Anda di halaman 1dari 7

Seminar Nasional Pakar ke 1 Tahun 2018 ISSN (P) : 2615 - 2584

Buku 1 ISSN (E) : 2615 - 3343

STUDI LABORATORIUM PENGARUH KONSENTRASI SURFAKTAN


POLIMER TERHADAP RECOVERY FACTOR DENGAN BERBAGAI
SALINITAS
Ricky1), Sugiatmo Kasmungin2), M.Taufiq Fathaddin3)
Mahasiswa Magister Perminyakan, Fakultas Teknologi Kebumian & Energi,
1)

Universitas Trisakti, Jakarta 11440


2 3) Dosen Magister Perminyakan, Fakultas Teknologi Kebumian & Energi,

Universitas Trisakti, Jakarta 11440


Email : ricky.lumbangaol@yahoo.com , sugiatmo@trisakti.ac.id , mtfathaddin@gmail.com

Abstrak
Untuk meningkatkan produksi minyak salah satunya adalah menggunakan
metode Enhance Oil Recovery (EOR) dengan injeksi kimia menggunakan
surfaktan-polimer (SP). Untuk mengetahui pengaruh konsentrasi surfaktan-
polimer terhadap recovery factor dengan berbagai salinitas maka dilakukan
injeksi larutan surfaktan Nonylphenol ethoxylate (NPE) dengan konsentrasi
sebesar 0.5%, 1% dan 1,5% dan konsentrasi polimer Xanthan Gum sebesar 1000
ppm, 1500 ppm dan 2000 ppm pada salinitas sebesar 5.000 ppm, 15.000 ppm
dan 25.000 ppm. Hasil penelitian dibuktikan bahwa terjadi peningkatan
recovery factor, injeksi terbaik terjadi pada salinitas sebesar 15.000 ppm (Injeksi
X2-Z1) dengan RF total sebesar 82% dari OOIP, peningkatan RF adalah
sebesar 29% dari RF setelah injeksi air sebesar 40% dan RF setelah injeksi SP
sebesar 69%. Nilai RF total pada injeksi X1-Z2 dengan salinitas sebesar 5.000
ppm adalah sebesar 80% dari OOIP, peningkatan RF adalah sebesar 27% dari
RF setelah injeksi air sebesar 40% dan RF setelah injeksi SP sebesar 67%. Nilai
RF total pada injeksi X3-Z3 dengan salinitas sebesar 25.000 ppm adalah
sebesar 67% dari OOIP, peningkatan RF adalah sebesar 23% dari RF setelah
injeksi air sebesar 33% dan RF setelah injeksi SP sebesar 50%.

Kata kunci: Recovery Factor, Injeksi Surfaktan-Polimer, Nonylphenol ethoxylate (NPE),


Xanthan Gum, Salinitas.

I. Pendahuluan
Injeksi kimia adalah salah satu metode pengurasan minyak tahap lanjut dengan cara
menambahkan zat-zat kimia ke dalam reservoir dengan cara injeksi. Injeksi kimia
bertujuan untuk merubah sifat fisik dari fluida reservoir, antara lain menurunkan
tegangan antar muka dan meningkatkan viskositas. Pada umumnya injeksi kimia
diklasifikasikan menjadi tiga jenis, yaitu injeksi surfaktan, injeksi polimer dan injeksi
alkali. Dalam hal ini, micellar-polymer flooding memiliki tingkat perolehan yang lebih
tinggi dibanding dengan ketiga jenis injeksi kimia yang lainnya. Metode EOR dengan
metode injeksi polimer memiliki recovery factor 5 % dan akan bertambah baik jika di
gabungkan dengan surfaktan, dalam hal ini penelitian difokuskan pada peningkatan
recovery factor.

II. Studi Pustaka


1. Injeksi Polimer
Injeksi polimer merupakan salah satu metode EOR untuk meningkatkan penyapuan
minyak dengan menggunakan polimer baik itu sintetik maupun alami, injeksi polimer
sangat berguna untuk menurunkan mobility ratio serta meningkatkan viskositas, sehingga

231
Seminar Nasional Pakar ke 1 Tahun 2018 ISSN (P) : 2615 - 2584
Buku 1 ISSN (E) : 2615 - 3343

akan menaikan efesiensi penyapuan yang akan berdampak pada kenaikan nilai recovery
factor dari injeksi polimer. Faktor – faktor yang mempengaruhi injeksi polimer adalah
polimer retention, adsorpsi, salinitas, temperatur dan konsentrasi polimer itu sendiri.

