Anda di halaman 1dari 26

MAKALAH

ASI EKSKLUSIF DAN MASALAH DALAM PEMBERIAN ASI

NAMA KELOMPOK 4

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN MARANATHA

KUPANG

2020
KATA PENGANTAR

            Puji syukur kami ucapkan kehadirat Tuhan Yang Maha Es yang telah memberikan
rahmat dan karunuia-nya kepada kami sehingga kami dapat menyelesaikan tugas makalah ASI
EKSKLUSIF DAN MASALAH DALAM PEMBERIAN ASI dengan baik dan tepat pada
waktunya. Dalam menyusun makalah ini kami  mendapat dari berbagai sumber  buku.

Harapan kami, semoga makalah yang kami buat ini dapat berguna bagi semua orang dan
dapat dijadikan sebagai penambah ilmu pengetahuan kita, baik anda yang membacanya maupun
kami yang membuatnya. kami menyadari bahwa makalah yang kami buat ini belum sempurna
dan masih perlu ditingkatkan lagi. Oleh karena itu, saran dan kritik yang bersifat membangun
sangat kami harapkan demi kesempurnaan makalah ini.

Kupang, 18 september 2020

Penulis
BAB 1

PENDAHULUAN

A.  Latar Belakang
Di Indonesia masalah gizi buruk hingga saat ini masih belum teratasi. Salah satu masalah gizi
yang paling utama pada saat ini, di Indonesia adalah kurang kalori, dan protein. Hal ini banyak
ditemukan  pada bayi dan anak yang masih kecil. Keadaan ini karena anak dan bayi merupakan
golongan rentan. Selain itu banyak ibu yang melahirkan bayi prematur yaitu bayi dengan berat
badan rendah karena tidak sesuai dengan usia kelahirannya. Bayi dengan berat badan rendah
memiliki resiko besar terkena infeksi dan lebih memperlukan ASI lebih besar dibanding bayi
dengan berat badang normal. Pertumbuhan dan perkembangan bayi sebagian besar ditentukan
oleh jumlah ASI yang diperoleh termasuk energi dan zat gizi lainnya yang terkandung di dalam
ASI.  Namun, banyak ibu yang mengganti ASI dengan susu  formula. Padahal hal itu sangatlah
tidak baik untuk seorang bayi. Bayi umumnya diberikan ASI hingga berusia enam bulan, setelah
itu ASI hanya berfungsi sebagai sumber protein, vitamin, dan mineral yang utama bagi bayi.
Tetapi banyak ibu-ibu yang memberikan ASI hanya selama 3 bulan bahkan ada yang hanya
memberikan ASI selama satu bulan saja dikarenakan kepentingan pekerjaan. Pemberian ASI
semaksimal mungkin merupakan kegiatan penting dalam pemeliharan dan tumbuh kembang
bayi, Oleh sebab itu maka penulis membuat makalah dengan judul ”ASI EKSKLUSIF”.

B. Rumusan Masalah
1. Apa itu ASI Eksklusif?
2. Apa saja pengelompokan ASI?
3. Apa saja manfaat ASI Eksklusif?
4. Bagaimana fisiologi pengeluaran ASI?
5. Apa saja komposisi ASI?
6. Apa saja keunggulan ASI daripada susu formula?
7. Bagaimana masalah pemberian ASI

C. Tujuan
1. Untuk mengetahui definisi ASI Eksklusif.
2. Untuk mengetahui pengelompokan ASI
3. Untuk mengetahui manfaat ASI Eksklusif.
4. Untuk mengetahui fisiologi pengeluaran ASI
5. Untuk mengetahui komposisi dari ASI.
6. Untuk mengetahui keunggulan ASI daripada susu formula
7.  Untuk mengetahui masalah dalam pemberian ASI
BAB 11
PEMBAHASAN

A. DEFINISI ASI EKSKLUSIF


ASI Eksklusif adalah makanan pertama, utama dan terbaik bagi bayi, yang bersifat
alamiah. ASI  Eksklusif menurut WHO adalah pemberian ASI saja tanpa tambahan
cairan lain baik susu formula, air putih, air jeruk ataupun makanan tambahan lain yang
diberikan saat bayi baru lahir sampai berumur 6 bulan.
ASI eksklusif adalah pemberian ASI selama 6 bulan tanpa tambahan cairan lain,
seperti susu formula, jeruk, madu, air teh, dan air putih, serta tanpa tambahan makanan
padat, seperti pisang, bubur susu, biskuit, bubur nasi, dan nasi tim, kecuali vitamin dan
mineral dan obat. Selain itu, pemberian ASI eksklusif juga berhubungan dengan tindakan
memberikan ASI kepada bayi hingga berusia 6 bulan tanpa makanan dan minuman lain,
kecuali sirup obat. Setelah usia bayi 6 bulan, barulah bayi mulai diberikan makanan
pendamping ASI, sedangkan ASI dapat diberikan sampai 2 tahun atau lebih
ASI adalah satu jenis makanan yang mencukupi seluruh unsur kebutuhan bayi baik
fisik, psikologi, sosial maupun spiritual. ASI mengandung nutrisi, hormon, unsur
kekebalan pertumbuhan, anti alergi, serta anti inflamasi. Nutrisi dalam ASI mencakup
hampir 200 unsur zat makanan.
 ASI adalah sebuah cairan ciptaan Allah yang memenuhi kebutuhan gizi bayi dan
melindunginya dalam melawan kemungkinan serangan penyakit. Keseimbangan zat-zat
gizi dalam air susu ibu berada pada tingkat terbaik dan air susunya memiliki bentuk
paling baik bagi tubuh bayi yang masih muda. Pada saat yang sama ASI juga sangat kaya
akan sari-sari makanan yang mempercepat pertumbuhan sel-sel otak dan perkembangan
sistem saraf.

