Anda di halaman 1dari 25

MATERI KEANEKARAGAMAN HEWAN DAN TUMBUHAN

4.1 Menjelaskan keanekaragaman hewan berdasarkan hasil pengamatan (sertakan bukti foto
dalam makalah)
4.2 Menjelaskan keanekaragaman tumbuhan berdasarkan hasil pengamatan
4.3 Menjelaskan keanekaragaman tingkat gen, spesies, ekosistem.
INDIKATOR
4.3 Menjelaskan keanekaragaman tingkat gen, spesies, ekosistem.

Keanekaragaman Hayati Tingkat Gen

Keanekaragaman tingkatan ini disebabkan karena adanya variasi gen atau struktur gen dalam
suatu spesies makhluk hidup. Gen sendiri merupakan faktor pembawa sifat keturunan yang dapat
dijumpai di dalam kromosom. Setiap susunan gen akan memberi penampakan, baik anatomi
ataupun fisiologi, pada setiap organisme. Bila susunannya berbeda, alhasil penampakannya pun
akan berbeda pada satu sifat atau bahkan secara keseluruhan.

Keanekaragaman satu ini cukup mudah dikenali dengan ciri-cirinya yang memiliki variasi, nama
ilmiah yang sama, serta perbedaan morfologi yang tidak terlalu mencolok. Biasanya,
keanekaragaman hayati tingkat gen disebut sebagai varietas.

Contoh keanekaragaman hayati tingkat gen pada tumbuhan:

 Padi (Oryza sativa) dengan varietas: padi rojolele, padi ciherang, padi ciliwung, dll.
 Mangga (Mangifera indica) dengan varietas: mangga arumanis, mangga manalagi,
mangga golek, dll.
 Durian (Durio zibethinus) dengan varietas: durian petruk, durian bawor, durian
monthong, dll.

Contoh keanekaragaman hayati tingkat gen pada hewan:

 Anjing (Canis familiaris) dengan ras: anjing golden retriever, anjing bulldog, anjing
german shepherd, dll.
 Kucing (Felis catus) dengan ras: kucing anggora, kucing persia, kucing sphinx, dll.
 Sapi (Bos taurus) dengan ras: sapi bali, sapi madura, sapi fries holland, dll.

Dalam keanekaragaman hayati tingkat gen, peningkatan dapat terjadi lewat persilangan alias
hibridisasi antarorganisme atau spesies dengan sifat berbeda serta pembudidayaan hewan dan
tumbuhan liar oleh manusia alias domestikasi.

Keanekaragaman Hayati Tingkat Spesies

Keanekaragaman satu ini dapat ditemukan pada komunitas atau kelompok berbagai spesies
makhluk hidup dalam genus atau famili yang sama yang hidup di suatu tempat. Biasanya,
semakin jauh dari kehidupan manusia, keanekaragaman tingkat spesies pun menjadi semakin
tinggi. Misalnya, di hutan.

Contoh keanekaragaman hayati tingkat spesies pada tumbuhan:

 Tingkat genus
o Genus Citrus: jeruk bali (Citrus maxima), jeruk nipis (Citrus aurantifolia), dan
jeruk manis (Citrus nobilis).
o Genus Musa: pisang buah (Musa paradisiaca) dan pisang serat (Musa textilis).
 Tingkat famili
o Famili Poaceae: padi (Oryza sativa), jagung (Zea mays), dan alang-alang
(Imperata cylindrical).
o Famili Zingiberaceae: kunyit (Curcuma domestica) dan jahe (Zingiber
officinalis).

Contoh keanekaragaman hayati tingkat spesies pada hewan:

 Tingkat genus
o Genus Felis: kucing leopard (Felis bengalensis), kucing rumahan (Felis
silvestris), dan kucing hutan (Felis chaus).
o Genus Bos: sapi berpunuk (Bos indicus), sapi potong dan perah di Eropa (Bos
Taurus), dan sapi asli Indonesia (Bos sondaicus).
 Tingkat famili
o Famili Bovidae: sapi (Bos) dan kerbau (Bubalus).
o Famili Canidae: serigala (Canis) dan rubah (Lycalopex).
Keanekaragaman Hayati Tingkat Ekosistem

Keanekaragaman ini terjadi akibat perbedaan letak geografis yang menyebabkan perbedaan iklim
dan berpengaruh terhadap perbedaan suhu, curah hujan, intensitas cahaya matahari, dan lamanya
penyinaran matahari. Dengan sekian banyak perbedaan tersebut, flora dan fauna yang menempati
suatu daerah akan bervariasi pula.

Contoh keanekaragaman hayati tingkat ekosistem:

 Ekosistem lumut yang terletak di wilayah sekitar puncak gunung atau di daerah dingin
sekitar kutub dan didominasi oleh tumbuhan lumut. Hewan yang dapat dijumpai di
dalamnya ialah hewan-hewan berbulu tebal seperti beruang kutub.
 Ekosistem hutan konifer yang didominasi oleh tumbuhan yang berdaun seperti jarum,
misalnya pinus atau cemara. Di dalamnya, terdapat hewan juga, salah satunya yaitu
beruang.
 Ekosistem hutan hujan tropis yang ditumbuhi beragam pohon, liana, dan epifit. Hewan
yang hidup di dalamnya misalnya kera.
 Ekosistem padang rumput yang terdapat di wilayah kering di ketinggian sekitar 4000
mdpl dan didominasi oleh rumput-rumputan. Pada ekosistem ini, hidup mamalia besar,
karnivora, dan herbivora.
 Ekosistem gurun yang memiliki perbedaan suhu mencolok antara siang dan malam,
angin kencang, iklim panas, dan hujan yang sangat sedikit serta didominasi oleh
kelompok tumbuhan xerofit seperti kaktus. Hewan yang dapat dijumpai di dalamnya
adalah reptil dan mamalia kecil.
 Ekosistem pantai yang didominasi oleh formasi pes-caprae dan barringtonia berbentuk
perdu atau pohon. Di dalamnya, terdapat serangga, burung pantai, dll.

Wah, ternyata tidak perlu jauh-jauh, ya! Di sekitar kita pun, kita dapat menyaksikan
keanekaragaman hayati ini. Sekian dulu materi keanekaragaman hayati yang bisa Quipper Blog
berikan kali ini. Jangan jenuh-jenuh belajar Biologi, ya, Quipperian! Biar makin semangat, yuk
gabung bersama Quipper Video supaya belajarnya lebih seru. Selain ada rangkuman materi,
kamu juga bisa belajar latihan soal dan nonton video dari tutor kece. Buruan daftar, ya!

