Anda di halaman 1dari 9

PROMOSI KESEHATAN

Resume M ateri Promosi kesehatan

Dibuat untuk salah satu tugas mata kuliah promosi kesehatan

SITI AISAH
191FK01122
2C

PROGRAM STUDI D III KEPERAWATAN


BHAKTI KENCANA UNIVERSITY
2021
Promosi Kesehatan

A. Konsep Promosi Kesehatan ( Piagam Ottawa )


Piagam Ottawa adalah piagam kesepakatan yang dihasilkan pada
Konferensi Internasional Promosi Kesehatan Pertama di Ottawa, Canada
tahun 1986, telah membawa perubahan dalam pengertian dan praktek
“health promotion” atau promosi kesehatan.
Piagam ini mendefinisikan Promosi Kesehatan sebagai “Proses
yang memungkinkan individu mengendalikan dan memperbaiki
kesehatannya. Untuk mencapai kesehatan jasmani, rohani dan sosial yang
sempurna, seseorang atau kelompok harus mampu mengidentifikasi dan
mewujudkan aspirasi, mampu memenuhi kebutuhan, mampu mengubah
atau beradaptasi dengan lingkungan”.
Pengertian promosi kesehatan yang tertuang dalam piagam ottawa
ini kemudian diperbarui WHO menjadi: “Proses pemberdayaan rakyat
(individu dan masyarakat) yang memungkinkan mereka mampu
mengendalikan determinan-determinan kesehatan sehingga dapat
meningkatkan derajat kesehatannya ”.
Green dan Kreuter (2005) menyatakan bahwa “Promosi kesehatan
adalah kombinasi upaya-upaya pendidikan, kebijakan (politik), peraturan,
dan organisasi untuk mendukung kegiatan-kegiatan dan kondisi-kondisi
hidup yang menguntungkan kesehatan individu, kelompok, atau
komunitas”.
Definisi/pengertian yang dikemukakan Green ini dapat dilihat
sebagai operasionalisasi dari definisi WHO (hasil Ottawa Charter) yang
lebih bersifat konseptual. Di dalam rumusan pengertian diatas terlihat
dengan jelas aktivitas-aktivitas yang harus dilakukan dalam kerangka
“promosi kesehatan”.
Piagam tersebut merumuskan upaya promosi kesehatan mencakup 5 butir.

1. Kebijakan Berwawasan Kesehatan (Health Public Policy). Ditujukan


kepada policy maker agar mengeluarkan kebijakan-kebijakan publik
yang mendukung kesehatan.

2. Lingkungan yang Mendukung (Supportive Environment). Ditujukan


kepada para pengelola tempat umum termasuk pemerintah kota, agar
menyediakan prasarana sarana yang mendukung terciptanya perilaku
sehat bagi masyarakat.

3. Reorientasi Pelayanan Kesehatan (Reorient Health Service). Selama


ini yang menjadi penyedia (provider) pelayanan kesehatan adalah
pemerintah dan swasta sedangkan masyarakat adalah sebagai
pengguna (customers) pelayanan kesehatan. Pemahaman ini harus
diubah, bahwasanya masyarakat tidak sekedar pengguna tetapi bisa
sebagai provider dalam batas-batas tertentu melalui upaya
pemberdayaan.

4. Keterampilan Individu (Personnel Skill). Kesehatan masyarakat akan


terwujud apabila kesehatan individu, keluarga dan kelompok tersebut
terwujud.

5. Gerakan Masyarakat (Community Action). Adanya gerakan-gerakan


atau kegiatankegiatan di masyarakat yang mendukung kesehatan agar
terwujud perilaku yang kondusif dalam memelihara dan meningkatkan
kesehatan mereka.

Sebagai seorang calon perawat profesional yang akan menjalani tugas-


tugas kesehatan termasuk didalamnya adalah promosi kesehatan, maka
anda akan berhasil mengatasi keadaan jika menguasai sub bidang
keilmuan yang terkait berikut ini, diantaranya:

