Dosen Pembimbing :
Ir. Syamsul Hadi, MT
Dosen Pembimbing :
Ir. Syamsul Hadi, MT
i
FINAL PROJECT - TM 145502
Advisor
Ir. Syamsul Hadi, MT.
i
PERENCANAAN ULANG BELT CONVEYOR UNTUK
MESIN PENGHANCUR BATU DENGAN KAPASITAS
30 TON/JAM
Abstrak
Belt conveyor di sebuah industri penghasil pasir di Blitar,
digunakan untuk memindahkan batuan yang ditampung di dalam
hopper menuju mesin penghancur batu. Adanya alat tersebut
sangat berguna untuk meringankan pekerjaan dan
mempersingkat waktu pekerjaan. Namun, kapasitas yang dapat
diangkut belt conveyor tersebut kurang maksimal dikarenakan
sudut inklinasi yang terlalu besar. Oleh karena itu, pada buku ini
membahas tentang perhitungan kapasitas belt conveyor dengan
menyesuaikan sudut inklinasi.
Pada perencanannya, diawali dengan studi literatur dan
observasi lapangan. Setelah itu, dilakukan pengambilan data dan
perencanaan. Perencanaan meliputi perencanaan kapasitas belt
conveyor, kecepatan conveyor, perencanaan rantai dan sproket,
perencanaan poros dan bantalan.
Conveyor ini memiliki panjang 6 meter dan memiliki sudut
inklinasi 18o dengan kecepatan 0,13 m/s dan kapasitas maksimum
sebesar 30,273 ton/jam. Dari hasil perhitungan didapatkan berat
sabuk 4,29 kg/m, daya motor yang diperlukan 6 hp, rantai yang
digunakan No 60 dengan diameter sproket kecil 68 mm dan
sproket besar 213 mm.
iv
(Halaman ini sengaja dikosongkan)
v
REDESIGN BELT CONVEYOR FOR THE STONE
CRUSHER MACHINE WITH CAPACITY 30 TONS/HOUR
Abstract
Belt conveyor in a industry that produce sand at Blitar, is
used for moving stones at hopper to stone crusher machine. The
existence of belt conveyor is very useful to make work more easier
and shortened working time. But, the capacity that can loaded is
not maximal because of the inclination angle. So, this book will
talking about the calculation of belt conveyor's capacity with
inclination angle.
This redesigning is started with study of literature and
field observation. After that, we get data from observation and
redesigning. This redesigning consist of capcity of belt conveyor,
velocity of cnveyor, chain and sprocket, shaft and bearing.
This conveyor has a length 6 meters and the inclination
angle is 18o with speed 0,13 m/s and the maximum capacity is
30,273 tons/hour. From the calculation were resulted the weight
of belt 4,29 kg/m, the power of motor needed is 6 hp, using chain
number 60 with diameter of small sproket is 68 mm and large
sprocket 213 mm
vi
(Halaman ini sengaja dikosongkan)
vii
KATA PENGANTAR
viii
5. Kedua Orangtua dan keluarga penulis yang telah
memberi dukungan moril dan materiil serta do’a yang
tak pernah putus selama ini.
6. Bapak Purnomo selaku pembimbing dan penuntun
selama observasi di Penataran, Blitar.
7. Mutiara Prameswari selaku partner dalam
menyelesaikan buku TA ini.
8. Sahabat tercinta Ulif, Dini, Wiwid, Haura, Alda, dan
Tata yang senantiasa menemani dalam penyelesaian
buku ini.
9. Teman-teman Departemen Teknik Mesin Industri 2015
yang senantiasa saling mendukung selama penyusunan
buku tugas akhir.
10. Serta semua pihak yang belum tertulis dan yang tidak
mungkin disebutkan satu persatu yang telah berperan
dalam pengerjaan buku ini.
Penulis
ix
DAFTAR ISI
x
2.4.2 Prediksi umur bearing ............................................... 33
xi
4.4.1 Gaya yang bekerja pada poros .................................... 58
4.4.2 Bidang horisontal ........................................................ 61
4.4.3 Bidang vertikal ........................................................... 67
4.4.4 Momen dan gaya terbesar ........................................... 73
4.4.5 Torsi ............................................................................ 73
4.4.6 Diameter dan bahan poros ........................................... 73
4.5 Perencanaan Bearing .......................................................... 74
4.5.1 Beban radial bantalan .................................................. 74
4.5.2 Beban ekuivalen .......................................................... 75
4.5.3 Prediksi umur bearing ................................................. 75
xii
(Halaman ini sengaja dikosongkan)
xiii
DAFTAR GAMBAR
xiv
Gambar 4.13 Diagram momen arah horisontal ......................... 66
Gambar 4.14 Reaksi tumpuan arah vertikal .............................. 67
Gambar 4.15 Potongan pada arah vertikal ................................ 68
Gambar 4.16 Potongan I bagian kiri ......................................... 68
Gambar 4.17 Potongan II bagian kiri ........................................ 69
Gambar 4.18 Potongan III bagian kiri....................................... 70
Gambar 4.19Potongan IV bagian kiri ....................................... 71
Gambar 4.20 Diagram gaya arah horisontal.............................. 72
Gambar 4.21 Diagram momen arah horisontal ......................... 72
xv
DAFTAR TABEL
xiv
BAB I
PENDAHULUAN
1
2. Bagaimana perhitungan elemen mesin pada komponen
rantai, sproket, poros dan bearing.
1.3 Tujuan Penelitian
Adapun tujuan dalam penulisan ini adalah :
1. Mengetahui daya motor yang diperlukan dalam
perencanaan belt conveyor pada mesin penghancur
batu.
2. Mengetahui perhitungan elemen mesin pada komponen
rantai, sproket, poros dan bearing.
1.4 Batasan Masalah
Untuk memberikan gambaran yang lebih jelas mengenai
masalah yang dikaji dalam penulisan ini, maka perlu kiranya
diberikan batasan masalah sebagai berikut:
1. Pembahasan ada pada perhitungan perencanan
komponen belt conveyor.
