Anda di halaman 1dari 15

MODUL LAW 508 – KONTRAK BISNIS

MODUL 01

PENGANTAR

DISUSUN OLEH

NUR HAYATI, SH, MKn

UNIVERSITAS ESA UNGGUL

2020

Universitas Esa Unggul


http://esaunggul.ac.id
0 / 15
PENGANTAR

A. Kemampuan Akhir Yang Diharapkan

Setelah mempelajari modul ini, diharapkan mahasiswa mampu :

1. Memiliki gambaran umum tentang materi perkuliahan

2. Memahami letak Kontrak Bisnis dalam sistematika Hukum Perdata

3. Memahami Hukum Perjanjian sebagai dasar dalam Kontrak Bisnis

B. Uraian dan Contoh

Kontrak berasal dari istilah “perjanjian”..

Dalam bahasa Inggris disebut "Contract Of Law".

Dalam bahasa Belanda disebut sebagai "Overenkomst".

Kontrak merupakan Suatu peristiwa dimana dua orang atau lebih saling berjanji
untuk melakukan atau tidak melakukan sesuatu perbuatan tertentu, yang
umumnya dilakukan secara tertulis. Kontrak menimbulkan hak dan kewajiban
bagi para pihak yang membuat kontrak tersebut. Kontrak adalah suatu lembaga
hukum (legal institution) yang menjadi dasar hukum dari hampir sebagian besar
hubungan bisnis (business relationship).

Kontrak adalah suatu dokumen tertulis yang memuat keinginan para pihak untuk
mencapai tujuan-tujuan komersialnya. Karena kontrak adalah dokumen hukum
maka keterampilan dan kecermatan dalam menyusun kontrak harus ditingkatkan.

Definisi perjanjian Suatu persetujuan adalah suatu perbuatan dengan mana satu
orang atau lebih mengikatkan dirinya terhadap satu orang atau lebih. (pasal
1313)

Universitas Esa Unggul


http://esaunggul.ac.id
1 / 15
Sifat perjanjian

• Perjanjian dalam KUH Perdata bersifat konsensuil obligatoir. Konsensuil


berarti bahwa perjanjian itu telah terbentuk atau terjadi atau lahir pada saat
dicapainya kata sepakat diantara para pihak;

• Karena sebagian besar perjanjian-perjanjian dalam KUH Perdata bersifat


konsensuil maka KUH Perdata menganut asas konsensualisme.

Definisi Perjanjian yang bersifat Obligator:

• Dalam arti sempit

Perjanjian yang hanya menimbulkan hak dan kewajiban saja diantara para pihak
dengan tidak memindahkan obyek perjanjian;

• Dalam arti luas

a. Menimbulkan hak dan kewajiban saja diantara para pihak dengan tidak
memindahkan obyek perjanjian, contoh perjanjian jual-beli;

b. Membebaskan seseorang dari kewajiban yang sudah ada (menurut para


pakar disebut perjanjian liberatoir), contoh pembebasan hutang, yaitu bahwa
hanya seseorang yang berkewajiban untuk membebaskan hutang;

Pengecualian terjadinya perjanjian:

• Perjanjian formal adalah perjanjian yang untuk terbentuknya atau


lahirnya diisyaratkan adanya bentuk tertentu atau formalitas tertentu, contoh :

a. Perjanjian pendirian PT harus berbentuk

b. Dalam akta notaris

c. Perjanjian kerja dalam bentuk tertulis

d. Perjanjian perdamaian dalam bentuk tertulis

e. Hibah dengan bentuk akta notaris

Universitas Esa Unggul


http://esaunggul.ac.id
2 / 15
• Perjanjian Riil adalah perjanjian yang lahir atau terbentuk dengan penyerahan
benda yang menjadi obyek perjanjian tersebut. Dalam perjanjian ini selama
benda yang menjadi obyek itu belum diserahkan maka perjanjian itu belum ada,
contoh perjanjian penitipan barang dan perjanjian pinjam pakai.