1. Komunikasi

2. Dinamika Kelompok
3. Pengembangan dan Pengorganisasian Masyarakat (PPM)

4. Pengambangan Kesehatan Masyarakat Desa (PKMD)

5. Pemasaran Sosial (Social Marketing)

6. Pengembangan Organisasi

7. Pendidikan dan Pelatihan

8. Pengembangan Media (Teknologi Pendkes)

9. Perencanaan dan evaluasi

10. Antropologi Kesehatan

11. Sosiologi Kesehatan

12. Psikologi Kesehatan, Dll.

B. Prinsip-prinsip Promosi Kesehatan dalam Keperawatan


Interaksi Perawat/petugas kesehatan dan Klien merupakan hubungan
khusus yang ditandai dengan adanya saling berbagi pengalaman, serta
memberi sokongan dan negosiasi saat memberikan pelayanan kesehatan.
Pembelajaran yang efektif terjadi ketika klien dan perawat/petugas
kesehatan samasama berpartisipasi dalam Proses Belajar Mengajar yang
terjadi.
Agar hubungan pembelajaran memiliki kualitas positif, baik secara
individual, kelompok maupun masyarakat, hendaknya diperhatikan hal-hal
sebagai berikut :
1. Berfokus pada Klien
Klien mempunyai nilai, keyakinan, kemampuan kognitif dan
gaya belajar yang unik, yang dapat berpengaruh terhadap
pembelajaran. Klien dianjurkan untuk mengekspresikan perasaan dan
pengalamannya kepada perawat, sehingga perawat lebih mengerti
tentang keunikan klien dan dalam memberikan pelayanan dapat
memenuhi kebutuhan klien secara individual.
2. Bersifat menyeluruh dan utuh (holistik)
Dalam memberikan promosi kesehatan harus dipertimbangkan
klien secara keseluruhan, tidak hanya berfokus pada muatan spesifik.
3. Negosiasi
Perawat/Petugas kesehatan dan klien bersama-sama
menentukan apa yang telah diketahui dan apa yang penting untuk
diketahui. Jika sudah ditentukan, buat perencanaan yang
dikembangkan berdasarkan masukan tersebut. Jangan memutuskan
sebelah pihak.
4. Interaktif

Kegiatan dalam promosi kesehatan adalah suatu proses


dinamis dan interaktif yang melibatkan partisipasi perawat/ petugas
kesehatan dan klien. Keduanya saling belajar. Untuk itu, maka perlu
diperhatikan dan dipelajari pula Prinsip-prinsip dalam Proses Belajar
Mengajar (PBM), yang mencakup:

a) Faktor-faktor pendukung (misalnya : Motivasi , Kesiapan ,


Pelibatan Aktif /Active Involvement, Umpan Balik / feedback,
memulai dari hal yang sederhana sampai kompleks , adanya
pengulangan materi / repetition, waktu/ timing dan lingkungan /
environment)
b) Penghambat belajar (seperti emosi, kejadian/keadaan fisik dan
psikologis yang sedang terganggu atau budaya)
c) Fase-fase dalam PBM (mulai dari persiapan, pembuka,
pelaksanaan dan penutup Topik), serta
d) Karakteristik perilaku belajar

Perhatikan adanya perubahan perilaku yang terjadi, terdiri dari tiga


karakteristik, yaitu:
1) Perubahan Intensional, yaitu perubahan yang terjadi berkat
pengalaman/praktik yang dilakukan dengan sengaja dan disadari, bukan
karena faktor kebetulan.

2) Perubahan Positif dan aktif. Positif: jika perubahannya baik, bermanfaat


dan sesuai harapan. Merupakan sesuatu yang baru dan lebih baik dari
sebelumnya. Aktif : perubahan tersebut tidak terjadi dengan sendirinya,
tetapi karena usaha individu itu sendiri.

3) Perubahan Efektif dan Fungsional. Efektif : Perubahan tersebut berhasil


guna dan membawa pengaruh, makna dan manfaat tertentu bagi individu.
Fungsional : perubahan tersebut relatif menetap dan setiap saat siap
apabila dibutuhkan, perubahan tersebut dapat diproduksi dan
dimanfaatkan.

C. Proses Pengkajian dalam Promosi Kesehatan


Proses dimulai dari pengkajian kualitas hidup, masalah kesehatan,
masalah perilaku, faktor penyebab, sampai keadaan internal dan eksternal.
Output pengkajian ini adalah pemetaan masalah perilaku, penyebabnya,
dan lain-lain. Proses pengkajian dalam promosi kesehatan dapat dilakukan
dengan memberikan beberapa pertanyaan, yaitu tentang:
a) Apa yang ingin saya ketahui?
b) Mengapa saya ingin mengetahui hal ini?
c) Bagaimana saya bisa menemukan informasi ini?
d) Apa yang akan saya lakukan dengan informasi ini?
e) Apa kesempatan saya di sini untuk melakukan tindakan dengan
informasi ini?
Pertanyaan-pertanyaan tersebut berguna untuk mengetahui secara lebih
detail tentang:
1. Kebutuhan individu
Untuk seorang perawat pemberi promosi kesehatan yang
bekerja dengan klien individu, ini sangat penting untuk diketahui agar
dapat meningkatkan partisipasi klien dalam proses keperawatan.

