Anda di halaman 1dari 22

TEORI KEPERAWATAN JEAN WATSON

Disusun Oleh:

Russhinta Ayu Septida 2014301032


Siti Dwi Yunita 2014301034
Ambar Sekar Ayu 2014301012
Anggita Febriany 2014301044

POLITEKNIK KESEHATAN TANJUNG KARANG

SARJANA TERAPAN KEPERAWATAN

2020/2021

KATA PENGANTAR
Puji serta syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan YME, yang telah
melimpahkan rahmat, karunia dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat
menyelesaikan Makalah ini dengan baik. Adapun judul Makalah ini yang penulis
ambil adalah “Teori Keperawatan Menurut Jean Watson”

Adapun tujuan dari penulisan makalah ini adalah untuk menyelesaikan tugas
dari Mata Kuliah Konsep Dasar Keperawatan.

Ucapan terima kasih ke semua pihak yang telah membantu dan memberikan
motivasi dalam pembuatan Karya Tulis Ilmiah ini yang namanya penulis tidak
dapat sebutkan satu persatu.

Demikian akhir kata dari penulis, semoga makalah ilmiah ini bermanfaat bagi
semua pihak dan pembelajaran budaya khususnya dalam segi teoritis sehingga
dapat membuka wawasan ilmu budaya serta akan menghasilkan yang lebih baik di
masa yang kandatang.

Lampung , 19 September 2020

P
enulis

DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR...................................................................................
DAFTAR ISI .................................................................................................
BAB I PENDAHULUAN..............................................................................
1.1 Latar Belakang...................................................................................
1.2 Perumusan Masalah...........................................................................
1.3 Tujuan................................................................................................
BAB II TINJAUAN TEORITIS....................................................................
2.1 Sejarah Keperawatan.........................................................................
2.2 Pengertian Keperawatan....................................................................
2.3 Pengertian Model Konsep Dan Teori................................................
2.4 Tujuan Teori Keperawatan................................................................
BAB III TEORI KEPERAWATAN JEAN WATSON.................................
3.1 Manusia sebagai Fokus Sentral Keperawatan....................................
3.2 Sehat dan Kesehatan..........................................................................
3.3 Clinical Caritas Process.....................................................................
3.4 Transpersonal Caring Relationship....................................................
3.5 Caring Occation Moment...................................................................
BAB IV PENUTUP.......................................................................................
4.1 Kesimpulan........................................................................................
4.2 Saran..................................................................................................
DAFTAR PUSTAKA....................................................................................

BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Di dunia, kesehatan merupakan hal yang mutlak untuk dimiliki oleh setiap
manusia.Oleh sebab itu maka didirikanlah sebuah Organisasi Kesehatan Dunia
(World Health Organization/WHO) adalah salah satu badan PBB yang
bertindak sebagai koordinator kesehatan umum internasional dan bermarkas di
Jenewa, Swiss.WHO didirikan oleh PBB pada 7 April 1948.Direktur Jendral
sekarang adalah Margaret Chan menjabat mulai 8 November 2006.Menurut
WHO (1947) Sehat itu sendiri dapat diartikan bahwa suatu keadaan yang
sempurna baik secara fisik, mental dan sosial serta tidak hanya bebas dari
penyakit atau kelemahan (WHO, 1947). Definisi WHO tentang sehat
mempunyai karakteristik berikut yang dapat meningkatkan konsep sehat yang
positif (Edelman dan Mandle. 1994) : Memperhatikan individu sebagai sebuah
sistem yang menyeluruh, memandang sehat dengan mengidentifikasi
lingkungan internal dan eksternal, dan penghargaan terhadap pentingnya peran
individu dalam hidup. Tidak hanya organisasi kesehatan saja didirikan untuk
memajukan kesehatan maka butuhlah tenaga atau profesi keperawatan
sehingga profesi keperawatan berkembang karena tuntutan masyarakat serta
kebutuhan keperawatan kesehatan dan kebijakan.Keperawatan berespons dan
beradaptasi terhadap perubahan, memenuhi tantangan baru yang timbul.
Keperawatan sebagai bagian intergral dari pelayanan kesehatan, ikut
menentukan menentukan mutu dari pelayanan kesehatan.Tenaga keperawatan
secara keseluruhan jumlahnya mendominasi tenaga kesehatan yang ada,
dimana keperawatan memberikan konstribusi yang unik terhadap bentuk
pelayanan kesehatan sebagai satu kesatuan yang relatif, berkelanjutan,
koordinatif dan advokatif.Keperawatan sebagai suatu profesi menekankan
kepada bentuk pelayanan professional yang sesuai dengan standart dengan
memperhatikan kaidah etik dan moral sehingga pelayanan yang diberikan
dapat diterima oleh masyarakat dengan baik.
Profesi keperawatan adalah profesi yang unik dan kompleks.Dalam
melaksanakan prakteknya, perawat harus mengacu pada model konsep dan
teori keperawatan yang sudah dimunculkan.Konsep adalah suatu ide dimana
terdapat suatu kesan yang abstrak yang dapat diorganisir dengan smbol-simbol
yang nyata, sedangkan konsep keperawatan merupakan ide untuk menyusun
suatu kerangka konseptual atau model keperawatan.
Teori adalah sekelompok konsep yang membentuk sebuah pola yang nyata
atau suatu pernyataan yang menjelaskan suatu proses, peristiwa atau kejadian
yang didasari fakta-fakta yang telah di observasi tetapi kurang absolut atau
bukti secara langsung.

