Anda di halaman 1dari 9

Chem. Prog. Vol. 13. No.

2, November 2020 68

PENYERAPAN ION Pb(II) MENGGUNAKAN ADSORBEN DARI


LIMBAH PADAT LUMPUR AKTIF PENGOLAHAN AIR MINUM

Intan Lestari1, Mahra Mahraja1, Faizar Farid1, Diah Riski Gusti1, Edwin Permana2
1
Program Studi Kimia, Fakultas Sains dan Teknologi
2
Program Studi Kimia Industri, Fakultas Sains dan Teknologi
Universitas Jambi

ABSTRAK

Timbal merupakan salah satu polutan yang paling banyak digunakan dalam beberapa kegiatan industri
seperti penambangan, peleburan, pemurnian minyak bumi, percetakan, produksi pigmen, dan pembuatan
baterai. Permasalahan logam berat dapat ditanggulangi dengan penurunan kadar logam berat menggunakan
teknik penyerapan. Salah satu adsorben yang digunakan untuk penyerapan ion Pb(II) adalah limbah padat
lumpur aktif dari pengolahan air minum. Penelitian ini bertujuan untuk menggunakan limbah padat lumpur
aktif yang di ambil dari sisa pengolahan air minum PDAM Tirta Mayang Jambi dan diaktifasi menggunakan
KOH. Adsorben digunakan untuk penyerapan ion Pb(II) dengan metoda penyerapan dilakukan secara statis.
Adsorben dikarakterisasi menggunakan FTIR, SEM dan XRF. Ion Pb(II) dalam larutan dianalisis dengan
menggunakan metoda Spektrofotometer Serapan Atom (SSA). Parameter penyerapan yang dipelajari adalah
pH diperoleh pada pH 5, massa adsorben 0,2 g, waktu kontak 45 menit dan konsentrasi ion Pb(II) adalah 300
mg/L dengan kapasitas adsorbs 25,42 mg/g.

Kata kunci : Lumpur aktif, adsorben, Ion Pb(II), penyerapan, SSA.

ABSTRACT

The lead metal is one of the pollutants most widely used in several industrial activities such as mining,
smelting, refining petroleum, printing, pigment production, and battery production. Heavy metal problems can
be overcome by decreasing heavy metal content using adsorption techniques. One of the adsorbents used for
Pb(II) ion adsorption is avtivated sludge solid waste from drinking water treatment. This study aims using
activated sludge solid waste from drinking water treatment Local Water Company Tirta Mayang Jambi and
activated using KOH. The adsorbent used for adsorption of Pb(II) ion by batch technique. Adsorbents are
characterized using FTIR. SEM, XRF. Pb(II) ion in the solution analysis with Adsorption Atomic
Spectrophotometer (AAS). The adsorption parameters studied were pH was pH 5, adsorbent mass was 0.2 g,
contact time was 45 minute and concentration of Pb(II) ion was 300 mg/L with adsorption capacity was 25.42
mg/g.

Keywords : Activated sludge, adsorbent, Pb(II) ion, adsorption, AAS.

PENDAHULUAN satu polutan yang paling banyak digunakan


dalam beberapa kegiatan industri seperti
Limbah yang mengandung logam penambangan, peleburan, pemurnian minyak
berat termasuk golongan limbah bahan bumi, percetakan, produksi pigmen, dan
berbahaya dan beracun. Limbah ini pembuatan baterai. Polusi air yang
merupakan masalah lingkungan yang menjadi disebabkan oleh timbal telah menjadi masalah
perhatian banyak pihak, terutama bagi serius bagi kesehatan lingkungan dan
industri di tanah air. Masalah limbah logam masyarakat. Logam timbal bersifat non-
berat sangat serius diperhatikan mengingat biodegradable dan dapat terakumulasi pada
dampak yang ditimbulkannya begitu nyata organisme hidup (Ge dkk., 2012; Sud dkk.,
bagi kehidupan makhluk hidup, termasuk 2008), oleh karena itu perlu dilakukan
manusia. Logam berat dapat menimbulkan penyerapan ion logam timbal dari air limbah
gangguan kesehatan bagi manusia sebelum dilepaskan ke lingkungan.
(Rachmawati dan Ma’ruf, 2013). Beberapa metoda konvensional untuk
Salah satu logam yang memiliki menghilangkan ion Pb(II) dari fase air
dampak negatif cukup berbahaya adalah meliputi presipitasi, pertukaran ion,
logam timbal (Pb). Timbal merupakan salah penyerapan secara biologis, filtrasi membran,
*
Korespondensi:
Telepon: -
Email: intan.chem15@gmail.com
DOI: https://doi.org/10.35799/cp.13.2.2020.31391
69 Chem. Prog. Vol. 13. No. 2, November 2020