2. Komponen mesin yang dibahas pada mesin ini yaitu
belt, rantai dan sproket, poros, dan bearing.
3. Tidak membahas rangka penopang belt conveyor.
4. Tidak membahas perhitungan tentang perencanaan
hopper dan crusher.
1.5 Manfaat Penelitian
Dapat menerapkan pengetahuan dan teori yang selama ini
didapatkan dari pembelajaran di bangku kuliah untuk
diaplikasikan pada permasalahan yang ada, dan juga dapat
mengetahui bagaimana perencanaan belt conveyor yang sesuai
dengan teori yang ada pada literatur dan mempertimbangkan
kondisi di lapangan.
2
BAB I PENDAHULUAN
Bab ini menjelaskan secara singkat tinjauan secara umum
mengenai latar belakang, rumusan permasalahan, batasan
masalah, tujuan, sistematika penulisan dan manfaat.
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
Bab ini menjelaskan beberapa teori penunjang yang
digunakan untuk menyelesaikan penelitian ini.
BAB III METODOLOGI
Bab ini menjelaskan metodologi penelitian, diagram
langkah penelitian, prinsip kerja belt conveyor.
BAB IV HASIL DAN ANALISA
Membahas tentang hasil perhitungan perencanaan belt
conveyor pada hopper dan crusher.
BAB V PENUTUP
Membahas tentang kesimpulan dari hasil analisis dan
saran-saran penulis.
DAFTAR PUSTAKA
Berisi tentang referensi – referensi yang terkait dengan
materi pembahasan, berupa buku, jurnal terdahulu, maupun
website yang dijadikan acuan.
LAMPIRAN
Berisi tentang data-data tambahan yang menunjang tugas
akhir.
3
Halaman ini sengaja dikosongkan.
4
BAB II
DASAR TEORI
5
Jenis bahan belt strip baja sesuai untuk memindahkan
electronic circuit board, bahan yang panas, dan sesuai untuk
memindahkan bahan yang bermuatan listrik. Jenis belt tekstil
terdiri dari: cotton (woven atau sewed), duck cotton, camel hair,
dan rubberized textile belt. Belt conveyor jenis belt tekstil harus
memenuhi persyaratan: tidak menyerap air (low hygroscopicity),
kekuatan tinggi, ringan, pertambahan panajng spesifik rendah
(low specific elongation), fleksibilitas tinggi, lapisan tidak mudah
lepas (high resistivity to ply separation), dan tahan lama (long
service life).
Konveyor sabuk (belt conveyor) memiliki komponen
utama berupa sabuk yang berada diatas roller-roller penumpu.
Sabuk digerakkan oleh motor penggerak melalui suatu pulley,
sabuk bergerak secara translasi dengan melintas datar atau miring
tergantung kepada kebutuhan dan perencanaan. Material
diletakkan diatas sabuk dan bersama sabuk bergerak kesatu arah.
Pada pengoperasiannya konveyor sabuk menggunakan tenaga
penggerak berupa motor listrik dengan perantara roda gigi yang
dikopel langsung ke puli penggerak. Sabuk yang berada diatas
roller-roller akan bergerak melintasi roller-roller dengan
kecepatan sesuai putaran dan puli penggerak.
Ada beberapa pertimbangan yang mendasari dalam
penelitian pesawat pengangkut :
1. Karakteristik pemakaian, hal ini menyangkut jenis dan
ukuran material, sifat material, serta kondisi medan
atau ruang kerja alat.
2. Proses produksi, mengngkut kapasitas perjam dari unit,
kontinuitas pemindahan, metode penumpukan material
dan lamanya alat beroperasi.
3. Prinsip-prinsip ekonomi, meliputi ongkos pembuatan,
pemeliharaan, pemasangan, biaya operasi dan juga
biaya penyusutan dari harga awal alat tersebut.
Berdasarkan pertimbangan diatas maka dipilihnya
konveyor sabuk sebagai pesawat pengangkut yang paling sesuai
6
untuk mengangkut pasir kedalam proses mixer dalam pembuatan
tiang beton.
7
kemampuan menyerap air rendah, kekuatan tinggi,
ringan, lentur, regangan kecil, ketahanan
pemisahan lapisan yang tinggi dan umur pakai
panjang. Untuk persyaratan tersebut, sabuk berlapis
karet adalah yang terbaik. Karena beberapa jenis
material yang dibawa mempunyai sifat abrasif.
8
Light loads in Parcels,
paper and cloth packages, 1 1
packing books
Load in soft Bags, bales,
1,5-3 1
containers packs
Loads in hard
containers
1,5-3 1
weighing up to 15 Boxes, barrels,
kg baskets
Ditto weighing
1,5-4,5 1-1,5
over 15 kg
Machine parts,
ceramics
Untared loads articles, 1,5-6 1-1,5
building
cements
9
Gambar 2.1 Penampang sabuk (Zainuri, Muhib.2010)
Keterangan:
a. Ordinary cotton belt
b. High strength belt
c. Cotton duck
d. Synthetic fabric
1. lapisan tekstil
2. Tutup atas
3. Tutup bawah
4. Lapisan asbestos
5. Lapisan breaker
10
1800 8-12
2000 9-14
b. Idler
Idler berfungsi untuk menyangga belt bersama
dengan sheet steel runway atau kombinasi dengan
solid wood, terutama untuk memindahkan muatan
curah. Berdasarkan lokasi, idler dibedakan atas
upper idler (untuk mencegah belt slip/ sobek karena
membelok di pulli) dan lower idler (untuk
menyangga belt/ muatan). Upper idler bisa jadi
terdiri dari three roller, single roller.