Sumber:

 http://learn.quipper.com/
LAPORAN BIOLOGI
ACARA V

Keanekaragaman Organisme Hewan dan


Tumbuhan

Nama : Afi Latul Laili


NIM : 120210101115
Kelas : B

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA


JURUSAN PENDIDIKAN MIPA
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS JEMBER
2013
I.         JUDUL : Keanekaragaman Organisme Hewan dan Tumbuhan
II.      TUJUAN
1.      Mahasiswa bisa menjelaskan struktur morfologi hewan invertebrata dan vertebrata
2.      Mahasiswa bisa menjelaskan struktur morfologi beraneka ragam tumbuhan dari tingkat rendah
sampai tingkat tinggi
III.   DASAR TEORI
Di dalam ekosistem terdapat berbagai jenis hewan tersebut memiliki kebutuhan yang
sama tetapi mereka mereka memiliki perbedaan dan persamaan. Perbedaan itu meliputi struktur
dan bentuk tubuhnya. Perbedaan yang nyata memungkinkan mereka dikenali sebagai kelompok
yang berbeda. Perbedaan tersebut menunjukkan adanya kenekaragaman. Klasifikasi kingdom
animalia berdasarkan ada tidaknya tulang belakang dibedakan menjadi dua yaitu:
1.         Hewan Tidak Bertulang Belakang (Invertebrata)
Invertebrata merupakan hewan tidak bertulang belakang. Sebagian besar invertebrata
mempunyai habitat di air atau tempat lembab. Organ tubuh invertebrata sebagian besar belum
sempurna, baik organ-organ penyusun sistem respirasi , ekskresi, pencernaan, koordinasi dan
sistem reproduksi. Beberapa invertebrata bermanfaat bagi manusia tetapi ada juga yang
membahayakan bagi manusia. (Waluyo,2010:93)
Phylum invertebrata terdiri atas porifera, merupakan hewan yang berlubang-
lubang(berpori) hidup di air tawar, di rawa, di laut dangkal, dan air jernih yang tenang.
Tubuhnya tersusun dari jaringan diploblastik atau dengan dua lapisan jaringan. Lapisan luar
terdiri dari lapisan epidermis dan lapisan dalam terdiri dari sel-sel leher atau sel koanosit. Bentuk
tubuhnya menyerupai vas bunga, memiliki rongga tubuh(spongosol) dan lubang
keluar(oskulum), tubuhnya lunak dengan permukaan berpori(ostium). Porifera menguntungkan
manusia karena sponsnya dapat digunakan untuk alat gosok tubuh. Tubuh porifera yang mati
juga dapat digunakan sebagai hiasan. (Jasin,1989:82)
Coelenterata merupakan hewan berongga. Disebut juga bintang karang laut karena
penyusun karang laut yang tersusun atas kapur dan silikat. Hidup melekat membentuk kelompok
atau koloni yang bercabang-cabang. Umumnya hidup di laut namun beberapa jenis ada juga di
air tawar. Tubuh coelenterata berbentuk tabung yang hidup melekat namun ada pula yang
berbentuk payung dan hidup bebas. Rongga dalam tabung bertindak sebagai saluran pencernaan.
Di sekeliling mulut terdapat lima lengan atau lebih yang tersusun radian. Lengan dan tubuh dapat
bergerak karena mengandung sel otot dan sel kulit. Sistem saraf tersebar. (Waluyo,2010:95)
Platyhelmintes, pemberian nama pada hewan ini sangat tepat. Hewan ini simetris bilateral
dengan sisi kiri dan kanan, permukaan dorsal dan ventral dan juga anterior dan posterior. Dua
kelas cacing pipih semata-mata terdiri atas bentuk-bentuk parasit. Cacing hati dewasa(Kelas
Trematoda) melekat pada inangnya dengan alat penghisap yang terdapat dipermukaan ventral.
Banyak yang menghasilkan larva yang juga merupakan parasit tetapi pada inang yang berbeda,
biasanya beberapa spesies siput. Cacing pita(Kelas Cestoda), sepertinya halnya cacing hati
merupakan parasit. Hewan dewasa hidup dalam usus inangnya dan menyerap zat makanan dari
sekelilingnya. Sebagian besar cacing pita membutuhkan dua atau lebih inang untuk
menyelesaikan daur hidupnya. Manusia dapat ditulari cacing pita karena makan ikan, daging sapi
dan babi yang tidak matang. (Kimball,1983:900)
Nemathelmintes merupakan cacing gilik yang tubuhnya berbentuk meruncing pada kedua
ujungnya dan tertutup kutikula yang licin dengan garis yang melingkar halus. Ada yang hidup
bebas dalam tanah yang lembab, ada pula yang hidup parasit dalam saluran pencernaan, otot,
bawah kulit dan jaringan tubuh pengikat tompangan. Pada nemathelmintes yang parasit ada yang
memiliki tingkat hidup larva yang menempuh perjalanan hidup sementara di tanah atau dalam
cairan tubuh tompang. Contoh: cacing gelang dan cacing tambang. (Waluyo,2010:96)
Annelida, cacing dari Phylum ini bersegmen artinya tubuhnya terdiri atas satuan yang
berulang-ulang. Meskipun beberapa struktur seperti saluran pencernaan terdapat disepanjang
tubuh cacing tersebut, tetapi yang lain seperti organ ekskresi terulang pada segmen demi segmen.
Dari luar segmentasi ini tampak seperti rangkaian cincin. Ciri-ciri khas lain annelida adalah
simetri bilateral, suatu sistem peredaran yang efisien dengan darah yang dipompa melalui sistem
pembuluh dari tertutup dan sistem saraf yang cukup rumit. Pembuluh saraf utama terdapat di
bagian ventral. Pada phylum annelida ditemukan 8900 spesies yang dibagi menjadi tiga kelas.
Kelas yang terbesar adalah Polychaeta yang terdiri atas cacing laut seperti cacing palolo. Cacing
tanah biasa dan sejumlah cacing air tawar adalah anggota kelas Oligochaeta. Kelas ketiga
Hirudinea terdiri atas lintah. (Kimball,1983:906)
Mollusca merupakan hewan bertubuh lunak. Tubuh dilindungi oleh rangka yang tersusun
atas kapur yang sangat keras dan dilapisi bahan tanduk. Rangka ini disebut shell. Shell ada yang
dapat membuka, ada yang tetap tertutup dan lewat salah satu lubangnyalah kepala dan kaki
binatangnya dapat dijulurkan. Umumnya hidup di air, sedikit ada juga di darat. Yang di air
bernapas dengan insang, yang di darat dengan paru-paru. Memakan hancuran tubuh makhluk
atau bagian tumbuhan segar. Contoh: siput, cumi dan bekicot. (Waluyo,2010:97)
Arthropoda berkaitan dengan bangun tubuhnya yang beruas-ruas, eksoskeleton yang
keras dan tonjolan yang berbuku(arthropoda berarti ‘kaki berbuku’). Tubuh arthropoda
sepenuhnya ditutupi oleh kutikula, suati eksoskeleton yang terbuat dari lapisan-lapisan protein
dan polisakarida bernama kitin. Kutikula bisa tebal dan keras pada beberapa bagian tubuh
maupun setipis kertas dan pleksibel di bagian-bagian lain. Beberapa kelas pada Arthropoda yaitu
Arachnida merupakan kelompok yang mencakup kalajengking, laba-laba, caplak dan tungau.
Arachnida memiliki sefalotoraks yang terdiri dari enam pasang tonjolan: kelisera, sepasang
tonjolan yang disebut pedipalpus berfungsi dalam mengindra, mencari makanan atau reproduksi
dan empat pasang kaki untuk berjalan. Laba-laba menggunakan kelisera mirip taring yang
dilengkapi dengan kelenjar bisa untuk menyerang korban. Kaki seribu (Kelas Diplopoda)
