Anda di halaman 1dari 20

METODE BIMBINGAN KLINIK DENGAN

RELECTIVE THINKING

OLEH
KELOMPOK I

SRI WAHYUNI 2001032081


VERAWATY 2001032050
EKA SOFYANA 2001032065
ISNAIDA ANDINI 2001032031
TANTRY YULIANDARI 2001032082
PUTRI HAMELLYA 2001032038
ERNI HANDAYANI 2001032027
CUT JULIA ANDRIA 2001032026
MARDIANA 2001032079
SANTRI ERLINDA 2001032044
MAWADDAH NUR POHAN 2001032089
YUSLIANA 2001032056
NOVITASARI HUTAGAOL 2001032092

Dosen : Mila Syari SST MKes


Mata Kuliah : Metodik Khusus

PROGRAM STUDI D4 KEBIDANAN FAKULTAS FARMASI DAN


KESEHATANINSTITUT KESEHATAN
HELVETIA MEDAN
2020/2021
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kami panjatkan kehadiran Allah SWT, karena atas rahmat dan

karunia-Nya kami berada dalam keadaan sehat dan mendapat kesempatan untuk menyusun

makalah yang berjudul “Metode Bimbingan Klinik Dengan Relective Thinking”, untuk

memenuhi penugasan makalah mata kuliah Metodik Khusus

Ucapan terima kasih kami sampaikan kepada dosen pembimbing yang telah

memberikan bimbingan kepada kami sehingga makalah ini dapat terselesaikan akhirnya,

penulis meyadari bahwa makalah ini kekurangan, untuk itu segala kritik dan saran kiranya

dapat disampaikan kepada penulis guna penyempurnaan masalah berikutnya.semoga makalah

ini dapat bermanfaat dan menambah pengetahuan dan wawasan bagi para pembaca pada

umumnya dan khususnya bagi seluruh mahasiswa kebidanan.

Penulis

KELOMPOK I

2
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ................................................................................... ii

DAFTAR ISI .................................................................................................. iii

BAB I PENDAHULUAN .......................................................................... 1

A..Latar Belakang ........................................................................... 4


B..Rumusan Masalah....................................................................... 5
C. Tujuan ........................................................................................ 5

BAB II TINJAUAN TEORITIS ................................................................ 6

2.1. Metode Pembelajaran Relective Thinking.......................... 6


2.2. Karakteristik Pembelajaran Relective Thinking................. 7
2.3 Karakteristik Pembelajaran Relective Thinking................ 7
2.4 Karakteristik Pembelajaran Relective Thinking.................. 9

BAB III PEMBAHASAN

Aplikasi Dalam Kebianan Relective Thinking............................ 17

BAB IV PENUTUP....................................................................................... 18

A.Kesimpulan ................................................................................ 18
B.Saran ............................................................................................ 18

Daftar Pustaka................................................................................................ 19

3
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG

Kesehatan yang profesional, dinamis, menyeluruh dengan sistem pelayanan kesehatan


yang terpadu dalam menyelesaikan masalah yang hampir tidak ada pemecahannya. Seorang
tenaga kesehatan dituntut untuk mampu melakukan perencanaan harian dalam
menyelesaiakan masalah.

Melalui praktik klinik mahasiswa diharapkan lebihaktif dalam setiap tindakan sehingga
akan menjadi orang yang cekatan dalammenggunakan teori tindakan, menumbuhkan dan
membina sikap tingkah lakudan kemampuan profesional keperawatan dalam praktek
keperawatan ilmiah,mampu melakukan adaptasi secara profesional dan menjadikan diri
sebagaimodel peran

Pembelajaran Praktik adalah suatu proses transformasi menjadi seorang bidan


professional yang memberi kesempatan untuk beradaptasi dengan perannya sebagai bidan
professional di situasi nyata pada pelayanan kesehalan. Studi asuhan keperawatan merupakan
suatu kegiatan pemecahan masalah dimana peserta didik melakukan pengkajian secara
mendalam dan menyeluruh mengenai masalah klinik yang mendasari para perencanaan
pelaksanaan dan evaluasi terhadap tindakan yang dilakukan.

.. Kasus Kebidanan Dalam Melakukan Bimbingan Rounde Teach Relective Thinking i


asuhan keperawatan merupakan suatu kegiatan pemecahan masalah dimana peserta didik
melakukan pengkajian secara mendalam dan menyeluruh mengenai masalah klinik yang
mendasari para perencanaan pelaksanaan dan evaluasi terhadap tindakan yang dilakukan.

