Anda di halaman 1dari 12

LAPORAN PENDAHULUAN

PADA PASIEN Tn.’’A’’ DENGAN DIAGNOSA MEDIS HERNIA SCROTALIS


DEKSTRA
DI RUANG MS RS PKU MUHAMMADIYAH MAYONG

Disusun oleh :

Nama : Puja Mutiara Anggraeni

Nim : 6201930

Prodi : Profesi Ners

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH KUDUS

PROGRAM STUDI PROFESI NERS

Jalan Ganesha 1 Purwosari Kudus Telp./Faks.(0291)442993/437218 Kudus 59316 Website :


http://www.stikesmuhkudus.ac.id
LAPORAN PENDAHULUAN

PADA PASIEN Tn.’’A’’ DENGAN DIAGNOSA MEDIS HERNIA SCROTALIS


DEKSTRA

A. PENGERTIAN
Hernia Skrotalis adalah hernia yang keluar dari rongga peritonium melalui
anulus inguinalis internus yang terletak lateral dari pembuluh epigastrika inferior
kemudian hernia masuk dari anulus ke dalam kanalis dan jika panjang menonjol
keluar dari anulus inguinalis eksternum dan sampai ke skrotum (Hidayat, 2009)
Hernia scrotalis disebut juga dengan hernia inguinalis indirek/lateralis yang
mencapai scrotum. Berdasarkan letaknya, hernia dibagi atas hernia femoralis, hernia
umbilikalis, hernia inguinalis, hernia paraumbilikus, hernia epigastrika, hernia
ventralis, hernia lumbalis, hernia littre, hernia spiegheli, hernia obturatoria, hernia
perinealis dan hernia pantalon (Amrizal, 2015)..

