Anda di halaman 1dari 7

GERAK ROTASI DAN KESEIMBANGAN BENDA

TEGAR

KELOMPOK

SMA NEGERI 2 LUBUK BASUNG


TAHUN PELAJARAN
GERAK ROTASI DAN KESEIMBANGAN BENDA TEGAR

 Benda Tegar

Benda tegar adalah istilah yang sering digunakan dalam dunia Fisika untuk menyatakan
suatu benda yang tidak akan berubah bentuknya setelah diberikan suatu gaya pada benda itu. Pada
sebuah benda tegar, setiap titik harus selalu berada pada jarak yang sama dengan titik-titik lainnya
sehingga bentuknya hampir selalulingkaran. Benda tegar yang sedang berputar memiliki momen
kelembaman, percepatan Linear dan percepatan sudut.

 Gerak Rotasi Benda Tegar

1. Momen Gaya

Momen gaya adalah suatu ukuran kefektifan sebuah gaya yang bekerja pada benda untuk
memutar benda tersebut terhadap titik poros tertentu. Besarnya momen gaya dapat
dirumskan dengan :

2. Momen Inersia

Momen Inersia adalah hasil kali massa (m) dengan kuadrat jarak dari sumbu putar (r² ). Jika
kuadrat jarak dari sumbu putar hanya satu dapat menggunakan rumus :

I = mr² (kg.m²).

Jika kuadrat jarak dari sumbu putar lebih dari satu dapat menggunakan rumus :

I = ∑mn . rn² (kg.m²)

= m₁.r₁² + m₂.r₂² + m₃.r₃² + m₄.r₄² + . . . . +mn.rn²


Benda Poros Gambar Momen inersia

Batang silinder Pusat

Batang silinder Ujung

Silinder berongga Melalui sumbu

Silinder pejal Melalui sumbu

Silinder pejal Melintang sumbu

Bola pejal Melalui diameter

Bola pejal Melalui salahsatu garis singgung

Bola berongga Melalui diameter

3. Momentum sudut

Momentum sudut merupakan momentum yang dimiliki benda-benda yang melakukan


gerak rotasi.momentum sudut sebuah partikel yang berputar terhadap sumbu putar
didefenisikan sebagai hasil kali momentum linear partikel tersebut terhadap jarak partikel ke
sumbu putarnya.

Maka:

L = r.p

Vector L selalu tegak lurus dengan p dan r. besarnya ditentukan dengan L=p sin θ. r. dimana
θ merupaan sudut antara p dan r, Karena θ=90⁰ maka diperoleh L=p.r.
Oleh karena p=m.v dan v=ω.r, dengan ω adalah kecepatan sudut maka besarnya
momentum sudut terhadap sumbu putarnya, yaitu:

L=m.v.r

L=m.r2. ω

4. Hukum kekekalan momentum sudut

“Jiaka tidak ada gaya yang mempengaruhi pada sistem, momentum sudut sistem adalah
tetap”

Hukum kekekalan momentum sudut dirumuskan sbb:

I 1. ω1=¿ I 2 ' . ω2 ' ¿

5. Momen Kopel

Momen Kopel adalah hasil kali salah satu gaya dengan jarak antara kedua gaya.
Momen kopel merupakan besaran vektor dengan satuan N.m. Pengaruh kopel terhadap
suatu benda dapat menyebabkan benda berotasi.

M=F.d ket:
F= gaya (N)
M= momen kopel (Nm)
D= jarak antar kedua gaya (m)

 Hukum Newton Gerak Rotasi


1. Momen gaya pada katrol
Besarnya gaya pada katrol:

F T .r −f = I .α
I=α
Jika katrol licin, maka f diabaikan sehingga:
F T .r =I . α

2. Gerak menggelinding

Bola yang menggelinding di atas bidang akan mengalami dua gerakan sekaligus, yaitu
rotasi terhadap sumbu bola dan translasi bidang yang dilalui. Oleh karena itu, benda yang
melakukan gerak menggelinding memiliki persamaan rotasi dan persamaan translasi.
Besarnya energi kinetik yang dimiliki benda mengelinding adalah jumlah energi kinetik rotasi
dan energi kinetik translasi. Anda disini akan  mempelajari bola mengelinding pada bidang
datar dan bidang miring
1. Menggelinding pada Bidang Datar

Sebuah silinder  pejal bermassa m dan berjari-jari R menggelinding  sepanjang


bidang datar horizontal.  Pada silinder diberikan gaya sebesar F. Berapakah percepatan
silinder tersebut jika  silider menggelinding tanpa selip? Jika   silinder bergulir tanpa selip,
maka silinder  tersebut bergerak secara translasi dan rotasi. Pada kedua macam gerak
tersebut berlaku persamaan-persamaan berikut.