1..2.Tujuan
Tujuan dari tugas ini adalah untuk memenuhi tugas dalam pemenuhan materi dan
peingkatan nilai mata kuliah metodik khusus.

4
1.3.Tujuan Khusus

a. Untuk mengetahui Metode Pembelajaran Relective Thinking

b. Untuk mengetahui Karakteristik Metode Pembelajaran Relective Thinking

c. Untuk mengetahui Tujuan Metode Pembelajaran Relective Thinking

5
BAB II

TINJAUAN TEORITIS

A. Pengertian Reflective Thinking

Pembelajaran praktik banyak digunakan dalam pembelajaran orang dewasa  dan


pembelajaran seumur hidup (lifelong learning). Pada dunia kesehatan hampir sebagian besar
pendidikan dan pelatihan menggunakan pembelajaran praktik. Pembelajaran praktik
juga  digunakan oleh pendidikan keprofesian yang menuntut seseorang untuk memiliki
kompetensi tertentu dalam melaksakan pekerjaannya.

Pembelajaran praktik menekankan bahwa pembelajaran melalui pengalaman langsung


memiliki kekuatan yang luar biasa, karena individu tersebut bisa merasakan langsung secara
nyata tentang suatu konsep atau teori, atau fenomena dalam kehidupan nyata sekaligus
bagaimana cara  penyelesaian masalahnya. Melalui proses pembelajaran ini peserta
didik/latih juga dituntut untuk mampu menggunakan cara berfikir kritis dalam menganalisa
dan menghadapi setiap persoalan, setiap ideu dan harapan serta kenyataan. Sehingga melalui
pembelajaran praktek peserta dapat mengetahui fenomena yang ada di lapangan.

Agar mampu menghadapi kenyataan dan menyelesaikan fenomena yang ada sehingga
dapat memberikan pelayanan kesehatan dengan baik, maka kemampuan berfikir kritis dalam
menganalisa akan menentukan kemampuan peserta dalam pengambilan keputusan untuk
setiap tindakan. Kemampuan berfikir kritis dan menganalisa akan menjadi lebih tajam dengan
proses pembelajaran refleksi, karena dengan proses refleksi peserta didik dituntut untuk
selalu melihat kembali apa yang telah ditemukan dan dilakukan pada saat praktek, digali dan
di investigasi mengapa hal itu terjadi  kemudian dinilai efektifitas dan keuntungan serta
kerugiannya. Sehingga ditemukan cara yang terbaik untuk dilaksanakan dalam praktek
selanjutnya. Kemampuan ini akan lebih menambah kepercayaan diri peserta  untuk berkreasi
dan mengembangkan praktek yang terbaik. 

Proses pembelajaran refleksi  ini merupakan salah satu metode pembelajaran untuk


meningkatkan kinerja, sehingga proses pembelajaran refleksi  tidak  hanya digunakan pada
proses pendidikan dan pelatihan tetapi digunakan juga di lapangan baik di rumah sakit,
puskesmas dan praktek mandiri sebagai proses pembelajaran yang berkesinambungan.
Keputusan Menteri Kesehatan RI  nomor 836/2005 telah menetapkan Kebijakan
Pengembangan Manajemen Kinerja Klinik Perawat dan Bidan,  pada keputusan tersebut

6
proses pembelajaran refleksi merupakan metoda untuk meningkatkan kinerja Perawat dan
Bidan, khususnya dalam menganalisa dan mengambil keputusan untuk melakukan pelayanan
kepada pasiennya sesuai standar.