Conveyor yang dirancang untuk membawa
muatan curah (bulk load) umumnya menggunakan
11
troughed idler dengan sisi roller diset pada sudut 20
hingga 35. Conveyor dengan flat idler terutama
digunakan untuk memindahkan muatan satuan (unit
load). Flat idler hanya digunakan jika belt conveyor
dilengkapi dengan saluran buang (discharge
plough) dengan kapasitas pemindahan bahan kecil
(hingga 25 m3/jam)
Idlers terdiri dari:
1. Brackets
2. Shell
3. Shaft
4. Bearing
5. Seals
6. supporting base
Jarak idler pada zone pembebanan (loading zone)
belt; pada operasi balik (return run).
12
Tabel 2.4 Jarak idler maksimum
Jarak terhadap Berat curah muatan, ton/m3
lebar belt, mm γ<1 γ = 1 to 2 γ>1
400 1500 1400 1300
500 1500 1400 1300
650 1400 1300 1200
800 1400 1300 1200
1000 1300 1200 1100
1200 1300 1200 1100
1400 1200 1100 1000
1600 to 2000 1100 1000 1000
c. Unit penggerak
Pada belt conveyor, daya motor
ditransmisikan ke sabuk dengan friksi sabuk yang
melalui pulli penggerak (driving pulley) yang
digerakkan oleh motor listrik. Penggerak terdiri
dari : pulli (kadang adaa dua), motor, roda gigi
transmisi, dan kadang alat pengerem (braking
device) untuk mencegah slip.
Gambar kontak (wraps) sabuk dan pulli
penggerak ditunjukkan pada gambar 2.3 (a) dan
(b) menunjukkan pulli tunggal dengan sudut
kontak 1800 dan 2100 sampai 2300. Gambar 2.6 (c)
dan (d) menunjukkan dua pulli penggerak dengan
sudut kontak 3500 sampai 4800. Gambar 2.6 (e) dan
(f) adalah penggerak khusus dengan snub pulley
dan pressure sabuks yang digunakan untuk
konveyor panjang dan beban berat.
Dari teori penggerak gesek (Hukum Euler)
bahwa sabuk tidak akan slip jika:
𝑆𝑡 ≤ 𝑆𝑠𝑙 𝑒 𝜇𝛼
St : tegangan sisi pengencang (tight
tension)
S sl : tegangan sisi pembalik (slack tension)
13
𝛼 : sudut kontak belt dan pulli (dalam radian)
e : bilangan logaritma dasar
𝜇 : faktor gesek antar pulli penggerak dan belt
d. Penyenter belt
Beberapa alasan, seperti eksentrisitas beban,
adanya kotoran (misal tanah), bahan yang mudah
lengket (sticky material) pada pulli dan roller, dan
lain-lain, yang mungkin mengakibatkan sabuk
berjalan tidak sesuai dengan jalur yang ditentukan.
Untuk mencegah hal ini diperlukan peralatan
penyenter sabuk (gambar 2.4) yang terdiri dari:
1. troughed three-roller-idler
2. frame
3. vertical pivot
4. rumah bantalan
5. balok kanal C
14
6. lever
7. poros
8. vertical roller yang berfungsi untuk
mencegah sabuk melompat keluar jalur
15
a. dengan roda gigi lurus
b. dengan roda gigi cacing
c. Reducer dan transmisi rantai
d. Drum motor
16
2.1.2. Perencanaan Belt Conveyor
Untuk menentukan dimensi sabuk dan kebutuhan
daya motor, data awal yang diperlukan adalah: karakteristik
muatan yang dipindahkan, kapasitas puncak per jam
(ton/jam atau m3/jam), geometri konveyor, dan kondisi
operasi (kering atau berdebu, outdoors atau indoors,
metode pengisian dan pengeluaran).
a. Lebar belt
Untuk belt yang disangga flat idler (gambar
2.5a), segitiga dasar b = 0,18 B, dan sudut segitiga
𝜑1 ≈ 0,35𝜑, dimana B adalah lebar belt dan 𝜑
adalah sudut balik statik muatan (static angle of the
load repose)
Luas potongan melintang muatan curah pada
flat belt (gambar 2.5a) adalah:
17
𝑏ℎ 0,8 𝐵 0,4 𝐵 𝐶1 tan 𝜑
A1 = 𝐶1 =
2 2
= 0,16 B2 C 1 tan (0,35 𝜑)
Kapasitas konveyor yang disangga flat idler (Q f ):
Q f = 3600 F 1 v 𝛾
= 576 B f 2 C 1 v 𝛾 tan (0,35𝜑) ton/jam
Maka lebar belt yang disangga flat idler (B f )
adalah:
𝑄𝑓
Bf =�
576 𝐶1 𝛾 𝑣 tan(0,35𝜑)
Belt yang disangga through idler (Gambar
2.5b), luas potongan melintang muatan (A)
𝐴 = 𝐴1 + 𝐴2 = 0,16 𝐵2 𝐶1 tan 𝜑 + 0,0435 𝐵2
n
Antrachite, 0,8-0,95 27 45 0,84 0,84 -
18
fine, dry
Gypsum,
1,2-1,4 - 40 0,78 - 0,82
small-lumped
Clay, dry,
1,0-1,5 40 50 0,75 - -
small-lumped
Gravel 1,5-1,9 30 45 1 - -
Ground, dry 1,2 30 45 1 - -
Foundry, sand,
1,25-1,30 30 45 0,71 - 0,61
shake-out
Ash, dry 0,4-0,6 40 50 0,84 1 -
Limestone,
1,2-1,5 30 - 0,56 0,7 -
small-lumped
Coke 0,36-0,53 35 50 1 1 -
Wheat flour 0,45-0,66 49 55 0,65 - 0,85
Oat 0,40-0,50 28 35 0,58 0,78 0,5
Sawdust 0,16-0,32 - 39 0,8 - 0,65
Sand, dry 1,40-1,65 30 45 0,8 - 0,56
Wheat 0,65-0,83 25 35 0,58 0,58 0,5
Iron ore 2,1-2,4 30 50 1,2 - -
Peat, dry,
0,33-0,41 40 45 0,75 0,8 -
lumped
Coal, run of
0,65-0,78 35 50 1 1 0,7
mine
Cement, dry 1-1,3 35 50 0,65 - 0,64
Slag,
0,60-0,90 35 45 1 - 0,66
anthracite
Crushed stone,
1,8 35 45 0,65 - 0,6
dry
19
1 𝑡𝑟 𝑄 𝑡𝑟 𝑄
B tr = � =�
18 𝛾 𝑣 𝐶 324 𝛾 𝑣 𝐶
1 1
20
banyak debu abrasive,
kelembaban udara tinggi atau
sebab lain yang mempengaruhi
unjuk kerja bantalan
21
b. Tahanan Gerak Belt (W)
Jika belt bergerak pada lintasan lurus
(rectilinear section) terhadap idler maka akan
menyebabkan losses karena gesekan belt dengan
idler, gesekan di dalam bearing (roller atau ball
bearing), dan bending pada roller.
