2114 4856 1 SM
2114 4856 1 SM
Abstrak
Metode Enhanced Oil Recovery
(EOR)semakinberkembangseiringdenganmeningkatnyakebutuhanakanminyakbumi. EOR
memiliki beberapa metode, dimana salah satunya adalah injeksi kimia, yang terdiri dari
surfaktan, alkali dan polimer. Pada penelitian kali ini, metode injeksi kimia yang digunakan
adalah dengan menggunakan injeksisurfaktan, dimaksudkan untuk menurunkan tegangan
antarmuka (interfacial tension) antara minyak dan air sehingga mampu membawa minyak
keluar dari pori-pori batuan reservoir.Dalam penelitian ini,
pembahasanterkonsentrasipadapengaruh salinitas, jenis surfaktan, dan konsentrasi
surfaktan pada batuan karbonat, serta pengaruhnya terhadap recovery factor. Percobaan ini
menggunakan surfaktan jenis Alpha Olefin Sulfonate (AOS) dan Tween 20. Batuan yang
digunakandalampercobaaniniadalahbatuankarbonat, dimanasebagianbesar reservoir di
dalambumimerupakanbatuankarbonat. Dalam penelitian ini, akan dilihat seberapa besar
kemampuan surfaktan dalam mengikat minyak dari pori-pori batuan, sehingga akan didapat
hasil recovery factor atau persentase minyak yang terkandung dalam pori batuan yang
dapat diproduksikan. Oleh karena itu, hasil dari penelitian ini akan diamati dari dua proses,
yaitu proses imbibisi yang menggunakan Amott apparatus atau yang lebih dikenal dengan
proses imbibisi (spontaneous imbibition) dan coreflooding.Diharapkan hasil penelitian ini
memberikan dampak penting yang ditimbulkan oleh injeksi surfaktan dalam meningkatkan
recovery factor, khususnya pada batuan karbonat.
Pendahuluan
EOR adalah sebuah teknik yang digunakan untuk menguras minyak sisa dari sumur
tua yang masih bisa diproduksikan secara optimal. EOR memiliki empat metode yaitu,
miscible flooding, chemical flooding, thermal flooding, dan microbial flooding. Pada metode
chemical flooding terdapat tiga jenis injeksi yaitu, injeksi surfaktan, injeksi polimer dan injeksi
alkali (Terry, 2001). Dalam injeksi surfaktan terdapat banyak jenis surfaktan, beberapa
diantaranya adalah Alpha Olefin Sulfonate (AOS) dan Tween 20. Keberhasilan injeksi
surfaktan guna meningkatkan perolehan minyak yang optimum bergantung pada banyak
hal, diantaranya jumlah minyak yang tersisa, jenis batuan, salinitas, jenis surfaktan,
konsentrasi surfaktan, dan parameter-parameter lainnya.
225
Studi Pustaka
Penulis mengumpulkan berbagai macam literatur yang menguatkan pemilihan
parameter dalam penelitian tesis ini, serta beberapa teori dasar yang juga bersumber dari
literatur yang telah ada sebelumnya. Tabel 1 yang ditampilkanberikutiniadalahkumpulan
studi literatur mengenai parameter yang telah dipilih sebagai judul penelitian ini:
Tidak semua surfaktan cocok dengan kondisi lapangan tertentu. Oleh karena itu,
terdapat banyak parameter dalam menentukan surfaktan yang optimal.Padapenelitianini,
metode untuk menentukan surfaktan yang optimal adalah dengan ujiphase behavior,
dimana dalam pengujian tersebut surfaktan akan terbagi menjadi tiga tipe, yaitu Winsor I
(mikroemulsi pada air), Winsor II (mikroemulsi pada minyak) dan Winsor III (mikroemulsi
diantara minyak dan air). Surfaktan yang kompatibel adalah surfaktan yang memiliki tipe
Winsor III (mikroemulsiberada di
antaraminyakdansurfkatan)danteganganantarmukadengannilaiterkecil. Padadasarnya,
226
Seminar Nasional Cendekiawan ke 3 Tahun 2017 ISSN (P) : 2460 - 8696
Buku 1 ISSN (E) : 2540 - 7589
kelarutan(solubility)surfaktanakanmeningkatseiringdenganmeningkatnyasalinitas. Gambar 1
berikutmerupakanskemaanalisasalinitasdalamujicobaphase behavior:
Di mana:
Setelahmendapatkansurfaktandanbatuanterbaikdarihasilpengukuran, dilakukanlah
proses imbibisidancorefloodinguntukmenentukanrecovery factor. Imbibisiadalah proses
aliranfluidadimanasaturasifluidawetting phase (air) meningkatdansaturasifluidanon-wetting
phase (minyak) menurun. Imbibisiataubiasadisebutdenganistilahspontaneous
imbibitionmerupakansalahsatucarauntukmengetahuirecovery factor,
dengancaramelihatminyak yang keluardaripori-poribatuandengancarastatis.
