Anda di halaman 1dari 34

BAB X.

SPESIFIKASI TEKNIS DAN


GAMBAR

A. SPESIFIKASI TEKNIS
I. PEKERJAAN PERSIAPAN
1.1. MOBILISASI DAN DEMOBILISASI
1.1.1. Umum
Yang dimaksud dengan mobilisasi adalah pengangkutan peralatan dan
personil sesuai yang tercantum dalam kontrak, dari tempat aslinya kelokasi
pekerjaan dimana akan digunakan. Sedangkan yang dimaksud dengan
demobilisasi adalah pengangkutan kembali, peralatan dan personil dari
lapangan pekerjaan ketempat semula.

1.1.2. CaraPelaksanaan
a. Penyediaan Peralatan dan Personil

- Penyedia jasa harus menyediakan peralatan dan personil sesuai


kebutuhan kontrak yang diperlukan untuk meyelesaikan pekerjaan.
- Sebelum mobilisasi dilaksanakan, maka penyedia jasa harus segera
melaporkan kepada direksi untuk mendapatkan persetujuan, dan bila
dipandang perlu, direksi dapat meminta tambahan peralatan, maupun
personil atas tanggungan penyedia jasa.
b. Program dan Pemberitahuan
- Penyedia jasa harus membuat schedule mobilisasi peralatan dan
personil yang dilengkapi dengan keterangan akan jenis, kapasitas yang
akan didatangkan.
- Penyedia jasa harus membuat pemberitahuan tertulis kepada direksi
perihal kedatangan maupun pengangkutan kembali peralatan dan
personil.
- Penyedia jasa harus meminta persetujuan direksi atas setiap
perubahan jadwal peralatan dan penyediaan personil.
- Semua peralatan yang telah berada di lokasi pekerjaan, bila sudah
tidak diperlukan, dapat dipindahkan dari areal pekerjaan dengan
seijin Direksi.
1.1.3. Cara Pengukuran dan Pembayaran
a. Pengukuran pembayaran dilakukan sebagai berikut:

- Dibayar 50 % (lima puluh persen) apabila peralatan dan personil


telah berada seluruhnya dilapangan dan diterima baik oleh direksi.
- Dibayar 50 % (lima puluh persen) sisanya setelah pekerjaan
demobilisasi telah selesai seluruhnya dan diterima baik oleh direksi.
- Pembayaran didasarkan atas satuan Lump Sum(LS) sesuai yang
tercantum dalam Daftar Kuantitas dan Harga.
1.2. PENGUKURAN MC.0% DAN MC.100%.
1.2.1. Umum
Pengukuran adalah suatu pekerjaan pengukuran dengan alat ukur, untuk
mendapatkan data topografi pada lokasi pekerjaan yang telah ditentukan, yang
mana data ini merupakan data pendukung perhitungan MC-0 dan MC-100.
Sedangkan Setting out adalah suatu pekerjaan pengukuran dengan makna
meletakkan patok-patok profil seluruh/bangunan sebelum pelaksanaan suatu
pekerjaan konstruksi.
1.2.2. Cara Pelaksanaan
a. Penyedia Jasa harus menyerahkan data pengukuran dan perhitungan
tentang letak, posisi, dimensi, dan lain-lain untuk semua item pekerjaan
sebelum pelaksanaan pekerjaan dimulai kepada Pengguna Jasa.
b. Penyedia Jasa harus membuat titik-titik referensi/BM sementara untuk
kepentingan Penyedia Jasa sendiri dalam melaksanakan pekerjaan, tetapi
setiap titik BM sementara harus mendapatkan persetujuan dari Pengguna
Jasa. Setiap titik BM sementara harus berpangkal pada BM yang ditetapkan
pemilik di lapangan.
c. Penyedia Jasa harus bertanggung jawab penuh atas kebenaran / SETTING
OUT di lapangan.
d. Penyedia Jasa harus menyediakan peralatan ukur, termasuk pekerja, patok-
patok, serta peralatan lainnya yang diperlukan untuk setting
out/pengukuran. Penyedia Jasa harus menggunakan alat ukur yang
mempunyai tingkat ketelitian yang tinggi untuk setting out dan mengontrol
pekerjaan.
e. Penyedia Jasa harus segera mengirim semua data survey, serta hasil
perhitungan dan gambar-gambar dari pengukuran MC-0 dan MC-100
kepada Pengguna Jasa secepatnya, dengan rincian sebagai berikut :
- Data ukur, 1 asli dan 1 rekaman
- Gambar dengan ukuran A3 sebanyak 2 rekaman
f. Khusus untuk gambar kerja, penyedia jasa harus menyediakan sebanyak 2
rangkap (rekaman) ukuran A3
1.2.3. Cara Pengukuran dan Pembayaran
Pengukuran dilakukan pada lokasi Pekerjaan. Pembayaran dapat dilakukan
setelah gambar pada lokasi pekerjaan telah selesai dan biayanya termasuk
tenaga dan alat yang berhubungan dengan pekerjaan, dokumentasi/foto-foto
dan kebutuhan biaya yang tak terduga lainnya dengan ketentuan akan dibayar
100% bilamana keseluruhan data-data ukur, hasil perhitungan dan gambar-
gambar hasil pengukuran yang disyaratkan telah diserahkan kepada Direksi.
Pembayaran didasarkan atas satuan Lump Sum(LS) sesuai yang tercantum
dalam Daftar Kuantitas dan Harga.
1.3. Biaya Penyelengaraan Sistem Manajemen Kesehatan dan Keselamatan Kerja
(SMK3)
Berdasarkan tingkat Resiko pada item masing-masing kegiatan yang meliputi :
1. Penyiapan RK3K terdiri atas :
a. Pembuatan Manual, Prosedur,Instruksi Kerja, Ijin Kerja Dan Formulir
b. Pembuatan Kartu Identitas Pekerja(KIP)
2. Sosialisasi dan Promosi K3 terdiri atas:
a. Induksi K3 (Safety Induction)
b. Pengarahan K3 (Safety briefing) : Pertemuan Keselamatan (Safety Talk
dan/atau Tool Box Meeting)
c. Pelatihan K3
d. Simulasi K3
e. Spanduk (banner)
f. Poster
g. Papan Informasi K3
3. Alat Pelindung Kerja Terdiri Atas:
a. Jaring Pengaman (SafetyNet)
b. Tali Keselamatan(Life Line)
c. Penahan Jatuh (SafetyDeck)
d. Pagar Pengaman (Guard Railling)
e. Pembatas Area (Restricted Area)
4. Alat Pelindung Diri Terdiri Atas:
a. Topi Pelindung (Safety Helmet)
b. Pelindung Mata (Goggles, Spectacles)
c. Tameng Muka (FaceShield)
d. Masker Selam (Breathing Apparatus)
e. Pelindung Telinga(Ear Plug, Ear Muff)
f. Pelindung Pernafasan Dan Mulut (Masker)
g. Sarung Tangan (SafetyGloves)
h. Sepatu Keselamatan(SafetyShoes)
i. Penunjang Seluruh Tubuh (Full BodyHarness)
j. Jaket Pelampung (LifeVest)
k. Rompi Keselamatan(SafetyVest)
l. Celemek (Apron/Coveralls)
m. Pelindung Jatuh (Fall Arrester)
5. Asuransi Dan Perijinan Terdiri Atas :
a. BPJS Ketenagakerjaan Dan Kesehatan Kerja
b. Surat Ijin KelaikanAlat
c. Surat Ijin Operator
d. Surat Ijin Pengesahan Panitia Pembina Keselamatan dan Kesehatan
Kerja (P2K3)
6. Personil K3 terdiri atas :
a. Ahli K3 dan/atau Petugas K3
b. Petugas Tanggap Darurat
c. Petugas P3K
d. Petugas Pengatur Lalu Lintas (Flagman)
e. Petugas Medis
7. Fasilitas sarana kesehatan:
a. Peralatan P3K (KotakP3K, Tandu,Tabung Oksigen, Obat Luka, Perban,
dll)
b. Ruang P3K (Tempat Tidur Pasien, Stetoskop,Timbangan BeratBadan,
Tensi Meter, dll)
c. Peralatan Pengasapan (Fogging)
d. Obat Pengasapan
8. Rambu - Rambu Terdiri Atas :
a. Rambu Petunjuk
b. Rambu Larangan
c. Rambu Peringatan
d. Rambu Kewajiban
e. Rambu Informasi
f. Rambu Pekerjaan Sementara
g. Tongkat Pengatur Lalu Lintas(Warning Lights Stick)
h. Kerucut Lalu Lintas (Traffic Cone)
i. Lampu Putar (RotaryLamp)
j. Lampu Selang Lalu Lintas
9. Lain- Lain Terkait Pengendalian Risiko K3
a. Alat Pemadam Api Ringan (APAR)
b. Sirine
c. Bendera K3
d. Jalur Evakuasi (Escape Route)
e. Lampu Darurat (EmergencyLamp)
f. Program InspeksiDan Audit Internal
g. Pelaporan dan Penyelidikan Insiden

II. PEKERJAAN KONSTRUKSI


a.1. GALIAN TANAH
a.1.1. Umum
Penyedia jasa harus melakukan kegiatan pekerjaan galian tanah sesuai
garis dan elevasi yang tertera pada gambar. Pekerjaan ini harus
mencakup penggalian, penanganan pembuangan, pembuatan stok
tanah atau material lain pada lokasi yang ditentukan oleh direksi.
a.1.2. Cara Pelaksanaan
a. Galian tanah yang tidak dapat dipakai sebagai bahan timbunan harus
dibuang keluar area kerja. Tanah yang dapat dipakai sebagai bahan
timbunan menurut direksi, maka akan dipakai sebagai bahan
timbunan.
b. Material dari hasil galian yang akan digunakan sebagai bahan
timbunan harus mendapat persetujuan dari direksi.
c. Material dari hasil galian dan dibuang ke sisi lokasi pekerjaan secara
rapi atau dibuang keluar area kerja atau ditempat yang tidak
menggangu jalannya pelaksanaan pekerjaan dan tidak mengotori
pandangan setelah pekerjaan selesai.
d. Setiap Material yang berlebih untuk kebutuhan bahan timbunan, maka
bahan timbunan tersebut harus dibuang oleh penyedia jasa kelokasi
yang ditentukan oleh direksi.
e. Penyedia jasa harus bertanggung jawab untuk seluruh pengaturan dan
biaya pembuangan material yang berlebih termasuk biaya
pengangkutan dan perolehan ijin dari pemilik tanah dimana
pembuangan dilakukan.
f. Penyedia jasa dalam melaksanakan galian harus diusahakan cukup
aman dari longsoran dan bila diperlukan diberikan alat-alat
penyangga.
g. Apabila pekerjaan galian sudah selesai penyedia jasa harus
memberitahukan kepada direksi untuk pemeriksaan.