B. ETIOLOGI
1. Umur
Penyakit ini dapat diderita oleh semuakalangantua, muda, priamaupunwanita.
Pada Anak – anakpenyakitinidisebabkankarenakurangsempurnanyaprocesus
vaginalis untukmenutupseiringdenganturunnya testis. Pada orang dewasakhususnya
yang telahberusialanjutdisebabkan oleh
melemahnyajaringanpenyanggaususataukarenaadanyapenyakit yang
menyebabkanpeningkatan  tekanandalamronggaperut .
2. JenisKelamin
Hernia yang seringdiderita oleh laki – lakibiasanyaadalahjenis hernia Inguinal.
Hernia Inguinal adalahpenonjolan yang terjadi pada daerahselangkangan,
halinidisebabkan oleh proses perkembanganalatreproduksi. Penyebab lain
kaumadamlebihbanyakterkenapenyakitinidisebabkankarenafaktorprofesi, yaitu pada
buruhangkatatauburuhpabrik. Profesi  buruh yang sebagianbesarpekerjaannya 
mengandalkankekuatanototmengakibatkanadanyapeningkatantekanandalamronggap
erutsehinggamenekanisi hernia keluardariotot yang lemahtersebut.
3. Penyakitpenyerta
Penyakitpenyerta yang seringterjadi pada hernia adalahseperti pada
kondisitersumbatnyasalurankencing,
baikakibatbatukandungkencingataupembesaranprostat, penyakitkolon, batukkronis,
sembelitataukonstipasikronis dan lain-
lain.Kondisiinidapatmemicuterjadinyatekananberlebih pada abdomen yang
dapatmenyebabkankeluarnyaususmelaluirongga yang lemah.
4.   Keturunan
Resikolebihbesarjikaadakeluargaterdekat yang pernahterkena hernia.
5. Obesitas
Berat badan yang berlebihanmenyebabkantekananberlebih pada tubuh,
termasuk di bagianperut.Inibisamenjadi salah
satupencetushernia.Peningkatantekanantersebutdapatmenjadipencetusterjadinyape
nonjolan organ melaluidinding organ yang lemah.
6.  Kehamilan
Kehamilandapatmelemahkanotot di
sekitarperutsekaligusmemberitekananlebih di bagianperut.Kondisiini juga
dapatmenjadipencetusterjadinya hernia.
7. Pekerjaan
Beberapajenispekerjaan yang
membutuhkandayafisikdapatmenyebabkanterjadinyahernia.Contohnya,
pekerjaanburuhangkatbarang.Aktivitas yang
beratdapatmengakibatkanpeningkatantekanan yang terus-menerus pada otot-
ototabdomen.Peningkatantekanantersebutdapatmenjadipencetusterjadinyaprostrusia
taupenonjolan organ melaluidinding organ yang lemah.
8. Kelahiranpremature
Bayi yang lahirprematurlebihberisikomenderita hernia inguinal daripadabayi
yang lahir normal karenapenutupankanalisinguinalisbelumsempurna,
sehinggamemungkinkanmenjadijalanbagikeluarnya organ
atauususmelaluikanalisinguinalistersebut. Apabilaseseorangpernahterkena hernia,
besarkemungkinaniaakanmengalaminyalagi (Kusala, 2009)
C. PATHOFISIOLOGI
Hernia dapat dijumpai pada setiap usia. Lebih banyak pada laki-laki
ketimbang pada perempuan. Berbagai faktor penyebab berperan pada pembentukan
pintu masuk hernia pada anulus internus yang cukup lebar sehingga dapat dilalui
oleh kantong dan isi hernia. Selain itu, diperlukan pula faktor yang dapat mendorong
isi hernia melewati pintu yang sudah terbuka cukup lebar itu. 
Faktor yang dipandang berperan kausal adalah adanya prosesus vaginalis
yang terbuka, peninggian tekanan di dalam rongga perut, dan kelemahan otot
dinding perut karena usia.Kanalis inguinalis adalah kanal yang normal pada fetus.
Pada bulan ke-8 kehamilan, terjadi desensus testis melalui kanal tersebut.
Penurunan testis tersebut akan menarik peritonium ke daerah skrotum sehingga
terjadi penonjolan peritoneum yang disebut dengan prosesus vaginalis peritonei. 
Pada bayi yang sudah lahir, umumnya prosesus ini telah mengalami
obliterasi sehingga isi rongga perut tidak dapat melalui kanalis tersebut. Namun
dalam beberapa hal, kanalis ini tidak menutup. Karena testis kiri turun terlebih
dahulu, maka kanalis inguinalis kanan lebih sering terbuka. Bila kanalis kiri terbuka
maka biasanya yang kanan juga terbuka. 
Dalam keadaan normal, kanalis yang terbuka ini akan menutup pada usia 2
bulan. Bila prosesus terbuka terus (karena tidak mengalami obliterasi) akan timbul
hernia inguinalis lateralis kongenital. Pada orang tua kanalis inguinalis telah
menutup. Namun karena merupakan lokus minoris resistensie, maka pada keadaan
yang menyebabkan tekanan intra-abdominal meningkat, kanal tersebut dapat
terbuka kembali dan timbul hernia inguinalis lateralis akuisita. Kelemahan otot
dinding perut antara lain terjadi akibat kerusakan Nervus Ilioinguinalis dan Nervus
Iliofemoralis setelah apendiktomi(Erfandi, 2009).

