Oleh
Rahayu Setyowati, SKp.,MKep.
DESKRIPSI PEMBELAJARAN
Modul ini dibuat untuk melengkapi kemampuan mahasiswa dalam menguasai keterampilan
dalam pemasangan Naso Gastric Tube sehingga mahasiswa dapat mencapai kemampuan
tertentu dalam pemenuhan kebutuhan dasar manusia: nutrisi.
Kompetensi Umum:
Setelah menyelesaikan praktikum ini mahasiswa harus mampu memahami dan melakukan
prosedur pemasangan Naso Gastric Tube yang benar serta mempunyai kemampuan untuk
memberikan nutrisi pada klien yang terpasang NGT secara tepat.
Kompetensi
Khusus
PRASYARAT
1. Sebelum berlatih mahasiswa harus menguasai ilmu dasar anatomi dan fisiologi
pada sistem pencernaan dan pernafasan bagian atas manusia.
2. Sebelum berlatih, mahasiswa harus:
- mempelajari kembali Penuntun praktikum tentang cuci tangan
- mempelajari kembali Penuntun praktikum tentang komunikasi pada pasien
- mempelajari kembali Penuntun praktikum tentang memakai dan melepas
sarung tangan
Perhatian :
Pemasangan NGT
Insersi slang nasogastrik meliputi pemasangan slang plastik lunak melalui nasofaring klien
kedalam lambung. Slang mempunyai lumen berongga yang memungkinkan baik pembuangan
sekret gastrik dan pemasukan cairan ke dalam lambung.
Pelaksanaan harus seorang profesional kesehatan yang berkompeten dalam prosedur dan
praktek dalam pekerjaannya. Pengetahuan dan keterampilan dibutuhkan untuk melakukan
prosedur dengan aman adalah :
1. Anatomi dan fisiologi saluran gastri-intestinal bagian atas dan sistem pernafasan.
Peralatan
1. NGT (Feeding Tube) sesuai ukuran:
a. Dewasa : 16-18 Fr
b. Anak-anak : 9-10 Fr
c. Bayi : 6 Fr
2. 1 buah handuk kecil.
3. 1 buah perlak.
4. Jelly/lubricant.
5. Sarung tangan bersih.
6. Spuit 50 cc.
7. Plester atau hipafix.
8. Benang wol (bila ada).
9. Gunting.
10. Tongue Spatel.
11. Penlight atau senter.
12. Stetoskop.
13. Bengkok.
Langkah Pemasangan
Suplai nutrisi setiap hari secara adekuat memegang peranan penting untuk pasien
kritis dan pasien yang dalam perawatan baik di Pusat Pelayanan Primer (Puskesmas) maupun
di Rumah Sakit pada umumnya . Adapun tujuan dari pemberian nutrisi ini adalah untuk
memelihara kesehatan pasien dan untuk meningkatkan ketahanan tubuh terhadap penyakit.
Nutrisi dapat diberikan secara enteral ataupun parenteral. Nutrisi enteral artinya pemberian
nutrisi diberikan melalui jalur saluran gastrointestinal, bisa per oral ataupun melalui
pemasangan NGT (Nasogastric tube) jika pemberian per oral mengalami gangguan. Namun,
apabila jalur enteral tidak adekuat ataupun tidak memungkinkan, maka pemberian nutrisi
pasien dapat dilakukan secara parenteral.
Jenis nutrisi yang diberikan tergantung berdasarkan cara pemberiannya, kondisi
pasien, dan aktivitas pasien tersebut. Apabila terjadi gangguan komposisi tubuh akibat
pemberian makronutrien yang tidak adekuat (Karbohidrat, lemak, protein) ataupun
mikronutrien (vitamin, mineral, trace element) yang disebut dengan kondisi malnutrisi, akan
mengakibatkan penurunan berat (massa) badan, massa organ dan yang terpenting adalah
menyebabkan terjadinya penurunan fungsi organ. Untuk itu, bantuan nutrisi
sangat dibutuhkan agar dapat menghindarkan pasien dari kekurangan ataupun kelebihan
Laboratorium Keperawatan STIKES YPIB MajalengkaKMB II
kalori, meminimalkan efek starvasi, dan menyediakan kebutuhan makronutrien dan
mikronutrien dalam jumlah yang tepat.