elektrokimia, dan adsorpsi (Zhu dkk., 2014). PDAM Kota Pontianak sebagai adsorben.
Di antara metoda tersebut adsorpsi adalah Lumpur aktif dikarakterisasi menggunakan X-
metode yang sederhana, efektif, dan Ray Flouresence dan ditemukan mengandung
ekonomis (Ihsanullah dkk., 2016). SiO2 dan Al2O3 masing-masing sebesar
Limbah lumpur adalah produk 49,11% dan 29,45%. Adsorben yang
sampingan dari pengolahan air limbah kota, diperoleh memiliki daya serap terhadap iod
mengandung beberapa polutan organik, yaitu 363,679 mg/g. Chiang dkk (2012) telah
bersifat patogenik, dan mengandung logam melakukan penelitian menggunakan limbah
berat. Karena tingginya kandungan zat padat lumpur aktif pengolahan air minum di
organik, limbah lumpur telah digunakan West Flanders, Belgia untuk penyerapan
sebagai bahan baku berbiaya rendah yang campuran ion logam Pb2+ dan Zn2+ dengan
cocok untuk pembuatan karbon yang kapasitas penyerapan maksimum yang
diaktifkan secara pirolisis (Hadi dkk., 2015; diperoleh untuk masing-masing ion logam
Zielin 'ska dan Oleszczuk, 2015). Bahan Pb2+ dan Zn2+ adalah 0,5 mmol/g dan 0,19
karbon berpori dapat digunakan untuk mmol/g.
menyerap logam berat, antibiotik, pewarna, Salmariza (2012) memanfaatkan
dan polutan organik lainnya dalam larutan limbah padat lumpur aktif proses industri
(Ahmed dkk., 2016; Xu dkk., 2015). Konversi karet remah sebagai adsorben menunjukkan
limabh lumpur padat menjadi adsorben adalah bahwa limbah lumpur remah memiliki daya
pilihan yang menjanjikan untuk serap yang tinggi, bahkan sampai 100%
memanfaatkan limbah lumput padat menjadi dalam menyerap logam Cr yang terdapat
adsorben dengan biaya rendah menjadi bahan dalam air limbah. Penelitian Kusmaya dan
berguna (Hadi dkk, 2015), serta mengurangi Halim (2004) menggunakan adorben lumpur
risiko lingkungan yang disebakan oleh aktif memberikan hasil yang tinggi dengan
keracunan logam. Dalam pembuatan lumpur persentase efisiensi removal logam berat
aktif, aktivasi kimia digunakan dimana Cr(III) yaitu 98,26-99,73%.
aktivator dapat mempengaruhi struktur pori, Tujuan dari penelitian ini membuat
gugus fungsi dan adsorpsi kinerja logam (Jin adsorben dari limbah padat lumpur
dkk., 2014; Trakal dkk., 2014). Aktivator pengolahan air minum PDAM Tirta Mayang
kimia yang biasa digunakan adalah ZnCl2, Jambi yang diaktifasi secara kimia dengan
NaOH, KOH, H2SO4 dan H3PO4 (Hadi dkk., menggunakan KOH dan digunakan untuk
2015). Pan dkk (2011) melaporkan bahwa penyerapan ion Pb(II). Parameter adsorbsi
adsorben yang terbuat dari lumpur diaktifasi yang dipelajari adalah variasi pH, waktu
secara kimia memiliki luas permukaan dan kontak dan konsentrasi ion Pb(II). Adsorben
kapasitas adsorpsi yang lebih tinggi untuk limbah padat lumpur yang di aktifasi KOH
polutan dari pada lumpur aktifasi secara dikarakterisasi menggunakan X-Ray
biologis. Lumpur aktifasi secara kimia Flourecense (XRF), Fourier Transform Infra
berbeda dari lumpur biologis, yang dihasilkan Red (FTIR), Scanning Ekectron Microscope
dari presipitasi kimia air limbah dengan (SEM) dan analisis ion Pb(II) menggunakan
koagulan. Kehadiran koagulan dan produk SSA.
sampingnya dalam bahan lumpur aktifasi
kimia dapat mempengaruhi sifat tekstur dari
adsorben lumpur dan hasil penyerapan METODE PENELITIAN
kontaminan yang dihilangkan (Pan dkk.,
2011; Xu dkk., 2015). Apriani dkk (2013) Preparasi lumpur sisa pengolahan air
telah melakukan penelitian pembuatan PDAM
adsorben dari kulit durian yang diaktivasi Sebanyak 150 g sampel limbah padat
dengan KOH. Aktivasi ini mampu lumpur dikumpulkan dari limbah pengolahan
memperbesar pori dari adsorben dengan air minum PDAM Tirta Mayang Jambi,
konsentrasi KOH 25% dengan ukuran rata- dicuci dengan akuades dan dikeringkan dalam
rata diameter pori 8,277 µm dan mampu oven pada suhu 110 oC selama 24 jam.
menurunkan konsentrasi logam Fe sebanyak Lumpur padat yang telah kering ditimbang
85,38%. sampai diperoleh berat konstan kemudian
Hajar dkk (2014) telah memanfaatkan diayak dengan ayakan berukuran 170 mesh
limbah lumpur aktif pengolahan air minum dan digunakan untuk penelitian selanjutnya.
Chem. Prog. Vol. 13. No. 2, November 2020 70