Untuk gerak translasi berlaku persamaan

F – f = m a dan N – m g = 0

Untuk gerak rotasi berlaku persamaan


τ= I x α

Karena silinder bergulir tanpa selip, maka harus ada gaya gesekan.
Besarnya gaya gesekan pada sistem ini adalah sebagai berikut

Jika disubstitusikan ke dalam persamaan F – f = m a, maka persamaanya

2. Menggelinding pada Bidang Miring

Gerak translasi diperoleh dengan mengasumsikan semua gaya


luar bekerja di pusat massa silinder. Menurut hukum Newton:
a. Persamaan gerak dalam arah normal adalah N – mg cos Θ = 0.
b. Persamaan gerak sepanjang bidang miring adalah mg sin Θ – f = ma.
c. Gerak rotasi terhadap pusat massanya τ= I x α .
Gaya normal N dan gaya berat mg tidak dapat menimbulkan rotasi
terhadap titik O. Hal ini disebabkan garis kerja gaya melalui titik O, sehingga lengan
momennya sama dengan nol. Persamaan yang berlaku adalah  sebagai berikut.

sedangkan untuk rumus kecepatan benda di dasar bidang

miring setelah menggelinding adalah sebagai berikut.

3. Energi dalam gerak rotasi


1
 Ek translasi = m v2
2
1
 Ek rotasi = I . ω2
1
 Ek menggelinding= Ek translasi + Ek rotasi

 Keseimbangan Benda Tegar


Keseimbangan benda tegar berasal dari persamaan hukum I Newton. Jika benda dipengaruhi
gaya yang jumlahnya nol ∑ F = 0 maka benda akan lembam atau seimbang translasi. Syarat itulah
yang dapat digunakan untuk menjelaskan mengapa sebuah benda tegar itu seimbang. Dari syarat
itulah maka berlaku persamaan :
∑ F = 0 dan
∑τ=0

 Macam-macam keseimbangan

a. Keseimbangan labil ( tidak stabil )


Jika pada sebuah benda tegar diberikan gangguan kecil, kemudian gangguan kecil tersebut
di hilangkan ternyata titik berat benda tersebut bergerak ke aka keseimbangan disebut labil
setelah gangguan kecil di hilangkan, benda tidak kembali ke kedudukan semula, tapi bahkan
meningkatakan gangguan tersebut.
b. Keseimbangan satabil
Jika pada suatu benda tegar di berikan gangguan kecil,kemudian gangguan kecil tersebut di
hilangkanternyata titik berat benda trsebut bergerak ke atas, maka keseimbangannya disebut
keseimbangan stabil. Pada keseimbangan stabil ssetelah gangguan kecil dihilangkan,benda akan
kembali ke kedudukannya seimbangnya semula.
c. Keseimbangan indiferen ( netral )
Jika pada sebuah benda tegar di berikan gangguan kecil, kemudian gangguan di hilangkan
ternyata titik berat benda berada pada ketinggian tetap, maka keseimbanganya disebut dengan
keseimbangan indiferen/ netral. Pada keseimbangan indiferen gangguan kecil pada benda tidak
akan mempengaruhi kedudukan keseimbangan benda
 Titik Berat

Titik berat merupakan titik tempat keseimbangan gaya berat yang letaknya tepat pada
perpotongan diagonal benda (bila benda homogen). Dari definisi tersebut maka letak titik berat
dapat ditentukan dengan langkah berikut :
a. Bangun dan Bidang simetris (homogen)
Untuk bangun simetris (homogen) titik beratnya berada pada titik perpotongan sumbu
simetrisnya. Contoh kubus, bujur sangkar , dan bola.
b. Bangung atau bidang lancip
Benda ini titik beratnya dapat ditentukan dengan digantung benang beberapa kali, titik potong
garis-garis benang (garis berat) itulah yang merupakan titik beratnya. Atau dapat memakai
kesamaan berikut :

Untuk bidang lancip y0 = 1/3 h


Untuk bangun lancip y0 = ¼ h

c. Bagian bola dan lingkaran

Untuk bagian bola atau lingkaran y = 3/8 R

d. Gabungan benda

Untuk gabungan benda-benda homogeny, letak titik beratnya dapat ditentukan dari rata-rata
jaraknya terhadap benda acuan. Rata-rata ditentukan dari momen gaya dan gaya berat.
x0 = ∑xw
∑w

y0 = ∑yw
∑y

Anda mungkin juga menyukai