B. PENGELOMPOKAN ASI
ASI dikelompokan menjadi tiga, yaitu sebagai berikut:
1. ASI stadium I adalah kolostrum. Kolostrum adalah cairan yang pertama disekresi
oleh kelenjar payudara dari hari ke-1 sampai hari ke-4. Kolostrum sangat baik untuk
mengeluarkan “meconium” yaitu air  ketuban dan cairan lain yang tertelan masuk
perut bayi saat proses persalinan. Jumlah (volume) kolostrum berkisar 150-300 cc per
hari.
2. ASI Stadium II adalah ASI peralihan yang keluar setelah kolostrum sampai sebelum
menjadi ASI yang matang. ASI ini diproduksi pada hari ke-4 sampai hari ke-10.
3.  ASI stadium III adalah ASI matur. ASI yang disekresi dari hari ke-10 sampai
seterusnya.

C. MANFAAT ASI EKSKLUSIF


Menyusui bayi dapat mendatangkan keuntungan bagi bayi, ibu, keluarga, masyarakat,
dan negara. Sebagai makanan bayi yang paling sempurna, ASI mudah dicerna dan
diserap karena mengandung enzim pencernaan. Beberapa manfaat ASI sebagai berikut:
1. Untuk Bayi
Ketika bayi berusia 0-6 bulan, ASI bertindak sebagai makanan utama bayi, karena
mengandung lebih dari 60% kebutuhan bayi, ASI memang terbaik untuk bayi manusia
sebagaimana susu sapi yang terbaik untuk bayi sapi, ASI merupakan komposisi makanan
ideal untuk bayi, pemberian ASI dapat mengurangi resiko infeksi lambung dan usus,
sembelit serta alergi, bayi yang diberi ASI lebih kebal terhadap penyakit dari pada bayi
yang tidak mendapatkan ASI, bayi yang diberi ASI lebih mampu menghadapi efek
penyakit kuning, pemberian ASI dapat semakin mendekatkan hubungan ibu dengan
bayinya. Hal ini akan berpengaruh terhadap kemapanan emosinya di masa depan, apabila
bayi sakit, ASI merupakan makanan yang tepat bagi bayi karena mudah dicerna dan
dapat mempercepat penyembuhan, pada bayi prematur, ASI dapat menaikkan berat badan
secara cepat dan mempercepat pertumbuhan sel otak, tingkat kecerdasan bayi yang diberi
ASI lebih tinggi 7-9 poin dibandingkan bayi yang tidak diberi ASI
2. Untuk Ibu
Isapan bayi dapat membuat rahim menciut, mempercepat kondisi ibu untuk kembali ke
masa prakehamilan, serta mengurangi resiko perdarahan, lemak yang ditimbun di sekitar
panggul dan paha pada masa kehamilan akan berpindah ke dalam ASI, sehingga ibu lebih
cepat langsing kembali, resiko terkena kanker rahim dan kanker payudara pada ibu yang
menyusui bayi lebih rendah dari pada ibu yang tidak menyusui, menyusui bayi lebih
menghemat waktu, karena ibu tidak perlu menyiapkan botol dan mensterilkannya, ASI
lebih praktis lantaran ibu bisa berjalan-jalan tanpa membawa perlengkapan lain, ASI
lebih murah dari pada susu formula, ASI selalu steril dan bebas kuman sehingga aman
untuk ibu dan bayinya, ibu dapat memperoleh manfaat fisik dan emotional
3. Untuk Keluarga
Tidak perlu menghabiskan banyak uang untuk membeli susu formula, botol susu, serta
peralatan lainnya, jika bayi sehat, berarti keluarga mengeluarkan lebih sedikit biaya guna
perawatan kesehatan, penjarangan kelahiran lantaran efek kontrasepsi dari ASI eksklusif,
jika bayi sehat berarti menghemat waktu keluarga, menghemat tenaga keluarga karena
ASI selalu tersedia setiap saat, keluarga tidak perlu repot membawa berbagai peralatan
susu ketika bepergian
4.  Untuk Masyarakat dan Negara
Menghemat devisa negara karena tidak perlu mengimpor susu formula dan peralatan
lainnya, bayi sehat membuat negara lebih sehat, penghematan pada sektor kesehatan,
karena jumlah bayi yang sakit hanya sedikit, memperbaiki kelangsungan hidup anak
karena dapat menurunkan angka kematian, ASI merupakan sumber daya yang terus-
menerus di produksi