Aktivasi lumpur Kapasitas penyerapan (Qe) ion logam


Sebanyak 100 g lumpur padat hasil Pb(II) dihitung dengan menggunakan
preparasi dimasukan ke dalam gelas piala persamaan berikut :
ukuran 1000 ml, ditambahkan larutan Qe = Co-Ce x V
KOH 2M dengan perbandingan lumpur m
dan larutan KOH yaitu 1 : 2, campuran Dengan Qe = kapasitas penyerapan (mg/g), Co
diaduk menggunakan pengaduk magnet = Konsentrasi mula-mula ion Pb(II) (mg/L),
selama 3 jam dengan kecepatan 120 rpm, Ce = Konsentrasi ion Pb(II) pada saat
campuran didiamkan selama 15 menit dan kesetimbangan (mg/L), V = volume larutan
disaring sehingga diperoleh padatan. ion Pb(II) (mL) dan m = massa adsorben (g).
Padatan dibilas dengan aquades sampai pH
netral dan dikeringkan di dalam oven pada HASIL DAN PEMBAHASAN
suhu 120 oC selama 5 jam. Lumpur yang
Aktivasi lumpur PDAM
telah diaktivasi digunakan untuk
Lumpur padat pengolahan air minum
percobaan selanjutnya.
diaktivasi untuk meningkatkan kemampuan
dalam proses adsorpsi ion Pb(II). Proses
Karakterisasi adsorben lumpur aktif
aktivasi juga berfungsi untuk menghilangkan
Identifikasi gugus fungsi pada
zat-zat pengotor yang terdapat di dalam
adsorben lumpur padat setelah diaktivasi
lumpur PDAM. Aktivator yang digunakan
dengan KOH di analisis dengan
adalah KOH. KOH merupakan basa kuat
menggunakan FTIR, morfologi permukaan
yang mampu menghilangkan zat-zat pengotor
adsorben dikarakterisasi menggunakan
dan mampu memperbesar ukuran pori dari
SEM dan komposisi adsorben lumpur aktif
adsorben (Apriani dkk., 2013). Penggunaan
sebelum dan sesudah aktivasi ditentukan
KOH akan memberikan endapan silika yang
dengan menggunakan XRF.
cukup besar. Fadli, dkk (2013) telah
melakukan ekstraksi silika dengan
Penentuan kondisi optimum adsorpsi
menggunakan KOH, endapan SiO2 yang
ion logam Pb(II)
diperoleh sebesar 40,8%. Proses aktivasi
Parameter yang dipelajari untuk
dengan KOH menghasilkan senyawa
penentuan kondisi optimum penyerapan
mikropori dan mesopori (Zikra dan Yenti,
adalah pengaruh pH, massa, waktu kontak
2016). Hasil limbah lumpur padat yang di
dan konsentrasi larutan Pb(II). Sebanyak
aktifasi KOH dapat dilihat pada Gambar 1.
20 mL larutan Pb2+ masing-masing dengan
konsentrasi 10 mg/L disiapkan dan
dimasukkan ke dalam 5 buah erlenmeyer
100 mL. pH larutan di atur menjadi pH 3,
4, 5, 6 dan 7 menggunakan larutan HNO3
0,01M dan NaOH 0,01M, selanjutnya
ditambahkan 0,2 g adsorben lumpur aktif
ke dalam masing-masing erlenmeyer yang
berisi larutan Pb(II). Campuran di aduk
dengan kecepatan 120 rpm selama 15
menit dan disaring. Filtrat di analisis
dengan menggunakan SSA pada panjang
gelombang 217 nm. Untuk pengaruh
massa adsorben dilakukan dengan Gambar 1. Serbuk lumpur PDAM aktifasi
memvariasikan massa adsorben dari 0,1 - KOH
0,5 g, pengaruh waktu kontak dilakukan
dengan memvariasikan waktu kontak dari Karakterisasi adsorben lumpur aktif
15-120 menit dan pengaruh konsentrasi Spektrum FTIR dari adsorben sebelum
larutan Pb(II) dilakukan dengan dan sesudah penyerapan Pb(II) ditunjukkan
memvariasikan konsentrasi larutan Pb(II) pada Gambar 2. Pita lebar daerah sekitar
dari konsentrasi 10 - 500 mg/L. 3628,28 cm-1 mengindikasikan adanya gugus
hidroksil (-OH) dan menyempit setelah
penyerapan menjadi 3353,85 cm-1,
71 Chem. Prog. Vol. 13. No. 2, November 2020

