mandiri.  
 
b. Bertanggung jawab terhadap masalah kesehatan keluarga

2. Koordinator
Koordinasi diperlukan pada perawatan agar pelayanan komperhensif dapat
dicapai. Koordianasi juga diperlukan untuk mengatur program kegiatan atau
terapi dari  berbagai disiplin ilmu agar tidak terjadi tumpang tindih dan
pengulangan.
3. Pelaksana
Perawat dapat memberikan perawatan langsung kepada klien dan keluarga
dengan menggunakan metode keperawatan.
4. Pengawas kesehatan
Sebagai pengawas kesehatan harus melaksanakan hime visit yang teratur untuk
mengidentifikasi dan melakukan pengkajian tentang kesehatan keluarga
5. Konsultan
Perawat sebagai narasumber bagi keluarga dalam mengatasi masalah
kesehatan. Agar keluarga mau meminta nasehat kepada perawat, hubungan
perawat dan klien harus terbina dengan baik, kemampuan perawat dalam
menyampaikan informasi yang disampaikan secara terbuka dapat dipercaya.
E. Karakteristik Keluarga Dewasa
Menurut Hurlock (1991: 247-252), ciri-ciri umum perkembangan fase usia dewasa
awal sebagai berikut:
1. Masa pengaturan, usia dewasa awal merupakan saat ketika seseorang mulai
menerima tanggungjawab sebagai orang dewasa.
2. Usia reproduktif, usia dewasa awal merupakan masa yang paling produktif
untuk memiliki keturunan, dengan memiliki anak, mereka akan memiliki
peran baru sebagai orang tua.
3. Masa bermasalah, pada usia dewasa awal akan muncul masalah-masalah baru
yang  berbeda dengan masalah sebelumnya, diantaranya masalah pernikahan.
4. Masa ketegangan emosional, usia dewasa awal merupakan masa yang
memiliki  peluang terjadinya ketegangan emosional, karena pada masa itu
seseorang berada  pada wilayah baru dengan harapan-harapan baru, dan
kondisi lingkungan serta  permasalahan baru.
5. Masa keterasingan sosial, ketika pendidikan berakhir seseorang akan
memasuki dunia kerja dan kehidupan keluarga. Seiring dengan itu, hubungan
dengan kelompok teman sebaya semakin renggang.
6. Masa komitmen, pada usia dewasa awal seseorang akan menentukan pola
hidup  baru, dengan memikul tanggungjawab baru dan memuat komitmen-
komitmen baru dalam kehidupan.
7. Masa ketergantungan, meskipun telah mencapai status dewasa dan
kemandirian, ternyata masih banyak orang dewasa awal yang tergantung pada
pihak lain.
8. Masa perubahan nilai, jika orang dewasa awal ingin diterima oleh anggota
kelompok orang dewasa.
9. Masa penyesuaian diri dengan cara hidup baru.
10. Masa kreatif, masa dewasa awal merupakan puncak kreativitas.
F. Tugas Perkembangan
umum diakui bahwa suatu perkembangan tidak berhenti pada waktu orang
mencapai kedewasaan fisik pada masa remaja atau kedewasaan sosial pada masa
dewasa awal. Selama manusia berkembang maka akan terjadi perubahan-perubahan
yakni  perkembangan-perkembagan yang dialami oleh individu tersebut.
Perubahan tersebut terjadi pada fungsi biologis dan motoris, pengamatan dan
berpikir, motif-motif dan kehidupan afeksi, hubungan sosial serta integrasi
masyarakat. Perubahan fisik yang menyebabkan seseorang bekurang harapan
hidupnyadisebut proses menjadi tua. Proses ini merupakan sebagian dari pada
keseluruhan proses menjadi tua.
Proses ini banyak dipengaruhi oleh faktor-faktor kehidupan bersama dan
faktor pribadi orang itu sendiri, yaitu regulasi diri sendiri. Perkembangan dalam arti
tumbuh, bertambah besar, mengalami diferensiasi, yaitu sebagai proses perubahan