a.1.3. Cara Pengukuran dan Pembayaran


a. Pengukuran pembayaran pekerjaan galian tanah ini berdasarkan
jumlah volume yang dilaksanakan di lokasi pekerjaan dan sesuai
dengan yang tertera pada gambar atau yang ditentukan oleh
direksi.
b. Pembayaran pekerjaan galian tanah ini berdasarkan satuan
meter kubik (m3) sesuai yang tercantum dalam Daftar Kuantitas
dan Harga. Harga satuan untuk pekerjaan galian tanah ini telah
mencakup pengangkutan pembuangan yang ditentukan oleh
direksi bilamana tanah tersebut tidak dapat dipergunakan
sebagai bahan timbunan.
b.1. TIMBUNAN TANAH
b.1.1. Umum
a. Penyedia jasa harus menghampar dan selanjutnya memadatkan pada
tempat- tempat pekerjaan tanggul sesuai dengan gambar atau menurut
petunjuk Direksi.
b. Sebelum mengerjakan timbunan, permukaan dari tanah yang akan
ditimbun harus dibersikan dari semua kotoran, tumbuh-tumbuhan
termasuk akar-akarnya atau lebih sesuai petunjuk Direksi.
c. Lahan untuk timbunan tersebut diatas harus bersih tidak mengandung
sampah, rumput-rumput, akar-akar ataupun tonggak-tonggak maupun
kotoran-kotoran lain yang dapat membusuk.
b.1.2. Cara Pelaksanaan
a. Urugan Kembali tanah dari bekas galian dapat digunakan untuk
urugan kembali pada lubang galian pondasi setelah pelaksanaan
pasangan pondasi selesai dikerjakan apabila material tersebut baik
untuk timbunan serta bebas dari kotoran.
b. Pengurugan kembali dilakukan disertai pemadatan sampai urugan
kembali betul-betul padat.
c. Sebelum memulai pekerjaan pengurugan kembali, kontraktor harus
meminta persetujuan Direksi untuk pelaksanaannya. Kerusakan yang
terjadi akibat kekurang cermatan dalam pelaksanaan pekerjaan
pengurugan kembali ini menjadi tanggung jawab kontraktor untuk
memperbaikinya

b.1.3. Cara Pengukuran dan Pembayaran


a. Pembayaran untuk pekerjaan tanggul dipadatkan dilakukan dengan
kontrak “Unit Price”, berdasarkan harga perkalian antara volume
pekerjaan dalam meter kubik dengan harga satuan pekerjaan permeter
kubik.
b. Pengukuran pembayaran pekerjaan timbunan tanah dipadatkan ini
berdasarkan jumlah volume yang dilaksanakan dilokasi pekerjaan dan
sesuai dengan yang tertera pada gambar atau yang ditentukan oleh
Pengguna Jasa.

b.2. PEKERJAAN BONGKARAN SUSUNAN BATU


b.2.1. Umum
Pekerjaan ini meliputi pembongkaran dan pembuangan, sebagian atau
seluruhnya dari pasang batu yang rusak atau yang akan di perbaiki.
b.2.2. Cara Pelaksanaan
a. Penyediaan jasa harus melaksanakan pekerjaan bongkaran bangunan
lama jika bangunan tersebut akan diganti seperti yang diperlihatkan
dalam gambar atau sesuai petunjuk direksi.
b. Pelaksanakan pembongkaran susunan batu kali dan lain-lain tidak
boleh menghambat arus lalu lintas yang melewatinya dan untuk itu
pembongkaran harus diatur sedemikian rupa agar arus lalu lintas tetap
berjalan lancar.
b.2.3. Cara Pengukuran dan Pembayaran
a. Pengukuran pembayaran pekerjaan bongkaran berdasarkan jumlah
volume pekerjaan bongkaran yang dilaksanakan dilokasi pekerjaaan
dan sesuai dengan yang tertera pada gambar atau yang ditentukan oleh
direksi.
b. Pembayaran pekerjaan bongkaran ini berdasarkan pada satuan meter
kubik (m3) sesuai yang tercantum dalam Daftar Kuantitas dan Harga.
Harga satuan untuk pekerjaan bongkaran sudah termasuk, upah
tenaga, bahan, peralatan pengangkutan dan pembuangan.

b.3. PEKERJAAN PASANGAN BATU 1 PC : 4 PP KEMBALI DARI HASIL


BONGKARAN
b.3.1. Umum
Pekerjaan yang termasuk pekerjaan pasang batu kali adalah semua
pekerjaan konstruksi yang menggunakan material utama batu kali/batu
gunung sesuai yang tercantum dalam gambar.
Ukuran, ketinggian, ketebalan (dimensi) perkerjaan pemasangan batu ini
ditentukan dalam gambar atau sesuai petunjuk direksi.
b.3.2. Cara Pelaksanaan
a. Material
- Batu
Material batu harus bersih, keras, padat, tahan lama, (tidak retak dan
rapuh)
- Semen
Semen yang digunakan mengikuti ketentuan-ketentuan dari PBI 1971-
NI.2
- Air
Air yang digunakan untuk campuran pasangan batu gunung/kali tidak
boleh mengandung minyak, alkali, garam-garam, bahan bahan organis
untuk itu sebaiknya dipakai air bersih yang dapat diminum.
- Pasir
Pasir yang dipakai harus bersih (tidak berlumpur, tidak mengandung
bahan organis) dan bersifat keras, kekal, (tidak mudah hancur oleh
cuaca), dan kandungan kadar lumpur maksimal 5%.

b. Adukan semen
Adukan semen haruslah semen mortar yang memenuhi persyaratan
dari adukan semen. Adukan semen diklarifikasi menurut perbandingan
campuran antara semen dan pasir, yaitu satu berbanding tiga (1:3).
Pencampuran adukan dilakukan dengan mesin pengaduk (molen),
campuran dengan tangan hanya boleh dilakukan atas ijin direksi.

b.3.3. Cara Pengukuran dan Pembayaran


a. Pengukuran pembayaran pekerjaan pasang batu kali berdasarkan
jumlah volume terpasang di lokasi pekerjaan dan sesuai dengan yang
tertera pada gambar atau yang ditentukan oleh direksi.
b. Pembayaran pekerjaan pasang batu kali ini berdasarkan satuan meter
kubik (m3) sesuai yang tercantum dalam Daftar Kuantitas dan Harga.
Harga satuan untuk pekerjaan ini termasuk biaya pengadaan material,
upah buruh, dan peralatan yang diperlukan untuk penyelesaian
pekerjaan ini.

b.4. PEKERJAAN PLESTERAN 1 PC : 3 PP


b.4.1. Umum
Pekerjaan ini harus mencakup finishing/topi pasang batu kali atau sesuai
dengan gambar dan petunjuk direksi. Plesteran harus rapi, rata, lurus dan
halus.
b.4.2. Cara Pelaksanaan
a. Material
- Semen Portland ( PC )
Semen untuk pekerjaan plesteran sama dengan yang digunakan untuk
pekerjaan pasang batu kali.
- Pasir
Pasir yang digunakan harus pasir yang berbutir tajam dan keras, kadar
lumpur yang terkandung dalam pasir tidak boleh lebih dari 5% atau
sama dengan pasir yang dipergunakan pada pekerjaan pasang batu
kali/gunung.
- Air
Air yang digunakan untuk plesteran sama dengan yang digunakan untuk
pekerjaan pasang batu kali.
b. Adukan Semen
Untuk pekerjaan plesteran ini digunakan campuran 1 bagian semen (PC)
: 3 bagian pasir (PP). Untuk semua bagian yang akan diplester harus
bersih dari kotoran dan disiram dengan air dengan rata hingga jenuh
kemudian di plester dengan tebal plesteran 1.5 sampai 2 cm. Selama
proses pengeringan, plesteran harus disiram air agar tidak terjadi retak-
retak akibat proses pengeringan yang terlalu cepat. Pencampuran adukan
dilakukan dengan mesin pengaduk (molen), campuran dengan tangan
hanya boleh dilakukan atas ijin direksi.

b.4.3. Cara Pengukuran dan Pembayaran


a. Pengukuran pembayaran pekerjaan plesteran ini berdasarkan jumlah
luasan plesteran yang dilaksanakan dilokasi pekerjaan dan sesuai yang
tertera pada gambar atau yang ditentukan direksi.
b. Pembayaran pekerjaan plesteran ini berdasarkan satuan meter persegi
(m2) sesuai yang tercantum dalam Daftar Kuantitas dan Harga. Harga
satuan untuk pekerjaan ini termasuk biaya pengadaan material, upah
buruh, dan peralatan yang diperlukan untuk menyelesaikan pekerjaan
ini.

2.5 PEKERJAAN SIARAN


3.1.1 Umum
Permukaan pasang batu seperti yang ditunjukkan dalam gambar atau
menurut perintah direksi harus disiar. Pekerjaan siaran dalam
pekerjaan ini dilakukan siar timbul 1,5 cm dengan lebar tidak kurang
dari 2 cm. Siaran Pasangan batu harus rapi.