Sementaracorefloodingadalah proses injeksisurfaktanuntukmengetahuirecovery
factordenganmenggunakancore holderdansyringe pump. Perhitunganrecovery
factoradalahsebagaiberikut:
ோ௩ோ௦௩௦
ܴ= ܨ (2)
ூ௧ை
Di mana:
RF = Recovery Factor, %
Recoverable reserves= minyak yang terproduksi, cc
Initial Oil in Place = jumlahcadanganminyakmula-mula, cc
Metodologi Penelitian
Desainpenelitian yang
digunakanuntukmelakukanpenelitianiniadalahanalitikdaneksperimental,
dimanakeduanyauntukmengetahuihubungansebab-
akibatantaraduavariabelsecaraoperasional, perbedaan, hubungandanintervensipeneliti di
227
dalamnya.Gambar 2 di bawahiniadalah diagram alirsebagai proses
penelitiandarimulaipersiapanalatdanbahanhinggamendapatkanhasilpenelitian,
sebagaiberikut:
Mulai
Pengukuran Persiapan
Pengukuran Porositas ≥ Tidak
densitas dan alat dan Selesai
porositas 15%
viskositas bahan
Ya
Pengukuran Pengukuran
Pengukuran Pengukuran
IFT permeabilitas
sifat fisik sifat fisik
fluida batuan
Uji phase
behavior Permeabilitas ≥ Selesai
10 mD Tidak
Ya
Ya
Percobaan untuk
Hasil uji phase
Tidak mendapatkan
Selesai behavior berupa
nilai recovery
Winsor III
factor
Imbibisi Coreflooding
Hasil Hasil
recovery recovery
factor factor
Hasil recovery
factor dengan
nilai terbesar
Selesai
228
Seminar Nasional Cendekiawan ke 3 Tahun 2017 ISSN (P) : 2460 - 8696
Buku 1 ISSN (E) : 2540 - 7589
Setelahdilakukanujiphase
phase behavior
behaviorpadasurfaktanAOSdan danTween 20,
hasilterbaikjatuhpadasurfaktan AOS, dimanasurfaktantersebutmemiliki
dimanasurfaktantersebutmemiliki 3 (tig
(tiga) tipe, Winsor I,
II dan III.G
III.GrafikpadaGambar 3merupakangrafik
merupakangrafiksolubilization
ratiovssalinitasdaricampuranlarutanminyakdansurfaktan
vssalinitasdaricampuranlarutanminyakdansurfaktanAOS.Dapatdilihatbahwakeduagarisb
apatdilihatbahwakeduagarisb
ertemu di salinitas20.000 ppm, dimanahalitumerupakansalinitas
dimanahalitumerupakansalinitas yang
kompatibelataupadatipe
taupadatipe Winsor III, sertadigunakanuntukujicoba proses
imbibisidancorefloodingadalah
adalah 20.000 ppm.