Kebutuhan Makronutrien:
1. Karbohidrat : 60-70 % dari kebutuhan kalori, menghasilkan energi 4 kkal/gram
2. Lipid : 30-40% total kalori , menghasilkan energi 9 kkal/g.
- Dibanding makronutrien lainnya, lipid menghasilkan energi lebih banyak, penting untuk
integritas dinding sel, sintesa prostaglandin, vitamin larut lemak dan obat -obatan. Bila
tidak digunakan sebagai sumber energi dapat terjadi defisiensi asam lemak essensial yang
dapat menyebabkan: dermatitis, alopecia, penurunan immunologis, serta perlemakan hati.
3. Protein : Kebutuhan protein 1,5 g/kg/hari.
- Protein merupakan sumber nitrogen
- Pada pasien dengan penyakit hati dan ginjal proporsi kebutuhan protein dikurangi
Pemberian kalori yang memadai akan memberikan pertumbuhan bayi/anak yang memadai.
Protein diberikan secara bertahap. Pada pemberian awal, sebaiknya diberikan protein 1,2-1,5
g/kgBB/hari. Pemberian mikronutrien terindikasi bila anak hanya mendapatkan volume
makanan dalam jumlah yang sedikit.
Persiapan alat
Langkah-langkah
PROSEDUR
PEMASANGAN NGT (NASO GASTRIC TUBE)
Tujuan Umum:
Mahasiswa mampu melakukan latihan pemasangan NGT di tempat tidur.
Tujuan Khusus:
Setelah mengikuti praktikum ini mahasiswa diharapkan mampu:
1. Menyebutkan definisi dari tindakan pemasangan NGT dengan tepat.
2. Menyebutkan tujuan dari tindakan pemasangan NGT dengan tepat.
3. Menyebutkan indikasi dari tindakan pemasangan NGT dengan tepat.
4. Menyebutkan dan mempersiapkan alat-alat yang diperlukan untuk pemasangan NGT
dengan benar.
5. Mendemonstrasikan tindakan pemasangan NGT dengan benar.
DEFINISI:
Pemasangan selang (tube) dari rongga hidung sampai ke lambung.
TUJUAN:
1. Pemenuhan nutrisi dengan memberikan makanan cair.
2. Memasukkan obat-obatan cair atau obat-obatan padat yang sudah dihaluskan.
3. Kumbah lambung.
INDIKASI:
1. Pasien tidak sadar.
2. Pasien dengan masalah saluran cerna bagian atas (misal: stenosis esofagus, tumor pada
mulut, tumor pada faring atau tumor pada esofagus).
3. Pasien dengan kesulitan menelan.
4. Pasien paska bedah pada mulut, faring atau esofagus.
5. Pasien yang mengalami hematemesis.
6. Pasien yang mengalami IFO (Intoksikasi Fosfat Organik).
PERSIAPAN ALAT:
- Untuk Pemasangan NGT:
