membalikkan arah aliran air pendingin dengan ditumbuk ikut bergetar, demikian seterusnya sampai
tujuan membuang kotoran yang masuk ke dalam akhirnya getaran partikel sampai ke ujung zat yang
perbedaan temperatur antara uap dan air pendingin. dengan perpindahan partikel-partikel zat.
Proses perubahan uap menjadi air terjadi pada tekanan Perpindahan kalor secara konveksi dapat terjadi
dan temperatur jenuh. Dalam proses ini kondensor pada zat cair dan zat gas. Perpindahan kalor terjadi
berada pada kondisi vakum. karena terdapat perbedaan massa jenis zat. Air
Karena temperatur air pendingin sama dengan merupakan konduktor yang buruk, namun ketika air
temperatur udara luar, maka temperatur air bagian bawah dipanaskan ternyata air bagian atas
juga ikut terasa panas. Saat air bagian bawah
mendapatkan kalor dari pemanas, partikel air σ = tetapan Stefan boltzmann (5,67 x 10−8
memuai sehingga menjadi lebih ringan dan bergerak Wm-2 K-4)
naik dan digantikan dengan partikel air dingin dari e = koefisien emisivitas ( 0 – 1) tergantung
bagian atas. Dengan hal ini, panas air dari bagian
pada jenis zat dan keadaan permukaan. Untuk benda
bawah berpindah bersama aliran air menuju bagian
hitam, e = 1
atas. Proses ini yang kemudian disebut dengan
Jenis dan Fungsi Alat Perpindahan Panas
perpindahan kalor secara konveksi.
Heat Exchanger : alat penukar panas yang bertujuan
memanfaatkan panas suatu aliran fluida untuk
H=h. A . ∆ T memanaskan fluida yang lain tanpa perubahan fasa.
Keterangan : Dengan demikian, terjadi dua fungsi sekaligus, yaitu
H = kalor yang merambat persatuan waktu (J/s Heater : Memanaskan fluida atau memberikan
medium disebabkan oleh adanya perbedaan Reboiler : Memanaskan kembali hasil dasar suatu
densitas atau temperature dari medium tersebut. kolom distilasi dengan menggunakan steam atau
disebabkan oleh adanya bantuan tenaga dari luar, Cooler : Mendinginkan liquid atau gas dengan
misalnya pengadukan. water, tetapi dapat pula dengan udara dalam air
3. Radiasi : Proses di mana panas mengalir dari benda (panas yang terjadi adalah panas sensible).
yang bersuhu tinggi ke benda yang bersuhu rendah. Kondensor : Mengembunkan uap atau campuran
Panas tersebut dapat mengalir dalam ruang atau uap, panas yang digunakan adalah panas laten (ada
bahkan dalam ruang hampa di antara benda-benda perubahan fase).
tersebut. Telah kita ketahui bahwa antara matahari Kondensor parsial : Mengembunkan hanya sebagian
dengan bumi berupa ruang hampa udara, sehingga dari total uap yang masuk, liquid hasil kondensasi
kalor dari matahari sampai ke bumi tanpa melalui dipakai sebagai reflux (pada puncak kolom distilasi).
zat perantara. Perpindahan kalor tanpa melalui zat Ciller : Mendinginkan fluida pada suhu yang lebih
perantara atau medium ini disebut radiasi atau rendah (rendah sekali) dengan menggunakan water,
hantaran. Contoh lain perpindahan kalor secara refrigerant (propan, amoniak, dll).
radiasi, misalnya pada waktu kita mengadakan Pertukaran panas terjadi karena adanya kontak, baik
kegiatan perkemahan, api unggun yang dinyalakan antara fluida terhadap dinding yang memisahkan
dapat mengantarkan radiasi yang dapat membuat maupun keduanya bercampur langsung begitu saja.
tubuh kita menjadi hangat saat kegiatan perkemahan Prinsip Kerja Heat Exchanger
tersebut. Secara Kontak Langsung : Panas yang dipindahkan
3. Cross Flow (Silang) : apabila fluida-fluida yang dengan shell dan kedua tube sheet menyatu dengan
mengalir sepanjang permukaan bergerak dalam arah shell. Kelebihan utama dari konstruksi fixed tube
5. Kuantitas : Fluida yang memiliki volume besar A = Luas permukaan perpindahan panas (ft 2)
dilewatkan melalui tube untuk memaksimalkan LMTD = Perbedaan suhu logaritmik (oF)
mengandung sediment/suspended solid atau yang perpindahan panas menyatakan mudah atau tidaknya
menyebabkan fouling sebaiknya dialirkan di tube panas berpindah dari fluida panas ke fluida dingin
sehingga tube-tube dengan mudah dibersihkan. Jika dan juga menyatakan aliran panas menyeluruh
fluida yang mengandung sediment dialirkan di shell, sebagai gabungan proses konduksi dan konveksi.