yang dinamis pada masa dewasa berjalan bersama keadaan menjadi tua. Dalam hal ini
ada tiga macam perubahan, yaitu dalam tubuh orang yang menjadi tua, dalam
kedudukan sosial, dan dalam pengalaman batinnya.
Berbagai perubahan ini terjadi selama hidup seseorang meskipun tidak harus
terkait pada usia tertentu secara eksak. Tempo dan bentuk akhir proses penuaan
berbeda-beda pada orang yang satu dengan orang yang lain. Seperti halnya sulit untuk
menentukan kapan dimulainya fase dewasa, begitu pula dirasa sulit untuk
menunjukkan kapan dimulainya proses menjadi tua. Hal itu sebetulnya tidak terlalu
penting bila pendapat mengenai orang lanjut usia tidak diwarnai oelh gambaran citra
yang negatif seperti yang ada pada masyarakat pada umumnya. (F.J. Monks. 2006.
323-324)
Berikut tugas perkembangan pada keluarga dewasa :
1. Mencari dan menemukan calon pasangan hidup
Setelah melewati masa remaja, golongan dewasa muda semakin memiliki
kematangan fisiologis (seksual) sehingga mereka siap melakukan tugas
reproduksi, yaitu mampu melakukakn hubungan seksual denga lawan
jenisnya, asalkan memnuhi persyaratan yang sah (perkawinan yang resmi).
Untuk sementara waktu, dorongan biolohid tersebut mungkin akan ditahan
terlebih dahulu.
2. Membina kehidupan rumah tangga
Sikap yang mandiri merupakan langkah positif bagi mereka karena sekaligus
dijadikan sebagai persiapan untuk memaasuki kehidupan rumah tangga yang
baru.  Namun, lebih dari itu, mereka juga harus dapat membentuk, membina,
danmengembangkan kehidupan rumah tangga dengan sebaik-baiknya agar
dapat mencapai kebahagiaan hidup.
3. Meniti karir dalam rangkan memantapkan kehidupan ekonomi rumah tangga
Usai menyelesaikan pendidikan formal setingkat SMU, akademi atau
universitas, umumnya dewasa muda memasuki dunia kerja, guna menerapkan
ilmu dan keahliannya, mereka berupaya menekuni karier sesuai dengan minat
dan bakat yang dimiliki, sertamemberi jaminan masa depan keuangan yang
baik.
4. Menjadi warga negara yang bertanggung jawab Warga negara yang baik adalah
dambaan bagi setiap orang yang ingin hidup tenang, damai, dan bahagia
ditengah-tengah masyarakat. Syarat-syarat untuk menjadi warga negara yang
baik harus dipenuhi oleh seseorang, sesuai dengan norma sosial budaya yang
berlaku di masyarakat
G. Proses Asuhan Keperawatan Keluarga
Asuhan keperawatan Keluarga adalah keperawatan kesehatan yang ditunjukkan atau
dipasarkan pada keluarga sebagai unit atau satukesatuan yang dirawat, dengan sehat sebagai tujuannya
yang dilakukanoleh perawat profesional dengan proses keperawatan yang berpedomanpada
standartpraktek keperawatan dengan berlandaskan etik atau etikakeperawatan dalam lingkup dan
wewenang serta tanggung jawab keperawatan (Setiadi,2010).
1. Pengkajian
Proses pengkajian keluarga ditandai dengan pengumpulan informasi yang terus
menerus dan keputusan profesional yang mengandung artiterhadap informasi yang
dikumpulkan. Dengan kata lain datadikumpulkan secara sistematik menggunakan
alat pengkajiankeluarga, kemudian diklasifikasikan dan dianalisis untuk
menginterprestasikan artinya (Doengoes,2010) . Menurut Setiadi (2010) , pengkajian
keperawatan keluarga meliputi :
a. Pengkajian Keluarga meliputi :
Pengkajian data umum :
1. Nama KK
2. Umur
3. Alamat
4. Pekerjaan KK
5. Pendidikan KK
6. Komposisi keluarga
7. Genogram
8. Tipe keluarga
9. Suku bangsa
10. Agama
11. Status sosial ekonomi keluarga
12. Aktivitas rekreasi keluarga