Begitu pula dalam upaya peningkatan kualitas asuhan kebidanan dalam menunjang
terciptanya pelayanan PONEK di Rumah Sakit, pelayanan PONED di Puskesmas dan
pelayanan kebidanan esensial di semua jenjang pelayanan dasar dan rujukan telah ditetapkan
Keputusan Menteri Kesehatan RI nomor 938/2007 tentang Standar Asuhan Kebidanan, dalam
proses bimbingan teknis yang dilakukan oleh para manajer kebidanan kepada para bidan
pelaksana, menggunakan proses refleksi kasus dalam rangka meningkatkan kemampuan
analisa dan penerapan standar pada pelayanan yang diberikan. Proses ini dirasakan sangat
membantu meningkatkan kemampuan dalam pengambilan keputusan dan pemberian
pelayanan kepada klien, sehingga pelayanan yang cepat dan tepat dapat diberikan.
Osterman & Kottkamp (2000) dipandang kegiatan reflektif sebagai dasar untuk
pengembangan kompetensi professional yang tertinggi dalam praktik pengajaran yang
kompleks.Berdasarkan hasil analisis, interpretasi, evaluasi tersebut selanjutnya dicari
penyebab ketidakberhasilan pembelajaran. Setelah ditemukan berbagai faktor yang menjadi
penyebab belum berhasilnya pembelajaran, maka langkah selanjutnya adalah membuat
rencana perbaikan pembelajaran untuk menghilangkan berbagai faktor yang menjadi
penyebab ketidakberhasilan pembelajaran pada pertemuan pembelajaran selanjutnya

Permendiknas No. 16 Tahun 2007 tentang Standar Kualifikasi dan Kompetensi


Pendidik, pendidik harus melakukan tindakan reflektif untuk peningkatan kualitas
pembelajaran.Knowles & Cole (1994) “reflection in the teaching context refers to the process
of inquiring any habit/behavior critically and continuously refining it”.Reid (1995)
“Reflection is a process of reviewing an experience of practice in order to describe, analize,
evaluate and so inform learning about practice”.

Pembelajaran Refleksi merupakan proses mental yang menerapkan kegiatan


pembelajaran dengan mengaktifkan peserta untuk menggunakan pemikiran yang kritis
(critical thinking) untuk menguji informasi yang didapat, bertanya tentang kebenarannya dan
menyimpulkan berdasarkan ide-ide yg dihasilkannya.

B. Tujuan Relective Thinking


Tujuan Reflective Learning yang bisa didapat dari proses pembelajaran dengan
menggunakan proses refleksi ini diantaranya;

7
a. Meningkatkan praktek dimasa yang akan datang Jujur terhadap diri dan penampilan
yang dimiliki Selalu mencari pertolongan/bantuan kepada teman (Tim) jika
diperlukan
b. Meyakini bahwa praktek yang dilakukan berdasarkan penelitian yang up to date
Dengan menggunakan critical thinking meningkatkan diri untuk menghadapi
tantangan.
c. Meningkatkan kepercayaan Selalu berusaha menggali dan mencari pembenaran yg
rasional dari tindakan yg dilakukan Selain itu adapun manfaat dari reflectife
learning (Pembelajaran reflektif) bagi pelajar\mahasiswa adalah: Belajar dari
pengalaman
d. Mengembangkan keterampilan praktek profesional Tanggung jawab untuk belajar
mereka sendiri (dan tindakan)
e. Membangun kapasitas pengetahuan untuk merestrukturisasi / reframe Perbaikan
secara terus menerus dalam praktek
f. Mengembangkan kognitif keterampilan
C. Keuntungan Pembelanjaran Relective Thinking
Pembelajaran reflektif dapat ditangkap (dan dinilai) melalui kerja dalam berbagai
bentuk yang meliputi misalnya,
a. Reflektif Portofolio,
b. Esai,
c. Buku harian,
d. Log atau jurna lreflektif Portofolio
e. Pembelajaran reflektif membantu untuk mengembangkan pemikiran kritis,
kesadaran diri dan kemampuan analisis dan penting untuk staf dan mahasiswa
D. Langkah-Langkah Relective Thinking
a. PEER OBSERVATIONTeknik ini memberikan kesempatan pada para guru untuk
saling mengobservasi proses pembelajaran yang mereka lakukan dikelas.
b. Self ReportSelf-report bertujuan untuk menemukan jenis kegiatan pembelajaran
yang biasa digunakan, apakah semua tujuan pembelajaran sudah dilakukan, sejauh
mana tujuan tiap individu terpenuhi dan jenis aktivitas yang berjalan lancar maupun
yang bermasalah.
c. AutobiographiesDilakukan dalam kelompok guru dengan pembimbing dimana
masing-masing guru menuliskan pengalaman mengajarnya dan kemudian