4. Jelly/lubricant.
5. Sarung tangan bersih.
6. Spuit 10 cc.
7. Plester atau hipafix.
8. Benang wol (bila ada).
9. Gunting.
10. Tongue Spatel.
11. Penlight atau senter.
12. Stetoskop.
13. Bengkok.
BILAS/KUMBUH LAMBUNG
Oleh : Rahayu Setyowati, SKp.,MKep
TUJUAN PEMBELAJARAN
TUJUAN INSTRUKSIONAL UMUM
Peserta didik mampu memahami dan mendemonstrasikan teknik bilas (kumbuh) lambung
A. PENDAHULUAN
Bilas lambung (gastric lavage) adalah membersihkan lambung dengan cara
memasukan dan mengeluarkan air ke/dari lambung dengan menggunakan NGT (Naso
Gastric Tube). Menurut Smelltzer dan Bare (2001:2487), lavase lambung adalah aspirasi isi
lambung dan pencucian lambung dengan menggunakan selang lambung. Bilas lambung,
atau disebut juga pompa perut dan irigasi lambung merupakan suatu prosedur yang
dilakukan untuk membersihkan isi perut dengan cara mengurasnya. Lavase lambung
dikontraindikasikan setelah mencerna asam atau alkali, pada adanya kejang, atau setelah
mencerna hidrokarbon atau petroleum disuling. Hal ini terutama berbahaya setelah
mencerna agen korosif kuat. Kumbah lambung merupakan metode alternatif yang umum
pengosongan lambung, dimana cairan dimasukkan kedalam lambung melalui orogastrik
atau nasogastrik dengan diameter besar dan kemudian dibuang dalam upaya untuk
membuang bagian agen yang mengandung toksik. Selama lavage, isi lambung dapat
dikumpulkan untuk mengidentifikasi toksin atau obat. Selama dilakukan bilas lambung,
cairan yang dikeluarkan akan ditampung untuk selanjutnya diteliti racun apa yang
terkandung
B. DEFINISI
C. TUJUAN
Menurut Smelltzer dan Bare (2001:2487), tujuan lavase lambung yaitu sebagai
berikut:
1. untuk pembuangan urgen substansi dalam upaya menurunkan absorpsi sistemik;
2. untuk mengosongkan lambung sebelum prosedur endoskopik;
3. untuk mendiagnosis hemoragi lambung dan menghentikan hemoragi.
D. INDIKASI
1. Keracunan obat
2. Keracunan zat kimia
3. Keracunan makanan
4. Hematemesis
5. Untuk mengosongkan lambung sebelum prosedur endoskopik
E. KONTRAINDIKASI
1) Alat
a) Selang lambung (NGT) sesuai ukuran yang diperlukan.
b) Spuit 50 cc
c) Perlak dan handuk
d) Ember penampung
e) NaCl 0,9 % atau Air matang
f) Hand scoon steril
g) Spatel lidah
h) Corong
i) Pelicin / jelly
j) Stethoscope
k) Plester
l) Gunting Plester
m) Korentang dan tempatnya
2) Pasien
a) Pasien / keluarga diberi penjelasan tentang tindakan yang akan dilakukan
b) Pasien pada posisi lateral kiri
3) Lingkungan
Jaga privasi pasien dengan mengkondisikan ruangan tertutup.
4) Pelaksanaan
1. Persiapan alat
2. Persiapan pasien dan lingkungan
a.Menjelaskan kepada pasien dan keluarga tentang tindakan yang akan dilakukan
b.Menutup lingkungan dengan sketsel/ korden
3. Pelaksanaan
a. Alat didekatkan ke pasien
b. Memasang perlak di bawah kepala pasien sampai sebatas bahu
Laboratorium Keperawatan STIKES YPIB MajalengkaKMB II
c. Meletakkan handuk di dada pasien 21
Pengertian
Membersihkan stoma kolostomi, kulit sekitar stoma , dan mengganti kantong
kolostomi secara berkala sesuai kebutuhan.
Tujuan
Persiapan pasien
PERSIAPAN ALAT
1. Colostomy bag atau cincin tumit, bantalan kapas, kain berlubang, dan kain
persegi empat
2. Kapas sublimate/kapas basah, NaCl
3. Kapas kering atau tissue
4. 1 pasang sarung tangan bersih
5. Kantong untuk balutan kotor
6. Baju ruangan / celemek
7. Bethadine (bila perlu) bila mengalami iritasi
8. Zink salep
9. Perlak dan alasnya
10. Plester dan gunting
11. Bila perlu obat desinfektan
12. bengkok
13. Set ganti balut
1. Memberitahu klien
2. Menyiapkan lingkungan klien
3. Mengatur posisi tidur klien
PROSEDUR KERJA
1. Cuci tangan
2. Gunakan sarung tangan
3. Letakkan perlak dan alasnya di bagian kanan atau kiri pasien sesuai letak
stoma
4. Meletakkan bengkok di atas perlak dan didekatkan ke tubuh pasien
5. Mengobservasi produk stoma (warna, konsistensi, dll)
6. Membuka kantong kolostomi secara hati-hati dengan menggunakan pinset
dan tangan kiri menekan kulit pasien
7. Meletakan colostomy bag kotor dalam bengkok
8. Melakukan observasi terhadap kulit dan stoma
9. Membersihkan colostomy dan kulit disekitar colostomy dengan kapas
sublimat / kapas hangat (air hangat)/ NaCl
10. Mengeringkan kulit sekitar colostomy dengan sangat hati-hati menggunakan
kassa steril
11. Memberikan zink salep (tipis-tipis) jika terdapat iritasi pada kulit sekitar stoma
12. Menyesuaikan lubang colostomy dengan stoma colostomy
13. Menempelkan kantong kolostomi dengan posisi vertical/horizontal/miring
sesuai kebutuhan pasien
14. Memasukkan stoma melalui lubang kantong kolostomi
15. Merekatkan/memasang kolostomy bag dengan tepat tanpa udara didalamnya
16. Merapikan klien dan lingkungannya
17. Membereskan alat-alat dan membuang kotoran
18. Melepas sarung tangan
19. Mencuci tangan
20. Membuat laporan
I. TUJUAN PRAKTIKUM
Setelah mengikuti praktikum berikut diharapkan mahasiswa dapat melakukan
keterampilan dalam melakukan enema.