1.2 Rumusan Masalah


Dari latar belakang yang dikemukakan diatas, maka pertanyaan yang muncul
adalah bagaimana perawat dapat mempraktekan teori menurut jean Watson?

1.3 Tujuan
1. Tujuan Umum: Perawat dapat mempraktekan teori menurut Jean Watson.
2. Tujuan Khusus
a. Mengetahui sejarah keperawatanan
b. Mengetahui pengetian keperawatan
c. Mengetahui pengertian model konsep dan teori
d. Mengetahui faktor pengaruh teori keperwatan
e. Mengetahui tujuan teori keperawatan

BAB II
TINJAUAN TEORITIS
2.1 Sejarah Keperawatan
Keperawatan sebagai suatu pekerjaan sudah ada sejak manusia ada di
bumi ini, keperawatan terus berkembang sesuai dengan kemajuan peradaban
teknologi dan kebudayaan.Konsep keperawatan dari abad ke abad terus
berkembang, Pada awal sejarahnya keperawatan dikenal sebagai bentuk
pelayanan komunitas dan pembentukannya berkaitan dengan dorongan alami
untuk melayani dan melindungi keluaga ( Donahue, 1995). Keperawatan lahir
sebagai bentuk keinginan untuk menjaga seseorang tetap sehat dan
memberikan rasa nnyaman, pelayanan dan keamanan bagi orang yang sakit.
Walaupun secara umum tujuan keperawatan relative secara sama dari tahun ke
tahun, praktik keperawatan dipengaruhi oleh perubahan kebutuhan
masyarakat, sehingga keperawatan terilabat secara bertahap.
Selama era Hipprocrates, kedokteran bekerja tanpa perawat selama abad
pertengahan, keperawatan bekerja tanpa dukungan medis.(Donahue, 1995;
Deloghery, 1996).Kekeristenan cukup besar memperngaruhi profesi
keperawatan.Salah satu catatan diawal sejarah digambarkan bahwa
keperawatan merupakan bentuk perintah dari Diakonia, suatu kelompok kerja
seperti perawat kesehatan masyarakat atau yang mengunjungi orang sakit.
Pandangan Nigthingale terhadap keperawatan diturunkan dari philosofi
spiritual yang berkembang dalam mas remaja dan ia ketika dewasa (Macrae,
1995). Inti keyakinannya juga terlihat dalam analisis statistik yang mengaitkan
sanitasi yang buruk dengan terjadinya kolera dan disentri.Ia memandang
keperawatan sebagai suatu jalan untuk mencari kebenaran dalam mendapat
jawaban atas pertanyaan atau penelusuran terhadap masalah kesehatan dan
menggunakan hokum penyembuhan Tuhan dalam praktik keperawatan
(Macrea, 1995). Perang salib menjadi suatu stimulus untuk memperoleh
asuhan keperawatan dan kesehatan.Perawat militer membutuhkan perawat
laki-laki dan didirikan rumah sakit.Setelah perang salib kota-kota besar mulai
berdiri dan berkembang dengan menurunkan faktor feodalisme.Perkembangan
populasi penduduk yang luas di kota-kota tersebut menyebabkan munculnya
masalah kesehatan tertentu dan meningkatnya kebutuhan perawatan
kesehatan.
Dalam bulan Oktober 1846, Florence Nightingale memperoleh Year-book
of the Institution of Deaconesses at Kaiserswerth (Woodham-Smith, 1983).
Pada tahun 1847, ia pergi ke kaisersweth untuk bekerja pada
Diakonia( Woodham-Smith,1983; Donehue, 1995).
Dalam tahun 1860, Nightingale menulis Notes on Nursing: What It Is and
What It Is Not untuk masyarakat umum. Filosofinya terhadap praktik
keperawatan merupakan dari refleksi dari perubahan kebutuhan masyarakat.Ia
melihat peran perawat sebagai seseorang yang bertugas menjaga kesehatan
seseorang berdasarkan penghetahuan tentang bagaimana menempatkann tubuh
dalam suatu status yang terbebas dari penyakit atau sembuh dari suatu
penyakit (Nightingale, 1860; Schuyler, 1992). Dalam tahun yang sama, ia
mengembangkan program pelatihan untuk perawat pertama kali, sekolah
Nightingale untuk perawat di St. Thomas’s Hospital di London.
Keperawatan di rumah sakit berkembang pada akhir abad ke-19, tetapi di
komunitas, keperawatan tidak menunjukan peningkatan yang berarti sampai
tahun 1893 ketika Lilian Wald dan Mary Brewster membuka The Henry Street
Settlement, yang berfokus pada kebutuhan kesehatan orang-orang miskin yang
tinggal dirumah penampungan di New York (Donahue, 1995; Silverstain,
1985). Perawat yang berkerja di tempat tersebut memiliki tanggung jawab
