Anda di halaman 1dari 10

MAKALAH

Sejarah Peradaban Islam di Andalusia


Makalah ini di buat untuk memenuhi tugas mata kuliah “SEJARAH PERADABAN ISLAM”
Dosen Pengampu: Ahmad Muhammad Khair M.PD.I

D
I
S
U
S
U
N

OLEH:
Nama: Mutia Fajri Siregar
Nim: O501203147
Kelas: EKI 2D

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUMATERA UTARA


FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM
PROGRAM STUDI EKONOMI ISLAM
2020-2021

1
PENDAHULUAN

Alhamdulillah segala puji bagi Allah swt. yang telah melimpahkan rahmat,
hidayah dan inayah-Nya kepada kita semua, sehingga saya dapat menyelesaikan
Makalah Sejarah Peradaban Islam Di Andalusia tepat pada waktunya.
Makalah ini telah saya susun dengan maksimal dan mendapatkan bantuan dari
berbagai pihak sehingga dapat memperlancar pembuatan makalah ini. Untuk itu
saya menyampaikan banyak terima kasih kepada semua pihak yang telah
berkontribusi dalam pembuatan makalah ini. Terlepas dari semua itu, saya
menyadari sepenuhnya bahwa masih ada kekurangan baik dari segi susunan
kalimat maupun tata bahasanya. Oleh karena itu, dengan tangan terbuka saya
menerima segala saran dan kritik dari pembaca agar saya dapat memperbaiki
makalah ini. Akhir kata saya berharap semoga makalah ini dapat memberikan
manfaat maupun inspirasi terhadap pembaca.
3