II.TUJUAN
Prosedur ini bertujuan untuk mengosongkan isi rektum/kolon dari gas, feses
atau mukus dan mernbilas sasluran pencernaan bagian bawah un tuk
pemeriksaan radiologi, persiapan operasi atau perncriksaan lain.
NILAI
NO ASPEK YANG DINILAI
0 1 2
1 Menyiapkan alat :
1. Selimut mandi
2. Alas pot/bokong (perlak dan alasnya)
3. Semprit gliserin (metal disposible)
4. Bengkok
5. Gliserin dalam botol direndam air panas/ 15 – 20 cc dalam
mangkok kecil direndam dalam mangkok ukuran sedang berisi
air panas
6. Mangkok kecil
7. Pispot
8. Botol cebok
9. Sampiran
10. Kertas kloset
11. Sarung tangan/handscon
2 Persiapan perawat :
1. Memberitahu pasien tentang maksud dan tujuan.
I. TUJUAN PRAKTIKUM
Setelah mengikuti praktikum berikut diharapkan mahasiswa dapat melakukan
keterampilan dalam melakukan huknah
II. KONSEP TEORI
1. PENGERTIAN
2. TUJUAN
NILAI
NO ASPEK YANG DINILAI
0 1 2
1 Menyiapkan alat :
1. Selimut mandi
2. Alas bokong & perlak
3. Irigator lengkap dengan kanule rectal ( untuk huknah
rendah )
4. Irigator lengkap dengan kanule usus ( untuk huknah tinggi )
5. Cairan hangat, misalnya:
- air biasa
- air sabun 1 – 1%
- NaC1 0,9 %
Jumlah cairan, antara lain:
a. Bayi : 150 – 250 cc
b. Anak : 250 – 350 cc
c. Usia sekolah : 300 – 500 cc
d. Remaja : 500 – 700 cc
e. Dewasa : 750 – 1000 cc
6. Bengkok
7. Pelumas (cylocain jelly 2 %)
8. Tiang penggantung irigator
9. Sampiran/sketsel
10. Sarung tangan
11. Jika perlu sediakan pispot, air pembersih dan kapas cebok/
tissue toilet
2 Persiapan perawat :
1. Memberitahu dan menjelaskan tujuan tindakan.
2. Mengatur posisi pasien pada posisi lengkap
3. Untuk huknah rendah klien miring ke kiri (cairan masuk
Desenden)
4. Untuk huknah tinggi klien miring ke kanan (cairan masuk
Asenden)
3 Persiapan lingkungan :
1. Ciptakan lingkungan yang tenang
2. Gunakan sketsel saat melakukan prosedur
4 Perawat mencuci tangan, keringkan dan menggunakan sarung
tangan
5 Alas bokong dan perlak dipasang
6 Pasang selimut mandi kemudian pakaian bawah pasien
dikeataskan / dibuka
7 Irigator diisi dengan cairan hangat sesuai dengan suhu badan
dan hubungkan dengan kanula rectal (huknah rendah) /
dengan kanula usus (huknah tinggi)
8 Menggantungkan irigator pada standart setinggi 50 cm dari