3.1.2 Cara Pelaksanaan


- Sebelum pekerjaan siaran dimulai, bidang yang akan siar harus bersih
dari Kontoran, Lemak/Minyak, dan bahan-bahan lain yang dapat
mengurangi kemampuan lekatnya, serta dibasahi dengan air terlebih
dahulu hingga jenuh.
- Lalu taburkan mortar siaran dipermukaan pasangan usapkan dengan
rata dengan peralatan dan bentuk sesuai model permukaan batu yang
terpasang.
- Haluskan permukaan siaran yang dengan mengamplas menggunakan
kertas semen hingga rata dan Halus.
3.1.3 Cara Pengukuran dan Pembayaran
a. Pengukuran pembayaran pekerjaan Siaran ini berdasarkan jumlah
luasan Siaran yang dilaksanakan dilokasi pekerjaan dan sesuai yang
tertera pada gambar atau yang ditentukan direksi.
b. Pembayaran pekerjaan Siaran ini berdasarkan satuan meter persegi
(m2) sesuai yang tercantum dalam Daftar Kuantitas dan Harga. Harga
satuan untuk pekerjaan ini termasuk biaya pengadaan material, upah
buruh, dan Peralatan.

3.2 PEKERJAAN BETON 1 PC : 2 PB : 3 Kr


3.2.1 Umum
Yang dimaksud dalam pekerjaan beton ini adalah pekerjaan Beton dimana
ukuran dimensi dan volume di cantumkan pada gambar rencana atau
menurut petunjuk direksi. Campuran beton yang akan digunakan adalah
Campuran Beton 1 PC : 2 PB : 3 Kr.
3.2.2 Cara Pelaksanaan
a. Material
- Semen
Semen yang digunakan untuk konstruksi beton bertulang atau tanpa
tulang pada umumnya dari jenis semen Portland yang memenuhi
ketentuan dalam NI-8.

Penyedia Jasa harus mempergunakan semen Portland hanya dalam


satu merek. Semen harus dijaga terhadap pengaruh hujan dan
kelembaban serta pengaruh-pengaruh lain yang dapat menjadikan
rusak sebelum di pergunakan.

Semen yang digunakan untuk seluruh pekerjaan harus diproduksi


oleh pabrik yang disetujui oleh direksi secara tertulis.Semen tersebut
harus semen Portland biasa sesuai dengan ketentuan dan harus kering
serta tidak ada yang menggumpal dan mengeras.

Semen harus dikemas dalam kantong.Kantong semen harus cukup


kuat untuk menerima perlakuan kasar dalam pengangkutan oleh
tenaga manusia. Nama dan cap pabrik, tipe semen, tahun dan bulan
pembuatan, serta berat bersih harus tertera dengan jelas pada setap
kantong.

- Air
Air yang digunakan untuk campuran beton tidak boleh mengandung
minyak, alkali, garam-garam, bahan-bahan organis atau bahan-bahan
lain yang dapat merusak beton, baja tulangan atau jaringan kawat
baja untuk itu sebaiknya dipakai air bersih yang dapat diminum.

- Agregat Halus (Pasir)


Agregat halus yang digunakan adalah pasir dengan butir-butir tajam,
keras, bersih dan tidak mengandung bahan-bahan organis.
Pasir laut tidak boleh dipakai sebagai agregat halus untuk semua mutu
beton.

- Agregat Kasar (Batu Pecah/Kerikil)


Agregat kasar yang digunakan untuk pekerjaan beton adalah berupa
kerikil atau batu pecah dari butir-butir keras, runcing tidak berpori,
bersih dan tidak mengandung zat-zat aktif yang dapat merusak beton
atau baja tulangan.

- Campuran Yang Sudah Mengeras Tidak Boleh Digunakan


Dalam kejadian apapun campuran yang sudah mengeras tidak boleh
digunakan.
Direksi berhak menolak beton dalam beberapa kejadian sebagai
berikut :
 Jika pelaksanaan pengadukan tidak dapat dimulai dalam 30 menit
setelah semen dituangkan kedalam agregat.
 Jika lebih dari 30 menit telah dilampaui antara adukan yang telah
masak dikeluarkan dari alat pengaduk dengan pengecorannya
tanpa pengaduk lagi.
 Jika telah dilampaui dari dari 1,5 jam antara penuangan semen
pada agregat dan pelaksanaan pengecoran beton.
 Jika slump dari beton telah menyusut lebih dari 2,5 cm atau cukup
besar menurut anggapan direksi, selama jangka waktu mulai
matangnya beton sampai pengecoran beton.
b. Pemadatan
Ketelitian dalam hal pemadatan perlu diperhatikan agar supaya sudut-
sudut dan sela antara terisi dan disekeliling terpenuhi.Semua rongga-
rongga/gelembung udara tidak boleh terjadi pada pemadatan.
Harus diperhatikan agar penggetaran/pemadatan tidak terlalu lama
yang dapat mengakibatkan pemisahan bahan-bahan ( Segregation )
c. Permukaan Beton Jadi (Finishing)
Semua permukaan jadi dari pekerjaan beton (finishing) harus rata,
lurus, tidak nampak bagian-bagian yang keropos, meledut, atau
bagian-bagian yang membekas pada permukaan.
d. Perawatan
Beton yang baru selesai dicor harus dilindungi terhadap hujan dan
panas matahari serta kerusakan-kerusakan lainnya yang disebabkan
oleh gaya-gaya sentuhan sampai beton telah menjadi keras.
Permukaan beton harus diusahakan tetap dalam keadaan lembab,
dengan cara menutupinya dengan karung-karung basah atau
menggenangi air sampai selama paling sedikit 2 minggu.
Pada hari-hari pertama sesudah selesai pengecoran, proses pengerasan
tidak boleh diganggu.Tidak diperkenankan untuk mempergunakan
lantai yang belum cukup mengeras sebagai tempat timbunan bahan-
bahan atau sebagai jalan untuk mengangkut bahan-bahan yang berat.
Permukaan lantai beton yang selesai sesudah beton mulai mengeras
harus segera ditutup dengan karung-karung basah agar beton tetap
lembab dan mengeras dengan sempurna.
Catatan : beton yang menggunakan semen biasa dan tidak memakai
bahan pembantu pembasahan dilakukan selama minimum 7 hari.
Beban hanya dapat diizinkan melewatinya setelah beton berumur 30
hari atau sampai waktu yang ditentukan direksi.

3.2.3 Cara Pengukuran dan Pembayaran


a. Pengukuran pembayaran pekerjaan beton ini berdasarkan jumlah
volume yang dilaksanakan di lokasi pekerjaan dan sesuai dengan yang
tertera pada gambar atau yang ditentukan oleh direksi.
b. Pembayaran pekerjaan beton ini berdasarkan satuan meter kubik (m3)
sesuai yang tercantum dalam Daftar Kuantitas dan Harga. Harga satuan
untuk pekerjaan ini sesudah termasuk biaya pengadaan material, upah
buruh, peralatan.

3.3 PEKERJAAN PIPA SULING-SULING (WHEEP HOLE)


3.3.1 Umum
Lubang darinase yang diperlukan untuk drainase pada dinding/pas.
Batu terdiri dari pipa PVC (pralon) dengan diameter 50 mm/ 2 inch.
Pada ujung pipa PVC yang berhubungan dengan tanah harus diberi
lapisan ijuk dan batu pecah (split 2/3 ), guna menyaring partikel tanah
untuk tidak ikut terhanyut karena aliran dalam tanah yang lewat pipa
cucuran
Panjang setiap Pipa Suling-Suling (Wheep Hole) = 0,55 m’
3.3.2 Cara Pelaksanaan
Wheep hole harus ditempatkan pada titik yang paling rendah dimana
air akan mudah mengalir keluar setelah ditahan oleh beton atau
pasangan batu kali. Wheep hole berjarak tidak lebih dari 2 m antara
satu dengan yang lain dengan mengambil ASnya sebagai titik jarak.

3.3.3 Cara Pengukuran dan Pembayaran


Pengukuran pembayaran pekerjaan wheep hole berdasarkan
jumlah yang terpasang di lokasi pekerjaan dan sesuai yang
tertera pada gambar atau yang ditentukan direksi.
Pembayaran pekerjaan wheep hole ini berdasarkan pada satuan
buah (bh) sesuai yang tercantum dalam Daftar Kauntitas dan
Harga. Harga satuan untuk pekerjaan ini termasuk biaya
pengadaan material, upah buruh, dan peralatan yang diperlukan
untuk penyelesaian pekerjaan ini.

3.4 PEKERJAAN PEMBESIAN


3.4.1 Umum

Baja tulang harus terdiri dari besi beton bulat sesuai ketentuan pada
gambar
Potongan melintang dari setiap batang tulangan yang akan digunakan
harus mempunyai bentuk yang tetap dengan diameter yang sama pada
setiap titik sepanjang batang tersebut. Diameter rata-rata tulangan-
tulangan yang dipilih dari contoh setiap kiriman dengan ukuran
yang sama dari setiap tulangan beton yang dikirimkan ke lokasi
pekerjaan, tidak boleh lebih kecil dari 2 (dua) persen dari diameter
yang ditentukan. Tulangan-tulangan harus bebas dari sisik,
minyak,karat, kotoran dan kerusakan-kerusakan struktur.Jika
diperlukan oleh direksi, penyedia jasa harus menyampaikan 3 (tiga)
copy keterangan teknis (mill-sheet) tentang baja-baja tulangan yang
dikeluarkan oleh pabriknya untuk mendapat persetujuan dari direksi
sebelumnya. Setiap pengiriman dan pemeriksaan harus
Setiap pengiriman dan pemeriksaan harus dilakukan oleh direksi
berdasarkan spesifikasi dan keterangan teknis dilakukan oleh direksi
berdasarkan spesifikasi dan keterangan teknis (mill-sheet) di atas.