Silverstain, et al (2005) mengungkapkan pasangan elektron bebas dari atom O pada –


bahwa pada bilangan gelombang 3550-3200 OH akan menempati orbital kosong yang
cm-1 terjadi vibrasi stretching O-H. Pita dimiliki oleh ion Pb(II). Berdasarkan prinsip
serapan pada bilangan gelombang 3037,72 Hard and Soft Acid Base (HSAB) ion Pb(II)
cm-1 menunjukan adanya serapan =C-H, pada adalah kation yang bersifat asam lemah, akan
bilangan gelombang 1640-1650 cm-1 adanya dapat berikatan dengan basa kuat seperti ion
getaran C=C (Martins dkk., 2013), menjadi hidroksida OH– dan ion karboksilat CH3COO-
sempit setelah penyerapan Pb(II). Pada (Sukarta, 2008).
Gambar 2, puncak baru muncul pada bilangan
gelombang 1003,47 cm-1 mengindikasikan Karakterisasi morfologi permukaan
adanya vibrasi Si-O, pada 914, 6 cm-1 vibrasi Karakterisasi SEM digunakan untuk
tekuk Al-O dan pada 778,85 cm-1 vibrasi menganalisis morfologi permukaan pada
tekuk Si-OH. Setelah penyerapan ion Pb(II) lumpur PDAM sebelum dan setelah aktivasi.
terjadi pergeseran. Pergeseran ini menyatakan Untuk hasil SEM lumpur yang belum
bahwa terbentuk komplek langsung antara ion teraktivasi dan setelah teraktivasi dapat dilihat
Pb(II) dan gugus aktif yang ada pada pada Gambar 3. Morfologi permukaan lumpur
permukaan adsorben. Panda dkk (2011) tidak teraktivasi dan teraktifasi KOH tidak
melaporkan terjadi pergeseran pita bilangan menunjukkan perubahan yang terlalu
gelombang menjadi lebih rendah disebabkan signifikan. Hasil morfologi SEM
oleh adsorpsi ion timbal. menunjukkan bahwa lumpur yang teraktivasi
KOH memiliki morfologi gumpalan seperti
lempengan yang lebih besar. Lempengan
yang besar memiliki pori yang lebih banyak,
sehingga dapat meningkatkan proses adsorpsi.
Hasil SEM setelah proses teraktivasi KOH,
struktur pori-pori lumpur tidak terlalu terlihat
karena disebabkan oleh beberapa partikel
yang menempel pada pori-pori lumpur
tersebut. Pada penelitian Mustopa dan Risanti
(2013) diperoleh morfologi permukaan
a lumpur yang tidak teraktivasi dan teraktivasi
KOH memiliki morfologi yang menggumpal
(aglomerasi).

Gambar 2a. Spektra FTIR sebelum


penyerapan.

Gambar 2b. Spektra FTIR setelah penyerapan


Pb(II).
B
Dari spektra FTIR tampak jelas
terdapat gugus –OH, menurut Sari (2016) Gambar 3. Struktur morfologi adsorben
adanya gugus –OH membantu dalam proses lumpur teraktifasi KOH sebelum (A) dan
penyerapan dimana ikatan yang terbentuk setelah penyerapan Pb(II) (B).
adalah ikatan kompleks terkoordinasi karena
Chem. Prog. Vol. 13. No. 2, November 2020 72

Chiang dkk (2012) memperoleh hasil lapindo Sidoarjo, dimana aktivator basa yang
SEM dari lumpur aktif PDAM di West digunakan dalam proses aktivasi adalah
Flanders Belgia memiliki morfologi NaOH.
permukaan yang hampir sama dengan lumpur
PDAM Tirta Mayang Kota Jambi. Morfologi Karakterisasi XRF.
permukaan yang dimiliki oleh lumpur PDAM Analisis unsur- unsur yang terdapat
di West Flanders, Belgia berupa gumpalan pada adsorben lumpur yang diaktifasi KOH
hanya saja gumpalan tidak menyerupai dilakukan menggunakan XRF dan hasil dapat
lempengan. Mustopa dan Risanti (2013) juga dilihat pada Tabel 1.
memberikan hasil yang sama untuk lumpur

Tabel 1. Hasil Karakterisasi XRF Sebelum Proses Penyerapan Ion Logam Pb(II)
Unsur Konsentrasi Komponen Konsentrasi Komponen Konsentrasi
Geologi Oksida

Al 25.102% Al2O3 28.807% Al2O3 28.702%


Si 52.636% SiO2 57.793% SiO2 57.518%
P 0.588% P2O5 0.594% P2O5 0.591%
Mg 1.808% MgO 2.008% MgO 2.001%
Ca 1.056% CaO 0.610% CaO 0.606%
K 3.174% K2O 1.632% K2O 1.622%
Fe 12.139% Fe2O3 6.612% Fe2O3 6.567%