b. Riwayat dan tahap perkembangan keluarga


1. Tahapan Keluarga saat ini
Tahapan perkembangan keluarga saat ini ditentukan
oleh usiaanak tertua dari keluarga inti.
2. Tugas Tahapan Perkembangan yang belum terpenuhi
Menjelaskan tentang tugas keluarga yang belum
terpenuhidankendala yang dialami keluarga
3. Riwayat Keluarga Inti
Menjelaskan tentang riwayat kesehatan keluarga inti,
riwayat kesehatan anggota keluarga, upaya dalam
pencegahan suatu penyakit.
4. Riwayat Keluarga Sebelumnya
Menjelaskan riwayat kesehatan generasi keluarga dari
penyakitmenular dan keturunan.
c. Data Lingkungan
Karakteristik Rumah
1. Ukuran rumah.
2. Kondisi dalam rumah dan luar rumah.
3. Kebersihan rumah.
4. Ventilasi rumah.
5. Saluran pembuangan air limbah.
6. Pengolahan sampah.
7. Kepemilikan rumah.
8. Kamar mandi
9. Denah rumah

d. Struktur Komunikasi Keluarga


1. Pola komunikasi keluarga
Menjelaskan bagaimana komunikasi dalam keluarga
danbagaimana anggota keluarga menciptakan komunikasi.
2. Struktur kekuatan keluarga
Menjelaskan kemampuan keluarga untuk
mempengaruhidan mengendalikan anggota keluarga untuk
mengubah perilaku yang berhubungan dengan kesehatan
3. Struktur Peran
Menjelaskan tentang perananggota keluarga secara
formalmaupun informal baik di lingkungan
keluargamaupun dilingkungan masyarakat.
4. Nilai dan norma budaya
Menjelaskan mengenai sistem norma yang dianut
keluargadan berhubungan dengan kesehatan.

e. Stress dan Koping Keluarga


1. Stressor jangka pendek dan jangka panjang
Stressor jangka pendek yaitu stressor yang dialami
keluarga dan memerlukan penyelesaian dalam
waktukurang dari 6 bulan.Sedangkan stressor jangka
panjang adalah stressor yang memerlukan penyelesaian
lebih dari 6bulan.
2. Kemampuan keluarga berespon terhadap stressor dan situasi
mengkaji sejauh mana keluarga berespon terhadap
stressor dan situasi.
3. Strategi koping yang digunakan
Menjelaskan strategi seperti apa yang digunakan
keluargabila ada permasalahan.
4. Harapan keluarga
Menjelaskan harapan keluarga terhadap kesehatan
5. Pemeriksaan fisik
Pada pemeriksaan fisik anggota keluarga meliputi :
pengkajian mental, pengkajian fisik, pengkajian emosi,
pengkajian sosial dan pengkajian spritual

2. Diagnosa Keperawatan
Diagnosa keperawatan adalah penilaian klinis tentang respon manusia terhadap
gangguan kesehatan atau proses kehidupan ataukerentanan respon dari seorang individu,
keluarga, kelompok, atau komunitas (Herdman,2015).Menurut Sudiharto (2012),ada tiga
komponen penting dalam suatudiagnosis keperawatan yaitu :
a. Problem
Dapat didefinisikan sebagai respons manusia terhadap masalah-
masalah kesehatan yang aktual atau potensial sesuai dengan data-data yang
didapat dari pengkajian yang dilakukan.
b. Etiologi
Dapat didefinisikan sebagai petunjuk pengalaman-
pengalamanindividu yang telah lalu, pengaruh genetika, faktor-
faktorlingkungan yang ada saat ini, atau perubahan-perubahanpatofisiologis.
c. Sign and sympton
Menggambarkan sesuatu yang dikatakan oleh sesuatu
yangdikatakan oleh klien dan sesuatu yang diobservasi oleh perawatyang
mengidentifikasikasikan adanya masalah tertentu.
d. Diagnosa keperawatan keluarga yang bisa diambil berdasarkan masalah
menurut Herdman (2015),yaitu:
1. Gangguan proses keluarga berhubungan dengan
pergeseranpada status kesehatan anggota keluarga.
2. Ketidakefektifan manajemen kesehatan keluarga berhubungan
dengan konflik pengambilan keputusan.
3. Defisiensi pengetahuan berhubungan dengan kurang sumber
pengetahuan.
4. Disfungsi seksual berhubungan dengan gangguan fungsi
tubuh.
5. Ansietas berhubungan dengan stresor.