3.4.2 Cara Pelaksanaan

a. Penempatan tulangan beton


Semua tulangan beton harus dibersihakan sebelum pemasangan dari
sisik yang lepas, karat yang lepas, minyak, gemuk, kotoran dan bahan-
bahan asing lainnya. Tulangan harus dipasang dan dikuatkan dalam
posisi yang pasti/tepat sesuai yang ditunjuk dalam gambar dan tidak
berubah pada posisinya didalam cetakan tanpa pengeseran selama
proses penggetaran, pengisian dan penumbukan beton ditempatkan.
Semua ujung yang bebas dari tulangan bulat yang licin harus dibuat
kait, Sebagaimana ditunjukkan dalam gambar atau menurut direksi.
Penyedia jasa harus menyediakan semua ganjal pengatur jarak (beton
tahu) yang diperlukan atas biayanya sendiri untuk memelihara
tulangan beton dalam posisi yang tepat. Setiap pengikat, sambungan
atau sambungan sengkang tulangan harus kencang sehingga
tulangan-tulangan benar-benar kokoh. Sebelah dalam bagian-bagian
yang melengkung harus bersentuhan langsung dengan tulangan-
tulangan disekitar mana akan tercapai
kekuatan yang baik, tulangan-tulangan harus diikat dengan
menggunakan kawat baja hitam yang harus mendapat persetujuan dari
direksi, dan pengikat harus dililit dengan kuat-kuat dengan tang. Ujung
kawat ikat harus dilipat ke dalam. Pengelasan besi tulangan tidak
diperbolehkan kecuali ditentukan lain terutama disetujui direksi. Jika
tulangan beton telah dipasang dan telah siap untuk untuk dilakukan
pengecoran, maka harus diperiksa dulu oleh direksi dan tidak boleh
dilakukan pengecoran sampai tulangan beton telah disetujui. Penyedia
jasa harus melaporkan kepada direksi selambat-lambatnya 24 (dua
puluh empat) jam sebelum, tentang maksudnya untuk meminta
dilakukan pemeriksaan atas penulangan yang telah disiapkan
b. Penyiapan gambar tulangan
Penyedia jasa atas biayanya sendiri harus menyiapkan semua gambar
detail tulangan beton berdasarkan gambar-gambar yang diberikan
oleh direksi sebagaimana diperlukan untuk pelaksanaan pekerjaan.
Gambar-gambar tulangan beton ini harus meliputi gambar
penempatan tulangan, gambar pembengkokan tulangan, daftar besi
dan gambar-gambar penulangan lainnya yang mungkin dipelukan
untuk memudahkan pembuatan dan pemasangan besi tulangan. Semua
gambar penulangan harus diajukan kepada direksi untuk mendapat
persetujuan. Persetujuan direksi tersebut tidak membebaskan penyedia
jasa dari tanggung jawab atas kebenaran detail atau untuk penyesuaian
dengan keperluan menurut persyaratan.
c. Sambungan tulang beton
Jika diangap perlu untuk menyambung batangan tulangan pada titik-
titik lain dari pada yang diperlihatkan dalam gambar, posisi dan metode
penyambungan harus ditetapkan berdasarkan perhitungan kekuatan
dan disetujui oleh direksi. Dalam hal ini sambungan lewatan, panjang
lewatan harus memenuhi ketentuan gambar atau tabel dibawah ini :
Diameter tulangan 10 12 16 19 22 25 28 32
(mm)

Sambungan lewatan 43 43 45 65 84 109 136 177


(cm)

Batangan tulangan harus diikat pada beberapa tempat diatas


sambungan lewatan dengan menggunakan kawat besi pengikat dengan
diameter lebih dari 0,9 milimeter atau pengikat yang cocok. Untuk
sambungan lewatan, diperlukan kait pada batang tulangan licin dan
kait tidak diperlukan pada tulangan berulir.
3.4.3 .Cara Pengukuran dan Pembayaran

a. Pengukuran untuk pembayaran atas pengadaan dan pemasangan


tulangan beton harus dibuat sesuai dengan rencana batang tulangan
yang terpasang didalam beton menurut gambar atau sesuai dengan
petunjuk direksi. Satuan berat batang tulangan harus seperti berikut,
kecuali ada ketentuan lain.
Tulangan Bulat yang licin

Diameter (mm) 10 12 16 19 22 25 28 32

Satuan Berat (kg/m) 0,617 0,888 1,58 2,23 2,98 3,85 4,83 6,31

Penjepit, pengikat atau bahan-bahan lainnya yang digunakan untuk


mengatur dan mengikat batang-batang tulangan ditempatnya tidak akan
diukur untuk pembayaran. Batang-batang tulangan lewatan yang yang
dinyatakan pada gambar atau dianggap perlu oleh direksi harus
dimasukkan dalam pengukuran untuk pembayaran.
b. Pembayaran untuk pekerjaan pemasangan tulangan beton berdasarkan
pada satuan kilogram (kg) sesuai yang tercantum dalam Daftar
Kuantitas dan Harga. Harga satuan tersebut harus meliputi biaya-biaya
upah kerja, bahan-bahan, instalasi kerja dan lain-lain termasuk biaya
pengadaan tulangan beton, pengadaan dan pengerjaan penjepit,
pengikat dan penyangga besi, jika dianggap perlu, dan pengiriman,
pemuatan, pengangkutan, penyimpanan, pemotongan, pengikatan,
pembersihan, pemasangan dan pengamanan serta pemeliharaan dalam
posisinya semua tulangan beton sebagaimana ditunjukkan dalam gambar
atau sesuai dengan petunjuk direksi dan pekerjaan-pekerjaan lainnya
yang dianggap perlu dan ada hubungannya.

3.5 PEKERJAAN RANGKA ATAP BESI HOLLOW


3.5.1 Umum

Pekerjaan yang termasuk pekerjaan rangka atap besi hollow merupakan


pekerjaan Atap parkiran Pos Jaga menggunakan Material Besi Hollow
Adapun ukuran ketinggian, ketebalan (dimensi) perkerjaan ini ditentukan
dalam gambar dan sesuai dengan petunjuk dan perintah direksi.
3.5.2 Cara Pelaksanaan

a. Penyedia Jasa mengerjakan pekerjaan Rangka Atap Besi Hollow


menggunakan Material Hollow
b. Mesin gurinda untuk meratakan dan menghaluskan hasil las, dan
mesin las untuk menyambung antar segmen pada pekerjaan rangka
atap besi, sedangkan pada pekerjaan rangka atap baja ringan
menggunakan baut sebagai penyambung segmen.
c. Pemasangan rangka ini diukur sedemikian rupa, sehingga pada saat
pemasangan atap tidak terkendala kemiringan maupun pemasangan
atapnya.
d. Adapun dimensi tertera pada gambar dan sesuai arahan direksi
pekerjan.
3.5.3 Cara Pengukuran dan Pembayaran

a. Pengukuran pembayaran pekerjaan ini berdasarkan jumlah luasan


pekerjaan yang dilaksanakan di lokasi pekerjaan dan sesuai dengan yang
tertera pada gambar atau yang ditentukan oleh direksi.
b. Pembayaran didasarkan atas satuan meter persegi (m2) sesuai yang
tercantum dalam daftar Kuantitas dan Harga. Harga satuan untuk
pekerjaan ini sesudah termasuk biaya pengadaan material, upah buruh,
peralatan, pengujian-pengujian, dan pemasangan. Pengukuran
pembayaran pekerjaan ini berdasarkan jumlah yang terpasang di lokasi
pekerjaan dan sesuai yang tertera pada gambar atau yang ditentukan
direksi.

3.6 PEKERJAAN ATAP SPANDEK WARNA


3.6.1 Umum

Pekerjaan yang termasuk pekerjaan Spandek merupakan pekerjaan Atap


parkiran Pos Jaga menggunakan Material atap spandek Adapun ukuran
ketinggian, ketebalan (dimensi) perkerjaan ini ditentukan dalam gambar
dan sesuai dengan petunjuk dan perintah direksi.
3.6.2 Cara Pelaksanaan

a. Penyedia Jasa mengerjakan pekerjaan atap Spandek menggunakan


spandek.
b. Menggunakan bor dan baut untuk menyambung antara segmen pada
atap spandek
c. Adapun Ukuran menggunakan ukuran yang pada rangka atap yang
telah jadi sebelumnya. Pemasangan atap ini diukur sedemikian rupa,
sehingga pada saat pemasangan atap tidak terkendala kemiringan
maupun kebocoran pada samungan antar segmen atap spandek.
d. Adapun dimensi tertera pada gambar dan sesuai arahan direksi
pekerjan.
3.1.1 Cara Pengukuran dan Pembayaran

a. Pengukuran pembayaran pekerjaan atap spandek ini berdasarkan


jumlah luasan pekerjaan yang dilaksanakan di lokasi pekerjaan dan
sesuai dengan yang tertera pada gambar atau yang ditentukan oleh
direksi..
b. Pembayaran didasarkan atas satuan meter persegi (m2) sesuai yang
tercantum dalam daftar Kuantitas dan Harga. Harga satuan untuk
pekerjaan ini sesudah termasuk biaya pengadaan material, upah buruh,
peralatan, pengujian-pengujian, dan pemasangan. Pengukuran
pembayaran pekerjaan ini berdasarkan jumlah yang terpasang di lokasi
pekerjaan dan sesuai yang tertera pada gambar atau yang ditentukan
direksi.
SPESIFIKASI UMUM
A. KETENTUAN UMUM
1. Umum

1.1. Lokasi Pekerjaan


Lokasi pekerjaan terletak pada :
Kec. : -
Kabupaten : Gowa
Provinsi : Sulawesi Selatan

1.2. Ruang Lingkup Pekerjaan :

1. Pekerjaan Persiapan :
- Mobilisasi dan Demobilisasi
- Pengukuran MC 0% dan MC 100%
- Biaya penyelenggaraan SMK3 Konstruksi

2. Pekerjaan Konstruksi
A. PEKERJAAN ATAP PARKIRAN POS JAGA
- Pekerjaan Galian Tanah
- Pekerjaan Beton 1 PC : 2 PB : 3 Kr
- Pekerjaan Tiang Besi GIP 3 Inc
- Pekerjaan Rangka Atap Besi Hollow
- Pekerjaan Pas. Spandek Warna
- Pekerjaan Pengecetan Besi
- Pekerjaan Pas. Lisplank Wood Plank
- Pekerjaan Pengecetan Lisplank Wood Plank

B. PEKERJAAN PASANGAN BATU


- Pekerjaan Galian Tanah
- Pekerjaan Timbunan Tanah Kembali
- Pekerjaan Pembesian
- Pekerjaan Beton 1 PC : 2 PB : 3 Kr
- Pekerjaan Bekesting
- Pekerjaan Bongkaran Susunan Batu
- Pekerjaan Pasangan Batu 1 PC : 4 PP Kembali dari hasil
Bongkaran
- Pekerjaan Siaran
- Pekerjaan Plesteran 1SP : 3PP tebal 15mm
- Pekerjaan Pipa Suling-Suling (Wheep Hole)

C. PEKERJAAN PORTAL
- Pekerjaan Galian Tanah
- Pekerjaan Pasangan Batu 1 PC : 4 PP
- Pekerjaan Pembesian
- Pekerjaan Beton 1 PC : 2 PB : 3 Kr
- Pekerjaan Portal

2. Ketentuan Umum

Pekerjaan harus dilaksanakan menurut peraturan dan syarat-syarat serta gambar


bestek.