D. FISIOLOGI PENGELUARAN ASI


Pengeluaran ASI merupakan suatu interaksi yang sangat kompleks antara rangsangan
mekanik, saraf dan bermacam-macam hormon. Kemampuan ibu dalam
menyusui/laktasipun berbeda-beda. Sebagian mempunyai kemampuan yang lebih besar
dibandingkan yang lain. Laktasi mempunyai dua pengertian yaitu pembentukan ASI
(Refleks Prolaktin) dan pengeluaran ASI (Refleks Let Down/Pelepasan ASI
Pembentukan ASI (Refleks Prolaktin) dimulai sejak kehamilan. Selama kehamilan
terjadi perubahan-perubahan payudara terutama besarnya payudara, yang disebabkan
oleh adanya proliferasi sel-sel duktus laktiferus dan sel-sel kelenjar pembentukan ASI
serta lancarnya peredaran darah pada payudara. Proses proliferasi ini dipengaruhi oleh
hormon-hormon yang dihasilkan plasenta, yaitu laktogen, prolaktin, kariogona dotropin,
estrogen, dan progesteron. Pada akhir kehamilan, sekitar kehamilan 5 bulan atau lebih,
kadang dari ujung puting susu keluar cairan kolostrum. Cairan kolostrum tersebut keluar
karena pengaruh hormon laktogen dari plasenta dan hormon prolaktin dari hipofise.
Namun, jumlah kolostrum tersebut terbatas dan normal, dimana cairan yang dihasilkan
tidak berlebihan karena kadar prolaktin cukup tinggi, pengeluaran air susu dihambat oleh
hormon estrogen.
Setelah persalinan, kadar estrogen dan progesteron menurun dengan lepasnya
plasenta, sedangkan prolaktin tetap tinggi sehingga tidak ada lagi hambatan terhadap
prolaktin oleh estrogen. Hormon prolaktin ini merangsang sel-sel alveoli yang berfungsi
untuk membuat air susu ibu
Penurunan kadar estrogen memungkinan naiknya kadar prolaktin dan produksi ASI
pun dimulai. Produksi prolaktin yang berkesinambungan disebabkan oleh bayi menyusui
pada payudara ibu. Sedangkan yang menyebabkan prolaktin terhambat pengeluarannya
pada keadaan: ibu gizi buruk, dan pengaruh obat-obatan.
Pengeluaran ASI (Refleks Letdown/pelepasan ASI) merupakan proses pelepasan ASI
yang berada dibawah kendali neuroendokrin, dimana bayi yang menghisap payudara ibu
akan merangsang produksi oksitosin yang menyebabkan kontraksi sel-sel mioepitel.
Kontraksi dari sel-sel ini akan memeras air susu yang telah terbuat keluar dari alveoli dan
masuk ke sistem duktus untuk selanjutnya mengalir melalui duktus laktiferus masuk ke
mulut bayi sehingga ASI tersedia bagi bayi.
 Faktor-faktor yang memicu peningkatan refleks ”letdown/pelepasan ASI” ini yaitu
pada saat ibu melihat bayinya, mendengarkan suara bayi, mencium bayi, dan memikirkan
untuk meyusui bayi. Sementara itu, faktor-faktor yang menghambat refleks
”letdown/pelepasan ASI yaitu stress seperti keadaan bingung atau psikis kacau, takut,
cemas, lelah, malu, merasa tidak pasti atau merasakan nyeri
Oksitosin juga mempengaruhi jaringan otot polos uterus berkontraksi sehingga
mempercepat lepasnya plasenta dari dinding uterus dan membantu mengurangi terjadinya
perdarahan. Oleh karena itu, setelah bayi lahir maka bayi harus segera disusukan pada
ibunya (Inisiasi Menyusui Dini ). Dengan seringnya menyusui, penciutan uterus akan
terjadi makin cepat dan makin baik. Tidak jarang perut ibu akan terus terasa mulas yang
sangat pada hari-hari pertama menyusui, hal ini merupakan mekanisme alamiah yang
baik untuk kembalinya uterus ke bentuk semula
E. KOMPOSISI ASI
Susu menjadi salah satu sumber nutrisi bagi manusia, komponen ASI sangat rumit dan
berisi lebih dari 100.000 biologi komponen unik, berikut komposisi ASI:
1. Kolostrum
Cairan susu kental berwarna kuning, Kolostrum mengandung karoten dan vitamin A yang
tinggi yang berfungsi menjaga kekebalan tubuh bagi bayi.
2.  Protein
Protein dalan ASI  berupa casein (protein yang sulit di cerna) dan whey (protein yang
mudah di cerna). ASI lebih banyk mengandum whey di bandingkan dengan casein.
3. Lemak
Lemak ASI adalah penghasil kalori (energy) utama dan merupakan komponen yang gizi
yang sangat berfariasi.penelitian OSBORN membuktikan, bayi yang tidak mendapatkan
ASI lebih banyak menderita penyakit koroner usia muda.
4.  Laktosa
Merupakan karbihidrat terutama pada ASI,fungsinya sebagai sumber   energi
meninggkatkan absorbs kalsium dan merang sang pertumbuhan lactobacillus bifidus.
5. Zat Besi
Meskipun ASI mengandum sedikit zat besi, namun bayi yang menyusui jarang
kekurangan zat besi.
6.  Taurin
Berupa asam amino dan berfungsi sebagai neuororansmitter, berperan penting dalam
maturasi otak bayi.
7. Laktobacilus
Berfungsi menghambat pertumbuhan microorganisme seperti becteri ecoli yang sering
menyebabkan diare pada bayi.
8.  Laktoferin.
Sebuah besi batas yang mengikat protein ketersediaan besi untuk bakteri dalam intestines,
serta memungkinkan bakteri sehat tertentu untuk berkembang.
9.  Lizozim
Dapat memecah dinding bakteri sekaligus mengurangi insidens, caries,dentis,dan
maloklusi atau kebiasaan lidah yang mendorong kedepan akibat menyusu dengan botol
dan dot.
F. KENGUNGGULAN ASI DARIPADA SUSU FORMULA