Tabel 2. Hasil Karakterisasi XRF Setelah Proses Penyerapan Ion Logam Pb(II)
Unsur Konsentrasi Komponen Konsentrasi Komponen Konsentrasi
Geologi Oksida

Al 23.966% Al2O3 28.106% Al2O3 28.038%


Si 54.157% SiO2 60.198% SiO2 60.009%
P 0.366% P2O5 0.371% P2O5 0.369%
Mg 0.943% MgO 1.086% MgO 1.066%
Ca 0.906% CaO 0.4995 CaO 0.497%
K 9.592% K2O 4.852% K2O 4.831%
Fe 7.004% Fe2O3 3.734% Fe2O3 3.716%
Pb 0.989% Pb 0.340% PbO 0.364%

Dari Tabel 1 dapat dilihat bahwa tetapi pada Tabel 2 setelah dilakukan proses
sebelum penyerapan ion logam Pb(II) penyerapan ion Pb(II) ditemukan unsur Pb
ditemukan beberapa unsur-unsur yang sebesar 0,989 %, hal ini berarti telah terjadi
dominan seperti Al dalam bentuk senyawa penyerapan ion logam pada permukaan
Al2O3 dan Si dalam bentuk SiO2. Senyawa adsorben limbah lumpur aktif.
Al2O3 dan SiO2 merupakan senyawa yang
berperan sangat penting dalam proses
penyerapan karena dapat mengikat ion logam
Pb(II). Pada Tabel 1 tidak ada ditemukan ion
Pb(II) dalam limbah padat lumpur aktif. Akan
73 Chem. Prog. Vol. 13. No. 2, November 2020

Penentuan Kondisi Optimum Adsorpsi Ion 0,99


Logam Pb(II)
0,985
Pengaruh pH terhadap penyerapan
0,98
Pengaruh pH terhadap penyerapan

Qe (mg/g)
Pb(II) dapat dilihat pada Gambar 4. 0,975
Penyerapan yang baik terjadi pada pH 4
dengan nilai kapasitas penyerapan yaitu 0,987 0,97
mg/g. Pada pH rendah (1-3) atau pH asam 0,965
penyerapan ion logam Pb(II) relatif kecil. Hal
ini dapat disebakan pada kondisi asam, gugus 0,96
fungsi yang terdapat pada adsorben 0 2 4 6 8
terprotonasi, sehingga terjadi pengikatan ion pH
hidrogen (H+) dan ion hidronium (H3O+).
Dalam kondisi asam permukaan adsorben
bermuatan positif, maka akan terjadi tolakan Gambar 4. Pengaruh pH terhadap kapasitas
antara permukaan adsorben dengan ion logam penyerapan Pb(II) pada adsorben lumpur
akibatnya adsorpsi rendah. Pada pH 4 aktifasi KOH.
adsorpsi relatif tinggi, hal ini dapat terjadi
karena kompleks hidrokso logam (MOH+) Pengaruh massa
yang terbentuk di dalam larutan lebih banyak, Pengaruh massa terhadap kapasitas
demikian juga permukaan adsorben akan penyerapan dapat dilihat pada Gambar 5.
bermuatan negatif dengan melepaskan proton Semakin banyak adsorben yang digunakan,
sehingga melalui gaya elekstrostatik akan maka kapasitas peneyerapan semakin
terjadi tarik menarik yang menyebabkan menurun. Namun pada efisiensi hasil yang
peningkatan adsorpsi. Reaksi yang terjadi diperoleh tidak memberikan hasil yang linear.
sebagai berikut : Pada Gambar 5 dapat dilihat massa adsorben
Pb2+ + 2H2O ↔ [Pb(OH)2]+ + 2H+ 0,2 g memiliki kapasitas penyerapan dan
Pada pH 5 ke atas adsorpsi mulai efesiensi yang tinggi dengan nilai berturut-
menurun, hal ini terjadi karena pada pH turut yaitu 0,969 mg/g. Menurut Nurafriyanti
tersebut ion logam Pb(II) mulai terhidrolisis dkk (2017) semakin banyak adsorben yang
dan terbentuk spesies Pb(OH)3-. Pada pH digunakan maka semakin banyak gugus aktif
tinggi permukaan adsorben bermuatan yang tersedia sehingga pertukaran H+ dengan
negatif, akibatnya terjadi tolakan antara ion logam, tetapi terjadi penurunan
permukaan adsorben dan spesies ion logam, penyerapan oleh adsorben karena ion logam
sehingga adsorpsi menjadi berkurang. Pada dan adsorben telah mencapai titik jenuh
pH netral atau cenderung basa efisiensi sehingga adsorben tidak mampu lagi untuk
adsorpsi dan kapasitas penyerapan cenderung menyerap ion logam. Peningkatan kapasitas
mengalami penurunan, hal ini disebabkan adsorpsi disebabkan oleh jumlah pembukaan
karena Pb(II) dapat mengalami reaksi situs aktif yang lebih besar sehingga adsorben
hidrolisis dalam larutan sehingga tidak stabil lebih banyak menjerap adsorbat dan kapasitas
dan menyebabkan kemampuan adsorben adsorpsi akan meningkat sampai tercapainya
limbah lumpur aktif mengalami penurunan bobot optimum. Setelah kondisi optimum,
untuk menyerap Pb(II). Pada kondisi pH basa, tidak tampak terjadi penyerapan yang
ion logam dapat membentuk endapan signifikan. Hal ini disebabkan sudah tidak ada
hidroksida sehingga proses adsorpsi sulit lagi adsorbat yang dijerap sehingga
terjadi (Raditya dan Hendiyanto, 2010). penambahan adsorben sampai kondisi tertentu
tidak akan memberi dampak pada
peningkatan kapasitas adsorpsi (Maslahat
dkk., 2015).
Chem. Prog. Vol. 13. No. 2, November 2020 74