Solubilization Ratio 2
1,5
1
0,5
0
0 10.000 20.000 30.000
Salinitas (ppm)
Minyak Air
Gambar 3.Solubilization
Solubilization ratiovssalinitaspadasurfaktanAOS
ratio AOS
34
33
32
31
30
0,00% 0,50% 1,00% 1,50%
Konsentrasi Surfaktan AOS
(%)
229
2).Core yang digunakanmerupakanbatuankarbonatsebanyak 2 (dua) buah, dengan data
porositasdanpermeabilitassebagaiberikut:
230
Seminar Nasional Cendekiawan ke 3 Tahun 2017 ISSN (P) : 2460 - 8696
Buku 1 ISSN (E) : 2540 - 7589
Padagrafikberikutadalahmerupakanhasilrecovery
factordalamujicobaimbibisidancoreflooding.Dalamimbibisi, coredalamkeadaanstatis di
dalamAmott apparatus, sehingga proses
pendoronganminyakdalamcoredengansurfaktanberlangsungsecaraalamitanpaadatekananda
riluar.Sementarauntukujicobacoreflooding, proses injeksi 1 (satu) buah core
menghabiskanwaktuselama ±1 (satu) hari, karenapada proses iniadatekanandariluar yang
terhubungpadasyringe pump. Gambar 5 berikutinimenunjukkanhasil recovery factor
daripercobaanimbibisi.
40,00%
Recovery Factor, %
30,00%
20,00%
10,00%
0,00%
0 2 4 6
Hari
Core A1 Core A2
80,00%
Recovery Factor, %
60,00%
40,00%
20,00%
0,00%
0 10 20 30 40
Volume Injeksi, cc
Core A1 Core A2
231
Jikamelihathasildarikeduagrafik, dapatdilihatbahwanilairecovery factorpada proses
corefloodinglebihbesar, karenapada proses
tersebutadatekanandariluarsehinggainjeksisurfaktanlebih optimal.
Kesimpulan
Kesimpulandalampenelitianiniadalah:
a) Salinitasberpengaruhdalampembentukanmikroemulsi,
gunamendapatkanlarutansurfaktan yang sesuaiuntuk proses injeksi.
b) Salinitasdankonsentrasiberpengaruhdalammenentukannilai IFT, dimanasemakinkecilnilai
IFT, semakinbesarkemampuansurfaktanuntukmengikatminyak.
c) Proses corefloodingmemanglebihungguldibandingkan proses imbibisi, namun proses
imbibisibisalebih optimal biladilakukandalamjangkawaktu yang cukup lama.
Jangkawaktutersebutsekiranyadapatmemakanwaktudalam 1-2 tahun.
Daftar pustaka
Al-Attar, 2013, Low Salinity Flooding in a Selected Carbonate Reservoir: Experimental
Approach, Journal of Petroleum Exploration and Production Technology, pp 139-149,
Springer.
Green, 2008, Enhanced Oil Recovery, Society of Petroleum Engineers, Richardson, Texas,
USA.
Johannessen, 2013, Enhanced Oil Recovery (EOR) by Combining Surfactant with Low
Salinity Injection,Centre for Integrated Petroleum Research (Uni CIPR), University of
Bergen, Norway.
Khanamiri, 2015, Experimental Study of Low Salinity and Optimal Salinity Surfactant
Injection,Society of Petroleum Engineers, SPE-174367-MS.
Sahni, 2010, The Role of Co-Solvents and Co-Surfactants in Making Chemical Floods
Robust, SPE 130007, Presented at SPE IOR Symposium, Tulsa, OK.
Strand, 2003, Spontaneous Imbibition of Aqueous Surfactant Solutions into Neutral to Oil-
wet Carbonate Cores: Effects of Brine Salinity and Composition, Energy and Fuels, vol. 17,
pp. 1133-1144.
232
Seminar Nasional Cendekiawan ke 3 Tahun 2017 ISSN (P) : 2460 - 8696
Buku 1 ISSN (E) : 2540 - 7589
233