Perbedaan ASI Susu Formula


Komposisi ASI mengandung zat-zat gizi, Tidak seluruh zat gizi
antara lain:faktor pembentuk sel- yang terkandung di
sel otak, terutama DHA, dalam dalamnya dapat diserap
kadar tinggi. ASI juga oleh tubuh bayi.
mengandung whey (protein utama Misalnya, protein susu
dari susu yang berbentuk cair) sapi tidak mudah
lebih banyak daripada kasein diserap karena
(protein utama dari susu yang mengandung lebih
berbentuk gumpalan) dengan banyak casein.
perbandingan 65:35. Perbandingan whey:
casein susu sapi adalah
20:80.
Nutrisi Mengandung imunoglobulin dan Protein yang dikandung
kaya akan DHA (asam lemak tidak oleh susu formula
polar yang berikat banyak) yang berguna bagi bayi
dapat membantu bayi menahan lembu tapi kegunaan
infeksi serta membantu bagi manusia sangat
perkembangan otak dan selaput terbatas lagipula
mata. immunoglobulin dan
gizi yang ditambah di
susu formula yang
telah disterilkan bisa
berkurang ataupun
hilang.
Pencernaan Protein ASI adalah sejenis protein Tidak mudah dicerna:
yang lebih mudah dicerna selain serangkaian proses
itu ada sejenis unsur lemak ASI produksi di pabrik
yang mudah diserap dan mengakibatkan enzim-
digunakan oleh bayi. Unsur enzim pencernaan tidak
elektronik dan zat besi yang berfungsi. Akibatnya
dikandung ASI lebih rendah dari lebih banyak sisa
susu formula tetapi daya serap dan pencernaan yang
guna lebih tinggi yang dapat dihasilkan dari proses
memperkecil beban ginjal bayi. metabolisme yang
Selain itu ASI mudah dicerna bayi membuat ginjal bayi
karena mengandung enzim-enzim harus bekerja keras.
yang dapat membantu proses Susu formula tidak
pencernaan antara lain lipase mengandung
(untuk menguraikan lemak), posporlipid ditambah
amilase (untuk menguraikan mengandung protein
karbohidrat) dan protease (untuk yang tidak mudah
menguraikan protein). dicerna yang bisa
membentuk sepotong
susu yang membeku
sehingga berhenti di
perut lebih lama oleh
karena itu taji bayi
lebih kental dan keras
yang dapat
menyebabkan susah
BAB dan membuat
bayi tidak nyaman.
Kebutuhan Dapat memajukan pendirian Kekurangan menghisap
hubungan ibu dan anak. ASI payudara: mudah
adalah makanan bayi, dapat menolak ASI yang
memenuhi kebutuhan bayi, menyebabkan
memberikan rasa aman kepada kesusahan bayi
bayi yang dapat mendorong menyesuaikan diri atau
kemampuan adaptasi bayi. makan terlalu banyak,
tidak sesuai dengan
prinsip kebutuhan.
Ekonomi Lebih murah: menghemat biaya Biaya lebih mahal:
alat-alat, makanan, dll yang karena menggunakan
berhubungan dengan alat,makanan,
pemeliharaan, mengurangi beban pelayanan kesehatan,
perekonomian keluarga. dll. Untuk memelihara
sapi. Biaya ini sangat
subjektif yang menjadi
beban keluarga.
Kebersihan ASI boleh langsung diminum jadi Polusi dan infeksi:
bias menghindari penyucian botol pertumbuhan bakteri di
susu yang tidak benar ataupun hal dalam makanan buatan
kebersihan lain yang disebabkan sangat cepat apalagi di
oleh penyucian tangan yang tidak dalam botol susu yang
bersih oleh ibu. Dapat hangat biarpun
menghindari bahaya karena makanan yang dimakan
pembuatan dan penyimpanan susu bayi adalah makanan
yang tidak benar. bersih akan tetapi
karena tidak
mengandung anti
infeksi, bayi akan
mudah mencret atau
kena penularan lainnya.
Ekonomis Tidak perlu disterilkan atau lebih Penyusuan susu
mudah dibawa keluar, lebih mudah formula dan alat yang
diminum, minuman yang paling cukup untuk menyeduh
segar dan suhu minuman yang susu.
paling tepat untuk bayi.
Penampilan Bayi mesti menggerakkan mulut Penyusuan susu
untuk menghisap ASI, hal ini formula dengan botol
dapat membuat gigi bayi menjadi susu akan
kuat dan wajah menjadi cantik. mengakibatkan
penyedotan yang tidak
puas lalu menyedot
terus yang dapat
menambah beban ginjal
dan kemungkinan
menjadi gemuk.
Pencegahan Bagi bayi yang beralergi, ASI Bagi bayi yang
dapat menghindari alergi karena alergiterhadap susu
susu formula seperti mencret, formula tidak dapat
muntah, infeksi saluran menghindari mencret,
pernapasan, asma, bintik-bintik, muntah,infeksi saluran
pertumbuhan terganggu dan gejala napas, asma,
lainnya. kemerahan,
pertumbuhan terganggu
dan gejala lainnya yang
disebabkan oleh susu
formula.
Kebaikan Dapat membantu kontraksi rahim Tidak dapat membantu
bagi ibu ibu, lebih lambat datang bulan kontraksi rahim yang
sehabis melahirkan sehingga dapat dapat membantu
ber-KB alami. Selain itu dapat pengembalian tubuh
menghabiskan kalori yang berguna ibu jadi rahim perlu
untuk pengembalian postur tubuh dielus sendiri oleh ibu.
ibu. Berdasarkan biodata statistik, Tidak dapat
ibu yang menyusui ASI lebih memperlambat waktu
rendah kemungkinan menderita datang bulan yang
kanker payudara, kanker rahim dan dapat menghasilkan
keropos tulang. cara KB alami.
Berdasarkan biodata
statistik, ibu yang
menyusui susu formula
lebih tinggi
kemungkinan
menderita kanker
payudara.