BAB I

PEMBAHASAN
1. Sejarah penguasaan spanyol
Dalam sejarah tercatat banyak hal tentang perkembangan peradaban Islam
khususnya abad ke-7 M hingga abad ke-13 M. Sejarah peradaban Islam telah
dicatat dalam sejarah, bahwa pada masa tersebut Islam pernah mengalami masa
kejayaan. Kejayaan Islam ini diperlihatkan dengan berbagai kemajuan-kemajuan
dalam banyak bidang seperti bidang ilmu pengetahuan, politik, ekonomi,
teknologi dan masih banyak yang lainnya. Di masa khilafah Bani Umayyah telah
mencapai keberhasilan ekspansi ke berbagai daerah, baik di Timur maupun di
Barat dengan wilayah kekuasaan Islam yang benar-benar sangat luas. Pada zaman
khalifah al-Walid Ibn al-Malik, salah satu khalifah dari Bani Umayyah yang
berpusat di Damaskus, umat Islam mulai menaklukan semenanjung Iberia.
Semenanjung Iberia adalah nama tua untuk wilayah Spanyol dan Portugal. Sejak
awal abad 5 Masehi (tahun 406 M), wilayah tersebut dikuasai oleh bangsa
Vandals, maka dinamakan Vandalusia. Namun, sejak tahun 711 M, semenanjung
Iberia dan wilayah selatan Prancis jatuh ke dalam kekuasaan Islam, diperintah
oleh pembesar-pembesar Arab dan Barbar. Sejak itulah, wilayah ini dikenal
dengan Andalusia. Spanyol merupakan tempat paling utama dan jembatan emas
bagi Eropa dalam menyerap peradaban Islam dan hasil-hasil kebudayaan Islam,
baik dalam bentuk hubungan politik, sosial, perekonomian, maupun peradaban
antarnegara.
2. ASAL-USUL MASUKNYA ISLAM DI SPANYOL (ANDALUSIA)
Sebelum menaklukkan Spanyol, umat Islam terlebih dahulu menguasai Afrika
Utara dan menjadikannya sebagai salah satu provinsi dari Dinasti Bani Umayyah.
Penguasaan sepenuhnya atas Afrika Utara terjadi pada zaman Khalifah Abdul
Malik (685-705 M). Afrika Utara dipimpin oleh seorang gubernur, yaitu Hasan
Ibn Nu’man Al-Ghassani. Pada masa khalifah Al-Walid, Hasan Ibn Nu’man
kemudian diganti oleh Musa bin Nusyair. Spanyol diduduki umat Islam pada
zaman Khalifah Al-Walid (705-715 M), salah seorang khalifah dari Bani Umayah
yang berpusat di Damarkus.[2] Di zaman Al-Walid itu, Musa Ibn Nushair
memperluas wilayah kekuasaannya dengan menduduki Aljazair dan Maroko.
Penaklukan atas wilayah Afrika Utara itu pertama kali dikalahkan sampai menjadi
salah satu provinsi dari Khilafah Bani Umayah memakan waktu selama 53 tahun,
yaitu mulai tahun 30 H (masa pemerintahan Muawiyah ibn Abi Sufyan) sampai
tahun 83 H (masa Al-Walid).[3] Setelah kawasan Afrika Utara dikuasai, umat
islam mulai memusatkan perhatiannya untuk menaklukan Spanyol. Dalam proses
penaklukan Spanyol terdapat tiga pahlawan Islam yang dapat dikatakan paling
berjasa memimpin satuan-satuan ke sana. Mereka adalah Tharif ibn Malik, Thariq
ibn Ziyad, dan Musa ibn Nushair. Thariq ibn Ziyad lebih banyak di kenal sebagai
penakluk Spanyol, Karena pasukannya lebih besar dan hasilnya lebih nyata.
Pasukannya terdiri dari sebagian besar suku Barbar yang didukung oleh Musa ibn
Nushair dan sebagian orang Arab yang dikirim Khalifah Al-Wahid. Pasukan itu
kemudian menyeberangi Selat dibawah pimpinan Thariq Ibn Ziyad. Pada
penaklukan spanyol (Andalusia), para penduduk sepantasnya merasa terkesan oleh
toleransi yang ditawarkan kaum muslim begitu perlawanan aktif telah berhenti.
Mayoritas penduduk Spanyol (Andalusia) memeluk Islam secara bebas, terutama
mereka yanag di masa sebelumnya telah tertindas di bawah pemerintahan elit
penguasa yang terdiri atas orang-orang khatolik Roma. Perkawinan campuran
dianjurkan dan dalam waktu yang relatif singkat, ajaran Islam yang sederhana dan
lugas tersebar luas. Hal yang menguntungkan tentara Islam lainnya adalah tentara
Roderick yang terdiri dari para budak yang tertindas tidak lagi mempunyai
semangat perang. Selain itu, Yahudi yang selama ini tertekan juga mengadakan
persekutuan dan memberikan bantuan bagi perjuangan kaum Muslimin.
Adapun yang dimaksud dengan faktor internal adalah suatu kondisi yang terdapat
dalam tubuh penguasa, tokoh-tokoh pejuang, dan para prajurit Islam yang terlibat
dalam penaklukan wilayah Spanyol pada khususnya. Para pemimpin adalah
tokoh-tokoh yang kuat, tentaranya kompak, bersatu dan penuh percaya diri. Yang
tak kalah penting adalah ajaran Islam bersifat toleransi, persaudaraan, dan tolong
menolong. Sikap toleransi agama dan persaudaraan yang terdapat dalam pribadi
kaum Muslim itu menyebabkan penduduk Spanyol menyambut kehadiran Islam di
sana.
a. Kemajuan peradaban islam di spanyol
Dalam masa lebih dari tujuh abad kekuasaan Islam di Spanyol, umat Islam telah
mencapai kejayaannya di sana. Banyak prestasi yang mereka peroleh, bahkan
pengaruhnya membawa Eropa, dan kemudian dunia, kepada kemajuan yang lebih
kompleks.
1. Kemajuan Intelektual

Spanyol adalah negeri yang subur. Kesuburan itu mendatangkan penghasilan


ekonomi yang tinggi dan pada gilirannya banyak menghasilkan pemikir.
Masyarakat Spanyol Islam merupakan masyarakat majemuk yang terdiri dari
komunitas-komunitas Arab (Utara dan Selatan), al-Muwalladun (orang-orang
Spanyol yang masuk Islam), Barbar (umat Islam yang berasal dari Afrika Utara),
al-Shaqalibah (penduduk daerah antara Konstantinopel dan Bulgaria yang menjadi
tawanan Jerman dan dijual kepada penguasa Islam untuk dijadikan tentara
bayaran), Yahudi, Kristen Muzareb yang berbudaya Arab, dan Kristen yang masih
menentang kehadiran Islam. Semua komunitas itu, kecuali yang terakhir,
memberikan saham intelektual terhadap terbentuknya lingkungan budaya Andalus
yang melahirkan Kebangkitan Ilmiah, sastra, dan pembangunan fisik di Spanyol.
A. Filsafat