D. MANIFESTASI KLINIS
Umumnya penderita menyatakan turun berok, burut atau kelingsir atau
menyatakan adanya benjolan di selakanganya/kemaluan.bnjolan itu bisa mengecil
atau menghilang, dan bila menangis mengejan waktu defekasi/miksi, mengangkat
benda berat akan timbul kembali. Dapat pula ditemukan rasa nyeri pada benjolan
atau gejala muntah dan mual bila telah ada komplikasi.
Menurut Arief Mansjoer (2009), manifestasi klinis dari hernia adalah sebagai
berikut :
1. Nyeri Kolik Menetap
2. Suhu Badan Normal Normal/meninggi
3. Denyut Nadi Normal/meninggi Meninggi/tinggi sekali
4. Leukosit Normal Leukositosis
5. Rangsang peritoneum Tidak Jelas
6. Adanya benjolan (biasanya asimptomatik), Keluhan yang timbul berupa
adanya  benjolan di daerah inguinal dan atau skrotal yang hilang timbul.
Timbul bila terjadi peningkatan tekanan intra peritoneal misalnya mengedan,
batuk-batuk, tertawa, atau menangis. Bila pasien tenang, benjolan akan
hilang secara spontan.
7. Nyeri, Keluhan nyeri pada hernia ini jarang dijumpai, kalaupun ada dirasakan
di daerah epigastrium atau para umbilikal berupa nyeri viseral akibat
regangan pada mesenterium sewaktu satu segmen usus halus masuk ke
dalam kantung hernia (Jennifer, 2007). Bila usus tidak dapat kembali karena
jepitan oleh anulus inguinalis, terjadi gangguan pembuluh darah dan
gangguan pasase segmen usus yang terjepit. Keadaan ini disebut hernia
strangulata. Secara klinis keluhan pasien adalah rasa sakit yang terus
menerus.
8. Gangguan pasase usus seperti abdomen kembung dan muntah.
9. Pada Inspeksi : saat pasien mengedan dapat dilihat hernia inguinalis lateralis
muncul sebagai penonjolan diregio ingunalis yang berjalan dari lateral atas ke
medial bawah.
10. Palpasi: kantong hernia yang kosong dapat diraba pada funikulus
spermatikus sebagai gesekan dari dua lapis kantong yang memberikan
sensasi gesekan dua permukaan sutera. Tanda ini disebut tanda sarung
tangan sutera, tetapi umumnya tanda ini sukar ditentukan. Kalau kantong
hernia berisi organ maka tergantung isinya,
11. Pada palpasi mungkin teraba usus, omentum ( seperti karet ), atau ovarium.
E. PATHWAY

Pekerjaan berat, batuk, mengejan, kebiasaan mengangkat benda berat.


Kegemukan, kelemahan abdomen
Bayi baru lahir

Prosesus vaginalisperitpneal tdk terobiliserasi


Peningkatan tekanan intra abdomen

Kanalis inguinalis terbuka


Otot dinding abdomen tipis atau mengalami kelemahan
Fasia Abdomen tidak mampu menahan tekanan

Peritoneum tertarik ke daerah scrotum


Hernia inguinalis lateralis
Hernia inguinalis lateralis kongenital

HERNIA

Pre Operasi Post Operasi

Peningkatan isi abdomen memasuki kantong hernia


Perubahan status kesehatan

Kantong hernia semakin sempit


Peningkatan tekanan
Kurang informasi
Usus terjepit
Sistem limfe terbendung
Ansietas Peristaltik usus terganggu, sumbatan saluran cerna

Oedema
Regurgitasi isi usus
Iskemia jaringan
Mual/muntah
Pelepasan mediator nyeri ( prostaglandin, histamin, bradikinin)
Intake menurun

Stimulasi saraf Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh

Nyeri

Prosedur anastesi Resiko Infeksi


Prosedur pembedahan

Diskontinuitas jaringan
Penurunan Motorik

Pelepasan mediator nyeri ( prostaglandin, histamin, bradikinin)

Kelemahan anggota gerak, penurunan kekuatan otot


Sumber : Kusala, 2009
Stimulasi saraf

Intoleransi Aktivitas Nyeri


F. PEMERIKSAAN PENUNJANG
Menurut Suratun, (2010). Pemeriksaan penunjang pada
penderitahernia dapat dilakukan dengan cara berikut:
 Biasanya tidak diperlukan pemeriksaan tambahan untuk
menegakkandiagnosis hernia. Namun pemeriksaan seperti ultrasonografi
(USG), CT Scan,maupun MRI (Magnetic Resonance Imaging) dapat
dikerjakan guna melihatlebih lanjut keterlibatan organ-organ yang
terperangkap dalam kantung herniatersebut. Pemeriksaan laboratorium dapat
dilakukan untuk kepentinganoperasia.
 sinar X abdomen menunjukan kadar gas dalam usus / abstruksi usus. b.
 Laparoskopi, untuk menentukan adanya hernia inguinal lateralis apakahada
sisi yang berlawanan atau untuk mengevaluasi terjadi hernia berulangatau
tidak
 Pemeriksan darah lengkap, hitung darah lengkap dan serum elektrolitdapat
menunjukkan hemokonsentrasi (peningkatan hematokrit), peningkatan sel
darah putih (Leukosit : >10.000 - 18.000/mm3)