2. Injeksi Surfaktan
Injeksi surfaktan merupakan injeksi dengan menggunakan senyawa aktif untuk
menurunkan tegangan antar muka yang mempunyai struktur bipolar. Senyawa organik
molekulnya memiliki sedikitnya satu gugus hidrofilik (suka air) atau satu gugus
hidrofobik (tidak suka air). Jika surfaktan ditambahkan ke suatu cairan pada konsentrasi
rendah, maka dapat mengubah karakteristik tegangan antarmuka cairan tersebut.
Faktor – faktor yang mempengaruhi injeksi surfaktan adalah tegangan antar muka,
adsorpsi, konsentrasi surfaktan, clay dan salinitas. Optimalnya proses injeksi surfaktan
didasarkan oleh penurunan tegangan antar muka antara minyak dan air. Nilai ideal
tegangan antar muka adalah 1 x 10-3 dyne/cm dan dapat dilihat dari critical micelle
concentration yang didapat dari uji IFT, perhitungan IFT menggunakan alat spinningdrop
tensiometer.

3. Injeksi Surfaktan Polimer


Injeksi surfaktan – polimer adalah injeksi surfaktan dengan dibantu oleh polimer sebagai
buffer mobilitas. Tujuan utama dari injeksi surfaktan – polimer adalah untuk menurunkan
tegangan antar muka diantara fasa minyak dan fasa air dan juga meningkatkan viskositas
[2].

Kombinasi injeksi surfaktan – polimer merupakan metode tertiary yang dapat


meningkatkan perolehan minyak [1][4] dengan cara :

1. Menurunkan tegangan antar muka antara minyak dan air.


2. Meningkatkan viskositas fluida
3. Meningkatkan water wettability.
4. Dapat melarutkan minyak.
5. Mengemulsi minyak dan air.
6. Meningkatkan mobilitas minyak.

Keuntungan dari injeksi surfaktan-polimer adalah :


1. Teknik aplikasinya relatif sederhana.
2. Meningkatkan area penyapuan.
3. Identik dengan waterflooding.
4. Recovery factor yang didapat relatif besar

4. Recovery Factor
Recovery factor adalah nilai perbandingan perolehan minyak dengan total cadangan yang
ada, sehingga RF merupakan tolak ukur kefektifan ataupun keberhasilan dari suatu
program untuk mendapatkan minyak.

Perhitungan recovery factor dengan skala laboratorium dapat dihitung dengan rumus [8] :

(1)

232
Seminar Nasional Pakar ke 1 Tahun 2018 ISSN (P) : 2615 - 2584
Buku 1 ISSN (E) : 2615 - 3343

Rumus (1) merupakan perhitungan nilai RF dengan skala laboratorium, kalibrasi alat
merupakan hal yang harus dilakukan sebelum percobaan.

III. Metodologi Penelitian


Metode yang digunakan adalah percobaan laboratorium, dimulai dengan rancangan
percobaan, persiapan alat dan bahan, percobaan, pengolahan data dan penarikan
kesimpulan. Berikut ini adalah diagram alir pada penelitian ini:

Gambar 1 Diagram Alir Penelitian

IV. Hasil dan Pembahasan


1. Pengukuran Sifat Fisik Batuan
Permeabilitas dan porositas core diperoleh dengan menggunakan Coreval 700.

Tabel 1 Porositas dan Permeabilitas Batuan

Core Por.(%) K, mD

Z-1 21.542 232

Z-2 20.266 185

Z-3 19.683 81

Tabel 1 menunjukkan bahwa porositas pada core Z-1, Z-2, dan Z-3 memiliki kategori
cukup – sangat baik, sedangkan untuk permeabilitas berkategori baik – baik sekali
apabila dilihat dari nilai porositas diatas 17 % dan permeabilitas diatas 80 mD. Core yang
digunakan adalah batuan pasir atau sandstone yang diambil dari salah satu lapangan
reservoir.

2. Pengukuran Fluida
Parameter yang digunakan sebagai pertimbangan pengujian dalam penentuan larutan
adalah Aqueos Stability Test, bertujuan agar kinerja surfaktan polimer sama di bagian
manapun, selanjutnya dilakukan penghitungan nilai viskositas dan densitas untuk

233
Seminar Nasional Pakar ke 1 Tahun 2018 ISSN (P) : 2615 - 2584
Buku 1 ISSN (E) : 2615 - 3343

menentukan karakteristik larutan dimana viskositas diharapkan dapat mengoptimalkan


penyapuan dengan nilai viskositas yang lebih besar dari nilai viskositas minyak.