8
menceritakan di dalam kelompok untuk diberikan komentar untuk perbaikan di
masa yang akan datang.
d. Journal WritingDigunakan untuk menyediakan rekaman pembelajaran, membantu
guru dalam pengembangan diri, dan mendorong interaksi teman sejawat.
e. Recording LessonTujuannya untuk menangkap sebanyak mungkin rekaman
interaksi yang terjadi selama pembelajaran.
f. Titik mula self–reflection adalah evaluasi diri pada saat melakukan episode
pelaksanaan pembelajaranSelf Reflectionguru dapat mengumpulkan ( mencatat/
merekam ) pengalaman – pengalaman yang dilalui sepanjang kegiatan
pembelajaran.Recollection of the eventsguru melakukan reviu terhadap pengalaman
pengalan tersebut dan memberikan respon kritis dirinyaReview & Respond

E. Kelemahan Relective Thinking


a. Waktu yang kurang tepaat
b. Penilaian yang diberikan tidak tepat
c. Tidak semua peendidik dapat menguasai

F. Prinsip Pelaksanaan Relective Thinking


a. Ada kesadaran bersama pendidik dan peserta didik untuk meningkatkan kualitas
pembelajaran
b. Penilaian terhadap pelaksanaan refleksi dilakukan secara kritispenilaian terhadap
guru pelaksana
c. Pembelajaran dapat dilakukan mulai pembelajaran sampai dengan akhir
pembelajaran
d. Penilaian dapat dilakukan terhadap berbagai aspek pembelajaran yang dilakukan
oleh guru, baik materi, metode, dll.hasil penilaian terhadap pembelajaran yang
dilaksanakan guru menjadi dasar untuk perbaikan pembelajaran.

9
BAB III

PENERAPAN RELECTIVE THINKING KEBIDANAN DALAM MANAJEMEN


ASUHAN KEBIDANAN IBU BERSALIN DENGAN PRE EKLAMSIA

Reflective practice dalam kebidanan dimaksudkan sebagai bentuk pedoman atau


acuan yang merupakan kerangka seseorang dalam memberikan asuhan kebidanan
dipengaruhi oleh filosofi yang dianut bidan, salah satu peneraapan pembelajaran dengan
Reflective Keebidanan dalam asuhan kebidanan dengan langkahlangkah yang telah
adamenurut Varney, halini dapat dilihat sebagai berikut

NO. REGISTER :