G. PENATALAKSANAAN
 PENATALAKSANAAN MEDIS
Secarakonservatif (non operatif)
 Reposisihernia
 Hernia dikembalikan pada tempatsemulabisalangsungdengantangan
 Penggunaanalatpenyanggadapatdipakaisebagaipengelolaansementara,
misalnyapemakaiankorset
Secaraoperatif
 Hernioplasti
 Memindahkanfasia pada dindingperut yang lemah,
hernioplastiseringdilakukan pada anak – anak
 Herniographi
 Pada bedahelektif, kanalisdibuka, isi hernia di masukkan, kantongdiikat, dan
dilakukanbainyplastyatauteknik yang lain
untukmemperkuatdindingbelakangkanalisinguinalis. Iniseringdilakukan pada
orang dewasa
 Herniotomi
 Seluruh hernia dipotong dan diangkatlaludibuang. Inidilakukan pada
kliendengan hernia yang sudahnekrosis

 PENATALAKSANAAN KEPERAWATAN
 Pada hernia inguinalis lateralis reponibilis maka dilakukan tindakan bedah
efektif karena ditakutkan terjadi komplikasi.
 Pada yang ireponibilis, maka diusahakan agar isi hernia dapat dimasukkan
kembali. Pasien istirahat baring dan dipuasakan atau mendapat diit halus.
Dilakukan tekanan yang kontinyu pada benjolan misalnya dengan bantal
pasir. Baik juga dilakukan kompres es untuk mengurangi pembengkakan.
Lakukan usaha ini berulang-ulang sehingga isi hernia masuk untuk kemudian
dilakukan bedah efektif di kemudian hari atau menjadi inkarserasi.
 Pada inkerserasi dan strangulasi maka perlu dilakukan bedah darurat.
Tindakan bedah pada hernia ini disebut herniotomi (memotong hernia dan
herniorafi (menjahit kantong hernia). Pada bedah efektif manalis dibuka, isi
hernia dimasukkan,kantong diikat dan dilakukan “bassin plasty” untuk
memperkuat dinding belakang kanalis inguinalis. Pada bedah darurat, maka
prinsipnya seperti bedah efektif. Cincin hernia langsung dicari dan dipotong.
Usus dilihat apakah vital/tidak. Bila tidak dikembalikan ke rongga perut dan
bila tidak dilakukan reseksi usus dan anastomois “end to end”. 

H. PENGKAJIAN
Pengkajian menurut pola Virginia Henderson sebagai berikut :
1. Identitas
Didalamidentitasmeliputinama, umur, jeniskelamin, alamat, pendidikan, no.
Registerasi, status perkawinan, agama, pekerjaan, tinggi badan, berat badan,
tanggal MR.
2. Keluhan Utama
pada pasien fraktur femur biasanyamengeluhnyeri
3. RiwayatPenyakitDahulu
Apakahsebelumnyapasienpernahmengalami fraktur, apakahtidakpernah,
apakahmenderitapenyakitlainnya.
4. RiwayatPenyakitSekarang Pada umumnyapenyakit pada pasien fraktur
adalahNyeri pembengkakan
Terdapat trauma sepertigangguananggotagerak, deformati
5. RiwayatKesehatanKeluarga
Apakahdalamkesehatankeluargaada yang pernahmenderita fraktur atausakit
yang lainnya
6. RiwayatPsikososial
Psikososialsangatberpengaruhsekaliterhadappsikologispasien,
dengantimbulgejala-gejala yang dalami, apakahpasiendapatmenerima pada apa
yang dideritanya.
7. Pola makan
Yaitukebiasaanmakan yang berjenisikan
8. pemeriksaanfisik
Inspeksi :Pasientampakcemas

I. DIAGNOSA KEPERWATAN
1. Cemas berhubungan dengan defisiensi pengetahuan tentang tindakan oprasi
(00126)
2. Gangguan rasa nyaman (nyeri) berhubungan dengan luka insisi post operasi
(00132)
3. Resiko infeksi berhubungan dengan luka pembedahan (0026)
J. INTERVENSI KEPERAWATAN

