Anda di halaman 1dari 7

MAKALAH AL- ISLAM

KEBENARAN AL-QUR’AN DAN IPTEK

DOSEN PENGAMPU :

Dr. Santoso, SS., M.Si

DISUSUN OLEH :

PUTRI APRILYANI 190205027

NURUL FAIMAH 190205017

DICKY AHMED AZHARI 190205052

NOVITA 1902050

PROGRAM STUDI FARMASI

FAKULTAS MIPA DAN KESEHATAN

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAAH RIAU

2021
BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Menurut The Liang Gie "ilmu” atau “science” merupakan suatu perkataan yang
bermakna ganda, yaitu mengandung lebih dari satu arti". Menurut cakupannya ilmu pertama-
tama adalah sebuah istilah umum untuk menyebut segenap pengetahuan ilmiah yang
dipandang sebagai suatu kebulatan. Jadi, dalam arti yang pertama ini ilmu mengacu kepada
ilmu seumumnya (science-in-general). Sementara arti yang kedua, ilmu adalah menunjuk pada
masing-masing bidang pengetahuan ilmiah yang mempelajari sesuatu pokok soal tertentu.
Dalam arti ini, ilmu berarti sesuatu cabang ilmu khusus seperti antropologi, biologi, geografi
atau sosiologi. Secara gamblang teknologi dapat diartikan bahwa kemampuan teknik yang
berlandaskan pengetahuan ilmu eksakta dan berdasarkan proses teknik atau teknologi adalah
ilmu tentang cara menerapkan sains untuk memanfaatkan alam bagi kesejahteraan dan
kenyamanan manusia. Alquran sebagai salah satu kitab suci, tidak terlepas dalam
membicarakan hal itu, bahkan di masa Nabi telah dikumandangkan urgensi ilmu pengetahuan.
Tetapi dalam konteks kekinian, "peran Alquran semakin sulit". Sebagian umat Islam hanya
menjadikannya sebagai salah satu alat justifikasi kemajuan Iptek, bukan dijadikan sarana
pemicu dan pemacu untuk menciptakan yang baru (mutaakhir), agar dapat merubah image
akan keapologian umat Islam terhadap Alquran atas kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi

BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Alquran, Ilmu Pengetahuan dan Teknologi

Dalam Alquran ilmu pengetahuan dan teknologi tidak dibahas secara mendalam, seperti
halnya buku-buku ajar atau buku daras dalam kedua aspek, namun tidak dapat disangkal
bahwa Alquran pun telah memaparkan pentingnya ilmu pengetahuan dan teknologi itu bagi

1
pengembangan kehidupan manusia, dan yang jelas itu untuk kesejahteraan manusia sekaligus
sebagai alat untuk membantu meringankan tugasnya sebagai khalifah di muka bumi ini.

Ayat yang membicarakan tentang penguasaan ilmu pengetahuan yaitu diantaranya


terdapat dalam QS surat al-Alaq (96): 1-5,

"Bacalah dengan menyebut nama Tuhanmu yang menciptakan. Dia telah menciptakan
manusia dari segumpal darah. Bacalah dan Tuhanmulah Yang paling Pemurah. Yang mengajar
(manusia) dengan perantaraan kalam. Dia mengajarkan kepada manusia apa yang tidak
diketahui manusia.

Ayat lainnya adalah dalam QS surah al-Mujadilah (58): 11. :

"Allah akan meninggikan orang-orang yang beriman di antaramu dan orang-orang yang
diberi ilmu pengetahuan beberapa derajat. Dan Allah Maha mengetahui apa yang kamu
kerjakan".

Dari pemaparan beberapa ayat diantara ayat Alquran yang membicarakan tentang ilmu
pengetahuan dan teknologi, ternyata konsep untuk memberikan pengetahuan dasar
(informasi/wawasan) bagi manusia telah ada dalam kitab suci umat Islam ini. Ilmu
pengetahuan dan teknologi yang diisyaratkan oleh Allah dalam Alquran, berupa meninggikan
derajat orang yang berilmu dan tidak akan mungkin dapat mencapai kemajuan (keinginan)

2
untuk memfungsikan alam ini dengan baik tanpa adanya "kekuatan" (iptek), adalah sarana bagi
umat manusia agar selalu dapat mewarnai kehidupan ini dengan suasana pengembangan
iptek.

