BAB III Askep
BAB III Askep
3.1 Pengkajian
Hal- hal yang dikaji selama dilaksanakannya operasi bagi pasien yang diberi
anesthesia total adalah yang bersifat fisik saja, sedangkan pada pasien yang
diberi anesthesia local ditambah dengan pengkajian psikososial.
Secara garis besar yang perlu dikaji adalah :
1) Telaah catatan pasien terhadap adanya:
- Informed yang benar dengan tandatangan pasien
- Kelengkapan catatan riwayat kesehatan dan pemeriksaan fisik
- Hasil pemeriksaan diagnostic
- Kelengkapan riwayat dan pengkajian kesehatan
- Ceklist pra operatif
2) Lengkapi pengkajian keperawatan pra operatif segera
- Status fisiologis (tingkat sehat sakit, tingkat kesadaran)
- Status psikososial (ekpresi kekhawatiran, tingkat ansietas, masalah
komunikasi verbal, masalah mekanisme koping)
- Status fisik (tempat operasi, kondisi kulit dan efektivitas persiapan,
pencukuran, atau obat penghilang rambut, sendi tidak bergerak)
3) Pengkajian mental :bila pasien diberi anesthesi local dan pasien masih
sadar/terjaga maka sebaiknya dan member dukungan agar pasien tidak
cemas/takut menghadapi prosedur tersebut.
4) Pengkajian fisik :tanda-tanda vital (bila terjadi ketidakormalan maka pearawat
harus memberitahukan ketidaknormalan tersebut kepada ahli bedah ).
5) Transfusi dan Infase : monitor flahut sudah habis atau belum
6) Pengeluaran urin :normalnya pasien akan mengeluarkan urin sebanyak
1cc/kgBB/jam.
27
3.2 Diagnosa Keperawatan
1. Risiko cedera berhubungan dengan pengaturan posisi bedah, prosedur invasif
bedah
2. Risiko infeksi berhubungan dengan adanya port de entre prosedur, penurunan
imunitas efek anestesi
3. Resiko pendarahan berhubungan dengan proses pembedahan
28
dalam melakukan prosedur bedah.
Lakukan manajemen kamar operasi. Dilakukan oleh perawat administratif
dalam mengatur dan menentukan staf pada
setiap jenis pembedahan agar kelancaran
proses pembedahan dapat terlaksana secara
optimal.
Siapkan kamar bedah yang sesuai Beberapa jenis pembedahan
dengan jenis pembedahan pasien. tertentu akan dilaksanakan pada
ruangan atau kamar bedah khusus,
seperti kamar operasi bedah saraf.
Perawat sirkulasi melakukan
persiapan tempat operasi sesuai
prosedur yang biasa dan jenis
pembedahan yang akan
dilaksanakan. Tim bedah harus
diberitahu jika terdapat kelainan
kulit yang mungkin dapat menjadi
kontraindikasi pembedahan.
Perawat sirkulasi memeriksa
kebersihan dan kerapian ruang
operasi sebelum pembedahan.
Perawat sirkulasi juga harus
memeastikan bahwa peralatan telah
siap dan dapat digunakan. Semua
peralatan harus dicoba sebelum
prosedur pembedahan. Apabila
prosedur ini tidak dilaksanakan,
maka dapat menyebabkan
penundaan atau kesulitan dalam
pembedahan.
Siapkan meja bedah dan asesori Meja bedah akan disiapkan perawat
pelengkap sesuai dengan jenis sirkulasi dan disesuaikan dengan jenis
pembedahan. pembedahan. Perawat sirkulasi
mempersiapkan aksesori tambahan meja
bedah agar dalam pengaturan posisi dapat
efektif dan efesien.
Siapkan sarana pendukung Sarana pendukung seperti kateter urine
pembedahan. lengkap, alat pengisap lengkap, spons
dalam kondisi siap pakai.
29
Siapkan alat hemostatasis dan Alat hemostatis merupakan fondasi dari
cadangan alat dalam kondisi siap tindakan operasi untuk mencegah
pakai. terjadinya perdarahan serius akibat
kerusakan pembuluh darah arteri. Perawat
memeriksa kemampuan alat tersebut untuk
menghindari cedera akibat akibat
perdarahan intraoperasi.