Pada tahap akhir dilakukan uji tegangan antar muka (Inter facial tension), pemilihan
larutan dioptimalkan kepada nilai IFT terendah, dilakukan untuk mengetahui
kemampuan surfaktan mengalirkan minyak pada pori batuan. Makin kecil nilai IFT,
maka minyak makin mudah mengalir, nilai IFT yang diinginkan adalah 10-3 dyne/cm.

Tabel 2 Larutan Terpilih

Salinitas( Surfaktan Polimer Densitas Viskosit IFT


Larutan ppm) (%) (ppm) (gr/cc) as (cp) (Dyne/cm)

X-1 5000 1.0 1000 0.9975 1.28 1.10E-02

X-2 15000 1.5 1500 0.9996 1.50 4.12E-03

X-3 25000 1.0 1500 0.9991 1.46 7.97E-03

Tabel 2 menunjukkan larutan X-1, X-2 dan X-3 merupakan larutan terbaik dimana nilai
viskositas masih merupakan angka yang normal dan nilai IFT tersebut merupakan nilai
IFT terkecil diantara yang lain, uji kompatibilitas juga membuktikan bahwa tidak ada
penggumpalan dari ketiga larutan tersebut (jernih).

3. Perhitungan nilai RF
3.1 Injeksi SP Larutan X-1 pada core Z-2
Injeksi SP I merupakan injeksi larutan X-1 dengan core Z-2, larutan X-1 merupakan
larutan dengan konsentrasi surfaktan sebesar 1% dan konsentrasi polimer sebesar 1.000
ppm pada salinitas brine sebesar 5.000 ppm.

Grafik 2 Recovery factor injeksi larutan X-1 pada core Z-2

Grafik 2 menunjukkan peningkatan RF sebesar 27%, RF setelah injeksi air adalah sebesar
40% dan setelah dilakukan injeksi surfaktan polimer, RF meningkat menjadi sebesar 67%,
RF total adalah sebesar 80% dari OOIP.

3.3 Injeksi SP Larutan X-2 pada core Z-1


Injeksi SP II merupakan injeksi larutan X-2 dengan core Z-1, larutan X-2 merupakan
larutan dengan konsentrasi surfaktan sebesar 1,5% dan konsentrasi polimer sebesar 1.500
ppm pada salinitas brine sebesar 15.000 ppm.

234
Seminar Nasional Pakar ke 1 Tahun 2018 ISSN (P) : 2615 - 2584
Buku 1 ISSN (E) : 2615 - 3343

Grafik 3 Recovery factor injeksi larutan X-2 pada core Z-1

Grafik 3 menunjukkan peningkatan RF sebesar 29%, RF setelah injeksi air adalah sebesar
40% dan setelah dilakukan injeksi surfaktan polimer, RF meningkat menjadi sebesar 69%,
RF total adalah sebesar 82% dari OOIP.

3.4 Injeksi SP Larutan X3 pada core Z3


Injeksi SP II merupakan injeksi larutan X-3 pada core Z-3, larutan X-3 merupakan larutan
dengan konsentrasi surfaktan sebesar 1% dan konsentrasi polimer sebesar 1.500 ppm
pada salinitas brine sebesar 25.000 ppm.

Grafik 4 Recovery factor injeksi larutan X-3 pada core Z-3

Grafik 4 menunjukkan peningkatan RF sebesar 23%, RF setelah injeksi air adalah sebesar
33% dan setelah dilakukan injeksi surfaktan polimer, RF meningkat menjadi sebesar 50%,
RF total adalah sebesar 67% dari OOIP.

V. Kesimpulan
1. Tegangan antar muka terkecil dimiliki oleh konsentrasi surfaktan sebesar 1,5% dan
konsentrasi polimer sebesar 1500 ppm pada salinitas brine sintetik sebesar 15.000 ppm
senilai 4,12 x 10-3 dyne/cm, nilai terkecil pada salinitas brine sintetik sebesar 25.000
ppm adalah pada konsentrasi surfaktan sebesar 1% dan konsentrasi polimer sebesar
1500 ppm, dan pada salinitas sebesar 5.000 ppm nilai terkecilnya adalah pada
konsentrasi surfaktan sebesar 1% dan polimer sebesar 1.000 ppm. Pengaruh larutan
surfaktan dicampur dengan polimer memiliki hasil yang positif terhadap recovery
factor.