Kontrak dagang merupakan suatu kebutuhan bagi pelaku usaha. Kontrak


dagang atau bisa juga disebut sebagai kontrak bisnis dapat digambarkan secara
sederhana sebagai suatu perjanjian antara dua atau lebih pihak yang mempunyai
nilai komersial tertentu". Pihak dalam kontrak dagang ini tentunya adalah
subyek hukum yang punya kemampuan bertindak di hadapan hukum.

Kontrak Bisnis merupakan suatu perjanjian dalam bentuk tertulis dimana yang
disetujui oleh para pihak yang terikat didalamnya bermuatan bisnis.

Kemudian syarat sahnya perjanjian atau kontrak yaitu Sepakat mereka yang
mengikat dirinya, Kecakapan untuk membuat suatu perikatan, Mengenai suatu
hal tertentu secara yuridis suatu perjanjian harus mengenai hal tertentu yang
telah disetujui. Jadi dalam suatu perjanjian atau kontrak itu ada syarat yang harus
dipenuhi untuk mengikat suatu perjanjian dan ada suatu hikum yang
mengikatnya serta sanksi jika melanggar perjanjian tersebut. Kemudian suatu
perjanjian atau kontrakkan berakhir jika terjadi hal yang membuat kontrak itu
harus berakhir.

Hukum kontrak adalah sebagai aturan hukum yang berkaitan dengan


pelaksanaan perjanjian atau persetujuan (Michael D. Bayles).

Universitas Esa Unggul


http://esaunggul.ac.id
3 / 15
Bentuk-bentuk kontrak bisnis :

1. Kontrak tertulis

a) Kontrak Bisnis yang dibuat dibawah tangan dimana para pihak


menandatangani diatas materai.

b) Kontrak Bisnis yang didaftarkan (waarmerken) oleh notaris Kontrak


Bisnis yang dilegalisasikan didepan notaris.

c) Kontrak Bisnis yang dibuat dihadapan notaris dan dituangkan dalam


bentuk akta notaris.

2. Kontrak tidak tertulis/lisan

a) Bukti tulisan.

b) Bukti dengan saksi.

c) Persangkaan.

d) Pengakuan.

e) Sumpah.

Subjek Kontrak

- Para pihak yang megadakan kontrak itu sendiri

- Para ahli waris mereka dan mereka yang mendapatkan hak dari padanya

- Pihak ketiga

Prinsip-Prinsip Dasar Penyusunan Kontrak:

1. Prinsip Penggunaan Istilah

Penyusunan kontrak yang baik selalu memperhatikan dan sangat berhati-hati


dalam menggunakan istilah. Dalam penggunaan istilah harus diberikan
pengertian secara detail dan mudah untuk dipahami.

Universitas Esa Unggul


http://esaunggul.ac.id
4 / 15
2. Prinsip Peralihan Resiko

Peralihan resiko adalah saat tertentu yang ditentukan sebagai batas keberadaan
tanggung jawab suatu pihak untuk memikul resiko dalam suatu transaksi. Bentuk
perjanjian yang diluar KUHPDT, maka harus melakukan pengaturan sendiri atas
resiko yang mungkin timbul.
3. Prinsip Ganti Rugi

Setiap pihak yang dirugikan berhak untuk menuntut ganti rugi atas kerugian
yang timbul karena tidak dipenuhinya atau dilanggarnya ketentuan perjanjian
oleh pihak lainnya. Ketentuan ganti rugi harus dijelaskan secara mendetail dalam
kontrak yang dibuat.
4. Prinsip Keadaan Darurat (Force Majeure)

Keadaan darurat adalah keadaan atau alasan dimana debitur dapat


menghindarkan diri dari gugatan wanprestasi dari kreditur. Perumusan keadaan-
keadaan apa saja yang dikategorikan sebagai keadaan darurat selain yang
disebabkan oleh keadaan alam hendaknya dirumuskan secara rinci dan tegas.
5. Prinsip Pilihan Hukum

Dalam sistem ekonomi global, banyak dilakukan perdagangan yang beraspek


transnasional. Dalam membuat kontrak maupun penyelesaian sengketanya
diberikan kebebasan untuk melakukan pendekatan hukum (choise of law).
6. Prinsip Penyelesaian Sengketa

Para pihak dapat memilih model penyelesaian sengketa yang mungkin timbul
dalam pelaksanaan perjanjian.