yang lebih besarterhadap klien mereka dari pada perawat yang bekerja di
rumah sakit karena mereka sering kalo menghadapi situasi yang
membutuhkan tindakan mandiri dari perintah dokter.Lebih dari itu, dalam
mengobati penyakit, orang miskin membutuhkan terapi yang ditunjukan untuk
memperbaikin nutrisi, memberikan penginapan, dan mempertahankan
kebersihan. Wald menulis buku yang menggambarkan aktivitasnya di tempat
bekerja, dengan judul : The House on Henry Sreet (1915) dan Windows on
Henry Street (1934). Perkembangan keperawatan di dunia :
1. Mother Instink, pekerjaan keperawatan sudah ada sejak manusia
diciptakan, keperawatan ada sebagai suatu naluri (instink). Setiap manusia
pada tahap ini menggunakan akal pikirannya untuk menjaga kesehatan,
menggurangi stimulus kurang menyengkan, merawat anak, menyusui anak
dan perilaku masih banyak perilaku lainnya.
2. Animisme, manusia pada tahap ini memiliki keyakinan bahwa keadaan
sakit adalah disebabkan oleh arwah/roh halus yang ada pada manusia yang
telah meninggal atau pada manusia yang hidup atau pada alam ( batu
besar, pohon, gunung, sungai, api, dll). Untuk mengupayakan
penyembuhan atau perawatan bagi manusia yang sakit maka roh jahat
harus di usir, para dukun mengupayakan proses penyembuhan dengan
berusaha mencari pengetahuan tentang roh dari sesuatu yang
mempengaruhi kesehatan orang yang sakit. Setelah dirasa mendapatkan
kemampuan, para dukun berupaya mengusir roh dengan menggunakan
mantra-mantra atau obat-obatan yang berasal dari alam.
3. Keperawatan penyakit akibat kemarahan para dewa, pada tahap ini
manusia sudah memiliki kepercayaan tentang adanya dewa-dewa, manusia
yang sakit disebabkan oleh kemarahan dewa. Untuk membantu
penyembuhan orang yang sakit dilakukan pemujaan kepada para dewa di
tempat pemujaan (kuil), dengan demikian dapat dikatakan bahwa kuil
adalah tempat pelayanan kesehatan.
4. Ketabiban, mulai berkembang kemungkinan sejak ± 14 abad SM, pada
masa ini telah dikenal teknik pembidaian, hygiene umum, anatomi
manusia.
5. Diakones dan Philantrop berkembang sejak ± 400 SM, para diakones
memberikan pelayanan perawatan yang diberikan dari rumah ke rumah,
tugas mereka adalah membantu pendeta memberikan pelayanan kepada
masyarakat dan pada masa ini merupakan cikal bakal berkembangnya ilmu
keperawatan kesehatan masyarakat. Philantop adalah kelompok yang
mengasingkan diri dari keramaian dunia, dimana mereka merupakan
tenaga inti yang memberikan pelayanan di pusat pelayanan kesehatan (RS)
pada masa itu.
6. Perkembangan ilmu kedokteran islam pada tahun 632 Masehi, Agama
Islam melalui Nabi Muhamad SAW dan para pengikutnya menyebarkan
agama Islam keseluruh pelosok dunia. Selain menyebarkan ajaran agama
beliau juga menyebarkan ilmu pengetahuan tentang perilaku hidup bersih
dan pengobatan terhadap penyakit (kedokteran).
7. Perawat terdidik ( 600 – 1583 ) Pada masa ini pendidikan keperawatan
mulai muncul, dimana program itu menghasilkan perawat-perawat
terdidik. Pendidikan keperawatan diawali di Hotel Dien dan Lion Prancis
yang kemudian berkembang menjadi rumah sakit terbesar disana.Pada
awalnya perawat terdidik diseleksi dari para pengikut agama dimana
tenaga mereka diperbantukan dalam kegiatan perawatan paska terjadinya
perang salib.Tokoh perawat yang terkenal pada saat (1182 – 1226) itu
adalah St Fransiscas dari Asisi Italia.
8. Perawat Profesional (abad 18 – 19) Perkembangan ilmu pengetahuan
semakin pesat sejak abad ini termasuk ilmu kedokteran dan
keperawatan.Florence Nightingale (1820-1910) adalah tokoh yang berjasa
dalam pengembangan ilmu keperawatan, beliau mendirikan sekolah
keperawatan moderen pada tahun 1960 di RS St. Thomas di London.

Melihat perkembangan keperawatan di dunia dengan kemajuannya dari


tahap yang paling klasik sampai dengan terciptanya tenaga keperawatan yang
professional dan diakui oleh dunia internasional tentu dapat dijadikan
cerminan bagi perkembangan keperawatan di Indonesia.