G. MASALAH DALAM PEMEBRIAN ASI


1.  Masalah Menyusui Pada Ibu
a. Payudara Bengkak (Engorgement)
Sekitar hari ketiga atau keempat sesudah ibu melahirkan, payudara sering terasa lebih
penuh, tegang, serta nyeri. Keadaan seperti itu disebut engorgement (payudara bengkak)
yang disebabkan oleh adanya statis di vena dan pembuluh darah bening. Hal ini
merupakan tanda bahwa ASI mulai banyak disekresi.
Apabila dalam keadaan tersebut ibu menghindari menyusui karena alasan nyeri lalu
memberikan prelacteal feeding (makanan tambahan) pada bayi, keadaan tersebut justru
berlanjut. Payudara akan bertambah bengkak atau penuh karena sekresi ASI terus
berlangsung sementara bayi tidak disusukan sehingga tidak terjadi perangsangan pada
puting susu yang mengakibatkan refleks oksitosin tidak terjadi dan ASI tidak
dikeluarkan. Jika hal ini terus berlangsung, ASI yang disekresi menumpuk pada payudara
dan menyebabkan areola (bagian berwarna hitam yang melingkari puting) lebih
menonjol, puting menjadi lebih datar dan sukar dihisap oleh bayi ketika disusukan. Bila
keadaan sudah sampai seperti ini, kulit pada payudara akan nampak lebih merah
mengkilat, terasa nyeri sekali dan ibu merasa demam seperti influenza.
 Untuk mencegah terjadinya payudara bengkak, beberapa cara yang dianjurkan antara lain
sebagai berikut :
 menyusui bayi segera setelah lahir, apabila keadaan memungkinkan.
 Menyusui  bayi tanpa dijadwal (on demand / sesuka bayi).
 Keluarkan asi dengan tangan atau pompa bila produksi melebihi kebutuhan bayi.
 Lakukan perawatan payudara pasca persalinan secara teratur.
 Lakukan pengurutan (masase) payudara yang dimulai dari puting ke arah payudara
untuk mengurangi peningkatan peredaran darah dan terjadinya statis di pembuluh
darah dan pembuluh getah bening dalam payudar
 Beberapa tindakan yang dapat dilakukan untuk mengatasi payudara bengkakadalah
sebagai beriku
a.  Setiap 2 jam sekali sebelum menyusui kompreslah payudarah dengan lap bersih atu
dengan daun pepaya basah
b. Keluarkan sedikit ASI sebelum menyusui agar payudara lebih lembek, sehingga
puting lebih mudah ditangkap/diisap oleh bayi.
c. Bila bayi belum dapat menyusu, asi dikeluarkan dengan tangan atau pompa dan
berikan pada bayi dengan cangkir atau sendok.
d. Tetap mengeluarkan asi sesering yang diperlukan sampai bendungan teratasi.
e. Berikan kompres dingin untuk mengurangi rasa sakit pada payudara, dankompres
hangat untuk memudahkan bayi mengisap (menangkap) puting susu.
f. Bila ibu demam dapat diberikan obat penurun demam dan pengurang sakit.
g. Lakukan pemijatan pada daerah payudarah yang bengkak, bermanfaat untuk
membantu memperlancar pengeluaran asi.
h. Pada saat menyusui sebaiknya ibu tetap rileks
i. Makan-makanan bergizi untuk meningkatkan daya tahan tubuh dan memperbanyak
minum.
j. Jika ibu yang sedang menyusui terserang penyakit seperti : pilek, usahakan tetap
memberikan asi dengan meutup mulut dn hidung dengan masker.

b. Kelainan Puting Susu


Kebanyakan ibu tidak memiliki kelainan anatomis payudara. Meskipun demikian,
kadang-kadang dijumpai juga kelainan antomis yang menghambat kemudahan bayi untuk
menyusui, misalnya puting susu datar atau puting susu terpendam (tertarik ke dalam).
Disamping kelainan anatomis, kadang dijumpai pula kelainan puting yang disebabkan
oleh suatu proses, misalnya tumor.
1.  Puting Susu Datar
Apabila areola dijepit antara jari telunjuk dan ibu jari di belakang puting, puting yang
normal akan menonjol keluar, bila tidak, berarti puting datar. Ketika menyusui puting
menjadi lebih tegang dan menonjol karena otot polos puting berkontraksi, meskipun
demikian pada keadaan puting datar akan tetap sulit ditangkap/diisap oleh mulut bayi.
2. Puting Susu Terpendam (tertarik ke dalam)
Sebagian atau seluruh puting susu tampak terpendam atau masuk ke dalam areola
(tertarik ke dalam). Hal ini karena ada sesuatu di bawahnya yang menarik puting ke
dalam, misalnya tumor atau penyempitan saluran susu. Kelainan puting tersebut
seharusnya sudah dapat diketahui sejak hamil atau sebelumnya sehingga dapat
diperbaiki dengan meletakkan kedua jari telunjuk atau ibu jari di daerah payudara,
kemudian dilakukan pengurutan menuju ke arah berlawanan. Perlu diketahui bahwa
tidak semua kelainan tersebut di atas dapat dikoreksi dengan cara tersebut. Untuk itu,
ibu menyusui dianjurkan untuk mengeluarkan ASI-nya dengan manual (tangan) atau
pompa kemudian diberikan pada bayi dengan sendok/pipet/gelas.

c. Putting Susu Nyeri (Sore Nipple) dan Putting Susu Lecet (Cracked Nipple)
Puting susu nyeri pada ibu menyusui biasanya terjadi karena beberapa sebab sebagai
berikut:
1. Posisi bayi saat menyusu yang salah, yaitu puting susu tidak masuk kedalam mulut
bayi sampai pada areola sehingga bayi hanya mengisap pada puting susu saja.
Hisapan/tekanan terus menerus hanya pada tempat tertentu akan menimbulkan rasa
nyeri waktu diisap, meskipun kulitnya masih utuh.
2. Pemakaian sabun, lotion, cream, alkohol dan lain-lain yang dapat mengiritasi puting
susu
3. Bayi dengan tali lidah (frenulum linguae) yang pendek sehingga menyebabkan bayi
sulit mengisap sampai areola dan isapan hanya pada putingnya saja.
4. Kurang hati-hati ketika menghentikan menyusu (mengisap).
Puting susu nyeri biasanya dapat disembuhkan setelah memperhatikan tehnik
menyusui yang benar, khususnya letak puting dalam mulut bayi, yaitu bibir bayi
menutup areola sehingga tidak nampak dari luar, puting di atas lidah bayi, areola di
antara gusi atas dan bawah.
 Untuk menghindari puting susu nyeri atau lecet, perlu diperhatikan hal-hal sebagai
berikut :
a) Tidak membersihkan puting susu dengan sabun, alkohol, lotion, cream, dan obat-
obat yang dapat mengiritasi.
b) Sebaiknya selesai menyusukan untuk melepaskan hisapan bayi, tekanlah dagu
bayi atau pijit hidungnya atau masukkan jari kelingking ibu yang bersih ke mulut
bayi.
c) Ibu dianjurkan tetap menyusui bayinya mulai dari puting yang tidak sakit serta
menghindari tekanan lokal pada puting dengan cara merubah-rubah posisi
menyusui. Untuk puting yang sakit dianjurkan mengurangi frekuensi dan lamanya
menyusui.