Segala perubahan hanya dianggap sah dan dibenarkan apabila mendapat


persetujuan Direksi secara tertulis.
Segala perintah dan petunjuk dari Direksi harus ditaati dan dilaksanakan dengan
baik demi sempurnanya pekerjaan.

Pada akhir pelaksanaan dan setelah berakhirnya masa pemeliharaan, pekerjaan


harus diserahkan kepada Panitia/Pejabat penerima hasil pekerjaan dalam keadaan
baik dan memuaskan, yang disertai Berita Acara Penyerahan Pekerjaan.

3. Fasilitas Pelaksanaan

Semua fasilitas pelaksanaan (temporary works) harus disimpan, dilakukan,


dioperasikan dan dipelihara oleh Penyedia Jasa, kecuali yang sudah diatur dalam
kontrak.

Penyedia Jasa harus bertanggung jawab dan memelihara semua jalan,


jembatan, saluran, tanggul dan lain-lain yang digunakan pada waktu pelaksanaan
pekerjaan. Sbelum mengangkut, membawa dan memindahkan peralatan berat,
Penyedia jasa harus menginspeksi batas-batas beban yang diizinkan pada jalan-
jalan yang akan dilewati. Oleh karena itu Penyedia Jasa

harus membicarakan dengan Direksi atau yang berwenang sebelum memulai


pekerjaan.

Penyedia jasa harus memelihara/melindungi sarana lingkungan dan lain-lain


pada waktu dan akibat dari pelaksanaan pekerjaan. Jika menurut Direksi,
Penyedia jasa beroperasi diluar areal lokasi Pekerjaan dan mengakibatkan
kerusakan alam/lingkungan, maka Direksi berhak untuk meminta kepada
Penyedia jasa untuk melakukan perbaikan atas beban Penyedia Jasa. Untuk
melakukan pemeliharaan, perbaikan dan modifikasi yang dilakukan Penyedia Jasa
terhadap hal-hal tersebut diatas adalah menjadi tanggung jawab Penyedia
jasa.Penyedia Jasa harus menjaga setiap kemungkinan bahaya yang akan timbul.
Oleh karena itu Penyedia Jasa harus dapat mengatur peralatan pelaksanaan
maupun bahan di lokasi dengan sebaik-baiknya terhadap pengangkutan,
penempatan material dan pengisian bahan bakar untuk peralatan dan kendaraan
yang dipergunakan untuk mencegah terjadinya bahaya kebakaran.

Semua material, peralatan untuk keperluan pelaksanaan disiapkan oleh Penyedia


Jasa setiap saat dan Penyedia Jasa harus menyiapkan fasilitas pengecekan tanpa
meminta tambahan biaya untuk keperluan tersebut.
4. Peralatan

Penyedia Jasa harus menyediakan sendiri semua peralatan kerja dalam jumlah
yang cukup sesuai dengan jenis dan volume pekerjaan.

Disamping peralatan kerja utama, Penyedia Jasa harus menyediakan peralatan


kerja bantu yang cocok dan lazim digunakan dalam pelaksanaan pekerjaan ini
serta jumlah yang cukup.

Selama berlangsungnya pelaksanaan pekerjaan, Penyedia Jasa harus menyediakan


penerangan pada malam hari sehingga seluruh lokasi kerja dapat dikontrol pada
malam hari.

5. Foto Dokumentasi

Penyedia Jasa harus membuat foto-foto dokumentasi dalam tahapan pekerjaan


sebagai berikut :

* Sebelum pekerjaan dimulai (0 %)


* Pekerjaan mencapai  50 %
* Pekerjaan selesai seluruhnya (100 %)
Tata cara pengambilan foto dokumentasi diambil dalam arah dan tempat yang
sama setiap tahapan dengan latar belakang objek permanen yang sama pula
sehingga dapat menggambarkan kemajuan secara kronologis dan jelas. Foto-foto
yang baik khususnya yang dapat menunjukkan tahapan pekerjaan 0 %,  50 %
dan 100 %, yang dianggap penting disusun dalam album dan diserahkan kepada
Direksi sebanyak 3 (tiga) rangkap beserta negatif filmnya, dan selanjutnya
menjadi dokumen proyek.

6. Gambar dan Ketentuan Ukuran


6.1. Gambar-Gambar Pekerjaan Tetap
(a) Umum
Semua gambar-gambar yang disiapkan oleh Penyedia Jasa haruslah gambar-
gambar yang telah ditanda-tangani oleh Direksi, dan apabila ada perubahan
harus di serahkan kepada Direksi untuk mendapat persetujuan sebelum
program pelaksanaan dimulai.
(b) Gambar-gambar Pelaksanaan
Penyedia Jasa harus menggunakan Gambar kontrak sebagai dasar untuk
mempersiapkan Gambar pelaksanaan. Gambar itu dibuat lebih detail untuk
pekerjaan tetap dan dimana mungkin dapat memperlihatkan penampang
melintang dan memanjang dari beton, pasangan batu, pengaturan batang
pembesian termasuk rencana pembengkokan, pemotongan dan daftar besi
beton, tipe bahan yang digunakan, mutu, tempat dan ukuran yang tepat.
(c) Gambar-gambar Bengkel / Gedung
Gambar-gambar bengkel atau gedung disiapkan olek Penyedia Jasa untuk
keperluan penyimpanan peralatan dan bahan-bahan milik Penyedia Jasa.
(d) Penyedia Jasa harus menyediakan 1 (satu) set gambar-gambar lengkap di
lapangan
Apabila ada pekerjaan dilaksanakan sebelum ada persetujuan Direksi adalah
menjadi resiko Penyedia Jasa. Persetujuan Direksi terhadap gambar-gambar
tersebut tidak akan meringankan tanggung jawab Penyedia Jasa atas
kebenaran gambar tersebut.

6.2. Gambar-gambar Pekerjaan Sementara


(a) Umum

Semua gambar yang disiapkan oleh Penyedia Jasa harus terperinci, dan
diserahkan kepada Direksi sebelum tanggal pelaksanaan pekerjaan atau
dalam waktu yang telah ditentukan dalam Kontrak.

Gambar-gambar harus menunjukkan detail dari pekerjaan sementara seperti


cofferdam, tanggul sementara, pengalihan aliran dan sebagainya.

Gambar perencanaan yang diusulkan Penyedia Jasa yang dipakai dalam


pelaksanaan konstruksi (sah) juga harus diserahkan kepada Direksi sebanyak
2 (dua) rangkap.

(b) Gambar-gambar untuk Pekerjaan Sementara yang diusulkan


Penyedia Jasa hendaknya mengusulkan pekerjaan sementara yang berkaitan
dengan pekerjaan tetap secara lebih mendetail dan diserahkan kepada Direksi
untuk mengubah dan mendapat persetujuan sebelum tanggal dimulainya
pelaksanaan.

6.3. Gambar-gambar Purnalaksana (as built darwing)


Penyedia jasa harus menyerahkan gambar yang dilaksanakan paling akhir
untuk tiap-tiap pekerjaan yang telah dilaksanakan.
Gambar purnalaksana diserahkan pada setiap penarikan termijn
Selama masa pelaksanaan, Penyedia Jasa harus memelihara satu set gambar
yang dilaksanakan paling akhir untuk tiap-tiap pekerjaan. Pada gambar yang
memperlihatkan perubahan yang sudah diberikan sesuai dengan kontrak,
sejauh gambar tersebut sudah dilaksanakan dengan benar kemudian dicap
"sudah dilaksanakan".

Gambar-gambar yang dilaksanakan akan diperiksa tiap bulan dilapangan


oleh Direksi dan tiap hari oleh Pengawas Lapangan, dan apabila diketemukan
hal-hal yang tidak memuaskan dan tidak dilaksanakan, paling lambat harus
diperiksa kembali selama 6(enam) hari kerja.
Penyedia Jasa harus menyerahkan gambar-gambar revisi yang telah disetujui
direksi dalam rangkap 3 (tiga), masing-masing :

* 1 (satu) set untuk Kontraktor


* 1 (satu) set untuk Direksi Lapangan
* 1 (satu) set untuk Pengguna Jasa

7. Pengamanan

Penyedia Jasa berkewajiban menjaga keamanan dan tata tertib ditempat


pekerjaan.

Penyedia Jasa berkewajiban mengambil tindakan yang perlu demi keamanan


pekerjaan. Tempat pekerjaan harus senantiasa bersih dan teratur rapih.

Penyedia Jasa wajib menolak orang-orang yang dinilai Direksi mengganggu


jalannya pekerjaan. Bila perlu Direksi minta bantuan penguasa setempat dan
penyedia jasa tidak berhak menuntut ganti rugi karenanya.

8. Keselamatan Kerja
Penyedia Jasa diwajibkan memberi jaminan kesehatan dan keamanan serta
keselamatan bagi para karyawan dan pekerja-pekerja, antara lain dengan
menyediakan kotak PPPK lengkap dengan obat kebutuhan sebagai alat penolong
jika terjadi kecelakaan ditempat pekerjaan. Biaya perawatan menjadi beban
Penyedia Jasa.

Penyedia Jasa berkewajiban membayar Asuransi Tenaga Kerja sesuai peraturan


yang berlaku.

Penyedia Jasa berkewajiban mematuhi semua peraturan-peraturan dan


ketentuan-ketentuan dalam undang-undang perburuhan dan sosial yang berlaku
di Indonesia.