2.2 Al- qur’an Dan Pendidikan

Menurut Ki Hajar Dewantara, pendidikan diartikan sebagai segala daya upaya yang
dilakukan untuk memajukan budi pekerti, pikiran, serta jasmani anak yangdiselaraskan dengan
kehidupan masyarakat dan lingkugan sekitarnya untuk mencapai kesempurnaan hidup.
Pendidikan juga memiliki pengertian upaya rnemelihara dan memberikan latihan mengenai
akhlak dan kecerdasan pikiran yang akan mengarahkan manusia menuju pencerahan
pengetahuan. Pendidikan memiliki tujuan mewujudkan perubahan pada peserta didik yang
telah menjalani proses pendidikan menjadi lebih baik dalam berperilaku baik secara individu
maupun dalam kehidupan sosialnya.

Menurut Ablah Jawwad, anak-anak usia lima tahun sudah waktunya diberi pengajaran
tentang Al-Qur’an dan fiqh secara lebih intensif. Maka dari itu, usia anak setingkat TK-SMP
merupakan masa-masa yang tepat untuk mulai gajarkan anak menghafal AlQur’an. Sebenarnya
dalam alquran sendiri banyak kandungan makna yang mendasar tentang berbagai macam
pendidikan. Dengan asumsi pendidikan yang dimaksudkan adalah dengan memberikan terma
bahwa pendidikan anak dilakukan secara terus menerus tanpa henti. Sejak diturunkannya
kepada nabi muhammad adalah dengan tujuan untuk memberikan petunjuk, rahmat,
pembeda, dan penjelasan kepada manusia bahkan juga sebagai obat bagi manusia itu sendiri,
dengan kata lain alquran sebagai juru selamat bagia ummat manusia.

2.3 Aplikasi Integrasi Agama Dan Sains Dalam Pembelajaran

Aplikasi integrasi agama dan pembelajaran sejak dini harus segera dibiasakan masuk
kedalam tiap lembaga pendidikan sebagai penopang utama kaderisasi manusia selanjutnya.

3
Karena akan tidak bisa dibayangkan kerusakan yang terjadi, jika pengethuan tidak dilandasi
dengan pengetahuan agama didalamnya. Paling tidak ada beberapa cara dalam pengaplikasian
sinergitas antara agama dan sains diantaranya : a. Dikotomi ilmu agama dan umum hendaknya
segera dihilangkan b. Tujuan pembelajaran agama dan umum seyogyanya sinergi dan saling
mengikat c. Adanya tanggung jawab dari guru sebagai garda pengawal pengetahuan yang
bersentuhan langsung dengan peserta didik. d. Sinergitas antara guru agama dan guru umum e.
Melibatkan guru yang berbasis pesantren sebagai pihak ketiga dalam pengembangan
pemebelajaran dan materi pembelajaran f. Melibatkan stakeholder lingkungan pendidikan
dalam pengembangan pendidikan g. Wali murid dan masyarakat ikut aktif dalam pembelajaran
didalam dan luar rumah

2.4 Pengembangan Ilmu Pengetahuan Dalam Porspektif Al- Qur’an

Observasi (Pengamatan)

Al-Qur`an dalam berbagai ayatnya senantiasa mendesak manusia untuk mengadakan


observasi terhadap ciptaan-Nya. Di antaranya, sebagaimana dalam QS Al `Araf: 185: “Dan
apakah mereka tidak memperhatikan kerajaan langit dan bumi dan segala sesuatu yang
diciptakan Allah, dan kemungkinan telah dekatnya kebinasaan mereka? Maka kepada berita
manakah lagi mereka akan beriman sesudah al-Qur’an itu?”

Dalam ayat tersebut, al-Qur`an mengemukakan tema ayat yang bersifat sinkronis, artinya
berupa pandangan tentang eksistensi langit, bumi, manusia dan sebagainya.