Gaya tahanan pada bagian yang dibebanoi
muatan:
W 3-4 =�𝑞 + 𝑞𝑏 + 𝑞 ′ 𝑝 � 𝐿 𝜔′ cos 𝛽 (𝑞 + 𝑞𝑏 )𝐿 sin 𝛽
= �𝑞 + 𝑞𝑏 + 𝑞 ′ 𝑝 � 𝐿ℎ𝑜𝑟 𝜔′ + (𝑞 + 𝑞𝑏 )𝐻
Gaya tahanan pada bagian yang tidak dibebani
muatan (gerak balik):
W 1-2 = �𝑞𝑏 + 𝑞”𝑝 �𝐿 𝜔′ cos 𝛽 − 𝑞𝑏 𝐿 sin 𝛽
= �𝑞𝑏 + 𝑞”𝑝 �𝐿ℎ𝑜𝑟 𝜔′ − 𝑞𝑏 𝐻
Dengan, q : berat beban, kg
q b : berat belt, kg
q’ p :beban bagian yang berputar, kg/m
q’’ p : beban bagian idler strands, kg/m
𝛽 : sudut inklinasi konveyor terhadap
bidang horisontal
L : panjang bagian lurus (rectilinear
section), m
L hor : panjang proyeksi mendatar
bagian garis lurus, m
H : beda elevasi bagian awal dan
akhir
w’ : koefisien tahanan belt terhadap
roller bearing
Berat idler rotating parts tergantung desain,
ukuran, dan merupakan fungsi lebar belt B.
Umumnya, untuk lebar belt B meter, secara kasar
berat idler rotating parts:
Untuk troughed idler:
G’ p = 10 B + 7 kg
22
Untuk flat idler:
G”p = 10 B + 3 kg
Sehingga berat idler rotating parts per meter
adalah:
𝐺′
q’ p = 𝑝 kg/m
𝑙 1
𝐺′′𝑝
q’’ p = kg/m
𝑙2
23
7. Efisiensi cukup tinggi (98%)
24
Tumbukan Konveyor 1,0 1,0 1,2
halus sabuk dan
rantai dengan
variasi beban
kecil, pompa
sentrifugal dan
blower, mesin
tekstil umum,
mesin industri
umum dengan
variasi beban
kecil
Tumbukan Kompresor 1,3 1,2 1,4
sedang sentrifugal,
propeler,
konveyor
dengan sedikit
variasi beban,
tanur otomatis,
pengering,
penghancur,
mesin perkakas
umum, alas-
alas besar
umum, mesin
kertas umum
Tumbukan Pres, 1,5 1,4 1,7
berat penghancur,
mesin
pertambangan,
bor minyak
bumi,
pencampur
karet, rol,
mesin
25
penggetar,
mesin-mesin
umum dengan
putaran dapat
dibalik atau
beban
tumbukan
26
Gambar 2.8 Diagram pemilihan rantai rol
27
D = diameter sproket, inch
Nt = jumlah gigi
Maka berdasarkan segitiga antara sproket dan rantainya
dapat dinyatakan:
𝛾 0,5 𝑝 𝑝
sin = 𝑎𝑡𝑎𝑢 𝐷 = 𝛾
2 0,5 𝐷 sin 2
𝛾 = sudut sambungan (sudut sendi) (angle of
articulation)
𝑝 360
𝐷= karena 𝛾 =
180 𝑁𝑡
sin � 𝑁𝑡 �
28
2𝐶 (𝑁𝑡1 + 𝑁𝑡2 ) �𝑁𝑡1 − 𝑁𝑡2 �
𝐿 = 𝑝� + + �
𝑝 2 𝐶
4𝜋 2 𝑝
2.3. Poros
Poros merupakan salah satu elemen mesin yang sangat
penting, karena hampir setiap mesin mempunyai poros. Pada
sebuah mesin poros berfungsi untuk mentransmisikan daya yang
disertai dengan putaran, disamping itu juga berfungsi untuk
menahan beban.
29
Dimana: Mt : momen torsi (kgf.mm)
N : daya (kW)
30
16 MB 2 16 Mt 2 σyps
�� � + � � ≤
π ds 3 π ds 3 2
Poros berlubang:
16 𝜎
4
�𝑀𝐵 2 + 𝑀𝑡 2 ≤ 𝑦𝑝𝑠
𝑑 𝑠𝑓
𝜋 𝑑𝑜 3 �1 − � 𝑖 � �
𝑑𝑜
Dimana, ds : diameter poros, mm
di : diameter dalam poros berlubang, mm
do : diameter luar poros berlubang, mm
M B : momen bending yang diterima poros,
kgf.mm
M t : momen torsi yang diterima poros,
kgf.mm
31
dimungkinan karena kontak antara rol dengan ring lebih besar
yaitu berupa garis, tidak berupa titik seperti ball bearing.
32
Fa/(V.Fr) ≤ e atau Fa/(V.Fr) > e. Khusus untuk
deret satu (single row bearing), bila harga
Fa/(V.Fr) ≤ e, maka X = 1 dan Y = 0.
5. Dapat dibantu dengan Interpolasi atau
Extrapolasi.