9. Program Pelaksanaan
Penyedia Jasa harus membuat program pelaksanaan sesuai dengan syarat- syarat
kontrak. Program tersebut harus di buat dalam bentuk barchart dan daftar yang
memperlihatkan setiap kegiatan :

a). Jenis Kegiatan dan volume.

b). Waktu Pelaksanaan.

c). Program dan realisasi kemajuan pekerjaan.

d). Jumlah dan jenis tenaga kerja, peralatan dan material yang diperlukan.
Aktivitas yang terlihat pada program harus sudah termasuk pelaksanaan pekerjaan
mobilisasi, persiapan dll, serta kelonggaran waktu dengan adanya hari libur
umum.

10. Program Penerapan Sistim Jaminan Mutu


Program penerapan sistim jaminan mutu harus disusun oleh Penyedia Jasa dan
disepakati pengguna jasa pada saat rapat persiapan pelaksanaan kontrak dan
dapat direvisi sesuai dengan kondisi lapangan.

Program penerapan sisitim jaminan mutu berisi :

a. Informasi pengadaan jasa


b. Organisasi pengguna jasa dan penyedia jasa
c. Jadwal pelaksanaan
d. Prosedur pelaksanaan pekerjaan
e. Prosedur instruksi kerja
f. Pelaksana kerja.

11. Rapat Bersama


a. Rapat Mingguan :
Tempat : Kantor Direksi
Pelaksanaan : Minimum satu kali tiap minggu, tergantung
kebutuhan.
Peserta : Direksi Lapangan, Site Manager dan Pelaksana.
b. Rapat Bulanan :
Tempat : Kantor PPK OP SDA V
Pelaksanaan : Minimum satu kali tiap bulan, tergantung
kebutuhan
Peserta : 1. PPK OP SDA V
2. Pelaksana Teknik
3. Direksi Pekerjaan.
4. Koordinator Pelaksana
5. Pelaksana
6. Pimpinan Perusahaan.
7. Site Manager.
Tujuan : - Membahas dan mengevaluasi kemajuan pekerjaan
dalam bulan tersebut termasuk hambatan yang
timbul.
- Menyusun program pelaksanaan untuk pekerjaan
bulan berikutnya.
12. Laporan Hasil Pekerjaan :
1). Untuk kepentingan pengendalian dan pengawasan pelaksanaan pekerjaan,
seluruh aktifitas kegiatan pekerjaan dilapangan dicatat di dalam buku harian
sebagai “ Laporan Harian “ pekerjaan.

2). Laporan Harian dibuat oleh Penyedia Jasa, diperiksa dan disetujui oleh
Koordinator Pengawas dan Pengawas Pekerjaan.

3). Laporan Harian berisi :


a. Kuantitas dan macam bahan yang berada dilapangan.
b. Penempatan tenaga kerja untuk tiap macam tugasnya.
c. Jumlah jenis dan kondisi peralatan.
d. Kuantitas jenis pekerjaan yang dilaksanakan.
e. Keadaan cuaca termasuk hujan, banjir dan peristiwa alam lainnya yang
berpengaruh terhadap kelancaran pekerjaan.
4). Laporan Mingguan dibuat setiap minggu yang terdiri dari rangkuman
laporan harian dan berisi hasil kemajuan fisik pekerjaan dalam periode satu
minggu, serta hal-hal penting yang timbul atau berhubungan dengan
pelaksanaan pekerjaan.

5). Laporan Bulanan dibuat setiap bulan yang terdiri dari rangkuman Laporan
Mingguan dan berisi hasil kemajuan fisik pekerjaan dalam periode satu
bulan, serta hal-hal penting yang timbul atau berhubungan dengan
pelaksanaan pekerjaan selama bulan Laporan.

6). Laporan harian, laporan mingguan, laporan bulanan dibuat dalam rangkap 4
(empat) yang terdiri dari :

a. 2 (dua) rangkap untuk PPK OP SDA V


b. 1 (satu) rangkap untuk Pengawas lapangan/Direksi Pekerjaan
c. 1 (satu) rangkap untuk penyedia jasa sebagai arsip.
7). Selambat-lambatnya akhir minggu pertama bulan berikutnya penyedia jasa
telah menyerahkan 2 (dua) rangkap laporan bulanan yang telah disetujui
Pengawas Pekerjaan/ Direksi Pekerjaan ke kantor PPK OP SDA V.

13. Bahan dan Perlengkapan


13.1. B a h a n
Semua bahan yang digunakan dalam pekerjaan ini terdiri dari kandungan
lokal 100 % (Produksi dalam Negeri)

Penyedia jasa harus menyediakan semua bahan yang diperlukan untuk


menyelesaikan Pekerjaan, berkualitas baik serta sesuai dengan standar
Nasional (SNI) dan Standar Industri Indonesia (SII), atau sesuai dengan
standar yang diberikan dalam Spesifikasi dan mendapatkan persetujuan
Direksi sebelum bahan tersebut dipakai.
Bila Penyedia jasa dalam mengusulkan penyediaan bahan tidak sesuai
dengan suatu standar dan spesifikasi seperti tersebut diatas, Penyedia jasa
harus segera memberitahukan kepada Direksi Pekerjaan secara tertulis
untuk mendapatkan jawaban apakah bahan tersebut dapat digunakan atau
tidak.

13.2. Peralatan
Penyedia jasa harus segera menyediakan semua peralatan yang diperlukan
dalam pelaksanaan dalam jumlah yang cukup dan jenis alat yang sesuai.
Apabila Direksi Pekerjaan memandang belum sesuai dengan kontrak,
maka Penyedia jasa harus segera memenuhi kekurangannya agar
pekerjaan dapat dikerjakan dengan sempurna.

13.3. Bahan Pengganti


Penyedia jasa harus mendatangkan bahan yang ditentukan, apabila bahan
tersebut tidak tersedia di pasaran, maka dapat digunakan bahan pengganti
yang sesuai dengan mendapat izin tertulis dari Direksi Pekerjaan.

13.4. Pemeriksaan Bahan/Material


Material yang akan digunakan oleh Penyedia jasa harus mendapat
persetujuan dari Direksi Pekerjaan.

14. Lain-Lain
Hal-hal yang belum terdapat dalam persyaratan ini yang diperkirakan akan
berpengaruh dalam pelaksanaan pekerjaan, akan ditambahkan di dalam
Aanwijzing (Peninjauan Lapangan).
B. PEKERJAAN PERSIAPAN

1. Mobilisasi
Mobilisasi paling lambat harus sudah mulai dilaksanakan dalam waktu 15 (Lima
Belas) hari sejak diterbitkan SPMK yang meliputi ;

- Mendatangkan peralatan-peralatan terkait yang diperlukan dalam pelaksanaan


pekerjaan.
- Mempersiapkan fasilitas kantor, rumah, gudang dan sebagainya
- Mendatangkan personil-personil
- Mobilisasi peralatn terkait dan personil Penyedia Jasa dapat dilakukan secara
bertahap sesuai dengan kebutuhan.
2. Pembersihan Lapangan
Penyedia jasa harus membersihkan lokasi pekerjaan sebelum pekerjaan di mulai
dari semua tumbuhan, termasuk pohon-pohon, akar-akaran dan lain-lain pada
daerah tertentu ditempat pekerjaan.

Semua hasil pembongkaran/pembersihan tersebut dibuang ketempat yang telah


ditunjuk oleh Direksi Pekerjaan.

Ukuran-ukuran daerah yang akan dibersihkan tercantum pada gambar-gambar


rencana atau ditentukan oleh Direksi sebelum pelaksanaan pekerjaan.

3. Pekerjaan Pengukuran
a. Titik Tetap (Bench Mark)
Sebelum pekerjaan dimulai Direksi menentukan titik tetap dilapangan yang
ketinggiannya akan diberikan secara tertulis pada pihak Penyedia jasa.

Titik tetap ini akan merupakan titik utama dalam melaksanakan pekerjaan
dan digunakan sebagai dasar untuk menentukan titik duga (peil-peil) pada
sumbu tanggul dan bangunan-bangunan lainnya.

Selama pelaksanaan, Penyedia jasa diwajibkan untuk menjaga dan mencegah


kemungkinan-kemungkinan rusak dan berubahnya titik tetap.

Jika merasa perlu Direksi dapat memerintahkan kepada Penyedia Jasa untuk
mengadakan pengecekan peil titik tetap lainnya.

b. Pengukuran Mutual Check


Untuk menerapkan gambar rencana yang ada terhadap kondisi lapangan,
maka Direksi Pekerjaan bersama-sama dengan Pihak Penyedia jasa
melaksanakan pengukuran Mutual Check untuk menentukan duga (peil)
terhadap pekerjaan yang akan dilaksanakan.

Pengukuran dilaksanakan sesuai dengan ukuran-ukuran yang ada pada


gambar rencana. Apabila terdapat elevasi pada gambar yang tidak sesuai,
agar tidak mengganggu lancarnya pelaksanaan pekerjaan, gambar akan
disesuaikan dengan keadaan lapangan.

Pengukuran terakhir dilaksanakan setelah pelaksanaan pekerjaan selesai,


yakni pada saat pekerjaan akan diserah terimahkan.

Pengukuran meliputi : Pengukuran elevasi, panjang dan lebar bangunan.

c. Pekerjaan Uitzet dan Pemasangan Profil


Dalam segala hal sebelum memulai melaksanakan pekerjaan, Penyedia jasa
harus melakukan pekerjaan uitzet yang meliputi penentuan elevasi dan
(poros) bangunan yang dikerjakan, dengan melakukan pemasangan profil
dan mengambil ketinggian terhadap daerah yang diduduki pekerjaan dengan
menggunakan Bench Mark (BM) atau titik referensi yang disetujui Direksi.

Pada pemasangan profil digunakan kayu yang bermutu baik dengan ukuran
4 cm x 6 cm atau papan dengan ukuran  2,5 cm x 25 cm, sedemikian rupa
sehingga membentuk profil yang sesuai dengan bentuk bangunan yang akan
dikerjakan.

Pembuatan profil harus betul-betul kuat tidak berubah selama pelaksanaan


pekerjaan berlangsung. Pada pemasangan profil ini diberi tanda untuk
mendapatkan batas-batas peil pekerjaan yang dipakai sebagai pengontrol
untuk menentukan posisi bangunan yang akan dibuat.