memiliki kaki yang berjumlah banyak walaupun kurang dari seribu seperti namanya. Tidak
seperti kaki seribu, lipan(Kelas Chilopoda) adalah karnivor. Setiap segmen pada daerah batang
tubuh lipan memiliki sepasang kaki. Serangga(kelas Insekta) memiliki lebih banyak spesies
daripada semua makhluk lain apabila digabungkan. Crustacea biasanya memiliki tonjolan yang
sangat terspesialisasi. Lobster dan udang karang misalnya memiliki seperangkat tonjolan
berjumlah 19 pasang. Tonjolan yang paling interior adalah antena. Crustacea adalah salah
satunya arthropoda dengan dua pasang antena. Tiga pasang tonjolan atau lebih termodifikasi
sebagai bagian mulut, termasuk mandibula yang keras. Kaki jalan terdapat pada thoraks dan
tidak seperti serangga crustacea juga memiliki tonjolan pada abdomennya. Tonjolan yang hilang
dapat diregenerasi saat pergantian eksoskeleton berikutnya. (Campbell,2012:257)
Echinodermata merupakan hewan berduri. Tubuh berduru yang ditunjang oleh tonjolan
dari keping-keping kapur yang menjadi rangka tubuh dan berbentuk simetri radial. Badan
memipih bulat seperti bola, memanjang seperti bintang. Di antara duri terdapat insang dan alat
pengambilan makanan berupa tonjolan halus. Terdapat sistem vaskuler air yaitu sistem tabung
yang berisi cairan darah atau limpa dan membuka keluar lewat lubang yang disebut medoporit.
Mempunyai kaki yang membantu pergerakan dan respirasi. Hewan ini hidup di laut. Contoh:
bintang laut dan teripang. (Waluyo,2010:99)
2.         Hewan Bertulang Belakang (Vertebrata)
Vertebrata memiliki rangka dalam yang tersusun atas tulang. Rangka itu beruas-ruas,
dilekati otot sebelah luarnya. Memiliki sistem saraf pusatdan sistem saraf tepi. Vertebrata ini
umumnya hewan tingkat tinggi yaitu hewan yang memiliki organ khusus untuk melakukan
fungsi tertentu. Ciri-ciri hewan bertulang belakang memiliki tulang belakang, perkembangbiakan
umumnya secara generatif, susunan saraf terletak di bagian ordosal yaitu diantara saluran
pencernaan. Hewan bertulang belakang dibagi menjadi lima kelas. (Waluyo,2010:100)
Ikan (Pisces), tubuh ikan terdiri atas caput, truncus dan cauda. Kulit(cutis) terdiri atas
dermis dan epidermis. Sisik-sisik yang menutupi tubuhnya terbuat dari jaringan tulang dan jari-
jari sirip dapat dianggap sebagai eksoskeleton. Jantung ikan mempunyai satu ventrikel sehingga
berdarah dingin. Pisces hidup di air, hewan dari kelas ini belum mempunyai rahang sehingga
bentuk mulutnya seperti cacing, bernapas dengan insang. Bentuk tubuhnya torpedo untuk
memudahkan bergerak dalam air. (Waluyo,2010:100)
Sebagai contoh ikan Osteichthyes atau ikan bertulang adalah ikan mas atau Cyprinus
carpio. Sifat atau morfologi dari ikan Osteichthyes yang penting adalah sisik yang terbentuk tipis
dan mudah dilepas. Dibagian luar dari sisik tadi tertutup oleh lapisan lendir. Insang ditutup oleh
operkulum dengan sepasang celah insang. Sirip terlihat seperti duri tau tulang yang dihubungkan
oleh lapisan lunak yang tipis. Pada ikan mas terdapat sirip dorsal, sirip ekor, sirip dada, sirip
pelvik dan sirip anal. (Parjatmo dkk,1987:75)
Amfibia(amphibian, Kelas Amphibi) kini diwakili oleh sekitar 6.150 spesies
salamander(Ordo Urodela ‘yang berekor’), katak(Ordo Anura ‘yang tak berekor’) dan
sesilia(Ordo Apoda ‘yang tak berkaki’). Anura yang berjumlah sekitar 5.420 spesies, lebih
terspesialisasi untuk bergerak di daratan daripada urodela. Katak dewasa menggunakan kaki
belakangnya yang kuat untuk melompat-lompat di lapangan. Katak menangkap serangga dan
mangsa yang lain dengan menjulurkan lidahnya yang panjang dan lengket, yang melekat ke
bagian depan mulut. Katak menunjukkan berbagai macam adaptasi yang membantunya untuk
menghindari pemangsaan dari predator yang lebih besar. Kelenjar-kelenjar kulitnya
menyekresikan mukus yang tidak enak atau bahkan berbisa. Banyak spesies yang beracun
memiliki warna cerah yang tampaknya diasosiasikan dengan bahaya oleh para predator. Katak-
katak yang lain memiliki pola-pola warna dapat menyamarkan mereka. Amfibia (berasal dari
kata amphibious berarti kedua ‘kedua cara hidup’) mengacu pada tahap-tahap kehidupan dari
banyak spesies katak yang awalnya hidup air dan kemudian di daratan. Tahap larva katak disebut
kecebong, biasanya merupakan herbivor akuatik dengan insang, sistem gurat sisi yang
menyerupai vertebrata akuatik dan ekor yang panjang dan bersirip. Kecebong pada awalnya
tidak memiliki kaki, ia berenang dengan mengibas-ngibaskan ekornya. Selama metamorfosis
yang menuju ke ‘kehidupan kedua’, kecebong mengembangkan kaki, paru-paru, sepasang
gendang telinga eksternal dan sistem pencernaan yang teradaptasi untuk cara makan karnivor.
Dalam waktu yang sama insang menghilang, sisitem gurat sisi juga menghilang pada sebagian
besar spesies. (Campbell,2012:284)
Sebagai contoh tidak seperti amfibia, reptil memiliki sisik-sisik yang mengandung protein
keratin(demikian pula kuku manusia). Sisik membantu melindungi kulit dari desikasi dan abrasi.
Selain itu kebanyakan reptil menghasilkan telur-telur bercangkang di darat. Reptil seperti kadal
dan ular disebut ‘berdarah dingin’ karena mereka tidak menggunakan metabolisme secara
ekstensif untuk mengendalikan suhu tubuh. Akan tetapi reptil-reptil itu mengatur suhu tubuh
dengan menggunakan berbagai adaptasi perilaku. Misalnya banyak kadal yang berjemur di
bawah sinar matahari ketika udara sejuk dan berteduh ketika udara terlalu hangat.
(Campbell,2012:289)
Struktur dan fisiologi Burung diadaptasikan dalam berbagai cara untuk penerbangan yang
efisien. Yang paling utama di antara semua ini tentu saja adalah sayap. Meskipun sayap itu
memungkinkan burung terbang jarak jauh untuk mencari makanan yang cocok dan melimpah.
Burung yang efisien seperti kapal terbang yang efisien, harus ringan dan kuat. Keringan dicapai
dengan bulu, tulang-tulang yang berongga dan gonad tunggal(pada betina) yang membesar dan
aktif hanya selama musim kawin. Hilangnya gigi mengurangi berat kepala. Fungsi gihi ini
dilaksanakan oleh empedal yang terletak di dekat titik berat. Burung juga mempunyai jantung
beruang empat, dan efisiensinya memungkinkan perkembangan suhu tubuh yang
tetap(homeotermi). Homeotermi pada gilirannya, memungkinkan laju metabolisme yang tinggi
pada semua suhu lingkungan. Burung dapat tetap aktif dalam cuaca dingin, tidak seperti reptilia
yang menjadi lamban begitu suhu turun. Laju metabolisme yang tinggi mencerminkan pelepasan
energi yang cepat untuk terbang. Burung mendapatkan energi dari makanan pekat dan khususnya