1,2 menyebabkan semakin lamanya waktu kontak


akan menyebabkan terlepasnya kembali
1 Pb(II) ke dalam larutan sampel (Lestari,
0,8 2010).
Qe (mg/g)
0,6 0,997

0,4 0,996

0,2 0,995
0,994
0

Qe (mg/g)
0 2 4 6 0,993
Massa (g) 0,992
0,991
Gambar 5. Pengaruh massa adsorben terhadap
kapasitas penyerapan Pb(II). 0,99
0,989
Pengaruh waktu kontak 0 50 100 150
Pengaruh waktu kontak dapat dilihat Waktu Kontak (menit)
pada Gambar 6. Semakin lama waktu kontak
semakin banyak logam yang terserap karena Gambar 6. Pengaruh waktu kontak terhadap
semakin banyak kesempatan partikel kapasitas penyerapan Pb(II).
adsorben untuk bersinggungan dengan logam.
Akan tetapi apabila adsorbennya telah jenuh, Pengaruh konsentrasi larutan
maka waktu kontak tidak lagi berpengaruh Pengaruh konsentrasi larutan Pb(II)
terhadap daya serap. Pada waktu kontak 90 terhadap kapasitas penyerapan dapat dilihat
menit terjadi penurunan kapasitas serapan. pada Gambar 7. Jumlah ion Pb(II) yang
Hal ini terjadi karena waktu kontak yang terserap meningkat seiring dengan
terlalu lama menyebabkan terjadinya bertambahnya konsentrasi larutan Pb(II) yang
peristiwa desorpsi adsorbat dari permukaan dikontakkan dengan adsorben lumpur. Pada
adsorben disebabkan karena permukaan konsentrasi rendah yaitu 10 mg/L kapasitas
adsorben telah jenuh. Waktu kontak yang penyerapan yang diperoleh sebesar 0,995
lebih lama memungkinkan proses difusi dan mg/g kemudian mengalami peningkaan
penempelan molekul adsorbat berlangsung seiring dengan bertambahnya konsentrasi
lebih baik, namun pada kondisi dinama situs larutan Pb(II) hingga mencapai kondisi
aktif sudah jenuh akan terjadi penurunan optimum pada konsentrasi 300 mg/L dengan
kapasitas penyerapan (Salmariza dkk., 2016). kapasitas penyerapan 25,42 mg/g. Hal ini
Dari hasil analisis yang dilakukan, pengaruh sesuai dengan penelitian Venugopal dan
waktu kontak terhadap kapasitas penyerapan Mohanty (2011) yang menyatakan bahwa
memiliki bentuk grafik yang linear. Kapasitas dengan meningkatnya konsentrasi ion logam
penyerapan semakin besar seiring efisiensi penyerapan semakin berkurang,
bertambahnya waktu kontak. Kapasitas dikarenakan kemampuan menyerap adsorben
adsorpsi terbesar terjadi pada waktu 60 menit, terhadap ion logam sudah maksimum dimana
kemudian mengalami penurunan kapasitas penurunan efisiensi penyerapan pada
penyerapan pada waktu 90 menit. Menurut konsentrasi tinggi terjadi karena jumlah ion
Maslahat dkk (2015) Penambahan waktu logam dalam larutan tidak sebanding dengan
kontak tidak akan memberikan pengaruh yang jumlah partikel adsorben yang tersedia
signifikan terhadap penyerapan Pb(II) dalam sehingga adsorben akan mencapai titik jenuh
adsorben. Waktu optimum tercapai apabila dan efisiensi penyerapan akan berkurang.
peningkatan kadar Pb(II) teradsorpsi Konsentrasi ion logam sangat erat
mencapai titik maksimalnya, sehingga hubungannya dengan jumlah sisi aktif yang
penambahan waktu kontak tidak akan terdapat pada permukaan adsorben, yang
memberikan pengaruh yang signifikan mampu mengikat logam tersebut. Bila jumlah
terhadap pengurangan kadar Pb(II) dalam sisi aktif cukup besar dibanding jumlah ion
sampel. Dalam hal ini terjadi karena Pb(II) logam maka kapasitas penyerapan akan
teradsorpsi secara fisik (reversible) yang tinggi. Namun pada kondisi tertentu kapasitas
75 Chem. Prog. Vol. 13. No. 2, November 2020