Profil untuk tanggul dan galian harus dipasang pada tiap-tiap jarak
maksimum 50 m.

4. Jalan Logistik/Jalan Sementara


Penyedia jasa harus membuat jalan logistik /jalan sementara menuju lokasi
pekerjaan, termasuk jembatan sementara bila diperlukan untuk mengangkut
bahan dan peralatan yang diperlukan dalam pelaksanaan Jalan sementara
tersebut harus bebas dari segala hambatan yang mungkin dapat mengganggu
kelancaran pekerjaan dan harus tetap terpelihara baik, sampai seluruh kegiatan
pekerjaan selesai.

Penyedia jasa harus menjaga/bertanggung jawab atas kerusakan yang terjadi pada
jalan sementara yang dibuat selama pekerjaan berlangsung.

Jalan sementara yang dibuat harus memiliki jarak terpendek dari jalan umum
yang ada menuju lokasi pekerjaan. Direksi akan memberikan petunjuk yang
harus dipatuhi oleh Penyedia jasa sehubungan dengan pembuatan jalan sementara
tersebut.
Penyedia jasa hendaknya berpegang pada semua peraturan dan ketentuan hukum
yang berhubungan dengan penggunaan arah angkutan umum dan bertanggung
jawab terhadap kerusakan akibat penggunaan jalan tersebut.

Pemberi tugas bertanggung jawabterhadap pemeliharaan jalan logistik jalan


sementara yang digunakan oleh Penyedia Jasa selama Pelaksanaan Pekerjaan.

5. Direksi Keet (Kantor Lapangan)


Penyedia jasa harus menyediakan atau membuat kantor sementara dilapangan
(Direksi Keet) untuk tempat kegiatan administrasi lapangan sesuai petunjuk
Direksi guna effisiensi dan kelancaran kerja.

6. Gudang
Penyedia jasa diharuskan membuat gudang untuk menyimpan bahan-bahan dan
peralatan kerja.

Bilamana gudang di tempatkan diluar lokasi pekerjaan, maka tempat gudang


harus dipilih yang berdekatan dengan lokasi pekerjaan dan mendapat persetujuan
dari Direksi Pekerjaan.

Biaya yang timbul akibat hal ini menjadi tanggungan Penyedia jasa.

7. Papan Nama Pelaksana Kegiatan


Penyedia jasa harus membuat papan nama Pelaksana kegiatan. Bentuk, ukuran
dan warna akan ditentukan oleh Direksi dan dipasang ditepi jalan masuk lokasi
pekerjaan sesuai petunjuk dari Direksi pekerjaan.

Papan nama Pelaksana Kegiatan harus sudah terpasang pada saat memulai
pekerjaan.

C. ADMINISTRASI

1. Bouwheer Direksi dan Pengawas


1.1. Sebagai Pemilik Pekerjaan (Bouwheer) adalah :
Direktorat Jenderal Sumber Daya Air Kementerian Pekerjaan Umum, dalam
hal ini diwakili oleh Satker Operasi dan Pemeliharaan Sumber Daya Air
Pompengan Jeneberang.

1.2. Bertindak sebagai Direksi pekerjaan ialah Pelaksana Teknik PPK OP SDA V
atau yang ditunjuk oleh PPK, yang selanjutnya disebut Direksi.
1.3. Dalam pelaksanaan tugasnya sehari-hari, Direksi menunjuk pembantu-
pembantunya sebagai Pengawas Pekerjaan.
1.4. Semua perintah dan petunjuk dari Pengawas,dianggap sebagai ketentuan
dari Direksi, selama tidak menyimpang dari syarat-syarat pekerjaan ini
dan semua peraturan yang berlaku.
2. Penyedia Jasa dan Site Manager
2.1. Penyedia Jasa ialahBadan Usaha yang telah ditunjuk oleh PPK Operasi dan
Pemeliharaan SDA II untuk melaksanakan pekerjaan ini secara borongan.
2.2. Penyedia Jasa menunjuk seorang Site Manager yang bertanggung jawab
penuh dalam melaksanakan pekerjaan sehari-hari dan harus berada
ditempat Pekerjaan setiap hari.
Penunjukan ini dapat diberitahukan secara tertulis untuk mendapat
persetujuan Direksi. Site Manager sekurang-kurangnya berijazah Sarjana
(S1) Jurusan Sipil dengan pengalaman minimal 6 tahun, yang disetujui oleh
Direksi.

2.3. Jika Direksi berpendapat bahwa wakil Penyedia Jasa tidak cakap dalam
melaksanakan tugasnya, maka Direksi berhak memerintahkan kepada
Penyedia Jasa untuk mengganti wakil Penyedia Jasa atau Site Manager
tersebut dengan orang lain dan harus mendapat persetujuan dari Direksi.
3. Tugas Umum Direksi
4.1 Mengarahkan Penyedia Jasa agar mengenal serta menguasai keadaan lapangan
sehingga pekerjaan dapat dimulai dan diselesaikan tepat pada waktunya.
4.2 Memberi petunjuk kepada Penyedia Jasa mengenai penempatan bahan-bahan
bangunan serta cara penyimpanannya, lokasi galian tanah dan pembuangan tanah.
4.3 Memberi bimbingan kepada Penyedia Jasa agar pekerjaan dikerjakan sesuai kualitas
dan kwantitas yang dipersyaratkan.
4.4 Memberikan persetujuan atau menolak bahan-bahan bangunan yang akan
dipergunakan untuk pelaksanaan pekerjaan dan menunjuk tempat buangan bahan-
bahan yang ditolak oleh Direksi.
4. Tugas Umum Penyedia Jasa
5.1 Wajib melaksanakan pekerjaan sesuai dengan peraturan dan syarat-syarat,
gambar bestek dan petunjuk dari Direksi sehingga dapat dicapai kualitas pekerjaan
yang disyaratkan.
5.2 Wajib melaksanakan perintah-perintah dari Direksi yang sesuai dengan peraturan
dan syarat-syarat yang menjamin bahwa pelaksanaannya dapat dikerjakan.
5.3 Wajib mengikuti rencana kerja yang diajukan oleh Penyedia Jasa yang telah disetujui
oleh Direksi.
5.4 Wajib tunduk kepada keputusan-keputusan yang diambil Direksi yang berhubungan
dengan kesalahan-kesalahan dan kelalaian-kelalaian yang dibuat oleh Penyedia Jasa,
juga yang berhubungan dengan adanya perbedaan antara gambar yang satu dengan
yang lainnya atau gambar dengan peraturan dan syarat-syarat.
5.5 Wajib memperbaiki kerusakan-kerusakan dan kekurang sempurnaan pekerjaan.
5.6 Wajib membuat laporan kepada Direksi Pekerjaan setiap hari (laporan harian),
laporan mingguan dalam laporan bulanan. Laporan harian berisi antara lain :
a. Jumlah pekerja, tukang, mandor dan lain-lain.
b. Bahan-bahan yang datang yang digunakan dan yang masih tersedia serta
material yang ditolak.
c. Prestasi tiap jenis pekerjaan yang dicapai.
d. Jenis dan jumlah alat serta kondisi masing-masing alat, baik yang
dioperasikan hari itu maupun yang tidak dioperasikan.
e. Lain-lain yang diperintahkan Direksi.
f. Masalah Teknis yang terjadi dilapangan.
5.7 Penyedia Jasa harus menyediakan alat tulis antara lain :
-Alat tulis kantor/penghapus secukupnya
-Buku Harian
-Buku perintah Direksi
-Kertas gambar secukupnya
-Notebook minimal 2 (dua) buah.
5. Pekerjaan Yang Tidak Lancar
6.1 Bagi pekerjaan yang tidak lancar yaitu yang tidak sesuai dengan rencana kerja,
terlalu lambat atau terhenti sama sekali, maka Direksi akan memberi peringatan-
peringatan/teguran-teguran dan petunjuk-petunjuk Penyedia Jasa.
6.2 Apabila penyedia jasa tidak mengindahkan petunjuk-petunjuk dalam ayat diatas,
maka Direksi berhak membatalkan Kontrak secara sepihak kemudian menunjuk
pihak ketiga untuk melanjutkan pekerjaan tersebut.
6.3 Pekerjaan yang telah dicapai oleh Penyedia Jasa sampai dengan pembatalan-
pembatalan kontrak akan diperhitungkan oleh Direksi.
6. Perubahan Kegiatan Pekerjaan (Pekerjaan Tambah dan Kurang).
6.1. Apabila terdapat perbedaan yang signifikan antara kondisi lapangan pada saat
pelaksanaan dengan gambar dan spesifikasi yang ditentukan dalam dokumen
kontrak maka pengguna jasa bersama penyedia jasa dapat melakukan perubahan
kontrak yang meliputi :
a. Menambah atau mengurangi volume pekerjaan yang tercantum dalam
kontrak.
b. Menambah atau mengurangi jenis pekerjaan.
c. Mengubah spesifikasi pekerjaan sesuai kebutuhan lapangan
d. Melaksanakan pekerjaan tambah yang belum tercantum dalam kontrak yang
diperlukan untuk menyelesaikan seluruh pekerjaan.
6.2. Pekerjaan tambah dan kurang hanya boleh dilakukan penyedia jasa atas perintah
/persetujuan tertulis dari pengguna jasa.
6.3. Perintah perubahan pekerjaan dibuat oleh pengguna jasa secara tertulis kepada
penyedia jasa ditindak lanjuti dengan negosiasi teknis dan harga dengan tetap
mengacu pada ketentuan-ketentuan yang tercantum dalam kontrak awal.
6.4. Untuk perhitungan pekerjaan tambahan atau kurang digunakan harga-harga satuan
yang tercantum dalam kontrak.
6.5. Untuk pekerjaan tambah yang belum tercantum dalam kontrak akan dilakukan
negosiasi teknis dan harga oleh pengguna jasa.
6.6. Pekerjaan tambah dalam rangka penyelesaian pengadaan jasa pemborongan nilainya
tidak lebih 10% dari harga yang tercantum dalam kontrak awal.
7. Rencana Kerja
7.1. Penyedia Jasa harus menyerahkan rencana kerja untuk mendapatkan persetujuan
dari Direksi paling lambat satu minggu setelah dikeluarkan surat perintah mulai
kerja (SPMK).
Rencana kerja meliputi :

a. Rencana Umum Pekerjaan.


b. Organisasi dan tanggung jawab staf Penyedia Jasa.
c. Daftar dan jumlah peralatan dan material yang akan
digunakan.

d. Time Schedule dan jadwal umum pelaksanaan.


e. Metode Pelaksanan, mulai dari pekerjaan persiapan,
pengukuran, dan seterusnya

f. Data dan grafik curah hujan.