3. Skoring Diagnosa Keperawatan


Berdasarkan Bailon & Maglayatabel skala untuk menentukan prioritas asuhan
keperawatan keluarga (Andarmoyo,2012).

Kriteria Skor Bobot


Sifat masalah :
Skala :
Tidak / kurang sehat 3 1
Ancaman kesehatan 2
Keadaan sejahtera 1
Kemungkinan masalah bisa diubah
Skala :
Mudah 2
Sebagian 1 1
Tidak dapat 0
Potensial masalah yang harus dicegah
Skala :
Tinggi 3
Cukup 2 1
Rendah 1
Menonjolnya
masalah Skala :
Masalah berat harus segera ditangani ada 2
masalah tetapi tidak perlu ditangani 1 1
masalah tidak dirasakan
0

4. Prioritas Diagnosa Keperawatan


Berdasarkan Bailon & Maglayamenentukan prioritas masalah padaasuhan
keperawatan keluarga adalah dengan menggunakan skalamenyusun prioritas
atauskoring (Andarmoyo,2012).

5. Intervensi Keperawatan
Intervensi keperawatan merupakan serangkaian tindakan untuk mencapai setiap
tujuan khusus. Intervensi keperawatan meliputi : perumusan tujuan,tindakan dan
penilaian rangkaian asuhan keperawatan (Sudiharto,2012).
6. Implementasi Keperawatan
Implementasi atau tindakan adalah pengelolaan dan perwujudan danrencana
keperawatan yang telah disusun pada tahap perencanaan.Pada tahap ini, perawat
sebaiknya tidak bekerja sendiri, tetapi perlumelibatkan secara integrasi semua profesi
kesehatan yang menjaditim perawatan kesehatan dirumah (Setiadi,2010).
7. Evaluasi Keperawatan
Tahap terakhir dari proses keperawatan adalah evaluasi. Tahappenilaian atau
evaluasi adalah perbandingan yang sistematis dan terencana tentang kesehatan
keluarga dengan tujuan yang telah ditetapkan, dilakukan dengan cara
bersinambungan dengan melibatkan klien dengan tenaga kesehatan lainnya. Tujuan
evaluasiadalah untuk melihat kemampuan keluarga dalam mencapai
tujuan(Setiadi,2010).
Asuhan Keperawatan Keluarga
A. Pengkajian Keperawatan Keluarga

I. Data Umum
1. Nama keluarga (Kepala Keluarga) : Tn. F
2. Usia : 48
3. Pendidikan : SMA
4. Pekerjaan : Buruh
5. Alamat dan telepon : Ds. Sambiroto Kec. Tembalang Kab.
Semarang
6. Komposisi keluarga

No Nama JK Hub U Pendidika Pekerja Imunisasi


Anggota dg m n an B DPT Polio c Hepatitis
Keluarg KK u C a
a r G m
p
a
k
1 2 3 1 2 3 4 1 2 3 4
1 Ny.S P Istri 43 SMA Buruh v v v v v v v v v v v v v