Mengikuti perkembangan keperawatan di dunia, keperawatan di Indonesia


juga terus berkembang, adapun perkembangannya adalah sebagai berikut :

1. Seperti halnya perkembangan keperawatan di dunia, di Indonesia pada


awalnya pelayanan perawatan masih didasarkan pada naluri, kemudian
berkembang menjadi aliran animisme, dan orang bijak beragama.
2. Penjaga Orang Sakit (POS/zieken oppasser) sejak masuknya Vereenigge
Oost Indische Compagine di Indonesia mulai didirikan rumah sakit,
Binnen Hospital adalah RS pertama yang didirikan tahun 1799, tenaga
kesehatan yang melayani adalah para dokter bedah, tenaga perawat
diambil dari putra pertiwi. Pekerjaan perawat pada saat itu bukan
pekerjaan dermawan atau intelektual, melainkan pekerjaan yang hanya
pantas dilakukan oleh prajurit yang bertugas pada kompeni.Tugas perawat
pada saat itu adalah memasak dan membersihkan bagsal (domestik work),
mengontol pasien, menjaga pasien agar tidak lari/pasien gangguan
kejiwaan.
3. Model Keperawatan Vokasional (abad 19) Berkembangnya pendidikan
keperawatan non formal, pendidikan diberikan melalui pelatihan-pelatihan
model vokasional dan dipadukan dengan latihan kerja.
4. Model Keperawatan Kuratif (1920) Pelayanan pengobatan menyeluruh
bagi masyarakat dilakukan oleh perawat seperti imunisasi/vaksinasi, dan
pengobatan penyakit seksual.
5. Keperawatan semi professional. Tuntutan kebutuhan akan pelayanan
kesehatan (keperawatan) yang bermutu oleh masyarakat, menjadikan
tenaga keperawatan dipacu untuk meningkatkan pengetahuan dan
ketrampilan dibidang keperawatan. Pendidikan-pendidikan dasar
keperawatan dengan sistem magang selama 4 tahun bagi lulusan sekolah
dasar mulai bermunculan.
6. Keperawatan preventif pemerintahan belanda menganggap perlunya
hygiene dan sanitasi serta penyuluhan dalam upaya pencegahan dan
pengendalian wabah, pemerintah juga menyadari bahwa tindakan kuratif
hanya berdampak minimal bagi masyarakat dan hanya ditujukan bagi
mereka yang sakit. Pada tahun 1937 didirikan sekolah mantri higene di
Purwokerto, pendidikan ini terfokus pada pelayanan kesehatan lingkungan
dan bukan merupakan pengobatan.
7. Menuju keperawatan professional sejak Indonesia merdeka (1945)
perkembangan keperawatan mulai nyata dengan berdirinya Sekolah
Pengatur Rawat (SPR) dan Sekolah Bidan di RS besar yang bertujuan
untuk menunjang pelayanan kesehatan di rumah sakit. Pendidikan itu
diberuntukan bagi mereka lulusan SLTP ditambah pendidikan selama 3
tahun, disamping itu juga didirikan sekolah bagi guru perawat dan bidan
untuk menjadi guru di SPR. Perkembangan keperawatan semakin nyata
dengan didirikannya organisasi Persatuan Perawat Nasional Indonesia
tahun 1974.
8. Keperawatan professional melalui Lokakarya Nasional keperawatan
dengan kerjasama antara Depdikbud RI, Depkes RI dan DPP PPNI,
ditetapkan definisi, tugas, fungsi dan kompetensi tenaga perawat
professional di Indonesia. Diilhami dari hasil lokakarya itu maka
didirikanlah akademi keperawatan, kemudian disusul pendirian PSIK FK-
UI (1985) dan kemudian didirikan pula program paska sarjana (1999).