kaya akan lemak seperti biji-bijian, insekta dan hewan lain. (Kimball,1983:939)
Mamalia hidup di darat dan di air. Mamalia memiliki kelenjar susu beberapa pasang,
untuk menyusui bayi yang baru lahir. Umumnya memiliki kulit yang berambut halus dan
memiliki kelenjar keringat. Fungsi dari kelenjar keringat untuk mengatur suhu tubuh agar tetap.
Contoh: anjing, sapi. Simpanse, manusia,dll. (Waluyo,2010:103)
Semua anggota kingdom Plantae(tumbuh-tumbuhan) bersifat multiseluler, eukariotik, sel-
sel dan jaringannya mengalami spesialisasi, nonmotil(sesil), autotrof fotosintetik, embrio
multiseluler berkembang di dalam jaringan gametofit multiseluler dan semua tumbuhan memiliki
pergiliran turunan yaitu antara generasi saprofit yang bersifat diploid(2n) dengan generasi
gametofit yang bersifat haploid(n). Sebagian besar merupakan tumbuhan yang tubuhnya telah
dilengkapi dengan berkas pengangkut termasuk Tracheophyta(tumbuhan berpembuluh) dan
sebagian kecil tubuhnya tidak dilengkapi dengan bekas pengangkut adalah kelompok
Bryophyta(tumbuhan tidak berpembuluh).
1.         Tumbuhan Tidak Berpembuluh(Thallophyta)
Tumbuhan tidak berpembuluh pada umumnya berukuran kecil, strukturnya sederhana
berbentuk thalus. Sel yang menyusun tubuh telah memperlihatkan deferensiasi yang jelas, dalam
protoplasmanya tampak nyata. Plastid yang terdiri dari selulosa dan dalam sitoplasma ada yang
menggunakan klorofil atau yang tidak. Umumnya multiseluler tapi ada yang uniseluler, hidup di
daerah yang lembab dan bereproduksi dengan menggunakan spora. (Waluyo,2010:88)
Tumbuhan tidak berpembuluh dibedakan menjadi 4 kelompok yaitu Ganggang (alga),
alga yang termasuk kelas ini memiliki inti yang sempurna artinya asa selaput sehingga alga biru
dipisahkan dari kelas ini. Alga merupakan tumbuhan thalus yang hidup di air tawar atau laut dan
tempat yang lembab. Dalam plastid terdapat zat warna derifat klorofil (a, b atau keduanya).
Selain itu ada zat warna lain berupa fikosianin, fikoeritrin, fukosatin, karoten. Ada empat filum
yang termasuk kelas ini yaitu alga merah, alga hijau, alga pirang dan alga coklat.
(Waluyo,2010:88)
Linchen, organisme ini adalah kumpulan fungi dan alga tapi merupakan satu kesatuan.
Hidup secara autotrof. Linchen hidup sebagai epifet. Alga yang menyusun linchen disebut
godium. Pada linchen terjadi simbiosis mutualisme pada permukaan saja tetapi akhirnya alga
diperalat fungi (simbiosis hilotime). Linchen berkembang biak dengan vegetatif karena bila
bagian talus terpisah tumbuh sebagai individu baru. (Waluyo,2010:89)
Lumut merupakan tumbuhan kecil agak sederhana yang biasanya tumbuh di tempat-
tempat basah. Sebagian besar mempunyai tubuh tipis seperti kulit yang tumbuh memipih rata di
atas medium penunjangnya yaitu air tenang atau tanah basah. Pada tumbuhan ini tidak dijumpai
jaringan berkayu untuk menunjang dan dengan demikian tumbuhan itu tidak pernah tumbuh
menjadi amat besar. Tidak ada sistem pembuluh khusus untuk pengangkutan air dan makanan ke
seluruh tumbuhan. (Kimball,1983:881)
Tumbuhan lumut yang biasa kita lihat itu adalah tumbuhan penghasil gamet(gametofit).
Anteridium dan arkegonium pada batang tersendiri, meskipun mungkin rhizoid bersatu. Gamet
jantan dan betina bersatu, zigot tumbuh menjadi sporofit. Sporofit menghasilkan sporangium, di
dalamnya dibentuk spora. Tersebar tumbuh menjadi gametofit baru. Seperti halnya paku, gamet
jantan mencari gamet betina dalam medium air. Itulah sebabnya maka lumut dan paku dikenal
sebagai tumbuhan air, membutuhkan substrat air dalam pembiakan. (Yatim,1987:259)
Tumbuhan lumut dibedakan dalam dua kelas yaitu Hepaticae(lumut hati), dalam tubuh
lumut hati terdapat tempat penyimpanan air. Sebagian besar dari lumut hati mempunyai tubuh
yang tipis seperti kulit yang tumbuh memipih rata di atas medium tanahnya. Musci(lumut daun),
tubuhnya terdiri dari puncak tegak dengan beberapa anak daun yang amat kecil tersusun dalam
pilian. Lumut daun tumbuh diberbagai tempat seperti tempat yang kering . lumut daun
membentuk badan-badan yang berupa bantalan sedangkan yang hidup di tanah hutan membentuk
lapisan seperti babut tetapi jarang hidup di air sehingga memperlihatkan struktur yang
bermacam-macam. (Waluyo,2010:90)
2.         Tumbuhan Berpembuluh(Tracheophyta)
Pada tumbuhan berpembuluh sudah terdapat akar, batang, daun yang sejati. Pada umumnya
tumbuhan berpembuluh ini memiliki zat hijau daun atau klorofil sehingga dapat melakukan
proses fotosintesis. Tracheophyta dapat dibedakan menjadi dua yaitu tumbuhan paku
(Pteridhophyta), mempunyai kormus artinya tubuhnya dapat dibedakan antara akar, batang, daun
tapi belum menghasilkan biji. Tiap bagian tubuh tersusun atas sel-sel yang telah terdeferensiasi
sehingga terdapat berkas pengangkutan berupa floem dan xilem, jaringan pelindung penunjang
dan pembiakan. Alat perkembangbiakan berupa spora. Sporangium dan sporanya terbentuk pada
ketiak daun, langsung terbentuk pada tunas. Daun yang mempunyai sporangium disebut sporofil.
Tumbuhan biji(Spermatophyta) merupakan tumbuhan berbunga dan menghasilkan biji sebagai
alat berkembangbiak. Tubuh terdiri atas akar, batang, daun dan bunga. Bila bunga mengalami
penyerbukan maka akan terbentuk buah yang di dalamnya terkandung biji. Biji tersebut akan
tumbuh menjadi individu baru. Tumbuhan biji terdiri atas dua kelas yaitu tumbuhan berbji
terbuka(Gymnospermae) dengan ciri-ciri yaitu berakar tunggang, berdaun sempit, tebal dan
kaku. Batang dan akar berkambium, akar berkaliptra, batas antara ujung akar dan kaliptra tidak
jelas terdiri dari tiga kelas yaitu cycadinae, coniferinae, gnitinae. Contohnya pakis haji dan
gnetum gnemon. Tumbuhan berbiji tertutup(Angiospermae) terbagi menjadi 2 sub kelas yaitu
dikotil dan monokotil. Nama ini diperoleh dari jumlah kotiledon yang terdapat dalam biji, dua
dikelompokkan dalam dikotil(contoh: rambutan, mangga, jeruk,dll) dan satu monokotil (contoh:
padi, jagung, kelapa,dll). (Waluyo,2010:92)
Perbedaan antara Monokotil dan Dikotil
No. Monokotil Dikotil
1 Akarnya tersusun dalam sistem Akar tersusun sistem akar
akar serabut tunggang
2 Akar dan batang tidak berkambium Akar dan batang berkambium
3 Jumlah anggota bunga ada 3 atau Jumlah mahkota bungan 4,5 atau
kelipatannya kelipatannya
4 Ujung akar dan batang lembaga Tidak mempunyai pelindung
dikelilingi oleh koleorhiza
5 Kaliptra mempunyai kaliptrogen Tidak mempunyai kaliptrogen
6 Susunan tulang sejajar atau Susunan tulang daun menyirip
melengkung atau menjari
7 Biji berkeping satu Biji berkeping dua
(Waluyo,2010:93)