2 Nn.A P Anak 18 SMA - v v v v v v v v v v v v v


ke-2
3 An.R P Anak 8 SD Pelajar v v v v v v v v v v v v v
ke-3

Genogram
X
vX

X : meninggal
: perempuan
: laki-laki
: tinggal serumah

: Klien
7. Tipe keluarga
Keluarga Tn. F termasuk tipe keluarga inti (nuclear family) karena di dalam satu
rumah terdapat ayah, ibu dan anak.
8. Berasal dari Suku
Keluarga ini adalah keluarga dengan latar belakang budaya Jawa, baik Tn.F
maupun Ny.S.
9. Agama yang dianut
Keluarga Tn. F beragama Islam semua, Tn. F dan Ny. S dalam melakukan ibadah
sering, tapi anaknya dalam melakukan ibadah jarang ataupun terkadang-kadang,
kalaupun melakukan ibadah, itupun secara sendiri-sendiri.
10. Status Sosial ekonomi keluarga
Tn.F merupakan pencari nafkah di keluarga, ia bekerja sebagai buruh. Status
ekonomi tergolong kurang mampu, menurut Ny.S penghasilan Tn.F 900.000/ bln
sedangkan Ny. S berpenghasilan 875.000/bln mereka selalu mensyukuri walau
terkadang kurang untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari dan biaya anak sekolah,
bahkan memiliki kelebihan. Keluarga Tn.F mengaku tidak memiliki tabungan.
Anak pertama Ny. S sudah ikut suaminya, Anak kedua Nn. A sebagai pelajar.
Sementara anak ketiga An. R masih berumur 8 tahun, jika ditinggal kerja Tn. F
dan Ny. S, An. R di jaga kakaknya Nn. A.
11. Aktivitas rekreasi keluarga
Keluarga ketika liburan biasanya mengisi kegiatan dengan menonton tv dan
berlibur ke pantai dekat rumah. Aktivitas rekreasi diluar rumah jarang dilakukan.
II. Riwayat dan tahap perkembangan keluarga
12. Tahap perkembangan keluarga saat ini
Pada saat ini keluarga Tn. F sedang berada pada tahap perkembangan keluarga
yaitu pada tahap keluarga dengan anak dewasa (pelepasan).
Tugas perkembangan pada keluarga Tn. F yang dapat terpenuhi tugasnya adalah:
a. Memperluas keluarga inti menjadi keluarga besar
b. Mempertahankan keintiman pasangan
c. Membantu anak untuk mandiri di masyarakat
d. Menata kembali peran dan kegiatan rumah tangga.
13. Tahap perkembangan keluarga yang belum terpenuhi.
Menata kembali peran dan kegiatan rumah tanggaAnak kedua Tn. F yaitu Nn. A
adalah lulusan SMA dan tidak melanjutkan kuliah dan belum mendapat pekerjaan.
Setiap hari hanya menjaga adek nya An. R dirumah sampai kedua orang tuanya
pulang dari kerja.
14. Riwayat Keluarga Inti
Tn. F mengatakan kurang lebih sudah satu tahun mengalami batuk-batuk, Tn. F
mengatakan pernah di rawat di RSUD kota Semarang selama 3 minggu dan di
diagnosa TB paru, sebelumnya Tn. F memeriksakan penyakitnya ke Puskesmas
dan juga BP4, diberi pengobatan selama 6 bulan tapi tanpa hasil. Setelah 6 bulan
Tn. F memutuskan untuk tidak berobat lagi karena merasa pengobatanya sia-sia.
Sampai sekarang Tn. F masih sering batuk-batuk, cepat lelah saat bekerja, sering
sesak nafas saat kelelahan.
15. Riwayat keluarga Sebelumnya
Tn. F mengatakan ayahnya mempunyai penyakit serupa batuk-batuk dan jantung,
tetapi tidak pernah diobati. Sekarang ayah Tn. F sudah meninggal dunia. Dari
anggota keluarga lain tidak ada yang mengalami penyakit seperti TB, DM,
Hipertensi dll.
III. Lingkungan
16. Karakteristik rumah
Keluarga mengatakan rumah yang didiami saat ini adalah rumah milik pribadi,
luas tanah (9 mtr x 12 mtr), jenis bangunan permanen, atap bangunan
menggunakan kenteng, lantai dari plester masih sedikit tanah dibagian
belakang rumah (dapur), terdiri dari tiga kamar tidur, ruang televise berada
dikamar 1, dapur, dan kamar mandi, dan di belakang rumah terdapat gudang.
Kondisi di dalam rumah cukup rapi, tidak banyak
baju yang “tercenterel” dan sinar matahari bisa masuk meski sedikit,
sehingga kondisi di dalam rumah agak gelap. Sumber air berasal dari sumur pam,
sampah dibuang di kali sebelah rumah.
Denah Rumah:

