ATROFI KULIT
Nyeri merupakan gejala utama OA dan biasanya menjadi keluhan utama pasien untuk
datang mencari perawatan medis. Rasa sakit pada OA biasanya diperburuk oleh penggunaan
sendi dan nyeri berkurang dengan istirahat. Hal tersebut cenderung untuk dilokalisasi ke
sendi yang terkena meskipun mungkin juga terjadi diluar lutut dan dalam beberapa kasus
biasanya dirujuk, misalnya, nyeri kadang-kadang dialami pada paha maupun lutut pada
pasien dengan OA pinggul. (5)
Efek samping yang ditimbulkan akibat penggunaan steroid dalam rentang waktu yang
lama beragam. Salah satunya adalah atrofi kulit. Atrofi kulit atau biasa disebut dengan skin
thinning terjadi akibat efek obat steroid yang dapat menekan inflamasi dan mitosis sel,
sekaligus meningkatkan penyempitan pembuluh darah (vasokonstriksi) pada daerah tersebut.
Sehingga menyebabkan kulit yang menipis ditandai dengan shining skin atau permukaan kulit
yang mengkilap dan tipis. (7)
KASUS
Anamnesis
Seorang wanita, Ny. CH, usia 65 tahun, sudah menikah, suku Aceh, Agama islam,
pekerjaan ibu rumah tangga, berdomisili di Bandar baru Pidie Jaya, datang ke IGD RSUDZA
pada tanggal 31 Mei 2021 dengan keluhan nyeri kedua lutut yang memberat sejak 3 hari
sebelum masuk rumah sakit. Gejala ini sudah dialami pasien sejak 2 tahun yang lalu, namun
semakin memberat sejak 3 hari sebelum masuk rumah sakit. Nyeri pada lutut dirasakan
pasien memberat sehabis sholat dan setelah duduk hendak berdiri, nyeri dirasakan berkurang
saat beristirahat dan meminum obat. Pasien juga mengeluhkan lututnya terasa kaku dan sulit
digerakkan. Bunyi berderit disangkal oleh pasien. Pasien mengatakan bahwa selama ini
menggunakan tongkat untuk melakukan aktivitas. Mual dan penurunan nafsu makan
dikeluhkan pasien, riwayat muntah dan nyeri ulu hati disangkal. Riwayat demam, batuk, dan
sesak disangkal.
Pasien memiliki riwayat hipertensi, namun tidak pernah memakai obat. Pasien juga
memiliki riwayat DM sejak 5 tahun yang lalu dan rutin meminum obat metformin. Riwayat
rematik sebelumnya juga dikeluhkan pasien. BAB hitam dikeluhkan pasien 1 bulan yang lalu.
Sebelumnya pasien pernah dirawat di RS Sigli 3 bulan yang lalu dan ditegakkan diagnosis
OA genu. Pasien juga mendapatkan 3 kantong transfusi darah 3 bulan yang lalu di RS Sigli.
Pada saat nyeri, pasien mengatakan meminum obat herbal (obat cina wantong) dan obat
antinyeri dari depot untuk menghilangkan nyeri lutut. Obat cina wantong diminum selama 6
bulan terakhir dan diminum setiap malam. Riwayat penyakit keluarga tidak ada. Tidak ada
riwayat merokok, meminum alkohol, dan alergi.
Pemeriksaan Fisik
Keadaan umum tampak lemah, pasien tampak pucat, tampak kesakitan ( Wong Baker
Faces Pain Rating Scale : 6), pasien terlihat berat badan berlebih (tinggi badan 150 cm, berat
badan 60 kg, dan IMT: 26,6), GCS 465, tekanan darah 140/72, nadi 92x/menit, frekuensi
napas 20x/menit, dan suhu tubuh 36,2OC. Pada pemeriksaan kepala dan leher tidak ditemukan
konjugtiva anemis, dispneu tidak ada, tidak ada ikterik maupun sianosis. Pembesaran kelenjar
getah bening tidak ada dan tidak ada peningkatan JVP.
Pemeriksaan dada bentuk dada simetris dan tidak ditemukan retraksi. Suara napas
vesikuler terdengar di seluruh lapang paru, tidak ditemukan suara ronkhi maupun wheezing.