Islam di Spanyol telah mencatat satu lembaran budaya yang sangat brilian dalam
bentangan sejarah Islam. Ia berperan sebagai jembatan penyeberangan yang
dilalui ilmu pengetahuan Yunani-Arab ke Eropa pada abad ke-12. Minat terhadap
filsafat dan ilmu pengetahuan mulai dikembangkan pada abad ke-9 M selama
pemerintahan penguasa Bani Umayyah yang ke-5, Muhammad ibn Abdurrahman
(832-886 M).
Atas inisiatif al-Hakam (961-976 M), karya-karya ilmiah dan filosofis diimpor
dari Timur dalam jumlah besar, sehingga Cordova dengan perpustakaan dan
universitas-universitasnya mampu menyaingi Baghdad sebagai pusat utama ilmu
pengetahuan di dunia Islam. Apa yang dilakukan oleh para pemimpin dinasti Bani
Umayyah di Spanyol ini merupakan persiapan untuk melahirkan filosof-filosof
besar pada masa sesudahnya.
Tokoh utama pertama dalam sejarah filsafat Arab-Spanyol adalah Abu Bakr
Muhammad ibn al-Sayigh yang lebih dikenal dengan Ibn Bajjah. Dilahirkan di
Saragosa, ia pindah ke Sevilla dan Granada. Meninggal karena keracunan di Fez
tahun 1138 M dalam usia yang masih muda. Seperti al-Farabi dan Ibn Sina di
Timur, masalah yang dikemukakannya bersifat etis dan eskatologis. Magnum
opusnya adalah Tadbir al-Mutawahhid.
Tokoh utama kedua adalah Abu Bakr ibn Thufail, penduduk asli Wadi Asy,
sebuah dusun kecil di sebelah timur Granada dan wafat pada usia lanjut tahun
1185 M. Ia banyak menulis masalah kedokteran, astronomi dan filsafat. Karya
filsafatnya yang sangat terkenal adalah Hay ibn Yaqzhan.
Bagian akhir abad ke-12 M menjadi saksi munculnya seorang pengikut Aristoteles
yang terbesar di gelanggang filsafat dalam Islam, yaitu Ibn Rusyd dari Cordova. Ia
lahir tahun 1126 M dan meninggal tahun 1198 M. Ciri khasnya adalah kecermatan
dalam menafsirkan naskah-naskah Aristoteles dan kehati-hatian dalam menggeluti
masalah-masalah menahun tentang keserasian filsafat dan agama. Dia juga ahli
fiqh dengan karyanya Bidayah al- Mujtahid.
B. Sains
IImu-ilmu kedokteran, musik, matematika, astronomi, kimia dan lain-lain juga
berkembang dengan baik. Abbas ibn Famas termasyhur dalam ilmu kimia dan
astronomi. Ialah orang pertama yang menemukan pembuatan kaca dari batu.
Ibrahim ibn Yahya al-Naqqash terkenal dalam ilmu astronomi. Ia dapat
menentukan waktu terjadinya gerhana matahari dan menentukan berapa lamanya.
Ia juga berhasil membuat teropong modern yang dapat menentukan jarak antara
tata surya dan bintang-bintang. Ahmad ibn Ibas dari Cordova adalah ahli dalam
bidang obat-obatan. Umm al-Hasan bint Abi Ja'far dan saudara perempuan al-
Hafidz adalah dua orang ahli kedokteran dari kalangan wanita. Dalam bidang
sejarah dan geografi, wilayah Islam bagian barat melahirkan banyak pemikir
terkenal, Ibn Jubair dari Valencia (1145-1228 M) menulis tentang negeri-negeri
muslim Mediterania dan Sicilia dan Ibn Batuthah dari Tangier (1304-1377 M)
mencapai Samudera Pasai dan Cina. Ibn al-Khatib (1317-1374 M) menyusun
riwayat Granada, sedangkan Ibn Khaldun dari Tunis adalah perumus filsafat
sejarah. Semua sejarawan di atas bertempat tinggal di Spanyol, yang kemudian
pindah ke Afrika. Itulah sebagian nama-nama besar dalam bidang sains.

C. Fiqih
Dalam bidang fiqh, Spanyol Islam dikenal sebagai penganut mazhab Maliki. Yang
memperkenalkan mazhab ini di sana adalah Ziad ibn Abdurrahman.
Perkembangan selanjutnya ditentukan oleh Ibn Yahya yang menjadi Qadhi pada
masa Hisyam Ibn Abdurrahman. Ahli-ahli Fiqh lainnya diantaranya adalah Abu
Bakr ibn al-Quthiyah, Munzir Ibn Sa'id al-Baluthi dan Ibn Hazm yang terkenal.