MASUK RUMAH SAKIT TANGGAL/JAM : 05 MARET 2021

DI RAWAT DIRUANG : BERSALIN

A. Pengkajian

Biodata Ibu Biodata Ayah

Nama : Ny S : Tn F

Umur : 39 thn : 40thn

Agama : Islam : Islam

Suku/Bangsa : Aceh/Indonesia :Padang/Indonesia

Pekerjaan : IRT : Wiraswasta

Alamat : Bukit Meutuah : Bukit Meutuah

No.Telep/Hp : 081376768939 : 081376521335

B. Data Subjektif

1. Alasan masuk kamar bersalin

Ibu mengatakansudah merasakan konteraksi sejakpukul 10.00 wib

2. Keluhan Utama

10
Ibu mengatkan ada rasa nyeri dari perut menjalar hingga ke pinggang dan sakit

kepala yang hebat

3. Tanda tanda persalinan

a. Konteraksi uterus sejak tanggal05 Maret 2021 jam 10.00 wib

Frekuensi : 3 kali dalam10 menit

Durasi : 20 detik

Kekuatan : kuat/sedang/lemah

b. Pengeluaran pervaginam

Lendir darah : ya/ Tidak

Air ketuban : ya/ Tidak, banyaknya tidak terkaji,warna jernih

Darah : ya/ Tidak,banyaknya 20 cc, warna merah segar

4. Riwayat sebelum masuk rumah sakit

5. Riwayat kehamilan sekarang

HT 29 Juni 2020 TP 05 Maret2021

Menarche umur 13 tahun siklus 28 hari lama 7 hari

Banyaknya tidak terkaji

ANCteratur/Tidak frekuensi 7 kali di poskesdes

Keluhan/komplikasi selama kehamilan

Mual muntah diawali kehamilan naundapat diatasi setelah diberi obat oleh bidan

yang memeriksa

Riwayat merokok minum-minuman keras/minum jamu : ibu mengatakan tidaak ada

riwayat merokok, minum-minuman keras/minum jamu

Imunisasi TT 1 : Ya/Tidak

Imunisasi TT 2 : Ya/Tidak

6. Pergerakan janin dalam 24jam terakhir 14 kali dalam 24 jam

11
7. Riwayat kehamilan,persalinan dan nifas yang lalu

Hami Penulisan Nifas


l ke

Tgl Umur Jenis Komplikasi Jenis BB Laktasi Komplikasi


Lahi Kehamilan Persalinan Kelamin Lahir
r

ibu bayi

Hami
l Ini

8. Riwayat kontrasepsi yang digunakan

No Mulai memakai Berhenti /Ganti


Cara

Tanggal Oleh Tempat keluhan Tanggal Oleh Tempat Tempat

Tidak
Ada

9. Riwayat kesehatan

a. Penyakit yang pernah/sedang diderita

Ibu mengatakan tidak ada penyakit yang sedang diderita

b. Penyakit yang pernah/sedang diderita

Ibu mengatakan tidak ada penyakit yang sedang diderita keluarga

c. Riwayat Keturunan Kembar

12
Ibu mengatakan dipihak keluarga baik pihak ibu atau suami tidak ada keturunan

kembar

10. Makan terakhir tanggal 05 Maret 2021 jam 08.00 wib jenis nasi lauk pauk

11. Buang air besar terakhir tanggal 05 Maret 2021 jam 08.30 wib

12. Buang air kecil terakhir tanggal 05 Maret 2021 jam 08.30 wib

13. Istirahat/tidur dalam satu hari terakhir 7 jam

14. Keadaan Psikososial Spiritual

a. Pengetahuan tentang tanda-tanda persalinan dan proses persalinan : ibu

mengatakan belum mengetahui tanda-tanda persalinan dan proses persalinan,

persiapan persalinan yang dilakukan (pendamping, ibu biaya dll)

Ibu mengatakan telah mempersiapkan pakaian ibu, pakaian bayi, dan biaya untuk

bersalin serta suami dan mertua bersedia mendampingi ibu selama proses

persalinan

b. Tanggapan ibu dan keluarga terhadap proses persalinan yang dihadapi

Ibu dan keluarga merasa cemas dalam menghadapi proses persalinan nanti

C. Data Objektif

1. Pemeriksaan Fisik

a. Keadaan Umum Baik Kesaddaran Compos Mentis

b. Status Emosional : Stabil

c. Tanda Vital

Tekanan Darah : 160/100 mmHg

Nadi : 74 kali per menit

Suhu : 37.0 C

Pernafasan : 24 kali per menit

d. TB : 155 cm

13
BB : sebelum hamil 54, BB sekarang 67kg

LILA : 26 cm

e. Kepala dan Leher

Edema wajah : tidak ada

Cloasma garvidarum : tidak ada

Mata :Skelera putih, konjungtiva merah jambu

Mulut : Bersih, tidak ada stomatitis, tidak ada caries

Leher :Tidak ada pembengkakan pada kelenjar tiroid

f. Payudara

Bentuk : Simetriis

Putting Susu : Menonjol

Colostrum : Sudah Keluar

g. Abdomeen

Pembesaran : Memanjang

Benjolan : Tidak Ada

Bekas luka : Tidak Ada

Striage Gravidarum : Tidak Ada

Palpasi Leopold

Leopold I : TFU 3 jari di bawah Px,teraba bulat lunak tidak

melenting

14
Leopold II : Bagian kiri perut ibu teraba bidang datar,keras

dan memapan,bagian kanan perut ibu teraba

kecil janin (Pu-Ka)

Leopold III : Pada Bagian terbawah janin teraba bundar

keras dan melenting

Leopold IV : waktu perabaan kedua tangansaling

menyatubagian terbawah janin sudah masuk

PAP

Osborn Test : Tidak Ada dilakukan

TBJ : (33-11)x155=3410 gram

Auskultasi DJJ : Punctum Maximum Teraba di bagian kiri

bawah pusat, frekuensi 136 kali permenit

(11/12/11)