Tujuan yang harus dipenuhi dalam kontrak, yaitu:

1) Kontrak sebagai media atau piranti yang dapat menunjukkan apakah suatu
perjanjian dibuat sesuai dengan syarat-syarat sahnya perjanjian.

2) Kontrak tersebut sengaja dibuat secara tertulis untuk dapat saling memantau
di antara para pihak, apakah prestasi telah dijalankan atau bahkan telah terjadi
wanprestasi / ingkar janji.

3) Kontrak itu sengaja dibuat sebagai suatu alat bukti bagi mereka yang
berkepentingan, sehingga apabila ada pihak yang dirugikan telah memiliki alat

Universitas Esa Unggul


http://esaunggul.ac.id
5 / 15
bukti untuk mengajukan tuntutan ganti rugi kepada pihak lain.

4) Untuk mengetahui syarat-syarat berlakunya kontrak tersebut.

5) Untuk mengetahui cara-cara yang dipilih untuk menyelesaikan perselisihan


dan pilihan domisili hukum yang dipilih bila perselisihan terjadi antara para
pihak.

Syarat Sahnya Perjanjian (kontrak)

Menurut pasal 1320 KUHP kontrak adalah sah bila memenuhi syarat-syarat
sebagi berikut:

a. Syarat subjektif, syarat ini apabila dilanggar maka kontrak

dapat dibatalkan, meliputi:


1. Kecakapan untuk membuat kontrak atau suatu persetujuan (dewasa dan
tidak sakit ingatan).

2. Kesepakatan mereka yang mengikatkan dirinya.

b. Syarat objektif, syarat ini apabila dilanggar maka kontraknya batal demi
hukum, meliputi:

1. Suatu hal (objek) tertentu.

2. Sesuatu sebab yang halal.

Adapun akibat dari tidak terpenuhinya satu atau lebih dari syarat sahnya
perjanjian adalah:

a. Batal demi hukum

Dalam hal ini perjanjian tersebut dianggap tidak pernah sah dan tidak pernah ada,
dalam hal ini jika tidak terpenuhi syarat objektif yaitu syarat perihal tertentu dan
syarat kausa yang diperbolehkan.

Universitas Esa Unggul


http://esaunggul.ac.id
6 / 15
b. Dapat dibatalkan

Dalam hal ini, perjanjian tersebut baru dianggap tidak sah jika dibatalkan
oleh yang berkepentingan, jika terpenuhi syarat subjektif yaitu tercapainya kata
sepakat dan kecakapan berbuat.

c. Perjanjian tidak dapat dilaksanakan.

Dalam hal ini, perjanjian tidak dapat dilaksanakan karena perjanjian ini dengan
syarat pengguhan.Dan syarat tangguhan belum bisa dilaksanakan atau terwujud.

d. Dikenakan sanksi administrative.

Dalam hal ini, adanya sanksi administrative terhadap salah satu atau kedua belah
pihak yang mengadakan perjanjian karena tidak terpenuhinya syarat perjanjian,
tetapi tidak mengakibatkan batalnya suatu perjanjian tersebut.

