Anda di halaman 1dari 16

TUGAS PATOFISIOLOGI

“GANGGUAN OKSIGENASI TUBUH”

KELOMPOK 3:
LANA FAUZIAH FADLIN
MAHDUM WALIMUN HAMZAH
SOFI AWALLIYAH

NAMA DOSEN: DR. CITRA TRISNA, MARS

JURUSAN TEKNOLOGI LABORATORIUM MEDIS


POLTEKKES KEMENKES BANTEN
TAHUN2020/2021
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan yang Maha Esa karena atas izin dan
kehendak-Nya makalah sederhana ini dapat kami selesaikan tepat pada waktunya.Penulisan dan
pembuatan makalah ini bertujuan untuk memenuhi tugas mata kuliah Patofisiologi.Adapun yang
kami bahas dalam makalah sederhana ini mengenai konsep gangguan oksigenasi tubuh.
Dalam penulisan makalah ini kami menemukan berbagai hambatan yang dikarenakan
terbatasnya Ilmu Pengetahuan kami mengenai hal yang berkenaan dengan penulisan makalah
ini.Oleh karena itu, sudah sepatutnya kami berterima kasih kepada dosen mata kuliah ini, karena
lewat makalah ini kami dapat memahami dan mempelajari secara khusus tentang pentingnya
dalam kehidupan manusia mengenai makalah tersebut.
Kami menyadari akan kemampuan kami yang masih amatir. Dalam makalah ini kami
sudah berusaha semaksimal mungkin.Tapi kami yakin makalah ini masih banyak
kekurangan.Oleh karena itu kami mengharapkan saran dan juga kritik yang membangun demi
kesempurnaan makalah ini.

i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.............................................................................................................. i

DAFTAR ISI............................................................................................................................ ii

BAB I PENDAHULUAN...................................................................................................... 1
A. Latar Belakang...................................................................................................... 1
B. Rumusan Masalah................................................................................................. 1
C. Tujuan ................................................................................................................... 2
BAB II PEMBAHASAN........................................................................................................ 3
A. Pengertian ............................................................................................................ 3
B. Macam-macam Gangguan Oksigenasi dalam Tubuh.......................................... 3
1. Gagal Napas................................................................................................... 3
2. Dispneu........................................................................................................... 5
3. Penyakit Paru Obstruksi................................................................................. 7
BAB III PENUTUP.................................................................................................................. 11
A. Kesimpulan.......................................................................................................... 11
B. Saran..................................................................................................................... 11
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................................... 12

ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG 
Kebutuhan dasar manusia merupakan unsur-unsur yang di butuhkan oleh
manusia dalam mempertahanankan keseimbangan fisiologi maupun psikologi.Salah
satunya adalah kebutuhan oksigen. Oksigen adalah salah satu komponen gas dan
unsur vital dalam proses metabolisme untukmempertahankan kelangsungan hidup
seluruh sel-sel tubuh. Secara normal elemen ini diperoleh dengan cara menghirup O2
ruangan setiap kali bernapas. (Wartonah Tarwanto, 2006)
Oksigen merupakan kebutuhan dasar paling vital dalam kehidupan manusia,
dalam tubuh, oksigen berperan penting dalam proses metabolisme sel tubuh.
Kekurangan oksigan bisa menyebabkan hal yangat berarti bagi tubuh, salah satunya
adalah kematian.Karenanya, berbagai upaya perlu dilakukan untuk mejamin
pemenuhan kebutuhan oksigen tersebut, agar terpenuhi dengan baik.Dalam
pelaksanannya pemenuhan kebutuhan oksigen merupakan tugas perawat tersendiri,
oleh karena itu setiap perawat harus paham dengan manisfestasi tingkat pemenuhan
oksigen pada klienya serta mampu mengatasi berbagai masalah yang terkait dengan
pemenuhan kebutuhan tesebut.Oleh karena itu, kebutuhan oksigen merupakan
kebutuhan yang paling utama dan sangat vital bagi tubuh.
Pemenuhan kebutuhan oksigen ini tidak terlepas dari kondisi sistem
pernapasan secara fungsional. Bila ada gangguan pada salah satu organ sistem
respirasi, maka kebutuhan oksigen akan mengalami gangguan. Sering kali individu
tidak menyadari terhadap pentingnya oksigen. Proses pernapasan dianggap sebagai
sesuatu yang biasa-biasa saja. Banyak kondisi yang menyebabkan seseorang
mengalami gangguan dalam pemenuhan kebutuhan oksigen, seperti adanya sumbatan
pada saluran pernapasan.Pada kondisi ini, individu merasakan pentingnya oksigen.