His : Frekuensi 3 kali dalam 10 menit durasi 30

detik kekuatan kuat

Palpasi SupraPubis : Kepala 4/5,vesika urinaria penuh

h. Punggung : Teraba sedikit lordosis

i. Pinggang : nyeri/ Tidak

j. Ekstremitas

Kekuatan otot dan sendi : Tidak Ada

Edema : Tidak Ada

Varices : Tidak Ada

Refleks patella :+

Kuku : Bersih

k. Genitalia Luar

15
Tanda Chadwich : Ada

Varices : Tidak Ada

Bekas Luka : Tidak Ada

Kelenjar Bartholini : Tidak Ada Peradaangan

Pengeluaran : Air Ketuban lendir bercampur darah

l. Anus

Haemoroid : Tidak Ada

2. Pemeriksaan Dalam,tanggal 05 Maret 2021 jam 22.00 wib oleh bidan

3. Dinding vagina : Tidak ada penyempitan

4. Portio : Tebal Lunak

5. Pembukaan : 5 cm

6. Selaput Ketuban : Utuh

7. Presentase : Kepala

8. Penurunan : Hodge II

9. Poisis : UUK kiri depan

10. Maulage : Tidak Ada

11. Pemeriksaan Penunjang : Protein Urine +++

II. Assesment

1. Diagnosis Kebidanan

G1 P0 AB0, Usia Kehamilan 36 minggu, intrautrine, janin hidup, tunggal, PU KI,

Presentase kepala, sudah masuk PAPkala I fase aktif dengan Pre Eklamsia

2. Masalah

16
Ibu merasakan sakit kepala yang hebat cemas dalam menghadapi persalinan dan takut

tidak dapat melahirkan dengan normal

3. Kebutuhan

Memberikan ibu keadaan yang dialaminya

III. Mengidentifikasi Diagnosis atau Masalah Potensial

1. Diagnosis Potensial : Eklamsia

2. Masalah Potensial : Kejang

IV. Kebutuhan Tindakan Segera Berdasarkan Kondisi Klien

a. Mandiri : Pemantauan Kala I

b. Kolaborasi : Tidak Ada

c. Merujuk : Rujuk Ke Rumah Sakit

V. Planing

Tanggal 05 Maret 2021 jam 19.00 wib

a. Beri tahu ibu dan keluarga hasil pemeriksaan

b. Pemasangan infus pada pasien dan persiapan rujukan

c. Anjurkan ibu berdoa agar proses persalinan dapat berjalan dengan baik (ibu bersedia

untuk berdoa)

d. Bawa pasien ketempat rujukan dengan di dampingi oleh bidan

VI. Implementasi

17
a. Memberi tahu ibu dan keluarga hasil pemeriksaan, bahwa kondisi ibu mengalami pre

eklamsia atau yang sering disebut dengan keracunana kehamilan dan janin dalam

keadaan baik. Namun ibu harus dirujuk ke rumah sakit mengingat berbagai bahaya

yang bisa muncul baik pada ibu maupun bayi sebagai komplikasi dari pre eklamsia

b. Memasang infus kepada pasien dan mempersiapkan rujukan pasien

c. Menganjurkan ibu untuk berdoa agar proses persalinan dapat berjalan dengan baik

d. Mendampingi pasien ke tempat rujukan yang sudah disetujui

VII. Evaluasi

a. Ibu dengaan keluarga mengerti,tampak cemas dan setuju untuk dilakukan rujukan

b. Infus pasien sudah terpasang dan pasien siap dirujuk

c. Ibu dan keluarga senantiasa berdoa

d. Pasien sudah di Rumah Sakit dan dalam penanganan dokter

18
BAB IV

PENUTUP

A. Kesimpulan

Pemilihan metode pembelajaran yang tepat dapat menumbuhkan minat peserta didik
untuk mengikuti kegiatan belajar-mengajar. Metode pembelajaran berfungsi sebagai cara
untuk menghantarkan bahan pelajaran agar sampai kepada peserta didik untuk mencapai
kompetensi yang diharapkan. Kompetensi tersebut dapat dicapai dengan menggunakan
metode pembelajaran yang efektif. Reflective Thinking merupakan salah satu metode
pembelajaran klinik yang penting dalam pendidikan medis. Reflective Thinking adalah
metode pembelajaran aktif yang dilaksanakan menggunakan pasien sebagai media
pembelajaran langsung di ruangan pasien di rumah sakit.

B. Saran

Diharapakan,dengan pembelajaran BedSite Teaching ini peserta didik dapat


mengaplikasikan keterampilan di masyarakat sesuai dengan SOP sehingga
akanmenciptakantenaga kesehatan yang profesional

19
DAFTAR PUSTAKA

http://budayamembacaa.blogspot.com/2018/10/bedside-teaching.html

http://repositori.usu.ac.id/bitstream/handle/123456789/29376/161101108.pdf?
sequence=1&isAllowed=y

https://id.scribd.com/document/380788261/Skenario-Bedside

20

Anda mungkin juga menyukai