Hasil perhitungan beban equivalen diatas tidak
memperhitungkan adanya beban kejut dan impact, maka
agar lebih aman dan mampu menghindari kerusakan
bantalan lebih awal, beban equivalen harus dikalikan
dengan konstanta kondisi beban (F s ). Maka persamaan
untuk mencari beban equivalen menjadi :
P = Fs {( X ⋅V ⋅ Fr ) + (Y ⋅ Fa )}
33
C = diperoleh dari tabel bantalan sesuai dengan
diameter dalam bantalan yang diketahui (lb)
P = beban equivalent (lb)
b = 3, untuk bantalan dengan bola
= 3,33 bila bantalan adalah Bantalan Rol
N p = putaran poros ( rpm )
34
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
35
3.2. Studi Literatur
Pada studi literatur meliputi kegiatan mencari dan
mempelajari bahan pustaka yang berkaitan dengan belt conveyor
dan komponennya. Studi literatur ini diperoleh dari berbagai
sumber antara lain buku / text book, diktat yang mengacu pada
referensi, publikasi-publikasi ilmiah, tugas akhir dan penelitian
yang berkaitan dan media internet.
3.3. Observasi
Observasi atau pengamatan lapangan dilakukan di sebuah
industri kecil di Kecamatan Penataran Kabupaten Blitar Jawa
Timur untuk mengamati belt conveyor yang menghubungkan
hopper batuan menuju crusher. Batuan tersebut dihancurkan
menjadi ukuran yang lebih kecil sehingga menjadi kerikil dan
pasir.
3.4. Pengambilan Data
Pengambilan data dilakukan secara langsung di lapangan
dengan bantuan pekerja. Alat bantu yang digunakan dalam
pengambilan data antara lain jangka sorong, meter ukur, dan
sebagainya.
3.5. Perencanaan
Pada tahapan ini, perencanaan dilakukan untuk menentukan
komponen apa saja yang perlu direncanakan. Dilakukan pula
perencanaan disain yang diinginkan disesuaikan dengan data yang
telah didapatkan.
3.6. Perhitungan dan Analisa
Pada tahap ini dilakukan perhitungan untuk perencanaan
belt conveyor, rantai dan sproket serta bearing yang dapat
digunakan.
3.7. Penyusunan Laporan
Tahap ini merupakan ujung dari perencanaan belt conveyor
yaitu dengan melakukan perhitungan serta analisa yang kemudian
dapat ditarik kesimpulan yang didapat dari hasil peneliatan
sebelumnya yang telah dilakukan.
36
3.8. Flowchart Perhitungan
37
38
39
3.8.1. Perencanaan belt conveyor
Meliputi perhitungan luas penampang, kapasitas,
berat muatan per meter dan berat belt per meter. Sehingga
didapatkan spesifikasi belt conveyor yang sesuai dengan
yang diinginkan.
3.8.2. Perencanaan roller idler
Perhitungan meliputi diameter dalam dengan
ditentukan terlebih dahulu diameter luar dari roller idler.
Yang kemudian didapatkan berat roll per meter. Hasil-hasil
tersebut digunakan untuk perhitungan daya motor
penggerak.
3.8.3. Perencanaan rantai dan sproket
Perencanaan rantai dan sproket meliputi perhitungan
daya desain, torsi, diameter sproket dan kecepatan rantai.
Kemudia dari perhitungan tersebut didapatkan panjang
40
rantai dan kecepatan rantai. Lalu dapat ditentukan jenis dan
tipe rantai yang akan digunakan.
3.8.4. Perencanaan poros
Dilakukan perhitungan momen torsi, beban radial
dan tangensial, reaksi tumpuan dan momen terbesar yang
kemudian menentukan bahan poros dan didapatkan
diameter poros yang akan digunakan.
3.8.5. Perencanaan bearing
Setelah didapatkan diameter poros makan dapat
ditentukan diameter bearing dan mendapatkan data dari
tabel untuk dilakukan perhitungan beban ekuivalen pada
bearing. Setelah itu dapat diprediksi umur bearing.
3.9. Tempat dan Waktu
Observasi dilakukan pada Februari-Juni 2018 di sebuah
industri kecil di Kecamatan Penataran, Kabupaten Blitar, Jawa
Timur.
3.10. Komponen Mesin
1. Rubber belt
41
Belt yang digunakan adala sersan rubber belt, belt ini
memiliki cleat umumnya digunakan untuk
mengangkut bahan – bahan pada permukaan yang miring.
Cleat akan memberikan perlawanan yang lebih tinggi dan
gesekan untuk mencegah beban jatuh ke arah gravitasi.
Cleat diterapkan pada conveyor dengan jarak apapun dan
dalam berbagai ketinggian dan potongan.
2. Motor penggerak
Motor penggerak menggunakan motor gearbox. Motor
memiliki putaran per menit sebesar 1440 rpm yang
dihubungkan dengan gearbox yang berfungsi untuk
meningkatkan torsi dan mengurangi kecepatan atau putaran
per menit (rpm) dari motor. Rasio kecepatan motor tersebut
1:32 sehingga kecepatan atau putaran per menit (rpm)
motor tersebut menjadi 40 rpm.
42
3. Rantai dan sproket
43
Gambar 3.4 Hopper
5. Crusher
Merupakan mesin penghancur batuan yang mulanya
berukuran besar menjadi ukuran yang lebih kecil. Setelah
batuan dihancurkan dapat menjadi pasir ataupun kerikil
yang ukurannya lebih kecil dibanding batuan.
44
6. Roller idler
Berfungsi untuk menyangga belt atas upper idler
(untuk mencegah belt slip/ sobek karena membelok di
pulli) dan lower idler (untuk menyangga belt/ muatan).
Pada upper idler menggunakan V trough roller idler dan
pada lower idler menggunakan flat roller idler.
45
Berfungsi untuk menumpu poros, supaya putaran atau
gerakan poros dapat berlangsung dengan baik dan aman,
juga untuk menahan gaya yang terjadi pada poros. Roller
bearing ini dapat menerima beban radial yang lebih besar
(dalam ukuran yang sama) dibanding ball bearing.