2.2 Pengertian Keperawatan


Teori Keperawatan merupakan usaha untuk menyusun suatu model konsep
dalam keperawatan sehingga model keperawatan ini mengandung arti aplikasi
dari struktur keperawatan itu sendiri, yang memungkinkan perawat untuk
menerapkan cara mereka bekerja dalam batas kewenangan sebagai seorang
perawat. Model konsep keperawatan ini digunakan dalam menentukan model
praktek keperawatan, mengingat dalam model praktek keperawatan
mengandung komponen dasar seperti adanya keyakinan dan nilai yang
mendasari sebuah model.
Pada lokakarya nasional 1983 telah disepakati pengertian keperawatan
sebagai berikut, keperawatan adalah pelayanan professional yang merupakan
bagian integral dari pelayanan kesehatan berdasarkan ilmu dan kiat
keperawatan, berbentuk pelayanan bio psiko sosio spiritual yang
komprehensif yang ditujukan kepada individu, kelompok dan masyarakat baik
sakit maupun sehat yang mencakup seluruh proses kehidupan manusia.
Florence Nightingale (A. Potter,Anne Grifiin Perry 2005) mendefinisikan
keperawatan sebagai berikut, keperawatan adalah menempatkan pasien alam
kondisi paling baik bagi alam dan isinya untuk bertindak.
Watson (Azis Alimul Hidayat 2002) mendefinisikan keperawatan untuk
meningkatkan kesehatan, mengembangkan klien pada kondisi sehatnya, dan
mencegah kesakitan. Dari beberapa definisi di atas dapat disimpulkan bahwa
Keperawatan adalah upaya pemberian pelayanan/asuhan yang bersifat
humanistic dan professional, holistic berdasarkan ilmu dan kiat, standar
pelayanan dengan berpegang teguh kepada kode etik yang melandasi perawat
professional secara mandiri atau memalui upaya kolaborasi.
2.3 Pengertian Model Konsep dan Teori
Profesi keperawatan adalah profesi yang unik dan kompleks.Dalam
melaksanakan prakteknya, perawat harus mengacu pada model konsep dan
teori keperawatan yang sudah dimunculkan.Konsep adalah suatu ide dimana
terdapat suatu kesan yang abstrak yang dapat diorganisir dengan simbol-
simbol yang nyata, sedangkan Konsep Keperawatan merupakan ide untuk
menyusun suatu kerangka konseptual atau model keperawatan.
Teori adalah sekelompok konsep yang membentuk sebuah pola yang nyata
atau suatu pernyataan yang menjelaskan suatu proses, peristiwa atau kejadian
yang didasari fakta-fakta yang telah di observasi tetapi kurang absolut atau
bukti secara langsung.
Teori Keperawatan adalah usaha-usaha untuk menguraikan atau
menjelaskan fenomena mengenai keperawatan. Teori keperawatan digunakan
sebagai dasar dalam menyusun suatu model konsep dalam keperawatan,dan
model konsep keperawatan digunakan dalam menentukan model praktek
keperawatan.
Berikut ini adalah ringkasan beberapa teori keperawatan yang perlu
diketahui oleh para perawat profesional sehingga mampu mengaplikasikan
praktek keperawatan yang didasarkan pada keyakinan dan nilai dasar
keperawatan :
Penyusun Teori: Nightingale (1860) Tujuan Keperawatan: Untuk
memfasilitasi “ proses penyembuhan tubuh ” dengan memanipulasi
lingkungan klien (Torres, 1986)
Kerangka Kerja Praktik: Lingkungan klien dimanipulasi untuk mendapatkan
ketenangan, nutrisi, kebersihan, cahaya, kenyamanan, sosialiasi, dan harapan
yang sesuai
Penyusun Teori: Henderson (1955) Tujuan Keperawatan: Untuk bekerja
secara mandiri dengan tenaga pemberi pelayanan kesehatan (Marriner-Torney,
1994), membantu klien untuk mendapatkan kembali kemandiriannya secepat
mungkin
Kerangka Kerja Praktik: Praktik keperawatan membentuk klien untuk
melakukan 14 kebutuhan dasar Henderson (Henderson, 1966)
Penyusun Teori: Roy (1979) Tujuan Keperawatan: Untuk mengidentifikasi
tipe kebutuhan klien, mengkaji kemampuan adaptasi terhadap kebutuhan dan
membantu klien beradaptasi Kerangka Kerja Praktik: Model adaptasi ini
didasari oleh model adaptasi fisiologis, psikologis, sosiologis, serta
ketergantungan dan kemandirian (Roy, 1980).
Penyusun Teori: Watson (1979) Tujuan Keperawatan: Untuk meningkatkan
kesehatan, mengembangkan klien pada kondisi sehatnya, dan mencegah
kesakitan (Marriner-Torney, 1994)
Kerangka Kerja Praktik: Teori ini mencakup filosofi dan ilmu tentang caring;
caring merupakan proses interpersonal yang terdiri dari intervensi yang
menghasilkan pemenuhan kebutuhan manusia (Torres, 1986).

2.4 Tujuan Teori Keperawatan


Teori keperawatan sebagai salah satu bagian kunci perkembangan ilmu
keperawatan dalam perkembangan profesi keperawatan memiliki tujuan yang
ingin dicapai diantaranya :
1. Dapat memberikan alasan-alasan tentang kenyataan-kenyataan yang
dihadapi dalam pelayanan keperawatan.
2. Membantu para anggota profesi perawat untuk memahami berbagai
pengetahuan.
3. Membantu proses penyelesaian masalah dalam keperawatan dengan
memberikan arah yang jelas.
4. Memberikan dasar dari asumsi dan filosofi keperawatan
BAB III
TEORI KEPERAWATAN MENURUT JEAN WATSON