Suara jantung BJ1 > BJ2, reguler dan tidak ditemukan suara murmur serta gallop.
Pemeriksaan abdomen supel, bising usus normal, tidak ada nyeri tekan, hepar/lien/renal tidak
teraba dan tidak ditemukan massa pada abdomen. Pemeriksaan ekstremitas tidak didapatkan
akral yang pucat, hangat, dan tidak ada edema.
Pemeriksaan lokalis lutut didapatkan bunyi berderit pada lutut dextra at sinistra,
bengkak pada lutut dextra at sinistra, pemeriksaan efusi positif pada lutut dextra at sinistra
dan skin atrofi (thinning skin) pada ektremitas inferior.
Perjalanan penyakit
Pada hari ketiga perawatan, keadaaan umum pasien lemah, nyeri pada kedua lutut
lebih berat dan lutut kaki bengkak, kurang nafsu makan, kesadaran kompos mentis, tekanan
darah 161/69 mmHg, nadi 107x/menit reguler, frekuensi nafas 18x/menit, suhu aksila 36,3oC
dan saturasi O2 97%. Pemeriksaan laboratorium (02/06/2021) didapatkan hasil sebagai
berikut:
Hb/L/Tr : 8,7/9,4/ 555
MCV/MCH/MCHC :72/24/33
Diftel : 3/0/0/69/18/10
PT/APTT : 1,14/1,4
Diagnosis saat ini OA genu bilateral+ anemia sedang ec defisiensi besi dan penyakit
kronik+ Dyspepsia tipe dismotility+ Hipertensi stage I+ DM tipe 2+ Hipokalemia
ringan. Pasien sudah mendapat IVFD NaCl 0,9% 20 gtt/i, diet DM 1700 kkal/hari, IV
ceftriaxone 2 g/24 jam, IV omeprazole 40 mg/12 jam, PO paracetamol 2 x 1000mg, PO KSR
2x600 mg, dan PO valsartan 1x80mg. Pasien dikonsulkan ke divisi rheumatologi, EKG,
albumin, asam urat.
Pada hari keempat perawatan, keadaaan umum pasien mulai membaik, nyeri pada
kedua lutut sudah berkurang, nafsu makan mulai membaik, kesadaran kompos mentis,
tekanan darah 133/100 mmHg, nadi 122x/menit reguler, frekuensi nafas 18x/menit, suhu
aksila 36,3oC dan saturasi O2 97%.
Diagnosis saat ini OA genu bilateral+ anemia sedang membaik ec defisiensi besi
dan penyakit kronik+ Dyspepsia tipe dismotility+ Hipertensi stage I+ DM tipe 2+
Hipokalemia sedang+ Hipoalbumin+ ISK. Pasien sudah mendapat IVFD NaCL 0,9% 20
gtt/i, diet DM 1700 kkal/hari + ekstra putih telur, IV ceftriaxone 2 g/24 jam, IV omeprazole
40 mg/12 jam, PO paracetamol 2 x 1000 mg, PO KSR 2x600 mg, dan PO valsartan 1x80mg,
Sulcrafat syr 1C/8 jam dan meloxicam 75mg/12 jam. Pasien sudah dilakukan punksi sendi
oleh divisi rheumatologi dan telah mendapat transfusi darah sebanyak 3 kantong.
Pemeriksaan analisa cairan sendi (03/06/2021) didapatkan hasil sebagai berikut:
Warna : kuning
Kejernihan : keruh
Bekuan : negatif
PMN sel : 90
MN sel : 10
Leukosit : 3887
Total protein : 2.5
Albumin : 1.0
Glukosa : 157
Asam urat : 2.2
Pada hari kelima perawatan, keadaaan umum pasien sedikit membaik, nyeri pada
kedua lutut lebih berat dan lutut kaki sudah berkurang, nafsu makan sudah membaik,
kesadaran kompos mentis, tekanan darah 127/95 mmHg, nadi 125x/menit reguler, frekuensi
nafas 25x/menit, suhu aksila 36,7oC dan saturasi O2 98%.