Sebab-sebab berakhirnya suatu perjanjian/kontrak

Secara umum tentang pembatalan perjanjian tidak mungkin dilaksanakan, sebab


dasar perjanjian adalah kesepakatan tersebut. Namun demikian pembatalan
perjanjian dapat dilakukan apabila:

1. Jangka waktu perjanjian telah berakhir

2. Salah satu pihak menyimpang dari apa yang diperjanjikan, dan

3. Jika ada bukti kelancaran dan bukti penghianatan(penipuan).

Adapun prosedur pembatalan perjanjian adalah dengan cara terlebih dahulu


kepada pihak yang tersangkut dalam perjanjian tersebut diberitahukan, bahwa
perjanjian atau kesepakatan yang telah diikat akan dihentikan (dibatalkan),
dalam hal ini harus diberitahukan alasan pembatalan. Setelah waktu berlalu,
maksudnya agar pihak yang tersangkut dalam perjanjian mempunyai waktu
untuk bersiap-siap menghadapi risiko pembatalan.

Universitas Esa Unggul


http://esaunggul.ac.id
7 / 15
Sedangkan dalam praktek bisnis berakhirnya kontrak dapat disebabkan :

a. Pembayaran.

b. Penawaran tunai diikuti oleh penyimpangan produk yang hendak


dibayarkan itu di suatu tempat.

c. Pembauran utang.

d. Kompensasi.

e. Percampuran utang pembebasan utang.

f. Hapusnya produk yang dimaksudkan dalam kontrak.

g. Pembatalan kontrak.

h. Akibat berlakunya suatu syarat pembatalan.

i. Lewat waktu.

Asas-asas dalam perjanjian (kontrak) adalah sebagai berikut:

a. Asas kebebasan berkontrak (open system)

Asas kebebasan berkontrak adalah setiap orang boleh mengadakan perjanjian


apa saja dan dengan siapa saja. Isi dari perjanjian juga terserah para pihak yang
akan melakukan perjanjian (kontrak).
b. Asas konsensual atau asas kekuasaan bersepakat
Asas konsensual adalah perjanjian itu ada sejak tercapai kata sepakat antara
pihak yang mengadakan perjanjian.

c. Asas facta sun servanda

Perjanjian (kontrak) itu merupakan undang-undang bagi para pihak yang


membuatnya (mengikat para pihak).
Di samping itu, beberapa asas lain dalam standar kontrak:

 Asas kepercayaan

 Asas persamaan hak

 Asas keseimbangan

Universitas Esa Unggul


http://esaunggul.ac.id
8 / 15
 Asas moral

 Asas kepatutan

 Asas kebiasaan

 Asas kepastian hukum

FUNGSI PERJANJIAN

Fungsi perjanjian dapat dibedakan menjadi dua macam, yaitu fungsi yurudis dan
fungsi ekonomis.

- Fungsi yurudis adalah dapat memberikan kepastian hukum para pihak,


sedangkan

- Fungsi ekonomis adalah menggerakkan (hak milik) sumber daya dari


nilai penggunaan yang lebih rendah menjadi nilai yang lebih tinggi. Biaya dalam
pembuatan perjanjian biaya penelitian, meliputi biaya penentuan hak milik yang
mana yang diinginkan dan biaya penentuan bernegosiasi, biaya negosiasi, meliputi
biaya persiapan, biaya penulisan kontrak, dan biaya tawar-menawar dalam uraian
yang rinci, biaya monitoring, yaitu biaya penyelidikan tentang objek, biaya
pelaksanaan, meliputi biaya persidangan dan arbitrase, biaya kekeliruan hukum,
yang merupakan biaya sosial.

Universitas Esa Unggul


http://esaunggul.ac.id
9 / 15
PRESTASI DAN WANPRESTASI DALAM HUKUM KONTRAK

1. Pengertian Prestasi

Pengertian prestasi (performance) dalam hukum kontrak dimaksudkan sebagai


suatu pelaksanaan hal-hal yang tertulis dalam suatu kontrak oleh pihak yang telah
mengikatkan diri untuk itu, pelaksanaan mana sesuai dengan "term" dan
"condition" sebagaimana disebutkan dalam kontrak bersangkutan. Model-model
dari prestasi (Pasal 1234 KUH Perdata), yaitu berupa :

- Memberikan sesuatu;

- Berbuat sesuatu;

- Tidak berbuat sesuatu.