N Dx. Keperawatan NOC NIC


o
Cemas Setelah  Kajitibngkatansietas
dilakukantindakankepera
1 berhubungan  Observasi TTV
watanselama 5menit
dengan defisiensi diharapkankecemasanklie  Berikanpenjelasanmengenaiprosedurperawatan, dan perjalan
ndapatberkurang
pengetahuan  Kolaborasidengantimmedis
 Klientampaktenan
tentang tindakan g
oprasi (00126).  Klienmengatakan
rasa
Domain 5 persepsi/ takutnyaberkurang
kognisi kelas 4.  Klienmengatakansi
apuntukdoilakukan
Defisiensi operasi
pengetahuan
Batasan
karakteristik :
o Ketidak
akuratan
mengikuti
perintah
o Perilaku
tidak tepat
o Kurang
pengetahua
n

2 Gangguan rasa Setelah dilakukan asuhan  KajinyerisecarakomprehensifLokasi, karakteristik, durasi, fre


nyaman (nyeri) keperawatan selama 3x24 faktorpresipitasi
berhubungan jam di harap resiko infeksi  Observasi TTV
dengan luka insisi hilang dengan kriteria hasil:  Observasireaksi nonverbal dariketidaknyamanan.
post operasi  persepsi subjektif  Ajarkanteknik non farmakologis (distraksidll) untukmengetasin
(00132). Domain 12 klien tentang Kolaborasipemberiananalgetik
kelas 1 ketidaknyamanan
kenyamanan / menurun seperti
kenyamanan fisik ditunjukkan skala
Batasan nyeri.
karakteristik :  Indikator objektif
o Perilaku seperti meringis tidak
eksresif ada/menurun.
o Sikap  Ajarkan teknik
melindungi distraksi
area nyeri
o Laporan
tentang
perilaku
nyeri
/perubahan
aktifitas
3 Resiko infeksi Setelah dilakukan asuhan 1. Cuci tangan setiap sebelum dan sesudah tindakan keperawatan
berhubungan keperawatan selama 3x24 2. Tingkatkan intake nutrisi
dengan luka jam di harap resiko infeksi 3. Berikan terapi antibiotik bila perlu infection protection ( proteksi
pembedahan hilang dengan kriteria hasil: 4. Monitor tanda dan gejala infeksi sistemik dan lokasi
(0026). Domain 11  Klien bebas dari 5. Inspeksi kondisi luka/ insisi bedah
kelas 1 keamanan / tanda dan gejala 6. Dorong istirahat
perlindungan infeksi 7. Intruksikan pasien untuk minum antibiotik sesuai resep
Batasan  Menunjukan 8. Ajarkan pasien dan keluarga tanda dan gejala infeksi
karakteristik : kemampuan untuk 9. Ajarkan cara menghindari infeksi
mencegah timbulnya 10. Laporkan kecurigaan infeksi
infeksi
 Jumlah leukosit
dalam batas normal
 Menunjukkan prilaku
hidup sehat
DAFTAR PUSTAKA

Arief Mansjoer.2009 .KapitaSelektaKedokteran. Edisi III. MedicaAesculaplus FK UI

Bulecheck, Gloria M., Dkk. 2018. NIC (Nursing Interventions


Classification).Edisi7.Indonesia : Mocomedia

Erfandi, 2009 .Pengetahuan dan faktor-faktor yang mempengaruhi. [Internet], Tersedia


dalam: http://forbetterhealth.wordperss.com/2009/04/19 Pengetahuan-dan-faktor-faktor-
yang-mempengaruhi

Giri Made Kusala, 2009. Kumpulan PenyakitDalam. Jakarta : EGC

Haryono, R. 2012. KeperawatanMedikalBedahKelainanBawaanSistemPencernaan.


Yogyakarta: Gosyen Publishing.

Moorhead, Sue Dkk. 2018.NOC (Nursing Outcome Clasification).Edisi7.Bahasa


Indonesia.Indonesia : Mocomedia

Nanda International Inc.2018.Diagnosis Keperawatan :Definisi&Klasifikasi 2018-2020. Ed.


11.Jakarta : EGC

Suratun. (2010).Asuhan keperawatan klien gangguan sistem gastrointestinal.Jakarta: CV.


Trans Info Media http://eprints.ums.Ac.id/22022/16/naskah_publikasi.pdf.

Syamsuhidayat, et.al. 2009.  Kumpulan Kuliah Ilmu Bedah. Jakarta : EGC

Anda mungkin juga menyukai