Lakukan pemasangan kateter urine Pemasangan kateter dilakukan untuk
dengan teknik steril. menghindari keluarnya urine pada saat
intraoperatif akibat hilangnya kontrol
menahan urine efek dari anastesi. Kateter
Foley harus diapasang sebelum pasien
diberi posisi. Gunakan tekin aseptik untuk
pemasangan kateter. Cegah terjadinya
tekukan atau tekanan pada kateter selama
proses pemindahan tersebut. Periksa
kepatenan sistem drainase stelah pemberian
psosisi. Catat keluar urine dan pemasangan
kateter.
Pemasangan kateter urin oleh perawat
perioperative dengan teknik steril
30
insisi. penjepit) dan pisau bedah yang sesuai
dengan area yang akan dilakukan insisi.
Perawat instrumen bertanggung jawab
menyerahkan alat insisi dan
mempersiapkan kauter listrik yang
diperlukan dalam tindakan hemostatis.
Asisten pertama berperan membantu
menyerap darah yang keluar saat dan
menjepit pembuluh darah akibat kerusakan
vaskular pada area insisi dengan
menggunakan aspons dan klem arteri.
31
Bantu ahli bedah dalam membuka Pembukaan jaringan dilakukan
jaringan dan lakukan pengisapan lapis demi lapis, dari kulit, lemak,
apabila diperlukan. fasia, dan jaringan dalam, misalnya
peritoneum pada pembedahan area
abdomen. Pembukaan jaringan
dilakukan sampai akses yang akan
dituju sesuai jenis dan tujuan
pembedahan dapat tercapai.
Asisten bedah membantu menarik
dengan menggunakan refraktor dan
melakukan pengisapan apabila
banyak cairan yang mengganggu
akses bedah. Pemakaian dan
pemilihan jenis refraktor
disesuaikan dengan jenis dan area
jaringan atau pembedahan yang
dilakukan.
Perawat instrumen berperan dalam
memenuhi keperluan yang sesuai
pada setiap momen pembedahan,
seperti keperluan penggunaan
gunting mayo oleh ahli bedah atau
keperluan refraktor.
Gambar :
Kanan : Pengisapan dilakukan asisten
bedah
Kiri : Perawat asisten bedah menggunakan
refraktur untuk memudahkan akses bedah
32
melakukan manajemen alat
penghisap (suction), memastikan
alat hemostatis terpasang dengan
benar, serta memeriksa alat-alat
tersebut dalam kondisi power on.
Perawat sirkulasi mencatat barang
yang digunakan seperti jumalah
spons, alat instrumen intraoperatrif
yang mempunyai resiko tertinggal
pada jaringan bedah dan
meningkatkan resiko cedera bedah,
serta mencatat penyulit yang terjadi
selam pembedahan yang sering
disampaikan oleh ahli bedah,
asisten, atau intrumentor.
Selama fase intraoperatif, perawat
sirkulasi melanjutkan dokumentasi
tentang jenis aseptik, jumlah cairan
IV yang digunakan, dan memantau
keluaran urine dan lambung melalui
selang NGT. Selama prosedur
pembedahan berlangsung, perawat
menjaga agar pencatatan aktivitas
perawatan pasien dan prosedur
yang dilakukan oleh petugas ruang
operasi tetap akurat. Dokumentasi
perawatan intraoperatif memberi
data yang bermanfaat bagi perawat
yang akan merawat pasien setelah
pembedahan.
Bantu ahli bedah pada saat akses Peran perawat perioperatif baik asisten
33
bedah tercapai sesuai dengan tujuan bedah, perawat instrumen dan sirkulator
pembedahan. mendukung ahli bedah agar tujuan
pembedahan dapat tercapai. Tujuan
pembedahan pada saat akses tercapai,
meliputi :
Diagnostik ( pembedahan untuk
pemeriksaan lebih lanjut),misalnya
pengambilan sampel biopsi tumor.
Ablatif (pengangkatan bagian
tubuh yang mengalami masalah
atau penyakit), misalnya amputasi,
pengangkatan tumor,dan
apendektomi.