D. Musik dan Kesenian


Dalam bidang musik dan suara, Spanyol Islam mencapai kecemerlangan dengan
tokohnya al-Hasan Ibn Nafi yang dijiluki Zaryab. Setiap kali diselenggarkan
pertemuan dan jamuan, Zaryab selalu tampil mempertunjukkan kebolehannya. Ia
juga terkenal sebagai penggubah lagu. Ilmu yang dimiliknya itu diturunkan
kepada anak-anaknya baik pria maupun wanita, dan juga kepada budak-budak,
sehingga kemasyhurannya tersebar luas.

E. Bahasa dan Sastra


Bahasa Arab telah menjadi bahasa administrasi dalam pemerintahan Islam di
Spanyol. Hal itu dapat diterima oleh orang-orang Islam dan non-Islam. Bahkan,
penduduk asli Spanyol menomorduakan bahasa asli mereka. Mereka juga banyak
yang ahli dan mahir dalam bahasa Arab, baik keterampilan berbicara maupun tata
bahasa. Mereka itu antara lain: Ibn Sayyidih, Ibn Malik pengarang Aljiyah, Ibn
Khuruf, Ibn al-Hajj, Abu Ali al-Isybili, Abu al-Hasan Ibn Usfur, dan Abu Hayyan
al-Ghamathi.
2. Kemegahan Pembangunan Fisik

Aspek-aspek pembangunan fisik yang mendapat perhatian ummat Islam sangat


banyak. Dalam perdagangan, jalan-jalan dan pasar-pasar dibangun. Bidang
pertanian demikian juga. Sistem irigasi baru diperkenalkan kepada masyarakat
Spanyol yang tidak mengenal sebelumnya. Dam-dam, kanal-kanal, saluran
sekunder, tersier, dan jembatan-jembatan air didirikan. Tempat-tempat yang
tinggi, dengan begitu, juga mendapat jatah air.
A. Cordova
Cordova adalah ibu kota Spanyol sebelum Islam, yang kemudian diambil alih
oleh Bani Umayyah. Oleh penguasa muslim, kota ini dibangun dan
diperindah. Jembatan besar dibangun di atas sungai yang mengalir di tengah
kota. Taman-taman dibangun untuk menghiasi ibu kota Spanyol Islam itu.
Pohon-pohon dan bunga-bunga diimpor dari Timur.
B. Granada
Granada adalah tempat pertahanan terakhir ummat Islam di Spanyol. Di sana
berkumpul sisa-sisa kekuatan Arab dan pemikir Islam. Posisi Cordova diambil
alih oleh Granada di masa-masa akhir kekuasaan Islam di Spanyol. Arsitektur-
arsitektur bangunannya terkenal di seluruh Eropa. Istana al-Hamra yang indah
dan megah adalah pusat dan puncak ketinggian arsitektur Spanyol Islam.
3. Faktor-faktor Pendukung Kemajuan
Spanyol Islam, kemajuannya sangat ditentukan oleh adanya penguasa-penguasa yang kuat
dan berwibawa, yang mampu mempersatukan kekuatan-kekuatan umat Islam, seperti
Abdurrahman al-Dakhil, Abdurrahman al-Wasith dan Abdurrahman al-Nashir. Keberhasilan
politik pemimpin-pemimpin tersebut ditunjang oleh kebijaksanaan penguasa-penguasa
lainnya yang memelopori kegiatan-kegiatan ilmiah yang terpenting diantara penguasa dinasti
Umayyah di Spanyol dalam hal ini adalah Muhammad ibn Abdurrahman (852-886) dan al-
Hakam II al-Muntashir (961-976).
b. Kemunduran peradaban islam spanyol