Apabila dengan tindakan tersebut di atas puting  tetap nyeri, sebaiknya dicari sebab-
sebab lain (misalnya moniliasis). Puting susu lecet/luka akan memudahkan terjadinya
infeksi pada payudara (mastitis).

d. Saluran Susu Tersumbat (Obstructive Duct)


Saluran susu tersumbat (obstructive duct) adalah suatu keadaan dimana terjadi sumbatan
pada satu atau lebih saluran susu yang disebabkan oleh tekanan jari waktu menyusui atau
pemakaian BH yang terlalu ketat. Hal ini juga dapat terjadi karena komplikasi payudara
bengkak yang berlanjut yang mengakibatkan kumpulan ASI dalam saluran susu tidak
segera dikeluarkan sehingga merupakan sumbatan. Sumbatan ini pada wanita yang kurus
dapat terlihat dengan jelas sebagai benjolan yang lunak pada perabaannya.

Untuk mengatasi terjadinya saluran susu tersumbat (obstructive duct) ada beberapa hal
yang dianjurkan, antara lain.
1. Sebaiknya ibu melakukan perawatan payudara setelah melahirkan dengan teratur agar
tidak terjadi stasis dalam payudara yang mengakibatkan terjadinya radang payudara
(mastitis).
2. Gunakan BH dengan desain menopang (menyangga), bukan menekan payudara.
3. Keluarkan ASI setiap kali selesai menyusui bila payudara masih terasa penuh.
Sumbatan saluran susu ini harus segera diatasi karena dapat berlanjut menjadi radang
payudara (mastitis). Untuk mengurangi rasa nyeri dan bengkak pada payudara dapat
diberikan kompres hangat dan dingin, yaitu kompres hangat sebelum menyusui dengan
tujuan mempermudah bayi mengisap puting susu dan kompres dingin setelah menyusui
untuk mengurangi rasa nyeri dan bengkak pada payudara.

e. Radang Payudara (Mastitis)


Radang payudara (mastitis) adalah infeksi yang menimbulkan reaksi sistemik (seperti
demam) pada ibu. Hal ini biasanya terjadi pada 1-3 minggu setelah melahirkan dan
sebagai komplikasi saluran susu tersumbat. Keadaan ini biasanya diawali dengan puting
susu lecet/luka. Gejala-gejala yang bisa diamati pada radang payudara antara lain kulit
nampak lebih merah, payudara lebih keras serta nyeri dan berbenjol-benjol (merongkol).
Keadaan ini disebabkan kurangnya asi diisap/dikeluarkan atau dikeluarkan
penghisapan yang tidak efektif, dapat juga karena kebiasaan menekan payudarah dengan
jari atau karena tekanan baju atau bra, serta pengeluaran asi yang kurang baik pada
payudara yang besar, terutama pada bagian bawah payudara yang menggantung.
Ada 2 jenis mastitis, yaitu yang terinfeksi milk statis disebut non infective mastitis dan
yang telah terinfeksi bakteri : infective mastitis. Lecet pada kulit yang mengundang
infeksi bakteri.
Untuk mengatasi hal tersebut di atas, ibu perlu dianjurkan agar tetap menyusui bayinya
supaya tidak terjadi stasis dalam payudara yang cepat menyebabkan terjadinya abses. Ibu
perlu mendapatkan pengobatan (Antibiotika, antipiretik/penurun panas, dan
analgesik/pengurang nyeri) serta banyak minum dan istirahat untuk mengurangi reaksi
sistemik (demam). Bila mana mungkin, ibu dianjurkan melakukan senam laktasi (senam
menyusui) yaitu menggerakkan lengan secara berputar sehingga persendian bahu ikut
bergerak ke arah yang sama. Gerakan demikian ini akan membantu memperlancar
peredaran darah dan limfe di daerah payudara sehingga statis dapat dihindari yang berarti
mengurangi kemungkinan terjadinya abses payudara.

f. Abses Payudara
Kelanjutan/komplikasi dari radang payudara akan menjadi abses. Hal ini disebabkan
oleh meluasnya peradangan dalam payudara tersebut dan menyebabkan ibu tampak lebih
parah sakitnya, payudara lebih merah mengkilap, benjolan tidak sekeras seperti pada
radang payudara (mastitis), tetapi tampak lebih penuh/bengkak berisi cairan. Bila
payudara seperti ini perlu segera diperiksakan ke dokter ahli supaya mendapat tindakan
medis yang cepat dan tepat. Mungkin perlu dilakukan tindakan insisi untuk drainase,
pemberian antibiotik dosis tinggi dan analgesik.
Ibu dianjurkan banyak minum dan istirahat. Bayi dihentikan untuk menyusui
sementara waktu pada payudara sakit dan setelah sembuh dapat disusukan kembali. Akan
tetapi, bayi tetap bisa menyusui pada payudara yang sehat tanpa dijadwal (sesuka bayi).