2. Pengertian Wanprestasi

Pengertian wanprestasi (breach of contract) adalah tidak dilaksanakannya prestasi


atau kewajiban sebagaimana mestinya yang dibebankan oleh kontrak terhadap
pihak-pihak tertentu seperti yang disebutkan dalam kontrak yang bersangkutan.
Tindakan wanprestasi membawa konsekuensi terhadap timbulnya hak pihak
yang dirugikan untuk menuntut pihak yang melakukan wanprestasi untuk
memberikan ganti rugi sehingga oleh hukum diharapkan agar tidak ada satu pihak
pun yang dirugikan karena wanprestasi tersebut. Wanprestasi dalam kontrak
yaitu berupa :

- Tidak melaksanakan atau memenuhi prestasi ;

- Terlambat memenuhi wanprestasi ;

- Tidak sempurna memenuhi prestasi.

Tindakan wanprestasi ini dapat terjadi karena:

a. Kesengajaan, maksudnya tidak melakukan apa yang disanggupi akan


dilakukannya;

Universitas Esa Unggul


http://esaunggul.ac.id
10 / 15
b. Kelalaian, yang dimaksud melaksanakan apa yang dijanjikanya, tetapi
tidak sebagaimana dijanjikan;

c. Tanpa kesalahan (tanpa kesengajaan atau kelalaian)

d. Melakukan apa yang dijanjikan tetapi terlambat;

e. Melakukan sesuatu yang menurut kontrak tidak boleh dilakukanya.

Akibat dari wanprestasi itu biasanya dapat dikenakan sanksi berupa ganti rugi,
pembatalan kontrak, peralihan risiko, maupun membayar biaya perkara. Sebagai
contoh seorang debitor (si berutang) dituduh melakukan perbuatan hukum, lalai
atau sengaja tidak melaksanakan sesuai bunyi yang telah disepakati dalam
kontrak, jika terbukti, maka debitor harus mengganti kerugian (termasuk ganti
rugi + bunga + biaya perkaranya). Meskipun demikian debitor bisa saja membela
diri dengan alasan :

 Keadaan memaksa (overmacht/force majure)

 Kelalaian kredito sendiri

 Kreditor telah melepas haknya untuk menuntut ganti rugi.

Untuk hal yang demikian debitor tidak harus mengganti kerugian. Oleh karena itu,
sebaiknya dalam setiap kontrak bisnis yang kita buat dapat dicantumkan juga
mengenai risiko, wanprestasi, dan keadaan memaksa ini.

Universitas Esa Unggul


http://esaunggul.ac.id
11 / 15
C. Latihan

1. Apakah Perbedaan antara Kontrak dan Perjanjian ?

2. Seberapa Pentingkah kita perlu memahami syarat sahnya perjanjian dalam


membuat kontrak?

3. Apakah Akibatnya jika ada syarat sahnya perjanjian yang tidak terpenuhi?

Universitas Esa Unggul


http://esaunggul.ac.id
12 / 15
D. Kunci Jawaban

(Lihat Pada Uraian Modul di atas)

Universitas Esa Unggul


http://esaunggul.ac.id
13 / 15
A. Daftar Pustaka

1. Fakultas Hukum Universitas Udayana. Klini Hukum Perancangan Kontrak,


(Bali : Udayana University Press, 2015).

2. Afifah kusumadara, Kontrak Bisnis Internasional, (Jakarta : Sinar Grafika,


2013)

3. Dr Ricardo Simanjutak SH, Teknik Perancangan Kontrak Bisnis, (Jakarta :


Kontan Pub 2011)

Universitas Esa Unggul


http://esaunggul.ac.id
14 / 15

Anda mungkin juga menyukai