B. RUMUSAN MASALAH
1. Apa yang dimaksud dengan gangguan oksigensi tubuh?
2. Apa saja gangguan oksigenasi tubuh?
3. Bagaimana cara mencegah dan menyembuhkan gangguan oksigenasi tubuh?

1
C. TUJUAN
1. Memenuhi tugas mata kuliah Patofisiologi
2. Dapat mengetahui apa yang dimaksud dengan gangguan oksigenasi tubuh
3. Dapat menegetahui macam – macam gangguan oksigenasi tubuh
4. Dapat mengetahui cara pencegahan dan penyembuhan gangguan oksigenasi

2
BAB II
PEMBAHASAN
A. PENGERTIAN
Oksigenasi adalah proses penambahan O2 ke dalam sistem (kimia ataufisika).
Oksigen(O2) merupakan gas tidak berwarna dan tidak berbau yang
sangatdibutuhkan dalam prosesmetabolisme sel. Sebagai hasilnya, terbentuklah
karbondioksida, energi, dan air. Akan tetapi, penambahan CO2 yang melebihi
batasnormal pada tubuh akan memberikan dampak yang cukup bermakna
terhadapaktivitas sel.
Oksigen memegang peranan penting dalam semua proses tubuh secara
fungsional. Tidakadanya oksigen akan menyebabkan tubuh secara fungsional
mengalami kemunduran atau bahkan dapat menimbulkan kematian. Oleh karena
itu, kebutuhan oksigen merupakan kebutuhanyang paling utama dan sangat vital
bagi tubuh.
Pemenuhan kebutuhan oksigen ini tidak terlepas dari kondisi sistem
pernapasan secarafungsional.Bila ada gangguan pada salah satu organ sistem
respirasi, maka kebutuhan oksigenakan mengalami gangguan.Sering kali individu
tidak menyadari terhadap pentingnya oksigen.Proses pernapasan dianggap sebagai
sesuatu yang biasa-biasa saja.Banyak kondisi yang menyebabkan seseorang
mengalami gangguan dalam pemenuhan kebutuhan oksigen, sepertiadanya
sumbatan pada saluran pernapasan.Pada kondisi ini, individu merasakan
pentingnya oksigen.

B. MACAM – MACAM GANGGUAN OKSIGENASI TUBUH


1. Gagal Napas
Gagal napas merupakan salah satu kondisi keritis yang diartikan sebagai
ketidakmampuan sistem pernapasan untuk mempertahankan homeotasi oksigen
dan karbon dioksida.Fungsi jalan napas terutama sebagai fungsi ventilasi dan
fungsi respirasi. Kasus gagal napas akan terjadi kelainan fungsi obstruksi maupun
fungsi refriktif, akan tetapi dalam keilmuan keilmuan keperawatan kritis yang
menjadi penilaian utama adalah efek pertukaran gas didalam unit paru, antara lain
kelainan difusi dan kelinan fentilasi pervusi. Kedua kelianan ini umumnya
menimbulkan penurunan PaO2, peninggian PaCO2 dan penurunan Ph yang dapat
menimbulkan konplikasi pada organ lain (Tabrani, 2008).

3
Penyebab Gagal Napas
 Penyakit paru-paru, seperti serangan asma berat, penyakit paru obstruktif
kronik (PPOK), pneumonia, emboli paru, edema paru, dan sindrom gagal
napas akut (acute respiratory distress syndrome).
 Gangguan pada otak atau saraf yang mengatur fungsi pernapasan, seperti
cedera kepala berat, stroke, tumor otak, herniasi otak, gangguan saraf tulang
belakang, sindrom Guillain-Barré, dan amyotrophic lateral sclerosis (ALS).
 Penyakit atau kondisi tertentu, seperti syok, perdarahan berat, sepsis, gangguan
elektrolit, dan gangguan keseimbangan asam basa (asidosis dan alkalosis).
 Cedera pada otot dan tulang dada atau tulang belakang, sehingga sistem
pernapasan terganggu.
 Cedera paru akut, misalnya akibat menghirup asap atau zat kimia berbahaya
yang dapat melukai paru-paru.
 Efek samping obat-obatan, seperti obat antinyeri golongan opioid dan obat
penenang.