46
Gambar 3.9 Batuan menuju head
47
Halaman ini sengaja dikosongkan.
48
BAB IV
PERHITUNGAN DAN ANALISA
49
- Kecepatan belt (v) = 0,13 m/s
- Faktor koreksi (C 1 ) = 0,90 (Halaman 17)
50
Berat sabuk per meter:
qb = 1,1 B (δi + δ1 + δ2 )
= 1,1 . 0,65 . 6
kg
= 4,29 �m
51
Berat roller per meter:
G′′ p 9,5 kg
q′′ p = =
l2 1m
kg�
= 9,5 m
52
Gambar 4.2 Tarikan/tegangan pada belt
Tegangan S 1 dimana belt meninggalkan head pulley
= S 1 . Tegangan S 2 dapat detentukan sebagai berikut:
S 2 = S1 + W1−2
= S1 + (−4,806)
= S1 − 4,806
53
S sl : gaya tarik pada pada sisi belt pembalik (S 1 )
M : koefisien gesek antara belt dan pulli
A : sudut kontak pada belt (dalam radian
E : bilangan logaritma dasar
St = S4 ≤ Ssl eµα
S 4 ≤ Ssl eµα
S4 ≤ S1 . 1,87 ...(ii)
S 3 = 1,07 S1 − 5,143
= 1,07 (383) − 5,143
= 404,667
S 4 = 1,07 S1 + 306,065
= 1,07 (383) + 306,065
= 715,875
54
dimana:
N : daya motor penggerak
ηg : efesiensi motor penggerak (80%)
W o : tegangan efektif pulli
(Wo = S 4 – S 1 + Wdr)
Sehingga diperoleh:
W o = S4 − S1 + Wdr
= 715,875 − 383 + 32,966
= 365,841
Dengan memasukan nilai Wo maka didapatkan
daya sebagai berikut:
Wo .V
N =
102 ηg
365,841 .1
=
102 . 0,8
= 4,483 kW
= 6,012 hp
55
memiliki kekurangan yaitu menimbulkan suara dan getaran
karena tumbukan antara rantai dan dasar kaki gigi sproket.
Data awal yang diperlukan untuk perencanaan chain dan
sproket:
- Faktor koreksi rantai (f c ) = 1,3 (Tabel 2.9)
- Daya (P atau N) = 0,583 kW
- Jumlah gigi sproket kecil (Nt 1 ) = 11
- Jumlah gigi sproket besar (Nt 2 ) = 35
- Pitch (p) = 19,05 mm
- Putaran (n) = 40 rpm
- Jarak sumbu poros (C) = 750 mm
56
19,05
= 180
sin� 35 �
= 212,518 mm
57
4.4. Perencanaan poros
Data awal yang diperlukan untuk perencanaan belt
conveyor:
- Daya motor (P) = 7 hp
- Putaran (n) = 40 rpm
- Diameter sproket = 68 mm
- Sudut inklinasi belt = 18o
- Sudut rantai = 35o
- Tarikan pada head pulley titik 2 (S 4 ) = 715,875 kgf
- Panjang roll = 650 mm
- Beban roll = 53,62 N
Beban roll
F ROLL =
Panjang
53,62 𝑁
=
650 𝑚𝑚
= 0,082 N/mm
= 0,008 kgf/mm
58
Gaya pada roll karena tarikan belt conveyor:
Tarikan belt
F BELT =
Panjang
715,875
=
650 𝑚𝑚
= 1,1 kgf/mm
F bH = F b cos ∅
= 1,1 cos 18o
= 1,05 kgf/mm
F bH = F b sin ∅
= 1,1 sin 18o
= 0,34 kgf/mm
59
Gambar 4.5 Gaya pada rantai
Torsi pada rantai:
P
T = 9,74 × 105
n
5 7
= 9,74 × 10 40
= 170450 kgf.mm
T
F rantai kencang (F R1 )=
rsproket
170450 kgf.mm
=
34 mm
= 5013,2 kgf
1
F rantai kendor (F R2 ) = F R1
3
1
= 5013,2 kgf
3
= 1671 kgf
Horisontal
F R1 = F R1 cos ∅
= 5013,2 cos 35o
= 4106,6 kgf
F R2 = F R2 cos ∅
= 1671 cos 35o
= 1368,8 kgf
60
Vertikal
F R1 = F R1 sin ∅
= 5013,2 sin 35o
= 2875,5 kgf
F R2 = F R2 cos ∅
= 1671 sin 35o
= 958,4 kgf
+∑ 𝐹𝑦 =0
A H + N + B H + F R1 – F R2 = 0
A H + B H = F R2 – N - F R1
= 1368,8 – 682,5 – 4106,6
= -3420,3
+∑ 𝑀𝐵 = 0
A H 850 + N 425 + (F R2 – F R1 ) 50 = 0
A H 850 + 682,5 . 425 + (1368,8 – 4106,6) 50 = 0
850 A H = -153172,5
AH = -180,2 kgf
A H + B H = -3420,3
61
B H = -3420,3 – A H
= -3420,3 – 180,2
= -3240,1 kgf
Potongan:
- Potongan I (kiri)
+ ∑ 𝐹𝑦 =0
- AH – V1 =0
V1 = -A H
V1 = -180,2 kgf
+ ∑ 𝑀𝑝𝑜𝑡1 = 0
-A H . x 1 –M 1 = 0
62
M 1 = -A H . x 1
= -180,2 . x 1
0≤x 1 ≤100
x 1 = 0, M1 = 0
x 1 = 50, M 1 = -9010 kgf.mm
x 1 = 100, M 1 = -18020 kgf.mm
- Potongan II (kiri)
+ ∑ 𝐹𝑦 =0
-A H + N – V 2 = 0