3.1 Manusia Sebagai Fokus Sentral Keperawatan


Filosofi Watson tentang asuhan keperawatan (1979,1985,1988) berupaya
untuk mendefinisikan hasil dari aktivitas keperawatan yang berhubungan
dengan aspek humanistik dari kehidupan (Watson 1979; Marriner-Tomey,
1994). Tindakan keperawatan mengacu langsung pada pemahaman hubungan
antara sehat, sakit dan perilaku manusia.Keperawatan memperhatikan
peningkatan dan mengembalikan kesehatan serta penegahan penyakit.
Model Watson di bentuk melingkupi proses asuhan keperawatan,
pemberian bantuan bagi klien dalam mencapai kematian yang damai.
Intervensi keperawatan berkaitan dengan proses perawatan manusia.
Perawatan manusia membutuhkan perawat yang memahami perilaku dan
respons manusia terhadap masalah kesehatan yang aktual ataupun potensial,
kebutuhan manusia dan bagaimana respons terhadap orang lain dan
memahami kekurangan dan kelebihan klien dan keluarganya, sekaligus
pemahaman pada dirinya sendiri. Selain itu perawat juga memberikan
kenyamanan pada perhatian serta empati pada klien dan keluarganya.
Menurut Watson, Asuhan keperawatan tergambar pada seluruh faktor-
faktor yag digunakan oleh perawat dalam pemberian pelayanan keperawatan
pada klien (A. Azis Alimul Hidayat 2002).
Keperawatan sebagai sains tentang human care didasarkan pada asumsi
bahwa human science and human care merupakan domain utama dan
menyatukan tujuan keperawatan. Sebagai human science keperawatan
berupaya mengintegrasikan pengetahuan empiris dengan estetia, humanities
dan kiat/art (Watson,1985). Sebagai pengetahuan tentang human care
fokusnya untuk mengembangkan pengetahuan yang menjadi inti keperawatan,
seperti dinyatakan oleh Watson (1985) " human care is the heart of nursing".
Dalam pandangan keperawatan manusia diyakini sebagai person as a
whole, as a fully functional integrated self. Dalam konsep holism ini, manusia
dilihat sebagai sosok yang utuh, ….."the human is viewed as greater than, and
different from, the sum of his or her parts …. (Watson,1985:14) yang
bermakna bahwa keberadaan berbagai aspek dari diri seorang manusia, secara
bersama-sama berfungsi dan berespon untuk mewujudkan keutuhannya.
Karena keutuhan ini maka manusia itu unik, berbeda dari manusia lain.
Manusia juga diyakini sebagai sistem terbuka (openned system), yang
berinteraksi dengan manusia lain dan lingkungannya secara dinamis,
berkesinambungan dan itu semua penting untuk perkembangan personalnya.
Pandangan dasar tentang manusia ini, yang dalam paradigma keperawatan
merupakan fokus sentral pada saatnya memberi arah pada eksplorasi tentang
human science ,human responses (to health and illness) dan human care serta
menuntun perawat untuk memahami dan memperlakukan manusia lain (klien)
secara utuh, unik dan manusiawi.
Jean Watson dalam memahami konsep keperawatan terkenal dengan teori
pengetahuan manusia dan merawat manusia.Tolak ukur pandangan Watson ini
didasari pada unsur teori kemanusiaan.Teori JW ini memahami bahwa
manusia memiliki empat cabang kebutuhan yang saling berhubungan,
diantaraanya:
1) Kebutuhan Dasar Biofisikal (Kebutuhan untuk hidup) yang meliputi
kebutuhan Makan dan Cairan, Kebutuhan Eliminasi, dan Kebutuhan
Ventilasi
2) Kebutuhan Dasar Psikofisikal (Kebutuhan Fungsional) yang meliputi
Kebutuhan Aktifitas dan Istirahat, serta Kebutuhan Sexualitas.
3) Kebutuhan dasar Psikososial (Kebutuhan untuk Integrasi) yang meliputi
Kebutuhan untuk Berprestasi dan Berorganisasi
4) Kebutuhan dasar Intrapersonal dan Interpersonal (Kebutuhan untuk
Pengembangan) yaitu Kebutuhan Aktualisasi Diri.

Skema Kebutuhan Dasar menurut J.Watson :


Berdasarkan 4 kebutuhan tersebut, Jean Watson memahami bahwa manusia
adalah makhluk yang sempurna yang memiliki bermacam-macam perbedaan,
sehingga dalam upaya mencapai kesehatan manusia seharusnya dalam
keadaan sejahtera, baik fisik, mental, dan spiritual karena sejahtera merupakan
keharmonisan antara pikiran, badan dan jiwa sehingga untuk mencapai
keadaan tersebut keperawatan harus berperan dalam meningkatkan status
kesehatan, mencaegah terjadinya penyakit, mengobati berbagai penyakit dan
penyembuhan kesehatan dan fokusnya pada peningkatan kesehatan dan
pencegahan penyakit.