Kekuasaan Islam di Spanyol telah memberikan pengaruh yang tidak ternilai bagi
perkembangan peradaban di wilayah Eropa saat ini. Namun, kekuatan yang begitu
besar itu harus berakhir karena berbagai hal yang tidak terduga sebelumnya.
Faktor pertama dan yang paling utama adalah munculnya khalifah atau pemimpin yang tidak
memiliki kekuatan dalam mempertahankan kekuasaan pemerintahan Islam Spanyol. Masa
kejayaan Islam di Spanyol dimulai pada masa Muhammad Ibn Abd Ar-Rahman, yang
kemudian dilanjutkan oleh putranya, Al-Hakam. Pada masa keduanya, keadaan politik dan
ekonomi Islam Spanyol mengalami kemajuan yang sangat besar dan stabil. Keadaan
pemerintahan yang stabil itu tidak dapat bertahan setelah Hakam II wafat. Penguasa
selanjutnya, yaitu Hisyam II yang masih berusia 11 tahun, dianggap sebagai pemicu
mundurnya peradaban Islam di Spanyol. Di usianya yang masih sangat mudah itu, ia harus
mengemban tugas yang sangat besar. Ia dianggap tidak mampu menjalankan pemerintahan
dengan baik, sehingga segala urusan kenegaraan dilakukan oleh ibunya dengan dibantu
Muhammad Ibn Abi Umar, yang terkenal sangat ambisius dan haus kekuasaan.
Sejak saat itu, khalifah hanya dijadikan sebagai boneka yang digerakkan untuk memenuhi
hasrat kekuasaan para penerus Abi Umar. Faktor lain yang menyebabkan Islam mundur dari
wilayah Spanyol adalah kebijakan penguasa yang tidak menjalankan islamisasi secara
menyeluruh. Penduduk Spanyol ketika itu dibebaskan memeluk agamnya, dan dibiarkan
mempertahankan tradisi mereka. Para penguasa Islam hanya mewajibkan warga untuk
membayar pajak, tanpa sedikitpun memberikan tekanan. Kebijakan pemerintah itu ternyata
menjadi bumerang. Rakyat Spanyol mulai melakukan pemberontakan. Akhirnya muncul
perselisihan antara pemerintah Islam dengan orang-orang Kristen di sana, sehingga
kekuasaan Islam dapat dijatuhkan. Faktor yang tidak kalah penting adalah terjadinya
perpecahan di antara umat Islam. Hal tersebut terlihat dari munculnya dinasti-dinasti kecil,
yang membuat kekuatan Islam terpecah dan menjadi lemah.
Masing-masing dinasti menginginkan kekuasaan lebih, sehingga tidak sedikit dari mereka
yang meminta bantuan orang-orang Kristen. Satu persatu wilayah kekuasaan Islam jatuh
ketangan penguasa-penguasa Kristen, bahkan kota penting seperti Cordoba dan Sevilla
berhasil ditaklukkan pada 1236 M dan 1248 M. Hingga pertengahan abad ke-13, satu-satunya
kota yang masih dapat dikuasai umat Islam adalah Granada di bawah pemerintahan Dinasti
Ahmar. Granada masih dikuasai penguasa Islam, tetapi mereka harus membayar pajak
kepada penguasa Kristen. Kekuatan Islam semakin tertekan dengan kebijakan-kebijakan yang
diberikan penguasa Kristen terhadap mereka, ditambah munculnya konflik internal di antara
Dinasti Ahmar yang berakibat pada munculnya perang saudara. Akhirnya pada 1492, satu-
satunya wilayah Islam di Spanyol berhasil jatuh ke tangan pasukan Kristen. Orang-orang
Islam di Spanyol pun dilarang menggunakan atribut apapun yang berhubungan dengan
kebudayaan Arab dan Islam di seluruh wilayah Spanyol.
Kesimpulan
Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa :
1. Spanyol diduduki Islam pada masa khalifah al-Walid, yang merupakan salah satu dari
khalifah Bani Umayyah pada tahun 711 M melalui jalur Afrika Utara.
2. Perkembangan Islam Di Spanyol terbagi atas enam periode yaitu periode pertama (711-
755 M), periode kedua (755-912 M), periode ketiga (912-1013 M), periode keempat (1013-
1086 M), periode kelima (1086-1248 M), periode keenam (1248-1492 M).
3. Kemajuan peradaban Islam di Spanyol meliputi dalam bidang pengetahuan yang terdiri
dari filsafat, sains, fiqih, musik dan kesenian, serta bahasa dan sastra. Sedangkan dalam
bidang pembangunan dibangunnya mesjid dan istana yang megah.
4. Penyebab kemunduran Islam di Spanyol yaitu konflik Islam dengan Kristen, tidak
adanya ideologi pemersatu, kesulitan ekonomi, tidak jelasnya sistem peralihan kekuasaan,
dan keterpencilan.
7

Anda mungkin juga menyukai