Gejala Gagal Napas


 Sulit bernapas atau sesak napas, hingga sulit berbicara.
 Napas cepat.
 Dada berdebar.
 Batuk-batuk.
 Nafas berbunyi, misalnya bunyi mengi atau stridor.
 Lemas.
 Kulit pucat dan banyak berkeringat.
 Gelisah dan linglung.
 Jari-jari tangan atau bibir kebiruan (sianosis).
 Hilang kesadaran atau pingsan.

Pencegahan Gagal Napas


Pencegahan gagal napas dapat dilakukan dengan mengobati penyakit yang
mendasarinya.Pada pasien dengan penyakit paru obstruktif kronik, misalnya, gagal
napas dapat dicegah dengan memberikan pengobatan serta fisioterapi hingga
PPOK benar-benar terkontrol.Pada pasien dengan trauma dada akibat kecelakaan,

4
gagal napas dapat dicegah dengan pemberian pertolongan pertama yang cepat dan
tepat sesuai dengan kondisi pasien.

Pengobatan Gagal Napas


Pada prinsipnya, pengobatan utama gagal napas adalah pemberian oksigen
dengan metode yang sesuai dengan kondisi dan kebutuhan pasien.Pada pasien
dengan gagal napas akut, penanganannya membutuhkan perawatan intensif di
rumah sakit dan membutuhkan alat bantu napas atau ventilator. Sedangkan pada
gagal napas kronik, umumnya perawatan dapat dilakukan di rumah.Selebihnya,
pengobatan diberikan sesuai dengan penyakit yang mendasari gagal napas tersebut.

2. Dipsneu
Dispnea atau sesak napas adalah perasaaan sulit bernapas ditandai dengan
napas yang pendek dan penggunaan otot bantu perasaan. Dispeneu dapat ditukan
pada penyakit kardiiovaskular, embilo paru, penyakit paru interstisial atau elveolar,
gangguan dinding dada, penyakit obstruktif paru (emfisema, bronchitis, asma),
kecemasan (Price dan Wilson, 2006).
Dispnea atau sesak napas bisa terjadidari berbagai mekanisme seperti jika
ruang fisiologi meningkat maka akan dapat menyebabkan gangguan pada
pertukaran gas antara O2 dan CO2 sehingga mnyebabkan kebutuhan ventilasi
makin meningjat sehingga terjadi sesak napas.

Mekanisme Dispneu
 Sensasi dispnea berawal dari aktivasi sistem sensorik yeng terlibat dalam
sistem respirasi.
 Informasi sensorik sampai pada pusat oernapasan di otak dan memproses
respiratoryrelated signals dan menhasilkan pengaruh kognitif, kontekstual, dan
perilaku sehingga terjadi sensasi dispnea.

Penyebab Dyspnea
a) Asma
Asma merupakan salah salah satu penyebab munculnya dyspnea. Saat kambuh,
asma akan menyebabkan saluran napas membengkak dan memproduksi lendir

5
secara berlebihan, yang akhirnya akan mengganggu aliran udara. Akibatnya,
penderita asma akan mengalami kesulitan bernapas, batuk, mengi, dan nyeri ketika
sedang bernapas.
b) Keracunan karbon monoksida
Keracunan karbon monoksida terjadi saat seseorang menghirup gas tersebut dalam
jumlah berlebihan. Gas karbon monoksida memiliki sifat mudah terikat pada sel
darah merah dan hemoglobin, sehingga akan ikut mengalir bersama darah ke
seluruh tubuh dan menyebabkan kerusakan pada sel serta jaringan.
c) Tekanan darah rendah (hipotensi)
Hipotensi atau tekanan darah rendah akan menyebabkan kurangnya pasokan darah
berisi oksigen dan nutrisi ke seluruh tubuh. Pasokan darah yang kurang ini akan
menyebabkan Anda mengalami dyspnea. Selain itu, saat mengalami hipotensi,
Anda bisa merasa pusing, lemas, bahkan pingsan.

d) Pneumonia
Pneumonia adalah infeksi pada paru-paru yang disebabkan oleh bakteri, virus, atau
jamur.Kondisi ini membuat jaringan paru-paru yang terinfeksi tidak berfungsi
dengan baik, sehingga menimbulkan dyspnea atau sesak napas. Selain itu, infeksi
paru-paru akan menyebabkan demam, batuk, dan nyeri dada.

e) Gagal jantung
Gagal jantung juga bisa menyebabkan munculnya dyspnea.Kondisi ini terjadi saat
jantung tidak mampu lagi memompa darah ke seluruh tubuh secara normal,
sehingga sel-sel tubuh tidak memperoleh pasokan oksigen dan nutrisi yang cukup.
Penderita gagal jantung akan mengalami dyspnea, kesulitan bernapas, batuk, dan
cepat merasa lelah.

