PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
B. Tujuan
Tujuan Umum
Menyediakan data/informasi yang akurat, tepat waktu, sesuai dengan
kebutuhan dan kewenangannya dalam rangka meningkatkan kemampuan
manajemen kesehatan secara berdaya guna dan berhasil guna.
Tujuan Khusus
Diperolehnya data/informasi kesehatan di tingkat UPTD Puskesmas
Boroko yang menyangkut data-data sebagai berikut : 1. data/informasi derajat
kesehatan masyarakat 2. data/informasi perilaku masyarakat di bidang
kesehatan 3. data/informasi kesehatan lingkungan 4. data/informasi yang
berkaitan dengan pelayanan kesehata
BAB II
GAMBARAN UMUM PUSKESMAS BOROKO
A. KONDISI GEOGRAFIS
Luas Wilayah kerja Puskesmas Boroko adalah 149,54 km2 dengan batas-
batas adminsistrasi sebagai berikut :
Sebelah Utara :Berbatasan Dengan Laut Sulawesi
Sebelah Timur :Berbatasan Dengan Wilayah Kerja Kecamatan
Pinogaluman
Sebelah Selatan : Berbatasan Dengan Pegunungan Kabila
Sebelah Barat : Berbatasan Dengan Wilayah Kerja Bolangitang Barat
B. KONDISI DEMOGRAFI
Jumlah penduduk wilayah kerja Puskesmas Boroko 13.523 jiwa yang terdiri
dari laki – laki 6756 jiwa dan perempuan 6767 jiwa.
2. BENTUK KEGIATAN
1. Meningkatkan kualitas dan kuantitas pelayanan kesehatan (kuratif dan
rehabilitatif) di Puskesmas
2. Mengoptimalkan bentuk pelayanan kesehatan sesuai dengan fasilitas dan
kemampuan yang tersedia
a. Pelayanan registrasi
b. Pelayanan Umum
c. Pelayanan KIA KB
d. Pelayanan imunisasi
3. Mengoptimalkan peran SDM sesuai dengan tupoksi pelayanan yang ada
4. Melengkapi fasilitas penunjang pelayanan medis secara bertahap
5. Mengoptimalkan pelayanan : secara tepat waktu, standar mutu, efisien dan
dengan keramah tamahan
6. Mengoptimalkan koordinasi pada semua lini pelayanan puskesmas.
7. Meningkatkan pelayanan promotif dan preventif.
8. Meningkatkan pelayanan kesehatan (kuratif dan rehabilitatif) di Puskesmas
Pembantu.
9. Mengoptimalkan pelayanan di Pustu secara tepat waktu, peningkatan mutu,
efisien dan dengan keramah tamahan
10. Mengoptimalkan koordinasi lintas sektoral tingkat kecamatan , secara aktif
maupun pasif
11. Membangun komunikasi dengan aparat dan lembaga tingkat desa dalam rangka
memperoleh dukungan untuk implementasi program kesehatan di tingkat desa.
12. Membangun dan meningkatkan tingkat kepercayaan pelayanan puskesmas pada
masyarakat melalui tokoh masyarakat.
13. Memperkuat jaringan peran serta masyarakat di bidang kesehatan
14. Membangun komunikasi dan koordinasi dengan kader sebagai jaringan program
dan layanan kesehatan pada masyarakat.
15. Mengoptimalkan pembinaan petugas puskesmas ke posyandu
16. Mengoptimalkan peran petugas penanggungjawab wilayah desa
17. Mengoptimalkan kerja sama lintas program dalam memberdayakan masyarakat
18. Mengoptimalkan jaringan komunikasi dan koordinasi serta pelayanan kesehatan
pada institusi pendidikan.
BAB IV
PENCAPAIAN PEMBANGUNAN KESEHATAN
A. DERAJAT KESEHATAN
1. ANGKA KEMATIAN
Salah satu alat untuk menilai keberhasilan program pembangunan
kesehatan yang telah dilaksanakan selama ini adalah melihat
perkembangan angka kematian dari tahun ke tahun
a. Angka Kematian Bayi
Angka kematian bayi merupakan banyaknya kematian bayi umur <
1 tahun per 1000 kelahiran hidup pada waktu tertentu. Jumlah lahir
mati di Puskesmas Boroko adalah sebesar 2 sedangkan jumlah bayi
lahir hidup adalah sebesar 274.
b. Angka Kematian Balita
Merupakan gambaran tingkat permasalahan kesehatan dan faktor –
faktor lingkungan terhadap kesehatan anak balita antara lain :
sanitasi, gizi, pendidikan, penyakit menular dan kecelakaan. Usia
balita mengalami pertumbuhan berat badan, perkembangan otak
dan peningkatan daya tahan tubuh terhadap penyakit. Namun
demikian tetap mempunyai resiko tinggi dan kemungkinan lebih
banyak terpapar oleh kesakitan dan kematian. Adapaun jumlah
kematian anak balita adalah sebesar 2 balita.
c. Angka Kematian Ibu
Angka kematian ibu menggambarkan status gizi dan kesehatan
ibu. Kondisi kesehatan lingkungan dan tingkat pelayanan
kesehatan terutama pada ibu hamil, Ibu melahirkan, dan ibu
nifas.Adapun jumlah kematian ibu nifas di puskesmas Boroko
adalah 1 orang.