Dapur Gudang
WC

Kamar 2 Kamar 3

Kamar 1 Ruang Tamu

Teras Rumah U

17. Karakteristik tetangga dan komunitas RW


Keluarga Tn.F bertempat tinggal di kelurahan sambiroto, warga memilki
kebiasaan berkumpul setiap sore sampai malam. Pelayan kesehatan terdekat
adalah puskesmas yang jaraknya tidak terlalu jauh.
18. Mobilitas geografis keluarga
Keluarga mengatakan sudah bertempat dirumah tersebut sejak 20 tahun lalu,
sebelumnya Tn. F ikut ayahnya, sebelum mempunyai anak.
19. Perkumpulan keluarga dan interaksi dengan masyarakat
Tn. F. Mengatakan hubungan dengan tetangga baik, setiap hari setelah pulang
kerja Tn. F ngobrol dengan tetangga, anaknya Nn. A sering mengikuti kegiatan
remaja desa yang diadakan anak remaja setempat.
20. Sistem pendukung keluarga
Dalam keluarga Tn. F. Apabila tedapat permasalahan selalu di musawarahkan
dengan Ny. S. Dalam mendukung kesehatan, keluarga memiliki fasilitas untuk
menunjang kesehatan keluarga yaitu berupa Jamkesmas, namun fasilitas kesehtan
yang ada di rumah sangat kurang misalnya : tidak tersedianya PPPK pribadi,
tempat tidur yang kurang nyaman, sedangkan dukungan psikologi dan spiritual
keluarga terpenuhi dengan baik.
IV. Struktur keluarga
21. Pola komunikasi keluarga
Dalam keluarga Tn. F. mengatakan biasa berkomunikasi dengan bahasa jawa dan
jarang menggunakan bahasa indonesia, dapat berkomunikasi dengan baik tidak
ada hambatan dalam berkomunikasi.
22. Struktur kekuatan keluarga
Tn.F : ayah dan suami. Ia merupakan pencari nafkah dan merupakan pemimpin
keluarga. Ny.S : ibu dan istri, merupakan ibu rumah tangga, namun juga ikut
membantu perekonomian keluarga dengan berdagang. Ia selalu berusaha
memberikan yang terbaik dan mengasuh anak-anaknya dengan sebaik-baiknya.
Nn. A dan An. R : Nn. A merupakan anak ke 2 dan saat ini masih ikut dengan
keluarganya karena belum mendapatkan pekerjaan. An. R anak ke-3. Menururt
Ny.S, An. R melakukan sekolah dan beribadah.
Dalam mengontrol perilaku anak-anaknya saat ini adalah Tn. F. dengan
memberikan nasehat bila anak-anaknya berperilaku kurang baik. yang berperan
mengambil keputusan dalam setiap masalah adalah Tn. F dan Ny. S.
23. Nilai dan norma budaya
Dalam keluarga Tn.F. mempunyai suatu peraturan yang ditanamkan kepada anak-
anaknya yaitu tidak bertengkar dengan anggota keluarga dan dalam
menyelesaikan masalah harus dengan musyawarah. Konflik peran jarang terjadi
baik kedua orang tua maupun anak-anaknya
V. Fungsi keluarga
24. Fungsi afektif
Tn.F dan Ny.S selalu berusaha saling memperlihatkan kasih sayang baik antara
mereka berdua untuk anak-anaknya. Tidak ada perbedaan antara anak kedua dan
anak pertama. Keluarga rukun satu sama lain.
25. Fungsi sosialisasi
Keluarga selalu mengajarkan dan menanamkan prilaku social yang baik. Keluarga
juga cukup aktif bermasyarakat dengan mengikuti kegiatan yang ada dalam
masyarakat.
26. Fungsi perawatan keluarga
a. Kemampuan keluarga mengenal masalah kesehatan
Keluarga menyatakan bahwa saat ini Ny. S menderita TB Paru, dan keluarga
tidak tahu tentang nutrisi dan diit pada penderita TB Paru, dan kurang
pengetahuan tentang aturan tindakan dan pencegahan TB Paru.
b. Kemampuan keluarga mengambil keputusan mengenai tindakan yang tepat
Keluarga Tn. S mengatakan apabila ada anggota keluarga yang sakit biasanya
dibelikan obat di apotik terlebih dahulu, jika tidak ada perubahan kondisi dari
anggota keluarga yang lain untuk bersabar pula serta menyerahkan semua
kepada Allah SWT.
VI. Stress dan koping keluarga
27. Stressor jangka pendek
Jangka pendek yang dirasakan oleh keluarga Tn. F adalah bila anak ketiga yaitu
An. R ditinggal bekerja kedua orang tua, hanya kakaknya yang menjaganya.
28. Stressor jangka panjang
Jangka panjang adalah bila seandainya Nn. A sudah mendapat pekerjaan, maka
tidak ada yang menjaga An. R.
29. Kemampuan keluarga berespon terhadap masalah
Keluarga Tn. A memberikan respon stressor yang ada dengan berdiskusi dengan
istrinya terutama keadaan keluarga yang berhubungan dengan pertumbuhan anak-
anaknya. Setiap ada masalah keluarga mereka selalu selesaikan masalahnya
dengan musyawarah terlebih dahulu.
30. Strategi koping yang digunakan
Ny.S mengatakan jika ada masalah, ia mengambil air wudhu lalu melakukan
sholat dan menangis sampai lega, curhat dengan Allah.
31. Strategi adaptasi disfungsional
Ny.S mengatakan ia bersyukur karena selama ini tidak pernah mengalami
gangguan dalam pemenuhan kebutuhan sehari hari, dan dia juga berdoa semoga
tidak mengalami.
VII Harapan Keluarga terhadap asuhan keperawatan keluarga
Keluarga mengharapkan bantuan dari pelayanan kesehatan untuk membantu
mengatasi masalah kesehatan pada keluarga