Diagnosis saat ini OA genu bilateral+ anemia sedang membaik ec defisiensi besi
dan penyakit kronik+ Dyspepsia tipe dismotility+ Hipertensi stage I+ DM tipe 2+
Hipokalemia sedang+ Hipoalbumin+ ISK+ CAD. Pasien sudah mendapat IVFD NaCL
0,9% 20 gtt/i, diet DM 1700 kkal/hari + ekstra putih telur, IV ceftriaxone 2 g/24 jam, IV
omeprazole 40 mg/12 jam, PO paracetamol 2 x 1000 mg, PO KSR 2x600 mg, dan PO
valsartan 1x80mg, Sulcrafat syr 1C/8 jam dan meloxicam 75mg/12 jam, drip albumin 1 fls/24
jam, ISDN 5 mg (k/p), CPG 75 mg 1 x 1, aspilet 80 mg (extra), atorvastatin 40 mg (extra).
Pasien dipulangkan pada hari Jumat 4 Juni 2021 pukul 16.30 dan disarankan untuk
rawat jalan di RSUDZA untuk endoskopi, namun pasien memutuskan kembali ke Sigli. 2
hari pasca keluar dari RSUDZA, pasien kembali dirawat di RS Mufid Sigli selama 4 hari
karena keluhan pernapasan cepat dan saat ini sudah kembali ke rumah. Pasien di rumah
masih mengeluhkan lemas, nyeri perut saat malam hari dan sulit tidur. Nyeri pada sendi
menurut keluarga pasien sudah membaik.
DISKUSI
Pada pasien didapatkan keluhan nyeri kedua lutut yang memberat sejak 3 hari
sebelum masuk rumah sakit. Gejala ini sudah dialami pasien sejak 2 tahun yang lalu, namun
semakin memberat sejak 3 hari sebelum masuk rumah sakit. Nyeri pada lutut dirasakan
pasien memberat sehabis sholat dan setelah duduk hendak berdiri, nyeri dirasakan
berkurang saat beristirahat dan meminum obat. Pasien juga mengeluhkan lututnya terasa
kaku dan sulit digerakkan. Pasien mengatakan bahwa selama ini menggunakan tongkat
untuk melakukan aktivitas.
Pada pasien didapatkan faktor risiko berusia >50 tahun dengan Indeks Massa Tubuh
26,6 atau dalam kategori berat badan berlebih dan pasien seorang perempuan yang sudah
menopause.
Pada pasien didapatkan keluhan nyeri kedua lutut yang memberat sejak 3 hari sebelum
masuk rumah sakit. Gejala ini sudah dialami pasien sejak 2 tahun yang lalu, namun semakin
memberat sejak 3 hari sebelum masuk rumah sakit. Nyeri pada lutut dirasakan pasien
memberat sehabis sholat dan setelah duduk hendak berdiri, nyeri dirasakan berkurang saat
beristirahat dan meminum obat. Pasien juga mengeluhkan lututnya terasa kaku dan sulit
digerakkan. Pasien mengatakan bahwa selama ini menggunakan tongkat untuk melakukan
aktivitas. Keadaan umum tampak lemah, pasien tampak pucat, tampak kesakitan ( Wong
Baker Faces Pain Rating Scale : 6), pemeriksaan lokalis lutut didapatkan bunyi berderit
pada lutut dextra at sinistra, bengkak pada lutut dextra at sinistra, pemeriksaan efusi positif
pada lutut dextra at sinistra dan skin atrofi (thinning skin) pada ektremitas inferior.
Pemeriksaan fisik meliputi kebiasaan tubuh dan gaya berjalan. Pasien diperiksa pada
posisi berdiri dan terlentang untuk mencari efusi, nyeri tekan ROM dan ketidakstabilan
ligamen. Gambaran radiografi OA diantaranya penyempitan celah sendi yang cenderung
asimetris, peningkatan densitas tulang subkondral/sklerosis, kista tulang, osteofit di pinggir
sendi dan perubahan struktur anatomi sendi.(1,13)
Klasifikasi diagnosis Osteoarthritis lutut berdasarkan kriteria American Colege of
Rheumatology (ACR):(1)
Pada pasien didapatkan foto rontgen genu dextra/sinistra AP/lat tanggal 31 Mei 2021
didapatkan alignment berubah, celah sendi genu dextra dan sinistra menyempit, osteofit
pada condylus tibialis dextra/sinistra dan pada condylus femoralis dextra/sinistra, tidak
tampak fraktur dan dislokasi. Kesimpulan OA genu bilateral.