penyerapan akan konstan bahkan terjadi 0,2 g, waktu kontak 60 menit dan konsentrasi
penurunan karena telah terjadi kejenuhan larutan Pb(II) adalah 300 mg/L dengan
pada adsorben. Pada konsentrasi yang lebih kapasitas penyerapan sebesar 25,420 mg/g.
tinggi, jumlah ion yang tersedia untuk
berikatan di daerah ikatan permukaan DAFTAR PUSTAKA
berlebih dan gaya dorong dari ion logam
semakin kuat, dengan demikian terjadi Ahmed, M.B., Zhou, J.L., Ngo, H.H. & Guo,
peningkatan adsorpsi (Chaidir dkk., 2015). W. 2016. Insight into biochar
Konsentrasi ion logam berhubungan dengan properties and its cost analysis.
banyaknya ion logam yang dapat berinteraksi Biomass Bioenergy. 84, 76 – 86.
dengan sisi aktif adsorben. Sehingga semakin Apriani, R., Faryuni, I.D. & Wahyuni, D.
banyak ion logam dalam larutan maka 2013. Pengaruh konsentrasi aktivator
semakin banyak kemungkinan terjadinya kalium hidroksida (KOH) terhadap
interaksi dengan sisi aktif adsorben sehingga kualitas karbon aktif kulit durian
kapasitas penyerapan meningkat (Bhernama, sebagai adsorben logam Fe pada air
2017). gambut. Prisma Fisika. 1(2), 82–86.
30 Chiang, Y. W., Santos, R.M., Ghyselbrecht,
K., Cappuyns, V., Martens, J.A.,
25 Swennen, R. & Meesschaert, B. 2012.
Adsorption of multi-heavy metals onto
20
water treatment residuals: sorption
capacities and applications. Journal of
Qe (mg/g)

15
Chemical Engineering. 200, 405-415.
10 Chaidir, Z., Hasanah, Q. & Zein, R. 2015.
Penyerapan ion logam Cr(III) dalam
5 larutan menggunakan kulit buah
0
jengkol (Pithecellobium jiringa (Jack)
0 200 400 600 Prain.). Jurnal Riset Kimia. 8(2), 2476-
8960.
Konsentrasi (mg/L)
Ge, F., Li, M.M., Ye, H. & Zhao, B. 2012.
Effective removal of heavy metal ions
Gambar 7. Pengaruh kosentrasi terhadap Cd2+, Zn2+, Pb2+, Cu2+ from aqueous
kapasitas penyerapan Pb(II). solution by polymer-modified magnetic
nanoparticles. Journal of Hazardous
KESIMPULAN Matter. 211–212, 366–372.
Hadi, P., Xu, M., Ning, H. & Lin, C.S.K.
Limbah lumpur aktif pengolahan air 2015. A critical review on preparation,
minum PDAM Tirta Mayang Jambi memiliki characterization and utilization of
potensi untuk dijadikan sebagai adsorben ion sludgederived activated carbons for
logam Pb(II) dengan adanya kandungan wastewater treatment. Chemical
utama silika dan alumina yang merupakan Engineering Journal. 260, 895–906.
situs aktif dalam pembuatan adsorben, dan Hajar, S., Wahyuni, N. & Destiarti, L. 2014.
munculnya gugus hidroksil (O-H) setelah Karakterisasi Zeolit A sintetis dari
dilakukannya proses aktivasi yang mampu lumpur PDAM Kota Pontianak dan
meningkatkan kinerja adsorben dalam proses Alumina. Jurnal Kimia Khatulistiwa.
penyerapan ion logam Pb(II). Adsorben dari 3(1), 12-16.
limbah lumpur aktif pengolahan air minum Ihsanullah., Patel, F., Khraisheh, M., Atieh,
PDAM Tirta Mayang Jambi memiliki M.A. & Laoui T. 2017. Novel
morfologi permukaan yang menggumpal aluminum oxide-impregnated carbon
(aglomerasi), dimana lumpur yang teraktivasi nanotube membrane for the removal of
KOH memiliki morfologi permukaan seperti cadmium from aqueous solution.
lempengan yang lebih besar dibandingkan Materials. 10(10), 1144-1158.
dengan lumpur sebelum teraktivasi KOH. Jin, H., Capareda, S., Chang, Z., Gao, J., Xu,
Penyerapan optimum ion logam Pb(II) Y. & Zhang, J. 2014. Biochar
diperoleh pada kondisi pH 5, massa adsorben pyrolytically produced from municipal
Chem. Prog. Vol. 13. No. 2, November 2020 76