IV.   METODE PENELITIAN


1.      Alat
a.       Mikroskop
b.      Loupe
c.       Papan dan alat seksio
2.      Bahan
a.       Udang (Pennaeus sp.)
b.      Ikan mas (Cyprinus carpio)
c.       Kodok (Bufo sp.)
d.      Tumbuhan lumut daun
e.       Tumbuhan paku-pakuan
f.       Tumbuhan berbiji terbuka (Pinus sp.)
g.      Tumbuhan berbiji tertutup monokotil (rumput teki)
h.      Tumbuhan berbiji tertutup dikotil (pacar air)
3.      Cara Kerja
V.      HASIL PENGAMATAN
1.         Pengamatan Morfologi Hewan
Gambar : Udang (Pennaeus sp.) Keterangan:
1.     Cephalothorax
2.     Abdomen
3.     Antena
4.     Antenula
5.     Mulut
6.     Karapax
7.     Kaki jalan(5 pasang)
8.     Kaki renang(6 pasang)
9.     Telson
10. Ekor
11. Rostrum

Gambar : Ikan mas(Cyprinus carpio) Keterangan:


1.         Rima oris (mulut)
2.         Fovea nasalis(hidung)
3.         Organum visus(mata)
4.         Apparatus oppercularis
5.         Squama
6.         Pinnae (sirip)
7.         Pinnae pectoralis
8.         Pinnae abdominalis
9.         Pinnae annalis
10.     Pinnae dorsalis
11.     Pinnae caudalis
12.     Kloaka
13.     Linea lateralis

Gambar : Kodok(Bufo sp.) Keterangan:


1.     Rima oris
2.     Nares annteriores
3.     Membran nictitans
4.     Membran tympani
5.     Kelenjar paratoid
6.     Kloaka
7.     Digiti
8.     Manus (telapak)
9.     Antebractium
10. Bractium
11. Femur
12. Crus
13. Pedes