2. Riwayat komunitas

Bagi perawat komunitas selain untuk mengidentifikasi


kebutuhan mereka, bekerja dengan kelompok atau komunitas
pengetahuan tentang profil komunitas dapat menjadikan pengkajian
lebih sistematik daripada melakukan pengamatan subjektif.

3. Pandangan masyarakat

Perawat pemberi promosi kesehatan perlu mendengarkan


pandangan masyarakat. Hal ini penting untuk dilakukan karena
perawat perlu mendorong masyarakat lokal untuk terlibat secara
langsung dalam proses.

4. Kebutuhan individu

Untuk seorang perawat pemberi promosi kesehatan yang


bekerja dengan klien individu, ini sangat penting untuk diketahui agar
dapat meningkatkan partisipasi klien dalam proses keperawatan.

5. Riwayat komunitas

Bagi perawat komunitas selain untuk mengidentifikasi


kebutuhan mereka, bekerja dengan kelompok atau komunitas
pengetahuan tentang profil komunitas dapat menjadikan pengkajian
lebih sistematik daripada melakukan pengamatan subjektif.

6. Pandangan masyarakat

Perawat pemberi promosi kesehatan perlu mendengarkan


pandangan masyarakat. Hal ini penting untuk dilakukan karena
perawat perlu mendorong masyarakat lokal untuk terlibat secara
langsung dalam proses.
Data yang dikumpulkan terdiri dari :
a) Data epidemiologi
b) Data sosial ekonomi
c) Pandangan profesional
d) Informasi Kualitas Kehidupan : diperoleh dengan melihat data
sekunder (Strata keluarga) informasi ini hanya berfungsi sebagai latar
belakang masalah saja.
e) Informasi tentang perilaku sehat : diperoleh dari kunjungan rumah atau
di Pos Yandu
f) Informasi tentang faktor penyebab (predisposing, enabling dan
reinforcing factors) diperoleh melalui survei cepat etnografi (Rapid
etnography assesment) yang dilakukan oleh tingkatan kabupaten atau
kota.
g) Informasi tentang faktor internal (tenaga, sarana, dana promosi
kesehatan) dan eksternal (peraturan, lingkungan di luar unit) diperoleh
dari lapangan/tempat.
D. Konsep Promosi Kesehatan
1) Menerapkan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS)
2) Cuci tangan pakai sabun (CTPS)
3) Mengkonsumsi makanan sehat seperti buah dan sayur.
4) Tidak membuang sampah sembarangan
5) Melakukan kerja bakti untuk menciptakan lingkungan sehat
6) Menggunakan pelayanan kesehatan.
7) Menjalankan gaya hidup sehat bersama anggota keluarga.

Dalam konsep promosi kesehatan terdapat beberapa kegiatan yang bisa


dilakukan seperti:

1. Promosi kesehatan di tempat kerja

Menerapkan promosi Kesehatan di tempat kerja bisa


memberikan dampak positif terhadap lingkungan kerja dan
masyarakat. Secara garis besar, promosi kesehatan di tempat kerja
adalah harus bisa memberikan perlindungan individu,baik didalam
ataupun diluar lingkungan tempat kerja untuk menciptakan proses
kesehatan yang berkelanjutan.

2. Promosi kesehatan di sekolah

Promosi Kesehatan di sekolah menjadi langkah strategis dalam


meningkatkan kesehatan masyarakat. Hal tersebut karena promosi
kesehatan melalui komunitas sekolah cukup efektif untuk
meningkatkan kesadaran masyarakat dalam menjalankan perilaku
hidup bersih dan sehat. Usia sekolah sangat baik untuk memberikan
edukasi dan pemahaman mengenai Perilaku Hidup Bersih Dan Sehat
(PHBS).

3. Promosi kesehatan di masyarakat.

Promosi kesehatan sebagai bagian dari program kesehatan


masyarakat di Indonesia harus mengambil bagian dalam mewujudkan
visi pembangunan kesehatan di Indonesia tersebut. Sehingga promosi
kesehatan dapat dirumuskan: “Masyarakat mau dan mampu
memelihara dan meningkatkan kesehatannya” (Soekidjo Notoatmodjo,
2010).

Anda mungkin juga menyukai