Anda di halaman 1dari 3

SOP

GAGAL GINJAL AKUT

ANATNASN

Disusun Oleh :

1. Adi Irawan (2008112)


2. Ayu Apriliana (2008122)
3. Adina Kurnia P (2008113)
4. Endah Widyastuti (2008135)

PROGRAM STUDI PROFESI NERS


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN KARYA HUSADA
SEMARANG
2021
SOP
GAGAL GINJAL AKUT

No. Dokumen No. Revisi Halaman


STANDAR Tanggal Terbit Ditetapkan Oleh
OPERASIONAL Ketua STIKES Karya Husada Semarang
PROSEDUR

Dr. Ns. Fery Agusman MM,


M.Kep,Sp.Kom
PENGERTIAN Penurunan fungsi ginjal yang mendadak, ditandai peningkatan kreatinin
progresif 0,5 mg/dl per hari dan peningkatan ureum 10-20 mg/dl per hari.
Pasien tampak lemah, pucat, edema, produksi urin dapat berkurang
(oliguri <1ml/kg/jam), hematuria, hipertensi, sesak nafas. Komplikasi:
edema paru, gagal jantung, ensefalopati hipertensi, perdarahan saluran
cerna, gangguan kesadaran. Angka kematian tergantung penyakit primer
yang mendasari.
TUJUAN Mencapai tingkat kesembuhan maksimal dan mencegah komplikasi.
KEBIJAKAN Dialisis ginjal pada gagal ginjal akut terutama dalam lingkup perawatan
intensif, pasien dengan penyakit berat seperti sepsis, gagal jantung, dan
usia lanjut.
PETUGAS Perawat
PERALATAN Alat tulis dan dokumentasi
Pemeriksaan penunjang: Foto toraks, EKG, USG urologi
PROSEDUR A. Tahap Orientasi
PELAKSANAAN 1. Mengucapkan salam
2. Memperkenalkan diri/Menanyakan nama pasien
3. Kontrak waktu
4. Menjelaskan tujuan tindakan
5. Menjelaskan langkah dan prosedur
6. Menanyakan kesiapan pasien
B. Tahap Kerja
1. Anamnesis: Lemah, anemis, edema, oliguri, hematuria, sesak
nafas, kejang. Riwayat penyakit yang mendasari:
 GGA prarenal: hipovolemia, penurunan curha jantung,
perubahan rasio resistensi vascular ginjal sistemik, hipoperfusi
ginjal dengan gangguan autoregulasi ginjal
 GGA renal: obstruksi renovaskular, penyakit glomelurus atau
mikrovaskular ginjal, nekrosis tubular akut, nefritis
interstitialis, obstruksi dan deposisi intratubular
 GGA pascarenal: obstruksi ureter, obstruksi leher kandung
kemih, obstruksi uretra
2. Pemeriksaan fisik: pernafasan Kussmaul, edema, hipertensi, dan
tanda overload cairan seperti edema paru, gagal jantung, dan
ensefalopati hipertensi, perdarahan saluran cerna.
3. Pemeriksaan laboratorium: darah perifer lengkap, kimiawi darah:
ureum, kreatinin, albumin, protein total, urinalisis.
4. Pemeriksaan penunjang: Foto toraks, EKG, USG urologi.
5. Penatalaksanaan:
a. Diet ginjal: cukup kalori, rendah garam dan protein.
b. Terapi penyakit primer.
c. Antibiotika bila ada infeksi (dosis disesuaikan fungsi ginjal)
d. Koreksi gangguan cairan dan elektrolit
e. Diuretik untuk memacu diuresis: furosemid 1-2 mg/kg/12 jam,
dosis maksimal 10 mg/kg/kali
f. Natrium bikarbonat 1-3 mEq/kg/hari bila ada asidosis
metabolic
g. Dapat dipertimbangkan dialisis peritoneal / hemodialysis
Penanganan AKI Pra Renal:
Komposisi cairan kemih dan gastrointestinal dapat sangat
bervariasi namun biasanya hipotonik. Cairan hipotonik (misalnya
saline 0,45%) biasanya direkomendasikan sebagai pengganti awal
pada pasien dengan AKI prerenal akibat meningkatnya kehilangan
cairan kemih atau gastrointestinal, walaupun salin isotonik
mungkin lebih tepat dalam penanganan kasus yang berat. Terapi
berikutnya harus didasarkan pada pengukuran volume dan
kandungan ionik cairan yang diekskresikan. Kalium serum dan
status asam-basa harus dimonitor dengan hati-hati.
Penangan AKI Instrinsik Renal:
Penanganan AKI intrinsik seperti glomerulonefritis akut atau
vaskulitis dapat merespon pemberian glukokortikoid, alkylating
agen, dan / plasmapheresis, tergantung kelainan patologi primer.
Penanganan AKI Pasca Renal:
Obstruksi ureter awalnya dapat ditangani dengan kateterisasi
perkutan dari pelvis ginjal. Kelainan yang menghambat saluran
kemih seringkali dapat diterapi perkutan (misalnya kalkulus,
sloughed papilla) atau dilewati oleh penyisipan stent ureter
(misalnya pada karsinoma).
C. Tahap Terminasi
1. Melakukan evaluasi
2. Menyampaikan rencana tindak lanjut
3. Dokumentasi tindakan
4. Berpamitan
DOKUMEN
TERKAIT
Sudhana, I. W. (2016). Etiopatogenesis Diagnostik Dan Penanganan
Pasien Acute Kidney Injury. Pkb Ilmu Penyakit Dalam Xxiv, 1-17.

Anda mungkin juga menyukai