Pada saat nyeri, pasien mengatakan meminum obat herbal (obat cina wantong) dan
obat antinyeri dari depot untuk menghilangkan nyeri lutut. Obat cina wantong diminum
selama 6 bulan terakhir dan diminum setiap malam.
Efek samping yang ditimbulkan akibat penggunaan steroid dalam rentang waktu yang
lama beragam. Salah satunya adalah atrofi kulit. Atrofi kulit atau biasa disebut dengan skin
thinning terjadi akibat efek obat steroid yang dapat menekan inflamasi dan mitosis sel,
sekaligus meningkatkan penyempitan pembuluh darah (vasokonstriksi) pada daerah tersebut.
Sehingga menyebabkan kulit yang menipis ditandai dengan shining skin atau permukaan kulit
yang mengkilap dan tipis.(7)
Pemeriksaan lokalis lutut dextra at sinistra didapatkan skin atrofi (thinning skin) pada
ektremitas inferior yang diduga akibat pemakaian steroid dari obat cina (wantong) yang
telah dikonsumsi sejak 6 bulan lalu.
Injeksi intra-artikular juga dapat menjadi pengobatan yang efektif untuk OA, terutama
pada nyeri akut. Injeksi glukokortikoid (triamsinolone hexacetonide 40 mg) memiliki respon
yang bervariasi dan biasanya bertahan beberapa minggu. Penyuntikan berulang tidak
direkomendasikan karena dapat menyebabkan kerusakan lebih berat pada kartilago. Injeksi
Hyaluronan adalah pilihan lain untuk mengurangi nyeri, tetapi risiko efek samping serius
seperti reaksi alergi atau pembengkakan sendi dapat terjadi. Diberikan berturut-turut 5 sampai
6 kali dengan interval satu minggu sebanyak 2 sampai 2,5 ml Hyaluronan untuk jenis low
molecular weight, 1 kali untuk jenis high molecular weight, dan 2 kali pemberian dengan
interval 1 minggu untuk jenis tipe campuran.(3,11)
Duloxetine digunakan pada pasien dengan nyeri yang menyebar dan disertai depresi;
opioid/tramadol (200-300 mg dalam dosis terbagi) dapat digunakan pada pasien yang tidak
respon terhadap NSAID atau manifestasi nyeri berat. Pada pasien khususnya dengan OA lutut
atau pinggul yang telah gagal beberapa modalitas pengobatan non-farmakologis dan
farmakologis, pembedahan adalah pilihan berikutnya. Tingkat kegagalan untuk pembedahan
lutut dan pinggul cukup rendah. Artroplasti dapat mengurangi nyeri, memperbaiki kualitas
hidup dan meningkatkan kepuasan pasien.(3,11)
Pasien sudah mendapat IVFD RL 0,9% 20 gtt/i, diet DM 1700 kkal/hari + ekstra
putih telur, IV ceftriaxone 2 g/24 jam, IV omeprazole 40 mg/12 jam, PO paracetamol 2 x
1000 mg, PO KSR 2x600 mg, dan PO valsartan 1x80mg, Sulkrafat syr 1C/8 jam dan
meloxicam 75mg/12 jam, drip albumin 1 fls/24 jam, ISDN 5 mg (k/p), CPG 75 mg 1 x 1,
aspilet 80 mg (extra), atorvastatin 40 mg (extra). Pada hari kelima perawatan, keadaaan
umum pasien sedikit membaik, nyeri pada kedua lutut sudah berkurang, nafsu makan sudah
membaik, kesadaran kompos mentis, tekanan darah 127/95 mmHg, nadi 125x/menit reguler,
frekuensi nafas 25x/menit, suhu aksila 36,7oC dan saturasi O2 98%. Pasien dipulangkan
pada hari Jumat 4 Juni 2021 pukul 16.30 dan disarankan untuk rawat jalan di RSUDZA
untuk endoskopi, namun pasien memutuskan kembali ke Sigli. 2 hari pasca keluar dari
RSUDZA, pasien kembali dirawat di RS Mufid Sigli selama 4 hari karena keluhan
pernapasan cepat dan saat ini sudah kembali ke rumah. Pasien di rumah masih mengeluhkan
lemas, nyeri perut saat malam hari dan sulit tidur. Nyeri pada sendi menurut keluarga
pasien sudah membaik.