Cara Meredakan Dyspnea


a) Bernapas lewat mulut
Langkah pertama yang bisa Anda lakukan saat mengalami dyspnea adalah
bernapas melalui mulut. Cara ini dapat membantu Anda mendapatkan lebih banyak
oksigen, sehingga laju pernapasan akan melambat dan Anda dapat bernapas dengan
lebih efektif. Selain itu, bernapas melalui mulut juga dapat membantu Anda
melepaskan udara yang terperangkap di paru-paru.

6
b) Duduk dengan posisi tubuh codong ke depan
Beristirahat dan duduk dengan posisi condong ke depan juga dapat membantu
melegakan pernapasan dan membuat tubuh Anda lebih rileks. Untuk
melakukannya, pastikan Anda dalam keadaan tenang.
Caranya, duduk di kursi dengan kedua kaki berpijak ke lantai. Posisikan tubuh
Anda sedikit condong ke depan. Letakkan siku di atas lutut atau topanglah dagu
Anda dengan ke dua tangan.Pastikan otot leher dan bahu Anda tetap relaks.

c) Berdiri menyandar ke dinding


Berdiri menyandar ke dinding juga bisa Anda lakukan untuk meredakan
dyspnea.Caranya, berdirilah dengan menyandarkan bokong dan pinggul ke
dinding.Posisikan kaki Anda agar terbuka selebar bahu dan tangan berada di
samping paha. Condongkan tubuh Anda sedikit ke depan, lakukan cara ini dengan
santai.

d) Lakukan pernapasan diafragma


Untuk melakukan teknik pernapasan ini, Anda cukup duduk di kursi dan biarkan
lutut, bahu, kepala, serta leher berada dalam keadaan relaks.Bernapaslah dengan
perlahan melalui hidung dan rasakan perut Anda mengembang ketika sedang
bernapas.Hembuskan napas secara perlahan melalui mulut.

3. Penyakit paru obstruksi


Obstruksi jalan napas atas adalah keadaan tersumbatnya jalan napas (SJNA) mulai
nasal sampai laring dan trakea bagian atas. Keadaan ini dapat menimbulkan sesak
napas dengan segala akibatnya. Sumbatan jalan napas parsial ataupun total harus
diatasi dengan segera, karena dapat mengakibatkan kerusakan otak permanen dan
bahkan kematian.

Terdapat perbedaan mendasar dari segi anatomi dan fisiologi pada anak dan
dewasa. Kondisi demikian ini perlu diperhatikan pada saat melakukan evaluasi
penderitra SJNA.

7
Pada orang dewasa epiglotis lebih lebar dan aksis Paralel dengan trakea, sedangkan
pada anak epiglotis berbentuk omega dan sudut aksis jauh dari trakea (Gambar 1).
Kondisi ini akan menyulitkan saat dilakukan laringoskopi.

Dari segi fisiologi pada anak 1ebih mudah mengalami sumbatan Jalan napas
dibandingkan dengan dewasa. Laring pada enak posisi di leher lebih tinggi dan
terproteksi lebih baik pada anak dari pada dewasa. Kerangka kartilago pada anak
lebih lentur, akan tetapi jaringan ikat penyangga kurang dan lebih kendor pada
anak. Struktur ini menyebabkan anak lebih mudah mengalam sumbatan bila ada
infeksi atau udim laring.

Pada kondisi pengurangan lumen setengahnya akibat inflamasi, pada anak


mengakibatkan peningkatan resistensi lumen sebeser 16x, sedangkan pada dewasa
hanya terjadi peningkatan ssbesar 3x (Gambar 2). Kondisi ini dapat diartikan
bahwa pada anak lebih mudah terjadi sumbatan jalen napas dibandingkan dewasa
akibat inflamasi.