g. Air Susu Kurang


Masih banyak ibu mengira bahwa mereka tidak mempunyai cukup banyak ASI untuk
bayinya, sehingga keinginan untuk menambah susu formula atau makanan tambahan
sangat besar.
Dugaan makin kuat apabila bayi sering menangis/bayi menolak menyusu, tinja bayi
keras kering atau berwarna hijau, payudara tidak membesar selama kehamilan atau asi
tidak keluar pasca kelahiran, berat bayi meningkat kurang dari rata-rata 500 gram
perbulan, berat badan bayi dalam waktu 2 minggu belum kembali, mengompol rata-rata
kurang dari 6 kali dalam 24 jam cairan urine pekat bau berwarna kuning. pada ibunya dan
terasa kosong/lembek meskipun produksi ASI cukup lancer
Menilai kecukupan ASI sebenarnya bukan dari hal tersebut di atas tapi terutama dari
berat badan bayi. Apabila ibu mempunyai status gizi yang baik, cara menyusui benar,
secara psikologis percaya diri akan kemauan dan kemampuan untuk bisa menyusui
bayinya serta tidak ada kelainan pada payudaranya maka akan terjadi kenaikan berat
badan pada 4-6 bulan pertama usia bayi.  Hal ini dapat dilihat dari KMS (Kartu Menuju
Sehat) yang diisi setiap kali penimbangan di Posyandu. Apabila tidak terjadi kenaikan
berat badan bayi sesuai dengan usianya biasanya hal ini disebabkan oleh jumlah ASI
yang tidak mencukupi sehingga diperlukan tambahan sumber gizi yang lain.
2. Masalah Menyusui Pada Bayi
Masalah pada bayi dapat berupa bayi sering menangis, bingung puting, bayi dengan
kondisi tertentu seperti BBLR, ikterus, bibir sumbing, bayi kembar, bayi sakit, bayi
dengan lidah pendek(lingual frenulum), bayi yang memerlukan perawatan.
a. Bayi Sering Menangis
Tangisan bayi dapat dijadikan sebagai cara berkomuniksi antara ibu dan buah hati.
Pada saat bayi menangis, maka cari sumber penyebabnya. Dan yang paling sering karena
kurang ASI.
Beberapa penyebab bayi menangis antara lain sebagai berikut :
 Bayi merasa tidak aman
 Bayi merasa sakit
 Bayi basah (seperti mengompol)
 Bayi kurang gizi

Tindakan yang dapat dilakukan oleh ibu antara lain : ibu tidak boleh cemas karen
akanmengganggu proses laktasi, perbaiki posisimenyusui, periksa pakai bayi( apakah
basah, jangan biarkan bayi menangis terlalu lama).

b. Bayi Bingung Puting (Nipple Confusion)


Bingung Puting(Nipple Confusion) terjadi akibat pemberian susu
formula dalam botol yang berganti-ganti. Hal ini akibat mekanisme menyusu pada puting
susu ibu berbeda dengan mekanisme menyusu pada botol. Menyusu pada ibu
memerlukan kerja otot-otot pipi, gusi, langit-langit dan lidah. Sedangkan menyusu
pada botol bersifat pasif, tergantung pada faktor pemberi yaitu kemiringan botol atau
tekanan gravitasi susu, besar lubang dan ketebalan karet dot.
Tanda bayibingung puting antara lain:
 Bayi menolak menyusu.
 Isapan bayi terputus-putus dan sebentar-bentar.
 Bayi mengisap puting seperti mengisap dot.

c. Bayi dengan BBLR dan Bayi Prematur


Bayi dengan berat badan lahir rendah, bayi prematur maupun bayi kecil
mempunyai masalah menyusui karena refleks menghisapnya lemah. Oleh karena itu,
harus segera dilatih untuk menyusu.
Bila bayi dirawat di rumah sakit, harus lebih sering dijenguk, disentuh dengan kasih
sayang dan bila memungkinkan disusui.
Pada bayi prematur susui dengan sering walau pendek-pendek, rangsang dengan
sentuh langit-langit bayi dengan jari ibu yang bersih, jika tidak dapat menghisap berikan
dengan pipa nasogastrik, tangan dan sendok.
Uraian sesuai dengan umur bayi adalah sebagai berikut :
1. bayi umur kehamilan <30 minggu : BBL <1250 gr. Biasanya diberi cairan infus
selama 24-28 jam lalu diberikan asi menggunakan pipa nasogastrik.
2.  Usia 30-32 minggu : BBL 1250-1500 gr. Dapat menerima asi dari sendok 2 kali
sehari, namun masih menerima makanan lewat pipa, namu lama kelamaan makanan
pipa makin berkurang dan asi ditingkatkan.
3.  Usia 32-34 minggu : BBL 1500-1800 gr bayi mulai menyusui langsung dari
payudara namun perlu kesabaran.
4. Usia kurang >34 minggu : BBL > 1800 gr mendapatkan semua kebutuhn dari
payudara.

d. Bayi dengan Ikterus


Ikterik pada bayi sering terjadi pada bayi yang kurang mendapatkan ASI. Ikterik dini
terjadi pada bayi usia 2-10 hari yang disebabkan oleh kadar bilirubin dalam darah tinggi.
Untuk mengatasi agar tidak terjadi hiper bilirubinemia pada bayi maka:
 Segeralah menyusuibayi setelah lahir
 Menyusuibayi, sesering mungkin tanpa jadwal dan on demand.

Oleh karena itu, menyusui dini sangat penting karena bayi akan


mendapat kolustrum. Kolustrum membantu bayi mengeluarkan mekonium, bilirubin 
dapat dikeluarkan melalui feses sehingga mencegah bayi tidak kuning.

