Anda di halaman 1dari 5

Nama : Ade Nilza Aryani

Kelas : AK 2B
No. BP : 1820022
Praktikum Teknologi Pengolahan Pangan

Pengolahan dan Pengemasan Produk Pangan Dunia

Sektor pengemasan merupakan industri global yang sangat penting. Pentingnya pengemasan
dapat dilihat dari kenyataan di lapangan bahwa hampir tidak mungkin ditemui produk yang dijual di
pasar dalam kondisi tanpa kemasan. Teknik pengemasan dan pemilihan kemasan yang tepat
memerlukan banyak pertimbangan.
Tujuan utama pengemasan adalah:
- Kkemasan harus menyediakan sifat-sifat perlindungan yang optimal untuk melindungi
produk dari penyebab kerusakan dari luar seperti cahaya, oksigen, kelembaban, mikroba
atau serangga
- Untuk mempertahankan mutu dan nilai gizi serta memperpanjang umur simpan.
- Pengemasan harus didesain dengan bentuk dan ukuran yang cocok dan desain grafisnya
harus mampu menarik pembeli.

Perkembangan kehidupan manusia dari waktu ke waktu juga diikuti oleh kemajuan dibidang
industri khususnya bidang pengemasan makanan dan minuman. Bahan dan bentuk kemasan yang
digunakan semula bersifat alami. Namun selaras dengan perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi
dan seni berubah menjadi bahan dan bentuk yang berteknologi.
Fungsi kemasan bahan makan juga mengalami kemajuan yang semula hanya berperan untuk
menampung dan pembawa produk selanjutnya mengalami berbagai penyempurnaan seperti
mengawetkan, menakar, memberikan kemudahan bagi konsumen, sumber hukum, dan yang paling
mutakir dan semakin menonjol adalah dimanfaatkannya kemasan sebagai sarana promosi atau silent
salesman. Diperkirakan pertumbuhan pemakaian kemasan di Indonesia kedepan sekitar 10% – 13%
setahun. Pemakaian kemasan yang terbesar di Indonesia adalah sektor agrofood, rata-rata sebesar 60%
dari keseluruhan pemakaian kemasan.
Untuk jenis kemasan dari aluminium dan kaleng sekitar 71% dipergunakan untuk agrofood, untuk
kemasan plastik 56% untuk agrofood dan untuk kemasan gelas dan paper board masing-masing 80% dan
55% dipergunakan di agrofood.
Perubahan dalam kemasan juga dipicu oleh pertumbuhan komposisi penduduk, perubahan
dalam persepsi, selera dan kebiasaan hidup penduduk. Namun faktor-faktor utama yang mendorong
terjadinya perubahan dalam kemasan adalah perubahan dalam kebiasaan makan para konsumen.
Dewasa ini terdapat lebih banyak wanita yang bekerja, rumah tangga telah menjadi semakin kecil dan
terdapat lebih banyak orang tua (manula). Ukuran kemasan makanan dan minuman harus disesuaikan
dengan adanya perubahan-perubahan ini.
Kelurga dikota-kota besar telah jarang makan bersama dirumah setiap hari. Banyak yang makan
sambil nonton televisi dan banyak juga yang makan. snack, roti, biskuit ataupun makanan ringan lainnya.
Perubahan di dalam kebiasaan makan ini, telah meningkatkan permintaan untuk makanan olahan, yang
dapat dimakan dengan segera. Termasuk disini makanan yang telah di dinginkan, sehingga banyak
rumah tangga yang mempunyai lemari es atau freezer juga makanan yang dikemas untuk dimasak di
microwave, sehingga permintaan akan microwave juga meningkat. Permintaan juga meningkat terhadap
take away foods seperti chips, pizza, cumes, dll. Banyak yang sekarang ini makan diluar dari segala
lapisan masyarakat. Juga banyak yang membeli makanan yang dikemas untuk hewan peliharaannya,
seperti kucing, anjing dan sebagainya.
Jenis-jenis Kemasan sebagai berikut :
a. Berdasarkan struktur isi, kemasan dibagi menjadi tiga jenis, yaitu:
- Kemasan Primer, yaitu bahan kemas langsung mewadahi bahan pangan (kaleng susu,
botol minuman, dll).
- Kemasan Sekunder, yaitu kemasan yang fungsi utamanya melindungi kelompok kemasan
lainnya, seperti misalnya kotak karton untuk wadah kaleng susu, kotak kayu untuk
wadah buah-buahan yang dibungkus dan sebagainya.
- Kemasan Tersier dan Kuarter, yaitu kemasan yang diperlukan untuk menyimpan,
pengiriman atau identifikasi. Kemasan tersier umumnya digunakan sebagai pelindung
selama pengangkutan.
b. Berdasarkan frekuensi pemakaiannya, kemasan dibagi menjadi tiga jenis, yaitu:
- Kemasan sekali pakai (Disposable), yaitu kemasan yang langsung dibuang setelah satu
kali pakai. Contohnya bungkus plastik, bungkus permen, bungkus daun, karton dus,
makanan kaleng.
- Kemasan yang dapat dipakai berulang kali (Multi Trip), kemasan jenis ini umumnya tidak
dibuang oleh konsumen, akan tetapi dikembalikan lagi pada agen penjual untuk
kemudian dimanfaatkan ulang oleh pabrik. Contohnya botol minuman dan botol kecap.
- Kemasan yang tidak dibuang (Semi Disposable). Kemasan ini biasanya digunakan untuk
kepentingan lain di rumah konsumen setelah dipakai. Contohnya kaleng biskuit, kaleng
susu dan berbagai jenis botol.
c. Berdasarkan tingkat kesiapan pakai, kemasan dibagi menjadi dua jenis, yaitu:
- Kemasan siap pakai, yaitu bahan kemas yang siap untuk diisi dengan bentuk yang telah
sempurna sejak keluar dari pabrik. Contohnya adalah wadah botol, wadah kaleng, dan
sebagainya.
- Kemasan siap dirakit, yaitu kemasan yang masih memerlukan tahap perakitan sebelum
pengisian, misalnya kaleng dalam bentuk lempengan dan silinder fleksibel, wadah yang
terbuat dari kertas, foil atau plastik.