8
Etiologi
Terdapat berbagai diagnose banding penderlta dengan SJNA, meliputi lnfeksi/ inflamasi,
neurologi, benda asing, tumor, trauma dan kongenital (Tabel 1). Berbagai penyebab
tersebut menjadi dasar untuk melakukan managemen selanjutnya.

Tanda dan gejala obstuksi kronis


 Batuk produktif, kronis pada bulan – bulan musing dingin.
 Sputum berwarna putih
 Sesak saat menggunakan obat – obatpernapasan tambahan untuk bernapas
 Nafas pendek dan cepat
 Penurunan berat badan dan kelemahan
 Berkeringat
 Hipoksin, sesak dalam dada

Penyabab gangguan obstuksi


1. Merokok
2. Polusi udara
3. Debu dan bahan kimia
4. Genetik
5. Usia

Pengobatan Penyakit Paru Obstruktif Kronis

9
Hingga saat ini, PPOK termasuk penyakit yang belum bisa disembuhkan.
Pengobatannya bertujuan untuk meringankan gejala dan menghambat
perkembangan penyakit ini. Meski demikian, kombinasi pengobatan yang tepat
dapat mengendalikan gejala PPOK, sehingga penderita dapat menjalani kegiatan
dengan normal. Beberapa langkah pengobatan yang bisa dilakukan meliputi:

 Penggunakan obat-obatan. Obat yang umumnya diberikan dokter paru


untuk mengatasi gejala PPOK adalah inhaler (obat hirup). Contohnya
adalah kombinasi bronkodilator yang melebarkan saluran pernapasan,
dengan obat hirup kortikosteroid yang mengurangi peradangan pada
jalan napas. Jika obat hirup belum bisa mengendalikan gejala PPOK,
maka dokter dapat memberikan obat minum berupa kapsul atau tablet.
Obat yang biasa diberikan adalah teofilin untuk melegakan napas dan
membuka jalan napas, mukolitik (misalnya ambroxol) untuk
mengencerkan dahak atau lendir, kortikosteroid untuk mengurangi
peradangan jalan napas jangka pendek saat gejala bertambah parah, serta
obat antibiotik jika terjadi tanda-tanda infeksi paru-paru.

 Fisioterapi dada. Program fisioterapi dada atau dikenal juga dengan


rehabilitasi paru-paru merupakan program yang dilakukan untuk
memberikan edukasi mengenai PPOK, efeknya terhadap kondisi
psikologi, dan pola makan yang sebaiknya dilakukan, serta memberikan
latihan fisik dan pernapasan untuk penderita PPOK seperti berjalan dan
mengayuh sepeda.

 Tindakan operasi. Tindakan ini hanya dilakukan pada penderita PPOK


yang gejalanya tidak dapat direndakan dengan pemberian obat atau
terapi.Contohnya adalah transplantasi paru-paru, yaitu operasi
pengangkatan paru-paru yang rusak untuk diganti dengan paru-paru
sehat dari donor.

10
BAB III
PENUTUP
1. KESIMPULAN
Oksigen memegang peranan penting dalam semua proses tubuh secara
fungsional. Tidak adanya oksigen akan menyebabkan tubuh secara
fungsionalmengalami kemunduran atau bahkan dapat menimbulkan kematian. Oleh
karena itu,kebutuhan oksigen merupakan kebutuhan yang paling utama dan sangat
vital bagi tubuh.Pemenuhan kebutuhan oksigen ini tidak terlepas dari kondisi sistem
pernapasan secara fungsional. Bila ada gangguan pada salah satu organ sistem
respirasi, makakebutuhan oksigen akan mengalami gangguan.

2. SARAN
Dalam mempelajari materi ini, harusnya mahasiswa dan pembaca dapat mencari
berbagai referensi agar isi tidak menyimpang dari materi dan sesuai dengan yang
seharusnya.

11
DAFTAR PUSTAKA

 http://scholar.unand.ac.id/42213/2/BAB%201.pdf
 https://www.academia.edu/37802050/Pengertian_Oksigenasi
 http://staff.ui.ac.id/system/files/users/menaldi.rasmin/material/pendekatankhu
sussesaknapas05.pdf
 http://repository.unair.ac.id/88160/1/Diagnosis%20Obstruksi%20Jalan
%20Napas%20Atas%20Pada%20Anak%20Dan%20Dewasa_compressed.pdf

12

Anda mungkin juga menyukai