e. Bayi dengan Bibir Sumbing


Bayi dengan bibir sumbing tetap masih bisa menyusu. Pada bayi dengan bibir
sumbingpallatum molle (langit-langit lunak) dan pallatum durum (langit-langit keras),
dengan posisi tertentu masih dapat menyusu tanpa kesulitan.
Meskipun bayi terdapat kelainan, ibu harus tetap menyusui karena
dengan menyusui dapat melatih kekuatan otot rahang dan lidah. Memperbaiki
perkembangan bicara mengurangi resiko terjadinya otitis media.
Anjuran menyusuiuntuk bayi palatoskisis pada keadaan ini dengan cara:
 Posisi bayiduduk
 Saat menyusui, puting dan areola dipegang.
 Ibu jari digunakan sebagai penyumbat celah pada bibir bayi.
 Asi perah diberikan pada bayi dengan labiopalatoskisis (sumbing pada bibir dan
langit-langit).
 Sedangkan bayi yang mengalami labiopalatoskisis diberikan asi dengan sendok,
pipet, dan dot panjang.
f. Bayi Kembar
Posisi yang dapat digunakan pada saat menyusuibayi kembar adalah dengan posisi
memegang bola (football position). Susuilah bayi sesering mungkin Pada
saat menyusui secara bersamaan, bayi menyusu secara bergantian dan kemampuan
mengisap mungkin berbeda. Yakin kan ibu bahwa alam telah menyiapkan air susu bagi
semua makhluk, sesuai dengan kebutuhan. Apabila bayi ada yang dirawat di rumah sakit,
berikanlah ASI peras dan susuilah bayi yang ada dirumah. Agar ibu dapat beristirahat
maka sebaiknya mintalah bantuan pada anggota keluarga atau orang lain untuk
mengasuh bayi Anda.
g. Bayi Sakit
Bayi sakit dengan indikasi khusus tidak diperbolehkan mendapatkan makanan per
oral, tetapi pada saat kondisi bayi sudah memungkinkan maka berikan
ASI. Menyusui bukan kontraindikasi pada bayi sakit dengan muntah-
muntah ataupun diare. Posisi menyusui yang tepat dapat mencegah timbulnya muntah,
antara lain dengan posisi duduk. Berikan ASI sedikit tapi sering kemudian sendawakan.
Pada saat bayi akan ditidurkan, posisikan tengkurap atau miring kanan untuk
mengurangi bayi tersedak karena regurgitasi.
h. Bayi dengan Lidah Pendek (Lingual Frenulum)
Bayi dengan lidah pendek atau lingual frenulum (jaringan ikat penghubung lidah dan
dasar mulut) yang pendek dan tebal serta kaku tak elastis, sehingga membatasi gerak
lidah dan bayi tidak dapat menjulurkan lidahnya untuk “mengurut” puting dengan
optimal.
Akibat lidah bayi tidak sanggup “memegang” puting dan areola dengan baik,
maka proses laktasi tidak dapat berjalan dengan sempurna. Oleh karena itu, ibu dapat
membantu dengan menahan kedua bibir bayi segera setelah bayi dapat “menangkap”
putting dan areola dengan benar. Kemudian posisi kedua bibir bayi dipertahankan agar
tidak berubah-ubah.
i. Bayi yang Memerlukan Perawatan
Pada saat bayi sakit dan memerlukan perawatan, padahal bayi masih menyusu,
sebaiknya ibu tetap merawat dan memberikan ASI. Apabila tidak terdapat fasilitas, maka
ibu dapat memerah ASI dan menyimpannya. Cara penyimpanan ASI perahpun juga perlu
diperhatikan, agar tidak mudah basi.

3. Ibu Menyusui dengan Penyakit


a. Ibu dengan Penyakit HIV
Padatahun 2001, PersatuanKesehatanDunia (the World Health Assembly)
mengeluarkanrekomendasibahwabayiharusdiberikan ASI secaraeksklusifselama 6
bulanpertamadalamkehidupannyauntukmendapatkantingkatpertumbuhan,
perkembangansertakesehatan yang optimal. Setelahitu,
bayijugaharusmendapatkanmakananpendamping yang bergizidanjugaamanselain ASI
yang diberikansampaiusia 24 bulan (WHO, 2007).
pemberian ASI eksklusif pada enam bulan pertama kehidupan bayi dikaitkan dengan
risiko penularan HIV yang justru tiga hingga empat kali lipat lebih rendah dibandingkan
bayi yang mendapat ASI namun juga mengasup susu lain atau makanan lain.
Ibudengan HIV positifdihadapkanpadaduapilihansulit,
menyusuibelummengertitehnikmenyusuinyasehinggaternjadi MTCT (Mother-to-Child
Transmission), tidakmenyusuidantidak AFASS sehinggabayimenjadikuranggizi, diare,
atau pneumonia.Konselingpemberianmakanbayipadaibu HIV dapatmembantuibu HIV
menentukanpilihan yang terbaikuntukbayinya

BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan
ASI adalah satu jenis makanan yang mencukupi seluruh unsur kebutuhan bayi baik
fisik, psikologi, sosial maupun spiritual. ASI Eksklusif merupakan makanan pertama,
utama dan terbaik bagi bayi, yang bersifat alamiah. ASI  Eksklusif menurut WHO adalah
pemberian ASI saja tanpa tambahan cairan lain baik susu formula, air putih, air jeruk
ataupun makanan tambahan lain yang diberikan saat bayi baru lahir sampai berumur 6
bulan
B. Saran
1. Sebaiknya para ibu memberikan ASI semaksimal mungkin untuk  pertumbuhan dan
perkembangan bayi selama 6 bulan.
2. Seharusnya para ibu tidak mengganti ASI dengan susu formula, karena ASI memiliki
semua kandungan zat penting yang dibutuhkan oleh bayi.
DAFTAR PUSTAKA

Baskoro, Anton . 2008 . ASI Panduan Praktis Ibu Menyusui . Yogyakarta : Banyu Medika.

Jan, Riordan dan Kathleen G Auerbach. 2000. Menyusui dan Laktasi. Buku kedokteran ECG.

Kartika, 2008. Sehat Setelah Melahirkan. Cetakan ke-1. Yogyakarta: Kawan Kita.

http://irham1977.wordpress.com/2010/02/03/pengertian-asi-eksklusif/

http://netsains.com/2009/07/rahasia-di-balik-keajaiban-asi/print/

http://d34info.wordpress.com/2010/04/29/asi-eksklusif/

http://bidanmafira.blogspot.com/2012/11/masalah-masalah-dalam-pemberian-asi.html

Danuatmaja,Bonny dan mila miliasari.2003.40 Hari Pasca  Persalinan.Jakarta:Puspa Swara


Chapman,Vicky.2006.Asuhan Kebidanan:Persalinan dan Kelahiran.Jakarta:EGC.

http://kusdalinah.blogspot.com/2011/10/makalah-hiv-ibu-menyusui.html

http://health.kompas.com/read/2014/03/24/0951060/Dalam.Pengobatan.TBC.Ibu.Tetap.Bisa.Me
nyusui

http://idai.or.id/public-articles/klinik/asi/menyusui-pada-ibu-penderita-hepatitis-b.html

Anda mungkin juga menyukai