3.2 Sehat dan Kesehatan


Watson (1985:48) menyatakan " sehat sebagai unity and harmony within
the mind,body and soul. Its also associated with the degree of congruence
between the self as perceived and the self as experienced, such a viewed of
health focuses on the entire nature of the individual in his or her physical,
social, esthetic and moral realms-instead of just certain aspects oh human
behavior and physiology."
Definisi tersebut mengungkap bahwa sehat merupakan kondisi yang utuh
dan selaras antara badan,pikiran dan jiwa; dan ini berkaitan dengan tingkat
kesesuaian antara diri yang dipersepsikan dan diri yang diwujudkan.
Pandangan tentang kesehatan berfokus pada individu secara utuh meliputi
hal-hal yang bersifat fisik,sosial,etis dan moral, tidak sekedar berfokus pada
aspek-aspek perilaku dan fisiologi manusia semata.
Dari beberapa konsep sehat (dan sakit/illness) diatas dapat dikemukakan
beberapa hal prinsip antara lain :
1) Sehat menggambarkan suatu keutuhan kondisi seseorang yang sifatnya
multidimensional, yang dapat berfluktuasi tergantung dari interrelasi
antara faktor-faktor yang mempengaruhi.
2) Kondisi sehat dapat terwujud bila kebutuhan dasar manusiawinya
terpenuhi.
3) Kondisi sehat dapat dicapai karena adanya kemampuan seseorang untuk
beradaptasi terhadap lingkungan baik internal maupun eksternal.
4) Sehat tidak dapat dinyatakan sebagai suatu kondisi yang berhenti pada titik
tertentu, tetapi berubah-ubah tergantung pada kapasitasnya untuk
berfungsi pada lingkungan yang dinamis.
5) Sehat sebagai suatu kondisi keseimbangan yang dinamis antara bentuk dan
fungsi tubuh (manusia) karena keberhasilannya menyesuaikan diri
terhadap pengaruh-pengaruh yang dapat mengganggu (agent,
environment).

3.3 Carrative Factor


Carative Factor menurut Watson adalah mencoba menghargai dimensi
manusia dalam perawatan dan pengalaman-pengalaman subjektif dari orang
yang kita rawat.
Elemen-elemen yang terdapat dalam carative faktor adalah :
1. Nilai-nilai kemanusiaan dan altruistic (Humanistic-Altruistic System
Values)
2. Keyakinan dan harapan (Faith and Hope)
3. Peka pada diri sendiri dan kepada orang lain (Sensitivity to self and others)
4. Membantu menumbuhkan kepercayaan,membuat hubungan dalam
perawatan secara manusiawi
5. Pengekspresian perasaan positif dan negative
6. Proses pemecahan masalah perawatan secara kreativ (creative problem-
solving caring process)
7. Pembelajaran secara transpersonal (transpersonal teaching learning)
8. Dukungan, perlindungan, perbaikan fisik, mental, social dan spiritual
9. Bantuan kepada kebutuhan manusia (Human needs assistance
10. Eksistensi fenomena kekuatan spiritual.

Dari kesepuluh carrative faktors diatas, caring dalam keperawatan


menyangkut upaya memperlakukan klien secara manusiawi dan utuh sebagai
manusia yang berbeda dari manusia lainnya (Watson,1985). Ini berkenaan
dengan proses yang humanitis dalam menentukan kondisi terpenuhi tidaknya
kebutuhan dasar manusia dan melakukan upaya pemenuhannya melalui
berbagai bentuk intervensi yang bukan hanya berupa kemampuan teknis tetapi
disertai “warmth, kindness, compassion”.

3.4 Clinical Caritas Process


Watson kemudian memperkenalkan “Clinical Caritas Process” (CCP),
untuk menempatkan carative faktor-nya,yang berasal dari bahasa yunani
“cherish”,yang berarti memberi cinta dan perhatian khusus. Jadi Clinical
Caritas Process adalah suatu praktek perawatan pasien dengan sepenuh hati
kesadaran, dan cinta. Merawat pasien dengan penuh kesadaran,sepenuh hati
dan cinta. hadir secara jiwa dan raga,supportif dan mampu mengekspresikan
perasaan negative dan positif dari dasar-dasar nilai spiritual diri dalam
hubunganya dengan pasien sebagai one-being-cared-for. Budidaya nilai
spiritual dan transpersonal,melampaui diri sendiri dan supaya lebih terbuka
peka dan iba. kreatif menggunakan diri dan segala cara dalam proses
perawatan,secara artistk,sebagai bagian dari caring-healing-practice.
menciptakan lingkungan penyembuhan di semua level,f isik dan non fisik,
dengan penuh kesadaran dan keseluruhan, yang memperhatikan keindahan,
kenyamanan, kehormatan dan kedamaian. Terlibat dalam proses pengalaman
belajar mengajar, yang dihadirkan sebagai kesatuan “menjadi dan berarti
”(being and meaning)”, dan mencoba melihat dan mengacu pada kerangka
berfikir orang lain.