Ada beberapa jenis bahan baku kemasan yang biasa digunakan untuk mengemas
pangan, di antaranya adalah sebagai berikut:
a. Kayu
Bahan kemasan kayu biasanya digunakan untuk mengemas produk yang berat dan mudah
rusak. Kayu memiliki sifat yang tidak seragam karena termasuk bahan alami. Bahan kayu
memiliki kelebihan yaitu cocok digunakan untuk membuat kemasan dalam jumlah kecil,
lebih baik dibanding bahan kemasan lain dari segi kekakuan, kekuatan menumpuk yang baik
serta perlindungan yang lebih baik saat proses pengemasan produk. Kekurangannya, bahan
kayu cenderung tidak kedap uap air, biaya kemasan tinggi, waktu menyusun lambat, kurang
menarik dari segi kenampakan, ketersediannya cukup sulit, tidak ekonomis sebagai
pengemas produk kecil dalam jumlah yang besar/banyak dan makan tempat (memiliki
volume yang besar).
b. Plastik
Kemasan yang terbuat dari campuran polimer, filler, pengawet, pemlastis (plastilizer),
antioksidan, penstabil (stabilizer) panas, pigmen warna serta lubrikan. Kemasan plastik yang
sering digunakan berasal dari polimer jenis polietilen, polipropilen, polivinil klorida dan
polistirina.
c. Kertas
Kertas sudah banyak digunakan sebagai pengemas makanan. Struktur dasar kertas yaitu
bubur kertas atau disebut selulosa serta felted mat. Sedangkan komponen lainnya yang
dicampurkan yaitu hemiselulosa, fenil propan yang terpolimerisasi sebagai lem (fungsinya
untuk merekatkan serat), minyak esensial, pigmen, alkaloid dan mineral. Dalam pembuatan
kertas, beberapa di antaranya ditambahkan klor (pemutih), pelapis, pewarna hingga
adhesive aluminium. Klor adalah bahan yang dimungkinkan dapat bermigrasi ke makanan
yang dapat membahayakan pengonsumsinya. Selain klor, tinta yang ada pada kertas juga
membahayakan.

d. Logam
Logam yang biasa digunakan sebagai bahan kemasan makanan seperti aluminium, seng
maupun besi. Kemasan logam biasa dikenal dengan kemasan kaleng. Bahan dasar kemasan
kaleng, tidak boleh mengandung logam berbahaya seperti timbal, merkuri, kadmium
maupun kromium, yang kesemuanya dapat menimbulkan efek negatif bagi
pengonsumsinya.

e. Kaca
Bahan kaca/gelas termasuk jenis bahan kemasan yang tahan terhadap air, gas serta asam.
Jenis bahan kemasan kaca/gelas dianggap aman digunakan untuk mengemas produk
pangan karena memiliki sifat-sifat tertentu yang mampu menyaring cahaya yang masuk ke
dalam kemasan. Pada umumnya, bahan gelas terbuat dari pasir yang dicampurkan dengan
soda abu, kapur dan alkali lainnya.

f. Keramik atau porselen


Selain kaca/gelas, keramik atau porselen juga merupakan jenis bahan kemasan yang
memiliki sifat inert, yaitu tahan terhadap air, gas dan asam. Jika Anda masih bingung
penggunaan keramik/porselen dalam dunia pangan, maka lihatlah peralatan makan di
rumah. Baik gelas, sendok, garpu serta peralatan makan lainnya, banyak yang dibuat dari
porselen/keramik.
g. Papan kertas
Bahan kemasan yang satu ini berasal dari lembaran kertas dengan ketebalan 0,0091 – 0,030
inci. Ada beberapa tipe papan kertas yang dibedakan berdasarkan penggunaannya. Tipe
papan kertas di antaranya container board, box board, straw board, mill board, manila
board, printer’s board serta pulp board.

h. Film
Bahan kemasan ini tersusun dari lembaran yang fleksibel, memiliki ketebalan 0,01 inci atau
sekitar 250 µ, tidak berserat serta tidak mengandung bahan metalik. Merupakan bahan
kemasan yang terbuat dari turunan selulosa serta beberapa resin termoplastik.

i. Foil
Bahan kemasan foil terbuat dari lembaran berbahan logam dengan ketebalan < 0,15 mm
juga permukaan mengkilap dengan kenampakan yang menarik. Biasanya, kemasan yang
sifatnya semi kaku terbuat dari foil yang ketebalannya 0,0375 – 0,1125 mm. Foil berbahan
aluminium atau yang sering dikenal dengan aluminium foil atau alufoil. Alufoil bersifat
kedap air, dapat dibentuk sesuai keinginan, tidak terpengaruh sinar, tahan suhu tinggi
hingga > 290 C, tidak berbau, tidak beracun dan higenis serta kenampakannya bagus karena
permukaannya licin dan bisa memantulkan cahaya. Bahan alufoil biasanya berada di bagian
dalam jika digunakan untuk mengemas produk pangan.

Anda mungkin juga menyukai