2.         Pengamatan Morfologi Tumbuhan


   Lumut
Keterangan:
1.    Rhizoid
2.    Batang
3.    Daun
4.    Sporogonium

   Tumbuhan paku, tumbuhan gymnospermae, tumbuhan monokotil dan tumbuhan dikotil
Gambar:Tumbuhan paku Keterangan:
1.    Akar
2.    Batang
3.    Daun
4.    Sorus
5.    Sporangium

Gambar:Tumbuhan Gymnospermae(Pinus sp) Keterangan:


1.    Akar
2.    Batang
3.    Daun
4.    Strobilus

Gambar:Tumbuhan Monokotil Keterangan:


1.    Akar
2.    Batang
3.    Daun
4.    Bunga

Gambar:Tumbuhan Dikotil (pacar air) Keterangan:


1.    Akar
2.    Batang
3.    Daun
4.    Bunga
5.    Buah
6.    Biji
7.    Warna mahkota ungu
3.        PEMBAHASAN
Pada praktikum yang kelima ini dilakukan pengamatan pada beberapa jenis hewan dan
tumbuhan sehingga dapat diketahui bentuk morfologi dari hewan dan tumbuhan tersebut. Untuk
pengamatan jenis hewan(kingdom animalia) dilakukan pengamatan pada udang, ikan mas dan
kodok. Sedangkan untuk tumbuhan(kingdom plantae) dilakukan pengamatan pada tumbuhan
lumut daun, tumbuhan paku, pinus, rumput teki dan pacar air.
Dari praktikum yang telah dilakukan, maka didapatkan bahwa bentuk morfologi udang
dari jenis Pennaeus sp. yang termasuk hewan tidak bertulang belakang (invertebrata), tubuhnya
beruas-ruas dan memilki kaki maka dari itu udang termasuk ke dalam phylum Arthropoda,
termasuk subphylum Mandibulata karena memiliki sepasang bagian mulut(mandibula)yang
digunakan untuk makan dan termasuk kedalam golongan atau kelas Crustacea karena udang
tubuhnya dibungkus oleh pembungkus yang keras atau biasa disebut rangka luar yang terbuat
dari kitin (zat tanduk). Tubuh udang terdiri dari chepalothoraks (kepala dan dada menyatu) dan
abdomen. Pada bagian chepalothoraks terdiri atas 5 ruas pada bagian kepala dan 8 ruas pada
bagian dada sedangkan pada bagian abdomen terdiri dari 6 ruas. Ruas-ruas pada chepalothoraks
ditutupi oleh penutup yang disebut dengan karapax. Pada pagian chepalothoraks tersebut juga
terdapat mulut (rima oris), mata (organum visus), antena panjang, antena pendek (antennula) dan
dibagian ujung kepala terdapat rostrum(moncong). Antena dan antennula ini berfungsi sebagai
saraf sensorik yang dapat digerakkan sehingga dapat menerima rangsangan dari lingkungan.
Serta pada bagian thoraks terdapat 5 pasang kaki jalan yang berfungsi untuk bergerak,
memegang makanan serta membersihkan permukaan tubuhnya. Pada bagian abdomen terdapat 6
pasang kaki renang yang berfungsi untuk berenang dan membawa telur pada udang betina.
Namun berdasarkan teori udang termasuk ke dalam ordo dekapoda(mempunyai sepuluh kaki)
yaitu 5 pasang kaki jalan dan 5 pasang kaki renang yang melekat pada ruas abdomen pertama
sampai kelima. Sedangkan pada ruas abdomen keenam, kaki renang mengalami perubahan
bentuk menjadi ekor kipas(uropoda). Pada bagian ekor terdapat ekor yang meruncing pada
bagian ujungnya disebut dengan telson. Udang tidak mempunyai anus sehingga kotorannya
berkumpul di chepalothoraks.
Dari hasil pengamatan hewan vertebrata(bertulang belakang), yaitu ikan mas didapatkan
bahwa tubuh ikan mas rangkanya sudah tersusun atas tulang sejati sehingga termasuk ke dalam
golongan Osteichtyes, ordo Cypriniformes, suku Cyprinidae dan marga Cyprinus sehingga lebih
dikenal dengan Cyprinus carpio. Tubuh ikan mas terdiri atas kepala, badan dan ekor. Pada
bagian kepala terdapat mata tanpa kelopak mata yang diselubungi dengan selaput argantea,
cekung hidung atau fovea nasalis yang tidak berhubungan dengan rongga hidung sehingga tidak
dapat digunakan untuk bernapas. Ikan bernapas dengan insang sehingga pada bagian samping
kepala terdapat tutup insang atau operculum. Pada bagian badan ikan ditutupi oleh sisik(squama)
yang berfungsi sebagai rangka luar/eksoskeleton dan terlihat ada garis yang memanjang mulai
dari operculum sampai pangkal ekor yang disebut dengan linea lateralis atau gurat sisi. Ikan
bergerak dengan sirip, pada ikan terdapat 5 sirip yaitu sirip punggung/pina dorsalis, sirip
dada/pina thorakalis atau pectoralis, sirip perut/ pina abdominalis, sirip anus/ pina analis dan
sirip ekor/ pina caudalis. Dan pada bagian ventral ikan mas terdapat kloaka yaitu saluran yang
memilki 3 fungsi sebagai lubang anus, untuk pengeluaran urine dan sebagai alat reproduksi. Pada
bagian ekor yaitu pada sirip ekor umumnya bertipe homocercal dimana ujung sirip terbelah
menjadi bagian yang sama.
Untuk pengamatan hewan yang satu ini termasuk termasuk vertebrata juga dari golongan
amphibia yang tidak berekor sehingga termasuk ke dalam ordo atau bangsa Anura dari suku
Bufonidae dari marga Bufo yaitu dari spesies kodok(Bufo sp.) karena permukaan kulitnya kasar.
Pada kodok, kepala dan badan(dorsal) melebar dan menyatu sehingga tidak mempunyai leher.
Tubuh kodok terdiri atas kepala, badan dan anggota gerak. Pada bagian kepala terdapat mulut
yang lebar untuk mengambil makanan, dua lubang hidung/nares anteriores berfungsi dalam
pernapasan, dua mata yang dilengkapi dengan kelopak atas dan bawah serta di dalamnya
mempunyai selaput mata bening yaitu membran nictitan untuk menutupi mata apabila berada di
dalam air, dan di belakang mata terdapat dua lubang pipih tertutup oleh membran tympani yang