A. ANALISA DATA

No Problem Etiologi Subyek


1 Perilaku Kesehatan Kurang terpapar DS:
cenderung berisiko informasi - Keluarga mengatakan Tn. F
memutuskan untuk tidak
berobat lagi karena merasa
pengobatannya selama 6
bulan sia-sia
- Keluarga mengatakan tidak
mengetahui resiko jika tidak
minum obat secara teratur
DO:
- Keluarga gagal melakukan
tindakan pencegahan masalah
kesehatan
- Keluarga menunjukkan upaya
peningkatan status kesehatan
yang minimal
2 Managemen Komplesksitas program DS:
Kesehatan Keluarga perawatan/pengobatan - Keluarga mengatakan tidak
Tidak Efektif memehami masalah
kesehatan yang diderita Tn. F
- Keluarga mengatakan
kesulitan menjalankan
perawatan yang ditetapkan
DO:
- Gejala penyakit Tn. F
semakin memberat
- Aktifitas keluarga untuk
mengatasi kesehatan tidak
tepat

B. PERENCANAAN
1. Skoring
Diagnosa Perilaku Kesehatan cenderung berisiko berhubungan dengan Kurang
terpaparnya informasi
Kriteria Skor Bobo Nilai Pembenaran
t
Sifat Masalah: - Klian mengatakan
2 2
- Tidak/kurang sehat (3) 2 1 ×1= batuk-batuk selama
3 3
- Ancaman Kesehatan (2) satu tahun
- Krisis/keadaan sejahtera - Klien mengatakan
(1) pernah menjalankan
pengobatan selama 6
bulan
- Klien mengatakan ia
tidak mengonsumsi
obat secara teratur
- Klien mengatakan
memutuskan
penggunaan obat
karena merasa sia-
sia
- Klien mengatakan
ayahnya memiliki
riwayat jantung dan
batuk-batuk
Kemungkinan diubah: - Kemungkinan
- Mudah (2) 1 2 1 2 masalalah dapat
×2=
2 2
- Sebagian (1) diubah Sebagian
- Tidak dapat (0) karena
membutuhkan
keyakinan untuk
dapat menjaga pola
hidup sehat
Kemungkinan dicegah: -
- Tinggi (3) 2 1 2 2
×1=
3 3
- Cukup (2)
- Rendah (1)
Menonjolnya masalah:
- Membutuhkan perhatian 2 1 2 2
×1=
2 2
segera (2)
- Tidak membutuhkan
perhatian segera (1)
- Tidak dirasakan sebagai
masalah atau kondisi
yang membutuhkan
perubahan (0)
Total 1
2
3