V 2 = -A H + N
= -180,2 + 1,05 x 2
0≤x 2 ≤650
x 2 = 0, V2 = -180,2 kgf
x 2 = 150, V2 = -22,7 kgf
x 2 = 300, V2 = 134,8 kgf
x 2 = 450, V2 = 292,3 kgf
x 2 = 600, V2 = 449,8 kgf
x 2 = 650, V2 = 502,3 kgf
63
+ ∑ 𝑀𝑝𝑜𝑡2 = 0
x2
-A H (100 + x 2 ) + N – M2 = 0
2
x2
M 2 = -A H (100 + x 2 ) + N
2
x2
= -A H 100 - A H x 2 + N
2
x2
= -180,2 . 100 – 180,2 x 2 + 1,05 x 2
2
= 0,525 x 2 2 – 180,2 x 2 – 18020
0≤x 2 ≤650
x 2 = 0, M2 = -18020 kgf.mm
x 2 = 150, M2 = -33237,5 kgf.mm
x 2 = 300, M2 = -24830 kgf.mm
x 2 = 450, M2 = 7202,5 kgf.mm
x 2 = 600, M2 = 62860 kgf.mm
x 2 = 650, M2 = 86662,5 kgf.mm
+ ∑ 𝐹𝑦 =0
-A H +N –V 3 = 0
V3 = -A H + N
= -180,2 + 682,5
= 502,3 kgf
64
+ ∑ 𝑀𝑝𝑜𝑡3 = 0
-A H (750+ x 3 ) + N (325+ x 3 ) - M 3 = 0
M 3 = -A H (750+ x 3 ) + N (325+ x 3 )
= -180,2 (750+ x 3 ) + 682,5 (325+ x 3 )
0≤x 3 ≤100
x 3 = 0, M 3 = 86662,5 kgf.mm
x 3 = 50, M 3 = 111777,5 kgf.mm
x 3 = 100, M 3 = 136892,5 kgf.mm
- Potongan IV (kiri)
+ ∑ 𝑀𝑝𝑜𝑡4 = 0
-A H (850+ x 4 ) + N (425+ x 4 ) – B H . x 4 - M 4 = 0
M 4 = -A H (850+ x 4 ) + N (425+ x 4 ) – B H . x 4
= -180,2 (850+ x 4 ) + 682,5 (425+ x 4 ) –3240,1 .
x4
65
0≤x 4 ≤50
x 4 = 0, M 4 = 136892,5 kgf.mm
x 4 = 50, M 4 = 2,5 kgf.mm
1000
500
0 X (mm)
100 250 300 400 550 700 750 900
-500
V (kgf)
-1000 V
-1500
-2000
-2500
-3000
80000
60000
M
40000
20000
0 X (mm)
-20000 50 100 250 400 550 700 750 800 850 900
-40000
-60000
Gambar 4.13 Diagram momen arah horisontal
66
4.4.3. Bidang Vertikal
+∑ 𝐹𝑦 =0
A V + N – W + B V + F R1 – F R2 = 0
A V + B V = W – N – F R1 + F R2
= 5,2 – 221 – 2875,5 + 958,4
= -2132,9 kgf
+∑ 𝑀𝐵 = 0
A v 850 – (N - W) 425 + (F R2 - F R1 ) 50 = 0
A v 850 – (221 – 5,2) 425 + (958,4 – 2875,5) 50 = 0
850 B V = 4140
AV = 4,87 kgf
A V + B V = -2132,9
B V = -2132,9 - A V
= -2132 – 4,87
= -2137,77
67
Potongan:
- Potongan I (kiri)
+ ∑ 𝐹𝑦 =0
AV – V1 = 0
V1 = AV
V 1 = 4,87 kgf
+ ∑ 𝑀𝑝𝑜𝑡1 = 0
AV . x1 – M1 = 0
M1 = AV . x1
= 4,87. x 1
68
0≤x 1 ≤100
x 1 = 0, M1 = 0
x 1 = 50, M 1 = 243,5
x 1 = 100, M 1 = 487
- Potongan II (kiri)
+ ∑ 𝐹𝑦 =0
AV + N – W – V2 = 0
V2 = AV + N – W
V 2 = 4,87 + 0,34 x 2 – 0,008 x 2
= 4,87 + 0,332 x 2
0≤x 2 ≤650
x 2 = 0, V2 = 4,87 kgf
x 2 = 150, V2 = 54,67 kgf
x 2 = 300, V2 = 104,47 kgf
x 2 = 450, V2 = 154,27 kgf
x 2 = 600, V2 = 204,07 kgf
x 2 = 650, V2 = 220,67 kgf
+ ∑ 𝑀𝑝𝑜𝑡2 = 0
x2
A V (100 + x 2 ) + (N-W) – M2 = 0
2
69
x2
M 2 = A V (100 + x 2 ) + (N-W)
2
x2
= 4,87 (100 + x 2 ) + (0,34 x 2 – 0,008 x 2 )
2
= 0,166 x 2 2 + 4,87 x 2 + 487
0≤x 2 ≤650
x 2 = 0, M2 = 487 kgf.mm
x 2 = 150, M2 = 4952,5 kgf.mm
x 2 = 300, M2 = 16888 kgf.mm
x 2 = 450, M2 = 36293,5 kgf.mm
x 2 = 600, M2 = 63169 kgf.mm
x 2 = 650, M2 = 73787,5 kgf.mm
+ ∑ 𝐹𝑦 =0
AV + N – W – V3 = 0
V3 = AV + N – W
= 4,87 + 221 – 5,2
= 220,67 kgf
+ ∑ 𝑀𝑝𝑜𝑡3 = 0
A V (750+ x 3 ) + (N- W) (325+x 3 ) – M 3 = 0
70
M 3 = A V (750+ x 3 ) + (N - W) (325+x 3 )
= 4,87 (750+ x 3 ) + (221 – 5,2) (325+x 3 )
= 4,87 (750+ x 3 ) + 215,8 (325+x 3 )
0≤x 3 ≤100
x 3 = 0, M 3 = 73787,5 kgf.mm
x 3 = 50, M 3 = 84821 kgf.mm
x 3 = 100, M 3 = 95854,5 kgf.mm
- Potongan IV (kiri)
+ ∑ 𝐹𝑦 =0
A V +N – W – B V –V 4 = 0
V4 = AV + N – W – BV
= 4,87 + 221 – 5,2 – 2137,77
= -1917,1
+ ∑ 𝑀𝑝𝑜𝑡4 = 0
A V (850+ x 4 ) + (N – W) (425+ x 4 ) – B V . x 4 - M 4 =
0
M 4 = A V (850+ x 4 ) + (N – W) (425+ x 4 ) – B V . x 4
= 4,87(850+ x 4 )+(221–5,2)(425+ x 4 ) –2137,77.