berfungsi sebagai alat pendengaran. Pada bagian ujung belakang badan terdapat lubang kecil
atau kloaka untuk membuang sisa-sisa makanan, urine dan sebagai alat reproduksi. Sedangkan
pada bagian anggota gerak terdiri atas sepasang kaki depan dan sepasang kaki belakang. Kaki
depan terdiri atas dua bagian yaitu lengan atas(brachium), lengan bawah(antebrachium). Pada
lengan bawah juga terdapat telapak yang disebut manus dan jari-jari(digiti). Sedangkan kaki
belakang terdiri dari tiga bagian yaitu paha(femur), betis(crus), dan kaki(pedes). Di dekat kaki
juga terdapat telapak(manus) dan jari-jari(digiti). Secara umum jumlah jari pada tungkai depan
adalah 4 jari sedangkan pada tungkai belakang terdapat 5 jari. Selain itu tungkai belakang
cenderung lebih panjang karena berfungsi untuk melompat.
Pada hasil pengamatan dari beberapa jenis tumbuhan, pada tumbuhan lumut yang
termasuk dalam divisi Bryophyta karena tumbuhan lumut masih berupa talus yaitu tumbuhan
yang akar, batang dan daunnya belum sejati. Lumut yang diamati termasuk kedalam golongan
Musci(lumun daun), termasuk dalam suku Politrichaceae dan dari marga Poganatum. Sehingga
lumut daun yang diamati ini dari spesies atau jenis Poganatum sp. Ketika dilakukan pengamatan,
lumut ini telah memilki organ yang menyerupai akar, batang dan daun yang belum sempurna.
Tapi ada yang sudah mempunyai daun, batang dan akar yang disebut dengan rhizoid. Rhizoid ini
berfungsi untuk menempelkan tubuhnya pada dimana lumut itu hidup. Batang pada lumut daun
belum sejati dan daunnya berwarna hijau yang menandakan terdapat klorofil sehingga lumut bisa
melakukan fotosintesis. Tumbuhan lumut daun termasuk tumbuhan tidak berpembuluh sehingga
tidak memiliki xilem dan floem. Pada tumbuhan lumut terdapat sporogonium yaitu kotak spora
yang merupakan tempat pembentukan spora. Sporogonium ini dihasilkan pada fase sporofit yaitu
dimana bisa menghasilkan spora. Kemudian spora ini menjadi alat perkembangbiakan pada
lumut yang menghasilkan sel gamet jantan pada anteridium dan sel gamet betina pada
arkegonium. Pada saat menghasilkan gamet tersebut, tumbuhan lumut daun mengalami fase
gametofit. Sehingga pada lumut terdapat dua fase yaitu fase gametofit dan fase sporofit.
Bila dibandingkan dengan tumbuhan lumut, tumbuhan paku sudah memilki xilem dan
floem karena tumbuhan paku termasuk tumbuhan berpembuluh sehingga termasuk ke dalam
divisi Pteridophyta. Pada morfologi daun tumbuhan paku yang diamati terlihat lebih lebar dari
pada tumbuhan paku yang lainnya sehingga tumbuhan paku yang diamati tersebut termasuk
golongan Pteridopsida, termasuk bangsa Polypodiales, suku Lomariopsidaceae dan termasuk
marga Nephrolepis sehingga tumbuhan yang diamati termasuk jenis Nephrolepis biserrata.
Tumbuhan paku sudah memiliki akar, batang dan daun yang sesungguhnya sehingga tumbuhan
paku ini termasuk ke dalam kelompok kormophyta. Namun tumbuhan paku ini masih termasuk
tumbuhan tingkat rendah karena belum memilki bunga dan belum menghasilkan biji. Akar
tumbuhan paku berupa akar serabut. Batang tumbuhan paku(rhizoma) terdapat dibawah tanah,
batang tersebut tumbuhnya mendatar di bawah atau ada di atas permukaan tanah. Daun
tumbuhan paku berwarna hijau karena banyak mengandung klorofil dan pada umumnya
merupakan daun majemuk yang berbentuk menyirip. Pada tumbuhan paku juga terdapat
sporangium yang didalamnya terdapat spora, pada fase ini disebut dengan fase sporofit. Ketika
spora pada sporangium tersebut jatuh pada tempat yang cocok maka akan tumbuh dan
membentuk protalium yang mengandung sel kelamin jantan dan betina, yang mana protalium ini
merupakan fase gametofit pada tumbuhan paku. Letak sporangium pada tumbuhan paku yang
diamati terdapat pada bagian bawah daun. Kumpulan dari beberapa sporangium disebut dengan
sorus. Fase sporofit pada tumbuhan paku lebih dominan dari pada fase gametofitnya karena
gametofitnya merupakan protalus yang berupa protalium.
Salah satu tumbuhan Gymnospermae yang diamati pada saat praktikum adalah tumbuhan
pinus. Pinus yang termasuk divisi Coniferophyta(tumbuhan konifer) yaitu tumbuhan yang
memiliki runjung pengangkut. Termasuk ke dalam golongan Pinopsida, ordo Pinales, suku
Pinaceae dan termasuk marga Pinus sehingga pinus terkenal dengan Pinus merkusii. Tumbuhan
pinus ini termasuk ke dalam tumbuhan berbiji terbuka karena bakal bijinya tidak dilindungi oleh
buah dan letak bijinya yang langsung berada pada megastrobilus. Morfologi dari tumbuhan pinus
daunnya berbentuk jarum, memiliki akar tunggang, batangnya berkayu dan sudah memilki xilem
dan floem sehingga termasuk tumbuhan kormophyta serta batangnya tumbuh tegak, namun pinus
belum mempunyai bunga sehingga alat perkembangbiakannya dengan calon bunga yang disebut
strobilus. Strobilus ini ada strobilus jantan dan betina. Strobilus jantan letaknya berada pada
ujung apikal tanaman dan bentuknya kecil agak panjang, sedangkan strobilus betina terletak pada
bagian aksilar atau ketiak daun dan bentuknya lebih lebar jika dibandingkan dengan strobilus
jantan. Letak strobilus jantan yang lebih tinggi yaitu pada ujung tanaman ini dapat memudahkan
tumbuhan pinus dalam proses penyerbukan.
Untuk tumbuhan berbiji tertutup dibedakan atas tumbuhan berbiji tertutup monokotil dan