solid wastes for aqueous As(V) adsorben logam berat Pb pada limbah
removal: adsorption property and its cair elektroplating. Jurnal Ilmiah
improvement with KOH activation. Teknik Lingkungan. Vol 8(1), 10-18.
Bioresource Technology. 169, 622– Salmariza, S., Mardiati, M., Mawardi, M.,
629. Sofyan, S., Ardinal, A. & Purnomo, Y.
Kusmaya, M., Setiadi T.J. & Halim, M.B. 2016. Adsorbsi ion Cr(VI)
2013. Adsorpsi Kadmium(II) dan menggunakan adsorben dari limbah
Kromium(III) dalam air oleh lumpur padat lumpur aktif industri crumb
aktif. Reaktor. 7(2), 77-83. rubber. Jurnal Litbang Industri. 6(2),
Lestari, S. 2010. Pengaruh berat dan waktu 135-145.
kontak untuk adsorpsi Timbal(II) oleh Silverstain, R. M., Webster, F.X. & Kiemle,
adsorben dari kulit batang jambu biji D.J. 2005. Identification of organic
(Psidium guajava L.). Jurnal Kimia compounds. New York: John Wiley &
Mulawarman. 8(1), 7-10. Sons, Inc.
Maslahat, M., Taufiq, A. & Subagja, P.W. .Sud, D., Mahajan, G., Kaur, M.P. 2008.
2015. Pemanfaatan limbah cangkang Agricultural waste material as potential
telur sebagai adsorben untuk adsorpsi adsorbent for sequestering heavy metal
logam Pb dan Cd. Jurnal Sains Natural ions from aqueous solutions – a review.
Universitas Nusa Bangsa. 5(1), 92-100. Bioresource Technology. 99, 6017–
Martins, A.E., Pereira, M.S., Jorgetto, A.O., 6027.
Martines, M.A.U., Silva, R.I.V., Saeki, Trakal, L., Sigut, R., Sillerova, H.,
M.J. & Castro, G.R. 2013. The Faturıkova, D. & Komarek, M. 2014.
reactive surface of Castor leaf (Ricinus Copper removal from aqueous solution
communis L) powder as a green using biochar: effect of chemical
adsorbent for the removal of heavy activation. Arabian Journal of
metals from natural river water. Appl. Chemistry. 7, 43–52.
Surf. Sci. 276, 24–30. Venugopal, V. & Mohanty, K. 2011.
Mustopa, R.S. & Risanti, D.D. 2013. Biosorptive uptake of Cr(VI) from
Karakterisasi sifat fisis lumpur panas aqueous solutions by Parthenium
sidoarjo dengan aktivasi kimia dan hysterophorus weed: Equilibrium,
fisika. Jurnal Teknik Pomits. 2(2), 256- Kinetics and Thermodynamic Studies.
261. Chemical Engineering Journal. 174(1),
Nurafriyanti., Prihatini, N.S. & Syauqiah, I. 151-158.
2017. Pengaruh variasi pH dan berat Xu, G., Yang, X., Spinosa, L. 2015.
adsorben dalam pengurangan Development of sludge-based
konsentrasi Cr total pada limbah adsorbents: preparation,
artifisial menggunakan adsorben ampas characterization, utilization and its
daun teh. Jurnal Teknik Lingkungan. feasibility assessment. Journal of
3(1), 56-65. Environment Management. 151, 221–
Pan, Z., Tian, J., Xu, G., Li, J. & Li, G. 232.
2011. Characteristics of adsorbents Zielinska, A., Oleszczuk, P., 2015. Evaluation
made from biological, chemical and of sewage sludge and slow pyrolyzed
hybrid sludges and their effect on sewage sludge-derived biochar for
organics removal in wastewater adsorption of phenanthrene and pyrene.
treatment. Water Resource. 45, 819– Bioresource Technology. 192, 618–
827. 626.
Rachmawati, R. & Ma‟ruf, W.F. 2013. Zikra, N. R. Y., Chairul dan Yenti, S.R.
Pengaruh lama perebusan kerang darah 2016. Adsorpsi ion logam Pb dengan
(Anadara granosa) dengan arang aktif menggunakan karbon aktif kulit durian
terhadap pengurangan kadar logam yang teraktivasi. Jom FTEKNIK. 3(1),
kadmium dan kadar logam timbal. 1-8.
Jurnal Pengolahan dan Bioteknologi
Hasil Perikanan. 2(3), 41-50.
Raditya, B.C. & Hendiyanto, O.C. 2010.
Pemanfaatan kulit durian sebagai

Anda mungkin juga menyukai