Paliatif (menghilangkan atau
mengurangi gejala penyakit, tetapi
tidak menyembuhkannya),
misalnya kolostomi dan
debridemen jaringan nekrotik.
Rekonstruktif (mengembalikan
fungsi atau penampilan jaringan
yang mengalami malfungsi),
misalnya cangkok ( transplantasi)
ginjal, total hip replacement.
Konstruktif ( mengembalikan
fungsi yang hilang akibat anomali
kongenital), misalnya: bibir
sumbing, penutupan defek katup
jantung dan perbaikan
hiperekstensi lutut
( genurecurvatum).
Bantu ahli bedah dalam penutupan Prosedur penutupan jaringan
jaringan dilakukan setelah tujuan
pembedahan sudah selesai
dilaksanakan. Penutupan dilakukan
lapis demi lapis sesuai area atau
jaringan yang telah dilakukan
pembedahan.
Perawat instrumen menurunkan
34
resiko cedera dengan
mempersiapkan dan memilih
sarana penjahitan dengan
memperhatikan ketajaman jarum
jahit, benang jahitan yang akan
digunakan sesuai jaringan yang di
jahit dan kondisi atau krlayakan
instrumen agar kerusakan jaringan
dapat minimal.
Penjahitan bisa dilakukan ahli
bedah atau asisten bedah. Apabila
dilakukan ahli bedah, maka asisten
bedah membantu penutupan
jaringan agar dapat terlaksana
secara efektif dan efisien agar
kerusakan jaringan dapat minimal.
Lakukan penutupan luka pembedahan Penutupan luka selain bertujuan
menurunkan resiko infeksi juga bertujuan
untuk menurunkan resiko cedera pajanan
langsung ke area bedah atau jaringan yang
masih brelum stabil. Perawat biasanya
memasang spons dan plaster adhesif yang
menutupi seluruh spons.
Intervensi Rasional
Kaji ulang identitas pasien dan Perawat ruang operasi
pemeriksaan diagnostik memeriksa kembali riwayat
kesehatan, hasil pemeriksaan
fisik, dan berbagai hasil
pemeriksaan. Pastikan bahwa
35
alat protese dan barang
berharga telah dilepas.
Riwayat kesehatan yang
mempunyai resiko penurunan
imunitas seperti pasien yang
memiliki riwayat hipertensi
dan diabetes melitus.
Hasil pemeriksaan darah
albumin untuk menentukan
aktivitas agen-agen obat dan
pertumbuhan jaringan luka.
Berbagai proses yang masih
belum dilepas akan
memberikan akses pajanan
yang mengontaminasi area
steril.
36
dengan zona steril (lihat kembali
manajemen asepsis) meliputi
pemakaian baju bedah,
pemakaian sarung tangan,
persiapan kulit, pemasangan duk,
penyerahan alat yang diperlukan
petugas scrub dengan perawat
sirkulasi.
Manajemen asepsis intraoperasi
merupakan tanggung jawab
perawat instrumen dengan
mempertahankan integritas
lapangan steril selama
mempertahankan integritas
lapangan steril selama
pembedahan dan bertanggung
jawab untuk mengkomunikasikan
kepada tim bedah setiap
pelanggaran teknik aseptik atau
kontaminasi yang terjadi selama
pembedahan.
Lakukan penutupan luka pembedahan Penutupan luka bertujuan menurunkan
resiko infeksi. Perawat biasanya
memasang spons dan plester adbesif yang
menutupi seluruh spons.
Intervensi Rasional
a. Lindungi sekitar kulit dan a. mencegah kerusakan integritas
anatomi yang sesuai seperti kulit
penggunaan kassa untuk
menghentikan pendarahan.
b. Kemungkinan terjadinya
b. Pantau pemasukan dan kekurangan cairan, yang
pengeluaran cairan selama operasi mempengaruhi keselamatan
dilakukan pemakaian obat anastesi, fungsi
37
organ dan kondisi pasien.
c. Pastikan keamanan elektrikal dan
alat-alat yang digunakan selama
prosedur operasi.misalnya kabel c. Kegagalan fungsi alat dapat
coter dalam keadaan utuh mempengaruhi keselamatan
pasien selama operasi.
3.4 EvaluasiKeperawatanIntraoperatif
38