maka sediment/fouling tersebut akan terakumulasi Semakin baik sistem maka semakin tinggi pula
pada stagnant zone di sekitar baffle, sehingga koefisien panas yang dimilikinya.
cleaning pada sisi shell menjadi tidak mungkin 3. Log Mean Temperature Difference (LMTD) :
dilakukan tanpa mencabut tube bundle. Sebagaimana persamaan dasar heat transfer pada
7. Viskositas : Fluida yang viscous atau yang heat exchanger, maka perhitungan heat transfer
mempunyai low transfer rate (laju rendah) tergantung pada beda temperatur. Akan tetapi,
dilewatkan melalui shell karena dapat menggunakan seperti telah dijelaskan pada bagian sebelumnya
baffle. beda temperatur bervariasi sepanjang heat
Analisis Kinerja Heat Exchanger exchanger. Untuk mengatasi permasalahan ini,
1. Duty (Q) : Duty merupakan besarnya energi atau digunakan konsep Mean Temperature Difference
panas yang ditransfer per waktu. Duty dapat dihitung (MTD). Berikut adalah penentuan nilai LMTD pada
baik pada fluida dingin atau fluida panas. Apabila setiap aliran dengan menggunakan persamaan neraca
duty pada saat operasional lebih kecil dibandingkan energi.
dengan duty pada kondisi desain, kemungkinan
terjadi heat losses, fouling dalam tube, penurunan
laju alir (fluida panas atau dingin), dan lain-lain.
3. Chemical Reaction Fouling : Pengotoran terjadi
akibat reaksi kimia di dalam fluida, di atas
permukaan perpindahan panas, dimana material
bahan permukaan perpindahan panas tidak ikut
bereaksi, seperti adanya reaksi polimerisasi, dan
lain-lain. Mekanisme pengotor ini meliputi
perubahan-perubahan fisik. Sumber pengotor adalah
reaksi kimia yang menghasilkan fasa padat di dekat
atau pada permukaan. Contohnya sebuah permukaan
4. Fouling : fouling adalah pembentukan lapisan
perpindahan panas dengan temperatur tinggi dapat
deposit pada permukaan perpindahan panas dari
menyebabkan degradasi termal dari komponen arus
bahan atau senyawa yang tidak diinginkan. Bahan
proses yang menghasilkan deposit karbon (coke) di
atau senyawa itu dapat berupa kristal, sedimen,
atas permukaan.
senyawa biologi, produk reaksi kimia, ataupun
4. Corrosion Product Fouling : Pengotoran terjadi
korosi. Senyawa atau bahan tersebut dapat berasal
akibat reaksi kimia antara fluida kerja dengan
dari partikel-partikel atau senyawa lainnya yang
material bahan permukaan perpindahan panas.
terangkut oleh aliran fluida.
Sebuah arus dapat merusak logam perpindahan
panas, pada akhirnya usaha untuk membersihkan
Penyebab Terjadinya Fouling
permukaan akan menghasilkan percepatan korosi
1. Adanya pengotor berat yaitu kerak keras yang
dan kegagalan heat exchanger.
berasal dari hasil korosi atau coke keras.
5. Biological Fouling : Pengotoran ini berhubungan
2. Adanya pengotor berpori yaitu kerak lunak yang
dengan akitifitas organisme biologi yang terdapat
berasal dari dekomposisi kerak keras.
atau terbawa dalam aliran fluida seperti lumut,
Akibat Fouling
jamur, dan lain-lain. Banyak sumber cooling water
1. Mengakibatkan kenaikan tahanan heat transfer,
dan beberapa aliran proses yang mengandung
sehingga meningkatkan biaya baik investasi, operasi
organisme-organisme yang akan melekat pada
maupun perawatan.
permukaan padat dan berkembang, contohnya
2. Ukuran heat exchanger menjadi lebih besar, heat
ganggang dan remis. Ketika wujud makroskopik
losses meningkat, waktu shutdown lebih panjang dan
muncul akan menyebabkan masalah pada proses
biaya perawatan lebih mahal.
perpindahan panas dan juga penyumbatan saluran.
Mekanisme Fouling
6. Combined Mechanism : Sebagian besar dari proses
Terdapat beberapa hal tentang mekanisme pembentukan
pengotoran di atas dapat terjadi secara kombinasi.
fouling, antara lain :
Umumnya adalah kombinasi dari sedimentation
1. Sedimentation Fouling : Cooling water
fouling inverse solubility fouling pada cooling tower
mengandung padatan terlarut yang dapat mengendap
water.
pada permukaan perpindahan panas. Pengendapan
pengotor sangat dipengaruhi oleh kecepatan aliran
Pembersihan Heat Exchanger
dan sedikit dipengaruhi oleh temperatur dinding.