Eksplorasi (Pemaparan)

Di antara ayat yang mewakili al-Qur`an dalam pembahasan ini adalah surat Yunus: 6,
dan surat Yasin: 37-40: “Sesungguhnya pada pertukaran malam dan siang itu dan pada apa
yang diciptakan Allah di langit dan di bumi, benar-benar terdapat tanda-tanda (kekuasaan-Nya)
bagi orang- orang yang bertakwa.” “Dan suatu tanda (kekuasaan Allah yang besar) bagi mereka
adalah malam; kami tanggalkan siang dari malam itu, Maka dengan serta merta mereka berada

4
dalam kegelapan. 38. Dan matahari berjalan ditempat peredarannya. Demikianlah ketetapan
yang Maha Perkasa lagi Maha Mengetahui. 39. Dan telah kami tetapkan bagi bulan manzilah-
manzilah, sehingga (setelah dia sampai ke manzilah yang terakhir) kembalilah dia sebagai
bentuk tandan yang tua. Tidaklah mungkin bagi Matahari mendapatkan bulan dan malampun
tidak dapat mendahului siang dan masing-masing beredar pada garis edarnya.”

Eksperimen (Percobaan)

Ayat berikut ini dapat dijadikan penanda untuk menggali dan mengembangkan ilmu:
“Bukankah kami Telah menjadikan bumi itu sebagai hamparan? Dan gunung-gunung sebagai
pasak?” (QS, An Naba: 6-7). “Dan kami hamparkan bumi itu dan kami letakkan padanya
gununggunung yang kokoh dan kami tumbuhkan padanya segala macam tanaman yang indah
dipandang mata.” (QS, Qaaf: 7)

BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Alquran sebagai wahyu dari Allah, telah memberikan isyarat yang sangat jelas bagi
pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, hanya saja umat Islam, terkadang
memfungsikan Alquran hanya sebagai bahan bacaan, dan juga yang lebih tragis hanya dijadikan
"mantera-mantera" dalam hal yang bersifat supranatural, walaupun hal demikian boleh jadi
ada, namun berdampak kepada tidak sampainya tujuan diturunkannya Alquran sebagai sarana
mencari ilmu pengetahuan

Antara sains dan agama memiliki hubungan yang tak terpisahkan. Secara epsitemologi
hubungan keduanya jangan dipahami sebagai suatu konflik, tetapi sebaliknya harus dipahami
sebagai suatu totalitas sistem yang mana antara yang satu dengan yang lain sama-sama
memberikan sumbangan atau saling melengkapi. Perkembangan sains memerlukan sandaran
agama agar pertumbuhannya tidak berakhir dengan bencana. Al-Quran dengan kebenaran-
kebenarannya perlu dikomparasikan dengan sains agar secara ilmiah dapat dibuktikan dan
dihadapkan dengan metodologi keilmuan. Integrasi sains dan agama akan menghasilkan ilmu
pengetahuan transenden, sekaligus didukung oleh kebenaran empiris dan rasional sebagai tolak

5
ukur utama kebenaran ilmiah. Manusia dikaruniai akal dan berbagai fakta empiris sebagai
wahana untuk memahami kebenaran dari Allah. Perpaduan antara kebenaran wahyu dan
kebenaran ilmiah menghasilkan kebenaran yang sangat akurat. Sains dan agama tidak dapat
dipisahkan, apalagi dipertentangkan.

DAFTAR PUSTAKA

Syaifullah. 2006. Jurnal Hunafa Konsep Iptek Dan Keterpaduannya Dalam Alquran Vol. 3 No.
3,287-298. STAIN Datokarama Palu.

Sulaiman,M. 2020. Integrasi Agama Islam dan Ilmu Sains Dalam Pembelajaran. Jurnal Studi
Islam. 15(1): 97-108.

Imam,S. 2000. Konsep Ilmu Pengetahuan dalam Al Qur`an. Yogyakarta: UII,Press

Anda mungkin juga menyukai