x4
= 4,87(850+ x 4 )+ 215,8 (425+ x 4 ) –2137,77. x 4
71
0≤x 4 ≤50
x 4 = 0, M 4 = 95854,5 kgf.mm
x 4 = 50, M 4 = -0,5 kgf.mm
500
0 X (mm)
100 250 400 550 700 750 900
-500
-1000 V
V (kgf)
-1500
-2000
-2500
100000
80000
M (kgf.mm)
60000
M
40000
20000
0 X (mm)
50 100 250 400 550 700 750 800 850 900
-20000
72
Gambar 4.21 Diagram momen arah vertikal
4.4.4. Momen dan gaya terbesar
V = �(𝑉𝐻 )2 + (𝑉𝑉 )2
= �(2737,8)2 + (1917,1)2
= 3342,278 kgf
MB = �(𝑀𝐻 )2 + (𝑀𝑉 )2
= �136892,52 + 95854,52
= 167115,654 kgf.mm
4.4.5. Torsi
P =Tx𝜔
𝑃
T =
𝜔
𝑃
= 2𝜋𝑛
60 𝑥 1000
5,2 𝑘𝑊
= 2 𝜋 40 𝑟𝑝𝑚
60 𝑥 1000
= 1241,409 N.m
= 126588,5 kgf.mm
73
ds ≥ 42 mm
ds = 45 mm
74
= 1,0 (1,2 . 1 . 1767,806 + 0)
= 2121,367 N
Bantalan D
P D = F s (V . X . F R + Y . F a )
= 1,0 (1,2 . 1 . 38067,376 + 0)
= 45680,851 N
Bantalan A
C b 106
L 10h =� � ×
P 60 n
136000 3,33 106
= � � × 60 40
2121,367
= 433 x 106 jam-kerja
Bantalan B
C b 106
L 10h =� � ×
P 60 n
136000 3,33 106
= � � × 60 40
45680,851
= 15760 jam-kerja
75
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1. Kesimpulan
Berdasarkan hasil perhitungan dan perencanaan belt
conveyor, maka diperoleh kesimpulan sebagai berikut:
1. Belt conveyor membutuhkan daya sebesar 6 hp,
sehingga digunakan motor penggerak dengan daya
sebesar 7 hp yang menggerakkan drive atau head pulli.
Head pulli yang berputar akan menarik belt, sehingga
belt akan mulai bergerak.
2. Adapun spesifikasi rancangan sebagai berikut:
a. Lokasi : outdoor
b. Material yang diangkut:
- Nama material : Crushed stone
- Bulk density : 1,8 ton/m3
- Kondisi material : kering
c. Spesifikasi konveyor:
- Kecepatan belt : 0,13 m/s
- Kapasitas maksimum : 30,273 ton/jam
- Panjang lintasan : 6000 mm
- Sudut inklinasi : 18o
- Tipe belt : Rubber belt sersan
- Lebar belt : 650 mm
d. Roller idler (Carry)
- Jenis
Carry : V-troughed roller idler
Return : Flat roller idler
- Diameter luar : 63,5 mm
- Diameter luar : 40,96 mm
- Jarak roller (carry) : 500 mm
- Jarak roller (return) : 1000 mm
e. Rantai dan sproket
- Diameter sproket kecil : 67,617 mm
77
- Diameter sproket besar : 212,518 mm
- Kecepatan sproket kecil : 0,142 m/s
- Kecepatan sproket besar : 0,446 m/s
- Panjang rantai : 2000 mm
f. Poros dan bearing
- Bahan poros : AISI 4340
- Diameter poros : 45 mm
- Tipe bearing : SKF NU2309EC
- Diameter bearing : 45 mm
5.2. Saran
Beberapa saran yang dapat dilakukan untuk penelitian lebih
lanjut:
1. Disarankan memakai metode perhitungan yang berbeda
agar dapat dibandingkan, sehingga dapat disimpulkan
dengan baik.
2. Faktor perawatan dapat dipertimbangkan agar
mendapatkan hasil lebih maksimal.
3. Dibutuhkan studi dan analisa lebih lanjut dalam skala
industri besar.
78
DAFTAR PUSTAKA
[1]
Chrise, Arief Yanuar, dan Syafri. 2017. “Perancangan Bark Belt
Conveyor 27B Kapasitas 244 ton/jam.” Jom FTEKNIK
Volume 4 No. 2 Oktober 2017.
[2]
Lingaiah, K. 1969. Machine Design Data Handbook. New
York: McGraw Hill, Inc.
[3]
Mott, Robert L. 2004. Machine Elements in Mechanical Design
(Fourth Edition). New Jersey: Pearson Prentice Hall.
[4]
Spivakovsky, A., dan V. Dyachkov. 1969. Conveyors and
Related Equipments. Moscow: Peace Publisher.
[5]
Sularso, dan Kiyokatsu Suga. 2004. Dasar Perencanaan dan
Pemilihan Elemen Mesin. Jakarta: PT. Pradnya Paramita.
[6]
Zainuri, ST., Muhib. 2006. Mesin Pemindah Barang.
Yogyakarta: Penerbit Andi.
61
LAMPIRAN 1
LAMPIRAN 2
LAMPIRAN 3
LAMPIRAN 4
LAMPIRAN 5
BIODATA PENULIS