1. Chemical/ Physical Cleaning : Metode pembersihan
2. Inverse Solubility Fouling : Garam-garam tertentu
dengan mensirkulasikan agent melalui peralatan
banyak ditemukan pada air, dalam hal ini kalsium
biasanya menggunakan HCl 5-10%. Beberapa
sulfat yang lebih sulit larut di air panas daripada air
pembersihan secara kimia lainnya yaitu contohnya
dingin. Jika suatu arus menemui sebuah dinding
pembersihan endapan karbonat dan klorinasi, secara
pada temperatur jenuh garam, garam akan
mekanis contohnya dengan mengikis atau
mengkristal pada permukaan.
penyikatan dan dengan penyemprotan semprotan air
dengan kecepatan sangat tinggi. Pembersihan ini Material yang tidak cukup mengalami surface
membutuhkan waktu yang tidak singkat sehingga treatment, yaitu tidak mengalami curing dan
terkadang operasi produksi harus dihentikan. drying karena kondisi cuaca.
2. Mechanical Cleaning : Metode pembersihan secara Steaming yang berlebihan pada waktu start atau
mekanik dibagi menjadi dua cara sebagai berikut : pada waktu operasi.
Drilling atau Turbuning : Pembersihan dilakukan Perubahan suhu yang dratis selama operasi.
dengan men-drill deposit yang menempel pada Jumlah cooling water telah turun secara besar-
dinding tube. besaran selama operasi.
Hydrojecting : Pembersihan dilakukan dengan Pencegahan :
cara menginjeksikan air ke dalam tube pada Harus dipahami betul-betul tentang kekorosifan,
tekanan yang tinggi, untuk jenis deposit yang suhu, kecepatan aliran, tekanan dari fluida yang
lunak. digunakan pada operasi HE.
3. Gabungan dari Keduanya : Metoda ini Harus dimengerti betul-betul sifat-sifat material
merupakan penggabungan dari kedua pembersihan yang tahan terhadap korosi. c. Pembuatan di
di atas yaitu secara chemical/physical dan pabrik seharusnya mudah sehingga repair mudah
mechanical. dilakukan ditempat tersebut.
3. Kerusakan pada Tube Sheet : Disebabkan oleh
Kerusakan Heat Exchanger dan Cara Mengatasi korosi.
1. Kerusakan dari Shell : Kerusakan shell disebabkan Dengan terjadinya korosi akan mengakibatkan
korosi dan erosi oleh fluida yang melewati shell. kebocoran dan akan terjadi kontaminasi.
Kerusakan sering terjadi disekitar buffle dan nozle
Suhu fluida tinggi dan aliran fluida pelan juga
sehingga memungkinkan akan terbentuk lubang
akan terjadi korosi.
pada shell.
Pencegahannya dilakukan dengan plastik lining atau
Penyebab : Korosi disebabkan oleh fluida dan
metallizing.
terbentuknya scale.
4. Kerusakan pada Tube
Pencegahan : Bila kerusakan hanya sebagian
Kebocoran dikarenakan longgarnya tube sheet
lakukan seal welding pada bagian-bagian yang
dan tube expansi.
rusak. Bila korosi terjadi pada daerah yang luas,
Karena terbentuknya tube deposit yang
repair dengan plastik lining atau metallizing. Bila
disebabkan karena korosi.
terjadi lubang/korosi yang berat, lakukan patch
Harga pH dari air laut yang tidak sesuai.
welding (sumbat dengan las) pada bagian yang rusak
Adanya zat-zat yang menyebabkan korosi
atau potong bagian shell yang rusak.
misalnya HCl, H2SO4, desolved oksigen
2. Kerusakan dari Cover, Channel )dari Cooler,
terkandung dalam air laut dalam jumlah besar.
Condenser) : Oleh korosi dengan air laut. Misal :
Cara Mengatasi : Bila tube dekat inlet atasi dengan
terbentuk pin holes (lubang jarum), disebabkan
menggunakan PVC (Poly Venyl Chlorida) dimana
karena galvanis corrosion. Galvanis corrosion
digunakan kira-kira 10-20 cm dari inlet fluid pada
disebabkan karena ada logam berbeda potensialnya
tube.
saling bersinggungan dalam cairan electrolit
5. Menghindari Pengkaratan karena Singgungan
(pengkaratan karena singgungan).
Penggunaan isolasi pada kontak antara dua
Penyebab :
lubang isolasi tersebut dapat : plastik, karet,
Pemilihan material yang tidak sesuai.
kulit.
Dengan isolasi cat.
Pembalutan dengan logam pada dua
permukaan.