RINGKASAN
Telah dilaporkan seorang pasien perempuan, 65 tahun dengan dan keluhan nyeri pada lutut
sejak 2 tahun yang lalu, dan pasien mengeluhkan terjadi perburukan selama 3 hari sebelum
masuk rumah sakit. Penggunaan obat cina wantong yang berisikan steroid telah dilakukan
setiap malam selama 6 bulan terakhir untuk menghilangkan rasa nyeri yang di alami pasien.
Pemeriksaan fisik didapatkan anemia normokrom makrositer, lokalis lutut didapatkan bunyi
berderit pada lutut dextra at sinistra, bengkak pada lutut dextra at sinistra, pemeriksaan efusi
positif pada lutut dextra at sinistra dan skin atrofi (thinning skin) pada ektremitas inferior.
Pemeriksaan yang mendukung diagnosis antara didapatkan foto rontgen genu dextra at
sinistra AP/lat didapatkan alignment berubah, celah sendi genu dextra dan sinistra
menyempit, osteofit pada condylus tibialis dextra/sinistra dan pada condylus femoralis
dextra/sinistra, tidak tampak fraktur dan dislokasi. Pasien sudah mendapat IVFD RL 0,9% 20
gtt/i, PO paracetamol 2 x 1000 mg, meloxicam 75mg/12 jam untuk meredakan nyeri yang
dialami pasien. Serta pada pasien telah diedukasi dan menghentikan penggunaan steroid yang
digunakan oleh pasien. Hal ini bertujuan untuk tidak memperburuk kondisi yang dialami
pasien. Hari kelima perawatan pasien merasa membaik dan segera dipulangkan dengan
diperlukan rawat jalan untuk perlakuan endoskopi terhadap keluhan mual dan muntah yang
dialami pasien. Namun pasien memutuskan kembali ke Sigli. Dua hari pasca keluar dari
RSUDZA, pasien kembali dirawat di RS Mufid Sigli selama 4 hari karena keluhan
pernapasan cepat dan saat ini sudah kembali ke rumah. Pasien di rumah masih mengeluhkan
lemas, nyeri perut saat malam hari dan sulit tidur. Nyeri pada sendi menurut keluarga pasien
sudah membaik.
DAFTAR PUSTAKA
4. Chen D, Shen J, Zhao W, Wang T, Han L, Hamilton JL, et al. Osteoarthritis: Toward a
comprehensive understanding of pathological mechanism. Bone Res [Internet].
2017;5(September 2016). Available from: http://dx.doi.org/10.1038/boneres.2016.44
5. O’Neill TW, Felson DT. Mechanisms of Osteoarthritis (OA) Pain. Curr Osteoporos
Rep. 2018;16(5):611–6.
8. Naqib A, Dewati L. Correlation Of Potential Factor That Affect The Quality Of Life
Of Osteoarthritis Patient In Rsud Dr. Soetomo, Surabaya Based On Translated And
Transadapted Of The Knee Osteoarthritis Outcome Score (Koos) Questionnaire.
2018;18(1):26–33.
9. Desak Nyoman Surya Suameitria Dewi, Amanda NA, Bimo Sasono. Faktor Dominan
Pada Penderita Osteoarthritis di RSUD dr. Mohamad Soewandhie, Surabaya,
indonesia. J Med Udayana. 2020;9(11):3–8.
10. Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. Laporan Nasional Riset Kesehatan Dasar
2018. Kementeri Kesehat RI. 2018;171–6.
11. Rouhin Sen; John A. Hurley. Osteoarthritis [Internet]. StatPearls. 2021. Available
from: https://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK482326/
13. Hussain SM, Neilly DW, Baliga S, Patil S, Meek RMD. Knee osteoarthritis: A review
of management options. Scott Med J. 2016;61(1):7–16.
14. Oray M, Abu Samra K, Ebrahimiadib N, Meese H, Foster CS. Long-term side effects
of glucocorticoids. Expert Opin Drug Saf. 2016;15(4):457–65.