tumbuhan berbiji tertutup dikotil. Pada saat praktikum untuk tumbuhan berbiji tertutup
monokotil dilakukan pengamatan pada rumput teki (Cyperus rotundus). Rumput teki ini
termasuk dalam divisi Magnoliophyta (tumbuhan berbiji tertutup), termasuk ke dalam golongan
Liliopsida, ordo Cyperales, suku Cyperaceae dan termasuk ke dalam marga Cyperus. Pada
rumput teki ini terdapat daun, batang dan akar. Daun pada rumput teki membentuk roset akar
yang mana pangkal daunnya berkumpul di bawah dan pertulangan daunnya sejajar. Batangnya
apabila dipotong melintang akan terlihat kalau batangnya berbentuk segitiga. Batangnya ada
yang merambat dan ada juga yang tumbuh ke atas. Pada tumbuhan rumput teki yang masih
muda, batang yang ke atas tidak kelihatan tapi kalau sudah menghasilkan bunga maka batang
yang tumbuh ke atas akan terlihat. Bunga pada rumput teki termasuk bunga majemuk , disekitar
bunga ada daun yang disebut dengan braktea. Sistem perakaran pada rumput teki adalah akar
serabut.
Sedangkan untuk tumbuhan berbiji tertutup yang dikotil dilakukan pengamatan pada
tumbuhan dari divisi Magnoliophyta dari golongan Magnoliopsida, dari ordo Ericales, suku
Balsaminaseae dan termasuk marga Impatiens sehingga tumbuhan yang diamati adalah spesies
Impatiens balsamina atau lebih sering dikenal dengan tumbuhan pacar air. Ketika dilakukan
pengamatan terlihat adanya akar, batang, daun, bunga, buah dan bijinya. Akar pada tumbuhan
pacar air adalah akar tunggang. Pacar air termasuk tanaman yang batangnya basah, lunak, bulat,
bercabang dan warnanya hijau kekuningan serta batangnya berpembuluh. Daunnya tersebar dan
bentuk daunnya lanset memanjang, pada pinggirnya bergerigi, ujungnya lancip dan bentuk
tulang daunnya menyirip. Bunga pacar air yang diamati dengan mahkota yang berwarna pink.
Tanaman ini sebenarnya memiliki beraneka ragam warna bunganya ada yang putih, merah, ungu,
kuning,dll. Pada bunganya terlihat adanya putik da benang sari dimana berfungsi dalam proses
penyerbukan. Biji pada tanaman ini tertutup oleh buah sehingga termasuk tumbuhan berbiji
tertutup.
4.        KESIMPULAN
1.      Hewan invertebrata yang telah diamati adalah udang. Adapun struktur morfologi
udang(Pennaeus sp.) terdiri atas cephalothoraks dan abdomen. Pada bagian cephalothorak
terdapat antena, antenulla, mata, mulut, rostrum dan kaki jalan serta bagian cephalothoraks
ditutupi oleh karapaks. Pada bagian abdomen terdapat kaki renang pada tiap ruasnya dan pada
ruas keenam termodifikasi menjadi ekor serta terdapat telson juga. Dan untuk hewan vertebrata
yang diamati adalah ikan mas dan kodok. Adapun struktur morfologi ikan mas(Cyprinus carpio)
terdiri atas kepala, badan dan ekor. Pada bagian kepala terdapat mata, mulut, celah hidung dan
penutup insang/operculum. Pada bagian badan ikan ditutupi sisik, terdapat gurat sisi dan terdapat
5 sirip yaitu sirip punggung, sirip dada, sirip perut, sirip anus dan sirip ekor. Pada bagian ekor,
ekornya bertipe homocercal dimana ujungnya terbelah menjadi dua bagian yang sama. Untuk
struktur morfologi kodok(Bufo sp.)terdapat tiga bagian yaitu kepala, badan dan anggota gerak.
Pada bagian kepala terdapat mata, mulut rongga, celah hidung dan membran tympani. Pada
ujung belakang bagian badan terdapat kloaka. Dan anggota gerak kodok bagian tungkai depan
terbagi atas brachium, antebrachium, manus dan digiti yan berjumlah 4 sedangkan tungkai
belakang terbagi atas paha, betis, kaki, manus dan digiti yang berjumlah 5.
2.      Tumbuhan yang diamati dari divisi Bryophyta adalah lumut daun. Adapun struktur morfologi
dari lumut daun(Pogonatum sp.) yaitu terdapat daun, batang, dan akar sederhana yang disebut
dengan rhizoid selain itu terdapat sporogonium yang merupakan kotak spora. Untuk divisi
Pteridophyta dilakukan pengamatan pada tumbuhan paku(Nephrolepis biserrata) yang struktur
morfologinya terdiri atas akar, batang, daun, sporangium dan sorus yang merupakan kumpulan
dari sporangium. Untuk divisi Spermatophyta dibedakan atas tumbuhan berbiji terbuka dan
berbiji tertutup. Untuk tumbuhan berbiji terbuka(Gymnospermae) dilakukan pengamatan pada
tanaman pinus(Pinus merkusii) yang struktur morfologinya terlihat adanya akar, batang, daun
dan strobilus yang merupakan alat perkembangbiakannya. Untuk tumbuhan berbiji tertutup
monokotil dilakukan pengamatan pada rumput teki(Cyperus rotundus) yang mana struktur
morfologinya terlihat akar, batang, daun dan bunganya. Sedangkan untuk tumbuhan berbiji
tertutup dikotil yang dilakukan pengamatan pada tanaman pacar air(Impatiens balsamina)
terlihat struktur morfologinya yaitu akar, batang, daun, bunga, buah dan bijinya.

DAFTAR PUSTAKA

Campbell,Neil. A dan Jane B. Reece.2012.Biologi Edisi Kedelapan Jilid 2. Jakarta: Erlangga


Jasin,Maskoeri.1989.Sistematika Hewan (Invertebrata dan Vertebrata). Surabaya : Sinar Wijaya
Kimball,John W .1983. Biologi Edisi Kelima Jilid 3. Jakarta : Erlangga
Parjatmo,Widjojo.1987.Panduan Praktikum Biologi Umum 1.Bandung : Angkasa
Waluyo,Joko dkk.2013.Petunjuk Praktikum Biologi Dasar. Jember : unej
Waluyo,Joko.2010.Biologi Umum. Jember : unej
Yatim,Wildan. 1987. Biologi. Bandung : Tarsito

Anda mungkin juga menyukai