7.2. Persetujuan dari rencana kerja ini, sekali-kali tidak membebaskan penyedia jasa dari
tanggung jawab. Juga tidak berarti memberi hak pada penyedia jasa untuk menuntut
ganti rugi, bila dalam pekerjaan alat-alat bantu yang digunakan atau urutan dari
cara pelaksanaan ternyata tidak tepat.
7.3. Jika disebabkan oleh perubahan-perubahan keadaan, konstruksi atau kelambatan-
kelambatan kerja terdahulu, dengan persetujuan Direksi Penyedia jasa dapat
menyusun kembali rencana kerjanya.
8. Larangan Pemindah Tanganan
8.1. Pekerjaan yang telah diterima oleh penyedia jasa tidak boleh dipindah tangankan
kepada pihak ketiga hingga pihak Penyedia jasa hanya bertindak sebagai perantara
saja.
8.2. Bila hal ini terjadi, maka Direksi akan membatalkan perjanjian Kontrak pekerjaan ini
secara sepihak dan segala resiko ditanggung oleh pihak Penyedia Jasa. Selanjutnya
Direksi berhak menunjuk pihak lain untuk melanjutkan pekerjaan ini.
9. Pemeriksaan Kemajuan Pekerjaan
9.1. Penyedia Jasa wajib minta kepada Direksi untuk memeriksa pekerjaan, yang telah
dikerjakan sebelum mulai melaksanakan pekerjaan selanjutnya.
9.2. Apabila Direksi menganggap perlu untuk memeriksa kemajuan pekerjaan, atau
apabila penyedia jasa memintanya secara tertulis untuk penyerahan seluruh
pekerjaan, sebagian pekerjaan atau guna permintaan pembayaran termujn, maka
penyedia jasa/wakilnya harus hadir ditempat pekerjaan selama waktu pemeriksaan.
9.3. Hasil pemeriksaan ditulis pada buku progres laporan hasil pekerjaan yang ditanda
tangani kedua belah pihak.
10. Material Yang Didatangkan oleh Penyedia Jasa
10.1. Material yang dibeli oleh penyedia jasa dari leveransir, setelah sampai ditempat
pekerjaan dan disetujui oleh Direksi, leveransir tidak mempunyai hak apapun lagi
terhadap bahan-bahan tersebut.
10.2. Direksi tidak bertanggungjawab atas pembayaran penyedia jasa kepada leveransir,
dan ongkos angkut bahan-bahan ketempat pekerjaan menjadi beban Penyedia Jasa.
10.3. Penyedia jasa wajib melapor kedatangan material ditempat pekerjaan kepada Direksi
untuk diperiksa.
10.4. Material yang ditolak oleh Direksi, harus disingkirkan dari tempat pekerjaan semua
biaya akibat penyingkiran bahan-bahan tersebut diatas menjadi beban Penyedia
jasa.
10.5. Bila Penyedia jasa menggunakan bahan-bahan yang belum diperiksa dan tanpa izin
Direksi, maka Direksi berhak memerintahkan Penyedia jasa untuk membongkar
pekerjaan yang telah dilaksanakan tersebut atas biaya Penyedia jasa.
10.6. Penyedia jasa wajib segera membongkar pekerjaan-pekerjaan yang menggunakan
bahan-bahan yang ditolak direksi atas biaya penyedia jasa.
10.7. Bila Penyedia jasa tetap menggunakan bahan-bahan yang ditolak oleh Direksi, maka
Direksi dapat menghentikan pelaksanaan pekerjaan yang sedang berlangsung.
Pekerjaan dilanjutkan apabila Penyedia jasa telah mengganti bahan-bahan yang
ditolak dengan bahan yang baru dan memenuhi syarat.
11. Gambar Kerja, Grafik dan Time Schedule
11.1. Penyedia jasa harus membuat gambar-gambar kerja, time schedule, grafik, curah
hujan, tenaga kerja dan sebagainya yang disahkan oleh Direksi (Rencana Kerja).
11.2. Penyedia jasa wajib mengisi grafik-grafik, cuaca sesuai kondisi tiap hari, time
schedule dan gambar-gambar kerja setiap hari sesuai dengan kemajuan pelaksanaan
pekerjaan.
12. Jam kerja
12.1. Agar rencana pekerjaan dapat diselesaikan tepat pada waktunya, maka Penyedia jasa
bekerja minimum 7 jam setiap hari.
13.2 Penyedia jasa dapat melaksanakan pekerjaan diluar jam kerja atau malamhari demi
kesempurnaan dan cepat selesainya pekerjaan, untuk iniPenyedia jasa harus
memberitahukan hal tersebut kepada Direksi secara tertulis sehari sebelumnya.

13. Persiapan Pelaksanaan Pekerjaan dan Peralatan


Penyedia jasa diharuskan menyediakan segala keperluan peralatan, bahan dan tenaga
kerja untuk pelaksanaan secara baik, efisiensi dan teratur sesuai jadwal yang telah
disetujui/disahkan oleh Direksi.
14. Perpanjangan Waktu Pelaksanaan.
14.1. Perpanjangan waktu pelaksanaan dapat diberikan oleh pengguna jasa atas
pertimbangan yang layak dan wajar antara lain :
a. Pekerjaan tambah
b. Perubahan desain
c. Perubahan alam
d. Keterlambatan yang disebabkan oleh pihak pengguna jasa
e. Masalah yang timbul diluar kewenangan penyedia jasa
f. Keadaan Kahar (Force Majeur).
14.2. Pengguna jasa dapat menyetujui perpanjangan waktu pelaksanaan atas kontrak
setelah melakukan penelitian dan evaluasi terhadap usulan tertulis yang diajukan
oleh penyedia jasa.
14.3. Persetujuan perpanjangan waktu pelaksanaan dituangkan di dalam Amandemen
Kontrak.

15. Pembayaran Prestasi Pekerjaan


15.1. Pembayaran prestasi hasil pekerjaan yang disepakati dilakukan oleh pengguna
jasa, apabila penyedia jasa telah mengajukan tagihan disertai laporan kemajuan
hasil pekerjaan
15.2. Pengguna jasa dalam kurun waktu 7 (tujuh) hari harus sudah mengajukan surat
permintaan pembayaran (SPP) untuk pembayaran prestasi kerja.
15.3. Pembayaran prestasi hasil pekerjaan yang disepakati dilakukan dengan sisitim
sertifikat bulanan yang didasarkan pada prestasi pekerjaan yang telah terpasang,
tidak termasuk bahan, alat-alat yang ada dilapangan.
15.4. Pembayaran bulanan/termin harus dipotong jaminan pemeliharaan, angsuran
uang muka, denda (bila ada) dan pajak.
15.5. Untuk kontrak yang mempunyai Subkontrak, permintaan pembayaran kepada
pengguna jasa harus dilengkapi bukti pembayaran kepada seluruh Subkontraktor
sesuai dengan perkembangan (Progres) pekerjaannya.
16. Serah Terima Pekerjaan
16.1. Setelah pekerjaan selesai 100 % (Seratus persen), Penyedia jasa mengajukan
permintaan secara tertulis kepada Panitia/Pejabat penerima hasil pekerjaan untuk
penyerahan pekerjaan (Penyerahan pertama).
16.2. Pengguna jasa melakukan penilaian terhadap hasil pekerjaan yang telah
diselesaikan oleh Penyedia jasa. Bilamana terdapat kekurangan - kekurangan dan
atau cacat hasil pekerjaan, Penyedia jasa wajib memperbaiki/menyelesaikannya.
16.3. Pengguna jasa menerima penyerahan pekerjaan setelah seluruh hasil pekerjaan
dilaksanakan sesuai dengan ketentuan kontrak (Berita Acara Penyerahan Pertama)
yang disertai bukti-bukti bahwa pekerjaan telah selesai 100 % (Seratus persen) dan
disertai pernyataan bahwa kewajiban Penyedia jasa terhadap Pihak ke tiga telah
diselesaikan.
16.4. Pembayaran dilakukan sebesar 95 % (Sembilan puluh lima persen) dari nilai
kontrak, sedangkan yang 5 % (Lima persen), dari nilai kontrak yang diterbitkan
oleh Bank Umum atau oleh Perusahaan asuransi yang mempunyai program
asuransi kerugian (Surety bond) dan diasuransikan kepada perusahaan asuransi
diluar negeri yang bonafit.
16.5. Penyedia jasa wajib memelihara hasil pekerjaan selama masa pemeliharaan
sehingga kondisi tetap seperti pada saat penyerahan pertama pekerjaan.
16.6. Setelah masa pemeliharaan berakhir, Penyedia jasa mengajukan permintaan secara
tertulis kepada Pengguna jasa untuk penyerahan akhir pekerjaan (Penyerahan ke
Dua).
16.7. Pengguna jasa menerima penyerahan akhir pekerjaan setelah Penyedia jasa
melaksanakan semua kewajibannya selama masa pemeliharaan dengan baik dan
melakukan pembayaran sisa nilai kontrak yang belum dibayar.
16.8. Apabila Penyedia jasa tidak melaksanakan kewajiban pemeliharaan sebagaimana
mestinya, maka pengguna jasa berhak menggunakan uang jaminan pemeliharaan
untuk membiayai perbaikan/pemeliharaan.
17. P e n u t u p
Bilamana terdapat kekeliruan dalam peraturan dan syarat-syarat pelaksanaan pekerjaan
ini, maka akan ditinjau kembali/akan dibahas dalam Aanwyzing.

Anda mungkin juga menyukai