2. Status Gizi
Kasus gizi buruk tidak ditemukan di Puskesmas Boroko dan untuk kasus
gizi kurang (BGM) berjumlah 5 anak dan sudah ditangani dan diberikan
PMT pemulihan.
Jumlah bayi dengan berat badan rendah ( <2500 gram ) adalah 11.
B. PERILAKU SEHAT
Upaya pembinaan perilaku sehat masyarakat ditekankan pada PSM peran
serta masyarakat dibidang kesehatan guna menunjang angka kematian bayi,
balita dan ibu serta berbagai upaya untuk mewujudkan derajat kesehatan
yang optimal. Jumlah desa melaksanakan PHBS sebesar 15 desa.
Sekolah dan madrasah yang berada di wilayah kerja Puskesmas Boroko 25
dari jumlah tersebut 100 % bebas dari NAPZA.
C. KESEHATAN LINGKUNGAN
Kondisi lingkungan mempunyai peranan yang cukup besar dalam
mempengaruhi derajat kesehatan disamping perilaku masyarakat itu sendiri
dan sebagai upaya untuk meningkatkan kesehatan lingkungan termasuk pula
hygiene dan sanitasi sangat dipengaruhi oleh kebiasaan dan cara hidup
masyarakat. Beberapa indicator penting kesehatan lingkungan dikemukakan
sebagai berikut Jumlah rumah di wilayah kerja Puskesmas Boroko adalah
2.853 dari jumlah tersebut sebanyak 72% ) dinyatakan sehat.
D. PELAYANAN KESEHATAN
BAB V
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Berdasarkan hasil analisis yang dilakukan dari data dasar dan pencapaian
kegiatan yang dilaksanakan di Puskesmas Boroko dapat disimpulkan sebagai
berikut :
1. Puskesmas Boroko memiliki wilayah kerja yang meliputi 15 desa dengan
jumlah penduduk 13.523 jiwa dengan latar belakang pendidikan sebagian
besar tidak lulus SD ( 23 % ), serta mayoritas bermata pencaharian sebagai
petani PNS, Tukang, Dagang.
2. Sarana kesehatan ( Bangunan kesehatan ) sudah cukup memadai, karena di
desa- desa yang terpencil sudah ada pustu/polindes/poskesdes.
3. Sumber daya tenaga kesehatan sudah cukup memadai.
4. Kunjungan pasien rawat jalan terdiri dari : pasien umum, Askes,
Jamkesmas, Jamkesda.
5. Program KIA / KB sudah berjalan dengan baik.
6. Program Gizi sudah berjalan cukup baik
7. Program Imunisasi sudah berjalan baik
8. Berdasarkan survey rumah sehat hanya mencapai (72 % ) dan akses air
bersih yang masih kurang serta kepemilikan jamban sehat masih kurang.
9. Data rumah tangga ber-PHBS( 9,3%)
10. UKBM seperti posyandu balita dan posyandu lansia sudah berjalan dengan
baik sebulan sekali melaksanakan kegiatan posyandu bersama-sama kader.
B. SARAN
1. Dengan tingkat pendidikan yang rendah dan pengetahuan serta
kesadaran tentang Perilaku Hidup Bersih dan Sehat yang masih sangat
kurang, maka perlu ditingkatkan sarana penunjang umtuk program
penyuluhan kesehatan masyarakat.
2. Penambahan tenaga professional yang kompeten untuk meningkatkan
pelayanan kesehatan yang optimal melalui pelatihan dan pendidikan baik
untuk dokter puskesmas maupun petugas puskesmas.
3. Peningkatan kerjasama lintas program dan lintas sektoral baik di tingkat
desa, kecamatan dan kabupaten dalam rangka pengelolaan/pendataan
data umum penduduk perdesa maupun kecamatan serta kerja sama
dalam penemuan kasus dan problem solving terhadap masalah kesehatan
terutama tentang gizi buruk, penyakit menular dan penyakit tidak
menular ( PTM ).
4. Partisipasi masyarakat dan peran serta masyarakat dalam mendukung
program-program puskesmas agar dapat tercapai “Desa Siaga Aktif dan
Mandiri”.