3.5 Transpersonal Caring Relationship


Menurut Watson (1999), Transpersonal Caring Relationship itu
berkarakteriskkan hubungan khusus manusia yang tergantung pada: Moral
perawat yang berkomitmen melindungi dan meningkatkan martabat manusia
seperti dirinya atau lebih tinggi dari dirinya.
Perawat merawat dengan kesadaran yang dikomunikasikan untuk
melestarikan dan menghargai spiritual ,oleh karena itu tidak memperlakukan
seseorang sebagai sebuah objek. Perawatan berkesadaran bahwa mempunyai
hubungan dan potensi untuk menyembuhkan sejak,hubungan,pengalaman dan
persepsi sedang berlangsung.
Hubungan ini menjelaskan bagaimana perawat telah melampaui penilain
secara objektif,menunjukkan perhatian kepada subjektifitas seseorang, dan
lebih mendalami situasi kesehatan diri mereka sendiri. Kesadaran perawat
menjadi perhatian penting untuk keberlanjutan dan pemahaman terhadap
persepsi orang lain.
Pendekatan ini menyoroti keunikan dari kedua belah pihak,yaitu perawat
dan pasien,dan juga hubungan saling mneguntungkan antara dua
individu,yang menjadi dasar dari suatu hubungan. Oleh karena itu,yang
merawat dan yang di rawat keduanya terhubung dalam mencari makna dan
kesatuan,dan mungkin mampu merasakan penderitaan pasien.
Istilah transpersonal berarti pergi keluar diri sendiri dan memungkinkan untuk
menggapai kedalaman spiritual dalam meningkatkan kenyamanan dan
penyembuhan pasien. Pada akhirnya,tujuan dari transpersonal caring
relationship adalah berkaitan dengan melindungi,meningkatkan dan
mempertahankan martabat ,kemanusiaan,kesatuan dan keselarasan batin.
3.6 Carring Occation Moment
Caring OccationMoment (tempat dan waktu) pada saat perawat dan orang
lain datang pada saat human caringdilaksanakan , dan dari keduanya dengan
fenomena tempat yang unik mempunyai kesempatan secara bersama datang
dalam moment interaksi human to human.
Bagi Watson (1988 b, 1999) bidang yang luar biasa yang sesuai dengan
kerangka refensi seseorang atau perasaan-perasaan yang dialami seseorang ,
sensasi tubuh, pikiran atau kepercayaan spiritual , tujuan-tujuan, harapan-
harapan pertimbangan dari lingkungan, arti persepsi seseorang kesemuanya
berdasar pada pengalaman hidup yang dialami seseorang, sekarang atau masa
yang akan datang. Watson (1999) menekankan bahwa perawat dalam hal ini
sebagai care giver juga perlu memahami kesadaran dan kehadiranya dalam
moment merawat dengan pasienya , lebih lanjut dari kedua belah pihak
perawat maupun yang dirawat dapat dipengaruhi oleh perawatan dan tindakan
yang dilakukan keduanya , dengan demikian akan menjadi bagian dari
pengalaman hidupnya sendiri. Caring occation bisa menjadi transpersonal
bilamana memungkinkan adanya semangat dari keduanya (perawat dan
pasien) kemudian adanya kesempatan yang memungkinkan keterbukaan dan
kemampuan –kemampuan untuk berkembang". (A.Aziz Alimul Hidayat 2002
hal. 116-117)
BAB IV
PENUTUP

4.1 Kesimpulan
Filosofi Watson tentang asuhan keperawatan (1979,1985,1988) berupaya
untuk mendefinisikan hasil dari aktivitas keperawatan yang berhubungan
dengan aspek humanistic dari kehidupan (Watson 1979; Marriner-Tomey,
1994). Dari pembahasan makalah diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa :
Jean Watson membagi kebutuhan manusia melalui 4 bagian pokok :
1) Kebutuhan Biophisikal
Kebutuhan makan dan cairan, kebutuhan eliminasi dan vertilasi
2) Kebutuhan Psikofisikal
Kebutuhan aktifitas dan istirahat dan kebutuhan oktualisasi
3) Kebutuhan Psikososial
4) Kebutuhan Intrapesonal Dan Intepersonal

Pada dasarnya manusia adalah makhluk yang sempurna, sehingga untuk


mencapai kesempurnaan, manusia dituntut untuk selalu dalam keadaan sehat
secara fisik dan rohani. Untuk mencapai keadaan tersebut manusia harus
memprioitaskan pada peningkatan kesehatan dan pencegahan penyakit.

4.2 Saran
Manusia hendaknya dapat beinteraksi atau berhubungan baik dengan
manusia lainnya. Dengan berinteraksi, segala kebutuhan manusia akan mudah
terpenuhi. Untuk dapat memenuhi kebutuhannya, manusia harus memilki
pengetahuan manusia dan pemeliharaan / perawatan manusia.Tanpa adanya
ilmu pengetahuan manusia tidak dapat berinteraksi dan bersosialisasi dengan
baik di masyarakat. Tanpa adanya pemeliharaan / perawatan diri, manusia
juga akan sakit dan tidak akan dapat memenuhi kebutuhan. Maka dari itu,
manusia dituntut untuk menjaga kesehatan dan pencegahan segala penyakit
dimanapun dan kapanpun.
DAFTAR PUSTAKA

Potter & Perry.2005 “Fundamental Keperawatan volume 1”, Buku


Kedokteran.EGC. Jakarta
http://www.google.co.id.konsep.dan.teori.keperawatan
http://putrieazzulla.blogspot.com/2010/11/teori-jean-watson.html

Anda mungkin juga menyukai