235
Seminar Nasional Pakar ke 1 Tahun 2018 ISSN (P) : 2615 - 2584
Buku 1 ISSN (E) : 2615 - 3343

2. Berdasarkan hasil injeksi larutan X-1, X-2 dan X-3 pada batuan Z-1, Z-2 dan Z-3,
komposisi optimum pada suhu 60˚C adalah pada injeksi larutan X2-Z1 dengan
konsentrasi surfaktan sebesar 1,5% dan konsentrasi polimer sebesar 1.500 ppm pada
salinitas brine sebesar 15.000 ppm dimana terjadi peningkatan RF sebesar 29%, RF
setelah injeksi air sebesar 40% meningkat menjadi 69% setelah diinjeksikan oleh
surfaktan polimer. RF total pada injeksi X2-Z1 adalah sebesar 82% dari OOIP.

Ucapan Terima kasih


Perminyakan yang telah memberikan izin kepada penulis untuk melakukan analisa
laboratorium maupun pengolahan data, penulis berterima kasih kepada dosen
pembimbing yang telah membimbing penulis hingga tulisan ini dapat tertuang.

Daftar pustaka
Arina., dan Kasmungin, S., ”Studi Peningkatan Produksi Minyak Dengan Metode Injeksi
Polimer Ditinjau Dari Bermacam Salinitas Air Formasi,” Seminar Nasional Cendekiawan
2015, ISSN : 2460-8696, 2015.

Kristanto, D., dan Wibowo., “Perencanaan Injeksi Kimia Untuk Meningkatkan Perolehan
Minyak Menggunakan Surfaktan-Polimer Flooding,” Seminar Nasional Teknik Kimia
“Kejuangan” Pengembangan Teknologi Kimia Untuk Pengolahan Sumber Daya Alam Indonesia,
Yogyakarta, 2010.

Danisworo, R., ”Pengaruh Konsentrasi Surfaktan Polimer Pada Salinitas 15.000 ppm
Terhadap Saturasi Minyak Tersisa,” Tesis, Universitas Trisakti, Jakarta, 2017.

Rita, N., “Studi Mekanisme Injeksi Surfaktan – Polimer Pada Reservoir Berlapis
Lapangan NR Menggunakan Simulasi Reservoir,” Journal of Earth, Energy, Engineering,
Jurusan Terknik Perminyakan UIR, ISSN:2301-8097, Riau, 2010.

Grant, M., "Effect of Water Pre-Flush Volumes on Polymer Flooding Oil Recovery from
Sandstone Core Samples," Thesis, Dalhousie University, Halifax, Nova Scotia, 2014: 1-39.

API RP 63. "Recommended Practices for Evaluation of Polymers Used In Enhanced Oil Recovery
Operation." June 1, 1990: 1-86.

Tobing, E., "Peningkatan Perolehan Reservoir Minyak Dengan Injeksi Polimer Skala
Laboratorium," Pusat Penelitian dan Pengembangan Teknologi Minyak dan Gas Bumi
“Lemigas”, Desember 31, 2012: 1 - 12.

Rahmanto, A.E., ”Kajian Laboratorium Pengaruh Jenis Dan Konsentrasi Injeksi Polimer
Dan Salinitas Air Terhadap Faktor Perolehan Minyak,” Tesis, Universitas Trisakti,
Jakarta, 2017.

Al-Wahaibi, Y., Al-Hashmi, A.A., Joshi, S., Mosafat, N., Rudyk, S., Al-Khamisi, S., Al-
Kharusi, T. “Mechanism Study of Surfactant/Polymer Adsorption and Its Effect on
Surface Morphology and Wettability,” SPE Oil and Gas India Conference, SPE-185327-MS,
India, 2017.

236
Seminar Nasional Pakar ke 1 Tahun 2018 ISSN (P) : 2615 - 2584
Buku 1 ISSN (E) : 2615 - 3343

Wang, J., Han, J., Alhasan, B., Fuseni., Cao, D., “Surfactant Adsorption in Surfactant –
Polimer Flooding for Carbonate Reservoir,” SPE Conference at Bahrain 2015, SPE-172700-
MS, Manama, Bahrain, 2015.

237

Anda mungkin juga menyukai