Diagnosa Managemen Kesehatan Keluarga Tidak Efektif berhubungan dengan


Komplesksitas program perawatan/pengobatan

Kriteria Skor Bobo Nilai Pembenaran


t
Sifat Masalah:
2 2
- Tidak/kurang sehat (3) 2 1 ×1=
3 3
- Ancaman Kesehatan (2)
- Krisis/keadaan sejahtera
(1)
Kemungkinan diubah:
- Mudah (2) 1 2 1 2
×2=
2 2
- Sebagian (1)
- Tidak dapat (0)
Kemungkinan dicegah:
- Tinggi (3) 2 1 2 2
×1=
3 3
- Cukup (2)
- Rendah (1)
Menonjolnya masalah:
- Membutuhkan perhatian 2 1 2 2
×1=
2 2
segera (2)
- Tidak membutuhkan
perhatian segera (1)
- Tidak dirasakan sebagai
masalah atau kondisi
yang membutuhkan
perubahan (0)
Total 2
3
3

2. Prioritas diagnose keperawatan


a. Perilaku Kesehatan cenderung berisiko berhubungan dengan Kurang terpapar
infomasi
b. Managemen Kesehatan Tidak Efektif berhubungan dengan Komplesksitas
program perawatan/pengobatan
3. Rencana Asuhan Keperawatan

No Diagnosa SLKI SIKI


Keperawatan
1 Perilaku Kesehatan Setelah dilakukan Tindakan Promosi perilaku upaya
cenderung berisiko keperawatan selama 1x30 Kesehatan
b/d Kurang terpapar menit kunjungan rumah.
infomasi Keluarga dapat mengetahui: Observasi:
Perilaku kesehatan - Identifikasi perilaku
- Kemampuan pencegahan upaya Kesehatan yang
masalah Kesehatan: skor 3 dapat ditingkatkan
- Kemampuan peningkatan Terapeutik:
Kesehatan: 4 - Berikan lingkungan
Keterangan yang mendukung
1: menurun Kesehatan
2: cukup menurun - Orientasi pelayanan
3: cukup Kesehatan yang dapat
4: cukup meningkat dimanfaatkan
5: meningkat Edukasi:
- Anjurkan untuk
meminum obat
secara teratur
2 Managemen Setelah dilakukan Tindakan Dukungan pengambilan
Kesehatan Keluarga keperawatan selama 1x30 keputusan
Tidak Efektif b/d menit kunjungan rumah.
Komplesksitas Keluarga dapat mengetahui: Observasi:
program Managemen Kesehatan - Identifikasi persepsi
perawatan/pengobata Keluarga mengenai masalah dan
n - Aktivitas keluarga informasi yang memicu
mengatasi asalah konflik
kesehatan tepat: skor 3 Terapeutik:
- Tindakan untuk - Diskusikan kelenihan
mengurangi factor dan kekurangan dari
resiko skor: 3 setiap solusi
- Verbalisasi kesulitan - Fasilitasi hubungan
menjalanankan antara pasien, keluarga
perawatan yang dan tenaga Kesehatan
ditetapkan skor: 2 lainnya
- Gejala penyakit anggota Edukasi:
keluarga skor :4 - Informasikan
Keterangan alternative solusi secara
1: menurun jelas
2: cukup menurun - Berikan informasi yang
3: sedang diminta pasien
4: cukup meningkat Kolaborasi:
5: meningkat - Kolaborasi dengan
tenaga Kesehatan lain
dalam memfasilitasi
pengambilaln
keputusan

Pelibatan Keluarga
Observasi:
- Identifikasi kesiapan
kluarga untuk terlibat
dalam perawatan
Terapeutik:
- Motivasi keluarga
mengembangkan aspek
positif rencana
keperawatan
Eedukasi:
- Anjurkan keluarga
bersikap asertif dalam
perawatan
- Anjurkan keluarga
terlibat dalam
perawatan

Anda mungkin juga menyukai